Jember Fashion Carnaval (JFC) Dalam Industri Pariwisata Di Kabupaten Jember
Jember Fashion Carnaval (JFC) Dalam Industri Pariwisata Di Kabupaten Jember
E-mail: chaproborini@gmail.com
Fenomena Jember Fashion Carnaval (JFC) yang terjadi di Kabupaten Jember menjadi salah satu latar
belakang dilakukannya penelitian ini. Jember yang mempunyai latar belakang masyarakat pandalungan,
diantara masyarakatnya terbentuk sebuah karnaval fashion yang saat ini dikenal hingga dunia. Fenomena ini
menjadi hal yang menarik, karena Jember tidak mempunyai riwayat sejarah fashion dan dikenal dengan kota
santri. JFC yang diprakarsai oleh Dynand Fariz telah menunjukkan eksistensinya selama 14 tahun dan telah
berhasil merubah Jember menjadi kota karnaval tingkat dunia. Selain itu JFC menjadi barometer karnaval
fashion di Indonesia karena menginspirasi daerah lain untuk membuat karnaval yang serupa. JFC memamer-
kan busana hasil kreativitas dari peserta yang mengikutinya. Peserta diberikan pelatihan untuk membuat dan
memperagakan busana. Adanya proses pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kreativitas peserta
sehingga dapat membuat busana yang memiliki standart keindahan tersendiri. Proses tersebut secara tidak
langsung membuat JFC mengalami proses komodifikasi, yaitu JFC bertransformasi menjadi event yang
layak jual. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
tumbuh dan berkembangnya JFC diantara masyarakat Jember. Adapun secara spesifik mengkaji tentang
latar belakang sosial budaya terbentuknya JFC sebagai industri pariwisata di Kabupaten Jember. Hasil pene-
litian ini menunjukkan bahwa Jember memiliki ciri khas kultural serta modal yang mendukung tumbuh dan
berkembangnya JFC di Jember, sehingga Jember dapat bersaing dengan daerah lain dalam ranah sektor
pariwisata.Abstrak memuat uraian singkat mengenai masalah dan tujuan penelitian, metode yang diguna-
kan, dan hasil penelitian. Tekanan penulisan abstrak terutama pada hasil penelitian.
262
MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 32, Nomor 2, Mei 2017
263
Chandra Ayu Proborini (Jember Fashion Carnaval...) MUDRA Jurnal Seni Budaya
II. METODE PENELITIAN fashion lain. Acara Fashion Week tersebut sebagai
misi untuk mengembangkan Rumah Mode agar
Penelitian ini menggunakan metode penelitian lebih dikenal oleh masyarakat luas. Acara Fashion
kualitatif . Penggunaan metode penelitian kualitatif Week yang dilakukan adalah mewajibkan seluruh
didasarkan pada substansi penelitian yaitu obyek karyawan Dynand Fariz International High Fash-
dan kajiannya berhubungan dengan keadaan sosial ion Center memakai busana yang sedang trend di
kultur masyarakatnya Jember. Sehingga dalam dunia, pada saat itu yang sednag trend adalah motif
penelitian ini pemaparannya bersifat deskriptif yang army, busana tersebut harus dipakai pada saat
mengkaji JFC dengan pendekatan kebudayaan bekerja selama satu minggu dan harus dipakai dari
sampai tingkat paling dalam. Hal ini sesuai dengan rumah (Budi Setiawan, komunikasi pribadi, 30
ungkapan Bungin bahwa penelitian kebudayaan Januari 2014).
diperlukan sebuah pendekatan yang tidak hanya
bergerak ditingkat permukaan (surface behaviour), Pada tahun 2002, acara Fashion Week yang dilaku-
tetapi juga menukik hingga ke tingkat paling dalam kan berbeda dengan tahun sebelumnya. Acara
(tacid knowledge) (2008: 43). Penelitian ini meng- Fashion Week pada tahun selanjutnya, dilakukan
gunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendeka- dengan arak-arakan/pawai para karyawan dengan
tan deskriptif kualitatif merupakan pendekatan yang memakai busana yang didesain kreatif dan unik.
meneliti bagaimana makna-makna tindakan dari Arak-arakan tersebut dilakukan disekitar lingkun-
kejadian yang menimpa objek yang diteliti dengan gan kantor Rumah Mode. Arak-arakan tersebut
cara mendeskripsikan kejadian dalam penelitian. secara mengejutkan menarik perhatian dari
Penerapannya penelitian JFC dalam industri masyarakat Kota Jember. Masyarakat sangat
pariwisata ini, peneliti akan lebih mudah dalam tertarik dengan busana yang didesain dengan kreatif
menganalisis dan memahami objek penelitian, yaitu dan dipamerkan dengan cara menari dan berjalan di
JFC. Secara konkritnya dapat mendeskripsikan jalanan. Hal tersebut membuat masyarakat
makna-makna perilaku masyarakat Jember serta menyambut acara tersebut dengan tanggapan positif
para pelaku pertunjukan JFC agar bisa dipahami dan apresiasi yang baik. Antusias dan tanggapan
secara ilmiah. Beberapa makna tersebut tercermin positif masyarakat, menjadi ide bagi Dynand Fariz
melalui beberapa tingkah laku manusia sehingga untuk membuat acara Fashion Week selanjutnya
pendekatan deskriptif kualitatif dirasa sangat sesuai lebih kreatif dan meriah. Ide tersebut akhirnya
dalam proses pengumpulan serta pengkajian disatukan dengan cita-cita Dynand Fariz untuk
datanya. membuah sebuat karnaval fashion di Jember.
III. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Persiapan acara Fashion Week tahun selajutnya
yaitu tahun 2003, dilakukan dengan melakukan
Latar Belakang Sosial Budaya Terbentuknya persiapan yang matang. Dynand Fariz dan
Jember Fashion Carnaval (JFC) sebagai Industri pengelola Rumah Mode menyadari, bahwa persia-
Pariwisata di Kabupaten Jember pan harus dilakukan dengan benar-benar terkonsep,
1. Sejarah diselenggarakannya Jember Fashion kerena acara yang diselenggarakan bukanlah acara
Carnaval (JFC) pekan mode seperti tahun sebelumnya. Acara yang
Penyelenggaraan Jember Fashion Carnaval (JFC), akan diselenggarakan adalah sebuah acara karnaval
berawal dari adanya sebuah Rumah Mode yang fashion yang diharapkan nantinya dapat menarik
didirikan oleh Dynand Fariz sebagai wujud apre- perhatian masyarakat Jember. Dynand Fariz meng-
siasi dan kontribusinya dalam dunia fashion. inginkan cara karnaval fashion yang akan diseleng-
Rumah mode yang bernama Dynand Fariz Interna- grakan memberikan dampak yang positif bagi
tional High Fashion Center tersebut dikelola oleh Jember, sehingga tidak selesai begitu saja apabila
kerabat dekat Dynand Fariz. Keberadaan rumah pertunjukannya telah usai. Dynand fariz dan tim
mode tersebut menjadi suatu hal baru yang ada di membuat visi misi dan konsep untuk membuat
Kota Jember dan hanya sedikit masyarakat yang karnaval fashion ini kedepannya dapat berkembang
tau. Oleh karena itu setiap tahunnya, diadakan menjadi lebih baik, dan menjadi karnaval fashion
sebuah acara Fashion Week yang terinspirasi dari yang besar sehingga bisa memperkenalkan nama
acara rumah mode yang ada di Negara-negara Jember kepada masyarakat luas.
264
MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 32, Nomor 2, Mei 2017
Visi, misi serta konsep yang dirumuskan pada Hal ini dikarenakan tema yang dibawakan pada saat
dasarnya adalah untuk menjadikan jember sebagai itu adalah tema yang cenderung menuju pada
kota karnaval dunia dan sebagai kota pelopor budaya barat, sedangkan pada waktu itu sedang
karnaval di Indonesia. Konsep tersebut semakin terjadi gencatan senjata Amerika kepada Irak, selain
menegaskan bahwa karnaval fashion yang akan itu rute yang akan digunakan sebagai catwalk mela-
diselenggarakan harus sesuai dengan visi dan misi wan arus lalu lintas (Budi Setiawan, komunikasi
yang telah dirumuskan. Oleh karena itu dalam pribadi, 30 Januari 2014). Dengan alasan tersebut
persiapan menentukan tema dan desain busana yang pemerintah tidak bisa memberikan surat ijin penye-
akan diperagakan, dibutuhkan research terlebih lenggaraan, sehingga menjadi sebuah halangan
dahulu. Dynand Fariz dan tim melakukan berbagai untuk menyelenggarakan JFC.
research tema-tema global dunia yang sedang
terjadi serta malakukan inovasi desain busana yang Adanya larangan dari pemerintah tersebut, tidak
belum pernah ada sebelumnya. menggoyahkan niat Dynand Fariz dalam menye-
lenggarakan acara karnaval fashion tersebut.
Perencanaan dan persiapan dilakukan sedemikian Meskipun surat ijin dari pemerintah belum bisa
rupa oleh Dynand Fariz dan tim, agar nantinya didapatkan, akan tetapi persiapan acara tetap
karnaval yang diselenggarakan dapat diterima dan dilakukan. Hal ini sebagai wujud kesungguhan bagi
mendapatkan sambutan positif dari pemerintah dan Dynand Fariz dan tim, untuk menyelenggarakan
masyarakat Jember. Acara karnaval fashion ini acara yang dikonsep untuk membanggakan nama
pertama kali diselenggarakan di Alun-alun/ Centarl Jember pada masarakat luas. Dynand Fariz sebagai
Park kota Jember. Dynand Fariz dan tim memilih kreator JFC, tidak putus asa dalam meyakinkan
tempat ini, didasarkan pada alasan bahwa di alun- pemerintah bahwa acara tersebut tidak menyalahi
alun merupakan tempat yang strategis dan banyak budaya yang ada. Presentasi dilakukan beberapa
masyarakat yang berkumpul di alun-alun untuk kali kepada pihak-pihak pemerintah yang terkait,
melakuakan kegiatan olahraga atau sekedar jalan- untuk menjelaskan visi, misi dan konsep besar dari
jalan. Selain tempat pertunjukan, tanggal pelaksan- JFC. Pada akhirnya dua hari sebelum pelaksanaan,
aan juga ditentukan, pada saat itu tanggal pelaksan- Dynand Fariz dan tim berhasil meyakinkan pihak
aan dilakukan pada tanggal 1 Januari 2003 yang pemerintah, sehingga surat ijin penyelenggaraan
bertepatan dengan tahun baru dan hari jadi Kota acara telah didapatkan dan ditandatangani oleh
Jember. Pemilihan tanggal yang bertepatan dengan Bupati Jember tertanggal 31 Desember 2002.
