Anda di halaman 1dari 16

Fenomena Intertekstualitas Fashion Karnaval di Nusantara

Lois Denissa , Yasraf Amir Piliang ,


Pribadi Widodo, Nuning Yanti Damayanti Adisasmito
Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Jalan Prof. drg. Surya Sumantri, M.P.H. No. 65 Bandung

ABSTRACT

Rampant fashion Carnival in Nusantara and various other genres triggered by the presence of
Jember Fashion Carnaval. Michael Bahtin refer to this phenomenon as intertextuality, namely the de-
pendence of the text with other texts, so that the existence of a text is always influenced by previous
texts. This intertextuality theory changed the perception of quoting process and bear criticism of the
work that emphasizes authenticity and originality. Research using qualitative interpretative approach
by analyzing how the developments have affected similar Carnival in other cities and the rise of art
genres positive response take part together. Its consistency has been a magnet for photographers, media,
photography exhibition, painting, culinary and local creative industries. The formation of Indonesian
Carnival Association, incorpora seven provinces in Indonesian Wonderful Archipelago Carnival and
Jember Carnival hosted storefront for Nusantara Carnival. The research interpreting that the process
of intertextuality is a positive perspective because of its ability to enable similar or different art genres,
creating a conducive terrain Carnival.

Keywords: Intertextuality, Jember Fashion Carnival, Carnival Terrain

ABSTRAK

Merebaknya fashion karnaval di Nusantara dan berbagai genre lain dipicu oleh keberadaan
Jember Fashion Carnaval. Michael Bahtin menyebut fenomena ini sebagai intertekstualitas yaitu
ketergantungan satu teks dengan teks lain, sehingga keberadaan sebuah teks selalu dipengaruhi
oleh teks sebelumnya. Teori intertekstualitas ini mengubah pandangan orang terhadap proses
pengutipan karya dan melahirkan kritik terhadap karya yang mengedepankan otentisitas dan
orisinalitas. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif interpretastif dengan menganalisis
bagaimana perkembangan Jember Fashion Carnaval mempengaruhi merebaknya karnaval seru-
pa di kota lain dan bangkitnya respon positif genre-genre seni untuk berkiprah bersama. Kon-
sistensinya telah menjadi magnit bagi fotografer, media, pameran fotografi, lukisan, kuliner dan
industri kreatif lokal. Terbentuknya Asosiasi Karnaval Indonesia, tergabungnya tujuh propinsi
dalam Wonderful Archipelago Carnival Indonesia dan Jember menjadi tuan rumah etalase karna-
val Nusantara. Hasil penelitian ini menginterpretasikan bahwa proses interteks-tualitas kostum
pada karnaval merupakan perspektif yang positif karena kemampuannya mengaktifkan genre
seni sejenis maupun berbeda sehingga menciptakan medan karnaval yang kondusif.

Kata kunci: Intertekstualitas, Jember Fashion Carnaval, Medan Karnaval


Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 431

PENDAHULUAN Fariz menjadikan kegiatan tersebut


Latar Belakang Jember Fashion Carnaval sebagai tontonan serupa tradisi Tajemtra/
dan imbasnya Tanjung Jember Tradisional yaitu gerak ja-
Jember Fashion Carnaval dikenal dengan lan kolosal sepanjang ± 31 km yang lazim
sebutan JFC, sebuah fenomena fashion kar- dilakukan masyarakat Jember sejak tahun
naval tahunan yang diperhelatkan di kota 1970. Pada aktivitas Tajemtra masyara-
Kabupaten Jember, Jawa Timur sejak tahun kat acapkali mengenakan kostum tradisi
2003. Hingga tahun 2014 JFC telah melaku- petani, pembajak, kerbau, pocongan un-
kan 13 kali perhelatan. Pencetus JFC ini tuk meramaikan suasana. Fariz berikhtiar
adalah Bapak Dynand Fariz, presiden JFC, merajut mimpinya melalui fashion karnaval
putra Jember, perancang mode yang per- dengan merekrut pelajar SMP dan SMA se-
nah berkiprah di Esmod Perancis dan pe- tempat pada JFC I tahun 2003 ± 175 orang,
milik Rumah Mode Dynand Fariz di Jem- mengusung 3 sub tema yang ditetapkan
ber. Beliau juga seorang pengajar mode di Fariz yaitu Punk, Cowboy dan Gibsy. Sub
Jember, Surabaya dan Jakarta menjadi kon- tema terbaik tiap tahun diperhelatkan
sultan karnaval untuk Jakarta Food and Fash- kembali pada acara dekade JFC/10 tahunan
ion Festival/JFFF, Batik Solo Carnival/BSC, pada 8 Juli 2011, dan sub tema terbaik dari
Banyuwangi Ethno Carnival/BEC, Luma- tiap decade akan diperhelatkan kembali
jang On Shine/LOS dan kota-kota lain yang pada milenium/100 tahun pada tahun 2113,
terimbas dampaknya (Fariz, 2011:55). Oleh demikianlah ide dan cita-cita Fariz.
Kemenparekraf Mari Elka Pangestu beliau Kreator yang memenangkan festival
diangkat menjadi Ketua Akari yaitu Aso- mendapatkan beasiswa Sekolah Mode
siasi Karnaval Indonesia ditetapkan pada Esmod Jakarta, berbagai pendidikan ke-
tahun 2014, guna menyusun dan menetap- cantikan dari Sari Ayu Martha Tilaar dan
kan standarisasi karnaval. dipromosikan mengikuti roadshow. Dari
Berangkat dari mimpi ingin menjadi- tahun ke tahun JFC mengalami perkem-
kan Jember kota kabupaten yang tidak me- bangan yang luar biasa menjadi fenomena
miliki pamor apa pun menjadi Kota Fashion keragaman budaya visual berskala interna-
Karnaval Internasional, Fariz mulai mewu- sional (Denissa, 2012:203). JFC XIII tahun
judkan impiannya dengan mengharuskan 2014 telah diikuti ± 1200 kreator kawula
pegawai sekolah mode dan masyarakat muda termasuk anak-anak untuk JF Kid’s
muda kota Jember menjadi kreator karna- Carnaval. Para kreator berasal dari ling-
val (Fariz, 2011:3-58). Impian ini banyak di- kungan sosial yang beragam yaitu siswa-
motivasi karena pengalaman visualisasinya siswi, remaja putus sekolah, anggota gang,
selama di luar negeri seperti yang diakuinya, mantan penghuni Lapas juga kaum waria,
JFC adalah penggabungan fashion mode di terbuka untuk dilatih dan menjadi calon-
Paris dan karnaval di Brazilia. Bermula dari calon kreator.
± 30 pegawai Rumah Mode miliknya tahun Calon kreator mendapat pelatihan
2002, mereka diwajibkan menelusuri jalan non formal merancang kostum, membuat
kampung mengelilingi alun-alun dengan formasi kostum skala karnaval, make-up
busana ready to wear, hasil rancangan pega- panggung, presenter, penyanyi, penari dan
wai sendiri dengan mengikuti tren fashion koreografi secara gratis ± 3-12 bulan. Saat
dunia. Tanpa menggunakan rias wajah/ ini JFC mengupayakan kerjasama dengan
make up dan hanya diiringi rekaman musik komunitas pegawai Bank BNI untuk men-
‘becak’ sederhana, mereka berkeliling ke ja- jamin proses kaderisasi kreator. Hingga
lan-jalan dengan aneka kostum menarik. sekarang JFC telah menarik jutaan pasang
Denissa, dkk.: Fenomena Intertekstual Fashion Karnaval di Nusantara 432

