Anda di halaman 1dari 32

ontoh Instrumen Penilaian Non Tes

CONTOH INSTRUMEN PENILAIAN NON TES

1. Daftar Cek (Checklist)


Daftar Cek adalah alat rekam observasi memuat sebuah daftar pernyataan tentang
aspek-aspek yang mungkin terdapat dalam sebuah situasi, tingkah laku, dan kegiatan
(individu/kelompok). Gejala-gejala perilaku individu atau konseli dapat diobservasi dengan
instrumen/pedoman daftar cek yaitu: kebiasaan belajar ekonomi di kelas/di rumah, kebiasaan
belajar pada jam kosong dan saat guru tidak ada di kelas, kebiasaan dan keterampilan
bekerja, aktivitas diskusi kelompok/kelas, keterampilan komunikasi dengan teman sebaya
pada jam istirahat, aktivitas ekstrakurikuler di sekolah (seperti Pramuka, KIR, PMR, Basket,
Volly, dsb.), dan lain-lain topik yang relevan dengan kegiatan akademik dan non akademik di
sekolah.
Contoh Daftar Cek (Checklist)
Pedoman Daftar Cek
(Individual)

I. Identitas Siswa
1. Nama : .............................................
2. Kelas/program : .............................................
3. NIS/absen : .............................................
4. Jenis Kelamin : .............................................
5. Tempat/tgl lahir : .............................................
6. Hari/tgl observasi : .............................................
7. Tempat observasi : .............................................
8. Waktu/durasi : .............................................
II. Aspek yang diobservasi : Kebiasaan belajar siswa pada situasi jam kosong dan saat guru
tidak ada di kelas.
III. Tujuan observasi : Mengetahui kebiasaan belajar siswa pada situasi jam kosong
dan saat guru tidak ada di kelas.
IV. Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan atau
gejala perilaku yang Anda amati.
V. Pernyataan/Item

No. Pernyataan (Sub-Sub Veriabel) Ya


1. Membaca catatan yang lalu.
2. Berbincang dengan teman tentang
materi Pelajaran

3. Memprakarsai teman sekelas


melakukan diskusi
4. Berdiskusi dengan beberapa teman
tentang materi Pelajaran
5. Menyimak sendiri bahan pustaka
6. Menyimak bahan pengayaan yang
Ditawarkan
7. Menyusun masalah sendiri dan
berusaha menemukan solusi
8. Melakukan eksperimen atas prakarsa
Sendiri
9. Mengoreksi kembali PR

Kesimpulan:
.........................................................................................................
.........................................................................................................

Observer

_________

Pedoman Daftar Cek: Kebiasaan dan Keterampilan Bekerja


(Kelompok)
Nama A B C D
Siswa
Pernyataan
NO.
1. Masuk di kelas siap
mulai bekerja.
2. Mengikuti pengarahan.
3. Bekerja selama pelajaran
berlangsung.
4. Menyelesaikan tugas-
tugas.
5. Mengerjakan tugas
tertulis.
6. Bersiap untuk diskusi
kelas.
7. Meneliti setiap tugas yang
diberikan.

Kesimpulan:
........................................................................................................................
.........................................................................................................................

Observer

_________
2. Skala Penilaian (Rating Scale)
Skala Penilaian adalah alat rekam observasi yang memuat daftar gejala tingkah
laku observable behavior yang dicatat/cek secara berskala. Proses pengamatan dengan Skala
Penilaian ini, observer mencatat kemunculan perilaku berdasarkan kategori skala. Jenis skala
atau derajat penilaian ada 3 yaitu skala kuantitatif (skala angka), skala kualitatif (skala
deskriptif/kata), dan skala grafis (perpaduan skala angka dan kata).
Contoh :
Pedoman Skala Penilaian Kualitatif
I. Identitas Siswa
1. Nama : ………………………………..
2. Kelas/program : ………………………………..
3. NIS/absen : ………………………………..
4. Jenis Kelamin : ………………………………..
5. Tempat/tgl lahir : ………………………………..
6. Hari/tgl observasi : ………………………………..
7. Tempat observasi : ………………………………..
8. Waktu/durasi : ………………………………..
II. Aspek yang diobservasi : Kebiasaan belajar siswa di rumah
III. Tujuan observasi : Mengetahui kebiasaan belajar siswa di rumah
IV. Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada skala yang sesuai dengan pernyataan
atau gejala perilaku yang Anda amati.
V. Pernyataan/Item
No. Sub Variabel Skala
Pernyataan Tingkah Selalu Sering Kadang- Tidak
laku kadang pernah

