ABSTRACT
Rampant fashion Carnival in Nusantara and various other genres triggered by the presence of
Jember Fashion Carnaval. Michael Bahtin refer to this phenomenon as intertextuality, namely the de-
pendence of the text with other texts, so that the existence of a text is always influenced by previous
texts. This intertextuality theory changed the perception of quoting process and bear criticism of the
work that emphasizes authenticity and originality. Research using qualitative interpretative approach
by analyzing how the developments have affected similar Carnival in other cities and the rise of art
genres positive response take part together. Its consistency has been a magnet for photographers, media,
photography exhibition, painting, culinary and local creative industries. The formation of Indonesian
Carnival Association, incorpora seven provinces in Indonesian Wonderful Archipelago Carnival and
Jember Carnival hosted storefront for Nusantara Carnival. The research interpreting that the process
of intertextuality is a positive perspective because of its ability to enable similar or different art genres,
creating a conducive terrain Carnival.
ABSTRAK
Merebaknya fashion karnaval di Nusantara dan berbagai genre lain dipicu oleh keberadaan
Jember Fashion Carnaval. Michael Bahtin menyebut fenomena ini sebagai intertekstualitas yaitu
ketergantungan satu teks dengan teks lain, sehingga keberadaan sebuah teks selalu dipengaruhi
oleh teks sebelumnya. Teori intertekstualitas ini mengubah pandangan orang terhadap proses
pengutipan karya dan melahirkan kritik terhadap karya yang mengedepankan otentisitas dan
orisinalitas. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif interpretastif dengan menganalisis
bagaimana perkembangan Jember Fashion Carnaval mempengaruhi merebaknya karnaval seru-
pa di kota lain dan bangkitnya respon positif genre-genre seni untuk berkiprah bersama. Kon-
sistensinya telah menjadi magnit bagi fotografer, media, pameran fotografi, lukisan, kuliner dan
industri kreatif lokal. Terbentuknya Asosiasi Karnaval Indonesia, tergabungnya tujuh propinsi
dalam Wonderful Archipelago Carnival Indonesia dan Jember menjadi tuan rumah etalase karna-
val Nusantara. Hasil penelitian ini menginterpretasikan bahwa proses interteks-tualitas kostum
pada karnaval merupakan perspektif yang positif karena kemampuannya mengaktifkan genre
seni sejenis maupun berbeda sehingga menciptakan medan karnaval yang kondusif.
kebijakan politik yang mengagumkan dan dan wawancara secara mendalam dengan
positif. Kesuksesan ini telah menjangkau pihak terdekat Fariz selaku inspirator, ma-
keluar pula ke ranah-ranah non seni dan nager JFC, para kreator, Prof Ayu Sutarto al-
memberi pengakuan kepada generasi muda marhum selaku budayawan, pelaku sentra
untuk berkreativitas dalam karnaval, men- industri lokal dan masyarakat selaku apre-
ciptakan lapangan pekerjaan baru seperti siator. Menganalisa fenomena yang terjadi
roadshow (50-60 roadshow di tahun 2014). dengan merujuk pada teori-teori terkait ke-
Karnaval telah menjadi daya tarik pari- mudian menarik interpretasi atas fenomena
wisata dan membantu pemerintah kabu- yang terjadi. Adanya teori intertekstualitas
paten Jember dalam mengembangkan sek- telah membuka wawasan siapa pun yang
tor pariwisata yang sebelumnya kurang berkaitan dengan seni untuk tidak terjebak
diminati yaitu Pantai Papuma, Watu Ulo, atas dakwaan plagiarisme. Djoharnurani
Selatan kota Jember. Berbagai aktivitas ke- memberikan contoh intertekstualitas karya
hidupan kota Jember telah menjadi reaktif pada dua puisi karya Khairil Anwar tahun
seiring dengan rutinnya kegiatan karnaval 1960 an yang berjudul Dari Kerawang sampai
yang telah terjadwal tiap bulan Agustus, Bekasi dan Datang Dara Hilang Dara.
