Empowered Women Going Beyond The Numbers 2023 WFD
Empowered Women Going Beyond The Numbers 2023 WFD
Melampaui Angka
Menuju Perempuan Berdaya
Strategic guidelines for women candidates in Indonesia’s 2024 election
Anna Margret
Dirga Ardiansa
Heru Samosir
Mia Novitasari
Modul ini disusun oleh Cakra Wikara Indonesia (www.cakrawikara.id) untuk Westminster
Foundation for Democracy (www.wfd.org) dengan dukungan Pro-Dem Fund dari Global
Affairs Canada (www.international.gc.ca) dan dipublikasikan pertama kali pada Juni 2023.
Catatan Disclaimer
Peraturan yang tertera dalam modul ini terus di All rights in this work, including copyright,
perbarui sejalan dengan persiapan penyelenggara are owned by the Westminster Foundation for
an Pemilu 2024. Pembaca disarankan agar Democracy Limited (WFD) and are protected
terus memantau rangkaian peraturan yang dike- by applicable UK and international laws. This
luarkan oleh penyelenggara pemilu di Jaringan work cannot be copied, shared, translated into
Dokumentasi dan Informasi Hukum Komisi Pemi- another language, or adapted without prior
lihan Umum (https://jdih.kpu.go.id/peraturan-kpu) permission from the WFD. All rights reserved.
dan Badan Pengawas Pemilihan Umum The information and views set out in this
(https://jdih.bawaslu.go.id). report are those of the author(s) and do not
necessarily reflect the official opinion of WFD,
Paparan dalam modul ini relevan dijadikan rujuk
its funders, or the UK Government. Neither
an selama pemilu di Indonesia dilaksanakan
WFD nor any person acting on its behalf may
menggunakan sistem proporsional daftar terbuka
be held responsible for the use which may be
dengan metode penghitungan suara terbanyak
made of the information contained therein.
untuk menentukan calon terpilih.
Tujuan pembelajaran 5
Tujuan pembelajaran 12
Sistem proporsional daftar terbuka dan kebijakan afirmasi: Aturan main yang mendorong 12
peningkatan partisipasi perempuan di arena politik
Tujuan pembelajaran 22
3
Bab 4 | Membentuk Tim dan Menyusun Strategi Kampanye 29
Tujuan pembelajaran 29
Tujuan pembelajaran 36
Perbedaan dalam pelaporan dana kampanye berupa uang, barang, dan jasa 37
Tujuan pembelajaran 41
Metode penghitungan 42
Kesimpulan 46
Referensi 47
Lampiran 48
1. Peserta memahami dinamika partisipasi dan keterwakilan politik perempuan pada lembaga legisla-
tif di Indonesia.
2. Peserta memahami realitas keberagaman identitas perempuan dan kelompok masyarakat yang
akan diwakili setelah terpilih sebagai anggota legislatif.
Bab ini merupakan pengantar untuk memulai dalam rangkaian tata kelola negara. Dalam konteks
pembahasan tentang dinamika partisipasi dan politik elektoral, partisipasi dapat berupa keikut
keterwakilan politik perempuan di lembaga legislatif, sertaan baik sebagai pemilih, penyelenggara, mau-
utamanya Dewan Perwakilan Rakyat Republik pun kandidat dalam pemilihan umum (pemilu).
Indonesia (DPR RI) di tingkat nasional dan Dewan
Grafik berikut menyajikan informasi persentase
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di tingkat pro
anggota perempuan di DPR RI dari pemilu ke
vinsi dan kabupaten/kota. Memahami perbedaan
pemilu sejak 1955 hingga 2019. Akan tetapi, perlu
esensi antara partisipasi dan keterwakilan politik
dicatat bahwa data numerik saja tidak cukup untuk
merupakan langkah awal untuk dapat mewujudkan
menggambarkan keterlibatan politik perempuan
gagasan tentang partisipasi bermakna.1
secara keseluruhan—apalagi sebagai indikasi
Partisipasi politik penting untuk memeriksa sejauh kemampuan perempuan dalam memengaruhi
mana sistem politik telah membuka kesempatan kebijakan.
bagi warga negara untuk ikut hadir dan terlibat
25.00
20.52
5.00
0.00
1955 1971 1977 1982 1987 1992 1997 1999 2004 2009 2014 2019
1
Lembaga legislatif di Indonesia terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Modul
ini membatasi pembahasan pada DPR RI di tingkat nasional dan DPRD di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
2
Data KPU, diolah oleh CWI.
5
Bab ini akan membahas dinamika partisipasi politik ningkatan jumlah partisipasi politik perempuan dan
perempuan di DPR RI dan DPRD serta menawarkan keseimbangan berbasis jenis kelamin (gender ba
transformasi partisipasi menjadi keterwakilan politik lance) di lembaga legislatif, namun tidak dapat meng-
dengan penekanan pada upaya mewujudkan frasa gambarkan praktik keterwakilan politik perempuan
kunci judul bab ini: partisipasi bermakna. maupun daya/kekuatan partisipasi politik perempuan
yang terpilih sebagai anggota DPR RI dan DPRD.
Memahami partisipasi dan Komposisi angka dan persentase tersebut tidak
keterwakilan politik perempuan mencerminkan kemampuan ataupun kemauan ang-
gota legislatif untuk melakukan praktik keterwakilan
Memperjuangkan peningkatan keterwakilan perem- politik substantif (subtansive representation).
puan sebagai anggota DPR RI dan DPRD penting
dilakukan atas dasar keadilan, kesetaraan peluang, Secara sederhana, partisipasi politik merujuk pada
dan jaminan terhadap hak seluruh warga negara aktivitas warga negara dalam upaya memengaruhi
untuk berpartisipasi. Data berikut mengilustrasikan proses pembuatan kebijakan politik tanpa paksa
keterwakilan politik perempuan sebagai anggota an dan dapat dijalankan secara individu maupun
DPR RI dan DPRD berdasarkan hasil pemilu pada kolektif. Dalam perkembangan literatur ilmu politik,
rentang 2009–2019. pengamatan atas ragam bentuk partisipasi poli-
tik telah berkembang pesat. Esensi utama yang
Data di bawah ini memuat sejumlah informasi pen dipertahankan dalam memahami partisipasi politik
ting, namun hanya mampu memberikan gambaran adalah keterkaitan antara warga dan pemerintah.
tingkat partisipasi politik perempuan yang terpilih Partisipasi politik boleh jadi dilakukan secara oto-
menjadi anggota DPR dan DPRD melalui pemilu. nom, tapi bisa juga atas dasar mobilisasi, adanya
Angka persentase partisipasi politik perempuan di desakan, bahkan mungkin dilakukan secara t idak
DPR RI memuncak pada Pemilu 2019, namun jum- langsung. Dalam modul ini, partisipasi politik
lah absolut anggota DPR RI secara total lebih kecil dibatasi pembahasannya pada partisipasi yang
dibandingkan DPRD yang terus konsisten meng- bersifat formal, terlembaga melalui partai politik,
hasilkan peningkatan partisipatif politik perempuan dan bermuara pada keterwakilan politik di DPR RI
pada periode yang sama. Data ini penting ketika kita dan DPRD.
hendak melihat sejauh mana capaian upaya pe
3
Data KPU, diolah oleh CWI.
7
Ketiga momen tersebut merupakan pemetaan politik. Dalam praktiknya, keterwakilan politik dapat
kondisi yang mungkin saja terjadi beririsan antara dilaksanakan secara bertahap dan memiliki hierarki
yang satu dengan lainnya. Terdapat sejumlah prinsip sebagai berikut:
pokok yang melandasi tahapan praktik keterwakilan
Pemetaan tahapan keterwakilan politik di atas du yang mengalami perlakuan diskriminatif hingga
menunjukkan jenjang praktik keterwakilan politik mereka memerlukan perhatian khusus. Mereka
yang mungkin dilakukan. Pada tahap awal, umumnya menghadapi berbagai hambatan untuk mengakses
seseorang mengasosiasikan dirinya serupa dengan sumber daya dan hak-hak asasinya. Kerentanan bu-
kelompok yang diwakili, misalnya sebagaimana kanlah situasi yang terjadi secara spontan maupun
tercermin dalam slogan “perempuan pilih perem- alamiah, melainkan akibat dari ketidakadilan dan
puan” ketika pemilu. Tahap kedua menggambar- lemahnya perlindungan yang menjadikan mereka
kan kesadaran politik lebih tinggi yang mendorong semakin dipinggirkan. Situasi tersebut serta melekat
seseorang untuk mengenali kelompok yang hendak pada tiap individu dan sangat tergantung pada kon-
diwakili dan dibela kepentingannya tanpa memedu- teks seperti lingkungan dan status sosial, ekonomi,
likan keserupaan, misalnya seorang buruh dapat politik, budaya, dan seterusnya.
mengenali berbagai ketidakadilan yang dialami buruh
Kerentanan dapat disebabkan oleh banyak hal se
dan membela kepentingan mereka tanpa harus
perti situasi krisis, bencana, pandemi, stigma sosial,
mengalami ketidakadilan yang sama. Tahap ketiga
dan peminggiran politik. Sikap negara dalam me
merupakan hierarki teratas sejalan dengan cakupan
respons situasi dan konteks akan ikut memengaruhi
praktik keterwakilan politik yang tegas mengarah
terjadinya kerentanan; bahkan dapat menyebabkan
pada perjuangan membela kepentingan kelompok
kerentanan berlapis. Perlu diingat pula bahwa tidak
rentan dan marginal. Pada tahap ini, praktik keter-
semua kelompok rentan itu marginal, namun semua
wakilan politik mensyaratkan anggota legislatif untuk
kelompok marginal sudah pasti rentan karena
mengenali kelompok-kelompok tersebut dalam ma
mengalami peminggiran sosial. Dalam konteks yang
syarakat dan memperjuangkan kepentingan mereka.
sangat beragam, contoh kelompok rentan termasuk
Upaya mengenali kelompok rentan dan marginal anak, perempuan, buruh, masyarakat adat, pekerja
dalam masyarakat dapat dimulai dengan memaha- migran, penyandang disabilitas, orang lanjut usia,
mi terlebih dahulu pengertian umumnya. Kelompok orang tanpa kewarganegaraan, dan lainnya. Bahkan
rentan dan marginal merupakan sekumpulan indivi-
9
Memahami penggunaan modul meningkat secara signifikan pada kedua siklus
pemilu tersebut.
