Anda di halaman 1dari 11

BUDAYA JEMBER FASHION CARNAVAL YANG MENDUNIA

Disusun guna memenuhi tugas UAS mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :
Zahratul Umniyyah S.S., M.Hum

Disusun oleh :
Daffa Nanda Wahyudiarto (210803101027)

UNIVERSITAS JEMBER
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah memberikan kelancaran dalam menyelesaikan makalah ini dengan judul “Budaya
Jember Fashion Carnaval Yang Mendunia” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas UAS mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
memberi wawasan mengenai Jember Fashion Carnival penulis sekaligus pembaca.
Terima kasih kepada Ibu Zahratul Umniyyah S.S., M.Hum selaku dosen pembimbing
yang telah membimbing untuk menyelesaikan makalah ini. Saya sadar, bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya harapkan saran dan kritikan agar dalam
pembuatan makalah lebih baik lagi.

Jember, 5 Desember 2021


Mengetahui,

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
Tujuan Penelitian...............................................................................................................................5
Manfaat Penelitian............................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI....................................................................................5
2.1 Tinjauan Pustaka..........................................................................................................................5
2.2 Landasan Teori.............................................................................................................................5
2.2.1. Teori Interaksi Simbolik Oleh Blumer...................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................................6
METODE PENELITIAN.............................................................................................................................6
3.1 METODE PENELITIAN...................................................................................................................6
3.2 METODE PENGUMPULAN DATA..................................................................................................6
BAB IV....................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................7
4.1 SEJARAH JEMBER FASHION CARNAVAL.......................................................................................7
4.2 JEMBER FASHION CARNAVAL YANG MENDUNIA.........................................................................8
BAB V.....................................................................................................................................................9
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................................9
5.1 KESIMPULAN................................................................................................................................9
5.2 SARAN........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

3
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jember merupakan suatu kabupaten di provinsi Jawa Timur yang terkenal dengan
julukan kota tembakau. Jember dikatakan kota tembakau karena sebagian besar masyarakat
Jember mata pencahariaannya adalah petani tembakau. Namun, Jember mempunyai inovasi
baru yaitu dengan dibentuknya Jember Fashion Carnaval (JFC).
JFC ini didirikan oleh Alm. Dynand Fariz dengan mempersembahkan suatu even
dengan bentuk karnaval. Berdirinya JFC ini berawal pada tahun 1997, Dynand Fariz Bersama
kakaknya yang Bernama Suyanto mendirikan Dynand Fariz Fashion House. Setiap tahunnya
Dynand Fariz Fashion House mengadakan Dynand Fashion Week. Dimana yang mengikuti
acara tersebut adalah seluruh karyawannya. Sejak saat itu, mulai terciptanya suatu even besar
bagi wadah generasi muda yaitu Jember Fashion Carnaval pada tahun 2003.
Jember Fashion Carnaval (JFC) merupakan salah satu even tahunan berskala
Internasional yang diselenggarakan tiap tahun di Kabupaten Jember, Jawa Timur. JFC salah
satu sekian banyak budaya di Kabupaten Jember yang memadukan antara seni musik dan seni
fashion. Karnaval ini menghadirkan catwalk dengan para peserta yang mengelilingi jalan
utama kota Jember hampir sepanjang 4 kilometer. Acara ini diselenggarakan pada setiap
bulan agustus dan disaksikan ratusan ribu penonton domestik serta internasional di sepanjang
jalan utama kota Jember. Karnaval ini tidak hanya mempersembahkan berbagai kostum yang
unik tetapi juga disuguhkan berbagai seni tari. Mayoritas peserta yang mengikuti JFC ini
sebagian besar merupakan masyarakat Jember sendiri. Selain itu, karnaval ini juga di
meriahkan dengan berbagai artis lokal dan ibukota. Para peserta wajib merancang, membuat,
dan memeragakan sendiri untuk memeriahkan acara ini.
Dalam perkembangannya, JFC mempunyai 4 kategori rangkaian karnaval ,yaitu Pet
and Wonderful Archipelago Indonesia (WACI), Artwer Carnival, Kids Carnival, dan Grand
Carnival. Dari ajang ini terbukti bahwa sebelumnya Jember mempunyai julukan “Kota
Tembakau” menjadi kota penyelenggara Jember Fashion Carnaval (JFC). Selain itu,
semakin meningkatnya jumlah penonton dan peserta yang meramaikan karnaval tersebut JFC
mulai banyak dikenal dunia. Dan hingga pada acara JFC yang ke-16 telah mendapatkan
sebanyak 13 penghargaan dari ajang internasional serta menjadikan JFC menduduki karnaval
terbesar ketiga dunia. Salah satunya dalam International Carnaval de Victoria pada tahun
2016 di Seychelles, Afrika.

