DASAR TEORI
Skenario
Seorang pengacara, umur 50 th mengeluh nyeri dada kiri yang
dijalarkan sampai bahu dan lengan kiri. Keluhan dirasakan ketika dia
sedang membela kliennya di persidangan.Nyeri berkurang setelah dia
minum obat yang diberi dokter beberapa waktu yang lalu.Oleh dokter
yang memeriksa dikatakan bahwa dia menderita penyakit jantung
koroner.
Pertanyaan minimal :
1. Jelaskan tentang struktur anatomi jantung (lengkapilah dengan
gambar)!
2. Bagaimana vascularisasi jantung?
3. Jelaskan tentang inervasi jantung dan systema conductorium!
Bagaimana hubungan antara inervasi jantung dan systema
conductorium?
4. Pada penyakit jantung koroner, kelainan apa yang terjadi pada
jantung?
5. Mengapa timbul nyeri dada yang dijalarkan sampai bahu dan
lengan kiri?
6. Mengapa keluhan timbul pada saat persidangan? Hal- hal apa lagi
yang bisa memicu serangan? Mengapa demikian?
Petunjuk Identifikasi
1. Permukaan Luar / Facies Externa
Jantung berbentuk konus, dengan basis didorsokranial dan apex di
ventokaudal kiri. Dibasis cordis muncul 2 arteri besar yaitu aorta (
di kanan ) dan truncus pulmonalis ( di kiri ).
a. Bangunan yang tampak dari ventral ( facies sternocostalis )
- Aorta ascendens, melanjutkan diri menjadi arcus aorta.
- Truncus pulmonalis, bercabang dua yaitu a. pulmonalis
dextra dan a. pulmonalis sinistra. Antara arcus aorta
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 3
- Endocardium.
c. Pembungkus jantung (pericardium)
Ada 2 lapisan :
- lamina fibrosa, disebelah luar
- lamina serosa , disebelah dalam dan merupakan lanjutan
dari epicardium yang membalik keluar.
d. Cavum pericardii, yaitu ruangan diantara epicardium dan
pericardium yang berisi cairan serosa. Cavum pericardii di
kaudal tempat melipatnya epicardium menjadi pericardium
di aorta, v. cava inferior dan truncus pulmonalis disebut sinus
tranversus pericardii, sedangkan cavum pericardii yang berada
di kaudal tempat melipatnya epicardium menjadi pericardium
di antara vv.pulmonalis dextra dan sinistra disebut sinus
obliquus pericardii.
e. Systema conductorium, yaitu suatu sistem yang terlibat dalam
penjalaran impuls listrik di otot jantung, terdiri dari :
- nodus sinoauricularis
- nodus atrioventricularis
- fasciculus atrioventricularis
- serabut purkinje / moderator band.
f. Sceleton cordis, yaitu rangka jantung tempat perlekatan otot
- otot jantung, terdiri dari:
- annuli fibrosi
- trigoni fibrosi
- tendo infundibuli.
4. Vascularisasi Jantung
a. Systema arteri
Jantung mendapat darah dari :
- a. coronaria cordis dextra, arteri ini keluar dari sinus
aortae dextra berjalan di sulcus coronarius ke kanan
dorsal kemudian di sulcus interventricularis posterior
dan berakhir sebagai r. interventricularis posterior.
- a. coronaria cordis sinistra, arteri ini keluar dari sinus
aortae sinistra berjalan di sulcus coronarius ke kiri dorsal,
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 7
DASAR TEORI
Skenario
Habis ujian akhir, Difla mahasiswa FK UMY semester 3 bermaksud
mengisi waktu senggangnya dengan merapikan buku-buku yang
berserakan.Ketika sedang berbenah, tiba-tiba dia bersin - bersin dan
batuk. Nafasnya sesak dan terdengar mengi..Sejak SMP Difla memang
sering sesak nafas dan selalu membawa obat berupa spray.Temen
kostnya segera menyemprotkan obat tersebut tetapi setelah diulang
3 kali sesak nafasnya tidak berkurang akhirnya dibawa ke UGD RS.
10 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Pertanyaan :
1. Jelaskan percabangan trachea beserta struktur anatomi dan
histologinya!
2. Jelaskan hubungan antara penyempitan bronkhiolus dan retraksi
spatium intercosta, terdengarnya mengi, whezing dan experium
memanjang!
3. Jelaskan proyeksi eksterna pulmo agar bisa melakukan pemeriksaan
pulmo dengan tepat!
4. Pada kasus diatas hirupan debu rumah akan memacu saraf otonom
sehingga diberikan obat yang melawan pacuan saraf tersebut .
Jelaskan tentang inervasi pulmo !
Petunjuk Identifikasi
Apparatus respiratorius pada thorax terdiri atas :
1. trachea
2. bronchus
3. bronchiolus ------------------
4. bronchiolus respiratorius
5. ductus alveolus terdapat di dalam pulmo
6. sacculus alveolus
7. alveolus ------------------------
Trachea – Bronchus
- mulai dari VC 6 sampai VT 5/6
- dindingnya mengandung tunica cartilaginea (16-20 cartilago hyalin)
berbentuk tapal kuda yang menutupi dinding ventral dan lateral
- bercabang menjadi 2 bronchus primarius pada bifurcatio trachea
setinggi VT 4-5
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 11
Vaskularisasi :
- Trachea : cabang dari a. thyroidea superior, a. thyroidea inferior, a.
thoracica interna
- Bronchus : 3-5 aa. bronchiales (biasanya 2 cabang sebelah sinister
dan 1 cabang sebelah dexter) (cabang dari aortae descendens)
Aliran vena :
- trachea ke v. thyroidea inferior
- bronchus ke v. bronchiales
Inervasi :
- n. vagus
- n. laryngeus reccurens
Pulmo
Proyeksi pulmo pada dinding ventral thorax :
- puncak apex pulmo terletak setinggi collum costa pertama,
- margo inferior pulmo dexter : dari tempat perlekatan costa ke-5
kanan pada sternum ke lateral kaudal samapi costa ke-7 pada linea
axillaris media,
12 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Pulmo dexter:
- terdiri atas 3 lobus: lobus superior, lobus medius dan lobus
inferior
- bangunan pada facies mediastinalis :
- impressio cardiaca
- sulcus v. cava superioris
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 13
- sulcus a. subclaviae
- sulcus v. azygos
- sulcus oesophagus
- bangunan pada hilus pulmonis sebelah dorsal dari kranial ke
kaudal :
- bronchus eparterialis
- bronchus hyparterialis yang I
- bronchus hyparterialis yang II
- di sebelah kaudal ventral dari bronchus eparterialis
- cabang r. dexter a. pulmonalis
- cabang arteria lainnya
- sebelah kaudal dari cabang r. dexter a. pulmonalis dan brochus
hyparterialis II
- 3 venae pulmonales
Pulmo sinister:
- terdiri atas 2 lobus : lobus superior dan inferior
- bangunan pada facies mediastinalis :
- impressio cardiaca
- sulcus arcus aortae
- sulcus aortae descendentis
- bangunan pada hilus pulmonis di sebelah ventral kranial :
- 2 cabang r. sinister a. pulmonalis
- 2 bronchus hyparteriales (di sebelah kaudodorsalnya)
- venae pulmonales (sebelah ventrokaudal bronchi)
Vaskularisasi :
- a.v. pulmonalis (r. dexter dan r. sinister) → respirasi
- a.v. bronchialis → nutrisi jaringan
Aliran limpha :
- dari bronchi → lnn. pulmonales→ lnn. bronchiales
(lnn. bronchiopulmonalis) pada hilus pulmonalis → lnn.
14 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Pleura
- merupakan pembungkus pulmo yang terdiri atas 2 lapisan :
1. pleura visceralis – melapisi tiap pulmo dari luar
2. pleura parietalis – sebagai dinding kantong yang menyelubungi
pulmo
- hilus pulmonis
- lig. pulmonalis
- terbagi menjadi : pleura costalis (melekat pada dinding thorax)
pleura mediastinalis (melekat pada mediastinum)
pleura diafragmatica (melekat pada diafragma)
cupula pleura (menutupi apex pulmo)
- cavum pleura
- sinus costomediastinalis adalah tempat melipatnya pleura
mediastinalis menjadi pleura costalis
- sinus costomediastinalis anterior dexter
- sinus costomediastinalis anterior sinister
- sinus costomediastinalis posterior dexter
- sinus costomediastinalis posterior sinister
- sinusphrenicocostalis(tempatmelipatnyapleuradiafragmatica
menjadi pleura costalis) dexter
- sinus phrenicocostalis sinister
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 15
Vaskularisasi:
- a.v. spinalis
- a.v. intercostalis
Inervasi :
- n. spinalis
Aplikasi Klinis
- Pada bronkhitis menimbulkan suara ronkhi basah kasar pada
auskultasi pulmo
- Pada asma bronkhial akan menimbulkan suara wheezing,
- Pada Odem pulmo, biasanya akibat gagal jantung, menimbulkan
suara pulmo basah basal
- Corpus alienum (benda asing) yang masuk sampai trachea
selanjutnya ke bronchus akan menuju ke bronchus sebelah mana?
mengapa?
-
16 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
DASAR TEORI
Dinding Thorax dan Mediatinum
Skenario
Seorang laki-laki, 15 tahun, pagi itu bangun kesiangan padahal
ada ulangan di sekolahnya. Dia bergegas mempersiapkan diri dan
segera berangkat. Jarak ± 100 m dari sekolahnya, ban motornya
bocor. Motornya ditinggal di bengkel sementara Salman melanjutkan
perjalanan ke sekolah dengan berlari.Sampai di halaman sekolah
nafanya terengah-engah dan keringatnya bercucuran.
