Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN


4.1 Temuan Penelitian

Gambar 4. 1 Poster Film Ali dan Ratu-Ratu Queens


Ali & Ratu-Ratu Queens bercerita tentang karir, penyesalan dan
kesalahpahaman. Film ini menceritakan tentang sosok Ali sebagai pemeran utama.
Ali, yang ingin mengikuti ibunya ke New York setelah bertahun-tahun
ditinggalkan. Ali memutuskan untuk pergi ke New York dengan teka-teki hidupnya
setelah mengetahui tentang beberapa kebohongan yang dilakukan oleh ayah dan
keluarganya. Berbekal uang dari menyewa rumah, Ali terbang ke New York untuk
menemukan teka-teki yang hilang. Sesampainya di New York, Ali langsung
menuju alamat yang diberikan ibunya. Namun, yang ditemuinya adalah wanita
Indonesia yang mencari peruntungan di kota ini. Mereka adalah Ance, Parti, Biyah
dan Chinta, empat wanita yang direpresentasikan sebagai Queens. Queens adalah
nama untuk daerah tempat mereka tinggal di New York.

32
::repository.unisba.ac.id::
Setelah berhasil menemukan Mia, ibunya. Ali menemukan bahwa Mia tidak
ingin dia ada. Hal ini membuat marah para queens, yang menyesali perlakuan Mia
terhadap Ali. Setelah beberapa lama, akhirnya Ali berhasil menghabiskan waktu
bersama Mia. Alih-alih menjadi titik balik dalam hubungan ibu-anak, Ali harus
menerima kenyataan bahwa Mia telah mengirimnya kembali ke Indonesia dan
memilih keluarga baru di New York. Dari sini, kehidupan Ali selaras dengan Eva
dan queens.

Gambar 4. 2 Pertemuan pertama Ali dengan Mia


Pada scene ini akhirnya Ali dapat menemui tempat tinggal ibunya dibantu
oleh para wanita queens yaitu Ance, Parti, Biyah, dan Chinta. Empat Wanita yang
membantu menemukan alamat tempat tinggal Mia yang baru. Setelah Ali bertemu
dengan Mia, ia kaget melihat wajah Ali yang ada di depan pintu rumahnya. Alih-
alih Ali hanya ingin memberikan masakan rendang kesukaan ibunya, ternyata

33
::repository.unisba.ac.id::
malah mendapat penolakan dari Mia. Hal ini membuat Ali sedih dan kecewa dengan
perilaku ibunya terhadapnya.

Gambar 4. 3 Situasi ketika ali pulang setelah bertemu dengan ibunya


Ketika Ali pulang kerumah queens dengan keadaan sedih dan murung, para
queens justru malah membuat tindakan yang justru tidak disukai oleh Ali. Ia justru
tidak membenci ibunya, ia mengerti bahwa dia sudah punya keluarga baru. Namun
ia masih butuh jawaban dari teka-teki hidupnya yang ia bawa dari Jakarta. Ali pun
akhirnya mendapat semangat dan tujuan hidup yang baru dari para queens. Queens
memberikan dukungan kepada Ali dalam bentuk pelukan.
Berpelukan dapat membuat seseorang merasa nyaman dan terlindungi.
Wanita queens memaknai pelukan ini sebagai bentuk dukungan kepada Ali agar
bisa terus melanjutkan tujuan nya. Sedangkan Ali memaknai pelukan tersebut
sebagai bentuk rasa hangat dan kenyamanan dalam menghadapi masalahnya. Ia
merasa ada yang menyanginya walapaupun bukan dari keluarganya. Ia juga merasa
hidup kembali dan bersemangat dalam mencari jawaban dari teka-tekinya.

34
::repository.unisba.ac.id::
Gambar 4. 4 Pertemuan kedua disebuah Coffee Shop
Pada scene ini, Ali dan Mia akhirnya bertemu kembali dengan suasana yang
sudah membaik satu sama lainnya. Ia menanyakan kabar ibunya dengan keluarga
barunya. Mia menjawab tanpa keraguan dihatinya. Perlahan Ali memancing ibunya
dengan sebuah pertanyaan mengapa ibunya tidak pulang ke Jakarta. Namun, hal ini
dialihkan kembali oleh Ali dengan topik yang lain.
Pertemuan kedua ini tidak hanya berhenti di sebuah coffee shop. Ali dan
ibunya melakukan perjalanan berdua mengelilingi New York. Ali merasa
kebahagiaan sedang berpihak padanya. Ketika sedang menikmati malam di kota
New York, Mia dan Ali berhenti sejenak pada suatu tempat, tempat dimana
seharusnya Mia menjadi seorang penyanyi.

35
::repository.unisba.ac.id::
Gambar 4. 5 Mia dan Ali berdiri depan Cafe
Ditempat ini Mia memberitahu kepada Ali bahwa ia dulu pernah bekerja
disini sebagai pelayan. Mia bercerita ia akhirnya menyerah untuk menjadi seorang
penyanyi dan kemudian bertemu dengan Alex suami baru Mia. Harapan nya untuk
bisa sukses di New York harus pupus dalam mencapai keinginannya. Ia merasa
telah putus asa dengan apa yang sudah terjadi dengan suaminya. Keputusan
suaminya untuk bercerai dengannya secara sepihak membuat ia tidak bisa berbuat
apa-apa. Hal ini membuat Mia hamper tidak bisa keluar dari rumah queens selama
beberapa bulan.
Ali yang mendengar cerita dari ibunya, justru merasa tidak senang dengan
ceritanya. Dari sini sebuah konflik antara anak tunggal dan ibunya dimulai.
Scene 1

Gambar 4. 6 Pertemuan Pertama Ali dengan Mia


(00.00.59-01.01.12) Percakapan Ali dengan Mia
Ali : “udah gitu aja?”
Mia : “iyah gitu aja”
Ali : “harus nya ada penjelasannya ga sih mah? Iya maksudnya mamah gak bisa
ninggalin Ali dan Ayah di Jakarta terus sekarang kalau ditanya jawabannya ya gitu
aja. (Ali pergi meninggalkan Mia)”.
Mia : “Ali tunggu! Ali tunggu! Ali tunggu! (Mia mengejar Ali). Mamah gak
bahagia, Mamah merasa terjebak. Mamah juga kan udah beli tiket waktu itu buat
kamu sama Ayah”
Ali : “tapi ayah ga mau kan?”
Mia : “ya menurut kamu? dia tidak pernah ngertiin mamah”
Ali : “tapi sekarang bisa kan mah? Bisa pulang nengokin makam ayah dan
tinggal sama ali”

36
::repository.unisba.ac.id::
Mia : “ga segampang itu, mamah punya keluarga disini”
Ali : “lah Ali? Emang Ali bukan anak mamah?
Mia : “iyah”
Ali : “terus?”
Mia : “mamah ga bisa ngelakuin kesalahan yang sama untuk kedua kalinya”
Ali : “keluarga mamah yang itu tau ada Ali? Ali mau diakuin ma! Ali berhak
diakuin. Ali bakal stay disini supaya bisa deket sama mamah biar keluarga Mamah
yang itu akan tau kalua Ali ada dan semuanya akan baik baik aja”
Mia : “Ali” (suara pelan)
Ali : “please, mah Ali janji, Ali ga bakal ngerepotin. Ali yang bakal nerusin
mimpi Mamah untuk jadi sukses di New York”. (Ali memeluk mia)
Pada tahap ini, konflik pertama terjadi antara Mia dan Ali. Pertemuan
pertama Ali dan Mia tidak berjalan begitu mulus. Ali yang harus mendapatkan
penolakan dari Mia, karena ia kaget sewaktu melihat Ali berada di depan pintu
rumah nya. Niat hati Ali bertemu dengan Mia merupakan sebuah harapan yang
terwujud selama Ali berada jauh dari Mia. Sebuah harapan juga semangat yang
dibawa oleh Ali harus patah pada saat hari dimana ia bertemu ibu nya.
Dari penggalan dialog diatas, Ali merasa kecewa dengan keputusan ibunya
untuk menikah dengan Alex yang kini menjadi suami barunya. Ali merasa
keputusan ibunya tidak mudah di mengerti oleh Ali. Ali yang masih bisa berharap
untuk tinggal bersama ibunya dan pulang ke Jakarta ternyata tidak mendapatkan
respon yang sesuai harapan. Mia justru tidak dapat memenuhi keinginan anaknya.
Ia tidak mau mengulangi kesalahan untuk yang kedua kalinya.
Untuk bisa membujuk ibu nya, ali berjanji kepada mia agar bisa dekat dengan
ibunya juga keluarga barunya. Ali berkata “please, mah Ali janji, Ali ga bakal
ngerepotin. Ali yang bakal nerusin mimpi Mamah untuk jadi sukses di New York”.
Konflik pun mereda ketika ali memerikan pelukan kepada Mia. Dalam scene di atas
terdapat beberapa gesture yang terjadi dalam interaksi Ali dan Mia. Gesture vokal
yang ada dalam interaksi mempengaruhi dalam interaksi yang terjadi dalam konflik
tersebut.

