SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Universitas Islam Riau
OLEH
DIAN FITRIANA
NPM. 156610660
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya
Selesainya penulisan proposal ini tidak terlepas dari segala bantuan dan
bimbingan dari semua pihak, sehinggga pada kesempatan ini pula penulis dengan
1. Ibu Merlina Sari S.Pd, M.Pd sebagai dosen pembimbing utama saya serta
2. Bapak Drs. Alzaber, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Riau Pekanbaru yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yaitu bapak
Drs. Daharis, M.Pd yang telah memberikan arahan kepada penyusun dalam
proposal ini.
5. Teruntuk kedua orang tua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan agar
dan Rekreasi Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam
Riau
masih ada kekurangan dalam penulisan proposal ini, kritik dan saran yang bersifat
Akhirnya harapan, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
Dian Fitriana
NPM. 156610660
DAFTAR ISI
Halaman
BAB IV . .............................................................................................................. 35
Halaman
Kampar……………………………………………..…………………………. 30
Perbandingan kemampuan teknik dasar lompat jauh siklus I dan Siklus II........ 39
Halaman
Halaman
Lampiran Halaman
1. SILABUS
3. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
perkembangan yang cukup baik dalam segala bidang, salah satunya dibidang
berkembangnya sumber daya manusia yang berkualitas dan handal. Oleh sebab itu
pendidkan sebagai wadah sumber daya manusia harapan bangsa yang harus
Implementasi dari pendidikan tersebut dapat kita lihat pada tujuan dan fungsi
gerak siswa, saat melakukan tugas-tugas dalam proses pembelajaran. Dengan kata
lain pendidikan jasmani di sekolah adalah kegiatan belajar gerak, dimana yang
tadinya tidak bisa menjadi bisa atau terjadinya perubahan tingkah laku setelah ada
intelegensi anak didik sangat diperlukan untuk motivasi, baik dorongan dari
dalam (intrinsic) maupun dari luar (extrinsic), suasana yan kondusif memberikan
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan disebut juga sebagai sarana media
dunia, karena dalam atletik mempunyai banyak jenis dan nomor. Seperti nomor
lari, jalan, lompat dan lempar. Maka tidak heran kalau dijuluki sebagai induk dari
seluruh cabang olahraga, karena seluruh cang olahraga pasti mengandung unsur-
unsur gerakan dalam atletik kecuali catur dan bridge. Dalam atletik terdapat
nomor olahraga yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar. Salah satu nomor dalam
atletik adalah lompat. Lompat masih terbagi lagi seperti lompat tingggi, lompat
lompat jauh gaya jongkok. Lompat jauh gaya jongkok merupakan gerakan lompat
yang pada saat di udara (melayang), kaki ayun/bebas diayunkan jauh ke depan dan
mungkin. Dalam tahap pertama saat melayang, tubuh bagian atas dipertahankan
agar tetap tegak dan gerakan lengan mengayun dari depan atas terus kebawah dan
kebelakang. Dalam persiapan untuk mendarat, kaki tumpu dibawa ke depan, sendi
lutut kaki ayun diluruskan dan badan dibungkukkan ke depan bersamaan kedua
KKM yang harus dicapai siswa adalah 75, jika dibawah dari nilai KKM tersebut
maka siswa dinyatakan tidak lulus atau gagal. Jika masih ada siswa yang tidak
lulus atau gagal maka siswa akan diberikan remdial berbentuk tugas-tugas dan
kemampuan siswa kelas XI TSM dalam pembelajaran lompat jauh secara umum
proses pembelajaran yang sudah berlangsung siswa gerakannya masih tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan seperti pada saat 1) Awalan: larinya cepat dan
setelah mendekati papan tolakan berubah menjadi pelan dan gerakan kaki
diperpendek, 2) Menolak : pada saat menolak kaki tidak di atas papan tolakan,
jatuhnya berat badan ke belakang. Masih tampak beberapa siswa yang mengobrol
guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran.
ini sangat cocok untuk memperoleh suatu bentuk permainan yang dilakukan
secara bervariasi. Artinya permainan yang dilakukan beraneka ragam atau tidak
dapat melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan baik dan benar. Dengan
semakin meningkat dan sempurna lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan.