Pertanyaan :
1. Jelaskan tentang otot-otot bantu pernapasan termasuk perlekatan,
fungsi dan inervasinya!
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 17
A. Petunjuk Identifikasi
Anatomi Permukaan
- clavicula
- procesus acromialis
- sternum
- fossa suprasternalis
- processus xyphoideus
- margo costalis
- glandulae mammae
- areola mammae
- papilla mammae
- processus spinosus VC VII
- margo medial scapulae
- spina scapulae
- angulus inferior scapulae
Pada dinding ventral thorax terdapat garis khayal :
- linea axillaris anterior
- linea axillaris media
- linea axillaris posterior
- linea midclavicularis
- linea para sternalis
- linea midsternalis
Bangunan Skeletal
- vertebrae thoracalis
- costa
- sternum
Fascia
- fascia pectoralis superficialis
18 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Musculi
Di sebelah anterior :
- m. pectoralis mayor
- m. pectoralis minor
- m. serratus anterior
- m. intercostalis interni
- m. transversus thoracis ( sternocostalis )
Di sebelah posterior :
- m. trapezius
- m. supraspinatus
- m. infraspinatus
- m. teres minor
- m. teres major
- m. rhomboideus major
- m. rhomboideus minor
- m. latissimus dorsi
- m. serratus posterior superior
- m. serratus posterior inferior
- m. longissimus thoracis
- m. iliocostalis thoracis
- m. intercostalis externi
- m. subcostalis
Arteria
• aortae thoracalis ( lanjutan dari arcus aortae)
• aa. intercostalis 1-2 (cabang a. intercostalis suprema dari truncus
costocervicalis)
• aa. intercostalis 3-12 (cabang aortae thoracalis)
Tiap a. intercostalis setinggi collum costa mempercabangkan :
- r. posterior , bercabang lagi menjadi:
- r. spinalis → foramen intervertebrale → canalis vertebralis
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 19
- r. muscularis
- r. cutaneus lateralis
- r. cutaneus medialis
- r. anterior, berjalan di sebelah dalam mm. Intercostalis
externa. Bercabang:
- rr. muscularis→ mm. intercostalis
- r. cutaneus lateralis, menembus m. intercostalis externus.
Bercabang:
- r. posterior ke kulit dorsal dada
- r. anterior ke kulit ventral dada.
Mempercabangkan rr. mammarii lateralis →
glandulae mammae
• aa. intercostalis 4-6
cabangnya : r. cutaneus anterior
rr. mammarii medialis ke glandula mammae
- mammarii interna (cabang a. subclavia)
cabangnya :
- rr. intercostalis anteriores pada s.i.c. 1-6
- rr. perforantes (menembus m. pectoralis major ke kulit
dada)
- rr. sternalis
- a. musculophrenica, cabangnya rr. intercostalis anteriores
pada s.i.c. 7-10
- a. epigastrica superior ( beranastomose dengan a.
epigastrica inferior)
Aliran Venae
- v. intercostalis dextra 1-3 → v. intercostalis suprema dextra → v.
azygos
- v. intercostalis dextra 4-12 → v. azygos
- v. intercostalis sinistra 1-2 → v. intercostalis suprema sinistra → v.
hemyazygos accessoria
- v. intercostalis sinistra 3-6 → v. hemyazygos accessoria
- v. intercostalis sinistra 7-12 → v. hemyazygos
20 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Aliran Lympha
- dinding ventral dan lateral thorax → nll. pectorales (kaudal tepi
lateral m. pectoralis minor)
- daerah tepi lateral sternum, pleura costalis, spatia intercostalis
→ nll. parasternales/ thoracici interni (sepanjang a. mammarii
interna)
- bangunan sepanjang vasa darah intercostales → nll. intercostales
(sic. bagian dorsal, lateral dari columna vertebralis) → ductus
thoracicus
- dinding dorsal thorax → nll. subscapulares (sepanjang a.
subscapularis) → nll. apicales
- diafragma→ nll. diafragmatici
- kelompok ventral (di dorsal procesus xyphoideus dan pada
hubungan costa ke-7 dengan cartilago costa ke-7)→ nll.
parasternales
- kelompok lateral (lateral n. phrenicus)→ nll. mediastinales
posteriores
- kelompok dorsal (dorsal crura medialis pars lumbalis→ nll.
mediastinales posteriores dan nll. aortici
- nll. parasternales → angulus venosus, ductus thoracicus, ductus
lymphaticus dexter,
- nll. pectorales→ nll. apicales dan nll. centrales (nll. axillares) →
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 21
Inervasi
Nn. thoracalis (MS segmen thoracales) :
Cabang-cabangnya :
- r. meningeus →melalui foramen vaertebrale ke canalis vertebralis
- r. posterior/dorsalis, cabangnya : r. lateralis dan r. medialis. Masing
– masing bercabang menjadi rr. Muscularis dan rr. Cutaneus.
- r. anterior/ventralis (n. intercostalis) (berjalan mengikuti a.
intercostalis
cabangnya) :
- rr. musculares → mm. intercostales, m. subcostalis, m. levator
costalis, m. serratus poterior, m. transversus thoracis
- r. sensibilitas – r. cutaneus anterior, menjadi r. lateralis dan r.
medialis
- r. cutaneus lateralis, menjadi r. anterior dan r. posterior
- r. anterior n. cutaneus lateralis n. intercostalis 4-6 : menjadi rr.
mammarii laterales
- r. lateralis n. cutaneus anterior n. intercostalis 2-4 : menjadi rr.
mammarii mediales
Mediastinum
Mediastinum adalah bangunan-bangunan yang terletak di sebelah
medial kedua pulmo.
Pembagian mediastinum bermacam-macam, dalam buku ini berdasar
letaknya terhadap cor :
1. Mediastinum supracardiale (sebelah ventral cor)
Aorta ascendens :
- mulai dari ventrikel dexter setinggi perlekatan costae
III pada sternum (corpus VT 5) pergi ke kranial sampai
mempercabangkan a. anonyma setinggi perlekatan costae I
22 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
N. vagus sinister:
- membentuk plexus vagalis anterior pada dinding anterior
oesophagus
- cabang-cabangnya : n. reccurens sinister (melingkungi arcus
aortae), r. cardiacus superior sinister, r. cardiacus inferior
sinister, n. cardiacus thoracalis sinister
N. phrenicus dexter:
- berjalan ke kaudal bersama a. pericardiophrenica, di sebelah
lateral v. cava superior dan v. anonyma dexter
- mencapai diafragma pada foramen vena cavae
N. phrenicus sinister:
- berjalan di sebelah lateral ventral arcus aortae dan mencapai
diafragma pada sebelah dorsolateral apex cordis
- kedua nn. phrenici memberi cabang afferen ke pleura
mediastinalis dan pericardium (rr. pericardiaci)
Glomus aorticum:
- terdapat di dalam jaringan ikat antara arcus aortae dan a.
pulmonalis
- merupakan cabang afferen dari arcus aortae → rr. carcdiaci n.
vagi
- sebagai khemoreseptor dengan rangsangan berupa kenaikan
kadar CO2 dan kenaikan kadar asam laktat dalam darah.
Thymus
- merupakan jaringan limphoepithelial pembuat limphocyt
- terletak di sebelah ventral trachea, aortae ascendens, arcus
aortae dan cabang-cabangnya
- tumbuh selama 2-3 tahun setelah lahir, setelah pubertas
mengalami involusi dan jaringannya diganti jaringan lemak,
- thymus neonatus terdiri atas lobus dexter dan sinister
2. Mediastinum retrocardiale
Trachea:
- bifurcatio trachea setinggi VT 4, bercabang menjadi bronchus
primarius dexter dan sinister
24 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Oesophagus:
- oesophagus pars thoracalis menembus diafragma melalui
hiatus oesophagus setinggi VT 10
- angustia superior, angustia media, angustia inferior
Aortae descendens (aortae thoracalis)
- mulai dari sebelah kiri corpus VT 4, menembus diafragma
melalui hiatus aorticus setinggi VT 12
- cabang-cabangnya : a. intercostalis ke 3-12, 3-5 aa.
bronchiales, 3-5 aa. oesophagealis, rr. pericardiaci, aa.
phrenicae superiores
Ductus thoracicus
- masuk ke cavum thorax melalui hiatus aorticus, berjalan
di sebelah dorsal oesophagus, dan bermuara ke angulus
venosus sinister (pertemuan v. jugularis interna sinister dan v.
subclavia sinister)
V. azygos
- masuk cavum thorax melalui celah antara crus medius dan
crus intermedius pars lumbalis diafragma sebelah dexter
- berjalan di sebelah dextra corpus VT, setinggi VT 3 ke ventral
dan bermuara ke v. cava superior
- kepadanya bermuara : v. hemyazygos, v. intercostalis dextra
4-12, v. intercostalis suprema dextra (muara dari a. intercostalis
dextra 1-3), v.oesophagea, v. bronchialis posteriores
V. hemiazygos
- masuk cavum thoracis melalui celah antara crus medius dan
intermedius pars lumbalis disfragma sebelah kiri
- berjalan ke kranial di sebelah kiri corpora VT, dan setinggi VT
6 ke kanan bermuara ke v. azygos
- setinggi VT 9 ada anastomose antara v. hemiazygos dan v.
azygos
- kedalamnya bermuara : v. intercostalis sinistra 6-12, v.
hemiazygos accessoria, v. intercostalis suprema sinistra, vv.
oesophagea
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 25
Aplikasi Klinis
1. Penyebaran carcinoma mammae melalui aliran lympha
2. Tempat pemeriksaan ictus cordis (pukulan kontraksi cor pada
dinding thorax) pada linea mid-clavicularis setinggi s.i.c IV-V.