Modul ini disusun melalui proses refleksi terhadap Bab 3 memuat pemetaan beragam tantangan yang
data empiris dan informasi yang relevan untuk dihadapi dalam upaya meningkatkan keterwakilan
memahami berbagai hambatan, tantangan, dan politik perempuan di lembaga legislatif hingga
peluang yang dihadapi oleh perempuan potensial diskusi tentang salah kaprah memaknai fenomena
calon legislatif dalam pemilu legislatif dari waktu politik uang. Bab ini menegaskan bahwa tantangan
ke waktu. Oleh sebab itu, uraian modul difokuskan yang dihadapi sifatnya sistematis dan berlapis—ada
pada ragam upaya dan pengetahuan yang berpo- yang relatif mudah diatasi dengan inisiatif dari diri
tensi mengatasi hambatan maupun tantangan yang sendiri, ada yang cukup sulit diatasi karena memer-
dialami calon legislatif perempuan untuk berkon- lukan kerja sama multipihak, dan ada yang sangat
testasi di pemilu. sulit diatasi karena hambatan yang mengakar dalam
Dalam uraian konseptual tentang partisipasi politik keseharian dan kadang dianggap sebagai hal yang
dan praktik keterwakilan politik, penulis berusaha wajar. Uraian tentang beragam tantangan pada bab
untuk tidak hanyut dalam uraian teoretis meskipun ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan
inspirasi utama dari modul ini meminjam berbagai tentang “medan laga” yang dihadapi perempuan
tulisan akademisi seperti Hanna Pitkin, Sarah Childs, memasuki kontestasi pemilu.
dan Karen Celis. Secara keseluruhan, modul ini Tiga bab berikutnya merupakan uraian dan pem-
dapat dilihat terbagi menjadi dua bagian utama: bahasan teknis sebagai tambahan pengetahuan
pengetahuan konseptual dan strategis dalam tiga dan keterampilan untuk membantu calon anggota
bab pertama serta pengetahuan praktis kepemiluan legislatif perempuan meningkatkan peluang terpilih
berbasis refleksi pengalaman aktual dan regulasi dalam pemilu.
pada tiga bab berikutnya.
Bab 4 berisi uraian sejumlah langkah yang dapat
Pembabakan isi modul diawali dengan uraian dilakukan untuk membentuk tim dan menyusun
tentang dinamika partisipasi politik perempuan strategi kampanye. Bab ini menguraikan tentang
di lembaga legislatif serta diskusi lebih jauh untuk perlunya memahami kerja kolektif sebagai upaya
mengajak pembaca memahami partisipasi politik pemenangan pemilu. Artinya, tidak mungkin se
bermakna atau praktik keterwakilan politik. orang calon legislatif bertanding sendirian tanpa tim
Bab 1 menjadi fondasi argumen yang menegaskan yang andal dan memadai sesuai karakteristik daerah
bahwa partisipasi politik perlu diperiksa agar be pemilihan yang menjadi target arena pertarungan.
tul-betul mampu bertransformasi menjadi praktik Dalam menyusun strategi kampanye, langkah
keterwakilan politik. Kepekaan (responsiveness) penting yang harus dilakukan adalah menetapkan
dan kemauan (willingness) untuk berpihak serta kelompok sasaran. Bab ini merinci sejumlah upaya
memperjuangkan kepentingan kelompok rentan dan yang dapat dikerjakan oleh tim dan calon legislatif
marginal menjadi prasyarat sekaligus penanda pen agar proses menyusun kampanye berjalan efektif
ting untuk memeriksa praktik keterwakilan politik. dan tepat sasaran.
Bab 2 menguraikan berbagai data empiris yang Bab 5 merupakan diskusi tentang dana kampanye;
menjelaskan dengan gamblang potensi serta kekua- mencakup uraian sejumlah regulasi yang membata-
tan calon anggota legislatif perempuan. Regulasi si bentuk-bentuk penggalangan dana serta opsi
kepemiluan yang mengatur pelaksanaan pemilu strategis yang patut diketahui secara benar oleh
pada 2014 dan 2019 yang meliputi sistem pemilihan calon legislatif. Harus diakui bahwa aturan tentang
proporsional daftar terbuka serta aturan afirmasi dana kampanye pemilu di Indonesia masih sangat
yang diperkuat dalam peraturan teknis pelaksanaan longgar sehingga ketepatan memahami kerangka
pemilu terbukti menjadi faktor pendukung men- regulasi serta peluang dan batasan terkait dana
guatnya potensi kekuatan calon anggota legislatif kampanye menjadi bekal pengetahuan strategis, ter-
perempuan. Data menunjukkan angka pencalonan masuk kemampuan mengidentifikasi kebutuhan dan
legislatif perempuan, perolehan suara perem- menghitung perkiraan biaya kampanye agar calon
puan, serta jumlah kursi legislatif perempuan terus legislatif dapat mengantisipasi ongkos politik yang
Bab Fokus
Bab 1
Bab 3
Bab 4
Bab 6
11
Bab 2
Bab ini memberi gambaran potensi dan kekuatan dia berdasarkan peraturan perundang-undangan.
caleg perempuan berdasarkan hasil pemilu sebe Memahami Undang-Undang Pemilihan Umum (UU
lumnya. Pemetaan potensi dan kekuatan berdasar- Pemilu) penting untuk mengetahui ruang kontestasi
kan hasil Pemilu 2009, 2014, dan 2019 diperlukan yang tersedia bagi perempuan dalam kontestasi
sebagai basis untuk persiapan berkontestasi pada elektoral. Untuk Pemilu 2024, aturan itu tertuang da-
Pemilu 2024 dengan mengukur potensi dan kekuat lam UU No. 7/2017 dan Peraturan Komisi Pemilihan
an caleg perempuan berdasarkan data pencalonan, Umum (PKPU).
perolehan suara, dan keterpilihan perempuan di
Sistem proporsional merupakan sistem pemilu
parlemen.
yang membagi wilayah ke dalam daerah pemilihan
Pembahasan di bab ini diawali dengan melihat (dapil) dan tiap dapil tersebut memperebutkan lebih
ruang kontestasi yang tersedia, dilanjutkan de dari satu kursi parlemen. Terdapat formula yang
ngan amatan terhadap data peningkatan partisipasi digunakan untuk penentuan perolehan kursi partai
perempuan dalam pencalonan, perolehan suara, per dapil. Berdasarkan pengalaman sebelumnya,
dan perolehan kursi di lembaga legislatif berdasar- pemilu di Indonesia pernah menggunakan sistem
kan hasil pemilu pada 2009, 2014, dan 2019. Selain proporsional baik daftar tertutup maupun terbuka.
itu, bab ini juga membahas mengenai diskursus
Sistem proporsional daftar tertutup digunakan pada
non-elektoral isu perempuan yang berkembang dan
Pemilu 1955 dan semua pemilu di masa Orde Baru
memperkuat alasan untuk meningkatkan kehadiran
hingga Pemilu 1999. Dalam sistem proporsional
perempuan di lembaga legislatif.
daftar tertutup, pemilih hanya memiliki kesempatan
Sistem proporsional daftar terbuka untuk memilih nama atau lambang partai dalam
surat suara yang tersedia. Selanjutnya, partai yang
dan kebijakan afirmasi: Aturan main berhasil meraih kursi akan menentukan calon terpi-
yang mendorong peningkatan lih berdasarkan urutan yang diajukan dalam daftar
calon legislatif (Margret et al., 2021). Dalam hal ini,
partisipasi perempuan di arena politik partai memiliki kekuasaan untuk menentukan daftar
Partisipasi perempuan dalam pemilu salah satu calon dan calon terpilih.
nya bisa diamati dari ruang kontestasi yang terse-
4
Contoh lengkap surat suara pemilu 2019 dapat dilihat melalui https://www.kpu.go.id/page/read/1078/spesimen-surat-
suara-calon-anggota-dpr-pemilu-2019
13
Sejak Pemilu 2004 hingga 2019, sistem proporsional
daftar terbuka tetap digunakan dalam pemilihan Penerapan sistem proporsional daftar terbuka
calon legislatif baik di tingkat pusat maupun dae dibarengi oleh kebijakan penerapan ambang
rah. Penerapan sistem proporsional daftar terbuka batas parlemen (Parliamentary Threshold)
dibarengi oleh kebijakan penerapan ambang batas yang menetapkan batas minimum perole-
parlemen (Parliamentary Threshold) yang mene- han suara partai untuk diikutsertakan dalam
tapkan batas minimum perolehan suara partai untuk penghitungan perolehan kursi.
diikutsertakan dalam penghitungan perolehan kursi.
Ambang batas tersebut ditetapkan sebesar 2,5% Dalam hal ini, kebijakan afirmasi merupakan instru-
pada Pemilu 2009 (UU No. 10/2008), 3,5% pada men hukum bersifat sementara yang digunakan un-
Pemilu 2014 (UU No. 8/2012), dan 4% pada Pemilu tuk mengoreksi/memperbaiki ketidakseimbangan,
2019 (UU No. 7/2017) ketidaksetaraan, dan ketinggalan historis suatu
UU No. 7/2017
(Pemilu 2024) kelompok tertentu dalam masyarakat. Pada awal-
UU No. 8/2012 nya, ketentuan afirmasi berhasil masuk dalam UU
(Pemilu 2014)
No. 12/2003. Peraturan tersebut setidaknya berhasil
UU No. 10/2008 mendorong partai politik pada Pemilu 2004 untuk
(Pemilu 2009) menempatkan 30% perempuan dalam daftar caleg.