1. Belajar membutuhkan
situasi yang tenang
(ruang khusus).
2. Menggunakan
kelengkapan peralatan
tulis dan buku.
3. Menggunakan fasilitas
pendukung belajar,
seperti internet,
laptop/komputer
4. Belajar sambil
membuat
resume/meringkas.
5. Belajar sambil
mendengarkan musik
6. Belajar di depan TV
7. Pendampingan belajar
oleh guru privat
8. Pendampingan belajar
oleh orang tua
9. Pendampingan belajar
oleh saudara/teman
10. Waktu belajar teratur
malam hari
11. Waktu belajar teratur
pagi hari
12. Waktu belajar tidak
menentu
13. Tempat belajar di
kamar
Sendiri

Kesimpulan:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

Observer

_________

Pedoman Skala Penilaian Kuantitatif

I. Identitas Siswa
1. Nama : ………………………………..
2. Kelas/program : ………………………………..
3. NIS/absen : ………………………………..
4. Jenis Kelamin : ………………………………..
5. Tempat/tgl lahir : ………………………………..
6. Hari/tgl observasi : ………………………………..
7. Tempat observasi : ………………………………..
8. Waktu/durasi : ………………………………..
II. Aspek yang diobservasi : Partisipasi diskusi Mata Pelajaran Ekonomi
III. Tujuan observasi : Mengetahui tingkat partisipasi Siswa pada saat diskusi di kelas
IV. Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada skala sesuai dengan pernyataan atau
gejala perilaku yang Anda amati
V. Pernyataan/Item

No Sub Variabel Skala


Pernyataan
Tingkah laku Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
1. Kehadiran di
kelas
Duduk di tempat
2. yang tersedia di
kelas
Mengeluarkan
3. buku catatan dan
peralatan tulis.
4. Membaca
makalah/power
point
Mendengarkan
5. penyajian materi
diskusi
6. Bertanya materi
yang
diskusikan
Menjawab
7. pertanyaan
sambil
berargumen
sesuai materi
8. Menulis/mencatat
hasil diskusi
9. Mengantuk
bahkan tertidur
10. Mengerjakan
tugas mata
pelajaran lain
11. Berbicara dengan
teman di luar
topik diskusi
12. Bermain HP

Kesimpulan:
......................................................................................................................................................
..................................................................................................................

Observer

_________

3. Catatan Anekdot (Anecdot Record)


Catatan Anekdot merupakan alat perekam observasi secara berkala terhadap suatu
peristiwa atau kejadian penting yang melukiskan perilaku dan kepribadian konseli dalam
bentuk pernyataan singkat dan obyektif. Rekaman peristiwa penting itu menggambarkan
perilaku tipik, artinya perilaku keseharian yang terjadi tidak umum, alihalih khusus.
Pencatatan laporan peristiwa penting harus dibedakan antara berita atau fakta dan pendapat
(opini) observer.
Contoh:
Form I: Kartu asli

Siswa: ……………………… L/P Tanggal:.........................


Kelas: ……………………… Tempat:...................

Kejadian

Pengamat:......................