Dalam pendekatan permainan lompat ini juga menggunakan modifikasi alat yaitu
box, kardus, bola gantung dan juga menggunakan take off yang tinggi.
materi khususnya gerak dasar lompat jauh gaya jongkok ialah saat melakukan
lompat jauh masih ada siswa yang tidak mengerti bagaimana teknik yang benar
dalam melakukan lompat jauh, hasil lompatan siswa juga masih kurang
memuaskan, saat pembelajaran juga masih ada siswa yang tidak serius dalam
melakukan lompat jauh, saat pendaratan siswa cenderung menitik beratkan badan
pada siswa kelas XI TSM SMK Negeri 1 Tapung kabupaten Kampar Tahun
Jauh Gaya Jongkok Melalui Pendekatan Permainan Lompat Siswa kelas XI TSM
SMK Negeri 1 Tapung Kabupaten Kampar yaitu pada pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok.
B. Identifikasi Masalah
1. Masih ada siswa yang kurang mengerti bagaimana teknik yang benar ketika
3. Saat melakukan lompat jauh masih ada siswa yang tidak serius.
C. Batasan Masalah
Supaya penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan
dan penelitian pun fokus terhadap permasalahan, maka penulis melakukan batasan
Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Pendekatan Permainan Lompat Siswa kelas
lompat jauh gaya jongkok yaitu melalui bermain lompat dan loncat . Maka
lompat dapat meningkatkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa
E. Tujuan Penelitian
meningkatnya pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas XI TSM
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat yaitu
sebagai berikut:
1. Secara Teoristis
hasil penelitian.
2. Secara Praktis
2. Bagi Penulis
3. Bagi Siswa
professional.
BAB II
KAJIAN TEORI
a. Landasan Teori
1. Hakikat Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor eksternal agar menjadi proses
belajar pada diri individu yang belajar. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sedangkan menurut Khuluqo
terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Dari pembelajaran inilah
ada 2 yaitu Faktor Internal Individu meliputi faktor fisiologis dan faktor
1) Faktor fisiologis meliputi antara lain : keadaan jasmani (normal dan cacat,
Inidvidu yang kekurangan gizi dan kelelahan fisik akan merespons dan
cukup gizi serta kondisi jasmani yang optimal. Individu yang kekurangan
gizi, dan faktor kelelahan akan sulit untuk merespons terhadap sesuatu
keras akan memproses stumulus yang ada diluar dirinya dan memberikan
respons yang berbeda dibandingkan dengan orang yang memiliki syaraf
memperoleh hasil belajar yang lebih baik, begitu pula sebaliknya. Ada
kegiatan yang akan dihasilkan sesuatu yang lebih baik jika disertai
berlatih.
d. Motivasi dapat dijelskan sebagai daya upaya yang mendorong
dua macam dorongan ata motiv yaitu instrinsic motive yaitu dorongan
yang datangya dari dalam diri manusia dan ektrinsic motive yaitu
antara lain: (a) objeknya menarik, (b) objek itu baru, (c) objek itu lain
dari yang lainnya, (d) objek itu berkaitan dengan kebutuhan individu
b. Faktor eksternal
dihadapi.