hari jadi Kota Jember bertujuan agar nantinya
pemerintah mendukung, sehingga hal-hal yang Setelah mendapatkan surat ijin, keesokan harinya
berkaitan dengan surat perijinan akan berjalan yaitu, 1 Januari 2003 penyelenggaraan JFC dilaku-
lancar (Budi Setiawan, komunikasi pribadi, 30 kan. JFC pertama kali diikuti 50 peserta, yang
Januari 2014). Seiring dengan hal tersebut, sebuah terdiri dari karyawan rumah mode Dynand Fariz,
nama Jember Fashion Carnaval (JFC) menjadi karyawan salon Karisma milik Suyanto kakak
nama yang telah disepakati menjadi nama kegiatan Dynand Fariz, dan Karyawan Salon Dyfa milik
acara tersebut. Dynand Fariz. Pada waktu itu defile yang dibawa-
kan adalah Cowboy, Punk dan Gipsy (Fefi, komu-
Persiapan yang matang telah dilakukan, akan tetapi nikasi pribadi, 8 Maret 2014). Penyelenggaraan
proses terselenggarnya acara JFC mengalami pertunjukan berlangsung meriah, hal ini didasarkan
beberapa kendala. Pada tahap pengajuan proposal pada apresiasi dan tanggapan masyarakat yang
kegiatan dan surat ijin penyelenggaraan acara positif. Beberapa media lokal juga memberitakan
kepada pihak pemerintah. Akan tetapi proses penyelenggaraan JFC, meskipun terdapat beberapa
pengajuan surat ijin penyelenggaraan tersebut tidak media yang memberitakannya secara negatif.
disambut oleh pemerintah dengan baik. Pada waktu Tetapi hal ini menjadi sebuah kebanggaan bagi
itu pemerintah justru tidak mendukung adanya Dynand Fariz dan tim, karena telah berhasil dalam
kegiatan atau penyelenggaraan karnaval fashion. menyelenggarakan acara yang sebelumnya menga-
Pemerintah tidak mendukung adanya acara tersebut lami beberapa kendala.
dengan alasan bahwa acara karnaval fashion bukan
merupakan budaya asli daerah Jember.
265
Chandra Ayu Proborini (Jember Fashion Carnaval...) MUDRA Jurnal Seni Budaya
266
MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 32, Nomor 2, Mei 2017
Saat ini JFC semakin dikenal oleh dunia, dalam Techniques de la Mode Established (ESMOD).
setiap tahun penyelenggaraannya JFC menjadikan Akhirnya pada tahun 1996 Dynand Fariz mendapat-
Jember sebagai kota destinasi utama para kan beasiswa untuk belajar di ESMOD Jakarta
wisatawan, baik wisatawan dalam maupun luar selama 3 tahun. Selama tiga tahun menimba ilmu di
negeri. JFC juga telah menarik banyak perhatian ESMOD Jakarta Dynand Fariz memanfaatkan
media massa dari dalam maupun luar negeri untuk kesempatan tersebut untuk belajar dan mengasah
meliput dan memberitakannya. Setiap menjelang kemampuannya di bidang fashion. Karir Dynand
penyelenggaraan JFC, kota Jember menjadi sangat Fariz semakin meningkat ketika dia menyelesaikan
ramai (Job Pamungkas, komunikasi pribadi, 20 belajarnya di ESMOD. Dynand Fariz melamar
Agustus 2015). Dalam waktu 15 tahun keberadaan sebagai pengajar di ESMOD, kemudian mendapat-
JFC, JFC telah mendapatkan berbagai prestasi dan kan kesempatan untuk mengikuti training teacher
penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. dan mendapatkan beasiswa untuk pelatihan menga-
Hal ini membuktikan bahwa JFC konsisten dalam jar di Paris, Perancis selama tiga bulan. Hal ini
menjalan visi dan misinya dalam menjadikan semakin menunjukkan bahwa Dynand Fariz meru-
Jember sebagai kota karnaval fashion dunia. pakan sosok yang mumpuni dalam bidang fashion
(Mardiana Pambudy dkk., n.d.).
2. Tokoh Pemrakarsa Jember Fashion Carnaval
(JFC): Dynand Fariz Dynand Fariz sebagai seorang yang berkiprah di
Keberhasilan pertunjukan JFC dalam membawa bidang fashion, pada tahun 2000 mendirikan sebuah
nama Jember dikenal oleh dunia, tidak jauh dari konsultan mode di Kota Jember yang diberi nama
seorang kreator yang berada dibaliknya. Tokoh Dynand Fariz International High Fashion Center.
pemrakarsa ini adalah putra daerah Jember asli, Dynand Fariz mendirikan konsultan mode atau
yaitu Dynand Fariz. Dynand Fariz saat ini menjadi rumah mode tersebut sebagai wujud pembuktian
tokoh besar di Jember akibat karya besarnya mem- karirnya di bidang fashion. Dynand Fariz berangga-
buat pertunjukan karnaval fashion yang dapat pan bahwa adanya konsultan mode di Jember
mendunia. Dibalik keberhasilannya tersebut tidak sangat penting, karena adanya konsultan mode yang
sedikit perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan merupakan suatu hal baru di Kota Jember.
oleh Dynand Fariz. Kegigihan dan tekad Dynand
Fariz menjadi salah satu faktor terbentuknya JFC. Rumah mode yang didirikan oleh Dynand Fariz
tersebut dikelola secara profesional dan di bantu
Dynand Fariz adalah seorang pria kelahiran Desa oleh saudaran-saudaranya. Setiap tahun rumah
Garahan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa mode Dynand Fariz selalu mengadakan event
Timur pada 23 Mei 1963. Dynand Fariz merupakan fashion yang bertujuan untuk menunjukkan kepada
putra ke delapan dari sebelas bersaudara, yang terla- masyarakat pentingnya fashion dalam kehidupan
hir dari pasangan Alm. Tirto Soetowo dan Alm. dan keberadaan rumah mode tersebut. Event inilah
Ahyani (Budi Setiawan, komunikasi pribadi, 30 yang kemudian menjadi cikal bakal terwujudnya
Januari 2014). ide besar Dynand Fariz membuat sebuah karnaval
fashion yang dikenal dunia yaitu JFC (Fefi, komu-
Dynand Fariz memulai karirnya di bidang fashion nikasi pribadi, 8 Maret 2014).