3. Tempat pemeriksaan bronchus primarius pulmo dan pulmo
DAFTAR PUSTAKA
Kanagasuntheran,R., Krisnamurti,A., Sikanandasingham,P., 1980, A
New Approach to Dissection od The Human Body, 2nd Edition,
JBW Printers and Binders Pte. Ltd., Singapore
Moore, K.L., 1990, Clinically Oriented Anatomy, 3nd Edition, Williams
and Wilkins, Baltimore, London.
Snell, R.S., 1997, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa kedokteran, Ed.3,
EGC, Jakarta.
Williams,PL., etc, 1989, Gray’s Anatomy, 27th Edition, Churchill
Livingstone, London.
26 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
DASAR TEORI
Sistem Kardiovaskuler
Pericardium
Ini merupakan bungkus cor, terdiri atas 2 lembaran yang
membatasi cavitas pericardialis, berisi cairan yang memungkinkan
jantung berkontraksi baik tanpa terganggu oleh pembungkusnya.
Pericardium dalam arti luas terdiri atas :
* lamina visceralis, sering dinamakan epicardium, menempel
pada myocardium.
* lamina perietalis (dalam arti sempit sering juga disebut
pericardium).
Struktur :
- serabut otot fusiform, kecil (kira-kira separuh sel
atau serabut otot atrium).
- antara serabut otot ada jaringan ikat elastik dengan
banyak kapiler.
b. nodus atrioventricularis: terdapat di bawah bagian
belakang septum interatriale.
Struktur:
- myofibra bercabang-cabang, tidak teratur, lebih kecil
daripada otot jantung sendiri. Ke arah ventriculus
serabut-serabut mengumpul membentuk berkas
dinamakan fasciculus atrioventricularis (lihat 4 c).
- jaringan ikat antara serabut-serabut otot.
c. fasciculus atrioventricularis: berkas ini berupa: truncus:
berasal dari nodus atrioventricularis yang terdapat pada
trigonum fibrosum. Sampai pars membranacea berkas
pokok ini bercabang menjadi 2 :
- crus dextrum di bawah endocardium pada ventriculus
dexter, di belakang pars membranacea.
- crus sinistrum: di bawah endocardium pada
ventriculus sinister, di bagian atas septum
interventriculare. Pada 1/3 bagian atas dan tengah,
berkas bercabang ke muka dan belakang.
B. Vasa Sanguinea
Pembuluh darah dibagi berdasarkan atas jenis dan ukuran, sebagai
berikut:
1. Vas (haemo) capillaris atau pembuluh (darah) kapiler
* dengan mikroskop optik, dinding tersusun oleh :
<> endothelium: endotheliocytus pipih memanjang, sesuai
sumbu panjang pembuluh; nucleus juga pipih dengan
nucleolus.
<> membrana basalis :
- anyaman serabut kolagen dan retikuler.
- fibroblastocytus, macrophagocytus stabilis dan
pericytus di permukaan luar.
* dengan mikroskop elektron ternyata dapat dibedakan 3 jenis
kapiler :
a. vas capillaris nonfenestratum atau kapiler berdinding
utuh.
- endothelium utuh; sel saling berhubungan secara
zonula occludens.
- vesicula pinocytotica tampak dalam cytoplasma;
membrana cellularis sering melekuk ke arah dalam,
seperti gelembung.
- distribusi pada otot, otak nervus peripherialis,
kelenjar eksokrin.
b. vas capillaris fenestratum/visceralis atau kapiler
berdinding berlubang-lubang.
- endothelium tidak utuh, terputus-putus oleh lubang
(porus) selebar 800-1000
- terdapat di glomerulus renalis, kelenjar endokrin,
lamina propria di intestinum.
c. vas cavillare sinusoideum: kapiler dengan pelebaran
- endothelium fenestratum
- membrana basalis tidak selalu ada: membrana
basalis non-continus.
32 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
2. Arteria
Dalam arti luas, arteria dapat diartikan sebagi pembuluh darah
yang mengalirkan darah dari cor menuju ke jaringan atau organ.
Ada 2 jenis pembuluh yang termasuk ke dalam golongan ini, yaitu
arteri dan arteriola.
a. Arteria
Struktur umum dinding arteria :
- tunica intima: tersusun oleh :
* endothelium.
* stratum subendotheliale dengan fibroblastocytus,
serabut kolagen dan elastik.
* membrana elastica interna: tersusun oleh serabut
elastik; pada arteria lebih besar lapisan ini kurang
teratur.
- tunica media: terdiri atas otot polos; di sela-sela otot ada
fibroblastus dan serabut kolagen, elastik, retikuler. Dalam
tunica media ada juga membrana elastica externa.
- tunica externa (adventitia): jaringan ikat longgar. Sesuai
dengan sifat khas bagian dinding arteria, yang dapat
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 33
3. Vena
Secara umum vena dapat diartikan sebagai pembuluh yang
membawa darah dari jaringan kembali ke arah cor.Termasuk ke
dalam golongan pembuluh ini adalah vena dan venula.
a. Vena
Struktur umum dinding vena :
- tunica interna (intima): tersusun oleh :
* endothelium
* stratum subendotheliale: tersusun oleh serabut
kolagen dan serabut elastik, yang membentuk rete
elasticum.
- tunica media: dibandingkan dengan arteria, ini relatif
lebih tipis.
- tunica externa (adventitia): lebih tebal daripada tunica
media:
* otot polos antara tunica media dan tunica externa.
* Jaringan ikat longgar: serabut kolagen dan elastik.
Berdasar sifat khas dinding vena, maka dikenal 2 jenis
vena :
* vena myotypica : diameter 2-9 mm. Tunica media
cukup tebal.
* vena fibrotypica dengan ciri khas:
- tunica media sangat tipis
- tunica externa merupakan lapisan tertebal, berupa
jaringan ikat, berisi fibroblastocytus, otot polos, serabut
kolagen dan elastik. Vena dalam jaringan membentuk
anyaman: rete venosum, yang menerima venula.
b. Venula: dinding venula pada pokoknya serupa dinding vena,
hanya tipis:
- tunica interna (intima) dilapisi endothelium.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 35
Dikenal :
1. venula post cavillaris sebagai lanjutan vas capillare
venosum, berukuran terkecil. Endothelium diperkuat
oleh stratum subendotheliale, dengan fibroblastocytus
dan serabut kolagen tipis.
2. venula colligens mengumpulkan venula post capillaris.
Diameter lebih dari 40 mikron. Unsur polos di tunica
media makin banyak. Makin besar diameter, otot polos
makin banyak diperkuat oleh serabut elastik.Terjadi
venula muscularis.
Valvula
Vena dengan diameter melebihi 2 mm. Dilengkapi dengan katup
atau valvula, terutama di daerah tungkai dan kaki, untuk mencegah
darah mengalir kembali menjauhi cor.
Valvula tersusun oleh :
- endothelium: melapisi kedua-dua sisi.
- stratum subendotheliale : serabut elastik yang datang dari
dinding vena membentuk anyaman rete elasticum.
- terdiri atas sepasang bagian dengan tepi bebas mengarah ke
cor.
Ruang pada pangkal valvula dan dibatasi oleh dinding vena di
atas valvula dinamakan Plexus venosus.
5. Glomera
Ini adalah reseptor kimia yang dapat mengubah konsentrasi
oksigen, karbondioksida dan hidrogen di dalam darah (lihat sistem
saraf).
Dikenal :
a. glomus caroticum: pada percabangan a. carotis communis.
b. glomus aorticum: antara pangkal a. subclavia dan a. carotis.
Struktur :
- endothelium
- sel parenchyma, epitheloid berhubungan dengan
endotheliocytus.
Ada dua jenis sel:
* endocrinocytus granularis: granula dalam cytoplasma
mengandung catecholamin, 5-hydroxytryptamin.
* epithelioidocytus sustentans menyokong sel tersebut
tadi.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 37
6. Vasa Vasorum
Ini adalah pembuluh-pembuluh darah kecil di dalam dinding arteri
dan vena besar yang memiliki diameter melebihi 1 mm.
Distribusi: pada arteri pembuluh ini hanya mencapai lapisan luar
tunica media, sedangkan tunica intima masih dapat mendapat
nutrisi dari darah yang ada dalam rongga arteria.
Pada pembuluh darah vena anyaman lebih banyak dan mencapai
tunika intima, sebab darah yang mengalir dalam rongga vena
relatif sudah kekurangan oksigen dan nutrisi dibandingkan dengan
pembuluh darah di arteria.
Fungsi : vasa vasorum memberi nutrisi (termasuk oksigen) kepada
dinding arteri dan vena.
Dalam perjalanan vasa vasorum dari luar arteria dan vena, vasa
vasorum didampingi nervi vasorum; pada waktu meninggalkan
arteria dan vena, pembuluh didampingi pula vasa lymphatica
vasorum.