37
::repository.unisba.ac.id::
Gesture vokal sangat berpengaruh dalam melakukan interaksi terutama pada
saat melakukan konflik bersama lawan bicara. Selain itu, Tindakan meninggalkan
lawan bicara yang dilakukan oleh Ali. Tindakan ini, ia lakukan karena ia tidak bisa
menerima penjelasan dari ibunya. Ali berkata “harus nya ada penjelasannya ga sih
mah? Iya maksudnya mamah gak bisa ninggalin Ali dan Ayah di Jakarta terus
sekarang kalau ditanya jawabannya ya gitu aja. (Ali pergi meninggalkan Mia)”.

Gambar 4. 7 Ali memeluk Mia (Menit 01.00.55)


Selanjutnya adanya simbol pelukan diakhir konflik yang terjadi dalam konflik
Ali dan Mia. Simbol ini dimaknai oleh Ali sebagai rasa nyaman terhadap masalah
yang terjadi dalam teka-teki kehidupan Ali sebagai anak tunggal yang ditinggalkan
oleh ibunya. Tindakan ini juga sebagai penyelesaian konflik yang terjadi diantara
Ali dan ibunya. Menurut Kementrian Kesehatan RI dalam artikel nya yang ditulis
oleh Arif Putra memeluk atau dipeluk oleh orang-orang terdekat memang menjadi
momen yang paling damai. Dalam hubungan apapun, suami istri, orang tua dan
anak, hingga persahabatan, pelukan adalah simbol kedekatan.
Dalam hal ini, peneliti mendapatkan beberapa simbol dan interaksi yang terjadi
antara tokoh Ali dengan Mia sebagai hubungan keluarga ibu dan anak tunggal.
Ketika Ali sebagai anak tunggal yang merasa kehilangan sosok ibu dalam hidupnya
mencoba mencari teka-teki dengan pergi menemui ibunya yang sudah lama tidak
bertemu. Gesture vokal yang mempengaruhi dlaam percakapan antar tokoh tersebut
mampu mengkomunisasikan bagaimana harapan Ali terhapad teka-teki yang
selama ini ada dalam hidupnya. Dengan interaksi yang terjadi dalam penggalan

38
::repository.unisba.ac.id::
dialog diatas mampu merepresentasikan bagaimana konflik dalam hubungan
keluarga ibu dan anak tunggal terjadi.
Scene 2

Gambar 4. 8 Ali mempertanyakan cek yang diberikan oleh Mia


(01.22.52-01.24.29) Percakapan Mia dengan Ali
Ali : “Ali tuh sebagai anak kurang nya apa sih mah?” (Ali menunjukan cek)
Mia : “Kamu harus pulang!”
Ali : “Kenapa?” (ali menatap mia dan membuang cek).
Ali : “Mamah tuh gak pernah tau kan, kalau selama ini ali yang harus jagain
ayah dirumah. Mamah gak pernah tau kan, kalau ali yang harus tiap hari ngeliat
ayah sedih, ali yang harus nemuin badan ayah yang dingin di dapur gara-gara kena
stroke mah, mamah dimana? Mamah harusnya nemenin ali kan? Mamah dimana?”
Mia : (Mia tampak semakin sedih)
Ali : (Ali menahan tangisannya) “Kalau memang mamah gak mau ali ada
mamah ngomong sekarang!”
Mia : (Mia terdiam)
Mia : Ali mamah udah ninggalin kamu. (Mia menangis) Im a bad mother. Every
time I see your face. I just can’t forget my self. (Mia menangis terisak-isak) Just
hate me! Just Go!
Ali : Mamah baik-baik yah (Ali pergi meninggalkan Mia).

39
::repository.unisba.ac.id::
Mia : (Tangisan Mia semakin dalam)
Pada tahap ini, merupakan puncak konflik antara Ali dan ibunya. Dengan
membawa amarah dan kekecewaan atas keputusan ibunya, ia justru datang
menemui ibunya. Dengan ketukan pintu yang keras, Ali mengetuk nya hingga
akhirnya Mia turun untuk membukakan pintu. Mia kaget setelah melihat ada Ali di
depan pintunya. Ali yang memaksa masuk kedalam rumah dan ingin tinggal
bersama ibunya. Namun mia menghalanginya, ia menarik Ali jauh pergi dan
membawanya kesebuah tempat sepi di gang penuh dengan tumpukan sampah.

Gambar 4. 9 Ali menunjukan sebuah cek


Ali yang langsung menanyakan sebuah cek yang sebelumnya diberikan oleh
ibunya melalui tante parti. Dengan penuh emosi, Ali menanyakan maksud dan
tujuan dari ibunya. Dengan tangisan, Mia menjelaskan kepada Ali dan
menyuruhnya untuk pulang ke Jakarta. Menurutnya ini merupakan jalan terbaik
bagi Mia dan Ali dalam menjalani kehidupan masing-masing. Mia justru
menyalahkan dirinya bahwa ia bukan ibu yang baik untuk anaknya. Setiap ia
melihat wajah dari anaknya, ia merasa tidak memaafkan atas apa yang telah terjadi.
Ali yang sudah mendengarkan penjelasan dari ibunya tanpa berpikir lama, ia
pergi meninggalkan Mia. Dengan tatapan sedih dan memegang dada Mia menangis
dengan kencang. Dalam scene ini terdapat beberapa gesture yang terjadi dalam
interaksi antara Ali dan Mia. Gesture pertama diawali dengan Ali mengetuk pintu
dengan keras. Hal ini sebagai pertanda kemarahan Ali kepada ibunya.

40
::repository.unisba.ac.id::
Selanjutnya, diikuti dengan gesture tarikan tangan oleh Mia kepada Ali untuk
membawa Ali pergi jauh dari rumahnya. Mia membawanya ke sebuah gang sepi
diantara tumpukan tong sampah.
Dalam hal ini, peneliti mendapatkan beberapa simbol dan interaksi yang terjadi
antara tokoh Ali dengan Mia sebagai hubungan keluarga ibu dan anak tunggal.
Perasaan kecewa yang dialami oleh Ali sebagai anak tunggal melalui tindakan
ibunya yang menyuruh nya untuk pulang ke Indonesia dengan bantuan tante Parti.
Ali merasa kecewa atas keputusan ibunya yang menginginkan Ali untuk pulang ke
Indonesia dan hidup bersama keluarga ayahnya disana. Mia merasa dengan pergi
nya Ali ke Indonesia merupakan keputusan yang terbaik untuk Mia.
Mia merasa terancam dengan adanya Ali di New York. Keberadaan Ali yang
membuat mia merasa takut diketahui oleh suami barunya dan membuat
hubungannya menjadi tidak baik. Akhirnya Mia memutuskan untuk memberikan
sebuah cek untuk diberikan kepada Ali melalui Parti teman lamanya. Namun
keputusan Mia ternyata tidak hanya membuat hubungan keluarga terganggu,
hubungan Ali dengan keluarga queens pun terganggu dikarenakan kesalahpahaman
yang terjadi diantara Ali dan para wanita quuens. Ia bertengkar dengan para wanita
queens dan memutuskan untuk pergi dari queens dan menemui kediaman ibunya.
Dengan adanya interaksi yang terjadi antara tokoh Ali dengan Mia menimbulkan
gesture dan simbol yang merepresantikan maksud dari interaksi Ali dengan Mia.
Menurut Effendy (1986) mengatakan dalam lingkup keluarga, komunikasi
sangat berperan penting dalam menjelaskan maksud tersirat dalam diri kita. Banyak
pesan makna orang salah memahami yang disampaikan oleh indidu disebabkan
oleh pola komunikasi yang salah. Keluarga sendiri adalah lingkungan terkecil dan
terdekat bagi individu. Melalui keluarga seseorang mulai belajar, bersosialisasi,
bersamakan karakter, dan nilai-nilai yang telah ditanamkan melalui suatu pola
tertentu. Berkaitan dengan media komunikasi, film adalah media komunikasi yang
bersifat audio visual untuk menyampaikan pesan kepada sekelompok orang yang
berkumpul di suatu tempat tertentu.
Dalam Satyajati (2017) menjelaskan bahwa ketika terjadi konflik dalam
keluarga, tentunya orang tua memiliki sikap masing-masing, yang dapat

41
::repository.unisba.ac.id::
mempengaruhi proses berjalannya keluarga dan proses tumbuh kembang anak. Di
sisi lain, keterikatan awal anak biasanya pada sosok ibu. Oleh karena itu, masalah
keluarga ibu yang ditemukan peneliti terkait dengan proses pembentukan kelekatan
anak, yang pada gilirannya akan terkait dengan meningkatnya kemarahan anak.
Ketika komunikasi antara orang tua (suami dan istri) berjalan lancar, maka
terciptalah keadaan disharmoni yang disebut disharmoni keluarga. Seperti pesan
tersirat dalam film ini, komunikasinya harmonis. Tanpa komunikasi, masalah baru
yang lebih parah dan meluas akan muncul, yang secara langsung mempengaruhi
anak-anak.
Dengan mengangkat permasalahan mengenai konflik keluarga khususnya pada
anak tunggal dengan ibu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum
keberlangsungan komunikasi yang terjadi antar tokoh mengenai adab anak terhadap
ibu melainkan hal yang harus di berikan oleh ibu kepada anak berdasarkan agama.
Dalam Al-Quran surat Al-Isra (17) ayat 23 menjelaskan seorang anak harus
memiliki adab dalam berperilaku terhadap orang tua, berikut penjelasannya.