apresiator, ± 2200 fotografer profesional bunan, terutama tembakau. Jember dike-


maupun amateur, domestik maupun in- nal sebagai kota santri dengan nuansa Is-
ternasional. Berbagai penghargaan telah lami yang kuat, terbukti memiliki banyak
diraih tahun 2011, karnaval terbesar du- Pondok Pesantren di setiap kecamatan.
nia peringkat 4 versi on the spot Trans TV, Kabupaten Jember memiliki 31 kecamatan,
setelah Mardi Grass di USA, Rio De Janeiro oleh karenanya segala bentuk visualisasi
di Brazilia dan The Fastnach Koln di Jerman. ataupun tontonan yang dinilai ‘vulgar’ dan
Tahun 2003 JFC menerima penghargaan dapat merusak mental masyarakat selalu
Rekor Muri sebagai karnaval dengan rute mendapat klaim yang keras dari pemuka
terpanjang di dunia ± 3,6 km, rekor ini be- agama. JFC mengalami tantangan yang be-
lum terpecahkan hingga hari ini. sar, dimulai dengan perjuangan yang tidak
Tahun 2008 Fariz meraih penghargaan ringan, terjadi pro dan kontra di mana-mana.
sebagai Jember’s Best Man, sehubungan Dari pemuka agama yang melarang
dengan ide karnavalnya yang spektakuler, keras peragaan berbagai kreasi kostum
tahun 2010 beliau juga menerima penghar- aneh seperti Gypsi, Punk dan Cowboy,
gaan Kick Andy Hero’s Kategori Seni dan Pemerintah Daerah dan Aparat Keamanan
Budaya. Tahun 2009 meraih penghargaan pun turut menolak. Sampai akhirnya diberi
Film Dokumenter Eagle Award 2009, Metro ijin setelah pihak pemerintah memperoleh
TV, Ide Cerita Terbaik Pilihan Dewan Juri penjelasan tentang visi dan misi JFC ke de-
dengan tema ’Merajut Impian Dibalik Cat- pan. Tokoh lokal termasuk tokoh muslim
walk Jalanan’. Tahun 2012 memenangkan yang tadinya berkeberatan atas peragaan
the Best National Costum untuk kostum kostum yang mereka anggap aneh kemu-
Mentawai, Madurese dan Mysterical of dian berubah menjadi mendukung karena
Toraja. Penghargaan Indonesian Creativity dampak positif yang dihasilkan. Layaknya
Award Kategori “The Best Creative and Inno- masyarakat yang haus akan tontonan, ma-
vative Institution” tahun 2013. Memperoleh syarakat berkerumun berdesakan di sekitar
tiga penghargaan Best National Costume alun-alun, jalan Sudirman dan jalan Sultan
untuk Miss Universe di Doral Miami, Miss Agung, jalan Gajah Mada melaju hingga
International di Jepang dan Miss Suprana- lapangan terbuka sepanjang 3,6 km dan
tural di Polandia, tiga penghargaan sekal- berhenti di Sport Hall Kaliwates. Berkem-
igus pada tahun 2014. Melihat perjalanan bangnya kualitas tontonan dengan makin
perkembangan JFC dari wacana ide dan terarahnya kreativitas kreator dalam meng-
mimpi, mampu menggalang wacana sosi- olah subtema yang ditetapkan, kualitas
al yang konstruktif, konsisten melakukan tontonan pun dari tahun ke tahun dini-
peningkatan tiap perhelatan maka cita-cita lai makin menarik, unik, spektakuler dan
menjadikan Jember sebagai kota karnaval menjaring antusiasme penonton.
dunia nampak terbuka lebar. Kegiatan perhelatan yang lazimnya di-
Mengiringi awal kemunculan JFC, ke- lakukan 1 hari tiap tahun kemudian men-
hidupan budaya visual masyarakat kota jadi 3 hari ditahun 2013 dan 5 hari di tahun
Jember tidaklah kondusif untuk mewujud- 2014 dan 2015. Antara lain pameran industri
kan Jember sebagai Kota Karnaval berska- lokal, JF Kids Carnaval, JF Art Wear Carnaval,
la Internasional seperti yang ingin diraih Wonderful Archipelago Carnaval dan JF Grand
Fariz dan masyarakatnya. Sebagian besar Carnaval di hari terakhir. JFC dari tahun ke
penduduk Kabupaten Jember adalah ma- tahun telah menambah jumlah apresiator
syarakat pendatang, bermata pencaharian hingga ratusan ribu dan berdampak sosial,
terbesar sebagai petani dan buruh perke- ekonomi, pendidikan, budaya, pariwisata,
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 433

