Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kode etik sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang, termasuk bidang

teknologi informasi, digunakan untuk membedakan baik dan dan buruk atau

apakah perilaku tokoh IT bertanggung jawab atau tidak.

Kode etik profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi

merupaka mulai dari norma - norma yang lebih umum dan dirumuskan dalam

etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah apa yang baik dan tidak

baik. Tujuan utama kode etik profesi adalah memberi pelayanan khusus dalam

masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.

Kesehatan adalah hak azazi manusia karena itu masyarakat berhak

mendapatkan pelayanan yang bermutu (UUD 1945) dan juga Negara profesional.

Kita harus melayani pasien dengan standard profesi, standard Prosedur

operasional serta kebutuhan medis pasien sehingga tidak terjadinya hal-hal yang

di semua orang inginkan.

Untuk mencapai hal tersebut perlu diciptakan berbagai upaya kesehatan

kepada seluruh masyarakat. Dokter sebagai salah satu komponen utama pemberi

pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dan

terkait secara langsung dengan proses pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan

yang diberikan. Ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku sebagai

kompetensi yang didapat selama pendidikan akan merupakan landasan utama bagi
dokter untuk dapat melakukan tindakan kedokteran dalam upaya pelayanan

kesehatan. Pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

mutu kesehatan bagi seluruh masyarakat.

B. Rumusan masalah

1. Apa Pentingnya Kode Etik Profesi ?

2. Apa tujuam dari kode etik profesi ?

3. bagaimana perkembangan etika profesi ?

4. apa akibat yang akan terjadi kode etik profesi tidak ada ?

C. Tujuan

Tujuan dari makalah "Pentingnya Kode Etik Profesi" adalah

5. Dapat mengetahui dan memahami tujuam dari kode etik profesi

6. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan etika profesi

7. Untuk mengetahui akibat yang akan terjadi kode etik profesi tidak ada
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Profesi

Kode etik merupakan aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat

berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan dapat

difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara

logika umum (common sense) nilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian

kode etik adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self control", karena

segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok

sosial (profesi).

Kode etik profesi adalah cara pandang, tingkah laku dan tindakan dalam

tugas dan kehidupan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah

SUMPAH HIPOKRATES, yang merupakan kode etik pertama untuk profesi

dokter. Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang diberi gelar BAPAK ILMU

KEDOKTERAN, beliau hidup dalam abad ke 5 sebelum masehi. Menurut ahli

sejarah belum tentu sumpah ini adalah buah pena Hipokrates sendiri, tapi terjerat

dari kalangan murid-muridnya dan para profesional yang diwariskan oleh dokter

yunani ini.

a. Fungsi kode etik profesi adalah:

Konsep panduan bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas

yang digariskan

 Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat


 Mencegah campur tangan pihak luar organisasi profesi tentang hubungan

dalam profesi profesi.

B. Pentingnya Kode Etik Profesi

Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu dibuat, antara lain adalah

(Adams, dkk, dalam Ludigdo, 2007):

1. Kode etik merupakan cara untuk memperbaiki iklim organisasional

sehingga individu-individu dapat berlaku secara etis.

2. Kontrol etis diperlukan karena sistem hukum dan pasar tidak cukup

mampu organisasi untuk kepentingan moral dalam setiap keputusan

bisnisnya.

3. Perusahaan membutuhkan kode etik untuk menentukan status bisnis

sebagai sebuah profesi, dimana kode etik merupakan salah satu

penandanya.

4. Kode etik dapat dilihat sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan

nilai tambah perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari

budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam masuk

budaya tersebut.

Kode etik sangat penting pada suatu profesi. Agar profesi dapat berjalan

dengan benar maka perlu diikat dengan suatu norma tertulis yang disebut dengan

kode etik profesi.


Kode etik profesi dapat diubah seiring dengan perkembangan zaman yang

mengatur diri profesi yang terkait dan perwujudan moral yang hakiki dan tidak

dipaksakan dari luar. Jadi kode etik diadakan sebagai sarana kontrol sosial dan

untuk menjaga martabat dan kepentingan profesi dari segala bentuk

penyimpangan atau.

Dampak yang timbul jika tidak diciptakannya kode etik profesi:

1. Terjadinya penurunan profesi

2. Tanggung jawab dari profesi nya karna tidak ada petunjuk dalam suatu

organisasi

3. Memungkinkan setiap individu untuk mendahului kepentingan pribadinya

contohnya para pejabat yang korupsi

4. Jika tidak ada kode etik profesi seseorang dapat memberikan citra yang

buruk dari profesi yang ditekuninya kepada masyarakat.

C. Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi

1. Pengaruh sifat kekeluargaan

contoh seorang dosen yang memberikan nilai tinggi kepada seorang

mahasiswa penyebab mahasiswa tersebut keponakan dosen tersebut.

2. Pengertian jabatan

yang ingin masuk ke akademi kepolisian, dia harus membayar puluhan

juta rupiah kepada pimpinan polisi di daeranhya, kapolsek yang menyalah

menggunakan jabatannya.
3. Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum di indonesia, sehingga

menyebabkan pelaku kode etik profesi tidak merasa khawatir melakukan

kelulusan.

4. Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat

5. Organisasi profesi tidak tersedia denga sarana dan prasarana untuk

masyarakat

6. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang substansi kode etik profesi,

karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri

7. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi

untuk menjaga martabat luhur profesinya

8. Tidak adanya kesadaran etis da moralitas diantara para pengemban profesi

untuk menjaga martabat luhur profesinya

D. Beberapa organisasi profesi kesehatan

a. Organisasi PPNI

Organisasi profesi di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional

Indonesia (PPNI). Yaitu perhimpunan seluruh perawat indonesia, yang

didirikan pada Tanggal 17 Maret 1974. Kebulatan tekad spirit yang sama

dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga keperawatan harus berada

pada wadah / organisasi nasional (fusi dan federasi). Sebagai fusi dari

beberapa organisasi yang ada sebelumnya, PPNI mengalami beberapa kali

perubahan baik dalam bentuknya maupun namanya.Embrio PPNI adalah

Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) yang didirikan pada


tahun 1921.Pada saat itu profesi perawat sangat dihormati oleh masyarakat

berkenaan dengan tugas mulia yang dilaksanakan dalam merawat orang

sakit. Lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928 mendorong perubahan nama

PKVB menjadi Perkumpulan Kaum Velpleger Indonesia (PKVI).

Pergantian kata Boemibatera menjadi Indonesia pada PKVI bertahan

hingga tahun 1942.Pada masa penjajahan Jepang perkembangan

keperawatan di Indonesia mengalami kemunduran dan merupakan zaman

kegelapan bagi bagi keperawatan Indonesia.Pelayanan keperawatan

dikerjakan oleh orang yang tidak memahami ilmu keperawatan, demikian

pula organisasi profesi tidak jelas keberadaannya.

Dalam kurun waktu 1951 – 1958 diadakan Kongres di Bandung

dengan mengubah nama PDKI menjadi Persatuan Pegawai Dalam

Kesehatan Indonesia (PPDKI) dengan keanggotaan bukan dari perawat

saja. Demikian pula pada tahun 1959 – 1974, terjadi pengelompokan

organisasi keperawatan kecuali Serikat Buruh Kesehatan (SBK)

bergabung menjadi satu organisasi Profesi tingkat Nasional dengan nama

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Nama inilah yang resmi

dipakai sebagai nama Organisasi Profesi Keperawatan di Indonesia hingga

saat ini.

 Struktur Organisasi PPNI

1. Jenjang organisasi

a) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPNI

b) Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I) PPNI


c) Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPP II) PPNI

d) Komisariat PPNI (pengurus pada institusi dengan jumlah anggota 25

orang)

2. Struktur organisasi tingkat pusat

a. Ketua umum

Ketua-ketua :

1) Pembinaan Organisasi

2) Pembinaan pendidikan dan latihan

3) Pembinaan pelayanan

4) Pembinaan IPTEK

5) Pembinaan kesejahteraan

b. Sekretaris Jenderal

 Sekretaris berjumlah 5 orang yang dibagi sesuai dengan

pembidangan ketua-ketua dan Departemen

1) Departemen organisasi, keanggotaan dan kaderisasi

2) Departemen pendidikan

3) Departemen pelatihan

4) Departemen pelayanan di RS

5) Departemen pelayanan di puskesmas

6) Departemen penelitian

7) Departemen hubungan luar negeri

8) Departemen kesejahteraan anggota

9) Departemen pembinaan yayasan


 Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam Musyawarah

Nasional atau Musyawarah Daerah yang juga diselenggarakan untuk :

1) Menyempurnakan AD / ART

2) Perumusan program kerja

3) Pemilihan Pengurus

b. Ikatab Bidan Indonesia IBI

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) merupakan Organisasi profesi yang

menghimpun para bidan di Indonesia. Bidan adalah tenaga professional yang

bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk

memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan

dan masa nifas, memfasilitasi persalinan atas tanggung jawab sendiri dan

memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya

pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak,

dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan

tindakan kegawat-daruratan.

Tujuan:

1. Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan serta kaum

wanita pada umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.

2. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan,

khususnya dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta

kesejahteraan keluarga.

3. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.


4. Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.

Visi:

Mewujudkan bidan profesional berstandar global.