sejak tahun 1988 ketika dia baru lulus dari pergu-
ruan tinggi IKIP Surabaya, Jurusan Seni Rupa. Pada Dynand Fariz sebagai seorang desainer tetap
saat itu setelah meyelesaikan studinya di IKIP Sura- bangga dengan tanah kelahirannya yaitu Jember.
baya, Dynand Fariz diangkat menjadi dosen di Oleh karena itu Dynand Fariz mempunyai cita-cita
almamaternya tersebut, yaitu menjadi dosen Tata yaitu membuat Jember ingin lebih dikenal oleh
Busana di Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Kelu- orang. Disamping itu Dynand Fariz mengakui
arga (PKK), Fakultas Teknik. Setelah menjadi bahwa persaingan dalam dunia fashion sangat berat,
dosen, Dynand Fariz merasa kurang puas dan akan sulit bagi dirinya untuk bertahan dan menun-
merasa ilmunya kurang berkembang, sehingga jukkan eksistensi apabila tidak dapat membuat
Dynand Fariz mencoba untuk mendaftar dalam sebuah inovasi secara terus menerus. Dalam hal ini
program beasiswa sekolah mode cabang Paris di Dynand Fariz sangat pandai dalam melihat sebuah
Jakarta yaitu Ecole Superieure des Arts et peluang, dia justru menjadikan kota asal
267
Chandra Ayu Proborini (Jember Fashion Carnaval...) MUDRA Jurnal Seni Budaya
kelahirannya sebagai media atau tempat mewujud- relasi kultural masyarakat Jember kaitanya dengan
kan impiannya, yaitu membuat sebuah acara yang keberadaan JFC.
dikenal hingga Internasional.
a. Habitus Masyarakat Kabupaten Jember
Dynand Fariz sadar bahwa cita-cita tersebut sangat Seperti yang diungkap oleh Lee bahwa habitus
sulit untuk diwujudkan, terlebih lagi hal ini sangat merupakan ciri khas kultural. Dalam penelitian ini
menantang kebudayaan lokal yang ada. Akan tetapi ciri khas kultural yang dimaksud adalah ciri khas
hal tersebut lantas tidak menyurutkan semangatnya kultural masyarakat Jember. Seperti yang sudah
dalam berkarya. Research dan perencanaan yang disebutkan pada bab sebelumnya, Jember merupa-
matang dia lakukan dalam mewujudkan karya kan kawasan pandalungan dimana masyarakatnya
besarnya tersebut. Awal terbentuknya JFC banyak merupakan percampuran yaitu Jawa dan Madura.
halangan dan rintangan yang dihadapi. Banyak Akibat bertemunya kedua masyarakat tersebut
sekali pihak yang tidak setuju dengan konsep JFC, membuat Jember sebagai wilayah yang masyarakat-
salah satunya adalah pemerintah. Pihak pemerintah nya terbuka dengan adanya arus budaya baru. Oleh
menganggap bahwa karnaval fashion bukan budaya sebab itu hal ini berdampak pada sulitnya Jember
asli Jember. Dalam mengahadapi masalah tersebut, mempunyai kesenian tradisi asli yang dapat dijadi-
Dynand Fariz berusaha keras dengan menjelaskan kan sebagai ikon. Hal ini sesuai dengan ungkapan
konsep dan visi misi yang telah dirancang kepada Yuswadi dalam Sutarto dan Setya bahwa
pihak yang tidak menentang. Kematangan konsep masyarakat pandalungan lebih bersifat terbuka
dan visi misi tersebut akhirnya dapat membantu terhadap adanya arus budaya baru dan sulit untuk
JFC mendapatkan kesempatan untuk terselenggara mempunyai kesenian tradisi yang mengikon. Akan
untuk pertama kalinya. tetapi keadaan tersebut memberikan celah bagi JFC
untuk bisa berkembang di wilayah tersebut.
Keberhasilan JFC sangat dipengaruhi oleh sifat Masyarakat Jember secara terbuka menerima JFC
kegigihan Dynand fariz dalam konsisten mewujud- sebagai salah satu budaya mereka, sehingga secara
kan impian besar dan cita-citanya. Sifat kegigihan perlahan JFC telah menjadi identitas kota Jember.
Dynand Fariz tersebut dipengaruhi oleh berbagai Selain faktor keadaan kultural masyarakat, terdapat
pengalaman yang sudah dialami. Berasal dari latar beberapa faktor yang mendukung terbentuknya JFC
belakang keluarga sederhana, justru menjadikan di Jember. Mengacu pada konsep habitus Bourdieu,
Dynand Fariz sebagai seorang yang bercita-cita Jember memiliki beberapa modal yang menjadikan
besar dalam hal meraih cita-citanya. Sejak kecil JFC dapat tumbuh dan berkembang di Kabupaten
Dynand Fariz menjadi seorang yang pekerja keras, Jember.
hal ini merupakan kebiasaan Dynand Fariz sejak
masa kecilnya setelah menyelesaikan kegiatan Modal budaya, Jember mempunyai latar belakang
belajarnya, dia selalu membantu pekerjaan orangtu- masyarakat pandalungan, yaitu bertemunya budaya
anya (Mardiana Pambudy dkk., n.d.). Hal tersebut Madura dan Jawa, yang keduanya saling berinter-
merupakan salah satu faktor bagaimana karakter aksi sehingga kedua masyarakat tersebut terinte-
pekerja keras dan gigih Dynand Fariz terbentuk. grasi dan cenderung terbuka dengan budaya baru.