setiap tahun dan berbagai permintaan Kedua karya itu telah dianggap menji-
road show dari dalam maupun luar negeri. plak karya sastra milik Archibald MacLeish
Adanya event Bulan Berkunjung Jember dan Hsu Chih Mu. Khairil menterjemahkan
tiap bulan Juni-Juli menjadi aktivitas yang karya sastra itu lewat bahasa puitis dan
diagendakan dan dipromosikan pemerin- kata-kata ritmis yang bernuansa lokalitas
tah untuk menarik wisatawan. Berbagai Nusantara dari karya sastra yang berjudul
kegiatan kuliner, promosi penginapan, The Dead Young Soldier dan A Song of the Sea.
restoran, kedai-kedai makan, salon, toko- Namun akhirnya terbebas dari tuduhan
toko penjual pernak-pernik perlengkapan plagiator karena keberadaan teori inter-
karnaval, perluasan parkir, pedagang kaki tekstualitas setelah melewati argumentasi
lima seperti souvenir, jasa foto/video dan yang panjang. Karena pada dasarnya tak
miniatur kostum karnaval terdorong pula ada karya seni yang dapat disebut sebagai
untuk bereksistensi. JFC telah menjadi karya seni yang murni. Bahkan terlalu rumit
fenomena pluralitis budaya visual yang untuk menetapkan apa tolok ukur sebuah
berkembang dari arus bawah/grass root plu- karya seni disebut sebagai karya seni yang
rality dan mendatangkan dampak positif di asli dan apa tolok ukur karya seni yang dise-
berbagai sektor bur tidak asli? (Djoharnurani: 1999, 7-20)
Menurut pendapat Djoharnurani, seorang
seniman dalam upaya penciptaan karyanya
METODE tidak berada dalam kondisi terisolasi. Hal ini
Prinsip intertekstualitas konsekuensi yang juga ditegaskan pada ungkapan Eric Fromm
terjadi dalam penciptaan karya
bahwa ‘kesendirian seorang seniman dalam
Penelitian ini merupakan penelitian awal
mencipta, pada hakekatnya adalah berada dalam
tentang merebaknya fashion karnaval di kota-
situasi dialog’. Dialog yang terjadi antara
kota Nusantara dan tumbuhnya aktivitas
seniman dengan karyanya, karya dengan
seni lain mengiringi perkembangan fashion
karya seniman lain, antara pengalaman diri
karnaval di Jember. Penelitian yang dilaku-
yang ada dengan pengalaman yang dimiliki
kan menggunakan pendekatan kualitatif
seniman lain. Dengan seluruh kesadaran-
interpretatif ini diawali dengan mengum-
nya seniman mengolah rasa, pengetahuan,
pulkan data secara empiris, dokumentatif
pengalaman, gambaran halusinasinya itu
Denissa, dkk.: Fenomena Intertekstual Fashion Karnaval di Nusantara 434
berada dalam kondisi dialog dengan dirinya dapat berarti penghapusan, penggantian,
sendiri maupun dialog dengan pengaruh- penyilangan bagian dari sistem tanda teks
pengaruh eksternal dirinya. Ciri interteks- referensi, mendestorsi, menambahkan,
tualitas adalah kesaling tergantungan satu mengubah atau mempermainkan tanda.
teks dengan teks-teks sebelumnya dalam Pengrusakam sistem tanda secara fisik ter-
bentuk persilangan berbagai kutipan dan hadap teks-teks referensinya akan berakibat
ungkapan yang satu sama lain saling meng- pula pada pengrusakan makna sehingga
isi (Piliang, 2012: 16). Pernyataan ini mem- menghasilkan makna-makna baru atau
perkokoh bagaimana pertumbuhan suatu dapat pula tanpa makna apa pun. Berlan-
kreativitas menjadi sebuah karya seni pada das pada pengertian teori intertekstualitas
kenyataannya tak dapat lepas dari penga- ini kemudian digunakan untuk memahami
ruh karya-karya yang mendahuluinya. fenomena yang terkait dengan merebaknya
Teori intertekstualitas dikenalkan oleh genre seni yang sejenis maupun tak sejenis
pemikir postrukturalis Julia Kristeva, meru- akibat perkembangan Jember Fashion Carna-
pakan teori pengembangan lebih lanjut dari val di era kekinian.