dengan satu kali tolakan. Menurut Purnomo (2011:93) lompat jauh adalah
pembelajaran atau latihan lompat jauh siswa sudah dapat melakukan gerak
dasar lompat jauh, hal ini akan mengakibatkan para siswa akan cepat
lompat jauh adalah melompatnya individu dari tempat awal tolakan ke tempat
penting dalam kehidupan manusia. Lompat jauh merupakan salah satu cabang
dasar atletik yaitu gerakan lari dalam menempuh awalan untuk memberikan
gaya yang digunakan, terutama oleh atlet professional. Gaya yang digunakan
tersebut merupakan gaya yang telah terbukti dapat memberikan hasil lompatan
Beberapa macam gaya yang digunakan tersebut antara lain adalah 1) gaya
1. Tahap Awal
Awalan dalam lompat jauh merupakan gerakan lari yan dimulai dari
Jarver (2014: 25) ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melompat
kecepatan yang sesuai untuk takeoff yakti untuk pemula 20-25 meter dan
untuk yang berpengalaman sejauh 30-45 meter, pada saat berlari harus
kegerakan vertikal yang dilakukan secara cepat sebagai lanjutan dari gerakan
lari pada awalan untuk sampai pada gerakan melayang. Gerakan melayang
yang dilakukan dalam lompat jauh agar dapat dilakukan lebih lama tergantung
pada kecepatan lari atau tumpuan. Kecepatan maju pada saat melayang dapat
keatas pada sudut terbaik yaitu 45 o yang telah dipersiapkan pada jarak tiga
kemudian kaki ayun diangkat dengan tinggi setara dengan paha kaki ayun dan
bagian tungkai bawah bergantung lurus kebawah. Pada saat menolak, titik
berat badan tidak tepat diatas kaki tumputetapi lebih sedikit kedepan. Setelah
ayunan kedua tangan keatas , agar seluruh badan terangkat keatas, sudut
melayang di udara. Sikap saat melayang adalah sikap setela gerakan lompatan
dilakukan dan badan sudah terangkat tinggi keatas. Pada saat itu
jangkauan lompatan.
melayang diudara. Sikap saat melayang adalah sikap setelah gerakan lompatan
dilakukan dan badan sudah terangkat tinggi keatas. Pada saat itu
lompatan.
Gaya di saat atlet berada dalam posisi melayang diudara setelah melakukan
tolakan dapat dibedakan menjadi tiga gaya yaitu gaya jongkok, berjalan
yang mulus artinya posisi saat mendarat tidak terjadi kesalahan mendarat dan
tangan tidak menyentuh tanah atau pasir dibelakang kaki mendarat. Pada
gerakan ini harus diusahakan untuk jatuh atau menyentuh bak lompatan pada
kedua lutut dibawah dagu merapat kedada sambil mengayunkan kedua tangan
dorongan secara optimal maka hasil yang dicapai melalui lompatan gaya
maka dapat dilihat bahwa kedua kaki akan menyentuh landasan tempat
mendarat pada kedua tumit dan posisi kaki yang lurus kedepan dengan diikuti
belakang tubuh pelompat jauh dan akan sangat merugikan bagi pelompat
lintasan, balok tumpuan dan bak lompatan Panjang lintasan lari untuk ancang-
ancang adalah 40-45 m dengan lebar 1,2 m. Panjang minimal bak pasir adalah
9 m dan lebar antara 2,75 - 3 meter. Papan tolakan terbuat dari kayu atau
bahan lain yang memiliki kekuatan dan permukaan yang serupa. Lebar papan
tolakan itu 10 cm dan panjang 1,2 m. Adapun tebalnya yaitu 1,5 cm, yang
sedalam 7 mm. Papan tolakan tersebut diletakkan dengan jarak 1 m dari bak
pasir.