Sifat keterbukaan masyarakat tersebut menjadikan
3. Proses Tumbuh dan Berkembangnya Jember JFC mudah dalam berintegrasi dengan masyarakat
Fashion Carnaval (JFC) diantara Masyarakat Jember. Dalam hal ini JFC menjadi budaya baru
Jember yang terbentuk diantara interaksi masyarakat Jawa
Dalam menganalisis faktor terbentuknya JFC digu- dan Madura, sehingga JFC menjadi alternatif yang
nakan teori Bourdieu yaitu, konsep habitus. Menu- dapat menyatukan keduanya dan masyarakat
rut Lee (2015: 57) dengan mengembangkan konsep minoritas yang lain. JFC secara perlahan mengisi
habitus Bourdieu mampu mengembangkan model celah kosong sebagai identitas kota Jember,
tindakan sosial yang didalamnya kebudayaan dan meskipun pada awalnya mengalami berbagai keca-
relasi kultural memperoleh otonomi relatif, namum man dari beberapa pihak. Akan tetapi JFC berhasil
nyata, dari relasi produksi. Berdasarkan ungkapan bernegosiasi dengan baik sehingga dapat diterima
tersebut peneliti mengembangkan model tindakan oleh masyarakatnya.
masyarakat Jember, dan memahami bagaimana
268
MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 32, Nomor 2, Mei 2017
Adanya JFC bukan berarti kesenian tradisi yang ada dan menjadikannya sebuah pertunjukan yang besar.
di daerah tidak berkembang, JFC mengajak para Ditinjau dari segi modal sosial kreatornya, Dynand
seniman daerah untuk berpartisipasi untuk berko- Fariz dalam hal ini membangun relasi yang kuat
laborasi. Hal ini terbukti ketika JFC mengusung dengan beberapa lembaga terkait yang mendukung
tema Madurese yang berkolaborasi dengan musik adanya JFC. Relasi tersebut terjalin ketika Dynand
Ul daul Madura, dan defile Reog yang berkolabo- Fariz berkarir dalam bidang fashion (sebelum
rasi dengan seniman reog. Selain itu berkaitan adanya JFC). Salah satu contohnya adalah setiap
dengan modal budaya individu kreator JFC, tahun JFC selalu malakukan roadshow di Jakarta,
Dynand Fariz merupakan seseorang yang berlatar hal ini merupakan salah satu dampak terjalinnya
belakang sekolah fashion bertaraf internasional. relasi yang dilakukan oleh Dynand Fariz dalam
Sehingga habitus dunia fashion Dynand Fariz dan karirnya dalam bidang fashion.
modal akademik yang diperoleh dari sekolah
fashion bertaraf internasional, sangat mendukung Modal ekonomi, selama ini JFC merukan event
keberlangsungan dan terbentunya JFC. yang membiayai dirinya sendiri. JFC merupakan
pertunjukan yang jauh dari bantuan dana sponsor
Modal sosial, dalam hal ini merupakan modal ataupun pemerintah. Tidak adanya sponsor adalah
bagaimana pihak-pihak yang bersangkutan dengan untuk mempertahankan label bahwa JFC sebagai
JFC menjalin sebuah jaringan atau relasi untuk event sosial dan tidak dikomersilkan oleh lembaga
mendukung terbentunya JFC. Berkaitan dengan hal tertentu selain menajemen JFC, sedangkan pemer-
tersebut sesuai dengan ungkapan Wahab (1996: intah hanya membantu dalam pemberian fasilitas.
185) bahwa lembaga pemerintah dalam membantu Modal ekonomi JFC pada awalnya terpusat pada
kemajuan pariwisata maka membangun dan satu sumber yaitu dana pribadi Dynand Fariz. Akan
memantapkan suatu situasi yang layak bagi tetapi seiring dengan besarnya nama JFC, modal
insvestasi swasta sampai pada pengeluaran ekonomi diperoleh dari hasil melakukan roadshow
ketentuan-ketentuan yang menjamin kestabilan dalam maupun luar negeri. Selain itu kompetensi
ekonomi, dan secara aktif mempersiapkan para Dynand Fariz dalam bidang fashion didapatkan dari
investor dalam pariwisata dengan subsidi-subsidi modal ekonomi pribadi dan beasiswa yang didapat-
yang luar biasa. Begitupun dengan pemerintah kan sehingga menunjang keahliannya dalam bidang
Jember, pemerintah Jember membangun jaringan fashion.
secara luas dengan beberapa pihak, agar banyak
investor yang mau menanamkan modal di Jember, Keputusan manajemen JFC untuk menyuarakan
sehingga mendukung adanya fasilitas bagi para JFC sebagai lembaga event sosial tersebut, merupa-
wisatawan yang ingin melihat pertunjukan JFC. kan salah satu strategi untuk membuat JFC jauh dari
kesan komersil, dan menghindari pengelolaan
Modal sosial lain yang terlihat adalah cara manaje- keuangan yang rumit. Dengan tidak adanya sponsor
men dalam mengelola pesertanya. Manajemen yang terlalu mendominasi, secara otomatis JFC
secara tidak langsung memproduksi solidaritas berdiri sendiri di bawah naungan manajemen JFCC,
kelompok sehingga menjadi modal sosial yang sehingga keuangan dikelola sendiri dan lebih
dimiliki. Manajemen JFC mengajak peserta JFC mudah pengelolaannya serta prosedurnya.