38 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
TUGAS PRAKTIKAN
Sistem Kardiovaskuler
Arteria Dan Vena
Sediaan : SCV-1; HE
Perhatikan :
Arteria : Pada irisan melintang
- lumen/dinding pembatas rata, berbentuk bulat ovoid
- dinding tebal tersusun oleh
* tunica intima dengan :
- endothelium
- stratum subendotheliale
- membrana elastica interna
* tunica media tebal, terdiri atas :
- lapisan otot polos melingkar
- membrana elastica externa
* tunica externa jaringan ikat tipis
Vena : Bandingkan dengan arteria
- lumen tampak lebih memipih dan bentuk lonjong
- dinding lebih tipis, tersusun oleh
<> tunica intima, hanya terdiri atas endothelium stratum
subendotheliale tanpa membrana elastica interna
<> tunica media terdiri atas lapisan otot polos tipis yang tertata
melingkar
<> tunica externa lapisan tertebal, mengandung
- otot polos tersusun membujur
- jaringan ikat dengan serabut kolagen dan elastik yang
terdapat di antara sel otot.
Aorta
Sediaan : SCV-2a; H E dan SCV-2b; Hematoksilin-Orcein-Anilin biru
Perhatikan : dinding aorta tersusun oleh
- tunica intima tersusun oleh :
<> endotheliocytus berbentuk polihedral
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 39
Cor
Sediaan : SCV-3; H E
Perhatikan : Lapisan dinding Cor dari arah lumen keluar
- Endocardium tersusun oleh
* endothelium
* stratum subendotheliale
- Myocardium dengan myofibra conducens cardiaca, kemerah-
merahan. Pada stratum subendotheliale tampak myofibra
conducens (serabut Purkinje); sel-sel otot ini mempunyai
sitoplasma pucat, dengan nucleus besar, bulat atau ovoid.
Epicardium merupakan lamina visceralis pericardii. Lapisan ini
berupa jaringan ikat tipis, dilapisi mesothelium tipis.
Valvula Atrioventricularis
Sediaan : SCV-4; H E
Perhatikan Dinding ATRIUM :
Endocardium pada atrium dindingnya lebih tebal daripada yang
terdapat di ventriculus sedangkan myocardium pada atrium dindingnya
lebih tipis daripada yang terdapat di ventriculus.
Valvula :
- Endocardium melapisi kedua sisi (sisi arah atrium dan ventriculus).
Pada permukaan yang menghadap ke atrium, endocardium lebih
40 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
DASAR TEORI
Sistem Limfatika
Limfosit T (sel T) merupakan 35% limfosit sirkulasi. Sel T berasal juga dari
sumsum tulang dan bermigrasi ke thymus, disitu mereka berproliferasi
dan masak dalam organ limfoid selain thymus.
Sel T memiliki sub-populasi yaitu sel T-helper (TH) , T-suppressor
(TS), T-cytotoxic (Tcyt) atau T-killer dan T-delayed type hypersensitivity
(TDTH).
Antigen-Presenting cells (APC) ditemukan di semua jaringan
limfoid. Mereka mampu memproses antigen dan mempresentasikan
kepada limfosit sehingga mengaktivasi limfosit. APC merupakan
populasi heterogen yang termasuk ke dalam sistem mononuklear
fagosit seperti makrofag, sel Langerhans, sel dendritic organ limfoid,
limfosit B.
Organa Lymphatica
A. Nodus Lymphaticus
Organ ini berbentuk seperti biji kacang dan dibungkus oleh
kapsula. Organ ini tersebar di seluruh tubuh sepanjang vasa lymphatica,
di daerah ketiak, lipat paha, leher, dada dan perut, terutama pada
mesenterium.
1. Capsula merupakan selubung terdiri atas jaringan ikat fibrus padat,
mengandung banyak berkas kolagen dan elastis.
Di sini ada 2 macam pembuluh limfa, yaitu :
- vas lymphaticum afferens : memasuki nodus di bagian
konveks.
- vas lymphaticum efferens: meninggalkan nodus pada bagian
konkaf.
Di bagian konkaf ini, yang disebut hilum masuk dan keluar juga
pembuluh darah dan syaraf Dinding pembuluh limfa dilengkapi
otot polos.Trabecula dipercabangkan oleh capsula, masuk ke
dalam nodus, mengandung banyak berkas kolagen dan membagi
nodus tidak tuntas.
2. Cortex: bagian luar nodus, terpisah dari capsula oleh rongga
bernama sinus capsularis.
Cortex tersusun oleh :
44 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
B. Lien (Limpa)
Merupakan organ lymphatica terbesar di dalam tubuh. Lien tidak
mempunyai vas lymphaticum afferens dan sinus limphaticus.
Struktur lien:
1. tunica serosa membungkus lien berupa epitelium pipih selapis,
sebagai bagian mesotelium (berasal dari peritoneum).
2. Capsula atau tunica fibrosa berupa jaringan ikat fibrus padat,
berisi:
o banyak berkas kolagen.
o sedikit otot polos.
o berkas elastis di bagian dalam.
Capsula mempercabangkan trabecula, yang masuk mem-
bawa:
46 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
C. Thymus
Organ yang terletak di sebelah cranial terhadap sternum
dalam rongga dada berbeda dengan nodus lymphaticus karena
tidak memiliki pembuluh limfa yang masuk maupun ke luar.
Pada kehidupan fetus dan selama 2 tahun pertama kehidupan postnatal,
thymus berukuran terbesar. Sejak usia 2 tahun sampai pubertas organ
ini makin mengecil. Sesudah pubertas organ ini mengalami involutio.
1. Capsula: jaringan ikat fibrus, membungkus thymus dan membagi
thymus menjadi lobulus. Tiap lobulus tersusun atas cortex dan
medulla.
2. Cortex: berada di daerah tepi, dihuni oleh :
a. lymphocyti berpadatan, dinamakan thymocytus, ada dua
jenis :
- thymocytus magnus : besar, di tepi.
- thymocytus parvus : kecil, di pusat. Cortex merupakan
tempat produksi lymphocytus.
b. macrophagocytus yang memakan sel-sel mati.
3. Medulla: berada di daerah pusat. Sel-sel sama besar, lebih
berjauhan. Banyak lymphoblastus dan reticulocytus tampak di sini.
Seringkali terlihat bangunan kebulat- bulatan, tersusun oleh sel-
sel epitel yang letaknya konsentris, dinamakan corpusculum thy –
micum; bagian pusat sering mengapur atau mengalami degenerasi.
Fungsi thymus :
- menghasilkan getah thymosin untuk menjaga agar alat limfatik
lain berjalan lancar.
- menghasilkan thymocytus.
- merupakan komponen sistem pertahanan tubuh.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 49
Involutio :
Proses ini mulai dengan penurunan populasi lymphocytus di cortex.
Sel epitel mulai tertekan dan diganti oleh sel lemak, terutama di
daerah spatium interlobulare. Medulla mengalami atrofi setelah
pubertas. Akhirnya corpusculum thymicum ikut diganti.
Histogenesis :
Thymus berasal dari saccus pharingealis III dan IV.
Pengaruh Hormon :
- ACTH dan hormon seks wanita dan pria dapat mempercepat
involutio.
- Somatotropin (STH) merangsang perkembangan thymus.
D. Tonsil
Dapat berkapsula seperti organ limfatik lain dan memiliki aliran
darah sendiri seperti pada tonsil, yang dijumpai pada pharynx. Tonsil
yang lain yaitu tonsilla palatina lanjutan dari pharyngeal yang berbentuk
cincin tidak lengkap pada pintu masuk kerangkanya.
Tonsilla palatina dan tonsilla lingualis di tutup epithelium
stratificatum squamosum sedangkan tonsilla pharyngealis
epithelium pseudocomplex columnare bercilia dengan goblet sel.
Pada orang dewasa, tonsil pharyngealis ditutup epithelium stratificatum
squamosum.
Tonsilla palatina dan tonsilla lingualis dilengkapi banyak crypta,
di sekeliling crypta banyak dijumpai lymphonoduli. Epithelium
pembatas tonsil banyak diinfiltrasi limfosit sel plasma dan leucocytus
polymorphonuclear.
Struktur :
Alat ini tersusun oleh kumpulan noduli lymphatici.
1. Capsula: jaringan ikat fibrus padat yang berperan :
- membungkus tonsilla palatina.
- perintang penyebaran radang tonsilla palatina.
50 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Plasma Lymphatica
Cairan ini merupakan ultrafiltrasi plasma darah yang
menembus dinding kapiler ke sela jaringan, mengandung air,
elektrolit dan protein.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 51
TUGAS PRAKTIKAN
Sistem Limfatika
Nodus Lymphaticus
Sediaan : SL-1; HE
Perhatikan :
a. capsula : Jaringan ikat ini mengandung :
- serabut-serabut kolagen.
- vasa lymphatica afferentia
b. hilum : serabut kolagen tampak lebih tebal.
c. cortex : ciri khas ialah noduli lymphatici yang berderet-deret. Di
pusat noduli ada centrum germinale
d. trabeculae: berasal dari capsula, meluas ke arah pusat nodus
lymphaticus di antara noduli lymphatici dan medulla.
e. medulla
f. sinus lymphaticus. Ada berbagai jenis :
- sinus lymphaticus capsularis (marginalis) bawah capsula
- sinus corticalis
- sinus medullaris
Thymus
Sediaan: SL-3; HE
Perhatikan :
a. capsula : lanjut sebagai septum interlobare yang membagi thymus
menjadi lobus thymi dan septum interlobulare yang membatasi
lobuli.
b. cortex : penuh dengan lymphocytus thymicus atau thymus 1
berpadatan, kebiru-biruan.
c. medulla :
- berwarna lebih pucat.