23 : Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik.

42
::repository.unisba.ac.id::
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa diharuskan untuk selalu berbuat baik kepada
kedua orang tua, menghormati keduanya serta dilarang membentak kedua orang tua
disaat telah memasuki usia senja.
• Berbuat baik kepada kedua orang tua
Sebagai seorang anak kita harus dan bisa berbuat baik kepada kedua orang
tua. Karena hal ini sudah di atur dan dijelaskan pada Al-quran diatas surat Al-
Isra ayat 23.
Allah SWT berfirman:

َ ‫}… َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن إِ ْح‬


{…‫سان‬
Artinya: Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu. (Al-Isra:
23)
Berbuat baik bisa dengan selalu membantu orangtua, bertutur kata dan
berperilaku baik, menghormati orangtua, merawat mereka di hari tua, dan
menyayangi mereka dengan tulus.
• Adab kepada orang tua janganlah membentaknya
Allah SWT berfirman:

…..

Artinya: Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai


berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau
membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
Dalam penjelasan surah Al-Isra ayat 23 yang berkaitan dengan perbuatan
baik kedua orang tua, kita sebagai anak juga dianjurkan untuk tidak membentak
orang tua. Hubungan antara anak dan orang tua tentunya tidak lepas dari konflik

43
::repository.unisba.ac.id::
sesekali, kita berbeda pendapat dengan orang tua, namun bukan berarti kita
harus melontarkan kata-kata kasar dan membentak orang tua. Mungkin orang
tua kita berbuat salah kepada kita namun selalu ingat bahwa sosok orang tua
adalah seseorang yang harus kita hormati.Mengasihi orang tua
Adab selanjutnya adalah mencintai kedua orang tua. Kita dapat memberikan
cinta dan perhatian kepada orang tua kita seperti mereka mencintai kita ketika
kita masih kecil. Rendah hati terhadap orang tua. Jangan merasa sombong,
apalagi lebih unggul dari orang tua, misalnya karena memiliki pendidikan tinggi
atau karir yang bagus. Namun, kesuksesan yang kita raih kurang lebih
merupakan buah dari restu orang tua kita. Kita harus selalu mencintai mereka.
• Mendoakan orang tua
Seorang anak mempunyai kewajiban untuk mendoakan kedua orangtuanya
supaya diberikan ampunan oleh Allah dan keberkahan umurnya selama hidup.
Hal ini tercantum dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 41.

‫اب‬
ُ ‫س‬َ ‫ي َو ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َي ْو َم َيقُ ْو ُم ْال ِح‬
َّ َ‫ࣖ َربَّنَا ا ْغ ِف ْر ِل ْي َو ِل َوا ِلد‬
Artinya: "Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua
orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).” (QS.
Ibrahim: 41).
Penjelasan ayat di atas membantu untuk membangun karakter anak sebagai
anak yang setia kepada orang tuanya. Beberapa hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan dalam mengasuh anak dijelaskan dalam kutipan di atas. Sebagai seorang
anak, kita harus setia kepada orang tua Anda untuk mendapatkan kesenangan orang
tua dan keridhaan Allah SWT. Didalam Al-quran juga dijelaskan mengenai adab
orang tua kepada seorang anak dalam surat Al-Imran (3) ayat 37, berikut
penjelasannya.

44
::repository.unisba.ac.id::
37: “Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik,
membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan
pemeliharaannya kepada Zakaria.”
Dari penggalan ayat diatas menjelaskan bagaimana peran orang tua yang harus
diberikan kepada anak selain memberinya pengetahuan dalam berbakti kepada
orang tua. Sebagai orang tua juga harus bisa menerima karunia yang diberikan oleh
Allah sebagai anak laki-laki maupun perempuan. Peran ibu sebagai orang yang
mengandung dan memberikan asi yang terbaik juga termasuk kedalam salah satu
peran yang dikatakan dalam penggalan ayat diatas. Membesarkannya dengan
pertumbuhan yang baik juga termasuk kedalam memberikan pendidikan yang
terbaik kepada seorang anak. Seperti dalam surat At-Tahrim (66) ayat ke- 6 sebagai
berikut.

‫س ُك ْم َوا َ ْه ِل ْي ُك ْم نَارا َّوقُ ْودُ َها‬ َ ُ‫ٰيْٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا قُ ْْٓوا ا َ ْنف‬
ٰٰۤ
‫ّللا‬ َ‫ن‬
َٰ ُْ َ ‫و‬ ‫ص‬ ‫ع‬
ْ ‫ي‬ ‫ّل‬َّ ‫اد‬َ ‫د‬‫ش‬ِ ‫ظ‬ ‫َل‬ َ ‫غ‬ِ ‫ة‬ َ
‫ك‬ ِٕ ‫ارة ُ َعلَ ْي َها َم‬
‫ى‬ ‫ل‬ َ ‫اس َو ْال ِح َج‬ ُ َّ‫الن‬
َ‫َما ْٓ ا َ َم َرهُ ْم َو َي ْف َعلُ ْونَ َما يُؤْ َم ُر ْون‬
6: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa
yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”
Ayat di atas memerintahkan orang tua untuk menjaga anaknya melalui proses
belajar. Anak-anak adalah orang yang memelihara segala sifat, sikap, dan perbuatan
yang haram atau keji, sehingga jika dilakukan akan berakhir di neraka.
Perlindungan terhadap proses pendidikan dilakukan dalam bentuk nasehat,
perintah, larangan, pembiasaan, pengawasan dan bimbingan dalam bentuk
pemberian ilmu.

45
::repository.unisba.ac.id::
Orang tua berfungsi sebagai pendidik bagi anaknya, dan anak adalah titipan
Tuhan atau amanah yang diberikan oleh orang tuanya. Di sisi lain, anak adalah
titipan Allah SWT, ini bukan hanya pemberian kepada orang tuanya, tetapi juga
bisa menjadi ujian atau fitnah.
Dengan memilih film Ali dan Ratu-Ratu Queens sebagai subjek dari penelitian
ini, film ini memiliki konflik yang sederhana namun memiliki makna yang dalam.
Dalam hal ini, film Ali dan Ratu-Ratu Queens merupakan film keluarga yang
banyak juga yang menggambarkan ketidakharmonisan yang mungkin dialami
banyak keluarga lain dengan kemasan yang ringan dan mudah dipahami. Syamsul
Hadid dkk dalam jurnalnya yang berjudul "Disharmoni Perkawinan dan Solusi dari
Perspektif Terapi Keluarga" Vol. 18, Tidak. 1 Juni 2020 menyatakan bahwa
berbagai permasalahan keluarga tidak lepas dari peran orang tua sebagai pemilik
utama keharmonisan keluarga.
Dalam pemahaman yang dijelaskan diatas, temuan scene yang dipilih peneliti
sebagai objek penelitian kemudian dijelaskan pada permasalahan adab kehidupan
yang membantu dalam peran anak terhadap orang tua begitupun sebaliknya.
Representasi konflik yang terjadi dalam keluarga anak tunggal dengan ibu dalam
film ini terjadi dalam beberapa scene. Representasi konflik keluarga yang dikemas
secara sederhana sehingga mudah dipahami dari berbagai sudut pandang.
Konflik terjadi karena adanya kesalahpahaman yang muncul antara kedua belah
pihak. Perbedaan pendapat terjadi karena interpretasi tiap orang berbeda-beda
terhadap suatu masalah. Dari setiap masalah, tiap orang memiliki cara pandang nya
masing-masing untuk melihat perbedaan. Cara pandang inilah yang membuat orang
menentukan bagaimana orang tersebut menyikapi perbedaan.
Dengan mengangkat isu mengenai konflik keluarga khususnya dalam hubungan
anak tunggal dengan ibu, peneliti mencoba mendalami beberapa simbol dengan
gesture yang diberikan antar tokoh dalam film “Ali dan Ratu-Ratu Queens” sebagai
media dalam meneliti sebuah konflik keluarga khususnya anak tunggal dengan ibu.
Film ini tidak hanya mengggambarkan bagaimana penyelesaian konflik yang
terjadi diantara hubungan keluarga namun juga memberikan penyesalan dan
kesalahpahaman antara hubungan keluarga.