Akan tetapi, ketentuan afirmasi pada Pemilu 2004
UU No. 12/2003 masih sebatas “memperhatikan” dan tanpa disertai
(Pemilu 2004)
sanksi yang tegas. Perlu digarisbawahi pula bahwa
penerapan kebijakan afirmasi 30% untuk perem-
puan di Indonesia hanya menyasar tiga institusi:
partai politik, lembaga legislatif, dan lembaga penye-
lenggara pemilu.
15
Pada Pemilu 2014 dan 2019, terdapat aturan teknis 100
pemilu yang menguatkan pelaksanaan kebijakan
afirmasi terutama pada tahap pencalonan. PKPU 80
No. 7/2013 dan No. 20/20187 (memperkuat kebi-
jakan afirmasi dengan mewajibkan partai menyer-
60
takan perempuan minimal 30% dalam penyusunan
daftar caleg dengan penempatan minimal 1 pe
40
rempuan dari tiap 3 nama calon. Aturan ini memak-
sa partai politik untuk mencalonkan perempuan 24.01
22 23
minimal 30% di setiap dapil sebab partai yang gagal 20
Dapil dengan persentase kursi perempuan di DPR RI di atas kuota pencalonan 30% (Pemilu 2019)10
10
Margret et al. (2022).
17
Untuk memetakan basis wilayah ramah keterpilihan Wilayah ramah keterpilihan perempuan diidentifi-
perempuan, acuan data yang perlu dilihat adalah se kasi berdasarkan jumlah pemilih yang memberikan
baran suara caleg perempuan secara keseluruhan yang suaranya bagi caleg perempuan di dapil tertentu .
berkontestasi di dapil pada saat pemilu. Dari total 80 Pada Pemilu 2019, identifikasi ini dapat dilakukan
dapil DPR RI pada Pemilu 2019, 21 di antaranya meng- dengan melihat dapil di mana perolehan suara caleg
hasilkan persentase kursi perempuan melampaui 30%. perempuan melampaui rata-rata nasional sebesar
Data ini bermanfaat sebagai rujukan dalam meng 24,01%. Peluang perempuan untuk terpilih berpotensi
identifikasi tingkat perolehan suara caleg perempuan. meningkat apabila ditempatkan di dapil yang ramah
keterpilihan perempuan.
Persentase Suara
No. Daerah Pemilihan
Caleg Perempuan Wilayah ramah keterpilihan perempuan diiden-
1 Jawa Tengah 5 48,42 tifikasi berdasarkan jumlah pemilih yang mem-
2 Sulawesi Utara 43,60 berikan suaranya terhadap caleg perempuan di
3 Maluku 42,88 dapil tertentu.
4 Bengkulu 41,52
5 Jawa Barat 4 40,73 Peluang perempuan bisa juga dilihat dari basis
6 DKI Jakarta 2 40 suara partai politik berdasarkan jumlah suara yang
7 Sulawesi Barat 39,95 diperoleh di wilayah tertentu pada pemilu sebelum-
8 Jawa Tengah 8 37,85 nya. Berdasarkan hasil Pemilu 2019, misalnya, basis
9 Jawa Barat 9 37,60 suara dapat dilihat dengan mengidentifikasi dapil di
10 Jawa Barat 6 36,52 mana partai politik memperoleh persentase suara
11 Sumatera Selatan 2 34,30
sama dengan atau lebih besar daripada persentase
12 Maluku Utara 33,30
perolehan suara secara nasional.
13 DKI Jakarta 3 32,81
14 Jawa Barat 1 32,64
Partai Persentase Perolehan Wilayah
15 Jawa Tengah 4 32,07 No.
16 Jawa Timur 5 31,92 Politik Suara Nasional Basis12
17 Jawa Tengah 9 31,83 1 PKB 9,69 25
18 Gorontalo 31,67
2 Gerindra 12,57 38
19 Jawa Barat 7 31,54
20 Jawa Timur 9 31,52 3 PDIP 19,33 37
21 Jawa Tengah 3 30,60 4 Golkar 12,31 36
22 Banten 1 29,96
23 Jawa Tengah 2 29,53 5 Nasdem 9,05 33
24 Jawa Tengah 7 29,46 6 PKS 8,21 34
25 Jawa Timur 7 29,25
7 PPP 4,52 40
26 Sulawesi Selatan 1 28,72
27 Jawa Timur 6 28,60 8 PAN 6,84 32
28 Kalimantan Timur 27,79 9 Demokrat 7,77 37
29 Sulawesi Selatan 3 27,72
30 Banten 2 27,35 Wilayah basis partai politik (Pemilu 2019)13
31 Jawa Timur 1 27,21
32 Nusa Tenggara Timur 2 26,42
33 Nusa Tenggara Barat 2 26,16
34 Sulawesi Selatan 2 25,27
35 Jawa Barat 10 25,18
36 Jawa Timur 3 24,50
37 Sulawesi Tengah 24,30
38 Lampung 2 24,28
Dapil dengan persentase keterpilihan perempuan di atas
rata-rata nasional 24,01% (Pemilu 2019)11
11
Data KPU, diolah oleh CWI.
12
Wilayah basis mencakup dapil di mana partai politik memperoleh persentase suara pemilih sama dengan atau lebih besar
dari persentase perolehan suara secara nasional.
13
Data KPU, diolah oleh CWI.
14
Data KPU, diolah oleh CWI.
19
Sebaran basis kekuatan partai politik15
Di tingkat DPRD provinsi dan kabupaten/kota, politik non-elektoral juga membuka peluang bagi
upaya peningkatan peluang keterpilihan perem- perempuan. Pengesahan UU No. 12/2022 tentang
puan bisa ditopang melalui identifikasi beberapa Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) pada
aspek: 12 April 2022 lalu, misalnya, membuktikan ada
nya peningkatan perhatian publik terhadap isu-isu
1. Perolehan kursi partai per dapil, dengan tujuan
perempuan. Kerja sama antara masyarakat sipil,
mengetahui partai-partai pemenang kursi di
pemerintah, dan anggota legislatif (aleg) berhasil
masing-masing dapil.
mendorong pengesahan UU TPKS yang peran-
2. Suara partai per dapil, dengan tujuan menentu- cangannya telah diinisiasi sejak 2012 oleh Komisi
kan wilayah basis kekuatan partai politik. Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan
3. Wilayah ramah keterpilihan perempuan, dengan (Komnas Perempuan) bersama masyarakat sipil
melihat dapil di tingkat kabupaten/kota (untuk dan masuk ke dalam program legislasi nasional
DPRD provinsi) dan dapil di tingkat kecamatan (prolegnas) pada 2016. Meskipun terdapat sejum-
(untuk DPRD kabupaten/kota). lah aleg perempuan di DPR RI yang lantang men-
dukung pengesahan RUU TPKS, jumlahnya tidak
Isu perempuan sebagai tema banyak. Dengan kata lain, isu perempuan masih
perlu lebih dikedepankan sebagai tema strategis
strategis bagi pemenangan caleg baik bagi caleg maupun aleg perempuan.
perempuan
Selain pemetaan peluang berdasarkan data hasil
pemilu, perkembangan pembahasan isu-isu sosial
Diskursus yang berkembang terkait isu-isu perempuan menjadi peluang untuk mendorong partai poli-
tik memberikan ruang lebih luas bagi perempuan untuk terlibat dalam berbagai proses politik.
21
Bab 3
1. Peserta mengenali sejumlah bentuk tantangan yang perlu diatasi dalam upaya meningkatkan ke
terwakilan perempuan.
2. Peserta memahami salah kaprah tantangan terkait politik uang.
Bagian ini membahas sejumlah tantangan dalam salah kaprah tantangan politik uang dapat mem-
upaya peningkatan keterwakilan perempuan di lem- buka kesempatan bagi caleg perempuan membuat
baga legislatif. Masih minimnya jumlah caleg perem- strategi yang tepat dalam meraih dukungan pemilih.
puan yang terpilih menjadi anggota legislatif baik di
Untuk mendapatkan gambaran terkait tantangan
tingkat nasional maupun daerah menjadi salah satu
yang dihadapi oleh caleg perempuan, akan meng-
tolok ukur bahwa perempuan menghadapi sejum-
gunakan analogi pohon tantangan yang terdiri dari
lah tantangan dan kendala untuk menjadi anggota
3 bagian yaitu akar, batang dan ranting. Bagian akar
legislatif. Tantangan yang dihadapi oleh perempuan
mengacu pada hambatan yang bersifat nilai/tradisi/
sifatnya beragam dan berlapis mencakup tantangan
budaya di masyarakat yang cenderung merugikan
sistemis terkait regulasi dan sistem kepemiluan, tan-
posisi perempuan. Bagian batang mengacu pada
tangan kultural terkait faktor sosial budaya mengakar
kondisi ekonomi, sosial dan politik yang merugikan
di masyarakat dan salah kaprah tentang tantangan
posisi perempuan. Dalam hal ini termasuk juga
terkait ‘politik uang’.
tantangan sistemis yang dihadapi caleg perempuan
Sejumlah tantangan tersebut pada dasarnya saling yang terkait regulasi dan sistem kepemiluan. Se-
berkaitan satu sama lainnya. Namun, yang perlu dangkan bagian ranting mengacu pada hambatan
dikenali lebih jauh adalah strategi menghadapi tan- internal dari diri perempuan. Analogi pohon dipilih
tangan struktural terkait regulasi/sistem dan budaya untuk memudahkan penjelasan tantangan mana
yang merupakan agenda bersama. Hal ini seharus- yang paling sulit diatasi hingga yang paling lebih
nya dihadapi secara kolektif, bukan hanya menjadi mudah diatasi sendiri oleh caleg perempuan.
beban caleg perempuan sendiri. Sementara terkait
Tantangan sistemis yang
memberatkan caleg perempuan
Tantangan sistemis terkait regulasi dan sistem
kepemiluan yang termasuk analogi bagian batang
dari pohon merupakan tantangan yang perlu dike-
nali lebih jauh oleh caleg perempuan. Tantangan
ini perlu dipahami sebagai ‘medan kontestasi’
caleg perempuan dalam pemilu, yaitu regulasi dan
sistem kepemiluan merupakan tantangan yang
berat dihadapi oleh caleg perempuan. Tantangan
ini mencakup dinamika di internal partai politik
yaitu kewenangan mutlak dari partai politik dalam
merekrut dan memutuskan caleg perempuan mana
yang akan mengikuti kontestasi pemilihan umum.