- lymphocytus lebih sedikit.
- corpusculum thymicum. mengandung:
* sel epitel. teratur konsentris.
* cellula gigantica : sel raksasa.
DASAR TEORI
Sistem Respiratoria
Alat pernafasan merupakan suatu sistem yang menurut tugasnya
dapat dibagi menjadi 2 komponen pokok, yaitu : pars conductoria
dan pars respiratoria. Pars conductoria bertugas memasak udara
pernafasan dari luar tubuh ke komponen yang mampu meneruskan
oksigen kepada aliran darah untuk diedarkan ke jaringan tubuh dan
mengeluarkan karbon dioksida yang diperoleh dari aliran darah. Pars
conductoria terdiri atas : cavitas nasi, nasopharynx, larynx, trachea,
bronchus, bronchiolus, dan bronchiolus terminalis. Pars respiratoria
bertugas menyelenggarakan pertukaran gas pernafasan dengan aliran
darah.
Pars respiratoria terdiri atas : bronchiolus respiratorius, ductus
alveolaris, alveoli, atrium dan sacculus alveolaris. Peralihan antara 2
komponen ini berupa bronchiolus respiratorius.
Pars Conductoria
A. Cavitas Nasi
Rongga hidung terdiri atas :
1. vestibulum nasi :
- epithelium :
stratificatum squamosum noncornificatum.
- lamina propria :
textus connectivus fibrosus compactus, loose connective
54 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
B. Sinus Paranasalis
Beruparuang-ruang dalam os frontale, os sphenoidale, os maxillare,
os ethmoidale yang berisi udara. Dinding dilapisi tunica mucosa :
epithelium pseudostratificatum ciliatum. Sel piala menghasilkan lendir
yang dicurahkan ke dalam cavitas nasi.
C. Nasopharynx
Tunica mucosa ditandai dengan :
- epithelium pseudostratificatum.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 55
D. Larynx
Tunica mucosa :
- epithelium :
* stratificatum squamosum noncornificatum di epiglottis :
permukaan ventral dan sebagian permukaan dorsal. plica
vocalis.
* pseudostratificatum ciliatum di bagian lain.
Cilia bergerak ke arah mulut.
- lamina propria : banyak serabut elastis dan kelenjar
seromucosa kecil-kecil.
- ke arah lumen membentuk 2 pasang lipatan :
* Plica vocalis spuria : lamina propria, longgar, banyak
kelenjar.
* plica vocalis vera : sepasang pita dari jaringan ikat elastis
yang dapat bergetar, diatur kontraksi otot. Tela submucosa
tidak ada.
Cartilago :
- hyalina : cartilago thyroidea, cartilago cricoidea dan sebagian
besar cartilago arythenoidea.
- elastica :cartilago yang lain.
Cartilago saling dihubungkan oleh jaringan ikat
fibroelastis, sehingga lumen larynx tidak akan
menutup.
E. Trachea
Tunica mucosa :
a. epithelium pseudostratificatum ciliatum. Cellula ciliata pada
trachea paling banyak, dilengkapi dengan :
o mitochondria di puncak sel : produksi tenaga penggerak
cilia.
56 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
F. Bronchus
Tunica mucosa :
- epithelium simplex columnare ciliatur
- lamina fibrarum elasticum sebagai lamina propria
Tunica musculocartilaginea :
- musculus spiralis : otot polos tersusun seperti spiral.
- cartilago bronchialis sebagai potongan kecil, terbungkus
jaringan ikat yang kaya serabut elastik. Bersifat hyalina.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 57
G. Bronchiolus
Bagian ini sudah terdapat dalam lobulus pulmonaris dengan sifat-
sifat :
- penampang 1 mm atau kurang; tanpa cartilago, kelenjar, nodi
lymphatici.
- tunica mucosa: epithelium simplex columnare ciliatum, makin
ke ujung distal makin menjadi kuboid, tanpa cilia atau dengan
cilia.
Pars Respiratoria
A. Bronchiolus Respiratorius
Tiap-tiap bronchiolus terminalis bercabang menjadi 2 atau lebih
bronchiolus respiratorius yang berperan sebagai daerah peralihan dari
pars conductoria menjadi pars respiratoria sistem respirasi. Bronchiolus
respiratorius dilapisi oleh epithelium simplex cuboideum ciliatum pada
tepi lubang-lubang alveolaris, kemudian dilanjutkan dengan epitel
pembatas alveoli, epithelium simplex squamosum.
B. Ductus Alveolaris
Dinding :
a. pada penampang membujur tidak merata, sebab di sana-sini
dijumpai alveoli.
b. pada bronchiolus respiratorius masih epithelium simplex
cuboideum, kemudian beralih ke epithelium simplex
squamosum.
c. fibrae elasticae dan fibrae collagenosae melanjutkan diri ke
dinding alveoli. lapisan otot polos terakhir dijumpai di ductus
alveolaris.
58 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
C. Alveoli
Alveoli merupakan evaginasi kecil seperti kantong dari bronchiolus
respiratorius dengan diameter 200 mikron. Umumnya tiap-tiap dinding
dari 2 alveoli yang berdekatan bersatu dan disebut septa interalveolaris.
Struktur dinding alveoli dikhususkan untuk menyelenggarakan difusi
antara lingkungan eksterna dan interna.
Saccus Alveolaris
Alveolus pulmonaris merupakan lekukan bentuk kantong pada
bronchus respiratorius, ductus alveolaris, dan saccus alveolaris.
Bangunan ini merupakan ujung terminal pars respiratoria dan
menyebabkan jaringan pulmo menyerupai busa.
Septum interalveolare : merupakan dinding pemisah dua
alveoli berdampingan. Diperkuat oleh anyaman fibra reticularis
dan fibra elastica.
Sel-sel penyusun septum interalveolare :
1. Endotheliocytus.
Dibandingkan dengan epitheliocytus sel ini lebih kecil, lebih
panjang, dan lebih dekat pada erythrocytus.Vas capillare
dibatasi oleh sel ini yang tidak berlubang.
2. Epitheliocytus.
Sel-sel yang saling terpisah dengan jelas bersifat :
- agak menonjol ke dalam lumen alveoli dengan inti pipih.
- cytoplasma tipis dengan sedikit reticulum endoplasmicum
granulosum.
- sel-sel pipih ini saling berhubungan dengan bantuan
desmosoma.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 59
TUGAS PRAKTIKAN
1. Cavum Nasi
Sediaan : SR-1; HE
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat :
a. Vestibulum nasi :
- tunica mucosa
* epithelium squamosum stratificatum non
cornificatum.
* membrana basalis
* lamina propria :
<> jaringan ikat padat
<> glandula sebacea
<> glandula sudorifera
b. Area respiratoria:
- tunica mucosa :
- epithelium pseudostratificatum ciliatum, diantaranya
banyak terdapat cellula caliciformis (sel piala)
- membrana basalis
- lamina propria:
> jaringan ikat yang mengandung banyak serabut
kolagen
> leucocytus
> lymphocytus
> kumpulan jaringan lymphoid
> glandula seromucosa
- concha :
Sepanjang dinding lateral cavum nasi, permukaannya
tidak teratur karena adanya 3 tonjolan tulang yang disebut
concha yang berfungsi menghangatkan udara pernafasan,
banyak mengandung plexus venosus (anyaman vena) :
- concha inferior
- concha intermedium.
- concha superior
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 61
2. Epiglottis
Sediaan: SR-2; H E
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat :
a. Facies lingualis: dataran yang menghadap ke arah lidah
- tunica mucosa:
* epithelium squamosum stratificatum: sel pipih
berlapis
* membrana basalis
* lamina propria :
- textus connectivus areolaris : longgar
- lymphocyti tersebar
- tela submucosa :
* textus connectivus fibrosus irregularis:
padat kurang teratur
* glandula seromucosa
* textus connectivus adiposus : jaringan
lemak
- textus cartilagenius.
Pada sediaan ini dapat dibandingkan :
- cartilago pada epiglottis: elastis kemerah-merahan
- cartilago pada trachea: hyalina: kebiru-biruan
b. Facies laryngis: dataran yang menghadap ke arah larynx
- tunica mucosa: epithelium. Perhatikan di dua bagian
yang berbeda :
* proximal : sel kolumner semu berla pis membentuk
epithelium pseudostratificatum
* distal : sel pipih berlapis membentuk epithelium
squamosum stratificatum
- lamina propria :
- textus connectivus areolaris yang kelihatan longgar
- lymphocyti tersebar
- tela submucosa :
- textus connectivus areolaris: longgar
- glandula seromucosa
62 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
3. Trachea
Sediaan: SR-3; H E
Perhatikan :
- tunica mucosa :
* epithelium : sel kolumner semu berlapis epithelium
pseudostratificatum dengan sel piala antara sel epitel
* membrana basalis
* lamina propria: textus connectivus elasticus glandula
trachealis
- tela submucosa : jaringan ikat elastis lebih padat
- tunica fibromusculocartilaginea.
Perhatikan di sini :
* ligamenta annularia
* cartilago trachealis : hyalina, berbentuk huruf C.
* m.trachealis: otot polos melekat pada ujung bebas
cartilago
- tunica adventitia: jaringan ikat di sini. longgar.
4. Pulmo
Sediaan: Perhatikan pada sediaan SR-4; H E
Pada sediaan ini temu tunjukkan :
a. Bronchus
<> tunica mucosa :
- epithelium :
sel kolumner semu berlapis dengan cilia; epithelium
pseudostratificatum ciliatum
- membrana basalis
- lamina propria :
* textus connectivus elasticus
* nodus lymphaticus
<> tunica musculocartilaginea.