4
Terselenggaranya JFC ini mempunyai kontribusi dalam bidang perekonomian. Karena
dari acara ini kota Jember mendapatkan devisa yang cukup besar dari berbagai wisatawan
berbagai dunia yang menyaksikan karnaval tersebut.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah terbentuknya Jember Fashion Carnaval ini ?


2. Bagaimana acara Jember Fashion Carnaval bisa dikenal dunia ?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana JFC ini bisa terbentuk


2. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya JFC bisa mendunia

Manfaat Penelitian
Memberikan berbagai informasi mengenai sejarah JFC serta bagaimana terjadinya acara
JFC bisa dikenal dunia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Terdapat berbagai macam penelitian yang membahas mengenai Jember Fashion
Carnaval salah yang telah dilakukan penelitian sebelumnya, seperti Skripsi yang ditulis oleh
Ahmad Muslim dengan judul “Perkembangan Jember Fashion Carnaval (JFC) Di Kabupaten
Jember Tahun 2001-2014” membahas tentang sejarah berkembangnya JFC di Kabupaten
Jember.
Jurnal Chandra Ayu Proborini (2017) dengan judul “Jember Fashion Carnaval (JFC)
Dalam Industri Pariwisata Di Kabupaten Jember” membahas mengenai latar belakang sosial
budaya terbentuknya JFC sebagai industri pariwisata di kabupaten Jember.

5
2.2 Landasan Teori
2.2.1. Teori Interaksi Simbolik Oleh Blumer
Dalam makalah ini menganut teori menurut pandangan Blumer interaksionisme bertumpu
dengan tiga premis, yaitu :
1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan “makna-makna yang ada pada
sesuatu itu bagi mereka
2. Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain
3. Makna-makna tersebut disempurnakan saat proses interaksi sosial berlangsung.

Ada beberapa para ahli yang menilai bahwa makna dianggap hanya sebagai
hubungan netral. Teori interaksionismesimbolik dengan teori lainnya, yaitu terlibat
dari dasar pemikiran kedua yang mengacu arti tersebut. Teori interaksionisme
simbolik melihat bahwa makna muncul dari proses interaksi. Teori ini lebih merujuk
kepada karakter interaksi khusus antar manusia. Respon dari actor secara langsung
ataupun tidak, itu didasarkan atas penilaian makna tersebut. Blumer mengatakan
bahwa individu bukan dikelilingi oleh lingkungan obyek potensial yang
mempermainkannya dan membentuk perilakunya. Bagi Blumer yang terjadi interaksi
di masyarakat merupakan proses sosial dalam kehidupan berkelompok yang
menciptakan dan bahkan menghancurkan aturan serta bukan sebaliknya bahwa
aturanlah yang menciptakan dan menghancurkan kelompok. Namun, dalam teori
interaksionisme simbolik kata Blumer mempelajari suatu masyarakat adalah
mempelajari apa yang disebut sebagai tindakan bersama.
Teori interaksionisme simbolik bisa terbentuk melalui proses, yaitu :
1. Pelaku mendedikasikan dirinya sendiri akan benda terhadap mana dia
beraksi dan dia harus menunjukkan sendiri benda yang memiliki makna
tersebut.
2. Melalui mengidentifikasi proses komunikasi, maka interpretasi akan
menjadi sebuah masalah. Maka bisa disebut juga makna tersebut
memegang peranan penting dalam aksi, melalui sebuah proses interaksi
dengan diri sendiri.

Teori interaksionisme simbolik terdapat ide dasar yang mengacu pada masalah
masyarakat, interaksi, obyek, manusia sebagai pelaku dan tindakan manusia.