Misi:

1. Meningkatkan kekuatan organisasi.

2. Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu pendidikan bidan.

3. Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu pelayanan.

4. Meningkatkan kesejahteraan anggota.

5. Mewujudkan kerjasama dengan jejaring kerja

c. Organisasi PMI

Upaya pendirian organisasi Palang Merah Indonesia sudah dimulai

semenjak Perang Dunia ke II oleh Dr. RCL senduk dan Dr. Bahder Djohan, di

mana sebelumnya telah ada organisasi Palang Merah di Indonesia yang

bernama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie ( NERKAI ) yang didirikan

oleh Belanda. Tetapi upaya – upaya ini masih ditentang oleh pemerintah

kolonial Belanda dan Jepang.

pada tangal 17 September 1945 tersusun Pengurus Besar PMI yang

pertama dilantik oleh Wapres RI Moch. Hatta sekaligus beliau sebagai

Ketuanya.

Keppres No. 25 Tahun 1950

Karena sejak dibentuk tahun 1945 hingga akhir 1949 PMI ikut terjun

dalam mempertahankan Kemerdekaan RI sebagai alat perjuangan, tidak sempat

melakukan penataan organisasi sebagaimana mestinya, Pengesahan secara


hukum melalui Keppres RIS No. 25 Tahun 1950 tanggal 16 Januari 1950 yang

menetapkan :

Mengesahkan Anggaran Dasar dari dan mengakui sebagai badan

hukum Perhimpunan Palang Merah Indonesia, menunjuk Perhimpunan Palang

Merah Indonesia sebagai satu-satunya organisasi untuk menjalankan pekerjaan

palang merah di Republik Indonesia Serikat menurut Conventie Geneve (1864,

1906, 1929, 1949 )

Tugas Pemerintah yang diberikan kepada PMI adalah sebagai berikut :

PERTAMA :

Tugas – tugas dalam bidang kepalangmerahan yang erat hubungannya

dengan Konvensi Jenewa dan ketentuan – ketentuan Liga Palang Merah dan

Bulan Sabit Merah (Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit

Merah), sebagai Lembaga yang menghimpun keanggotaan Perhimpunan

Palang Merah Nasional.

KEDUA :

Tugas khusus untuk melakukan tugas pelayanan transfusi darah, berupa

pengadaan, pengolahan dan penyediaan darah yang tepat bagi masyarakat yang

membutuhkan.

Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI, susunan

Organisasi Palang Merah Indonesia adalah sebagai berikut :


PMI Cabang dapat membentuk PMI Ranting yang berada di Tingkat

Kecamatan.

Visi & misi

Untuk menjadi Perhimpunan Nasional yang berfungsi baik, Palang Merah

Indonesia mempunyai visi dan misi yang dinyatakan dengan jelas, dengan kata

lain, konsep yang jelas tentang apa yang ingin dilakukannya. Visi dan misi

dihrapkan dapat dimengerti dengan baik dan didukung secara luas oleh seluruh

anggota di seluruh tingkatan. Visi dan misi harus berpedoman pada Prinsip

Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta

beroperasi sesuai Prinsip Dasar.

VISI :

Palang Merah Indonesia ( PMI ) mampu dan siap menyediakan pelayanan

kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada

Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Internasional.

MISI :

Menyebarluaskan dan mendorong aplikasi secara konsisten Prinsip-Prinsip

Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

Melaksanakan kesiapsiagaan di dalam penanggulangan bencana dan

konflik yang berbasis pada masyarakat

Memberikan bantuan dalam bidang kesehatan berbasis masyarakat

Pengelolaan Transfusi Darah secara Profesional


Berperan aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan

penyalahgunaan NAPZA

Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas

kemanusiaan

Pengelolaan Transfusi Darah secara Profesional

Berperan aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan

penyalahgunaan NAPZA

Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas

kemanusiaan

Meningkatkan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI secara

berkesinambungan disertai dengan perlindungan terhadap relawan dan

karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan

Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI

guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan

dana agar visi, misi dan program PMI dapat diwujudkan

Meningkatkan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI secara

berkesinambungan disertai dengan perlindungan terhadap relawan dan

karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan

Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI

guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan

dana agar visi, misi dan program PMI dapat diwujudkan

Kegiatan :
Kegiatan Utama Palang Merah Inonesia berdasarkan Pokok-Pokok

Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009 adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Penanggulangan Bencana :

a. Kesiapsiagaan Bencana ( DP )

b. Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat ( CBDP )

c. Tanggap Darurat Bencana ( DR )

