Anda di halaman 1dari 7

Ziarah dan Tadabbur Alam Santriwati Pondok Tahfidz Syifaul Qur’an FIT dan FAB

Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Pada tanggal 20 Maret 2022, tepatnya hari Ahad dini hari, para santriwati di Pondok
Tahfidz Syifaul Qur’an FIT dan FAB UIN Raden Mas Said Surakarta melakukan kegiatan
ziarah. Ziarah ini sendiri merupakan salah satu kegiatan tahunan Pondok Tahfidz Syifaul
Qur’an. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melaksanakan salah satu program yang ada di
pondok dan juga untuk merekatkan atau menambah rasa persaudaraan antar santriwati. Selain
itu, yang tidak kalah penting ialah ziarah ini merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan
untuk mengingatkan kita akan akhirat dan juga kematian.

Dengan demikian, melalui kegiatan berziarah ini akan menjadikan para santriwati di
Pondok Tahfidz Syifaul Qur’an selalu mengingat Tuhan, berperilaku baik, selalu berdo’a, dan
lain sebagainya. Selain berziarah, kegiatan tadabbur alam juga akan membuat para santriwati
lebih mengenal dekat dengan alam dan bisa memperkuat rasa persaudaraan antara santriwati
yang satu dengan santriwati yang lain. Tentu saja, melalui kegiatan ziarah dan tadabbur alam
ini, memberikan manfaat yang banyak bagi santriwati di Pondok Tahfidz Syifaul Qur’an.

Serangkaian acara dilalui oleh para santriwati, dari mulai berangkat hingga pulang
dengan keadaan selamat dan baik-baik saja. Sebelum berangkat berziarah, terlebih dahulu
kami melakukan persiapan, tepatnya yaitu pada pukul 01.00 s/d 02.00 WIB. Kemudian,
setelah itu kami melakukan perjalanan menuju tempat yang hendak dituju tepat pada pukul
02.00 WIB menggunakan kendaraan berupa bus. Terdapat beberapa tempat yang menjadi
tujuan perjalanan kami, antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Makam Gunung Pring Magelang

Gambar 1.1 Berziarah ke makam Kyai Raden Santri

Dinamakan gunung pring, karena di desa yang berada di Kabupaten Magelang


tepatnya Kecamatan Muntilan ini, banyak ditumbuhi pring (bambu). Makam Gunung
Pring ini ialah tempat persemayaman Kyai Raden Santri yang mempunyai nama asli
yaitu Pangeran Singasari. Beliau merupakan putra dari Ki Ageng Pemanahan, pendiri
kerajaan Mataram Islam sekaligus wali tanah Jawa. Makam ini berada tepat di puncak
gunung pring yang memiliki ketinggian 400 meter diatas permukaan laut.
Kami tiba di lokasi makam sekitar pukul 04.00 WIB, yang kemudian kami
melakukan sholat subuh terlebih dahulu sebelum berziarah. Setelah melaksanakan
ibadah sholat subuh, tepat pada pukul 05.00 WIB kami melakukan perjalanan menuju
makam dengan berjalan kaki dan menaiki tangga yang lumayan tinggi. Satu-persatu
anak tangga kami lewati, hingga sampailah di makam Kyai Raden Santri.
Sesampainya disini, kami membaca Tahlil dan juga membaca do’a. Setelah selesai
berziarah, kemudian kami turun kebawah untuk persiapan sarapan pagi bersama. Usai
sarapan, lalu kami melanjutkan perjalanan kembali ke tujuan selanjutnya yaitu
tepatnya pada pukul 08.00 WIB.
2. Makam Syekh Belabelu Jogja
Gambar 2.1 Berziarah ke makam Syekh Belabelu

Tempat tujuan kami selanjutnya ialah makam Syekh Belabelu. Makam ini
terletak di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Lebih tepatnya, letak
makam tidak jauh dari Gumuk Pasir dan juga pantai Parangtritis. Tidak ada parkir
disana, sehingga kendaraan kami menepi di bahu jalan. Menurut sumber setempat,
Syekh Belabelu bernama kecil yaitu Jaka Bandem, salah satu putera Prabu Brawijaya
terakhir dari Majapahit. Beliau dimakamkan bersama dengan adiknya, yaitu Syekh
Damiaking. Murid dari Syekh Maulana Maghribi ini ialah tokoh penyebar agama
Islam di wilayah daerah Parangtritis, Yogyakarta yang merupakan utusan dari Raden
Fattah di Kesultanan Demak untuk menyebarkan Islam di daerah pantai selatan jawa.
Kami tiba di lokasi sekitar pukul 09.30 WIB. Untuk menuju ke makam beliau,
kami harus jalan kaki dan menaiki satu per satu anak tangga hingga sampailah kami di
makam. Sesampainya di sana, kami mulai berziarah dan bacaan tahlil juga do’a-do’a
mulai kami lantunkan. Setelah selesai berziarah, kami pun turun dan menuju ke bus
untuk bergegas melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan selanjutnya.
3. Makam Syekh Maulana Maghribi Jogja
Gambar 3.1 Berziarah ke makam Syekh Maulana Maghribi