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 METODE PENELITIAN
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dengan cara studi
kepustakaan. Data tersebut dapat bersumber dari dokumen yang berupa jurnal, hasil
penilitian, situs internet yang kemudian dideskripsikan, dirangkai, serta disusun secara
sistematis yang memberikan kejelasan dari suatu pembahasan yang diteliti. Kemudian data
yang telah terkumpul selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan teori interaksi
simbolik oleh Blumer.

6
3.2 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia dalam penelitian, kemudian dianalisa dan
diterapkan sesuai dengan tujuan penelitian. Memperoleh sumber data sekunder dari beberapa
arsip, jurnal, dokumen, dan hasil penelitian yang masih berkaitan dengan Jember Fashion
Carnaval. Data sekunder ini untuk menjelaskan suatu masalah secara detail.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 SEJARAH JEMBER FASHION CARNAVAL


Jember Fashion Carnaval atau biasa disebut JFC didirikan oleh Dynand Fariz.
JFC merupakan sebuah acara karnaval tahunan yang diselenggarakan di kabupaten
Jember dengan berskala internasional. Dengan menampilkan campuran antara seni
fashion dan seni tari dengan berjalan layaknya catwalk mengelilingi jalan utama kota
Jember dengan jalan utama sepanjang hampir empat kilometer. JFC ini menyusung
kostum yang unik dengan bertujuan melestarikan kearifan lokal nusantara kedalam
tata busana yang dipamerkan. Terbentuknya JFC berawal dari Dynand Fariz yang
mempunyai rumah mode yang khusus dalam dunia fashion. Rumah mode ini
merupakan sesuatu hal yang baru di kabupaten Jember. Dynand Fariz mempunyai
gebrakan lewat rumah mode ini dengan mengadakan fashion week tiap tahunnya yang
diikuti oleh seluruh karyawan dengan memakai kostum unik. Hingga pada tahun
2002, fashion week yang dipimpin oleh Dynand Fariz mulai dilakukan dengan arak-
arakan dengan jarak radius sekitar ratusan meter. Alhasil, masyarakat Jember tertarik
dengan kegiatan itu karena busana yang dipakai oleh karyawannya lebih unik dari
sebelumnya. Lalu, Dynand berpikiran bahwa ingin mewujudkan fashion week ini
menjadi karnaval fashion di kota Jember. Rencananya Dynand menyelenggarakan
JFC yang pertama pada saat HUT Jember di tahun 2003. Dynan Fariz dan timnya
merencanakan dengan matang agar JFC pertama ini bisa menarik dan akan terus
berlanjut kedepannya. Dynand Fariz dan tim mempunyai tujuan agar karnaval ini bisa
dikenal banyak orang. Visi misi serta konsep yang dirumuskan adalah untuk
menjadikan Jember sebagai kota karnaval dunia dan sebagai kota pelopor karnaval di
Indonesia. Konsep tersebut semakin menegaskan bahwa karnaval fashion yang akan
diselenggarkan sesuai dengan visi misi. Dynand Fariz dan tim melakukan berbagai
research tema global yang sedang terjadi serta melakukan inovasi desain kostum yang
masih belum ada sebelumnya.
Perencanaan dan persiapan dilakukan oleh Dynand Fariz dan tim. Acara
karnaval ini pertama kali diselenggarakan di Alun-alun kota Jember. Sebuah nama
Jember Fashion Carnaval atau JFC menjadi nama yang telah disepakati. Namun,
acara JFC ini mengalami beberapa kendala seperti, pengajuan proposal kegiatan dan
surat perijinan. Jember Fashion Carnaval tidak dapat perijinan karena menurut
pemerintah ini bukan menunjukkan budaya lokal tetapi cenderung menuju budaya