Pohon tantangan Selain itu, juga mencakup penempatan nomor
23
Persentase caleg perempuan yang terpilih dengan internal partai, kompetensi caleg, status sebagai
nomor urut 1 terus meningkat pada periode terse- pengurus partai di tingkat pusat, status sebagai
but; dari 44% pada Pemilu 2009, 47,42% pada Pemi- petahana, senioritas, serta praktik ‘politik balas
lu 2014, hingga 48,31 pada Pemilu 2019. Pada Pemilu jasa’ tim pemenangan partai.
2019, hampir separuh dari seluruh perempuan yang
terpilih di DPR RI merupakan caleg dengan nomor Pasal 245 ayat 2 UU No. 7/2017 menyebutkan
urut 1, diikuti oleh nomor urut 2 (24,58%) dan 3 harus terdapat setidaknya 1 perempuan di
(12,71%).16 setiap 3 nama bakal calon yang diajukan oleh
Temuan ini tidak sejalan dengan praktik yang terjadi partai politik. Penempatan minimal satu nama
di lapangan, di mana partai politik cenderung tidak calon perempuan di antara tiga nama calon da-
memprioritaskan penempatan caleg perempuan di lam daftar calon legislatif ini lazim disebut se-
nomor urut atas. Pada Pemilu 2019, caleg perem- bagai semizipper. Dalam memenuhi ketentuan
puan mayoritas ditempatkan pada nomor urut 3 ini, nyatanya partai politik cenderung menem-
dan 6. Dari 16 partai politik peserta pemilu, 13 partai patkan perempuan pada nomor urut 3. Hal ini
dicatat menempatkan 777 (60,7%) caleg perempuan memengaruhi jumlah caleg perempuan terpilih
ditempatkan pada nomor urut 3. Dari 1.280 caleg yang masih jauh di bawah caleg laki-laki .
yang berada di nomor urut 1 dalam Daftar Calon
Tetap (DCT) partai politik di seluruh dapil, hanya Di partai politik tertentu, ruang dialog untuk penem-
234 (18%) merupakan caleg perempuan. Kondisi patan nomor urut caleg perempuan masih terbuka
ini menunjukkan bahwa partai politik masih belum di internal partai. Namun, keputusan akhir tetap be-
memprioritaskan penempatan caleg perempuan di rada di elite partai politik atau ketua umum dengan
nomor urut atas. berbagai pertimbangan masing-masing.
18
Margret et al. (2022).
25
Kondisi ini menunjukkan adanya hambatan sistemis negatif terhadap perempuan sebagai individu yang
bagi caleg perempuan untuk bisa terpilih dan men- mengedepankan perasaan ketimbang rasionalitas.
duduki kursi lembaga legislatif. Hambatan ini tidak
Perempuan yang berkarier di ruang publik meng-
dialami oleh caleg laki-laki yang malah mencatat-
hadapi tantangan berat karena peran reproduktif
kan surplus sebesar 3,49% (setara 20 kursi DPR
dan produktif yang sering dibenturkan. Peran-peran
RI) antara persentase perolehan kursi (79,48%) dan
seperti merawat dan mengurus anak serta menger-
perolehan suara (75,99%).
jakan berbagai pekerjaan domestik kerap masih
Konsekuensi pelaksanaan pemilu dibebankan secara eksklusif pada perempuan,
sehingga membatasi keleluasaan untuk berkarier
serentak di ruang publik. Hal ini umumnya tidak dialami oleh
Pemilu presiden, wakil presiden, dan anggota caleg laki-laki.
legislatif di DPR RI, DPD RI, serta DPRD provinsi Ketika memutuskan berkarier di ruang publik dan
dan kabupaten/kota secara serentak yang pertama maju sebagai caleg, perempuan tahu jalan meniti
kali dilaksanakan pada tahun 2019 ternyata memi- karier bagi mereka cenderung lebih sulit. Posisi
liki konsekuensi negatif bagi caleg perempuan. perempuan di masyarakat belum dipandang setara
Konsekuensi tersebut berupa penugasan caleg dengan laki-laki, sehingga pengambilan keputusan
perempuan potensial yang dikenal sebagai bagian termasuk terkait karier di dunia politik pun harus
dari kader andalan partai menjadi tim pemenangan meminta izin kepada pasangan dan keluarga. Hal-
presiden yang diusung oleh partai politik. Akibat hal seperti ini merupakan tantangan tidak kasat
nya, caleg perempuan tersebut tidak dapat merawat mata yang dihadapi khusus oleh perempuan. Faktor
dapil secara optimal di tengah kesibukan sebagai keluarga juga dapat merugikan perempuan ketika
tim pemenangan calon presiden dan wakil presi- izin tersebut tidak diperoleh sebab dukungan kelu-
den dan berujung dengan kegagalan terpilih pada arga terdekat, terutama pasangan dan anak, sangat
Pemilu 2019. penting bagi caleg perempuan.
Meskipun merugikan bagi peluang keterpilihan di Bias pemberitaan terhadap caleg dan politisi pe
pemilu legislatif, caleg perempuan tidak memiliki rempuan di media massa juga menjadi tantangan
pilihan dan harus melaksanakan keputusan dari tersendiri. Narasi pemberitaan media massa baik
partai politik. Hal ini dialami salah satu caleg pe jarang menyoroti peran substantif serta prestasi
rempuan DPR RI yang diminta terlibat sebagai tim caleg dan politisi perempuan. Sebagian besar masih
pemenangan presiden oleh partai politiknya. Oleh
sebab itu, perempuan dengan keinginan untuk maju
sebagai caleg pada Pemilu 2024 yang akan kembali
dilaksanakan secara serentak perlu memperhatikan
konsekuensi ini.
27
suatu hal yang tidak terelakkan terjadi pada siklus
pemilu terutama pada masa kampanye dan akan Politik uang tidak berkorelasi dengan
terus menjadi tantangan bagi caleg baik perempuan keterpilihan caleg.
maupun laki-laki.
Apabila dilihat lebih cermat, politik uang tidak
serta-merta menjadi penyebab utama berkontribusi "...persoalannya itu adalah money politics karena
terhadap keterpilihan caleg. Banyak faktor lain yang di era sekarang ini dengan menggunakan
perlu dipertimbangkan seperti caleg yang tidak sistem suara terbanyak akhirnya akan menim
merawat dapil dengan baik melalui upaya membina bulkan hal tersebut. Itu yang menjadi kendala
hubungan yang baik dengan konstituen di dapil. bagi kita.." (Perempuan, PDIP)
Bab ini akan menguraikan sejumlah aspek penting Struktur tim pemenangan dan
yang perlu diperhatikan untuk menyiapkan kam-
panye pemilu yang meliputi peran dan struktur tim kampanye yang efektif
kampanye untuk tujuan pemenangan dan bagaima- Langkah paling awal menghadapi kampanye pemilu
na menetapkan kelompok sasaran, menyusun prio adalah membentuk struktur kerja untuk membantu
ritas isu strategis, dan metode kampanye yang tepat. caleg perempuan dalam bekerja mengumpulkan
Berikut bagan yang menggambarkan alur tahapan dana kampanye, mendapatkan data dan informa-
tersebut: si tentang daerah pemilihan, mendiskusikan dan
menyusun target perolehan suara, menetapkan
kelompok sasaran dan implementasi strategi kam-
panye, serta mengamankan suara pasca pemu-
Menetapkan ngutan suara. Struktur kerja pemenangan biasa
kelompok dikenal dan disebut sebagai tim kampanye caleg.
Membentuk
sasaran, Tim kampanye caleg terdiri dari dua kelompok kun-
struktur ci. Pertama adalah tim yang memahami substansi
menyusun
kampanye dan strategi kepemiluan. Kedua adalah tim lapangan
prioritas isu
untuk yang dekat dengan warga. Tim secara jumlah tidak
strategis, perlu banyak tetapi penting memastikan memenuhi
pemenangan
dan metode fungsi yang jelas .
kampanye
29
tidaknya dibutuhkan dua sampai empat orang yang Orang-orang yang mengisi tim kampanye caleg
bertanggung jawab untuk melakukan fungsi-fungsi di kedua kelompok haruslah memenuhi kriteria
berikut: sebagai berikut:
1. Manajer program untuk menyusun program
dan prioritas isu kampanye. Dapat Memiliki cukup Memahami
dipercaya pengetahuan kondisi daerah
2. Manajer publikasi untuk mengelola komunikasi dan memiliki tentang aturan pemilihan de
loyalitas kepemiluan ngan baik
dan publikasi kampanye.
3. Manajer logistik untuk mengoordinasi pencari- Kriteria tim kampanye
an dana dan distribusi logistik.