kebijakan politik yang mengagumkan dan dan wawancara secara mendalam dengan
positif. Kesuksesan ini telah menjangkau pihak terdekat Fariz selaku inspirator, ma-
keluar pula ke ranah-ranah non seni dan nager JFC, para kreator, Prof Ayu Sutarto al-
memberi pengakuan kepada generasi muda marhum selaku budayawan, pelaku sentra
untuk berkreativitas dalam karnaval, men- industri lokal dan masyarakat selaku apre-
ciptakan lapangan pekerjaan baru seperti siator. Menganalisa fenomena yang terjadi
roadshow (50-60 roadshow di tahun 2014). dengan merujuk pada teori-teori terkait ke-
Karnaval telah menjadi daya tarik pari- mudian menarik interpretasi atas fenomena
wisata dan membantu pemerintah kabu- yang terjadi. Adanya teori intertekstualitas
paten Jember dalam mengembangkan sek- telah membuka wawasan siapa pun yang
tor pariwisata yang sebelumnya kurang berkaitan dengan seni untuk tidak terjebak
diminati yaitu Pantai Papuma, Watu Ulo, atas dakwaan plagiarisme. Djoharnurani
Selatan kota Jember. Berbagai aktivitas ke- memberikan contoh intertekstualitas karya
hidupan kota Jember telah menjadi reaktif pada dua puisi karya Khairil Anwar tahun
seiring dengan rutinnya kegiatan karnaval 1960 an yang berjudul Dari Kerawang sampai
yang telah terjadwal tiap bulan Agustus, Bekasi dan Datang Dara Hilang Dara.
setiap tahun dan berbagai permintaan Kedua karya itu telah dianggap menji-
road show dari dalam maupun luar negeri. plak karya sastra milik Archibald MacLeish
Adanya event Bulan Berkunjung Jember dan Hsu Chih Mu. Khairil menterjemahkan
tiap bulan Juni-Juli menjadi aktivitas yang karya sastra itu lewat bahasa puitis dan
diagendakan dan dipromosikan pemerin- kata-kata ritmis yang bernuansa lokalitas
tah untuk menarik wisatawan. Berbagai Nusantara dari karya sastra yang berjudul
kegiatan kuliner, promosi penginapan, The Dead Young Soldier dan A Song of the Sea.
restoran, kedai-kedai makan, salon, toko- Namun akhirnya terbebas dari tuduhan
toko penjual pernak-pernik perlengkapan plagiator karena keberadaan teori inter-
karnaval, perluasan parkir, pedagang kaki tekstualitas setelah melewati argumentasi
lima seperti souvenir, jasa foto/video dan yang panjang. Karena pada dasarnya tak
miniatur kostum karnaval terdorong pula ada karya seni yang dapat disebut sebagai
untuk bereksistensi. JFC telah menjadi karya seni yang murni. Bahkan terlalu rumit
fenomena pluralitis budaya visual yang untuk menetapkan apa tolok ukur sebuah
berkembang dari arus bawah/grass root plu- karya seni disebut sebagai karya seni yang
rality dan mendatangkan dampak positif di asli dan apa tolok ukur karya seni yang dise-
berbagai sektor bur tidak asli? (Djoharnurani: 1999, 7-20)
Menurut pendapat Djoharnurani, seorang
seniman dalam upaya penciptaan karyanya
METODE tidak berada dalam kondisi terisolasi. Hal ini
Prinsip intertekstualitas konsekuensi yang juga ditegaskan pada ungkapan Eric Fromm
terjadi dalam penciptaan karya
bahwa ‘kesendirian seorang seniman dalam
Penelitian ini merupakan penelitian awal
mencipta, pada hakekatnya adalah berada dalam
tentang merebaknya fashion karnaval di kota-
situasi dialog’. Dialog yang terjadi antara
kota Nusantara dan tumbuhnya aktivitas
seniman dengan karyanya, karya dengan
seni lain mengiringi perkembangan fashion
karya seniman lain, antara pengalaman diri
karnaval di Jember. Penelitian yang dilaku-
yang ada dengan pengalaman yang dimiliki
kan menggunakan pendekatan kualitatif
seniman lain. Dengan seluruh kesadaran-
interpretatif ini diawali dengan mengum-
nya seniman mengolah rasa, pengetahuan,
pulkan data secara empiris, dokumentatif
pengalaman, gambaran halusinasinya itu
Denissa, dkk.: Fenomena Intertekstual Fashion Karnaval di Nusantara 434

berada dalam kondisi dialog dengan dirinya dapat berarti penghapusan, penggantian,
sendiri maupun dialog dengan pengaruh- penyilangan bagian dari sistem tanda teks
pengaruh eksternal dirinya. Ciri interteks- referensi, mendestorsi, menambahkan,
tualitas adalah kesaling tergantungan satu mengubah atau mempermainkan tanda.
teks dengan teks-teks sebelumnya dalam Pengrusakam sistem tanda secara fisik ter-
bentuk persilangan berbagai kutipan dan hadap teks-teks referensinya akan berakibat
ungkapan yang satu sama lain saling meng- pula pada pengrusakan makna sehingga
isi (Piliang, 2012: 16). Pernyataan ini mem- menghasilkan makna-makna baru atau
perkokoh bagaimana pertumbuhan suatu dapat pula tanpa makna apa pun. Berlan-
kreativitas menjadi sebuah karya seni pada das pada pengertian teori intertekstualitas
kenyataannya tak dapat lepas dari penga- ini kemudian digunakan untuk memahami
ruh karya-karya yang mendahuluinya. fenomena yang terkait dengan merebaknya
Teori intertekstualitas dikenalkan oleh genre seni yang sejenis maupun tak sejenis
pemikir postrukturalis Julia Kristeva, meru- akibat perkembangan Jember Fashion Carna-
pakan teori pengembangan lebih lanjut dari val di era kekinian.
teori Dialogisme yang dikembangkan oleh
Mikhael Bakhtin, pemikir Rusia yang hidup Prinsip intertekstualitas membuka peluang
diawal abad 20. Pemikiran Bakhtin yang peningkatan kreativitas dan apresiasi
berkaitan dengan produksi teks ini telah Pada proses transposisi atau peralihan
mempengaruhi perjalanan postrukturalis dari sistem pertandaan referensi menuju
di waktu-waktu kemudian (Piliang, 2012: sistem pertandaan baru dapat mengguna-
118). Dialogisme dipahami sebagai relasi kan medium yang sama atau meminjam dari
yang harus ada di antara ungkapan-ungkap- sumber yang berbeda. Misal karya tulis me-
an dalam wacana. Tak ada ungkapan yang minjam medium pertandaan dari dongeng
dapat berdiri sendiri tanpa terkait dengan atau wayang, medium fashion meminjam
ungkapan lain. Sebuah teks atau karya seni medium pertandaan dari medium arsitek-
diproduksi dalam suatu komunitas yang tur, medium seni kerajinan/craft, medium
saling berelasi, saling mengisi dan memberi film, medium treatikal dan sebagainya.
bentuk dalam menghasilkan makna. Inter- Contoh peminjaman medium pertandaan
tekstualitas Kristeva menjelaskan kesaling pada kostum JFC terlihat pada gambar di
tergantungan satu teks dengan teks-teks se- berikut:
belumnya, tak ada teks yang otonom yang
berdiri atas dirinya sendiri.
Sebuah teks lahir di dalam ruang di
mana beraneka ragam ungkapan telah di-
ambil dari teks-teks lain saling silang menyi-
lang dan saling berinteraksi di dalamnya.
Teks atau karya seni itu sendiri merupakan
ruang tempat silang menyilangnya kutip-
an-kutipan. Dalam intertekstualitas dapat
terjadi pelintasan, percampuran dari satu
sistem tanda ke sistem tanda yang lain di
mana dalam perlintasan tersebut satu sistem
tanda atau lebih dapat digunakan untuk
Gambar1
merusak/bersifat subversif terhadap sistem Kostum Savana (Craft)
tanda sebelumnya. Pengertian pengrusakan Sumber: Dokumentasi JFCC
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 435