yang terdidik maupun tidak terdidik untuk Dengan habitus dan modal yang dimiliki tersebut,
bergabung dan berpartisipasi pada JFC. Para peserta dapat menjabarkan bagaimana JFC dapat terbentuk
tersebut diberikan pelatihan secara gratis, sehingga dan berkembang diantara masyarakat padalungan
masyarakat tertarik untuk mengikutinya. Adanya Jember, dan bahkan saat ini telah menjadi identitas
program pelatihan yang diberikan kepada peserta, Kota Jember. Pembahasan konsep habitus JFC
menyebabkab terjadinya proses pembelajaran dida- tidak berhenti dalam penjabaran modal yang dimi-
lamnya, sehingga mendorong adanya interaksi antar liki, akan tetapi konsep ranah juga mempengaruhi
peserta. Adanya proses tersebut secara tidak lang- bagaimana JFC terbentuk
sung membentuk solidaritas dan mempunyai satu
tujuan bagi para peserta JFC. Modal tersebut mem-
berikan celah bagi JFC untuk lebih bekembang dari
sisi bertambahnya jumlah peserta
269
Chandra Ayu Proborini (Jember Fashion Carnaval...) MUDRA Jurnal Seni Budaya
b. Arena Persaingan dalam Industri Pariwisata Ketiga, habitus manusia di dalam arena harus
Konsep habitus dan arena merupakan relasi dua dianalisis, bersama dengan jejak atau strategi yang
arah, hubungan tersebut dapat dijelaskan bahwa diproduksi dalam interaksi antara habitus dan
dengan miliki habitus yang mendukung maka JFC kendala serta kesempatan yang ditentukan oleh
dapat bersaing dalam arena sosial yang ditargetkan, struktur arena. Keadaan kultural masyarakat Jember
begitupun sebaliknya dalam sebuah arena sosial dapat dibaca dengan baik oleh Dynand Fariz dan
dibutuhkan kompetitor untuk mengisi arena terebut. manajemen. Pihak manajemen selalu mengadakan
Terkait dengan penelitian ini arena yang dimaksud dialog dan negosiasi apabila mendapatkan kritik
adalah persaingan dunia industri pariwisata. Untuk dari pihak yang kurang mendukung adanya JFC.
dapat bersaing dalam dunia industri kreatif dan Sehingga pihak manajemen dapat mengatur srtategi
pariwisata, JFC memiliki habitus dan modal yang untuk bernegosiasi dengan masyarakat Jember
mendukung seperti yang sudah dijabarkan diatas. secara damai, sehingga JFC dapat mecapai tujuan
Untuk memenangkan persaingan tersebut JFC yang diinginkan yaitu menjadi karnaval fashion
mewujudkannya dalam bentuk karnaval fashion yang bertaraf intenasional yang didukung oleh
yang memperagakan busana dari hasil kreativitas masyarakatnya.
yang tinggi. Sehingga JFC dapat meraih posisi
sebagai pertunjukan kreativitas tinggi yang bertaraf 4. Kreativitas Kreator Jember Fashion Carnaval
internasional dan meningkatkan industri pariwisata (JFC): Dynand Fariz
Jember. Seperti yang sudah diungkap oleh Jenkins Dibalik prestasi JFC hingga mendunia, hal tersebut
bahwa pembahasan arena mengarah pada tiga hal. tidak jauh dari peran sang kreator Dynand Fariz
dibaliknya. Dynand Fariz sebagai presiden JFC
Pertama, hubungan arena dengan “arena kekua- memiliki kontribusi tinggi pada proses terben-
saan” (politik) harus dipahami. Dalam hal ini tuknya JFC. Kontribusi yang diberikan Dynand
pemerintah kota Jember menjadikan JFC sebagai Fariz kepada JFC tidak hanya kontribusi ide -
tombak untuk menjadikan JFC sebagai agenda idenya yang kreatif tetapi juga secara materi. Hal
pariwisata utama dalam program BBJ. Hal ini tersebut dilakukan karena Dynand Fariz merasa
bertujuan agar dunia pariwisata Jember meningkat bertanggungjawab atas semua yang berhubungan
sehingga Jember dapat bersaing dengan kota lain dengan JFC.
dalam hal wisata budaya dan penggalakan Kota
kreatif. Tujuan pemerintah berjalan seiring dengan Secara personal, Dynand Fariz merupakan sosok
visi dan misi JFC dalam menjadikan Jember seba- yang kreatif dan inovatif, karena Dynand Fariz
gai kota karnaval fashion dunia. Hubungan tersebut mampu dan mau untuk mewujudkan ide-idenya.
memberikan dampak positif bagi keduanya. Dynand Fariz mampu mengembangkan idenya
Sehingga saling mendukung dalam proses pelak- sehingga bisa terwujud menjadi sebuah karya yang
sanannya. memiliki standar keindahan tersendiri. Tabrani
mengungkapkan bahwa, ciri manusia kreatif adalah
Kedua, dalam arena orang harus mengkontruksi ketika manusia tersebut memiliki beberapa sifat
suatu “topologi sosial” atau peta “struktur objektif” yaitu, ada dorongan bermain, intuisi, imajinasi,
dari posisi yang menciptakan arena, dan hubungan estetika, sikap keterbukaan, keberanian, dan spon-
antara mereka dalam kompetisi dengan bentuk tan (2006: 243-249). Mengacu pada ungkapan
spesifik dari modal. Dalam hal ini manajemen JFC Tabrani tersebut, apabila dilihat melalui prosesnya
menganalisis bagaimana JFC dapat tumbuh dan Dynand Fariz memenuhi kriteria sebagai manusia
berkembang di Jember. Hal ini terlihat ketika kreatif, karena memiliki sifat-sifat yang diungkap
Dynand Fariz mendirikan Rumah Mode di Kota oleh Tabrani. Adapun penjelasannya sebagai
Jember, serta membentuk JFC di Kota Jember yang berikut.
tidak memiliki riwayat tentang sejarah fashion.