46
::repository.unisba.ac.id::
Film ini menarik untuk diteliti lebih dalam dikarenakan kisah nyata yang
diambil dari sang produser yaitu Muhammad Zaidy tentang konflik keluarga. Tema
yang diangkatpun masih bisa dipahami oleh khalayak umum dan bisa di tonton dari
berbagai usia. Sehingga setiap adegan yang berhubungan dengan konflik anak
tunggal dengan ibu mampu di representasikan dengan baik dan mudah dipahami.
4.2 Pembahasan konflik secara pengelompokan
Film Ali dan Ratu-Ratu Queens merupakan film Indonesia yang tayang di
Netflix dan mendapat antusias yang besar dari para penonton bioskop. Berdasarkan
pengalaman kehidupan nyata produser Muhammad Zaid dengan konflik keluarga.
Film ini berhasil menjadi leader dari "10 Film Indonesia Teratas Hari Ini".
Ditetapkan di New York, plot film ini tampak ringan meskipun memiliki konflik
yang serius. Peneliti mencoba membingkai ulang film ini sebagai subjek kajian
dalam penelitian ini tentang konflik keluarga.
Adanya kebohongan yang dilakukan ayah Ali dan keluarga besarnya turut
mempengaruhi keluarga Ali, dan akhirnya Ali mengetahuinya. Kebohongan ayah
Ali membuatnya frustrasi dan mengecewakan Ali. Berawal dari niat baik agar Ali
tidak kecewa saat menyembunyikan fakta hidupnya, kekecewaan Ali berakhir saat
ia mengetahui segalanya.
Sementara Ali dan Mia akhirnya memiliki konflik, konflik dimulai dengan
ayah Ali tidak mendukung Mia dalam mimpi istrinya. Di luar itu, Mia juga harus
berurusan dengan keluarga Ali yang tidak menyukainya. Lain cerita jika ayah Ali
mendukung penuh Mia dan keluarga Ali menyukai Mia, maka konflik tidak akan
pernah terjadi, ayah Ali dan Ali bisa pindah ke New York dan hidup bahagia
bersama.
Perjalanan Ali ke New York untuk mencari ibunya dan menemukan jawaban
atas teka-teki yang dibawanya dari Indonesia justru membawanya bertemu dengan
empat wanita asal Indonesia yang membantunya. Ini dimulai dengan dia membantu
kebutuhan Ali dengan perumahan dan kebutuhan empat wanita dengan uang.
Hubungan simbiosis Ali dengan keempat ratu berjalan dengan baik
Pembicaran panjang setelah beberapa tahun Ali hidup dan tumbuh berkembang
dengan bantuan ayah Ali dan keluarganya, akhirnya Ali bisa bertemu dengan

47
::repository.unisba.ac.id::
ibunya Mia. Pembicaraan pun tidak berhenti sampai disitu, mereka melanjutkan
perjalanan dengan berkeliling kota New York bersama sambil mengenang masa
lalu Mia. Asik menikmati suasana hangat berdua, sampai akhirnya perjalanan
terhenti disuatu tempat dimana Mia dulu bekerja menjadi salah satu pelayan disitu.
Dari sinilah obrolan hangat menjadi sebuah obrolan panas sehingga memunculkan
adanya konflik antara Ali dengan Mia.
Ali merasa keputusan ibunya untuk tetap tinggal di New York hingga akhirnya
bertemu dengan Alex suami barunya, tidak membuat Ali bisa menerima pilihan itu.
Ia merasa ibunya tudak memikirkan Ali hingga pulang ke Indonesia dan bertemu
makam ayah Ali. Ali hanya ingin ibunya untuk pulang menemui nya dan hidup
berdua dengannya, inilah alasan ia pergi ke New York untuk menemui ibunya.
Setelah beberapa pertemuan dengan ibunya sampai dimana Mia memutuskan
untuk membuat pilihan. Pilihan itu antara harus menerima Ali dan membawanya di
keluarga barunya atau menyuruh Ali untuk pulang ke Indonesia dan hidup bersama
keluarga ayah Ali. Setelah membuat keputusan, Mia akhirnya pergi menemui Parti,
teman lama nya di queens dan meminta pertolongannya untuk memberikan sebuah
cek dengan tujuan untuk membelikan tiket pulang untuk Ali ke Indonesia. Disinilah
puncak konflik terjaid dianatara Ali dengan Mia, juga Ali dengan keluarga barunya
di queens.
Setelah menemukan temuan penelitian pada tahapan diatas, selanjutnya
peneliti melakukan analisis terhadap scene yang sudah dipilih dan dikaji lebih
dalam mengenai fakta dan pengelompokan terhadap tahapan mind (pikiran),self
(diri) dan society (masyarakat). Secara keseluruhan film Ali dan Ratu-Ratu Queens
tersebut mengandung makna mind (pikiran), makna self (diri) dan makna society
(masyarakat). Namun pada penelitian ini, peneliti hayang terfokus pada konflik
anak tunggal dengan ibu yang terjadi dalam interaksi film Ali dan Ratu-Ratu
Queens. Peneliti menemukan 2 scene yang mengandung unsur konflik antara anak
tunggal dengan ibu pada film Ali dan Ratu-Ratu Queens. Berikut penjelasan serta
pengelompokan beberapa scene yang telah peneliti sajikan pada bagian temuan
penelitian.

48
::repository.unisba.ac.id::
a. Scene 1
Pada percakapan di menit (00.00.59-01.01.12) awal mula konflik pertama
akan terjadi antara Mia dan Ali. Pertemuan pertama Ali dan Mia tidak berjalan
begitu mulus. Ali yang harus mendapatkan penolakan dari Mia, karena ia kaget
sewaktu melihat Ali berada di depan pintu rumah nya. Niat hati Ali bertemu
dengan Mia merupakan sebuah harapan yang terwujud selama Ali berada jauh
dari Mia. Sebuah harapan juga semangat yang dibawa oleh Ali harus patah
pada saat hari dimana ia bertemu ibu nya.
• Tahap Mind (Pikiran)
Interaksi yang terjadi antara dua karakter pada menit 00.59.00-01.01.12
adanya gesture vokal yang sedang berlangsung diantara Ali dan Mia. Ali yang
mempertanyakan mengapa Mia tidak kunjung pulang untuk menemui ayah
dan dirinya di Jakarta. Namun, penjelasan dari Mia ternyata tidak sesuai
harapannya. Ali berkata “harus nya ada penjelasannya ga sih mah? Iya
maksudnya mamah gak bisa ninggalin Ali dan Ayah di Jakarta terus sekarang
kalau ditanya jawabannya ya gitu aja. (Ali pergi meninggalkan Mia)”.
Kepergian Mia ke New York, semata-mata untuk menggapai cita-citanya
menjadi seorang penyanyi.
Namun dibalik itu semua ternyata ada konflik tersendiri yang sudah terjadi
antara Mia dan suaminya. Mia berkata “Ali tunggu! Ali tunggu! Ali tunggu!
(Mia mengejar Ali). Mamah gak bahagia, Mamah merasa terjebak. Mamah
juga kan udah beli tiket waktu itu buat kamu sama Ayah”. Penjelasan yang
diberikan Mia kepada Ali, belum bisa memenuhi rasa penasaran Ali.
Ia berpikir ibunya telah meninggalkan dia dan ayahnya di Jakarta untuk
pergi menggapai cita-citanya. “Tapi sekarang bisa kan mah? Bisa pulang
nengokin makam ayah dan tinggal sama ali” pungkas Ali. Ali yang masih
mempertanyakan keinginannya terhadap Mia mengapa ia tidak pulang ke
Jakarta, karena dia merasa kesepian hidup sendiri disana. Namun ternyata Ali
hanya mendapat penolakan dari ibunya. Mia merasa, ia tidak ingin melakukan
kesalahan untuk yang kedua kalinya karena ia juga punya keluarga di New
York.

49
::repository.unisba.ac.id::
Makna yang diberikan pada saat Ali melakukan konflik sebagai anak
tunggal adalah ia merasa kehilangan sosok ibu yang harusnya menemaninya
selama ia hidup. Sedangkan makna dari tokoh Mia sebagai ibu nya wujud dari
hilang nya sosok ibu yang seharusnya menemani tumbuh dan berkembangnya
seorang anak. Tindakan yang diberikan oleh Ali diawali dengan impuls untuk
menemui ibunya di New York, persepsi yang diberikan berharap ibu nya
senang ketika bertemu dengan Ali namun ternyata harapannya tidak sesuai
dengan rencanannya. Manipulasi Ali terhadap ibu nya yang mempertanyakan
atas semua yang terjadi hingga Mia tidak kunjung datang ke Jakarta untuk
menemuinya dan consummation nya Ali mengajak Mia untuk pulang ke
Jakarta.
Tindakan yang dilakukan oleh Mia sebagai ibunya diawali dengan impuls
ketika Ali datang untuk menemuinya di New York, persepsi yang diberikan
untuk menjelaskan kepada Ali atas semua yang telah terjadi. Manipulasi Mia
kepada anak tunggalnya yang berharap bisa mengerti dengan keputusan Mia
untuk tidak bisa pulang ke Jakarta dan mengulangi kesalahan yang kedua dan
consummation nya adalah mia menolak ajakan ali untuk pulang ke Jakarta
dengan memberikan penjelasan kepada Ali.
Meninggalkan lawan bicara ketika sedang melakukan konflik merupakan
salah satu cara untuk meredam kan emosi seperti yang dilakukan oleh Ali
ketika sedang berbicara kepada Ibunya. Simbol ini dilakukan karena Ali
merasa penjelasan yang diberikan oleh ibunya tidak cukup menjawab atas
teka-teki dalam hidupnya. Sebuah pelukan yang diberikan oleh Ali kepada
Mia merupakan simbol berikutnya dalam berinterkasi dengan Mia. Simbol ini
dilakukan oleh Ali sebagai bentuk penenenang bagi dirinya atas apa yang
sudah terjadi. Berpelukan dengan seorang ibu memang bisa membuat kita
merasa aman dan nyaman.
Respon yang diberikan oleh Mia pun seolah bisa menenangkan anaknya
dan membalas pelukannya. Hal ini dilakukan agar Ibunya bisa mencoba untuk
mengenalkan Ali kepada keluarga Mia yang baru dan dapat hidup bersama
kembali. Ali berkata “keluarga mamah yang itu tau ada Ali? Ali mau diakuin

50
::repository.unisba.ac.id::
ma! Ali berhak diakuin. Ali bakal stay disini supaya bisa deket sama mamah
biar keluarga Mamah yang itu akan tau kalua Ali ada dan semuanya akan
baik baik aja”.
Berdasarkan interkasi simbolik konflik yang dilakukan oleh Mia sebagai
seorang ibu dan Ali sebagai anak tunggal nya pada menit 00.59.00-01.01.12,
maka dapat disimpulkan bahwa gesture vocal mempengaruhi seseorang dalam
melakukan negosiasi ketika sedang terjadi konflik. Simbol berupa
meninggalkan lawan bicara dan pelukan yang diberikan oleh Ali pun bisa
sedikit membantu dalam konflik yang sedang berlangsung bersama ibunya.
Rasa kekecewaan ali pun setidaknya sudah sedikit terobati atas penjelasan
yang diberikan oleh Mia.
• Tahap Diri (Self)
Pada interaksi yang sebelumnya dijelaskan pada tahap mind, simbol ketika
ali meninggalkan ibu nya termasuk kedalam tahap persiapan atau imitasi.
Tekad Ali untuk pergi dari Jakarta menemui ibu nya ke New York untuk
mencari sebuah jawaban atas semuanya yang sudah terjadi selama ia hidup
berdua bersama ayahnya di Jakarta. Ketika sudah bertemu dengan ibunya Ali
merasa penjelasan yang diberikan oleh ibunya tidak membuat Ali luluh dan
bisa memaafkan Mia. Ia juga berharap bisa membujuk ibunya untuk pulang
ke Jakarta hidup bersamanya disana ini merupakan tahapan bermain. Ali
berjanji kepada mia untuk bisa mewujudkan impiannya dan menjadi sukses
di New York, pada tahap ini termasuk kedalam tahapan permainan.
Pada tahapan yang telah terjadi sehingga menemukan perubahan melalui
tahap I hingga tahap Me. Hal tersebut terlihat pada saat Ali yang mempunyai
tekad untuk pergi menemui ibunya ke New York dengan membawa teka-teki
yang akan ia tanyakan kepada ibunya. Setelah mendengarkan bagaimana
perjalanan ibunya dalam mengejar impiannya hingga ia bertemu dengan alex
suami baru Mia, ia merasa tidak puas dengan penjelasan itu. Ali marah ketika
mendengar penjelasan itu lalu pergi meninggalkannya. Namun pada tahap Me
Ali mencoba untuk bernegosiasi dengan ibunya agar bisa diakui oleh keluarga
barunya dan tinggal bersama ibu dan keluarganya.

51
::repository.unisba.ac.id::
Ketika Mia mengejar Ali yang pergi meninggalkannya juga merupakan
simbol yang diberikan olehnya. Interaksi ini termasuk kedalam tahapan
persiapan atau imitasi. Mia mencoba menjelaskan mengapa ia tidak kunjung
pulang ke Jakarta untuk menemui suaminya dan anak tunggalnya. Namun
penjelasan yang diberikan oleh nya membuat Ali marah dan meninggalkan
mia, ini merupakan tahapan bermain. Pada tahapan permainan, emosi Mia
akhirnya meredam ketika Ali memeluknya. Pelukan ini dimaknai agar Ali
bisa di akui dan tinggal bersamanya di New York.
Pada tahapan yang telah terjadi sehingga menemukan perubahan melalui
tahap I hingga tahap Me. Hal tersebut terlihat pada saat Mia terlihat kaget
ketika Ali mencoba mempertanyakan atas apa yang sudah terjadi. Namun
pada tahap Me Mia akhirnya mulai mengerti bahwa anak tunggalnya hanya
butuh kasih sayang dari ibu nya dan tinggal bersamanya.
• Tahap Society (Masyarakat)
Setelah melihat interkasi yang dijelaskan di atas, konsep society yang
muncul dalam interaksi diatas adalah munculnya sebuah konflik atas teka-
teki yang dibawa oleh Ali. Ali yang mencoba untuk mencari arti dari teka-
teki dalam hidup nya hingga ia harus mencari ibu nya jauh pergi ke New
York. Namun, saat ia sudah bertemu dengan ibunya justru bukan jawaban
yang ia dapatkan melainkan sebuah permulaan konflik yang baru terjadi
antara Ali dengan Mia. Konflik antara Ali dengan Mia berpengaruh dalam
pengembangan karakter antar tokoh.
b. Scene 2
Pada percakapan di menit (01.22.52-01.24.29), pada tahap ini konflik yang
terjadi diantara Ali dan Mia semakin memuncak. Sehingga semakin terlihat
bagaimana jati diri yang ditunjukan Mia sebagai seorang ibu dan Ali sebagai
seorang anak tunggal yang harus bisa hidup mandiri tanpa seorang Ayah.
• Tahap Mind (Pikiran)
Pada scene diatas, cek yang sebelumnya diberikan oleh Mia kepada Parti.
Mia meminta bantuan kepada Parti untuk memberikan cek dan tiket pulang ke
Jakarta kepada Ali. Mia merasa Ali harus pulang menemui keluarganya disana.

52
::repository.unisba.ac.id::
Namun, rencana Mia justru membuat Ali marah. Ia kecewa dengan keputusan
ibu nya lalu pergi meninggalkan queens dan menemui ibu nya.
Interaksi yang terjadi antara Ali dan Mia pada saat berada di sebuah gang
yang sepi dengan tumpukan tong sampah memunculkan gesture tarikan tangan.
Mia menarik Ali dan membawanya jauh dari rumahnya agar tidak
memunculkan kecurigaan oleh suaminya. Makna Mia dalam interaksi tersebut,
ia mencoba memberikan kejelasan dari arti sebuah cek yang dititipkan kepada
Ali. Mia merasa Ali harus pulang ke Jakarta karena ia takut semua nya akan
jadi hancur. Hubungan Mia dengan suami barunya tidak mengetahui jika Mia
sudah mempunyai seorang anak dari pernikahan yang sebelumnya.
Sehingga persepsi yang muncul ialah Mia meminta bantuan kepada Parti
untuk memberikan tiket pulang ke Jakarta dan sebuah cek untuk membalas jasa
kebaikan Parti. Ketika Mia melihat Ali sudah ada di depan pintu rumah nya, ia
kaget maka manipulasi yang muncul ialah Mia menarik ali pergi jauh ke tempat
yang sepi dari rumahnya. Sehingga konsumasi yang diberikan oleh Mia yaitu
menjelaskan kepada Ali dan menyuruhnya untuk pulang ke Jakarta.
Simbol yang diberikan oleh Ali pada saat berinterkasi dengan Mia ialah
sebuah cek. Cek yang diberikan oleh ibunya membuat ia kecewa atas
tindakannya. Maka makna Ali dalam interkasi tersebut, ia ingin tau apa maksud
dari Mia memberikan cek kepadanya melalui tante Parti. Ia pergi
meninggalkan queens dan menemui rumah ibunya. Ketika ia sampai disana, ali
mencoba memaksa masuk kedalam rumah ibunya.
Namun, mia mencegahnya dan menarik Ali pergi dari rumahnya. Ali di
bawa pergi jauh hingga sampai didalam gang yang sepi dan penuh tumpukan
tong sampah. Sehingga persepsi yang muncul ketika Ali di bawa oleh ibunya
ialah ia menanyakan maksud dari sebuah cek yang diberikan oleh nya.
Ternyata Mia menyuruhnya untuk pulang ke Jakarta “Kamu harus pulang!”
jawab Mia.
Jawaban yang diberikan oleh Mia, justru membuat Ali semakin kecewa
sehingga manipulasi yang muncul ialah Ali merobek cek tersebut. Ali berkata
“Mamah tuh gak pernah tau kan, kalau selama ini ali yang harus jagain ayah

53
::repository.unisba.ac.id::
dirumah. Mamah gak pernah tau kan, kalau ali yang harus tiap hari ngeliat
ayah sedih, ali yang harus nemuin badan ayah yang dingin di dapur gara-gara
kena stroke mah, mamah dimana? Mamah harusnya nemenin ali kan? Mamah
dimana?”. Mia menangis terdiam mendengar apa yang ali katakan. Maka
konsumasi yang muncul ketika Ali mendengar ucapan ibunya untuk
menyuruhnya pulang ke Jakarta ialah pergi meninggalkan Mia dengan bentuk
kekecewaan terhadap ibunya.
Simbol yang muncul ketika Ali dan Mia berinterkasi adalah tarikan
tangan, dan sebuah cek. Simbol yang diberikan oleh Mia kepada anaknya
dimaknai agar Ali bisa mengerti mengapa ia memberikan cek tersebut dan
menyuruhnya pulang. Sedangkan simbol yang diberikan oleh Ali kepada Mia
dimaknai sebagai wujud kekecewaan dan kemarahan juga pertanyaan ali
kepada ibunya.
Berdasarkan interkasi antara Ali dan Mia pada menit 01.22.52-01.24.29
maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaaan makna simbol diantara
interakasi Ali dan Mia. Simbol tarikan tangan yang dimaknai oleh mia
merupakan salah satu bentuk cara penyeselesaian konflik yang sedang terjadi.
Mia menarik Ali jauh dari rumah nya karena ia tidak ingin percakapan Ali dan
Mia di dengar oleh orang lain. Tarikan tangan juga dimaknai dalam proses
konflik agar tidak terjadi sesatu yang lebih buruk. Biasanya hal ini dilakukan
oleh teman dari pelaku konflik tersebut.
• Tahap Diri (Self)
Pada interaksi yang sebelumnya telah di jelaskan pada tahap mind
(pikiran) simbol mengetuk pintu dengan keras merupakan tahapan imitasi atau
persiapan. Simbol ini diberikan Ali pada saat ingin menemui ibu nya dengan
perasaan marah serta kecewa. Tekad Ali untuk datang kerumah ibunya, karena
ia ingin tinggal bersama ibunya. Pada saat pintu terbuka dan melihat Ali berdiri
di depan pintu, Mia langusng menarik Ali pergi jauh dari rumahnya. Mia
membawa Ali ketempat yang sepi disebuah gang dengan tumpukan tong
sampah.

54
::repository.unisba.ac.id::
Setelah mia membawa ali ketempat itu, ali langsung menanyakan maksud
dan tujuan ibunya memberikan sebuah cek dan tiket pulang kepada Ali yang
dititipkan kepada tante Parti. Tindakan ini merupakan tahapan permainan. Pada
tahapan yang telah terjadi sehingga menemukan perubahan melalui tahap I
hingga tahap Me. Hal tersebut terlihat pada saat Ali yang mempunyai tekad
untuk pergi menemui ibunya kerumahnya. Setelah mendapatkan penjelasan
dan keinginan ibunya untuk menginginkan Ali pulang ke Jakarta dan tinggal
bersama keluarga ayahnya disana. Hingga akhirnya pada tahap Me sesudah Ali
mendengarkan penjelasan ibunya, akhirnya Ali pergi meninggalkan Mia dan
berkata “Mamah baik-baik yah (Ali pergi meninggalkan Mia)”.
Pada saat Mia menarik tangan Ali dan membawa nya kesebuah gang
dengan tumpukan sampah ini merupakan tahapan imitasi atau persiapan. Mia
membawanya jauh pergi karena tidak ingin suaminya tahu ada keberadaan Ali.
Mia mencoba menjelaskan kepada anaknya maksud dari sebuah cek untuk
pulang ke Jakarta karena ingin anaknya pulang merupakan tahap bermain. Ia
berharap ini jalan yang terbaik untuk dirinya dan Ali. Mia memberitahu jika
dirinya merupakan ibu yang tidak baik juga setiap melihat wajah dari anaknya,
ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri ini merupakan tahapan permainan.
Pada tahapan yang telah terjadi sehingga menemukan perubahan melalui
tahap I hingga tahap Me. Hal tersebut terlihat pada saat Mia ingin anak nya
untuk pulang ke Jakarta karena ia piker ini merupakan jalan yang terbaik bagi
Anak dan dirinya. Setelah pertemuan yang terjadi anntara ia dengan anaknya,
ia tidak bisa membawa Ali masuk kedalam kelaurga barunya. Ia rasa tidak bisa
mengulangi kesalahan untuk yang kedua kalinya. Hingga akhirnya pada tahap
Me Mia menyuruh Ali untuk pulang ke Jakarta dan tinggal bersama keluarga
dari suaminya.
• Tahap Society (Masyarakat)
Konsep yang muncul ketika Ali berinteraksi dengan Mia diatas, pada scene
ini munculnya keegoisan seorang ibu terhadap pilihan hidupnya. Tokoh Mia
yang hanya ingin menyelematkan keluarga barunya dan tidak ingin mengulangi
kesaalahan untuk yang kedua kalinya. Mia membuat Ali membenci dirinya

55
::repository.unisba.ac.id::
dengan perilaku yang ia berikan terhadap Ali. Pada pemikiran masyarakat
sejatinya seorang ibu merupakan sosok yang terpenting dalam kehidupan
anaknya. Seorang ibu selalu berada disetiap kondisi baik maupun buruknya
seorang anak.
4.2.1 Representasi Konflik Anak Tunggal dengan Ibu
Representasi konflik anak tunggal dengan ibu pada film Ali dan Ratu-
Ratu Queens terdapat dalam beberapa adegan. Pemahaman representasi
biasanya digunakan dalam konsep sebagai makna yang dibantu dengan
beberapa aspek baik tulisan, dialog, video, film dan fotrografi. Dalam film ini
representasi digambarkan melalui dialog antar tokoh melalui gambar yang ada
dalam film tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menganggap gambar yang
ada dalam film ini menggambarkan adanya konflik keluarga yang terjadi pada
tokoh anak tunggal dan ibu.
Pada penelitian ini peneliti berusaha untuk mendeskripsikan
representasi konflik keluarga yang terjadi pada seorang anak tunggal dengan
ibu pada film Ali dan Ratu-Ratu Queens. Yang mana film ini mengisahkan
seorang anak yang diperankan oleh Iqbal Ramdhan sebagai Ali yang mencari
teka-teki atas jawaban dari hidupnya melalui ibunya yang diperankan oleh
Marissa Anita sebagai ibu dari Ali. Ali, seorang remaja yang hendak mencari
ibu kandungnya yang meninggalkannya sejak kecil ke New York, Amerika
Serikat.
Alasan ibunya pindah ke New York adalah karena dia ingin mengejar
mimpinya menjadi penyanyi. Setelah ibunya pergi, Ali mengira ibunya tidak
lagi menyayanginya karena dia tidak pernah sekalipun mengirim surat. Apalagi
kerabat Ali selalu mendorongnya untuk melupakan ibunya, Mia, yang mereka
anggap "mati". Namun, hati Ali berubah ketika mengetahui bahwa mendiang
ayahnya menyimpan banyak surat dari ibunya.
Dari surat tersebut terungkap bahwa Mia beberapa kali mencoba
menghubungi Ali, namun selalu diblokir oleh ayahnya. Salah satu surat
menunjukkan tiket pesawat ke New York untuk Ali dan ayahnya untuk

56
::repository.unisba.ac.id::
dipertemukan kembali. Mengetahui ibunya masih ada dan berusaha
mencarinya, Ali pun ingin mengetahui keberadaan ibunya di New York.
Sesampainya di Queens, tempat tinggal ibunya, Ali bertemu dengan
empat orang pendatang asal Indonesia, keempat orang pendatang itu adalah
Parti, Ance, Biya dan Chinta. Dari keempatnya, hanya Parti yang mengenal
Mia dan mengatakan bahwa dia sudah lama pindah dari Queens untuk
mengejar karir musik. Mia putus asa untuk Queens, menyebabkan Ali dan
suaminya untuk meninggalkan mimpinya menjadi seorang penyanyi.
Menurutnya, Indonesia tidak menawarkan dukungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan pembangunan. Namun kenyataan yang ia terima tidak
seindah pikirannya. Dalam perjalanannya ke New York, Mia menemukan
dirinya sebagai pelayan di sebuah bar tempat dia seharusnya bernyanyi.
Ternyata itu tidak cukup baik untuk standar New York. Akhirnya, Miami
meninggalkan Queens dan mulai mencari karir.
Ali yang mecoba mencari tahu jawaban dari teka-teki yang diberikan
oleh orang tuanya, membuat ia harus mengambil keputusan yang bahkan
seorang anak pun tidak semua memiliki tekad tersebut. Atas dasar
keinginannya untuk pergi menemui ibunya di kota New York, hingga harus
menyewakan rumah orang tuanya, dari sinilah hasil uangnya ia pakai untuk
membeli tiket dan pergi menemui ibunya. Tokoh ali ini, di representasikan
sebagai anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dari ibunya. Tidak
adanya kedekatan dengan ibunya membuat ali akhirnya nekat untuk menemui
ibunya, walaupun hasil pertemuannya tidak seperti yang diharapkan.
Didalam adegan tersebut, Ali bertanya kepada ibunya alasannya untuk
tidak kunjung pulang ke Jakarta dan menemui nya dan ayah Ali. Mia yang
terkejud setelah mendengar kabar bahwa suaminya sudah meninggal karena
serangan stroke. Mia mencoba menjelaskan kepada Ali alasan ia tidak pulang
ke Jakarta hingga akhirnya memiliki kehidupan yang baru bersama suami
barunya. Ia juga menjelaskan bahwa suaminya sudah menceraikannya dan
mengirim surat pengadilan ke New York. Mia yang mendapatkan kabar itu,
sempat tidak bisa keluar dari kediaamannya yang dulu yaitu queens.