7
luar. Larangan pemerintah ini tidak menyurutkan niat Dynand Fariz. Sebagai wujud
kesungguhan Dynand Fariz dan tim menekan pemerintah bahwa karnaval ini tidak
menyalahi budaya yang ada. Dynand Fariz justru ingin mengenalkan kota Jember
dikenal masyarakat luas. Akhirnya, pertunjukan berlangsung meriah hal ini
mendapatkan apresiasi dan tanggapan masyarakat yang positif. Media lokal
memberitakan acara JFC meskipun mendapatkan berita kurang baik, Dynand Fariz
dan tim bersyukur karena berhasil menyelenggarakan karnaval yang sebelumnya
mengalami kendala. Selain itu, JFC mempunyai 4E, yaitu :
Education :
1. Peserta
a. Diberikan in house training yaitu materi Fashion Runway, Dance, Basic
Fashion Design, Accessories Design, Make Up and Hair Style, Mayorette,
Singer, Presenter, Leadership, Entreprenuer, disiplin, tanggung jawab, jujur,
Kerjasama, dan lainnya.
b. Kesempatan mengikuti kompetisi JFC best costume, unique costume, best
singer, dan penghargaan lainnya.
c. Bagi pemenang JFC Award memperoleh program Beasiswa di Esmod Jakarta,
Institut Sari Ayu Jakarta.
d. Setelah mengikuti pelatihan ini peserta akan tambil lebih percaya diri
2. Penonton
a. Menambah wawasan mengenai trend fashion dunia dengan sentuhan budaya
local
b. Penonton bisa berbusana dengan tema yang diangkat JFC
3. Pengamat
Kegiatan JFC menjadi perhatian para pengamat fashion. JFC menjadi bahan
kajian di seminar nasional maupun internasional.
4. Institute Carnaval Jember
Diharapkan dapat melahirkan individu di bidang entertainment, di sini wadah
yang menjamin penyelenggaraan JFC berkesinambungan dan dapat
melakukan roadshow.
5. Talent Scouting
JFC menjadi ajang pencari bakat baik model, penayanyi, dan penari.
Economic Benefit :
JFC mampu menjadi trend setter fashion karena itu nantinya mendatangkan
pengaruh terhadap perekonomian :
1. JFC menjadi penggerak hasil industri kreatif seperti pendidikan, tekstil, produk
dan lainnya.
2. JFC menjadi penggerak ekonomi di industri seperti perdagangan, pertanian, dan
telekomunikasi.
3. JFC mampu mendatangkan investor yang akan berinvestasi baik di sektor industri
maupun yang lain.
Entertainment

8
JFC menyuguhkan hiburan dengan kemasan yang eksklusif, edukatif,
komunikatif, dan memberikan pesan sehingga menjadi tontonan layak di
perbincangkan.
Exhibition
Hasil kegiatan JFC dipamerkan seperti pameran foto, desain, kostum, make
up, dan hairstyle.
4.2 JEMBER FASHION CARNAVAL YANG MENDUNIA
Jember Fashion Carnaval atau disebut juga JFC merupakan sebuah karnaval
yang diselenggarakan di kota Jember yang memamerkan busana unik dengan
mengangkat unsur kearifan lokal. JFC sebagai media bagi para pelaku seni dan
masyarakat umum khususnya masyarakat Jember. Keberadaan Jember Fashion
Carnaval menjadi sebuah alternatif bagi perekonomian di kota Jember. Selama ini
JFC mampu memikat ratusan ribu pengunjung meliputi turis domestic dan
mancanegara yang memadati jalan utama di kota Jember. Dari penyelenggaraan ini
menjadikan kota Jember memiliki brand image. Sejak pertama kali digelar di tahun
2003, JFC terus berinovasi dan menampilkan berbagai tema-tema baru. JFC
merupakan sebuah bentuk untuk menemukan indentitas Jember baru yang dapat
dibanggakan. Pada dasarnya identitas Jember sebelumnya yaitu “Jember Kota
Pandhalungan”, “Jember Kota Tembakau”, dan “Jember Kota Santri” tetapi belum
cukup bila Jember ingin dikenal luas. Dari karnaval ini banyak pemberitaan mengenai
JFC Jember turut pula dikenal baik ditingkat nasional hingga internasional.
Disebutkan dalam sebuah berita tanggal 3 agustus 2008, dimana JFC diadakan setiap
tahunnya, penginapan-penginapan di Jember telah dipenuhi oleh media lokal,
nasional, dan internasional.
Sumber utama JFC yaitu konsep modern, global dengan menghilangkan
kearifan lokal. Dari konsep inilah Jember Fashion Carnaval mampu menghasilkan
prestasi, seperti best national custome pada ajang man hunt international di Seoul,
Korea Selatan pada tahun 2011 dan karnaval terbaik keempat setelah Mardi Grass di
Amerika Serikat, Rio de Janeiro di Brazil, dan Fastnacht di Jerman. Dari prestasi
inilah yang membawa keberhasilan JFC untuk mengangkat nama kota Jember. Yang
dahulunya Jember tidak dikenal sekarang mendunia dan image sebagai ”World
Fashion Carnaval City” melekat pada Jember sekarang. Kesuksesan JFC menjadikan
Jember Fashion Carnaval menjadi produk wisata unggulan di kota Jember. Hal
tersebut terbukti dengan terus bertambahnya wisatawan lokal maupun asing yang
masuk di kota Jember demi menyaksikan JFC. Menurut kepala Dinas Budpar
Kabupaten Jember, Arif Cahyono Ari dalam jumpa pers Wonderful Artchipelago
Carnival Indonesia tahun 2014 di Jakarta menyatakan bahwa sejak 2008 JFC
mengalami peningkatan kunjungan wisatawan tiap tahunnya pada tahun 2008 JFC
dikunjungi 250 ribu wisatawan. Kemudian pada tahun 2013, wisatawan mencapai 850
ribu dan dari wisatawan ini pendapatan daerah Kabupaten Jember mendapat sebesar
12 milyar. Menurut Presiden JFC Dynand Fariz menjelaskan bahwa telah medapatkan
12-13 penghargaan internasional. Diantaranya Carnaval de Victoria 2016 di
Seychelles Afrika dan menjadikan Indonesia menjadi negara di Asia yang berhasil
masuk 3 besar setelah kalah dari Notting Hill (USA) dan Reunion (France).