Perhatikan :
- musculus spiralis: otot polos
- cartilago bronchialis : hyalina
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 63
c. Ductus a1veolaris :
SR-5; HE
Pada sediaan ini perhatikan :
1. ductus alveolaris :
- epithelium squamosum simplex : sel pipih selapis
- berkas-berkas elastis
- sisa-sisa m.spiralis sebagai otot polos
2. alveolus pulmonaris.
Perhatikan :
- septum interalveolare
- cellula :
* respiratoria
* magna atau granularis phagocytes
64 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
DASAR TEORI
Mengukur Volume Paru dan Kapasitas Paru
Volume Paru
Volume paru adalah volume udara yang menempati ruangan
udara dalam paru-paru. Volume paru ada dua macam, yaitu: volume
paru statik dan volume paru dinamik.
Kapasitas Paru
Kapasitas paru adalah gabungan dua atau lebih volume paru.
Kapasitas paru yang dapat diukur dengan spirometer sederhana
adalah:
a. Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity = IC), yaitu gabungan TV
dan IRV.
b. Kapasitas vital (vital capacity = VC), yang dapat diukur dengan dua
cara:
1. VC satu tahap (VC one stage)
2. VC dua tahap (VC two stages)
TUGAS PRAKTIKAN
Alat
1. Portable Spirometer (Auto Spiro Pal, Minato, Japan, AS-5005).
2. Kapas Alkohol
Cara Kerja
Selama melakukan percobaan lubang hidung orang coba harus
ditutup dan menghembuskan udara pernafasan ke dalam spirometer,
lewat mouth piece secara benar tanpa melihat skala pada spirometer;
masing-masing pengukuran dilakukan tiga kali.
a. Untuk mengukur volume tidal, orang coba melakukan pernapasan
biasa (pernafasan alun tidal secara reflekstoris) minimal tiga siklus,
kemudian memasukkan udara ekspirasi ke dalam mulut pipa.
b. Untuk mengukur volume cadangan inpirasi, orang coba melakukan
inpirasi sekuat-kuatnya dan memasukan udara ekspirasi sampai
ekspirasi normal ke dalam mulut pipa.
c. Untuk mengukur volume cadangan ekspirasi, orang coba
melakukan inspirasi secara biasa kemudian melakukan ekspirasi
biasa dan setelah itu memasukan udara ke mulut pipa dengan
ekspirasi sekuat-kuatnya.
d. Untuk mengetahui kapasitas inspirasi, dilakukan penjumlahan
volume tidal dan volumen cadangan inspirasi.
e. Untuk mengukur kapasitas vital, orang coba melakukan inspirasi
sekuat-kuatnya diikuti ekspirasi sekuat-kuatnya.
f. Tentukan kapasitas vital prediksi dengan formula Baldwin.
68 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Hasil Praktikum
Mengukur Volume Dan Kapasitas Paru
1. Probandus
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tinggi Badan :
Berat Badan :
2. Keadaan Lingkungan
Suhu Kamar :
Kelembaban udara :
Tekanan Udara :
3. Posisi Tubuh :
4. Hasi Percobaan :
5. Analisis
6. Kesimpulan
Yogyakarta, ……………………
(……………………………) (…………………………)
70 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
DASAR TEORI
Mengukur Vo2 Max, Secara Indirect
Cara yang kedua kurang efektif karena dua alasan berikut: volume
O2 yang diambil lebih sedikit dan adanya batas maksimal peningkatan
frekuensi denyut jantung berdasarkan usia dan jenis kelamin. Apabila
pengingkatan curah jantung dicapai melalui peningkatan frekuensi
denyut jantung, maka orang tersebut akan cepat lelah. Sebaliknya,
apabila cara pertama yang ditempuh untuk meningkatkan curah
jantung maka frekuensi denyut jantung tidak perlu meningkat tajam
sejak awal aktivitas/olah raga dan orang tersebut tidak cepat lelah.
Dengan kata lain, orang tersebut lebih bugar.
72 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
TUGAS PRAKTIKAN
Alat
1. Sepeda ergometer Monark
2. Timbangan berat badan
3. Tensimeter digital
4. Stetoskop
5. EKG
6. Metronom
7. Stop watch
Pelaksanaan
1. Orang coba diukur berat badan, kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik dan perekaman EKG (12 lead/hantaran). Apabila
orang coba dalam keadaan tidak sehat, maka tidak diperkenankan
melakukan tes ini.
2. Probandus duduk di atas sepeda, tinggi sadel disesuaikan dengan
panjang tungkai.
3. Pasangan elektrode EKG, elektrode merah dipasang di dada bagian
atas di tengah-tengah, elektrode hitam dipasang di pinggang
sebelah kanan, dan elektrode kuning dipasang di pinggang
sebelang kiri. Dipergunakan hantaran I EKG.
4. Metronom dipasang pada angka 100, sehingga orang coba
mengayuh pedal 50 siklus dalam satu menit. Pada sepeda
ergometer Monark, jarak tempuh satu siklus kayuhan pedal = 6
meter.
5. Beban awal ditetapkan pada angka 1 kilopound (kp). Orang coba
mengayuh pedal sesuai dengan irama metronom selama 6 menit.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 73
Perhitungan:
Frekuensi denyut jantung yang dipergunakan adalah denyut
jantung dua menit terakhir sebelum kayuhan dihentikan karena sebab
apapun juga.
Contoh:
Frekuensi denyut jantung menit ke-5= 160
Frekuensi denyut jantung menit ke-6 = 168
Jumlah = 328
Rerata = 328/2 = 164
DAFTAR PUSTAKA
1. Astrand, P.E. Ergometry – Test of “Physical Fitness”, Monark AB,
Varberg, Sweden.
2. Buku Kerja Praktikum Dasar Latihan, Program Magister Ilmu
Kesehatan Olahraga, Universitas Airlangga.
3. Guyton, A.C. & Hall, J.E., 2015, Textbook of Medical Physiology,
W.B. Sounders Company, Philadelphia.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 75
DASAR TEORI
Pengambilan Darah Kapiler Dan Vena
b. Darah Kapiler
Anak / Bayi : Sisi kanan dan kiri bagian tumit kaki
Dewasa : Sisi kanan dan kiri 3 (tiga) ujung jari
tangan
78 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Catatan :
- Bila melakukan penusukan kemungkinan akan
mendapatkan kesulitan, bungkus dulu ujung jari dengan
kain yang telah dicelupkan kedalam air hangat.
- Harus bekerja secara cepat agar darah tidak membeku.
- Bila penusukan lambat akan menyebabkan darah
membeku sebagian dan akan menyebabkan hasil rendah
palsu.
- Bila tusukan kurang dalam dan kemudia diperas-peras,
akan menyebabkan hasil rendah palsu.
- Tempat tusukan cyanotik juga akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
b. Darah Vena
Sampel darah yang dapat ditampung dengan atau tanpa
antikoagulan. Dengan darah vena dapat diperoleh bermacam-
macam sampel, yaitu:
• Whole blood / darah penuh
• Plasma
• Serum
• Defibrinated blood
• Clot blood
Tempat pengambilan :
Semua vena superfisialis, biasanya vena mediana cubiti
Alat yang dipergunakan :
- Disposible spuit
- Torniquet
- Kapas
- Botol penampung
Reagensia: - Alkohol 70%
- Antikoagulan (sesuai kebutuhan)
Cara pengambilan:
1. Bendung disebelah proximal vena yang akan diambil
agar tampak lebih jelas, penderita diminta mengepal-
ngepalkan tangannya.
80 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 81
Gambar 6
Gambar 7
82 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Gambar 9
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 83
Gambar 10
Catatan :
- Daerah pengambilan mengalami kongesti akan menyebabkan
hemokonsentrasi.
- Khusus untuk pemeriksaan koagulasi, penusukan harus satu
kali/tidak diulang-ulang.
- Alat penampung harus bersih dan kering.
- Bila akan menunda pemeriksaan, harus diberi antikoagulan.
- Pada saat menuang darah spuit ke dalam botol, jarum harus
dilepas, tidak boleh disemprotkan (harus dialirkan lewat
dinding tabung) dan tidak boleh dikocok terlalu keras.
1.4. Antikoagulansia
Karena suatu hal kadang-kadang kita tidak dapat segera melakukan
pemeriksaan sehingga kita memerlukan zat yang menyebabkan
darah tidak membeku. Ada bermacam-macam cara yang dapat
dilakukan:
1. Dengan memakai antikoagulansia
2. Dengan memperoleh darah febrinasi.
3. Dengan meggunakan alat-alat yang dilapisi silikon (dengan
alat ini pembekuan diperlambat).