Gambar 3 Gambar 4
Kostum Voyage Kostum Toraja (Arsitektur Toraja)
(Film The Black Pearl) Sumber: Dokumentasi JFC Center
Gambar 2 Sumber: Dokumentasi JFC Center
Kostum Tambora
(fenomena alam G. Tam-
bora, Tenun NTT)
Sumber: Dokumentasi Pribadi man, rasa dan makna untuk menanggapi-
nya. Karya seni yang didengungkan orisinal
pun selalu ditanggapi dan diolah dengan
Pengrusakan sistem tanda berupa pera-
berbagai cara ekspresi dan mediasi tanpa
lihan dari satu sistem tanda ke sistem tanda
henti. Dengan demikian kebutuhan ekspre-
lainnya tak selalu bertujuan untuk merusak
si seniman dan mediasi yang dikuasainya
tapi dapat merupakan bentuk pengapresia-
akan menghasilkan tanggapan-tanggapan
sian, pelestarian atau nostalgia terhadap
kemudian melahirkan karya seni lain, yang
pertandaan referensi atau pertandaan ke
dapat serupa, dapat berbeda, dapat berto-
masa laluan yang dikutib bahkan makna
lakan bahkan kritik seni dapat lahir sebagai
lain yang baru. Dalam tema-tema besar
bagian dari sebuah bentuk apresiasi.
yang dicanangkan JFC dalam tiap-tiap kali
Teks kostum karnaval yang baru akan
perhelatannya selalu mengandung empat
diikuti oleh teks-teks lain sehingga muncul
kode budaya yang mengikat yaitu warisan
dua teks atau lebih yang saling berinterelasi
budaya lokal, budaya global, isu-isu aktual
dalam keselarasan, atau dalam intensi yang
global dan tren fashion dunia. Nuansa-nu-
berbeda. Teks yang lahir kemudian akan
ansa ini tampil dalam bentuk kreasi kostum
menonjolkan keunikannya masing-masing
selalu dalam kondisi dialog dengan kode-
bahkan menentang atau bertolak belakang.
kode, idiom estetik masa lalu atau yang
Ada konsep Dialogisme dalam proses pen-
dirujuk, terkait kuat dalam wujud bentuk,
ciptaannya, tak hanya sebatas pada bentuk
warna, tekstur, komposisi, material, teknik,
visual namun juga makna. Terwujudnya
ideologi, budaya dan sebagainya.
relasi konsep intertekstualitas bentuk visual
Jelas tak mungkin ditemui karya seni
dan makna dalam satu genre seni atau lebih
yang terisolasi, tak ada karya seni yang
sesungguhnya merupakan proses yang wa-
berdiri sendiri, yang murni dan otentik,
jar dan alamiah. Justru situasi yang wajar
selalu ada relasi, ada terpautannya. Sepan-
dan alamiah inilah yang memungkinkan
jang sejarah kehidupan manusia seni tidak
apresiasi seni itu berkembang menemukan
pernah mati atau lewat begitu saja, manusia
dialognya tanpa henti. Menandai bahwa
dalam peradabannya selalu membutuhkan
seni itu hidup sebagaimana manusia itu
kehadiran seni sebagai sesuatu yang esensi-
hidup dan senantiasa membutuhkan pe-
al. Sehingga manusia dalam kreativitasnya
ningkatan akan kehidupan yang terus me-
selalu memiliki akumulasi ide, pengala-
laju penuh warna-warna.
Denissa, dkk.: Fenomena Intertekstual Fashion Karnaval di Nusantara 436

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemerintahan Orde Baru menjadi Pemerin-