57
::repository.unisba.ac.id::
Dari penjelasan diatas, peneliti menganggap bahwa konflik yang
dijelaskan diatas diawali dengan adanya sebuah kebohongan. Kebohongan
yang berhasil diciptakan oleh ayah Ali dan keluarga Ali membuat Ali sebagai
seorang anak menganggap benar atas tindakan ayah Ali dan keluarga Ali.
Setelah kepergian ayah Ali, keluarga ayah Ali menyembunyikan kebenaran
atas segala informasi yang berhubungan dengan ibu Ali selama bertahun-tahun.
Mereka menganggap hal ini dilakukan demi kebaikan Ali juga.
Akibat dari kebohogan tersebut, akhirnya menimbulkan teka-teki yang
muncul pada hidup Ali yang bertumbuh semakin dewasa. Pikiran yang luas
dan rasa ingin tahu yang tinggi membuat Ali nekat untuk pergi ke New York
mencari keberadaan ibunya. Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kalian
berkata jujur karena jujur itu menuntun kepada kebajikan dan kebajikan itu
menuntun kepada surga. Dan jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya
dusta itu menuntun kepada kejahatan dan kejahatan itu menuntun kepada
neraka,” (Hadist Riwayat Muslim).
Sesuai dengan analisis yang digunakan oleh peneliti diawal bahwa
penelitian ini menggunakan teori interaksinoisme simbolik. Adanya gesture
dan simbol yang ditemukan dalam film Ali dan Ratu-Ratu Queens. Secara
sederhana representasi dapat diartikan sebagai kehidupan yang digambarkan
melalui media. Media ini sebagai alat komunikasi massa yang mudah dipahami
oleh masyarakat. Penggunaan media film dalam mengangkat suatu hal yang
tabu, bisa mempermudah alur serta komunikasi yang digambarkan sebagai
representasi dari gambar yang ada dalam film tersebut.
Representasi konflik keluarga khususnya anak tunggal dengan ibu yang
ada dalam film ini sering kita jumpai bahkan kita alami dalam kehidupan
sehari-hari. Namun, konflik keluarga tidak dapat kita jumpai secara publik.
Karena konflik yang bersifat keluarga biasanya menjadi rahasia dari anggota
keluarga yang mengalami hal tersebut. Dalam perspektif agama, konflik
termasuk kedalam golongan aib yang harus ditutup dan tidak boleh diumbar
kepada publik.

58
::repository.unisba.ac.id::
Kita sebagai seorang manusia yang diciptakan sebagai makhluk sosial
yang keberadaanya tidak bisa terlepas dari individu lain. Perbedaan
pemahaman yang terjadi pada setiap individu dapat menimbulkan benturan-
benturan mengenai kesalah pahaman dan perbedaan dalam berinteraksi. Kata
konflik bahkan selalu mengiringi setiap individu secara universal.
Dalam permasalahan yang dialami setiap kehidupan individu tentunya
ada faktor-faktor yang mempengaruhi satu sama lain sesama individu dengan
tujuan yang berbeda. Konflik yang sebelumnya didasari oleh ayah Ali dan Mia
hingga muncul adanya disharmoninasi didalam keluarga ini, membuat dampak
yang cukup signifikan kepada seorang anak. Tanpa adanya komunikasi yang
muncul antara ayah Ali dengan Mia, konflik mereka justru berdampak
memberikan teka-teki dalam perjalanan hidup seorang anak tunggal.
Sehingga dalam film ini, konflik yang mengangkat isu anak tunggal
dengan ibu menjadi sesuatu yang melekat dan menjadi hal tabu dalam
kehidupan masyarakat. Perbedaan yang dimiliki dalam setiap diri individu
menjadi gesekan-gesekan antar individu, sehingga hal ini menjadi salah satu
faktor dalam terjadinya konflik dialam ruang lingkup keluarga bahkan
kehidupan sosial di masyarakat.
Perkembangan kehidupan manusia memiliki perbedaan karakteristik,
agama, ras, suku, jenis kelamin serta ekonomi dengan tujuan hidup yang
berbeda-beda. Perbedaan diatas yang bisa melatarbelakangi terjadi nya konflik.
Dalam kasus konflik keluarga, perbedaan juga bisa diakibatkan melalui
perbedaan ekonomi dan strata sosial. Pada film ini, keinginan Mia untuk
menggapai cita-citanya ke New York untuk menjadi seorang penyanyi
mengakibatkan adanya gesekan-gesekan konflik bersama ayah Ali.
Selama ada perbedaan, konflik akan terus berlanjut dan tidak bisa
dihindari. Memiliki pandangan yang berbeda tentang keinginan menyebabkan
konflik. Konflik ini muncul karena tidak ada cara alternatif yang jelas untuk
menyelesaikannya. Suatu masyarakat dengan karakteristik sosial yang
beragam yang anggotanya memiliki karakteristik yang berbeda seperti suku,

59
::repository.unisba.ac.id::
agama, dan ideologi. Sifat-sifat ini, yang sering disertai dengan gaya hidup
yang saling eksklusif, sering menimbulkan konflik.
Representasi yang terkait dengan judul film ini menggambarkan
kembali cerita yang disajikan berdasarkan realitas konflik keluarga yang
biasanya dapat terjadi dalam keluarga dan digambarkan dalam film. Pada
dasarnya film adalah sesuatu yang tepat untuk merepresentasikan sesuatu,
dimana sebuah film mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan
isi pesan yang dikandungnya. Representasi diterapkan pada proses sosial
pemaknaan melalui sistem pelabelan yang sudah tersedia dalam dialog, tulisan,
video, fotografi, dll.
Didalam kehidupan realita keluarga, sering terjadi konflik ditengah-
tengah kehidupan masyarakat. Seperti yang di alami oleh sang produser,
Muhammad Zaidy ia mencoba menceritakan kembali dalam representasi film
Ali dan Ratu-Ratu Queens. Dalam film ini, konsen utamanya adalah konflik
yang terjadi pada Ali dan Mia sebagai anak tunggal dengan ibu juga diceritakan
bagaimana prosen akhir dari konflik tersebut.
Dalam hal ini, peneliti mencoba mengaitkan unsur agama dalam sikap
ketika seorang muslim melakukan tindakan yang menyebabkan konflik
terutama pada seorang anak dengan orang tua. Hubungan anak dengan orang
tua sudah seharusnya didasari agama sebagai pondasi kehidupan. Bagaimana
seorang anak bersikap baik terhadap orang tua itu sudah tertulis didalam Al-
Quran begitupun sebaliknya.
Agama sebagai pedoman bagi umat Islam, sebagai visi tujuan manusia
dan cara untuk menggunakan konsep-konsep yang diturunkan oleh Allah SWT
untuk pengabdian-Nya dengan berbagai saran dan larangan untuk diterapkan
dalam kehidupan sebagai bentuk karakter manusia yang lebih baik. Agama
tidak hanya berisi perintah dan larangan, tetapi juga petunjuk, norma dan
pedoman hidup. Agama merupakan salah satu faktor kontrol sosial. Karena
pada dasarnya agama mengajarkan kedamaian, persaudaraan, kerukunan antar
individu dan kelompok lain.

60
::repository.unisba.ac.id::
Jika dikaji dari aspek agama, representasi konflik keluarga yang ada
dalam film ini berkaitan dengan adab terhadap orang tua begitupun sebaliknya
bagaima orang tua bersikap kepada seorang anak. Adab itu penting, bagaimana
kita memperlakukan seseorang tanpa ada nya unsur kekerasan dalam berbicara
maupun cara kita bersikap. Sebagaimana telah dijelaskan pada temuan
penelitian bagaimana cara kita bersikap terhadap orang tua.
Pada menit (00.58.48 - 00.59.07) Ali berkata “harus nya ada
penjelasannya ga sih mah? Iya maksudnya mamah gak bisa ninggalin Ali dan
Ayah di Jakarta terus sekarang kalau ditanya jawabannya ya gitu aja. (Ali pergi
meninggalkan Mia)”. Pada saat kita berbicara dengan lawan bicara kita, lalu
pergi meniggalkan nya begitu saja merupakan tindakan yang kurang sopan
apalagi lawan bicara kita adalah orang tua. Tindakan Ali dalam meninggalkan
percakapan bersama ibunya, membuat Mia terkejud dengan perilaku tersebut.
Dalam agama, dijelaskan pada surat Al-Isra (17) ayat 23 untuk berbuat baik
kepada orang tua.
Berbicara dengan nada yang lembut dan tidak membentaknya saat
terjadi konflik, masalahpun bisa diselesaikan dengan baik tanpa harus dengan
nada yang keras hingga membentak orang tua. Tindakan yang dilakukan secara
spontan oleh Ali dilakukan karena hanya melihat dari persepsi yang singkat.
Penjelasan yang diberikan oleh ibunya hanya sebatas garis besarnya saja, tidak
dijelaskan secara detail oleh Mia.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai anak harus hormat kepada
orang tua. Tidak boleh membantah apalagi menyela pembembicaraan orang
tua yang sedang berbicara kepada kita. Dalam surat Al-Isra (17) ayat 23 juga
diperintahkan untuk kita sebagai seorang anak mengasihi kedua orang tua.
Bersikaplah rendah hati pada orangtua. Jangan merasa sombong, apalagi
berada di atas orangtua.
Mendengar jawaban dari Mia, Ali merasa kurang cukup menjawab
teka-tekinya selama ini. Ia merasa ibunya masih bisa untuk pulang ke Jakarta
dan hidup bersamanya di Jakarta. Ketika kegagalan Mia untuk bisa sukses di
New York harus terkubur dalam dalam. Ayah Ali meminta nya untuk pulang