teori Dialogisme yang dikembangkan oleh
Mikhael Bakhtin, pemikir Rusia yang hidup Prinsip intertekstualitas membuka peluang
diawal abad 20. Pemikiran Bakhtin yang peningkatan kreativitas dan apresiasi
berkaitan dengan produksi teks ini telah Pada proses transposisi atau peralihan
mempengaruhi perjalanan postrukturalis dari sistem pertandaan referensi menuju
di waktu-waktu kemudian (Piliang, 2012: sistem pertandaan baru dapat mengguna-
118). Dialogisme dipahami sebagai relasi kan medium yang sama atau meminjam dari
yang harus ada di antara ungkapan-ungkap- sumber yang berbeda. Misal karya tulis me-
an dalam wacana. Tak ada ungkapan yang minjam medium pertandaan dari dongeng
dapat berdiri sendiri tanpa terkait dengan atau wayang, medium fashion meminjam
ungkapan lain. Sebuah teks atau karya seni medium pertandaan dari medium arsitek-
diproduksi dalam suatu komunitas yang tur, medium seni kerajinan/craft, medium
saling berelasi, saling mengisi dan memberi film, medium treatikal dan sebagainya.
bentuk dalam menghasilkan makna. Inter- Contoh peminjaman medium pertandaan
tekstualitas Kristeva menjelaskan kesaling pada kostum JFC terlihat pada gambar di
tergantungan satu teks dengan teks-teks se- berikut:
belumnya, tak ada teks yang otonom yang
berdiri atas dirinya sendiri.
Sebuah teks lahir di dalam ruang di
mana beraneka ragam ungkapan telah di-
ambil dari teks-teks lain saling silang menyi-
lang dan saling berinteraksi di dalamnya.
Teks atau karya seni itu sendiri merupakan
ruang tempat silang menyilangnya kutip-
an-kutipan. Dalam intertekstualitas dapat
terjadi pelintasan, percampuran dari satu
sistem tanda ke sistem tanda yang lain di
mana dalam perlintasan tersebut satu sistem
tanda atau lebih dapat digunakan untuk
Gambar1
merusak/bersifat subversif terhadap sistem Kostum Savana (Craft)
tanda sebelumnya. Pengertian pengrusakan Sumber: Dokumentasi JFCC
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 435
Gambar 3 Gambar 4
Kostum Voyage Kostum Toraja (Arsitektur Toraja)
(Film The Black Pearl) Sumber: Dokumentasi JFC Center
Gambar 2 Sumber: Dokumentasi JFC Center
Kostum Tambora
(fenomena alam G. Tam-
bora, Tenun NTT)
Sumber: Dokumentasi Pribadi man, rasa dan makna untuk menanggapi-
nya. Karya seni yang didengungkan orisinal
pun selalu ditanggapi dan diolah dengan
Pengrusakan sistem tanda berupa pera-
berbagai cara ekspresi dan mediasi tanpa
lihan dari satu sistem tanda ke sistem tanda
henti. Dengan demikian kebutuhan ekspre-
lainnya tak selalu bertujuan untuk merusak
si seniman dan mediasi yang dikuasainya
tapi dapat merupakan bentuk pengapresia-
akan menghasilkan tanggapan-tanggapan
sian, pelestarian atau nostalgia terhadap
kemudian melahirkan karya seni lain, yang
pertandaan referensi atau pertandaan ke
dapat serupa, dapat berbeda, dapat berto-
masa laluan yang dikutib bahkan makna
lakan bahkan kritik seni dapat lahir sebagai
lain yang baru. Dalam tema-tema besar
bagian dari sebuah bentuk apresiasi.
yang dicanangkan JFC dalam tiap-tiap kali
Teks kostum karnaval yang baru akan
perhelatannya selalu mengandung empat
diikuti oleh teks-teks lain sehingga muncul
kode budaya yang mengikat yaitu warisan
dua teks atau lebih yang saling berinterelasi
budaya lokal, budaya global, isu-isu aktual
dalam keselarasan, atau dalam intensi yang
global dan tren fashion dunia. Nuansa-nu-
berbeda. Teks yang lahir kemudian akan
ansa ini tampil dalam bentuk kreasi kostum
menonjolkan keunikannya masing-masing
selalu dalam kondisi dialog dengan kode-
bahkan menentang atau bertolak belakang.
kode, idiom estetik masa lalu atau yang
Ada konsep Dialogisme dalam proses pen-
dirujuk, terkait kuat dalam wujud bentuk,
ciptaannya, tak hanya sebatas pada bentuk
warna, tekstur, komposisi, material, teknik,
visual namun juga makna. Terwujudnya
ideologi, budaya dan sebagainya.
