Anda di halaman 1dari 4

METODE

PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENGGANTIAN DAN PERBAIKAN SIAR MUAI TYPE

ASPHALTTIC
PENGGANTIAN DAN PERBAIKAN SIAR MUAI TYPE ASPHALTTIC
1. Uraian
Jenis struktur siar muai bergantung pada jenis pergerakan struktur yang disambungkan dan sesuai
gambar rencana. Siar muai jenis Aspaltic Plug mampu menahan pergerakan struktur secara
longitudinal, transversal dan rotasi. Bahan Aspaltic Plug juga mampu menahan fleksibel, menahan
air, tahan terhadap cuaca, dan dapat menahan beban dinamis kendaraan dapat memberikan
kenyamanan kepada penguna jalan. Ketebalan siar muai jenis ini sangat tergantung ukuran celah
sambungan dan besarnya pergerakan dengan tebal minimum 50 mm dan lebar minimum terisi oleh
bahan aspaltic 300 mm. Siar muai jenis ini termasuk jenis siar muai type tertutup, siar muai lainya
ialah siar muai type NJ Joint.

2. Bahan-Bahan
Bahan sambungan siar muai type Aspaltic Plug, terdiri dari rubberised bitumen binder, single size
agregat, dan plat baja. Bitumen binder merupakan camopuran dari bitumen, polymer,
filler dan surface active agent. Agregat merupakan single size yang mempunyai kekerasan setara
dengan bassalt, gritstone, gabbro atau kelompok granit. Batuan yang digunakan harus bersih,
berbentuk kubus (cubical) dengan ukuran antara 14 - 20 mm dan tahan terhadap temperatur sampai
150 derajat celcius. Plat baja yang digunakan sebagai dasr sambungan siar muai jenis ini harus dapat
menahan dampak pemuaian akibat panas yang ditimbulkan oleh bitumen binder pada saat
pelaksanaan dan mempunyai tebal dan lebar yang sesuai dengan ukuran celah sambungan.

3. Pelaksanaan
a. Pemotongan Lapisan Aspal dan Pembongkaran Garis.
Terlebih dahulu aspal yang akan dipotong dengan menggunakan kapur. Pemotongan dilakukan
dengan menggunakan alat Cutter Concrate yang memiliki mata pisau yang sangat tajam.
Pelaksanaan pemotongan dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan minimal selebar disaign
yang telah direncanakan. Pembongkaran dapat dilakukan dengan menggunakan alat Jack Hammer.

Setelah dilaksanakan pemotongan dan pembongkaran bagian tersebut harus dibersihkan dari kotoran
dan sisa-sisa aspal. Pembersihan dilakukan dari debu dan kotoran-kotoran dimaksudkan agar aspal
bitumen dapat menempel pada sisi-sisi lapis permukaan lama sehingga membuat ikatan atara aspal
lama dengan aspal baru menjadi sangat kuat dan juga lentur sehingga dapat menerima beban yang
bekerja secara bersamaan.
b. Pemasangan Tali dan Plat Baja.
Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka pada bagian celah dalam 30 mm dari
bagian dasar dimasukkan tali tambang. Lapisi seluruh sisi yang dibongkar dengan menggunakn
aspal bitumen yang berfungsi sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan aspal baru.
Pasangkan baja dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara sisi-sisinya ini dimaksudkan agar
pada saat menerima beban dari atas plat baja tidak bergerak yang menyebabkan siar muai retak.

c. Pemasangan Agregat.
Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebh dahulu sampai suhu 200 derajat dengan alat
pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu dapat terkontrol dengan baik dan dapat
menghasilkan panas yang
merata pada seluruh agregat. Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian dicor
dengan aspal karet yang sudah dipanaskan dengan cara indirect heating sampai suhu 200 derajat
agar aspal karet tersebut dapat berpenetrasi kedalam semua rongga antar agregat.
Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang ditentukan. Setelah
penghamparan agregat selesai selanjutnya dipadatkan dengan menggunakan alat compector sampai
agregat saling mengunci dan padat.

d. Penghamparan aspal bitumen.


Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal bitumen yang berfungsi sebagai
waterproofing agar air tidak masuk kedalam bagian agregat.

Anda mungkin juga menyukai