Gambar 4. Lapangan lompat jauh
(Adi, 2008:50)
d. Hakikat Permainan
a. Pengertian Permainan
peristiwa hidup yang sangat di gemari oleh anak-anak, maupun orang dewasa
dibagi ke dalam dua jenis permainan, yaitu permainan tanpa alat dan
taktil. Bila guru menggunakan media bervariasi dari satu ke yang lainnya, atau
variasi bahan ajaran daa satu komponen media, akan banyak sekai
menjadi lebih tinggi, memberi motivasi untuk belajar, mendorong berfikir dan
yang cukup luas dalam proses pembelajaran, jika guru ingin malakukan
kegiatan permainan tanpa alat, sedangkan dalam permainan dengan alat guru
diajarkan saat itu. Misalkan untuk pembelajaran lompat jauh maka dapat
menggunakan box, tali dan bola yang digantung sebagai alat bermain, jika
sendiri.
harus mencari metode mengajar yang lain selain dari metode yang pernah
Untuk itu, pendekatan permainan ini sangat cocok untuk diterapkan agar siswa
permainan adalah suatu cara yang digunakan dalam melakukan kegiatan untu
C. Pernyataan Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kelas yang umum disingkat PTK (dalam bahasa inggris disebut Classroom
PTK berfungsi pada proses belajar mengajar yang terjadi dikelas, dilakukan
research yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
Refleksi
SIKLUS 1 Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS 1
1. Perencanaan
jelas.
3) Menyiapkan bahan observasi dan mempersiapkan semua alat yang
diperlukan.
2. Pelaksanaan
3. Observasi
pendidikan jasmani.
jasmani.
4. Refleksi
1) Tes Psikomotor.
SIKLUS II
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
sudah disediakan.
7) Membuat kesimpulan.
semua proses.
4. Refleksi
1. Populasi
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
populasi yang akan diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari
Tindakan Kelas (PTK). Maka seluruh sampel yang digunakan adalah siswa
C. Definisi Operasional
1. Lompat jauh adalah lompat jauh adalah melompatnya individu dari tempat
paham.
D. Pengembangan Instrument
berikut :
1. Perangkat pembelajaran
berikut :
1) Silabus
latihan.
jongkok dengan metode varias dapat dilihat dari table berikut ini :
Hasil Penilaian
berikut :
1. Observasi
untuk mencari data tentang Pembelajaran lompat jauh di SMK Negeri1 Tapung.
2. Teknik perpustakaan
Digunakan untuk mengetahui hasil lompat jauh siswa sebelum latihan ( tes
Perolehan Nilai
Predikat Nilai Klasifikasi Nilai
Putera Puteri
apabila siswa mencapat 75% dari hasil tes atau nilai 75, sedangkan ketuntasan
klasikal tercapat apabila 80% dari keseluruhan siswa mampu melakukan lompat
jauh gaya jongkok dengan benar dengan nilai minimum 75 maka keas itu
dikatakan tuntas.
Adapun rumuas yang digunakan untuk menentukan ketuntasan klasikan
sebagai berikut :
P = Angka presentase
F = frekuensi siswa yang tuntas
N = jumlah siswa
HASIL PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang diperoleh berasal dari hasil observasi dan hasil penilaian belajar
Dari uraian tersebut akan dikemukakan apakah hasil yang diperoleh dalam
Kabupaten Kampar.
1. Sebelum Siklus
Negeri 1 Tapung berada pada pada kategori cukup. Pada kategori sangat
Kategori baik diperleh oleh 4 orang siswa dengan presentase 13,33%, pada
SEBELUM SIKLUS
16
14
12
10
8
Jumlah
6
4
2
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
2. Hasil Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
dimaksud adalah :
1. Menyusun Silabus
b. Pelaksanaan Tindakan
peneliti.