2. Pelayanan Kesehatan :

a. Upaya Kesehatan Transfusi Darah ( UKTD )

b. Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat ( CBFA )

c. HIV / AIDS

d. Sanitasi Air

e. Tanggap Darurat Kesehatan

f. Pelayanan Pos PP dan PK

g. Pelayanan Ambulance

h. Dukungan Psikologi

i. Rumah Sakit PMI / Poliklinik

3. Pelayanan Sosial :

a. Tracing and Mailling Servic ( TMS / RFL)

b. Pelayanan pada Lansia

c. Pelayanan bagi Anak Jalanan

d. Program Pelayanan dan Kesejahteraan Sosial

4. Peningkatan Fungsi / peran Komunikasi dan Informasi :

a. Diseminasi Prinsip Dasar Palang Merah dan HPI


b. Promosi, Publikasi, Advokasi dan Networking

c. Dukungan Komunikasi dalam Peningkatan Citra dan Pengembangan

Sumber Daya PMI

d. Hubungan Luar Negeri

5. Pengembangan Organisasi :

a. Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Organisasi

b. Penggalian Dana ( Fund Raising )

c. Pengembangn Sumber Daya

d. Pembinaan Relawan ( PMR, KSR dan TSR )

e. Pendidikan dan Peltihan

E. Kelemahan kode etik

Kode etik memang diperlukan dalam pengaturan profesi agar tidak

menyimpang dan rusak orang lain, akan kode etik ini sendiri ada beberapa titik

kelemahannya. Titik kelemahan kode etik profesi yaitu:

1. Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi adakalanya tidak

sejalan dengan fakta yang terjadi di seputar para profesional. Hal ini cukup

menggelitik para profesional untuk berpaling pada. Kode etik profesi tidak

lebih dari pajangan tulisan belaka.

2. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak

dilengkapi dengan hukum keras karena keberlakuannya semata-mata


berdasarkan profesional. hal inilah yang memberi peluang bagi profesional

yang lemah iman untuk menyimpang dari kode etik profesinya.

F. Keebihan kode etik

1. disusun berdasarkan 4 jenjang, yaitu: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, (3)

Interprestasi Aturan Etika, dan (4) Tanya jawab Etika

2. mencakup 4 Kebutuhan dasar dasar Yang diperlukan untuk review Profesi

akuntansi memenuhi tanggung jawabnya DENGAN standar profesionalisme

tertinggi Dan mencapai Tingkat costs kos tertinggi DENGAN orientasi

ditunjukan kepada kepentinganpublik, yaitu: (1) Kredibilitas, (2)

Profesionalisme, (3) Kualitas Jasa, (4) Kepercayaan

3. memuat 8 poin yang sangat penting bagi profesi akuntansi, yaitu: (1) Tanggung

Jawab Profesi, (2) Kepentingan Publik,(3) Integritas, (4) Objektivitas, (5)

Kompentensi dan Kehati-hatian Profesional, (6) Kerahasiaan, (7) Perilaku

Profesional, (8) Standar Teknis.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kode etik profesi merupakan bagian dari etika profesi. Dengan demikian

kode etik profesi adalah apa yang baik dan tidak baik. Tujuan utama kode etik

profesi adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa mementingkan

kepentingan pribadi atau kelompok.

B. Saran

Agar tidak menyimpang dari kode etik yang berdampak pada

profesionalitas kerja maka:

1. Memperbanyak pengertian terhadap kode etik profesi

2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek

pendidikan yang di jalani.

3. Pembahasan makalah ini menjadikan individu yang tahu akan terjadi kode

etik profesi.

4. Kode etik yang menerapkannya disesuaikan dengan keadaan yang

memungkinkan untuk dapat dijalankan bagi kelompok profesi.

5. Terhadap pelaksanaan profesi yang inginnya berjalan profesi yang jalani

sesuai dengan kode etik yang ditetapkan agar profesi yang dijalani sesuai

dengan suksesnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://jeira.files.wordpress.com/2008/11/etika-profesi.pdf

http://angga_be.blog.plasa.com/

http://felix3utama.wordpress.com/2008/12/01/pengertian-dalam-etika-profesi/

http://www.scribd.com/doc/2347681/Pengaruh-Budaya-Terhadap-Standarisasi-

Kode-Etik-Profesi-Hukum

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/kode-etik-etika-profesi

http://id.wikipedia.org/wiki/Kode_Etik_Profesi_Akuntan_Publik

http://zaki-math.web.ugm.ac.id/etika_profesi/kode_etik_profesi.pdf

http://etikaprofesidanpCrotokoler.blogspot.com/2008/03/kode-etik-profesi.html

http://wiryana.pandu.org/SRIG-PS/

http://www.southernct.edu/organizations/rccs/resources/teaching/teaching_mono/

moor/

https://palmersda.wordpress.com/2010/08/31/organisasi-pmi/ akses tgl

08/01/2017 pukul 08.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai