Anda di halaman 1dari 5

PPKn - TERM 4

Bab 5 - SUMPAH PEMUDA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

1. Organisasi-organisasi pemuda yang muncul setelah berdirinya Budi Utomo dan


mendorong lahirnya Sumpah Pemuda yaitu:
a. Trikoro Dharmo/Jong Java didirikan oleh R. Satiman Wiryosanjoyo di Gedung
STOVIA Jakarta pada tahun 1915. Pada kongres pertamanya di Solo pada tanggal
12 Juni 1918, Trikoro Dharmo mengubah namanya menjadi Jong Java.
b. Jong Sumateranen Bond didirikan pada tahun 1917 di Jakarta. Pada Kongres ke-3,
Jong Sumateranen Bond mengusulkan agar Bahasa Melayu digunakan sebagai
bahasa persatuan sebagaimana pernah diusulkan oleh Mohammad Yamin
c. Jong Ambon, Jong Minahasa dan Jong Celebes didirikan pada tahun 1918-1919.
Tokoh Jong Minahasa adalah Sam Ratulangi
d. Sekar Rukun (1919), Jong Bataks Bond (1925), Jong Betawi (1927)

2. Setelah berdirinya organisasi-organisasi kedaerahan tersebut, berdirilah organisasi


kepemudaan yang tidak berlatar belakang suku dan kedaerahan, yang bernama
“Perhimpunan Indonesia” yang diketuai oleh Mohammad Hatta. Perhimpunan
Indonesia tersebut menggagas diadakannya Kongres Pemuda I, tahun 1926 di
Yogyakarta yang dihadiri oleh seluruh organisasi pemuda di Indonesia tersebut diatas &
menghasilkan 2 (dua) keputusan, yaitu:
- Kemerdekaan menjadi cita-cita seluruh pemuda Indonesia
- Berupaya menyatukan seluruh organisasi pemuda dalam satu perkumpulan

3. Selanjutnya, para pelajar yang tergabung dalam PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar


Indonesia) yang diketuai oleh Sugondo Djojopoespito, menggagas diadakannya
Kongres Pemuda II (dikenal sebagai Kongres Pemuda 28 Oktober 1928), yang dihadiri
oleh seluruh organisasi kepemudaan di Indonesia tersebut diatas.

Kongres Pemuda II ini dilaksanakan dalam 3 sesi, yaitu:


- Rapat Pertama tanggal 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond
(KJB) Waterlooplein, Jalan Lapangan Banteng - Jakarta.
Dalam Rapat Pertama tersebut, membahas tentang persatuan dan pemuda.
Mohammad Yamin dalam rapat pertama tersebut menyebutkan 5 (lima) faktor yang
dapat memperkuat persatuan Indonesia, yaitu: sejarah, bahasa, hukum adat,
pendidikan dan kemauan.
- Rapat Kedua tanggal 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, Jalan
Merdeka Utara - Jakarta, yang membahas tentang pendidikan.
Dalam Rapat Kedua tersebut, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro
mengemukakan/menjelaskan bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan
secara demokratis.
- Rapat ketiga (penutup) di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya
106 - Jakarta.
Dalam Rapat Ketiga tersebut, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme,
demokrasi dan gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan menjelaskan bahwa
gerakan kepanduan dapat mendidik anak-anak menjadi disiplin dan mandiri, yang
mana kedisiplinan & kemandirian tersebut tidak dapat dipisahkan dari perjuangan
nasional.

Kongres Pemuda II ini menghasilkan:


a. Rumusan “Sumpah Pemuda” yang berbunyi:
- Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
indonesia
- Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa indonesia
- Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
indonesia
b. Lagu kebangsaan “Indonesia Raya” ciptaan Wage Rudolf Supratman untuk
pertama kali diperdengarkan.
Lagu Indonesia Raya tersebut selanjutnya dipublikasikan surat kabar yaitu Surat
Kabar “Sin Po” untuk pertama kalinya, pada tahun 1928.

4. Apa arti dan makna Sumpah Pemuda dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia?
a. Sumpah Pemuda merupakan peristiwa penting (important event) dimana pemuda-
pemudi Indonesia mengakui adanya satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa
yaitu Indonesia.
b. Sumpah Pemuda merupakan babak baru (new chapter) bagi perjuangan bangsa
Indonesia yang semula bersifat kedaerahan berubah menjadi bersifat nasional.
c. Sumpah Pemuda menandai cara baru (new way) melawan penjajah yaitu melalui
diplomasi, bukan lagi secara fisik.

5. Gema Sumpah pemuda terus menjalar pada generasi muda Indonesia, termasuk para
pemuda keturunan Arab yang berada di Indonesia. A.R. Baswedan, seorang pemuda
keturunan Arab mengadakan kongres di Semarang dan menyatakan Sumpah Pemuda
Keturunan Arab pada tanggal 4-8 Oktober 1934 yang isinya setuju mengakui
Indonesia sebagai tanah air mereka.

6. Semangat Sumpah Pemuda mencapai puncaknya pada 17 Agustus 1945 ketika


Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sejak itu, Indonesia yang
terdiri dari berbagai suku agama dan golongan menjadi bangsa merdeka dan bersatu
untuk mewujudkan masyarakat yang berdaulat, adil dan makmur.
7. Menurut UU No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, dalam pasal 1 dinyatakan bahwa
pemuda adalah Warga Negara Indonesia yang tumbuh dan berkembang berusia 16-30
tahun. Definisi tersebut hanya membahas pengertian Pemuda secara biologis saja.
Pemuda yang dimaksud dalam sejarah perjuangan bangsa adalah anak muda yang telah
mendapatkan lebih banyak tanggung jawab dibandingkan dengan anak-anak, namun masih
terikat kontrol orang tua. Pemuda pada fase usia tersebut, anak-anak tumbuh menjadi
pemuda dewasa dan memiliki sifat pemberontakan yang tinggi. Hal tersebut berhasil
dimanfaatkan sebagai daya dorong (push factor) untuk memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia, diantaranya adalah dengan memanfaatkan para pelajar dan mahasiswa yang
termasuk dalam golongan pemuda dan kaum intelektual.
Para pelajar dan mahasiswa saat itu turut ambil bagian dalam sejarah perjuangan
nasional.
Contoh:
- Indische Studie Club di Surabaya yang kemudian membentuk Partai Bangsa
Indonesia atau Partai Indonesia Raya.
- Pelajar di negeri Belanda dan klub belajar (Aglemen Studie Club) yang dipimpin oleh
Soekarno di Bandung membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun
1927.
Namun oleh karena PNI mencetuskan cita-cita sosialisme dan tidak mau
bekerjasama dengan Pemerintah Belanda maka para pemimpin PNI pada saat itu
yakni Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun dan Suryadinata akhirnya ditangkap
oleh pemerintah Belanda dan disidangkan di pengadilan negeri Bandung pada tahun
1930.
Dalam persidangan tersebut, Soekarno menyampaikan sebuah pledoi (pidato
pembelaan) yang berjudul “Indonesia Menggugat”.

9. Dalam perjuangan mencapai kemerdekaan, banyak pemuda yang berjuang dan


meninggal di usia muda, diantaranya:

a. Wage Rudolf Supratman


Lahir: Purwokerjo, 19 Maret 1903
Wafat: 17 Agustus 1938 dalam usia 35 tahun.
Lagu ciptaannya yang berjudul “Indonesia”, diperdengarkan saat penutupan
Kongres Pemuda II di Gedung Indonesische Clubhuis, melalui gesekan biolanya.
Saat ini lagu ciptaannya tersebut menjadi lagu kebangsaan Indonesia & berjudul
“Indonesia Raya”.

b. Chairil Anwar (Si Binatang Jalang)


Lahir: Medan, 26 Juli 1922
Wafat: 1949, dalam usia 27 tahun
Merupakan keluarga dan masih memiliki ikatan keluarga dengan Perdana Menteri
Pertama Indonesia, Sutan Sjahrir.
Sekolah: HIS (Hollandsche Inlandsche School)
Bahasa: Inggris, Belanda, Jerman
Karya: “Aku”, “Krawang Bekasi”. Tulisan pertamanya dimuat di Majalah Nisan
pada tahun 1942.

c. Wolter Monginsidi
Lahir: Manado, 14 Februari 1925
Wafat: 15 September 1949 dalam usia 24 tahun
Perjuangan:
- Memimpin perlawanan terhadap Belanda kemudian ditangkap di Sekolah
SMP Nasional Makassar namun kemudian berhasil melarikan diri dari penjara
namun kemudian ditangkap kembali oleh Belanda dan dijatuhi hukuman mati
pada tanggal 5 September 1949.
- Ia menulis banyak rangkaian kata penuh makna seperti “Raga Boleh Mati,
Tapi Perjuangan Jalan Terus”, “Saya telah turut membersihkan jalan
bagi kalian meskipun belum semua tenagaku kukeluarkan”, “Memang
betul, bahwa ditembak bagi saya berarti kemenangan batin dan
hukuman apapun tidak membelenggu jiwa.”
Gelarnya: Bintang Gerilya (1958), Bintang Maha Putra Kelas III (1960), dan Pahlawan
Nasional (1973)

d. I Gusti Ngurah Rai


Lahir: Badung, 30 Januari 1917
Meninggal: 20 November 1946
Sekolah: Di HIS dan MULO
Perjuangan: bersama “Ciung Wanara” (Pasukan kecil yang dibentuk oleh I Gusti
Ngurah Rai), Ia menyerang pasukan Belanda hingga Belanda menyerah di Tabanan.
Lalu Belanda melakukan perlawanan dan menyerang Ngurah Rai dan pasukannya
tersebut hingga I Gusti Ngurah Rai dan seluruh pasukannya gugur. Perang tersebut
dikenal sebagai “Perang Puputan Margarana”, karena sebulum gugur, I Gusti
Ngurah Rai sempat meneriakkan kata ‘puputan’, artinya perang habis-habisan.
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 20 November 1946.
Gelarnya: Bintang Mahaputra, Pahlawan Nasional dan Kenaikan pangkat menjadi
Brigjen TNI (anumerta)

10. Nilai-nilai luhur Sumpah Pemuda:


a. Cinta Bangsa dan Tanah Air (Love for nation):
Sumpah Pemuda adalah bukti rasa cinta pada tanah air.
b. Persatuan (Unity):
Sumpah Pemuda adalah bukti bahwa suku, agama dan ras tidak menjadi penghalang
untuk bersatu
c. Sikap Rela Berkorban (Sacrifice):
Para pemuda rela berjuang dan berkorban tanpa mengharap imbalan demi
tercapainya kemerdekaan
d. Mengutamakan Kepentingan Bangsa (Nation first):
Dalam peristiwa Sumpah Pemuda, para pemuda mementingkan kepentingan bangsa,
bukan kepentingan daerah/golongan
e. Dapat menerima dan menghargai perbedaan (Accept differences):
Menerima dan menghargai perbedaan walaupun berasal dari berbeda suku, agama,
ras atau golongan
f. Semangat persaudaraan (Brotherhood):
Dalam peristiwa Sumpah Pemuda, para pemuda berjanji bertanah air, berbangsa dan
berbahasa yang satu dalam semangat persaudaraan
g. Meningkatkan semangat gotong royong (Cooperation):
Para pemuda berkerja bersama sesuai dengan kemampuan masing-masing
mengupayakan kemerdekaan bangsa Indonesia

11. Nilai-nilai semangat Sumpah Pemuda saat ini:


a.

Anda mungkin juga menyukai