4. Evaluator untuk melakukan pemantauan dan Untuk dapat menggunakan sumber daya secara
evaluasi. efektif dan efisien dalam mendorong keterpilihan,
Empat peran ini bisa saja dilakukan hanya oleh dua caleg perempuan dapat melakukan kolaborasi tim
orang, misalnya orang pertama mengemban peran kampanye antarcaleg dalam satu partai namun ber-
sebagai manajer program dan publikasi, sementara beda tingkatan untuk wilayah pemilihan yang sama.
orang kedua sebagai manajer logistik dan evaluator Model kerja pemenangan dan kampanye secara
sekaligus. paket dilakukan oleh caleg DPR RI, DPRD provinsi,
dan DPRD kabupaten/kota dalam satu partai dan
Kelompok kedua, adalah orang-orang yang menjadi dapil yang sama.
simpul warga di tingkat wilayah terkecil dari kelurah
an/desa hingga RT/RW, disebut sebagai Koordi- Dalam banyak studi kepemiluan di berbagai negara,
nator Warga. Pada kelompok ini, caleg perempuan hubungan antara caleg dengan tim kampanye atau
perlu merekrut warga yang berdomisili di wilayah tim sukses sangat dinamis dan memiliki karakteristik
daerah pemilihan dan dikenal baik oleh warga. hubungan yang beragam. Elemen kunci yang perlu
Selain itu ia haruslah memiliki pemahaman yang diperhatikan dalam kerja tim kampanye adalah (1)
baik tentang situasi dan kondisi di daerah tempat membangun relasi yang baik antara caleg dan tim
tinggalnya. kampanye; (2) relasi tidak eksploitatif; (3) adanya
instruksi dan target yang jelas; dan (4) adanya me-
Koordinator warga adalah ujung tombak kampanye kanisme evaluasi dan pemantauan kerja.
bagi caleg untuk meyakinkan dukungan pemilih.
Selain itu, Koordinator Warga juga bertugas untuk Keempat elemen kunci tersebut harus didukung
merekrut para saksi TPS yang bertugas mengawal oleh dokumen penjelasan yang memuat instruksi
pemungutan suara dan rekapitulasi penghitungan dan target serta formulir pemantauan kerja. Dengan
suara. keterbatasan sumber daya untuk operasional dan lo-
gistik, maka mekanisme pendistribusian atribut dan
Pembentukan struktur tim kampanye dapat dilaku- materi kampanye harus efektif dan tepat sasaran,
kan sesuai kebutuhan serta disesuaikan dengan serta yang terpenting dapat dipantau dan dievaluasi.
preferensi caleg. Pada prinsipnya, tim kampanye
tidak perlu terlalu besar asalkan memenuhi peran Pemilu sebagai sarana negosiasi
dan fungsi yang jelas serta dapat bergerak lincah
tanpa hierarki yang panjang.
antara pemilih dan caleg
Pada tahap ini diperlukan kolaborasi caleg dengan
CALEG seluruh bagian dari tim kampanye untuk menen-
tukan kelompok sasaran, menyusun prioritas isu
Manajer Program Manajer Logistik strategis, serta metode kampanye yang digunakan.
Bagian ini akan diawali dengan mengidentifikasi
ulang pemahaman tentang dua hal. Pertama adalah
Manajer Publikasi Evaluator pemahaman tentang politik dan tujuan berpolitik.
Kedua adalah pemahaman fungsi dari anggota
Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator
legislatif ketika terpilih. Setelah memahami kedua
Warga 1 Warga 2 Warga 3 Warga dst hal tersebut, caleg dan tim kampanye menyusun
prioritas isu strategis dan menetapkan kelompok
sasaran. Pada bagian terakhir tahapan ini caleg dan
Saksi TPS Saksi TPS Saksi TPS Saksi TPS dst
tim kampanye perlu menetapkan metode kampanye
Contoh struktur tim kampanye bagi tiap kelompok sasaran dan upaya untuk men-
31
kebutuhan warga di daerah pemilihan. Kedua, untuk Menentukan strategi kampanye
bisa mewujudkan kebutuhan kolektif maka negosia-
si dan transaksi harus dilakukan terbuka dan penuh berdasarkan kelompok sasaran
rasa tanggung jawab untuk kandidat dan warga dan isu prioritas
sama-sama mewujudkan serta mengevaluasinya Untuk menentukan kelompok sasaran dan prioritas
secara berkala hingga setelah kandidat terpilih. isu kampanye, caleg dan tim kampanye perlu untuk
Ketiga, pemenuhannya dilakukan sesuai peran dan mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ter-
fungsi anggota parlemen. jadi di daerah pemilihan serta mengenali kebutuhan
Fungsi legislatif para wakil rakyat terpilih di parle kolektif mereka sebagai warga. Proses identifikasi
men berdasarkan UUD adalah: permasalahan dan mengenali kebutuhan kolektif
warga umumnya dilakukan secara subjektif oleh
1. Legislasi, membahas dan menyusun peraturan
caleg bersama tim kampanye. Proses identifikasi
bersama pemerintah
semacam itu bisa saja dilakukan tetapi potensi bias
2. Anggaran, membahas dan menyetujui anggaran dan ketidaktepatan sangat mungkin terjadi.
bersama pemerintah
Untuk meminimalisir bias, caleg dan tim kampanye
3. Pengawasan, memantau dan memastikan imple- bisa merujuk pada sumber-sumber data resmi dari
mentasi kebijakan dan program sesuai amanat BPS serta kementerian dan lembaga. Identifikasi
UU. permasalahan dan mengenali kebutuhan kolektif
Berdasarkan fungsi di atas perlu dipahami bahwa bisa juga dengan cara yang lebih partisipatif melalui
anggota legislatif tidak memiliki fungsi distribusi cara bertanya dan berdiskusi dengan warga. Metode
sumber daya. Fungsi distribusi sumber daya ada di bertanya bisa dilakukan dengan dua cara:
tangan eksekutif atau pemerintah melalui program Pertama, melalui pendekatan kualitatif dengan me
dan kebijakan formal. Tidak semua pemilih mema- ngadakan pertemuan tatap muka dengan warga
hami fungsi anggota legislatif sehingga kerap me baik dalam kelompok besar maupun kelompok kecil.
nyamakan dengan fungsi kepala daerah atau pre
Kedua, melalui pendekatan kuantitatif dengan
siden dalam proses pemilihan kepala daerah atau
mengadakan ‘survei warga’ melalui penyebaran
presiden. Caleg harus mendorong kerangka regulasi
kuesioner oleh tim kampanye. Data hasil survei
yang dibutuhkan masyarakat, alokasi anggaran yang
bisa diolah secara sederhana untuk mendapatkan
dibutuhkan masyarakat, dan memastikan pemerin-
pemetaan permasalahan dan kebutuhan warga.
tah melakukan implementasi distribusi sumber daya
secara adil dan merata. Ada beberapa tema yang seringkali menjadi priori-
tas bagi para caleg untuk diusung dalam kampanye
yaitu pendidikan dan kesehatan. Kedua tema ini
Setelah merumuskan tema dan isu, selanjutnya ditentukan siapa saja kelompok sasarannya. Di tiap
perlu memilah area dan kelompok sasaran yang area tersebut, bisa saja terdapat beberapa kelompok
sesuai. Area kerja kelompok sasaran biasanya di sasaran berbeda.” Ilustrasi dan contoh penentuan
tingkat desa/kelurahan karena tidak terlalu luas area kerja, kelompok sasaran, tema, isu yang relevan,
tapi juga tidak terlalu kecil. Desa/kelurahan ada- serta metode kampanye bisa dilihat pada tabel di
lah satuan politik terkecil yang unik dan biasanya bawah ini.
memiliki kemandirian. “Pada setiap area kerja, perlu
33
Kelompok Metode
Area Kerja Tema Isu Target Suara
Sasaran Kampanye
Kelurahan • Kelompok • Kesehatan • Pembu • Pertemuan 3000
A, B dan C anak muda angan limbah tatap muka
• Lingkungan
dengan profil industri yang
• Buruh • Pelatihan
kawasan • Perubahan mencemari
industri sa • Masyarakat Iklim aliran sungai • Penyuluhan
wit, wilayah adat dan meng- kesehatan
wisata, dan ganggu dan pengo-
kampung kesehatan batan
masyarakat
• Tidak adanya
adat
perencanaan
alih fungsi
lahan yang
memicu
banjir di
kampung dan
kota
Desa B • Kelompok Kesejahteraan • Pemenuhan • Pertemuan 1000
buruh upah layak tatap muka
bagi pekerja
• Kelompok • Pelatihan
tani • Program ban-
• Kontrak
tuan sosial
politik
Desa C • Kelompok • Pendidikan • Pengelolaan • Diskusi 2000
pemuda sampah dan
• Lingkungan • Pendidikan
pencemaran
dan pelatihan
• Kesejahte lingkungan
raan • Kompetisi
• Akses pendi-
dikan tinggi
• Akses lapa-
ngan peker-
jaan •
Pertemuan
Setelah menentukan kelompok sasaran beserta dan medium yang akan digunakan perlu memper-
tema dan isu yang akan disampaikan tantangan se- hatikan konteks dan situasi agar mudah diingat dan
lanjutnya adalah merancang pesan kampanye dan diterima pada kelompok sasaran.
strategi komunikasi yang tepat. Menyusun pesan
35
Bab 5
Dana Kampanye
Tujuan pembelajaran
Bab ini menguraikan tentang berbagai bentuk Sesuai dengan bentuk-bentuknya, pengaturan dana
serta sumber-sumber dana kampanye sesuai kampanye juga berbeda-beda untuk dana berupa
aturan pemilu. Bab ini juga menjelaskan tentang uang, barang, dan jasa. Barang dianggap sebagai
pentingnya menghitung rencana kebutuhan biaya dana kampanye berupa materi alat peraga seperti
kampanye secara rinci untuk memudahkan pe kaos, stiker, baliho, spanduk, konsumsi, sistem suara,
laporan dana kampanye caleg kepada partai poli- dan hadiah barang dengan batasan nilai/harga
tik. Selain itu, penting pula untuk memahami apa tertentu. Sementara jasa merupakan dana kampa-
saja bentuk-bentuk aktivitas yang dapat dibiayai nye berupa jasa pembuatan konten media sosial,
dana kampanye beserta batasan-batasannya. Ter fotografer, penyanyi, pelaksana survei, dan lain-lain.
akhir, bab ini juga akan membahas tentang potensi
Setelah mengenali bentuk dana kampanye, se-
sumber-sumber dana kampanye sesuai PKPU No.
lanjutnya caleg perempuan perlu mengenali sum-
24/2018. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa PKPU
ber-sumber dana kampanye serta aturan pem-
tentang dana kampanye untuk Pemilu 2024 belum
batasan besaran sumbangan yang boleh diterima
diterbitkan ketika modul ini ditulis sehingga caleg
baik dari diri pribadi caleg, partai politik, dan/atau
perlu memantau perkembangan aturan terbaru
pihak lain yang berupa uang, barang, dan/atau jasa.
jelang penyelenggaran pemilu.