9
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan diatas mengenai Jember Fashion
Carnaval di kota Jember dapat disimpulkan bahwa :
1. Jember Fashion Carnaval sejarahnya didirikan oleh Dynand Fariz. Berawal dari
Dynand fariz yang mempunyai rumah mode yang focus dibidang fashion. Rumah
mode tersendiri merupakan suatu hal yang baru di kota Jember. Rumah mode ini
mempunyai suatu gebrakan yaitu fashion week yang diikuti oleh seluruh
karyawan. Hingga pada tahun 2002 fashion week dengan arak-arakan dan hasilnya
masyarakat Jember memberikan hal yang positif. Sampai pada tahun 2003
karnaval pertama kali yang diadakan di Jember bebarengan dengan HUT kota
Jember. Acara ini di tonton oleh khalayak ramai khususnya warga Jember.
2. Sejak pertama kali JFC diadakan pada tahun 2003, mendapatkan respon positif
dari masyarakat Jember. Lalu, JFC menjadi sebuah image baru di kota Jember
yang sebelumnya memiliki julukan “Jember Kota Tembakau”. Dari karnaval ini
banyak diberitakan mengenai JFC baik ditingkat nsional maupun internasional dan
kota Jember menjadi terkenal. Jember Fashion Carnaval ini mampu mendapatkan
berbagai penghargaan internasional seperti best nasional custome pada ajang man
hunt international di Korea Selatan dan masih banyak yang lainnya.
5.2 SARAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Jember Fashion Carnaval harus mengadakan sosialisasi mengenai sejarah
terbentuknya JFC bagi masyarakat Jember sendiri.
2. Diharapkan acara JFC di tahun-tahun berikutnya lebih berinovasi tentang dunia
model dan desain busana agar bisa lebih banyak menarik wisatawan datang ke
Jember serta dapat meraih penghargaan yang lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifiyanti, Jati. 2009. Makna Simbolik Even Fashion Carnaval. Surabaya: Universitas
Airlangga
Ayu, Chandra Proborini. 2017. Jember Fashion Carnaval (JFC) Dalam Industri Pariwisata
Di Kabupaten Jember. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Muslim, Ahmad. 2016. Perkembangan Jember Fashion Carnaval (JFC) Di Kabupaten
Jember Tahun 2001-20014. Jember: Universitas Jember

11

Anda mungkin juga menyukai