Intertekstualitas Fashion Karnaval di kota tahan Demokratis. Nilai sakralitas jalanan
Jember dengan Tradisi Seni Helaran dan ini memiliki keterkaitan yang kuat untuk
Fashion Karnaval Dunia
memberikan sejumlah dampak positif yang
Merunut dari sejarah, masyarakat tradisi
dapat diraih. Di era globalisasi dimana se-
Nusantara telah mengenal seni pertunjuk-
gala kecenderungan ke arah universitalitas
an/performaning art yang dipertontonkan di
terus dibentuk, kemajuan teknologi infor-
jalanan sehingga mengundang masyarakat
masi terus menerus memicu perubahan
datang berkerumun untuk mengapresiasi di
dan menciptakan kemudahan-kemudahan
kiri kanan jalan. Seni yang dipertontonkan
dalam menyebarkan pengaruh-pengaruh,
di jalan raya ini dikenal sebagai seni helaran,
tak terkecuali bidang seni.
aktivitasnya menyatu dengan ritual religi
Sebagai contoh seluruh gerak acara,
masyarakat berupa ruwatan kepada Dewi Sri
ide-ide kreasi baru dan pergantian model
atas kesuburan tanah, hasil panen, sunatan,
kostum karnaval Rio De Janeiro di Brazilia
pernikahan, kelahiran dan sebagainya. Ma-
dengan mudah diakses dalam waktu yang
syarakat tradisi telah mengenal bagaimana
relatif singkat. Segala gerak pengetahuan
mengangkat nuansa ruwatan itu dalam ben-
dan image yang diangkap memberi penga-
tuk perayaan yang dibentangkan di jalan-
ruh yang sedikit banyak menjadi acuan-acu-
jalan sebagai atraksi arak-arakan, diiringi
an yang mewarnai kreativitas para kreator
gerak lelumpatan, tatabuhan dan tak jarang
karnaval. Terjadinya proses adaptasi atas
melibatkan penonton ikut ambil bagian se-
kode-kode atau idiom-idiom yang ditangkap
cara interaktif dalam atraksi perayaan.
membawa kreator berdialog dengan dirinya
Tiap jenis ruwatan itu seperti Seni Sin-
sendiri dalam proses penciptaan. Bagian-ba-
tren, Seren Taun di Kuningan, Ngaben di Bali,
gian mana yang perlu ditambah, dikurangi,
Reog di Ponorogo, Ondel-ondel di Betawi,
dihilangkan, dimodifikasi, sesuai pilihan
Sisingaan di Subang, Kuda Lumping di Jawa
dan kesadaran kreator dalam menanggapi
Tengah masing-masing memiliki keunikan.
kesamaan dan perbedaan, konsistensi dan
Visualisasi kostum, formasi susunan, gerak
kebaruan, konvensional dan unik.
tari, iringan tatabuhan dan narasi visual yang
Pada proses penciptaan karya pada
unik dan khas, berbeda-beda satu dengan
awalnya dapat terjadi proses mimemis,
yang lain. Namun juga memiliki keserupaan
merujuk pada karya-karya sebelumnya
sebagai seni yang melibatkan peran masyara-
adalah hal yang mungkin terjadi dan tak
kat publik sebagai apresiator utama, dilaku-
dapat dipungkiri. Dari mulai merujuk ke-
kan di ruang publik jalanan yang terbuka,
mudian mengembangkan kemungkinan-
berkarakter cair sehingga merombak semua
kemungkinan baru, temuan-temuan baru,
batas-batas sosial, ekonomi, pendidikan, poli-
kreasi-kreasi baru mungkin saja berasal dari
tik maupun budaya lebur di dalamnya.
proses mengutip idiom-idiom sebelumnya.
Hadirnya atraksi seni helaran yang tan-
Menjadi bentuk kreativitas mengkompo-
pa batas-batas ini menjadikan jalanan me-
sisi ulang idiom-idiom tersebut ditambah
nemui sakralitasnya (Denissa, 2012:156) dan
dengan sentuhan tangan sendiri yang khas,
berkembang menjadi ruang untuk meng-
yang dapat diungkap melalui semua indera.
komunikasikan segala aspirasi, harapan,
Akhirnya dalam proses penciptaan karya
perubahan, pengetahuan, kreativitas, aktu-
dijumpai adanya pertautan idiom-idiom di
alisasi dan sebagainya. Dalam banyak peris-
sana sini. Fenomena inilah kemudian dalam
tiwa, termasuk demo mahasiswa di jalan
proses penciptaan karya seni disebut oleh
raya jaman reformasi tahun 1989 yang lalu
Julia Kristeva sebagai proses Dialogisme an-
telah menghasilkan perubahan besar dari
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 437