relasi konsep intertekstualitas bentuk visual
Jelas tak mungkin ditemui karya seni
dan makna dalam satu genre seni atau lebih
yang terisolasi, tak ada karya seni yang
sesungguhnya merupakan proses yang wa-
berdiri sendiri, yang murni dan otentik,
jar dan alamiah. Justru situasi yang wajar
selalu ada relasi, ada terpautannya. Sepan-
dan alamiah inilah yang memungkinkan
jang sejarah kehidupan manusia seni tidak
apresiasi seni itu berkembang menemukan
pernah mati atau lewat begitu saja, manusia
dialognya tanpa henti. Menandai bahwa
dalam peradabannya selalu membutuhkan
seni itu hidup sebagaimana manusia itu
kehadiran seni sebagai sesuatu yang esensi-
hidup dan senantiasa membutuhkan pe-
al. Sehingga manusia dalam kreativitasnya
ningkatan akan kehidupan yang terus me-
selalu memiliki akumulasi ide, pengala-
laju penuh warna-warna.
Denissa, dkk.: Fenomena Intertekstual Fashion Karnaval di Nusantara 436
tar karya atau intertekstualitas. Prinsip In- arah dan tujuan kegiatan karnaval, kota-
tertekstulitas merangsang kreativitas fashion kota lain itu telah melakukan dialog/meru-
karnaval yang serupa dan berbeda. juk pada kode-kode, idiom-idiom estetik
Dengan kemajuan teknologi informasi karnaval yang ada di JFC. JFC menjadi sum-
yang canggih di era sekarang telah mem- ber pengaruh yang terdekat baik dari sisi
permudah tersebarnya informasi di segala jarak, konten karnaval, karakter sosiokultur
penjuru secara cepat. JFC berhasil memba- masyarakat Jember relatif memiliki kedekat-
wa masyarakat kabupaten Jember dikenal an dengan kota-kota sekitarnya. Sehingga
sampai mancanegara, terbukti mampu me- daerah seperti Banyuwangi, Probolinggo,
ningkatkan kehidupan sosial, ekonomi, poli- Lumajang kemudian menyebar ke Bali mu-
tik, budaya dan pariwisata secara signifikan. dah terimbas dampaknya, terjadi dialog,
Masyarakat kota-kota di sekitar Jember dan adaptasi dan adeptasi dalam mengelaborasi
kota-kota lain di Nusantara terstimulasi karnaval.
mengikuti langkah-langkah JFC menggu- Keberhasilan yang dicapai JFC dalam
nakan ikon karnaval untuk mengangkat memajukan kehidupan sosial, ekonomi, bu-
budaya tradisi daerahnya dan memicu tum- daya, politik dan pariwisata melalui karna-
buhnya kreativitas masyarakat kaum muda. val menjadi impian keberhasilan yang dapat
Tanpa disadari image dan gerak laju capaian direalisasi kota-kota lain ketika menjadikan
JFC yang rutin dimuat dalam jaringan on line karnaval sebagai ikon. Dalam melakukan
mempelopori tumbuhnya fenomena karna- proses relasi ini maka idiom-idiom este-
val yang serupa di kota-kota lain. tik yang muncul kemudian, sebagai hasil
Menurut Dynand Fariz, pencetus seka- kreasi para kreatornya tidak bisa lepas dari
ligus presiden JFC di Nusantara sudah ter- proses dialog atau intertekstualitas terhadap
bentuk 23 kota yang memiliki ikon karnaval idiom-idiom estetik karnaval sebelumnya.
dengan keunikannya masing-masing. Pada Francois Jost menyatakan Dialogisme antar
tahun 2013 dibentuk Asosiasi Karnaval In- teks akan menampakkan fenomena analogi
donesia oleh Kemenparekraf, ibu Mari Elka dan pengaruh, artinya sejumlah bagian teks
Pangestu dengan tujuan menyamakan visi kreasi baru bilamana disandingkan dengan
tiap kota dengan tema mengangkat tradisi teks sebelumnya akan menampakkan kesa-
kebudayaan lokal dan standarisasi karnaval. maan-kesamaan, kemiripan-kemiripan na-
Asosiasi karnaval Indonesia ini diharapkan mun juga pergeseran, variasi-variasi yang
dapat mengadakan acara Nasional dan In- menurut Jost fenomena ini bukanlah suatu
ternasional bertajuk Wonderful Archipelago pelacuran seni atau bentuk pelanggaran pla-
Carnival Indonesia/WACI yang menampilkan giarisme (Jost,1974:33-41).