61
::repository.unisba.ac.id::
saja ke Indonesia. Namun, Mia menolaknya dan juga mengatakan tidak
mungkin pulang kalua dia belum menjadi apa-apa di New York. Pasalnya
keputusannya untuk pergi ke New York bertentangan dengan keluarga ayah
Ali.
Setelah proses konflik mulai mereda, Ali pun meminta permintaan
kepada Mia untuk bisa pulang ke Indonesia dan diakui sebagai bagian dari
keluarga terhadap keluarga Mia yang baru bersama Alex. Namun, Mia
menolak permintaan anaknya karena ia tidak ingin mengulangi kesalahan
untuk yang kedua kalinya. Ia tidak mau, dengan hal ini membuat kejadian yang
dulu terulang lagi dan terpisah kembali dengan suaminya.
Dari potongan dialog diatas, konflik yang terjadi antara tokoh Ali dan
Mia merepresentasikan bentuk konflik ringan, dimana konflik ini
mengungkapkan kejujuran yang selama ini tidak diketauhi oleh Ali maupun
Mia sendiri. Ali akhirnya mengetahui alasan ibunya tidak memutuskan untuk
pulang jika sudah tau tidak berhasil di New York. Sedangkan Mia mengetahui
bahwa ayah Ali juga sebagai suami nya telah meninggal dunia akibat penyakit
serangan stroke.
Sikap Ali yang terlalu cepat dalam menyimpulkan sebuah pesan hingga
akhirnya meninggalkan ibunya begitu saja direpresentasikan olehnya dengan
perasaan kecewa. Sedangkan sikap ibu yang mengejar anaknya
direpresentasikan dengan perasaan sabar. Mia mencoba berbicara dengan Ali
dan menjelaskan semua alasan yang ingin diketahui oleh anak tunggalnya.
Pada menit (01.22.15) Ali datang menemui ibunya pada malam hari.
Setelah ia bertengkar dengan keluarga queens, ia pergi meninggalkan queens
dengan penuh rasa kecewa. Perasaan kecewa dan marah akan pilihan ibunya
untuk meminta nya pulang ke Jakarta sangat terlihat jelas. Mia meminta
bantuan Parti untuk memberikan sebuah cek kepada Ali. Tujuan Mia
memberikan cek tersebut karena ia tidak ingin suami barunya tau jika ia sudah
memiliki seorang anak. Ia tidak ingin berakhir gagal untuk yang kedua kalinya
pada hubungan pernikahannya.

62
::repository.unisba.ac.id::
Suara ketukan pintu dengan keras dan kasar membuat Mia sendiri yang
membukaan pintu, ia terkejut melihat Ali sudah berada didepan pintu
rumahnya. Ali memaksa masuk kedalam rumah dengan perasaan emosi.
Namun mia menahannya dan akhrinya membawa Ali pergi jauh dari
lingkungan rumahnya. Dalam kehidupan sehari -hari sikap apabila ingin
bertamu kerumah orang lain hendaknya bersikap sopan dan mengetuk pintu
dengan perlahan sambil mengucapkan Assalamu’alaikum apalagi ini bertamu
kerumah orang tua.
Dalam surat Al-Isra (17) Allah berfirman:

…..

Ayat diatas menjelaskan untuk kita sebagai seorang anak dapat berbuat baik
kepada orang tua. Hubungan antara anak dan orang tua tentu tidak lepas dari
konflik. Ada kalanya kita berbeda pendapat dengan orang tua, tapi bukan
berarti kita bisa berbicara kasar dan membentak orang tua. Sebesar apapun kita
mengkhawatirkan orang tua kita, ingatlah selalu bahwa sosok orang tua adalah
seseorang yang harus kita hormati.
Pada tokoh Ali yang berperan sebagai anak tunggal merepresentasikan
konflik tersebut dengan menanyakan arti dari pemberian cek yang sebelumnya
diberikan oleh ibunya lewat tante Parti. Dengan amarah yang dibawa oleh Ali,
ia meluapkan emosinya dengan mengungkapkan isi hatinya. Ali bekarta
“Mamah tuh gak pernah tau kan, kalau selama ini ali yang harus jagain ayah
dirumah. Mamah gak pernah tau kan, kalau ali yang harus tiap hari ngeliat ayah
sedih, ali yang harus nemuin badan ayah yang dingin di dapur gara-gara kena
stroke mah, mamah dimana? Mamah harusnya nemenin ali kan? Mamah
dimana?”.

63
::repository.unisba.ac.id::
Mia mencoba merepresentasikan emosinya dengan rasa bersalah atas
semua yang terjadi. Mia merasa menjadi seorang ibu yang gagal. Ia selalu
merasa bersalah ketika melihat wajah anaknya atas kejadian yang sudah terjadi.
Mia juga memperkuat keputusan itu dengan menyuruh anaknya untuk pulang
ke Jakarta. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Imran (3) Ayat 37 sebagai
berikut.

Ayat diatas menjelaskan bahwa orang tua bisa menerima segala bentuk
pemberian dari Allah SWT dengan baik. Penerimaan dalam wujud karunia dari
Allah SWT. Laki-laki ataupun perempuan yang diberikan kepada setiap orang
sebagai wujud seorang anak bisa diterima oleh hamba nya dengan baik. Mia
dan suaminya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Ali. Namun demi
memenuhi cita-cita nya, Mia rela mencari nya sampai ke negeri New York dan
meninggalkan suami serta anaknya.
Peran orang tua yang seharusnya memberikan pertumbuhan yang baik.
. pertumbuhan disini meliputi beberapa aspek. Salah satunya ialah aspek
pendidikan. Seperti yang dijelaskan firman Allah SWT dalam surat At-Tahrim
(66) ayat ke- 6 sebagai berikut.

َ ُ‫ٰيْٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا قُ ْْٓوا ا َ ْنف‬


‫س ُك ْم َوا َ ْه ِل ْي ُك ْم نَارا‬
ٰۤ
‫ارة ُ َعلَ ْي َها َم ٰل ِٕى َكة ِغ ََلظ‬
َ ‫اس َو ْال ِح َج‬ ُ َّ‫َّوقُ ْودُ َها الن‬
‫ّللا َما ْٓ ا َ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُ ْونَ َما‬ ُ ‫ِشدَاد َّّل يَ ْع‬
َ ٰ َ‫ص ْون‬
َ‫يُؤْ َم ُر ْون‬

64
::repository.unisba.ac.id::
Ayat di atas merupakan arahan kepada orang tua untuk mengasuh
anaknya melalui proses pendidikan. Anak adalah mereka yang dikaruniai
segala sifat, sikap dan perbuatan yang haram atau keji, sehingga jika dikatakan
perbuatan itu dilakukan maka akan jatuh ke dalam neraka.
Kepergian Mia sebagai seorang ibu meninggalkan bekas terdalam
kepada Ali, hingga akhirnya Ali harus menyusul menemui ibunya di New
York. Pada menit (01.23.35) Mia berkata “Ali mamah udah ninggalin kamu.
(Mia menangis) Im a bad mother. Every time I see your face. I just can’t forget
my self. (Mia menangis terisak-isak) Just hate me! Just Go!”.
Setelah semua yang sudah terjadi, Mia justru menyuruhnya untuk
pulang ke Indonesia. Hubungan yang rumit antara harus memilih keluarga
barunya atau anak tunggalnya. Berada diposisi Mia pasti sangat berat.
Hubungan yang tidak didasari dengan kejujuran bersama Alex justru membuat
Mia terjebak atas pilihannya.
Dalam konflik yang dapat disimpulkan dalam scene yang sudah
ditemukan dalam temuan penelitian, dapat disimpulkan adanya sebuah
keegoisan dari tokoh Mia sebagai seorang ibu. Mia yang takut akan hilangnya
suami barunya karena adanya kehadiran Ali di New York, mencari cara agar
anaknya bisa pulang kembali ke Jakarta dan hidup bersama keluarga nya
disana. Tokoh Ali merepresentasikan konflik sebagai anak tunggal yang rindu
kasih sayang seorang ibu hingga bertekad pergi menemui ibunya yang telah
lama pergi meninggalkan nya. Namun sesampainya disana rencana Ali justru
tidak sesuai harapannya. Teka-teki dalam hidupnya justru membuat ia hancur,
harapan ia tinggal bersama ibunya justru tidak memubuahkan hasil yang
sempurna.

65
::repository.unisba.ac.id::

Anda mungkin juga menyukai