Dynand Fariz dan manajemen mampu dalam Ada dorongan bermain, ciri tersebut dapat dilihat
memahami terciptanya arena persaingan, sehingga ketika Dynand Fariz menjabat sebagai dosen di
JFC dipersiapkan untuk memiliki modal yang kuat Universitas Negeri Surabaya, akan tetapi dia belum
dan dapat bersaing merebut target arena yang merasa puas dengan pekerjaan yang dijalani karena
diinginkan. merasa ingin lebih mengembangkan
270
MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 32, Nomor 2, Mei 2017
kemampuannya dibidang fashion. Oleh karena itu Sikap keterbukaan, ciri sikap keterbukaan dapat
dia memutuskan untuk belajar lagi di sekolah dilihat ketika Dynand Fariz dapat menerima kritik
fashion ESMOD. Setelah menyelesaikan belajarnya dan saran dengan bijak. Keberlangsungan pertunju-
di ESMOD, Dynand Fariz mencoba untuk mendaf- kan JFC banyak mengalami halangan dengan laran-
tar sebagai staf pengajar di ESMOD. Hal tersebut gan dan kritik daari berbagai kalangan, akan tetapi
membuktikan bahwa sosok Dynand Fariz merupa- hal tersebut dapat diterima secara terbuka oleh
kan sosok yang mempunyai dorongan untuk bisa Dynand Fariz. Sikap terbuka tersebut dilakukan
merubah hidupnya, dengan berani menantang dan dengan menerima pendapat orang lain walaupun
menanggung resiko yang akan diterima. berbeda prinsip, namum hal tersebut justru diman-
faatkan oleh Dynand fariz sebagai proses integrasi
Intuisi, ciri tersebut dimiliki oleh Dynand Fariz untuk menjadikan JFC dapat diterima oleh
dengan melihat proses ketika Dynand Fariz memu- masyarakat luas.
tuskan untuk memilih dunia fashion untuk
mengembangkan bakatnya. Pilihan tersebut tentu- Keberanian, ciri tersebut dapat dilihat bagaimana
nya melibatkan perasaan dari Dynand Fariz, dan Dynand Fariz berani dalam memiliki ide besar
perasaan tersebut bersifat kuat sehingga mendu- membuat karnaval fashion dan berani untuk mewu-
kung adanya aksi dari adanya sifat dorongan. judkan ide tersebut. Sifat keberanian yang dimak-
Adanya sifat dorongan tidak berarti ketika tanpa sud dalam hal ini haruslah memiliki dasar alasan
intuisi (Tabrani, 2006: 245). Ungkapan tersebut yang kuat dan terarah. Dynand Fariz berani dalam
menghubungkan rasa dorongan yang ada pada mewujudkan idenya dengan dasar alasan yang kuat
Dynand Fariz dan kemudian didukung dengan muc- yaitu ingin membuat Jember sebagai kota karnaval
ulnya perasaan yang kuat untuk memilih fashion kelas dunia.
sebagai hal yang dipilih.
Spontan, merupakan ciri terakhir yang dimiliki
Imajinasi, ciri imajinasi berhubungan dengan cita- manusia kreatif, spontan yang dimaksud adalah
cita yang ingin dicapai. Dalam hal ini Dynand Fariz kepekaan terhadap isu global yang sedang terjadi,
memiliki imajinasi dan fantasi untuk membuat sehingga mampu menangkapnya fenomena tersebut
sebuah karnaval fashion yang besar dan megah. dan kemudian dijadikan sebagai ide. Dynand Fariz
Adanya ciri tersebut menunjukkan bahwa Dynand memiliki kepekaan terhadap isu yang sedang terjadi
Fariz mampu berfikir melampaui batas, ide yang sehingga hal tersebut menjadi inspirasi Dynand
terfikirkan belum pernah dipikirkan orang lain Fariz untuk mengkonsep tema JFC sesuai dengan
sehingga sifatnya orisinal. isu yang sedang terjadi. Hal ini terbukti dengan
bergantinya tema JFC dalam setiap tahunnya, dan
Estetika, dalam hal ini estetika yang dimaksud tema yang diangkat selalu tema-tema mengacu pada
adalah gagasan estetik yang dimiliki oleh Dynand isu yang aktual.
Fariz, atau lebih mengarah pada tingkatan persepsi
keindahan yang dimiliki Dynand Fariz. Melihat dari Keseluruhan uraian di atas membuktikan bahwa
hasil karya yang telah dibuat oleh Dynand Fariz, Dynand Fariz merupakan manusia yang kreatif dan
yaitu konsep JFC dan prototype JFC 1- 14 membuk- inovatif. Dynand Fariz mampu mengkontruksi
tikan bahwa Dynand Fariz memiliki standar estetika pemikirannya sehingga menjadi ide besar. Ide besar
yang tinggi. Kesadaran akan standar estetika diper- yang dimiliki Dynand Fariz wujudkan dengan
oleh melalui penghayatan, bukan semata melalui berani dengan penuh sifat keterbukaan, sehingga
pengertian, pemahaman ataupun kesadaran berdampak pada kelangsungan dan eksistensi JFC
(Tabrani, 2006: 247). Kesadaran estetika Dynand hingga saat ini.