tar karya atau intertekstualitas. Prinsip In- arah dan tujuan kegiatan karnaval, kota-
tertekstulitas merangsang kreativitas fashion kota lain itu telah melakukan dialog/meru-
karnaval yang serupa dan berbeda. juk pada kode-kode, idiom-idiom estetik
Dengan kemajuan teknologi informasi karnaval yang ada di JFC. JFC menjadi sum-
yang canggih di era sekarang telah mem- ber pengaruh yang terdekat baik dari sisi
permudah tersebarnya informasi di segala jarak, konten karnaval, karakter sosiokultur
penjuru secara cepat. JFC berhasil memba- masyarakat Jember relatif memiliki kedekat-
wa masyarakat kabupaten Jember dikenal an dengan kota-kota sekitarnya. Sehingga
sampai mancanegara, terbukti mampu me- daerah seperti Banyuwangi, Probolinggo,
ningkatkan kehidupan sosial, ekonomi, poli- Lumajang kemudian menyebar ke Bali mu-
tik, budaya dan pariwisata secara signifikan. dah terimbas dampaknya, terjadi dialog,
Masyarakat kota-kota di sekitar Jember dan adaptasi dan adeptasi dalam mengelaborasi
kota-kota lain di Nusantara terstimulasi karnaval.
mengikuti langkah-langkah JFC menggu- Keberhasilan yang dicapai JFC dalam
nakan ikon karnaval untuk mengangkat memajukan kehidupan sosial, ekonomi, bu-
budaya tradisi daerahnya dan memicu tum- daya, politik dan pariwisata melalui karna-
buhnya kreativitas masyarakat kaum muda. val menjadi impian keberhasilan yang dapat
Tanpa disadari image dan gerak laju capaian direalisasi kota-kota lain ketika menjadikan
JFC yang rutin dimuat dalam jaringan on line karnaval sebagai ikon. Dalam melakukan
mempelopori tumbuhnya fenomena karna- proses relasi ini maka idiom-idiom este-
val yang serupa di kota-kota lain. tik yang muncul kemudian, sebagai hasil
Menurut Dynand Fariz, pencetus seka- kreasi para kreatornya tidak bisa lepas dari
ligus presiden JFC di Nusantara sudah ter- proses dialog atau intertekstualitas terhadap
bentuk 23 kota yang memiliki ikon karnaval idiom-idiom estetik karnaval sebelumnya.
dengan keunikannya masing-masing. Pada Francois Jost menyatakan Dialogisme antar
tahun 2013 dibentuk Asosiasi Karnaval In- teks akan menampakkan fenomena analogi
donesia oleh Kemenparekraf, ibu Mari Elka dan pengaruh, artinya sejumlah bagian teks
Pangestu dengan tujuan menyamakan visi kreasi baru bilamana disandingkan dengan
tiap kota dengan tema mengangkat tradisi teks sebelumnya akan menampakkan kesa-
kebudayaan lokal dan standarisasi karnaval. maan-kesamaan, kemiripan-kemiripan na-
Asosiasi karnaval Indonesia ini diharapkan mun juga pergeseran, variasi-variasi yang
dapat mengadakan acara Nasional dan In- menurut Jost fenomena ini bukanlah suatu
ternasional bertajuk Wonderful Archipelago pelacuran seni atau bentuk pelanggaran pla-
Carnival Indonesia/WACI yang menampilkan giarisme (Jost,1974:33-41).
keindahan budaya bangsa lewat karnaval. Ditegaskan juga oleh Sungkowati bah-
Dengan mengemas karnaval secara mena- wa Intertekstualitas berarti membatasi atau
rik pada tiap-tiap kota yang memiliki ikon mengingkari prinsip otonomi sastra (Sung-
karnaval, daerah itu dapat mempromosikan kowati, 2010:761). Bahktin berpendapat bah-
kekayaan kulturnya pada dunia sehingga wa semua karya sastra dihasilkan berdasar-
akan meningkatkan jumlah kunjungan wi- kan dialog antara teks-teks dengan teks
satawan ke wilayah Nusantara. karya sastra lain. Gagasan dalam suatu karya
Walaupun fenomena fashion karnaval sastra tercipta bukan dari sesuatu yang tidak
yang muncul di kora-kota lain membawa ciri ada, tetapi selalu tercipta dari sesuatu yang
khasnya masing-masing namun tak dapat telah ada sebelumnya, ada dalam hubungan
dipungkiri ide, proses pencitraan kostum, intertekstual. Intertekstualitas memandang
penyusunan formasi karnaval, menentukan bahwa dalam sebuah teks terdapat teks lain
Denissa, dkk.: Fenomena Intertekstual Fashion Karnaval di Nusantara 438

Gambar 5 Gambar 6
Kostum Defile Oceanorium JFC XI Kostum Karnaval Rio De Janeiro
Sumber: Dokumentasi JFCC Sumber: http://www.brazilcarnival.com/abou-
tus/Carnival-history.html, 25 Mei 2013

karena sebuah teks tercipta berdasarkan liki pengetahuan-pengetahuan, citra-citra,


teks-teks yang sudah ada sebagai latarnya. makna-makna yang telah berhasil ditang-
Interteksualitas menghargai pengambilan, kap dari luar dirinya. Kemudian diakumu-
penyerapan dan pemasukan teks-teks lain lasikan dengan ide-ide kreatifnya melewati
ke dalam teks yang dihadirkan pengarang pergulatan dengan keberanian diri sendiri,
baik yang dilakukan secara sadar atau tidak seluruh ketrampilan tubuh, ruh dan kesa-
sadar (Kristeva, 1980: 60-63). daraan untuk menerima dan merayakan
Melakukan rujukan dalam karya seni ungkapan-ungkapan baru, bentuk-ben-
adalah sebuah realitas dari produk kebu- tuk baru, idiom-idiom baru yang sebelum-
dayaan yang tak terhindarkan. Dengan ada- nya tak dipahaminya. Hasil dialog dengan
nya rujukan dalam karya seni maka karya kode-kode, idiom-idiom estetik yang ber-
seni itu dapat berkembang, memperoleh beda menjadi sebuah capaian yang mem-
kepastian untuk terus menerus bergerak bahagiakan hati kreator di satu sisi namun
mengubah dirinya bahkan dimungkinkan sekaligus juga menantangnya untuk terus
melakukan penjelajahan ke wilayah-wilayah bereksplorasi di sisi yang lain, guna mencari
baru yang belum ditemukan oleh karya se- adeptasi baru dan temuan baru. Intertekstu-
belumnya. Secara bertahap alitas juga terjadi pada visu-
memobilisasi kebaruan-keba- alisasi kostum-kostum JFC,
ruan dalam penciptaan, men- sebagai contoh kostum sub
stimulasi kreativitas-kreativ- tema Oceanorium JFC 2012
itas melalui proses mengutip, menampakkan kemiripan,
mengadapatasi dan meng- keserupaan namun juga
adaptasi. Pada dasarnya perbedaan dengan kostum
pada saat seorang seniman fashion karnaval Rio De Ja-
mencoba berkreasi mem- neiro di Brazilia.
buat sebuah karya tentulah Kostum fashion JFC pada
seniman tersebut tidak akan Sub Tema Tobago n’Trinidad
memulai langkahnya dari merupakan adeptasi de-
titik nol namun dibarengi ngan kostum karnaval yang
dengan proses analogi (Djo- ada di Karibia. Dengan kata
Gambar 7
hamurani, 1999:21). Kostum Sub Tema lain kostum fashion JFC
Di bawah alam sadarnya Tobago n’ Trinidad JFC XI telah melakukan proses in-
Sumber: Dokumentasi JFC Center tertekstualitas dengan kos-
seorang kreator telah memi-
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 439

Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10


Kostum Karibia Carnaval Kostum Kebo Geni BEC, 2013 Kostum Kebo Tirta, BEC, 2013
Sumber: http://2camels.com/festi- Sumber: Dokumentasi BEC Sumber: Dokumentasi BEC
val-photos/rio-Carnival.jpg
20 Mei 2016
busana dari media bekas yang justru di
tum fashion karnaval dunia. Hal yang sama buang kelompok borjuis. Sub tema Savana
juga terjadi pada kostum fashion karnaval di JFC XI tahun 2012 yang menarasikan protes
kota Jakarta, Banyuwangi, Solo, Lumajang keras terhadap perburuan besar-besaran je-
dan sebagainya telah melakukan proses in- nis hewan yang dilindungi, yang terus dicari
tertekstualitas dengan kostum fashion kar- hanya untuk memuaskan hasrat kolektor
naval dari sub tema yang ada di JFC. Dari memiliki keindahan kulit dan bulu hewan
sisi yang lain peristiwa intertekstualitas ini langka, yang mengakibatkan punahnya je-
dapat tampil dalam bentuk tranformasi nis hewan tertentu di atas bumi.
kostum fashion karnaval yang tadinya meru- Karnaval yang pada dasarnya merupa-
pakan teks kostum fashion dengan medium kan seni performance yang dipertunjukkan di
bahasa gerak/body language, bahasa ruang, jalan-jalan untuk apresiator publik yaitu sia-
bahasa musik dari kreator yang tunggal, ke- pa pun boleh menonton, masyarakat yang
mudian berkembang menjadi bahasa gerak, cair tanpa batas-batas dalam perkembang-
bahasa ruang, bahasa musik, bahasa kostum annya dapat menjadi bentuk seni performance.
treatrikal dari sekelompok kreator. Atas permintaan undangan road show untuk
Terdapat gerak dan narasi kelompok kepentingan lainnya, dengan tujuan bukan
yang dipertontonkan oleh para kreator ke- semata-mata untuk apresiasi, namun kepen-
pada apresiatornya. Seperti yang terlihat tingan pihak pengundang. Misal performance
dalam kostum sub tema Punk JFC X tahun untuk peresmian pembukaan forum tertentu,
2011 yang menarasikan legitimasi kelom-
pok subkultur yang menentang maraknya
dominasi kapitalisme dengan mengenakan

Gambar 11 Gambar 12
Kostum Defile Savana JFC XI Kostum Defile Punk JFC X
Sumber: Dokumentasi JFC Center Sumber: Dokumentasi JFC Center
Denissa, dkk.: Fenomena Intertekstual Fashion Karnaval di Nusantara 440

Gambar 15
Miniatur Kostum
Gambar 14 Sumber: Dokumentasi pribadi
Poster JFC X New Year Concert di Jakarta
Gambar 13 Sumber: Dokumentasi JFC Center
Lukisan T Shirt
Sumber: Dokumentasi
pribadi
tum diproduksi masyarakat Jember untuk
kebutuhan sovenir para wisatawan. Mun-
promosi produk industri kepada publik, culnya inisiatif mengadakan lomba melukis
promosi budaya, penyambutan kunjungan di atas kanvas, lomba menghias makanan
pejabat, concert di kota-kota lain baik dalam bernuansa karnaval, JF Kid’s Carnaval, JF Art
maupun luar negeri. Roadshow semacam ini Wear Carnaval yaitu fashion show busana ka-
lebih sering dilakukan di dalam gedung la- tegori ready to wear, Grand Carnaval dan lain
yaknya tontonan masyarakat elite dan di- sebagainya, menunjukkan adanya terpautan
lakukan atas dasar undangan. satu genre seni dengan genre seni lain. Se-
Tampilan kostum fashion mengalami perti yang diungkapkan oleh I Made Bandam
transformasi bentuk, adaptasi bentuk di dalam (Risnawati, 2011:279) seni tradisi dan
sana sini seperti formasi bentuk, make up modern dengan segala kekurangan dan kele-
panggung, koreografi, asesoris disesuaikan bihannya memberikan nilai dan maknanya
untuk kepentingan apresiasi yang berbeda. sendiri-sendiri, masing-masing akan saling
Munculnya genre seni yang lain yang dibu- melengkapi dalam rangka meraih kesela-
tuhkan untuk mendukung maupun untuk rasan, di satu sisi memberi nilai di sisi lain
memanfaatkan karnaval yang telah menjadi memberi efektivitas dan efisiensi.
tradisi sejak 2003 hingga sekarang telah di- Ditemukan adanya proses pengutipan
tanggapi masyarakat Jember dalam berbagai atas kode-kode atau idiom-idiom yang ada
kreasi. Seperti bentuk-bentuk poster, mer- sebelumnya na-
chandise, pameran lukisan, ilustrasi T-Shirt, mun tak sepenuh-
kreativitas carving kuliner, kerajinan kos- nya ditiru, artinya
tum dalam bentuk miniatur sub tema kos- p e n i r u a n yang

Gambar18
Kostum Persian
Gambar 16 Concert 2, indoor
Road show Produk Centro Gambar 17 Sumber:www.jember-
Young and Crazy Kostum JFC XII dalam genre yang fashioncarnaval.com/
Sumber: Dokumentasi JFC Center lainSumber:Dokumentasi pribadi main.php
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 441

dilakukan tak
pernah benar-
benar murni,
di sana sini
selalu ada
adaptasi,
keinginan
untuk selalu
mengganti Gambar 20
ide-ide kreasi Pameran Kuliner Hotel Aston Jember
Gambar 19 Sumber: Dokumentasi pribadi
dari hasil per-
Sub Tema Octopus JFC 2013
Sumber: Dokumentasi pribadi gulatan tu- kreator grafis, pelukis, penyablon, pengrajin,
buh, ruh dan kulineri tersebut bergerak mengembangkan
kesadaran pengalaman estetiknya yang sudah ada se-
seniman sendiri dalam menambah, mengu- belumnya yaitu pengalaman-pengalaman
rangi, mengganti, mengeksplorasi dengan yang spesifik terhadap medium yang di-
melakukan relasi terhadap pengaruh-penga- kuasinya.
ruh luar. Secara spekulatif para kreator baik