Pendanaan pihak lain dapat datang dari perorangan
Dana kampanye tidak selalu berupa uang atau badan usaha dengan pengecualian badan usa
ha milik negara baik yang dikelola oleh pemerintah
Ketika mendengar frasa dana kampanye, caleg pusat maupun daerah.
kerap mengasumsikan bahwa bentuknya adalah
uang. Hal ini tidak tepat sebab UU No. 7/2017 men-
definisikan dana kampanye sebagai sejumlah biaya Sumber Pendanaan
berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan pe-
serta pemilu untuk membiayai kegiatan kampanye .
37
Ragam aktivitas yang dapat Kegiatan kebudayaan
seperti pentas seni,
dibiayai oleh dana kampanye panen raya, dan konser
Dana kampanye merupakan sumber daya paling musik
esensial bagi caleg. Bersama tim kampanye, caleg
harus mengumpulkan, mengelola, serta menga- Kegiatan olahraga
seperti gerak jalan,
lokasikannya untuk mengoptimalkan upaya me-
lari marathon, dan
menangkan kursi. Caleg dan manajer logistik harus
bersepeda
menyusun rencana kebutuhan dana dan perenca-
naan alokasi anggaran kampanye. Selain itu caleg Perlombaan seperti
dan manajer logistik harus memahami aturan ten- kompetisi e-sport, dan
tang dana kampanye dan peruntukan penggunaan lomba memasak
dana kampanye yang diperbolehkan.
Kegiatan sosial
Mengacu pada UU No. 7/2017 penggunaan dana seperti pasar murah
kampanye adalah untuk berbagai jenis aktivitas dan donor darah
yang meliputi pertemuan terbatas, pertemuan tatap
muka, penyebaran bahan kampanye, pemasangan
alat peraga, rapat umum, media sosial, debat ten- Kegiatan kampanye lainnya yang dibolehkan20
tang materi kampanye, serta iklan di media cetak,
elektronik, dan internet.
Menghitung kebutuhan biaya kampanye
Setelah caleg perempuan memahami tentang
Pertemuan Pertemuan bentuk, sumber, besaran, dan mekanisme pelaporan
Terbatas Tatap Muka dana kampanye di atas. Selanjutnya caleg perem-
puan perlu untuk menghitung kebutuhan biaya
Pemasaran Penyebaran Bahan kampanye caleg. Dalam menghitung kebutuhan
Alat Peraga Kampanye biaya kampanye caleg, akan membutuhkan data
strategi dan metode kampanye yang telah disusun
Rapat Media Sosial dari pemetaan kelompok sasaran dan penyusunan
Umum isu strategis yang menjadi tugas pada bab sebelum-
Debat tentang nya. Metode dan bentuk kegiatan kampanye akan
Iklan Media Materi Kampanye
menentukan besaran biaya yang akan dikeluarkan.
Cetak, Elektronik,
dan Internet Berapa biaya yang dibutuhkan seorang caleg pe
rempuan untuk bisa meraih kursi? Jawabannya
tentu relatif terhadap profil dan karakteristik pemilih
Aktivitas penggunaan dana kampanye19 yang disasar di dapil beserta tantangan geografis
Selain sejumlah aktivitas di atas, terdapat berbagai dan aksesnya.
aktivitas lain yang diperbolehkan mengacu pada
PKPU No. 23/2018, seperti kegiatan kebudayaan, “...di 2014 itu saya mendapatkan perolehan suara
olahraga, perlombaan, dan sosial. Dari keempat 36.312 dengan posisi nomor urut 2 dan dengan
aktivitas ini, diperlukan kreativitas caleg untuk biaya secara pribadi untuk pemilihan ini saya
menentukan ragam dan jenis kegiatan seperti apa menghabiskan uang sekitar Rp 325 juta dan Al
yang relevan dengan target sasaran pemilih. Per- hamdulillah [...] berhasil mendapatkan kursi ke-5
lombaan e-sport atau konser musik, misalnya, akan dari 8 yang ada di dapil.” (Caleg perempuan
lebih menarik bagi target sasaran kelompok anak terpilih dari salah satu dapil di Jawa Timur)
muda dan pemilih pemula. Akan tetapi, perlu dicatat
bahwa PKPU No. 23/2018 juga membatasi kegia- Besaran biaya kampanye akan sangat berbe-
tan perlombaan hanya boleh dilakukan maksimal da-beda antarcaleg sekalipun maju di dapil yang
tiga kali dengan besaran hadiah maksimal Rp 1 juta sama. Di dapil DKI Jakarta 2, misalnya, seorang
rupiah dan tidak boleh diberikan dengan metode caleg perempuan yang terpilih untuk DPR RI hanya
undian. mengeluarkan dana kampanye sebesar Rp 469
juta; sementara caleg laki-laki di dapil yang sama
mengeluarkan dana hingga Rp 3 miliar. Situs web
19
UU No. 7/2017. Bawaslu menyimpan data LPPDK Pemilu 2019 dan
20
PKPU No. 23/2018
Penyediaan • Pemilih di 500 Minggu keem- 10 desa • Pembuatan dan pemasangan baliho: 2 10 x Rp
dan pema- Kabupaten A pat November unit x Rp 250.000 3.000.000=
sangan alat 2023 • Pembuatan dan pemasangan spanduk: Rp
peraga 25 unit x Rp 60.000 30.000.000
• Pemasangan bendera: 10 unit x
Rp100.000
Lomba • Pemilih muda 1.000 Minggu per- 2 lomba • Sewa tempat: 1 hari x Rp 5.000.000 2 x Rp
e-sport di Kota Z tama Januari • Sewa peralatan: 1 hari x Rp 500.000 9.500.000=
2024 • Konsumsi panitia: 50 orang x Rp 60.000 Rp
• Hadiah pemenang: 1 orang x Rp1.000.000 19.000.000
Penggalangan dana kampanye dari berbagai sumber selain caleg dan partai politik.
Rincian kebutuhan dan rencana aktivitas kampanye
sebagai tugas kolektif akan memudahkan pihak lain yang akan menyum-
Penggalangan dana kampanye caleg merupakan tu- bang dan turut berkontribusi melalui pendanaan
gas kolektif dan bukan hanya tanggung jawab caleg. uang, jasa, dan/atau barang serta dukungan bagi
Prinsip ini harus dipegang oleh caleg beserta tim aktivitas.
kampanye dalam mengupayakan dana kampanye
Lihat:https://www.bawaslu.go.id/id/hasil-pengawasan-pemilu/laporan-penerimaan-dan-pengeluaran-dana-kampanye-calon-
21
presiden-dan-wakil
39
Jejaring Simpatisan/
Personal Simpul Warga
- Keluarga
- Kerabat
- Alumni
- Komunitas/organisasi
Orang yang didekati melalui :
- Pencitraan yang meyakinkan
- Slogan atau visi yang menyentuh
- Publikasi media mengenai rekam jejak
Ada dua kelompok yang dapat disasar sebagai kawan dekat, serta rekan satu almamater dan
penyumbang dana kampanye potensial. Perta- komunitas/organisasi. Kedua adalah simpatisan
ma adalah jejaring personal yang telah memi- atau simpul warga di luar jejaring personal yang
liki ikatan atau kedekatan sebelumnya dengan potensial memberikan dukungan seperti tokoh
caleg perempuan, seperti keluarga, kerabat, masyarakat, pemuka agama, dan pengusaha.
1. Peserta memahami informasi dasar dan lanjutan tentang dapil serta mampu mengumpulkan dan
memanfaatkan informasi tersebut untuk memetakan persaingan.
2. Peserta memahami metode penghitungan suara pada pemilu.
3. Peserta menentukan target perolehan suara untuk memenangkan kursi.
4. Peserta memahami pentingnya mengamankan suara dan cara-cara melakukannya.
Bagian ini fokus untuk membantu para caleg perem- dibutuhkan untuk mendapatkan satu kursi) di dapil
puan menghitung target perolehan suara agar dapat serta mengenali profil, arena pertarungan, dan
memenangkan satu kursi di daerah pemilihannya. karakteristik dapil. Data alokasi kursi yang tersedia
Untuk mendapatkan angka target perolehan suara, merupakan informasi paling awal yang perlu diketa-
caleg perempuan perlu mengumpulkan berbagai hui untuk menakar tingkat persaingan dan peluang
informasi penting di daerah pemilihannya. Target meraih kursi. Harga kursi sendiri dihitung melalui
perolehan suara minimum yang harus diraih setiap pembagian data suara sah pemilu legislatif sebe
caleg akan berbeda-beda karena “harga kursi” yang lumnya dengan alokasi kursi yang tersedia di dapil.
berbeda di setiap daerah pemilihan sesuai alokasi
kursi yang tersedia, jumlah penduduk, dan tingkat
persaingan berdasarkan popularitas caleg pada Suara sah pemilu
pemilu sebelumnya. Terdapat sejumlah langkah legislatif sebelumnya
yang perlu dilakukan sebelum menghitung target Harga 1 kursi =
perolehan suara berdasarkan formula yang ada. Alokasi kursi yang
tersedia di dapil
Mengolah informasi dapil untuk
menentukan target perolehan suara
Setelah mendapatkan harga kursi, caleg dapat me
Setelah terbentuknya tim kampanye, caleg perlu
ngetahui tingkat persaingan dan target dukungan
mengumpulkan berbagai informasi untuk mengenali
suara tertinggi yang dibutuhkan untuk mendapatkan
profil dan karakteristik daerah pemilihan sebagai
satu kursi. Semakin banyak suara yang dibutuhkan
arena berkompetisi memperebutkan kursi yang
untuk mendapatkan satu kursi, maka semakin mahal
tersedia dari alokasi 3–10 kursi (DPR RI) atau 3–12
harga kursi dan semakin tinggi tingkat persaingan di
kursi (DPRD provinsi dan kabupaten/kota) di tiap
dapil tersebut.
dapil. Manajer program tim kampanye bertugas
dan bertanggung jawab mengumpulkan data, yang Harga kursi sendiri merupakan target perolehan
terdiri atas informasi dasar dan lanjutan sesuai dua suara bagi partai politik. Bagi caleg, target perole-
langkah berikut. han suara berkisar antara 20%–40% dari harga kursi.