keindahan budaya bangsa lewat karnaval. Ditegaskan juga oleh Sungkowati bah-
Dengan mengemas karnaval secara mena- wa Intertekstualitas berarti membatasi atau
rik pada tiap-tiap kota yang memiliki ikon mengingkari prinsip otonomi sastra (Sung-
karnaval, daerah itu dapat mempromosikan kowati, 2010:761). Bahktin berpendapat bah-
kekayaan kulturnya pada dunia sehingga wa semua karya sastra dihasilkan berdasar-
akan meningkatkan jumlah kunjungan wi- kan dialog antara teks-teks dengan teks
satawan ke wilayah Nusantara. karya sastra lain. Gagasan dalam suatu karya
Walaupun fenomena fashion karnaval sastra tercipta bukan dari sesuatu yang tidak
yang muncul di kora-kota lain membawa ciri ada, tetapi selalu tercipta dari sesuatu yang
khasnya masing-masing namun tak dapat telah ada sebelumnya, ada dalam hubungan
dipungkiri ide, proses pencitraan kostum, intertekstual. Intertekstualitas memandang
penyusunan formasi karnaval, menentukan bahwa dalam sebuah teks terdapat teks lain
Denissa, dkk.: Fenomena Intertekstual Fashion Karnaval di Nusantara 438
Gambar 5 Gambar 6
Kostum Defile Oceanorium JFC XI Kostum Karnaval Rio De Janeiro
Sumber: Dokumentasi JFCC Sumber: http://www.brazilcarnival.com/abou-
tus/Carnival-history.html, 25 Mei 2013
Gambar 11 Gambar 12
Kostum Defile Savana JFC XI Kostum Defile Punk JFC X
Sumber: Dokumentasi JFC Center Sumber: Dokumentasi JFC Center
Denissa, dkk.: Fenomena Intertekstual Fashion Karnaval di Nusantara 440
Gambar 15
Miniatur Kostum
Gambar 14 Sumber: Dokumentasi pribadi
Poster JFC X New Year Concert di Jakarta
Gambar 13 Sumber: Dokumentasi JFC Center
Lukisan T Shirt
Sumber: Dokumentasi
pribadi
tum diproduksi masyarakat Jember untuk
kebutuhan sovenir para wisatawan. Mun-
promosi produk industri kepada publik, culnya inisiatif mengadakan lomba melukis
promosi budaya, penyambutan kunjungan di atas kanvas, lomba menghias makanan
pejabat, concert di kota-kota lain baik dalam bernuansa karnaval, JF Kid’s Carnaval, JF Art
maupun luar negeri. Roadshow semacam ini Wear Carnaval yaitu fashion show busana ka-
lebih sering dilakukan di dalam gedung la- tegori ready to wear, Grand Carnaval dan lain
yaknya tontonan masyarakat elite dan di- sebagainya, menunjukkan adanya terpautan
lakukan atas dasar undangan. satu genre seni dengan genre seni lain. Se-
Tampilan kostum fashion mengalami perti yang diungkapkan oleh I Made Bandam
transformasi bentuk, adaptasi bentuk di dalam (Risnawati, 2011:279) seni tradisi dan
sana sini seperti formasi bentuk, make up modern dengan segala kekurangan dan kele-
panggung, koreografi, asesoris disesuaikan bihannya memberikan nilai dan maknanya
untuk kepentingan apresiasi yang berbeda. sendiri-sendiri, masing-masing akan saling
Munculnya genre seni yang lain yang dibu- melengkapi dalam rangka meraih kesela-
tuhkan untuk mendukung maupun untuk rasan, di satu sisi memberi nilai di sisi lain
memanfaatkan karnaval yang telah menjadi memberi efektivitas dan efisiensi.