membariskan siswa serta tidak lupa mengucapkan salama pada siswa, guru
menjelaskan tentang teknik dasar lompat jauh yang benar mulai dari tahap
awalan yaitu lari, melakukan tolakan yang benar, posisi melayang di udara
1. Observasi
Aktivitas yang diamati oleh peneliti yaitu teknik yang dilakukan siswa saat
melakukan lompat jauh sudah benar. Setelah semua selesai kini siswa
2. Evaluasi
Tapung. Hasil akhir dari pelaksanaan siklus I dapat dilihat dari tabel
berikut :
15
10
Jumlah
5
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Dari tabel dapat kita lohat bahwa rata-rata nilai ang diperoleh siswa
setelah siklus I adalah 79,45 atau 80 yang dapat dikategorikan Baik maka
Kategori
No Interval Kategori Sebelum siklus Setelah siklus
1 86 – 100 Sangat Baik 1 3,33 % 15 50 %
2 71 – 85 Baik 4 13,33 % 10 33,33 %
3 56 – 70 Cukup 15 50 % 0 0
4 0 – 55 Kurang 10 33,33 % 5 16,67 %
Jumlah % 30 100 % 30 100 %
Jumlah siswa 30 30
Daya serap tiap siklus 59,1 % 79,45 %
Kategori Cukup Baik
Tabel 7. Perbandingan Kemampuan teknik dasar Lompat jauh ssiswa sebelum dan
sesudah siklus
B. Analisis Data
diharapkan karena pada data awal ini siswa hanya memperoleh rata-
rata nilai 59,1 %. Salah satu penyebab karena siswa kurang memahami
teknik yang benar saat menerapkan gerakan lompat jauh. Untuk itu
kemampuan teknik dasar lompat jauh pada siswa kelas XI TSM SMK
Negeri 1 Tapung.
2. Analisis data kemampuan keterampilan teknik dasar lompat jauh
melalui pendekatan permainan lompat siswa kelas XI TSM SMK
Negeri 1 Tapung Kabupaten Kampar pada siklus 1
16,66 %
ketuntasan dan penelitian ini tidak perlu dilakukan lagi oleh peneliti.
3. Daya Serap Keterampilan Teknik Dasar Lompat Jauh
Kategori
No Interval Kategori Sebelum siklus Setelah siklus
1 86 – 100 Sangat Baik 3,33 % 50 %
2 71 – 85 Baik 13,33 % 33,33 %
3 56 – 70 Cukup 50 % 0
4 0 – 55 Kurang 33,33 % 16,67 %
Jumlah % 100 % 100 %
Jumlah siswa 30 30
Daya serap tiap siklus 59,1 % 79,45 %
69,28 %
Pada sebelum siklus nilai kategori sangat baik di peroleh 3,33 %, pada
kategori baik diperoleh 13,33 %, pada kategori cukup 50 % dan kategori kurang
33,33 %. Kemudian pada saat siklus 1 pada kategori sangat baik diperoleh 50 %,
pada kategori baik di peroleh 33,33 %, pada kategori cukup tidak diperoleh oleh
siswa, pada kategori kurang diperoleh 16,67 %. Daya serap siswa dari tes awal
dan tes siklus 1 juga dapat diliat pada diagram batang di bawah ini :
60,00%
50,00%
40,00%
sebelum siklus
30,00%
siklus 1
20,00%
10,00%
0,00%
Sangat Baik Baik Cukup kurang
serta daya serap nilai yang diperoleh oleh siswa. Pembelajaran lompat jauh
peroleh oleh 25 orang dengan presentase 83,33 % dengan kategori tuntas. Hal
tersebut menjadi sebuah bukti bahwa siswa senang mengikuti metode bermain
Elementary School Vol. 1 No. 1, Oct’ 2017 ) Pengaruh lompat tali terhadap
tubuh salah satunya adalah membuat kaki dan pinggul menjadi lebih kuat.
75 %. Dari hasil tersebut peneliti pun mencukupkan penelitian ini sampai pada
A. Kesimpulan
bahwa melalui pendekatan permainan lompat box, take off tinggi, lompat tali dan
bola gantung dapat meningkatkan pembelajaran lompat jauh. Hal ini dikatakan
sesuai dengan bukti yang dilihat oleh peneliti di lapangan, yaitu pada saat
sebelum siklus kategori tuntas hanya didapat oleh 5 orang dengan presentase
kategori baik. Maka terdapat peningkatan setelah melakukan siklus I dan dapat
dilihat pada tabel penilaian lompat jauh sebelum siklis dan sesudah siklus 1.
B. Saran