Selain itu, untuk menentukan target perolehan suara
Pertama, langkah pengumpulan informasi dasar
caleg, diperlukan informasi lanjutan berupa data
tentang daerah pemilihan yang meliputi: (a) alokasi
jumlah suara yang diperoleh caleg pemenang kursi di
kursi yang tersedia di dapil; (b) suara sah di dapil
dapil tersebut pada pemilu sebelumnya.
pada pemilu sebelumnya; (c) jumlah kecamatan
dan kelurahan di dapil; d) jumlah TPS di dapil; dan • Data jumlah pemilih untuk memberikan gam-
e) jumlah pemilih sesuai data pemilih tetap (DPT) baran keseluruhan orang dengan hak pilih yang
pada pemilu sebelumnya. mungkin disasar sebagai pendukung. Akan tetapi,
perlu dicatat bahwa hanya sekitar 70% dari pemi-
Seluruh informasi tersebut dibutuhkan untuk meng-
lih yang ada di DPT benar-benar akan menggu-
hitung harga kursi (perkiraan jumlah suara yang
nakan hak pilihnya dengan datang ke TPS.
41
• Data jumlah suara sah di setiap kelurahan atau ambang batas 4%. Di tingkat DPRD, menjadi caleg
desa untuk memetakan potensi wilayah basis dengan peraih suara terbanyak juga tidak menjamin
yang dapat diprioritaskan karena lebih berpotensi kursi apabila perolehan suara partai tidak men-
menghasilkan kursi. cukupi untuk meraih setidaknya satu kursi di dapil
tersebut. Oleh sebab itu, caleg perempuan bersama
• Data jumlah TPS untuk menempatkan koordi-
manajer program perlu memahami metode peng-
nator warga sebagai pemantau dan memastikan
hitungan suara dalam sistem proporsional daftar
jumlah saksi yang diperlukan saat penghitungan
terbuka yang menggunakan mekanisme suara
suara di tiap TPS.
terbanyak untuk menentukan caleg terpilih dan juga
Kedua, langkah pengumpulan informasi lanjutan penghitungan suara menjadi kursi menggunakan
tentang kekuatan partai politik dan kandidat yang metode Sainte-Lague untuk dapat menentukan
meliputi: (a) perolehan suara dan kursi partai di dapil target perolehan suara.
tertentu pada pemilu sebelumnya untuk memetakan
kekuatan partai; (b) perolehan suara anggota legis- Metode penghitungan
latif terpilih pada pemilu sebelumnya untuk meme- Penghitungan suara untuk menentukan jumlah kursi
takan kompetitor; dan (c) memetakan caleg kuat partai politik di dapil dilakukan dengan menggu-
dan populer yang akan dicalonkan di dapil. nakan metode Sainte-Lague, sebagaimana diatur
Pengumpulan data lanjutan diperlukan untuk dalam pasal 420 UU Pemilu No. 7/2017. Berikut ada-
memetakan aktor yang menjadi kompetitor di dapil lah langkah-langkah penghitungan dengan metode
baik dari partai yang sama maupun partai lain. Sainte-Lague:
Pemetaan ini dapat dilakukan menggunakan dua 1. Mengecek perolehan suara sah partai poli-
pendekatan. tik secara nasional memenuhi syarat ambang
Pertama, pendekatan kuantitatif berdasarkan data batas parlemen 4% untuk dapat diikutsertakan
peraih kursi pada pemilu sebelumnya dan data dalam penghitungan kursi DPR RI. Aturan am-
caleg yang belum terpilih namun memiliki perolehan bang batas ini tidak berlaku untuk penghitungan
suara besar. Perlu ditelusuri lebih lanjut apakah kursi di DPRD provinsi dan kabupaten/kota.
para petahana akan mencalonkan lagi di dapil yang 2. Menghitung perolehan kursi partai politik
sama; serta apakah caleg dengan perolehan suara di dapil dengan membagi perolehan suara sah
besar yang belum terpilih juga akan maju kembali. partai politik di dapil dengan bilangan ganjil 1, 3,
Selain itu, caleg juga perlu memperhatikan pesaing 5, dan seterusnya sampai alokasi kursi per dapil
kuat di wilayah (kelurahan/desa) dan membanding- habis terbagi. Kemudian, hasil pembagian diurut-
kan dengan kekuatan diri sendiri. kan berdasarkan jumlah nilai (suara) terbanyak.
Kedua, pendekatan kualitatif berupa data pemetaan Metode ini berlaku baik untuk penghitungan kursi
dari para informan yang mencakup latar belakang, DPR RI maupun DPRD provinsi dan kabupaten/
visi dan program, identitas dan partai politik para kota.
kompetitor, serta karakteristik pendukungnya. 3. Mengalokasikan kursi bagi partai politik de
Persepsi dan pandangan pemilih terhadap kinerja ngan nilai (suara) terbanyak pertama mendapat
petahana dan para kompetitor lainnya juga penting kursi pertama, nilai (suara) terbanyak kedua
untuk dipahami. mendapat kursi kedua, nilai (suara) terbanyak
ketiga mendapat kursi ketiga, dan seterusnya
Formula penghitungan target
sampai jumlah kursi di dapil habis terbagi.
perolehan suara di dapil
Simulasi penghitungan suara menjadi kursi dengan
Di tingkat DPR RI, menjadi caleg dengan perolehan menggunakan metode Sainte-Lague dapat dilihat
suara terbanyak tidak menjamin kursi apabila per- dalam tabel perolehan suara di dapil Antah Beran-
olehan suara partai politik tidak memenuhi syarat tah berikut.
Berdasarkan hasil pembagian jumlah suara sah Lalu, siapakah caleg yang berhak mengisi 10 kursi
partai politik dengan angka 1, 3, 5, dan seterusnya, tersebut?
maka 10 nilai (suara) terbanyak adalah:
Penentuan caleg yang mengisi kursi didasarkan
pada urutan suara terbanyak yang diperoleh ca-
No. Jumlah Suara Partai Politik leg di dapil terkait. Dengan demikian, dua caleg
1 488.916 Partai Macan peraih suara terbanyak dari Partai Macan, Partai
Lebah, dan Partai Ikan akan mengisi total enam
2 407.823 Partai Lebah kursi; sementara caleg peraih suara terbanyak dari
3 315.162 Partai Ikan Partai Angsa, Partai Koala, Partai Panda, dan Partai
Marmut mengisi masing-masing satu kursi di dapil
4 257.298 Partai Angsa Antah Berantah.
5 223.802 Partai Koala
Menentukan target perolehan suara
6 149.886 Partai Panda
Terdapat dua cara untuk menentukan target per-
7 143.404 Partai Marmut olehan suara caleg di dapil. Cara pertama menggu-
8 162.972 Partai Macan nakan data perolehan suara di dapil pada pemilu
sebelumnya untuk menentukan target minimum dan
9 135.941 Partai Lebah target aman perolehan suara.
10 105.054 Partai Ikan Batas minimum adalah angka yang melampaui
jumlah suara peraih kursi legislatif dengan perole-
Dengan demikian, partai-partai yang berhasil han terendah di dapil pada pemilu sebelumnya.
meraih kursi di dapil Antah Berantah adalah:
Batas aman adalah angka yang melampaui jumlah
suara peraih kursi legislatif dengan perolehan tert-
No. Partai Politik Jumlah Kursi inggi di dapil pada pemilu sebelumnya.
1 Partai Macan 2 Target suara adalah angka yang ditetapkan se-
2 Partai Lebah 2 bagai jumlah suara yang harus diraih oleh caleg
untuk mendapatkan kursi.
3 Partai Ikan 2
Untuk memperjelas batas aman, batas minimum
4 Partai Angsa 1 dan target suara, berikut ilustrasi data hasil Pemilu
5 Partai Koala 1 2019 untuk dapil Jawa Timur II dengan alokasi 7
kursi.
6 Partai Panda 1
7 Partai Marmut 1
TOTAL 10
43
Nama
Daerah Total Suara Perolehan Suara
Calon
Pemilihan Sah Caleg
Terpilih
HA 198.323 Batas Aman
MM 113.739
MA 97.230
Jawa Timur II 1.691.252 FR 82.777 Target Suara
AS 62.246
MS 41.695
A 27.102 Batas Minimum
Dari ilustrasi ini, dapat diketahui bahwa: Sementara penentuan target minimum untuk DPRD
provinsi adalah 25% dari harga kursi dan target
• Harga kursi di dapil Jawa Timur II adalah 241.607
minimum untuk DPRD kabupaten/kota bisa ditentu-
suara (total suara sah dibagi dengan alokasi kursi
kan dengan mengalikan rentang antara 20% sampai
di dapil).
40% dengan harga kursi.
• Batas minimum adalah 27.102 suara (melampaui
Setelah mendapatkan angka target perolehan suara,
27.102 suara peraih kursi dengan perolehan te
selanjutnya angka tersebut disandingkan dengan
rendah pada pemilu sebelumnya).
cakupan wilayah di daerah pemilihan untuk mendis-
• Batas aman adalah mencapai 198.323 suara tribusikan target suara di tiap kelurahan/desa.