Fariz didapat melalui pengalam penghayatan yang
telah dialami. Dynand Fariz mendapatkan pengala- Sifat kreatif dalam Dynand Fariz tersebut, secara
man pengahayatannya dalam bidang fashion ketika tidak langsung menjadikan Dynand Fariz sebagai
dia melakukan studi di ESMOD Jakarta dan faktor yang mendominasi dalam JFC. Hal tersebut
ESMOD Perancis, dan pengalaman tersebut tidak terjadi karena konsep awal perancangan pertunju-
bisa diragukan mengingat ESMOD merupakan kan berasal dari ide kreatif Dynand Fariz.
sekolah fashion yang bertaraf Internsional.
271
Chandra Ayu Proborini (Jember Fashion Carnaval...) MUDRA Jurnal Seni Budaya
Dynand Fariz telah membuat sebuah karya baru Berikut 4 misi kepariwisataan indonesia menurut
dalam dunia seni, yaitu sebuah karnaval fashion Muljadi yang berhasil dicapai oleh JFC:
yang didalamnya terkandung unsur seni rupa berg- a. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta
erak. Seni rupa bergerak yang dimaksud adalah masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan.
lukisan busana yang dilukis dan didesain oleh Jember Fashion Carnaval (JFC) merupakan sebuah
Dyannd Fariz, kemudian diwujudkan dalam bentuk produk wisata berupa pertunjukan karnaval seni
yang sama persis dengan lukisannya, dan diperga- yang dilakukan di luar ruangan, dimana dalam
kan oleh model dengan atraksi yang dikolaborasi- setiap pergelaranya melibatkan banyak pihak.
kan dengan unsur seni lain yaitu, drama, tari dan Dalam hal ini JFC melibatkan banyak pihak yaitu
musik. seluruh lapisan masyarakat Jember, baik peserta,
relawan, penonton, pemerintah, dan lembaga-
Dalam proses menularkan kreativitasnya terhadap lembaga terkait lainnya. JFC berusaha merangkul
para peserta JFC, Dynand Fariz terjun langsung seluruh lapisan masyarakat agar berpartisipasi
dalam proses pelatihannya yaitu in house training dalam pelaksanaan pertunjukannya. Hal ini dibukti-
JFC. Proses tersebut, secara tidak langsung mem- kan oleh pihak manajemen JFC dengan tidak mem-
buat Dynand Fariz menjadi sosok yang mengin- berikan syarat apapun bagi masyarakat yang ingin
spirasi bagi peserta JFC. Gaya Dynand Fariz yang menjadi peserta JFC, sehingga siapapun boleh men-
keras dan disiplin pada saat mengajar secara lang- jadi peserta untuk mengikuti JFC.
sung, tidak hanya sekedar menginspirasi akan tetapi
juga menjadikan dirinya sebagai fasilitator, karena Peningkatan dan pemberdayaan peran serta
berbagi ilmu dengan para peserta JFC, dan sebagai masyarakat yang dilakukan menjadi salah satu
motivator bagi peserta dalam berkarya seni khusus- aspek penting untuk keberlangsungan JFC. Dimana
nya dibidang seni rupa dan fashion. seluruh lapisan masyarakat Jember saling bersinergi
untuk mendukung berlangsungnya pertunjukan.
Adanya proses tersebut menjadikan Dynand Fariz Berikut gambar skema peran serta masyarakat yang
sebagai seorang pendidik seni dalam masyarakat, mendukung pelaksanaan JFC:
khususnya masyarakat Jember. Dynand Fariz telah
membuka sekolah non formal bidang kepelatihan
art dan entrepreneur yang dapat diikuti oleh
seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat yang
mengikuti JFC secara gratis mendapatkan pelatihan
dan secara tidak langsung mengalami sebuah penu-
laran kreativitas yang dilakukan oleh Dynand Fariz.
272
MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 32, Nomor 2, Mei 2017
273
Chandra Ayu Proborini (Jember Fashion Carnaval...) MUDRA Jurnal Seni Budaya
Selain itu berkembangnya JFC menjadikan Jenkins, Richard. 2004. Membaca Pikiran Pierre
masyarakat dan pemerintah sadar bahwa perlu Bourdieu. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
adanya dukungan peningkatan infrastruktur, salah
satunya dalam menyediakan fasilitas umum. Jenks, Chris. 2013. Culture Studi Kebudayaan.
Sehingga pemerintah memperbaiki fasilitas kota Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
yang kurang memadai, dan menarik banyak inves-
tor agar menanamkan modal di Jember. Kutha Ratna, Nyoman. 2010. Metodologi Peneli-
tian, Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora
Selain menjawab pertanyaan rumusan masalah pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
yang telah diungkapkan, penelitian ini menunjuk-
kan bahwa dalam proses terbentuknya JFC terdapat Mardiana Pambudy, Ninuk. (2011, Oktober 7).
sebuah pola penurunan kreativitas didalamnya. Mimpi Fariz Memeluk Dunia. Diperoleh dari
Proses tersebut berawal dari proses kreativitas tulisaninspiratif.wordpress.com.
individu Dynand Fariz, kemudian melalui pelatihan
in house training terjadi proses pemebelajaran Mc Robbie, Angela. 2011. Postmodernisme dan
tersampaikan kepada peserta JFC, sehingga bersifat Budaya Pop. Bantul: Kreasi Wacana.
kreativitas massal. Adanya proses kreativitas
massal tersebut mengakibatkan terjadinya sebuah Muljadi, A.J. 2009. Kepariwisataan dan
produktivitas massal, yaitu pembuatan busana Perjalanan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
secara bersamaan yang kemudian dipamerkan.
Adanya proses kreativitas tersebut, secara perlahan
274