Setelah berziarah ke makam Syekh Belabelu, tujuan ziarah kami selanjutnya


yaitu makam Syekh Maulana Maghribi yang juga berada di daerah Jogja, lokasinya
pun tidak jauh dari tempat tujuan sebelumnya, yaitu makam Syekh Belabelu. Kami
tiba di lokasi tepatnya pada pukul 13.00 WIB. Untuk menuju ke makam, kami harus
jalan kaki dan menaiki tangga. Sesampainya di makam, kami duduk dan bacaan tahlil
serta do’a-do’a pun kami lantunkan. Terlihat banyak sekali peziarah yang berziarah
disini, mereka berbondong-bondong membawa rombongannya untuk bisa berziarah
ke makam dan berdo’a bersama.
Karena makam ini berada diatas atau daerah pegunungan, tentu saja ketika
para peziarah melihat kebawah akan disuguhkan oleh pemandangan pantai
Parangtritis yang sangat memanjakan mata. Begitu cantik pemandangan di tempat ini.
Perlu diketahui, bahwa gapura makam ini berada hampir di seberang pertigaan jalan
yang mengarah ke Pantai Parangkusumo, Bantul.
Syekh Maulana Maghribi merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam
di Jawa. Beliau juga dipercaya sebagai salah satu leluhur Kerajaan Mataram Islam.
Meskipun begitu, terdapat senagian masyarakat yang meyakini bahwa di tempat ini
merupakan petilasan atau tempat yang pernah disinggahi oleh beliau. Karena, makam
aslinya berada di daerah pantura. Dibanding lokasi makam yang lain, makam beliau
merupakan salah satu makam yang paling ramai dikunjungi, dengan alasan karena
beliau ialah salah satu tokoh penyebar Islam di wilayah tersebut.
Setelah selesai berziarah, kemudian kami bergegas turun kebawah untuk
persiapan salat dhuhur, sekaligus beristirahat sejenak sebelum nanti melanjutkan
perjalanan ke tempat tujuan berikutnya. Usai salat dhuhur dan juga beristirahat, kami
pun segera menuju ke bus untuk melanjutkan perjalanan.
4. Pantai Parangtritis
Gambar 4. 1 Tadabbur alam di Pantai Parangtritis

Tempat tujuan kita selanjutnya yaitu Pantai Parangtritis, kami tiba di lokasi ini
sekitar pukul 15.00 WIB . Pantai ini berada di desa Parangtritis, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta. Jaraknya kurang lebih 27 km dari pusat kota Yogyakarta. Pantai ini
memiliki pemandangan yang sangat cantik dan bagus. Kami merasa senang bisa
berkunjung di Pantai ini. Setelah lelah menempuh perjalanan yang bisa dibilang
lumayan jauh, akhirnya kami bisa merasa sedikit lebih baik setelah melihat keindahan
yang ada di pantai Parangtritis ini. Seakan-akan rasa lelah kami hilang setelah
disuguhkan keindahan alam yang sangat cantik ini.
Kegiatan berkunjung di Pantai Parangtritis ini menjadi salah satu kegiatan
tadabbur alam yang bertujuan untuk mengenalkan dan mendekatkan kami dengan
alam. Selain itu, kegiatan ini juga bisa mengingatkan kita akan kekuasaan Allah SWT.
Banyak pengalaman yang bisa kami dapatkan melalui kegiatan berziarah dan juga
tadabbur alam ini. Di Pantai Parangtritis ini, kami menikmati keindahan alam,
berfoto-foto, bermain air, dan lain sebagainya. Dengan demikian, hal ini akan
menambah kedekatan kami dengan alam.
Setelah selesai berada di Pantai Parangtritis, hari mulai semakin sore.
Kemudian, kami bergegas membersihkan badan sekaligus istirahat sebelum nanti
melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan berikutnya. Usai beristirahat, kemudian kami
menuju ke bus kembali dan mulai melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan terakhir.
5. Malioboro
Gambar 5. 1 Susana di Malioboro

Tempat terakhir yang menjadi tujuan kegiatan ziarah dan tadabbur alam ini
yaitu Malioboro. Setelah lama menempuh perjalanan, akhirnya sampailah kami di
Malioboro sekitar pukul 19.30 WIB. Suasana malam di tempat ini sangat memanjakan
mata. Keindahan seperti inilah, yang menjadi salah satu alasan banyak orang untuk
pergi ke Jogja, khususnya di Malioboro. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa
Malioboro merupakan jantung Kota Jogja. Sehingga, tidak heran bila banyak
penginapan murah yang berada di dekat tempat ini.
Ciri khas dari kawasan Malioboro ini yaitu terdapat arsitektur utama, yakni
Jawa, China, Eropa dan Islam. Arsitektur Eropa diwakili oleh bangunan hindis seperti
gedung agung, Benteng Vrederburg, yang terletak tidak jauh dari Teras Malioboro,
tepatnya di depan Gedung Agung dan Kraton Kesultanan Yogyakarta, yang mana
benteng ini sekarang sudah menjadi sebuah museum. Selain itu, kawasan pecinaan
bisa ditemui di sekitar Ketandan da arsitektur Jawa terdapat di kompleks kepatihan.
Kami para santriwati Pondok Tahfidz Syifaul Qur’an sangat senang bisa
menikmati malam di tempat ini, banyak hal-hal yang bisa kami temui disini. Dari
mulai keindahan jalan Malioboro, ramainya suasana disini, para penjual sate, gedung
BNI, Benteng Vrederburg, dan lain sebagainya. Kami menghabiskan malam di
Malioboro ini hingga pukul 22.00 WIB. Setelah pukul tersebut, kemudian kami
bergegas kembali ke bus dan bersiap untuk perjalanan pulang.
Setelah selesai berada di tempat tujuan terakhir, akhirnya serangkaian kegiatan
ziarah dan tadabbur alam telah kami lalui bersama dengan senang. Melalui kegiatan
ini, kami mendapatkan banyak pengalaman dan juga pengetahuan. Hembusan angin
malam menyelimuti perjalanan pulang kami. Hingga pada pukul sekitar 24.00 WIB,
kami tiba di Kampus UIN Raden Mas Said Surakarta, yang juga merupakan salah satu
titik kumpul tempat awal berkumpulnya kami sebelum berangkat berziarah dan juga
tadabbur alam.

Anda mungkin juga menyukai