84 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Macam antikoagulansia :
a. EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetit acid)
- Dipakai dalam betuk garam Natrium, Kalium atau
Lithium
- Sedikit Toxic
- Dipakai untuk hematologi rutin
- Takaran yang diperlukan adalah 1,25 – 1,75 mg/ml
darah
- Bila dosis > 2 mg/ml darah akan menyebabkan :
• Sel darah merah degenerasi
• Hematokrit menurun
• MCV menurun
• MCHC meningkat
• Trombosit false meningkat
Digunakan untuk pemeriksaan:
• Rutin
• Hematokrit
• Osmosic Fragility Test
• Golonga darah
• Hitung sel
• Tidak dapat digunakan dalam studi koagulasi,
prothrombin time
• Dapat digunakan dalam bentuk larutan dengan
konsentrasi 10%.
b. Heparin
- Takaran darah Dacie : 12,5 – 17,5 IU/ml darah
- Kosasih : 1,0 mg/10 ml darah
- Harga mahal
- Guna untuk pemeriksaan:
• Osmotic Fragility Test
• Hemoglobin
• Hitung sel
• Hematokrit
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 85
• Golongan darah
- Tidak dapat digunakan untuk darah hapus yang
menggunakan cat Romanowsky.
c. Tri Sodium Sitrat
- Dipergunakan dalam bentuk larutan : 0,106 M = 3,13%
- Takaran = 9 volume darah : 1 volume antikoagulan
- Digunakan untuk studi koagulasi
d. Natrium Sitrat 3,8%
- Tidak toxic, maka dapat dicampur dalam spuit saat
pengambilan darah
- Aturan pakai : untuk studi koagulasi dipakai perbandingan
darah dan anti koagulan 9 : 1
- LED dipakai darah dan antikoagula 4 : 1
- Dapat dipergunakan untuk pemeriksaan:
• LED (Laju Endap Darah)
• Studi koagulasi
• Transfusi
e. Double Oxalat
- Bersifat toxic
- Digunakan dalam bentuk kering
- Dengan takaran : 2 mg/ml darah
- Mempengaruhi bentuk sel darah sehingga terjadi
hemolisis
- Dapat dipergunakan untuk pemeriksaan :
• Kadar Hb
• LED
• Perhitungan sel darah
• Pemeriksaan OFT
• Golongan darah
f. Natrium Fluorida
- Digunakan untuk pemeriksaan Glukosa darah
- Antikoagulan ini dapat mencegah Glukolisis
- Takaran pemakaian 10 mg/ml darah
g. A C D (Acid Citrate Dextore)
86 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Penyimpanan bahan
Untuk pemeriksaan hematologi sedapat mungkin tidak
menunda pemeriksaan, tetapi bila terpaksa harus menunda
harus diberi antikoagulan. Batas waktu yang disarankan bila
darah disimpan di temperatur ruang:
- Hemoglobin : relatif stabil
- Lekosit : 2 jam
- Eritrosit / hematokrit : 6 jam
- Sediaan apus darah tepi : 1 jam
- LED : 2 jam
- Trombosit : 1 jam
- Retikulosit : 6 jam
Pengiriman Bahan
Bila bahan pemeriksaan hemtologi harus kita kirim / rujuk ke
lain tempat, maka harus diperhatikan hal-hal dibawah ini:
- Jarak tempat rujukan dengan batas kadaluwarsa bahan
- Penampungan harus benar-benar rapat, terfixir sehingga
tak ada yang tumpah, tidak hemolisis karena goncangan,
tidak ada es yang tercampur.
- Harus diberi es / es kering.
- Perhatikan proses pengangkutan bila kita tidak mengirim
sendiri bahan tersebut.
DASAR TEORI
Indeks Eritrosit
Dua keadaan fisiologis yang menyebabkan nilai MCV lebih dari normal
adalah bayi baru lahir dan kehamilan. Pada bayi baru lahir selama
beberapa minggu MVC tetap tinggi tetapi berangsur turun dan
mencapai 70 fl pada umur satu tahun. Selanjutnya perlahan meningkat
sepanjang masa anak sampai batas dewasa normal. Pada kehamilan
normal terdapat sedikit peningkatan MCV.
TUGAS PRAKTIKAN
2.1. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
A. Metode Sahli
Prinsip pemeriksaan:
Mengukur kadar Hb berdasar warna yang terjadi akibat
perubahan Hb menjadi hematin-asam setelah penambahan HCl
0,1 N. Dengan mengencerkan larutan campuran tersebut dengan
akuades sampai warnanya sama dengan warna batang gelas
standard, kadar hemoglobin dapat ditentukan.
90 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Catatan:
Bila menggunakan darah kapiler kemungkinan akan
memberikan hasil yang lebih rendah bila dipijit-pijit pada
waktu pengeluaran darah setelah selesai penusukan.
B. Sianmethemoglobin (Kolorimetri/Fotometrik)
Prinsip Pemeriksaan :
Hemoglobin oleh K3Fe(CN)6 akan diubah menjadi methemoglobin
yang kemudian akan menjadi hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN.
Penambahan KH2PO4 untuk mengatur pH larutan. Penambahan
non ionic detergent bertujuan mempercepat lisis eritrosit dan
mengurangi kekeruhan HiCN yang terjadi. Waktu perubahan
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 91
Stabilitas :
Tahan 3 minggu – 1 bulan
Simpan dalam botol berwarna coklat, ditempat yang sejuk.
Cara kerja:
- Spektrofotometer dinyalakan.
- Panjang gelombang 540 nm Hg
- 3 ml larutan Drabkin sebagai Blanko
- 5 ml larutan Drabkin + 20 ul darah sampel diinkubasi selama
3 - 5 menit
- Baca nilai absorbensi/serapan pada spektrofotometer
- Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan
absorbansinya dengan absorbansi standard atau dibaca
dengan kurva tera yang telah dibuat.
Sumber kesalahan:
- Stasis vena pada waktu pengambilan darah menyebabkan
kadar hemoglobin lebih tinggi dari seharusnya, sebaliknya
92 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Metode mikro-hematokrit
Penggunaan tabung hematokrit yang kapasitas dan diameternya
lebih kecil dari tabung Wintrobe sangat tepat untuk cara pemeriksaan
rutin dalam klinik. Disamping itu tabung tersebut dapat digunakan
untuk penampungan darah kapiler secara langsung.
Pada anemia makrositik terdapat sedikit kenaikan jumlah plasma,
dengan adanya sferosit pada sferositoris, thalassemia, anemia
hipokromik dan anemia sel sabit peningkatan volume plasmanya lebih
tinggi.
Prinsip pemeriksaan :
Darah EDTA atau kapiler disentrifus, sel-sel eritrositnya akan
dimampatkan. Tingginya kolom eritrosit diukur dinyatakan dalam %
darah tersebut.
Alat:
1. Tabung kapiler hematokrit ukuran 75 mm, diameter 1 mm.
Ada yang berisi heparin (khusus untuk darah kapiler) dan ada
yang tidak berisi antikoagulan untuk darah-antikoagulan misal
darah EDTA
2. Semen untuk penutup salah satu ujung tabung hematokrit
3. Alat sentrifus khusus untuk mikrohematokrit yang berkapasitas
putar 11.500-15.000 rpm.
4. Alat baca/skala mikrohematokrit
Cara kerja:
1. Isilah kira-kira 2/3 tabung kapiler dengan darah penderita
2. Tutuplah dengan semen yang tersedia pada salah satu
ujungnya
3. Taruhlah tabung kapiler tersebut dalam sentrifus dengan
ujung yang tertutup ke arah luar.
4. Putarlah sentrifus selama 5 menit
5. Bacalah tabung tersebut menggunakan alat baca yang
tersedia.
Nilai normal:
• Pria Dewasa : 41 – 53%
• Wanita : 36 – 46%
• Anak < 6 tahun : 34 – 40%
• Neonatus : 42 – 60%
Sumber kesalahan:
1. Pengelolaan spesimen : bila menggunakan antikoagulan
oksalat hasil terlalu rendah
2. Kesalahan teknis : cara menutup ujung hematokrit kurang
sempurna, putaran sentrifus tidak cukup atau setelah selesai
tidak segera dibaca
a. Larutan Hayem
Natrium sulfat 2,50 g
Natrium klorid 0,50 g
Merkuri klorid 0,25 g
Akuades 100 ml
Pada keadaan hiperglobulinemia larutan ini tidak dapat
digunakankarena akan mengakibatkan presipitasi protein,
rouleaux, aglutinasi.
b. Larutan Gower
Natrium sulfat 12,5 g
Asam asetat glasial 33,3 ml
Akuades 200 ml
Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux sel-sel
eritrosit
c. Natrium klorid 0,85%
Sampel : Darah EDTA atau darah kapiler
Cara kerja :
1. Bilik hitung dicari dengan mikroskop dalam posisi rata, gunakan
pembesaran kecil lensa obyektif 40 kali dan lensa okuler 10
kali (40 x 10). Cari 1 bidang kotak besar di tengah dengan luas
1 mm3 yaitu bidang 5 (kotak di tengah pada gambar). Kotak
tersebut terbagi menjadi 25 kotak sedang dan setiap kotak
terbagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Hitunglah sel-sel eritrosit
yang ada dalam 5 kotak sedang (A, B, C, D, E)
2. Dengan pipet eritrosit pipetlah darah sampai tanda 0,5
serta encerkan dengan larutan pengencer sampai tanda
101. (Pengenceran 200x). Peganglah pipet eritrosit tersebut
sedemikian rupa sehingga kedua ujung pipet terletak di antara
ibu jari dan telunjuk tangan kanan. Kocoklah selama 3 menit
supaya homogen. Atau dapat juga dengan cara 20 l darah
diencerkan ke dalam tabung reaksi ukurang 75 x 12 mm yang
telah diisi 4 ml larutan pengencer, tutup dengan karet dan
campur dengan cara goyangkan sambil memutar, minimal 2
menit.