Hasil:
Proses intertekstualitas pada Jember Fashion Carnaval
Karnaval JFC ada dari 2003-se- Interteks Karnaval Rio de Janeiro, Brazilia ada dari tahun 1723-
karang. pada sekarang dan Karnaval Karibia, ada dari tahun 1967-
sekarang.
Kostum Sub tema Oceanorium Kostum Sirip ikan Rio de Janeiro, Brazilia tahun 2010.
JFC tahun 2012.
Kostum Tobago n’ Trinidad JFC, Kostum Tobago n’ Trinidad Karibia, bentuk susunan
bentuk susunan melingkar me- melingkar, media bulu burung phoenix asli.
dia pita sponge bon.
Kostum Toraja JFC. Sistem pertandaan arsitektur, kode atap sebagai mah-
kota kreator.
Sistem pertandaan tradisi adu kerbau Toraja, meng-
utip kode tanduk digunakan sebagai milineris, asesoris
kostum JFC.
Kostum Defile Savana, barisan Terjadi transformasi genre karnaval menjadi genre
karnaval teater, ada gerak dan narasi perlawanan terhadap
perburuan liar hewan langka guna diambil kulit dan
bulu-bulunya sebagai fashion kelompok borjuis.
Kostum Defile Punk, barisan kar- Terjadi transformasi bentuk genre karnaval menjadi
naval genre teater, ada gerak dan narasi perlawanan terha-
dap kelompok high class, kapitalisme dengan menggu-
nakan material recycle sebagai material fashion
Karnaval JFC sebagai perform- Karnaval JFC sebagai promosi produk, road show
ing art launching produk bahan bangunan Centro Young and
Crazy
Kostum-kostum JFC XII, 2013 Menjadi inspirasi untuk model festival lukis, festival T
Shirt, festival fotografi, festival kuliner.
Menjadi inspirasi membuat miniatur manekin untuk
souvenir wisatawan
Event Fashion Karnaval JFC Terjadi transformasi bentuk kostum menjadi bentuk
merchandise buku profil JFC, Poster, Baligo, Tas Jin-
jing, T-Shirt, Rekaman Foto dan Video yang dapat di-
jual.
Tabel 1
Rangkuman atas Penelusuran Gambar
Sumber: Dokumentasi pribadi
Denissa, dkk.: Fenomena Intertekstual Fashion Karnaval di Nusantara 442

SIMPULAN Daftar Pustaka


Prinsip intertekstualitas pada seni meru- Dynand Fariz
pakan fenomena pertumbuhan seni yang su- 2011 ‘First Decade Eyes on Triumph’, Jem-
dah terjadi di Nusantara sejak dahulu lazim ber: Temprina media Grafika
dilakukan oleh seniman-seniman tradisi se-
perti seniman keris, seniman wayang purwa Fromm, Eric
maupun wayang kulit, pengrajin batik dan 1997 ‘Creativity and Creativeness’, New
sebagainya. Dalam penciptaan karyanya se- York: Grove Press.
lalu melakukan dialog dengan karya-karya
sebelumnya sebagai sebuah sikap menang- Jost, Francois
gapi. Tanpa sikap tanggap melalui proses 1974 ‘Introduction to Comparative Literature’,
pengutipan pada awalnya kemudian meng- New York: Pegasus Indiananpolis
olahnya melalui aktivitas tubuh, ruh dan and New York
kesadarannya untuk meraih ide-ide, bentuk-
bentuk dan makna-makna baru maka per- Kristeva, Julia
jalanan berkesenian itu akan tersendat per- 1980 ‘Desire in Language: A Semiotc Approach
tumbuhannya bahkan dapat menjadi punah to Literature and Art’, Oxford: Basil
karena tak ada lagi penerusnya. Prinsip pe- Blackwell
ngutipan atas ide, bentuk maupun makna ini
di era postmodern kemudian oleh Kristeva Lois Denissa
diberi istilah intertekstualitas. 2012 ‘Jember Fashion Carnaval Fenomena Bu-
Maraknya karnaval dengan olahan pada daya Visual yang dikonstruksi rakyat’,
kostum fashion yang terjadi pada belasan Digital Informaton and Systems Con-
tahun akhir-akhir ini merupaka fenomena ference, Bandung: Universitas Kristen
yang dapat dibaca lewat intertekstualitas. Maranatha
Pembacaan ini dimungkinkan karena ke-
canggihan dan kemajuan teknologi informasi ---------------,
yang begitu pesat telah memberi kemudahan 2013 ‘Catwalk Jember Fashin Carnaval As A
untuk mengakses segala realitas yang terjadi Third Space Phenomenon’, International
di belahan bumi mana pun secara tepat dan Conference on Nusantara Philosophy
cepat. Jember Fashion Carnaval adalah produk University Club, Yogyakarta: Univer-
intertekstualitas terhadap fashion dan kar- sitas Gajah Mada
naval-karnaval besar dunia yang telah eksis
sebelumnya. Sementara di Nusantara saat Sri Djoharnurani
ini telah berkembang 23 kota yang terimbas 1999 ‘Intertekstualitas sebuah perspektif’,
dampaknya yaitu menggunakan karnaval Pidato Ilmiah pada Dies Natalis XI,
sebagai ikon dengan melakukan interteks- Yogyakarta: Institut Seni Indonesia
tualitas terhadap keberhasilan JFC dalam
membangun masyarakatnya. Risnawati
Di era globalisasi dengan prediksi ke- 2011 ‘Pemodernan Tari Balanse Madam
canggihan teknologi informasi yang semakin dalam Pelestariannya’ Vol. 21 No. 3
pesat, wacana intertekstualitas ini akan terus Juli-September, Bandung: Jurnal Ilmiah
mencetak fenomena seni dan budaya yang Seni &Budaya Panggung
semakin berbaur satu dengan yang lain de-
ngan pertaliannya yang semakin kompleks Yasraf Amir Piliang
di masa depan. 2006 ‘Dunia yang Dilipat, Tamasya Melam-
Panggung Vol. 26 No. 4, Desember 2016 443

paui Batas-batas Kebudayaan’, Yogya- Bahasa dan Sastra, Malang: Universi-


karta: Jalasutra tas Negeri Malang

---------------, webtografi:
2012 ‘Semiotika dan Hipersemiotika’, Ban- http://www.jemberfashioncarnaval.com/
dung: Matahari main.php, diakses 9 Juni 2013
http://2camels.com/festival-photos/rio-Car-
Yulitin Sungkowati nival.jpg, diakses 20 Me1 2016
2010 ‘Dialog antar teks Toenggoel dan http://www.timlo.net/baca/68719539987/
Ronggeng Dukuh Paruk, melawan karnaval-budaya-indonesia-akan-distan-
atau mengukuhkan tradisi’. Jurnal darisasi/, diakses 20 Me1 2016

Anda mungkin juga menyukai