tradisi sejak 2003 hingga sekarang telah di- Ditemukan adanya proses pengutipan
tanggapi masyarakat Jember dalam berbagai atas kode-kode atau idiom-idiom yang ada
kreasi. Seperti bentuk-bentuk poster, mer- sebelumnya na-
chandise, pameran lukisan, ilustrasi T-Shirt, mun tak sepenuh-
kreativitas carving kuliner, kerajinan kos- nya ditiru, artinya
tum dalam bentuk miniatur sub tema kos- p e n i r u a n yang
Gambar18
Kostum Persian
Gambar 16 Concert 2, indoor
Road show Produk Centro Gambar 17 Sumber:www.jember-
Young and Crazy Kostum JFC XII dalam genre yang fashioncarnaval.com/
Sumber: Dokumentasi JFC Center lainSumber:Dokumentasi pribadi main.php
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 441
dilakukan tak
pernah benar-
benar murni,
di sana sini
selalu ada
adaptasi,
keinginan
untuk selalu
mengganti Gambar 20
ide-ide kreasi Pameran Kuliner Hotel Aston Jember
Gambar 19 Sumber: Dokumentasi pribadi
dari hasil per-
Sub Tema Octopus JFC 2013
Sumber: Dokumentasi pribadi gulatan tu- kreator grafis, pelukis, penyablon, pengrajin,
buh, ruh dan kulineri tersebut bergerak mengembangkan
kesadaran pengalaman estetiknya yang sudah ada se-
seniman sendiri dalam menambah, mengu- belumnya yaitu pengalaman-pengalaman
rangi, mengganti, mengeksplorasi dengan yang spesifik terhadap medium yang di-
melakukan relasi terhadap pengaruh-penga- kuasinya.
ruh luar. Secara spekulatif para kreator baik
Hasil:
Proses intertekstualitas pada Jember Fashion Carnaval
Karnaval JFC ada dari 2003-se- Interteks Karnaval Rio de Janeiro, Brazilia ada dari tahun 1723-
karang. pada sekarang dan Karnaval Karibia, ada dari tahun 1967-
sekarang.
Kostum Sub tema Oceanorium Kostum Sirip ikan Rio de Janeiro, Brazilia tahun 2010.
JFC tahun 2012.
Kostum Tobago n’ Trinidad JFC, Kostum Tobago n’ Trinidad Karibia, bentuk susunan
bentuk susunan melingkar me- melingkar, media bulu burung phoenix asli.
dia pita sponge bon.
Kostum Toraja JFC. Sistem pertandaan arsitektur, kode atap sebagai mah-
kota kreator.
Sistem pertandaan tradisi adu kerbau Toraja, meng-
utip kode tanduk digunakan sebagai milineris, asesoris
kostum JFC.
Kostum Defile Savana, barisan Terjadi transformasi genre karnaval menjadi genre
karnaval teater, ada gerak dan narasi perlawanan terhadap
perburuan liar hewan langka guna diambil kulit dan
bulu-bulunya sebagai fashion kelompok borjuis.
Kostum Defile Punk, barisan kar- Terjadi transformasi bentuk genre karnaval menjadi
naval genre teater, ada gerak dan narasi perlawanan terha-
dap kelompok high class, kapitalisme dengan menggu-
nakan material recycle sebagai material fashion
Karnaval JFC sebagai perform- Karnaval JFC sebagai promosi produk, road show
ing art launching produk bahan bangunan Centro Young and
Crazy
Kostum-kostum JFC XII, 2013 Menjadi inspirasi untuk model festival lukis, festival T
Shirt, festival fotografi, festival kuliner.
Menjadi inspirasi membuat miniatur manekin untuk
souvenir wisatawan
Event Fashion Karnaval JFC Terjadi transformasi bentuk kostum menjadi bentuk
merchandise buku profil JFC, Poster, Baligo, Tas Jin-
jing, T-Shirt, Rekaman Foto dan Video yang dapat di-
jual.
Tabel 1
Rangkuman atas Penelusuran Gambar
Sumber: Dokumentasi pribadi
Denissa, dkk.: Fenomena Intertekstual Fashion Karnaval di Nusantara 442
---------------, webtografi:
2012 ‘Semiotika dan Hipersemiotika’, Ban- http://www.jemberfashioncarnaval.com/
dung: Matahari main.php, diakses 9 Juni 2013
http://2camels.com/festival-photos/rio-Car-
Yulitin Sungkowati nival.jpg, diakses 20 Me1 2016
2010 ‘Dialog antar teks Toenggoel dan http://www.timlo.net/baca/68719539987/
Ronggeng Dukuh Paruk, melawan karnaval-budaya-indonesia-akan-distan-
atau mengukuhkan tradisi’. Jurnal darisasi/, diakses 20 Me1 2016