96 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Cara menghitung:
1. Pada setiap kotak, sel-sel yang menempel pada sisi kiri dan
bawah ikut dihitung sedangkan yang menempel di sisi kanan/
atas tidak dihitung (lihat gambar 15). Hitunglah sel-sel tersebut
pada 5 bidang kotak sedang A, B, C, D, E (lihat gambar)
2. Perhitungan :
Jumlah sel yang dihitung
Hitung eritrosit = X pengenceran/ mm3
Volume yang dihitung
Jumlah sel yang dihitung
= X 200 / mm3
5 x (0,2 x 0,2 x 0,1)
= N x 10.000 /mm3
Nilai normal :
Laki-laki : 4,5 – 5,9 juta/mm3
Wanita : 4,0 – 5,2 juta/mm3
Sumber kesalahan:
1. Kesalahan dari spesimen
a. Bila hitung eritrosit terlalu tinggi (misal pada polisitemia),
perlu pengenceran lagi, misal : darah sampai tanda 0,2
larutan pengencer 101, pengenceran menjadi 500 kali
b. Sebaliknya bila hitung eritrosit terlalu rendah (pada
anemia), maka darah sampai tanda 1, larutan pengencer
101, pengenceran menjadi 100 kali.
2. Kesalahan alat:
a. Larutan pengencer tercemar darah atau lainnya
b. Alat yang dipergunakan seperti pipet, bilik hitung serta
gelas penutupnya kotor atau basah. Bersihkan dan
keringkan.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 97
3. Kesalahan teknis:
a. Terlalu lama dalam bilik hitung sehingga terjadi
penguapan
b. Aglutinasi, mungkin penggunaan lahan pengencer yang
tidak tepat/salah.
4. Kesalahan cara manual 20%
DASAR TEORI
Inflamasi
TUGAS PRAKTIKAN
3.1 Jumlah Lekosit
Prinsip percobaan :
Darah diencerkan dengan larutan asam lemah maka sel-sel
eritrosit akan mengalami hemolisis serta darah menjadi encer,
tinggallah sel-sel lekosit sehingga lebih mudah dihitung.
102 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Cara kerja:
- Bilik hitung dicari dengan mikroskop dalam posisi rata, gunakan
pembesaran kecil lensa obyektif 10 kali dan lensa okuler 10
kali (10 x 10). Cari 4 bidang kotak besar yang masing-masing
luasnya 1 mm3 yaitu bidang 1, 3, 7, dan 9 ( lihat gambar)
- Hisap darah dengan pipet lekosit sampai tanda 0,5, bila
lebih letakkan ujung pipet pada bahan yang tidak meresap,
misal : kuku atau plastik, sampai darah tepat pada tanda 0,5.
Bersihkan ujung luar pipet tersebut dengan tissue. Kemudian
hisaplah larutan pengencer sampai tanda 11 (pengenceran
1 : 20). Peganglah pipet lekosit tersebut sedemikian rupa
sehingga kedua ujung pipet terletak diantara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan. Kocoklah selama 3 menit, agar
semua eritrosit lisis. Cara lain pengencer sebanyak 0,38 ml
dimasukkan dengan menggunakan pipet volumetrik 0,5 ml ke
dalam tabung ukuran 75 x 10 mm, kemudian tambahkan 20
ul darah EDTA dengan pipet sahli ke dalam tabung tersebut
(pengenceran 1 : 20).
- Pengisian bilik hitung : buanglah 4 tetes pertama dan letakkan
ujung pipet pada bilik hitung tepat batas kaca penutup. Isikan
ke dalam bilik hitung tersebut dan biarkan selama 3 menit
agar lekosit mengendap.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 103
Cara menghitung :
Hitunglah sel-sel lekosit pada ke-4 kotak besar bilik hitung. Pada
setiap kotak sel-sel yang menempel pada sisi kiri/bawah ikut
dihitung sedangkan yang menempel di sisi kanan/atas tidak
dihitung (lihat gambar ).
Hitung lekosit/mmk = jumlah sel yang dihitung dalam 4 kotak
besar x pengenceran (20) dibagi volume kotak besar ( 4x0,1x1x1)
mmk = 0,4 mmk.
jumlah sel yang dihitung (N)
Hitung lekosit/mm3 = X pengenceran (20)
Vol. yang dihitung (0,4 mm3)
= N X 50 / mm3
Nilai rujukan menurut Dacie:
- Dewasa pria : 5 – 11 ribu/ mm3
- Dewasa wanita : 5 – 11 ribu / mm3
- Bayi : 10 – 25 ribu / mm3
- 1 tahun : 6 – 18 ribu / mm3
- 12 tahun : 4,5 – 13 ribu / mm3
104 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Kesalahan:
Lebih kecil dibandingkan eritrosit
Kesalahan biasanya oleh karena:
- Alat
- Reagensia
- Sampel
- Pemeriksa
Perawatan alat :
Pipet Leukosit :
Begitu selesai dipergunakan harus segera dicuci, dengan aquadest
dan disemprot aceton. Bila gagal rendam dalam larutan (salah satu):
- Ethanol 95%
- Asam Acetat 0,5%
- Dikromat cleaning solution
- Larutan sadium Bicarbonat 1%
Bilik Hitung:
- Bersihkan secepat mungkin
- Rendam dalam larutan deterjen 2 – 3 jam
- Bilas air
- Bilas alkohol
- Keringkan dengan kain halus
Reagensia:
1. Cat Romanowsky
Wright
Leishman
May Grunwald
Giemsa (induk/stock)
2. Buffers ditilled water pH 7,2 untuk melarutkan cat (Buffer
Sorensen)
3. Methanol (90%) untuk fiksasi
Bahan :
Darah vena atau darah kapiler
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
108 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Gambar 16
Gambar 17
Gambar 19
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
1. Zone I (Irregular zone) 3%
Terlihat distribusi eritrosit tidak teratur dan bertumpuk.
2. Zone II (Thin zone) 14%
Terlihat distribusi tidak teraturdan merata, saling bertumpukan
dan berdesak-desakan.
3. Zone III (Thick zone) 45%
Sel-sel terlihat bergerombolpadat,saling bertumpukan dan
berdesakan. Zona ini terluas, meliputi hampir separuh luas
seluruh preparat.
4. Zone IV (Thin zone) 18%
Kondisinya sama dengan zona dua, hanya zonanya sedikit.
5. Zone V (Even zone) 11%
Disebut counting zone atau best area, terlihat sel-sel tersebar
merata dan tidak ada sel yang saling bertumpukan atau
berdesakan.
6. Zone VI (very thin zone)
Terletak di ujung preparat, pada umumnya terlihat seperti
pulau-pulau.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 111
Gambar 20
Eosinofil :
Granula kasar merah,
sama ukurannya,
Basofil
menutupi inti.
112 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I
Stab / Batang
Segmen Neutrofil
Inti berlobus
Granula halus
Limfosit
Monosit
Ukuran paling besar diantara jenis
leukosit
Tidak bergranula
Sitoplasma bervakuola
Basofil
St.Netr
Sg.Netr
Limfosit
Monosit
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
Distribusi sel :
Limfosit : di tengah
Monosit : tepi / ekor
Neutrofit : tepi / ekor
Pelaporan :
E / B / St / Sg / L / M
Misal :
4 % / 0 % / 1% / 56 % / 38 % / 1 %
Eritrosit berinti / muda dilaporkan ................ / 100 Leukosit
Prinsip percobaan :
Apabila sejumlah darah diberi antikoagulan, diletakkan dalam
tabung gelas dalam posisi tegak lurus, maka sel-sel akan
mengendap, sebaliknya plasma akan bergerak keatas. Hal ini oleh
karena perbedan berat jenis.
1. Westergreen
Alat :
1. Tabung Westergreen
2. Rak Westergreen
Reagensia :
Larutan Natrium Sitrat 3,8%
Sampel :
Darah EDTA
Cara pemeriksaan :
- 2 ml darah EDTA + 0,5 ml Natrium Sitrat 3,8% campur
dengan baik ( 4 : 1)
- Hisap dengan tabung Westergreen sampai angka 0 (nol)
- Letakkan di rak tabung tegak lurus.
- Catat kolom tabung yang berwarna merah pada 1 jam
pertama dan 2 jam
- Bila terdapat buffycoat, harus dilaporkan berapa
lebarnya
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I ⚫ 115
Pemeliharaan alat:
- Tidak boleh dicuci dengan diterjen
- Cuci dengan aquadest, bilas dengan aceton
Sumber kesalahan :
- Sampel harus fresh jika kurang dari 2 jam, darah tidak
beku diberi antikoagulan.
- Alat kotor akan menyebabkan hemolisis
- Kolom tidak sesuai, misalnya sempit maka akan lebih
lama
- Analisis : * Terhisap gelembung udara
* Posisi tabung dalam rak miring
* Diletakkan ditempat yang panas dan
sebagainya
* Adanya vibrasi (getaran)
DAFTAR PUSTAKA
1. Lee et al. Wintrobe’s Clinical Hematology, 10th edition, Williams
& Wilkins A Waverly Company, Philadelphia, 1998.
2. Kjeldsberg C, Faucar K, McKenna R, Perkins S, Peterson P,Rodgers
G. Practical Diagnosis of Hematologic Disorders, second editios,
ASCP Press, American Society of Clinical Phatologis, Chichago,
Illinois, 1995.
3. Hoffbrand AV, Pettit JE. Kapita Selekta Haematologi. Terjemahan
Iyan Darmawan : Kapita Selekta Haematologi, edisi 2, EGC
Kedokteran, Jakarta 1996.
4. Anonim. 1980. Manual of Basic Techniques for a Health Laboratory,
WHO.
116 ⚫ Buku Petunjuk Praktikum BLOK 4 Th I