(menyamai 198.323 suara peraih kursi dengan
perolehan tertinggi pada pemilu sebelumnya). Pengamanan suara menentukan
• Target suara caleg adalah 82.777 untuk perolehan kursi
mendapatkan kursi. Pengamanan suara adalah tugas kunci koordinator
Cara kedua penghitungan target perolehan suara warga dan saksi TPS. Potensi kecurangan dan pe-
adalah dengan menentukan target minimum berupa langgaran perlu diantisipasi dalam berbagai tahapan
20% dari harga kursi di dapil untuk DPR RI. sejak TPS dibuka hingga rekapitulasi suara selesai
dilakukan.
Target Minimum Perolehan Suara Caleg =
Harga Kursi x 20%
45
Kesimpulan
Modul ini disusun sebagai dukungan bagi para juga diharapkan dapat sampai kepada para pengu-
caleg perempuan dalam menyiapkan diri berkon- rus partai politik terutama di bidang-bidang yang
testasi pada Pemilu 2024. Tajuk “Melampaui Angka, relevan melakukan kaderisasi, perekrutan anggota,
Menuju Perempuan Berdaya” dalam judul modul pendaftaran calon, dan pendidikan politik.
ini dimaksudkan sebagai pesan kritis agar upaya
Modul ini telah memaparkan potensi kekuatan caleg
penguatan keterwakilan politik perempuan tidak ter-
perempuan, berbagai tantangan sistematis dalam
paku pada target peningkatan jumlah, namun juga
pertarungan memenangkan kursi di pemilu, lang-
pada penguatan daya—merujuk pada kemampuan
kah-langkah menyusun strategi kampanye yang
mempraktikkan keterwakilan politik sebagai haki-
efektif, strategi penggalangan dana kampanye, serta
kat pemenuhan tugas dan fungsi seorang anggota
cara menghitung target perolehan suara dan upaya
legislatif.
pengamanan suara. Modul ini menjadi bekal pe
Serangkaian rekomendasi dan strategi pemenangan ngetahuan yang relevan selama pemilu masih dilak-
pemilu yang dicakup dalam modul ini diharapkan sanakan dengan sistem proporsional daftar terbuka.
dapat memperbesar peluang caleg perempuan
Akhir kata, sekalipun jumlah partisipasi politik pe
terlepas dari afiliasi partai politiknya. Upaya pening-
rempuan tetap relevan untuk diperjuangkan, perlu
katan keterwakilan politik perempuan merupakan
digarisbawahi bahwa memenangkan kursi legislatif
tanggung jawab dan tugas segenap partai politik,
hanyalah langkah awal dari perjalanan panjang
yang memegang peran kunci dalam meningkat-
dalam mewujudkan perempuan anggota legislatif
kan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif.
berdaya yang hadir bukan hanya dari segi angka,
Oleh sebab itu, seluruh informasi dalam modul ini
namun juga keterwakilan politik yang bermakna.
47
Lampiran
Lampiran 1: Pelaksanaan pemilu DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota mem-
perhatikan prinsip: (a) kesetaraan nilai suara; (b)
berdasarkan UU No. 7/2017 ketaatan pada sistem pemilu yang proporsional; (c)
1. Sistem proporsional daftar terbuka proporsionalitas; (d) integritas wilayah; (e) berada
pada cakupan wilayah yang sama; (f ) kohesivitas;
Pasal 168 ayat 2 UU No. 7/ 2017 menyatakan bahwa
dan (g) kesinambungan.”
“Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provin-
si, dan DPRD kabupaten/kota dilaksanakan de Besaran kursi di setiap dapil berbeda-beda baik di
ngan sistem proporsional terbuka”. Dalam sistem ini, tingkat pusat DPR maupun tingkat daerah menye
pemilih dapat memilih nama caleg yang diinginkan sesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas suatu
dari partai politik peserta pemilu. Hal ini berbe- wilayah yang ditetapkan sebagai dapil dalam pemi-
da dengan sistem proporsional tertutup di mana lu. Perpu No. 1/2022 tentang Perubahan atas UU
pemilih memberikan pilihan pada partai politik yang No. 7/2017 mengatur jumlah dapil dan kursi DPR RI
kemudian akan menetapkan caleg yang memper- meningkat dari 80 dapil dan 575 kursi (Pemilu 2019)
oleh kursi. Sistem proporsional daftar terbuka telah menjadi 84 dapil dan 580 kursi (Pemilu 2024) untuk
diterapkan sejak Pemilu 2004. Pada Pemilu 2024, mengakomodasi empat provinsi baru (Papua Te
UU No. 7/2017 masih digunakan sebagai landasan ngah, Papua Selatan, Papua Barat Daya, dan Papua
bagi pelaksanaan pemilu serentak sebagaimana tiga Pegunungan).
pemilu sebelumnya. 4. Daftar calon
2. Pencalonan anggota legislatif UU No. 7/2017 menetapkan bahwa partai politik
Partai politik merupakan peserta pemilu untuk dapat menetapkan daftar bakal calon paling banyak
pemilihan anggota DPR RI serta DPRD provinsi 100% dari jumlah kursi pada setiap dapil (pasal 244)
dan kabupaten/kota. Partai politik sebagai peserta dan disusun berdasarkan nomor urut (pasal 246).
pemilu harus memenuhi persyaratan yang diatur Artinya, jika terdapat 10 kursi yang tersedia di suatu
pasal 172 ayat 2 UU No. 7/2017 yang mencakup sta- dapil DPR RI, maka partai politik dapat mendaftar-
tus badan hukum, kepengurusan di seluruh provinsi, kan maksimal 10 calon.
kepengurusan di 75% jumlah kabupaten/kota di Daftar calon yang disusun tersebut harus menyer-
provinsi yang bersangkutan, keterwakilan perem- takan keterwakilan perempuan minimal 30% (pa
puan minimal 30% pada kepengurusan partai, serta sal 245). Dalam daftar bakal calon, harus terdapat
mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan ting- paling sedikit 1 perempuan di antara setiap 3 nama
kat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. bakal calon (pasal 246 ayat 2). Hal ini merupakan
Setiap individu yang ingin maju di pemilu harus kebijakan afirmasi untuk mendorong peningkatan
menjadi anggota partai politik tertentu agar bisa peluang keterpilihan perempuan di lembaga le
diikutsertakan oleh partai politik dalam daftar calon gislatif. PKPU No. 7/2013 memperkuat kebijakan ini
di setiap dapil baik untuk pemilu DPR RI maupun dengan menetapkan sanksi berupa tidak diterima
DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Calon anggota nya pendaftaran calon oleh partai politik yang tidak
legislatif hanya dapat maju di salah satu lembaga memenuhi kuota 30% perempuan. Akibatnya, partai
legislatif dan di satu dapil. Lebih lanjut, pasal 240 politik tidak akan dapat mengikuti pemilu di dapil
ayat 1 UU No. 7/2017 mengatur persyaratan untuk terkait.
menjadi bakal calon anggota. 5. Cara pemberian suara
3. Daerah pemilihan Pemberian suara pada Pemilu 2024 akan tetap
Daerah pemilihan dalam pemilu merupakan wilayah mengikuti aturan yang sama dengan Pemilu 2019
di mana calon legislatif memperebutkan suara sebagaimana diatur oleh pasal 353 ayat 1b UU No.
pemilih yang terdaftar di wilayah tersebut. Pemilih 7/2017, yakni dengan mencoblos satu kali pada
hanya dapat memilih calon yang terdaftar di dapil nomor atau tanda gambar partai politik dan/atau
yang bersangkutan. Penyusunan daerah pemilihan nama calon anggota legislatif.
memperhatikan prinsip-prinsip sebagaimana diatur
dalam pasal 185 UU No. 7/2017 yang berbunyi,
“Penyusunan daerah pemilihan anggota DPR,
49
12. Dana kampanye pemilu
Kegiatan kampanye pemilu calon anggota legis-
latif di tiap tingkatan didanai oleh dan merupakan
tanggung jawab partai politik masing-masing. Dana
kampanye bersumber dari partai politik, calon ang-
gota legislatif, dan sumbangan pihak lain yang sah
menurut hukum serta dapat berupa uang, barang,
dan/atau jasa. Dana kampanye pemilu berupa uang
ditempatkan di rekening khusus dana kampanye
milik tiap partai politik peserta pemilu dan wajib
dilaporkan mengikuti aturan yang ada. Aturan dana
kampanye dalam UU No. 7/2017 tetap berlaku untuk
Pemilu 2024. Sementara aturan teknis lebih lanjut
diatur dalam PKPU terkait.
13. Pelaporan dana kampanye
Laporan awal dana kampanye pemilu wajib dibe
rikan oleh partai politik peserta pemilu di tingkat
pusat beserta informasi rekening khusus dana kam-
panye kepada KPU di tiap tingkatan paling lambat
14 hari sebelum hari pertama jadwal pelaksanaan
kampanye pemilu melalui sebuah rapat umum.
Laporan dana kampanye partai politik peserta
pemilu tersebut harus melalui audit oleh akuntan
publik yang ditunjuk oleh KPU. Aturan pelaporan
dana kampanye dalam UU No. 7/2017 tetap berlaku
untuk Pemilu 2024. Sementara aturan teknis lebih
lanjut diatur dalam PKPU terkait.
22
Informasi lebih lanjut, lihat: https://jdih.kpu.go.id/data/data_pkpu/2022pkpu003.pdf
51
Westminster Foundation for Democracy (WFD) is the UK
public body dedicated to supporting democracy around
the world. Operating internationally, WFD works with
parliaments, political parties, and civil society groups
as well as on elections to help make political systems fairer,
more inclusive and accountable.
www.wfd.org
@WFD_Democracy
@WestminsterFoundation
Westminster Foundation for Democracy Limited, Clive House, 70 Petty France, London, SW1H 9EX, United Kingdom