Form II: Catatan Beberapa peristiwa

No. tanggal tempat kejadian Komentar/ saran


interpretasi

4. Mechanical Devices

Merupakan salah satu alat yang digunakan dalam observasi. Perkembangan alat-alat
optika yang maju memungkinkan Kemudahan bagi observer untuk mendapatkan data yang
data yang perlu diamati dengan jeli atau pencatatan yang tidak langsung dilakukan.dan
dengan Perkembangan alat-alat optika yang maju memungkinkan seorang observser
menggunakan alat pencatat dalam bentuk alat elektronika.
Contoh alat-alat yang termasuk dalam Mechanical Device
a. Tape recorder, untuk merekam pembicaraan.
Tape recorder, mungkin saat ini pengunaan tape recorder kurang begitu familiar, tape
recorder digunakan untuk merekam data berupa suara. Penyimpananya dapat berupa kaset
maupun memori.
b. Kamera, untuk merekam berbagai kegiatan secara visual.
Memotret data berupa gambar kejadian pada saat observasi yang kemudian bisa dilihat
kembali untuk lebih menganlisis objek penelitian.
c. Film atau video, untuk merekam kegiatan objek penelitian secara audio-visual.
d. Berupa alat perekam kaset maupun memori yang bisa merekam data dalam bentuk gambar
beserta suaranya. Rekaman ini bisa diputar kembali saat observer membutuhkan atau untuk
menganalisis lebih teliti lagi.
Observasi tidak harus mengunakan alat semua alat diatas namun tergantung kebutuhan,
waktu, dan tujan dalam melakukan observasi tersebut.

Diposting oleh Novi Saputri di 09.33


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan. Masih harus belajar, hehe :)
semoga bermanfaat

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Pengertian observasi menurut para ahli Menurut Muhammad Ilyas Ismail dalam buku Evaluasi
Pembelajaran: Konsep Dasar, Prinsip, Teknik, dan Prosedur (2020), observasi dapat diartikan sebagai salah
satu teknik pengumpulan data yang sifatnya lebih spesifik dibanding teknik lainnya. Baca juga: Teks
Laporan Hasil Observasi Selain pengertian di atas, beberapa para ahli turut mengemukakan pendapatnya
mengenai pengertian observasi. Berikut penjabarannya: Larry Christensen Observasi adalah cara untuk
mendapatkan informasi penting mengenai orang, karena apa yang dikatakan belum tentu sesuai dengan
yang dikerjakan. Sutrisno Hadi Obervasi merupakan sebuah proses yang sangat kompleks, terdiri atas
berbagai macam proses, baik biologis maupun psikologis, yang mana lebih memprioritaskan proses
ingatan serta pengamatan. Creswell Observasi adalah proses pemerolehan data dari tangan pertama,
dengan cara melakukan pengamatan orang serta lokasi dilakukannya penelitian. Patton Observasi
merupakan metode yang sifatnya akurat dan spesifik untuk mengumpulkan data dan mencari informasi
mengenai segala kegiatan yang dijadikan obyek kajian penelitian. Margono Seperti dikutip dalam buku
Pengantar Microteaching (2020) karya Uswatun Khasanah, Margono mendefinisikan observasi sebagai
teknik untuk melihat dan mengamati berbagai perubahan fenomena sosial yang terus tumbuh serta
berkembang. Suharsimi Arikunto Observasi adalah proses pengamatan langsung suatu obyek yang ada di
lingkungan, baik yang sedang berlangsung ataupun masih dalam tahapan, dengan menggunakan
penginderaan. Observasi dilakukan secara sengaja atau sadar, sesuai urutan yang ditentukan. Gibson, R.L.
dan Mitchell. M. H. Observasi merupakan teknik yang digunakan sebagai seleksi derajat untuk
menentukan sebuah keputusan serta konklusi terhadap orang yang sedang diamati. Baca juga: Pengertian
Teks Laporan Hasil Observasi dan Contohnya Tujuan observasi Dalam buku Penelitian Tindakan Kelas
(2021) karya Pratiwi Bernadetta Purba, dkk, dijelaskan jika secara umum observasi bertujuan
mengumpulkan data yang digunakan untuk menjawab berbagai permasalahan yang muncul. Selain
mengumpulkan data, observasi dilakukan dengan tujuan mendapatkan sebuah kesimpulan mengenai obyek
yang diamati. Observasi juga bertujuan untuk menggambarkan sebuah obyek dan segala hal yang
berhubungan dengan obyek yang dikaji. Ciri-ciri observasi Menurut Walidjo dalam Teknik Observasi
(Kapita Selekta Metodologi Penelitian (2020)), observasi mempunyai empat ciri penting yaitu: Observasi
mempunyai sasaran yang khusus Artinya observasi dilakukan untuk mencapai sasaran khusus yang
diinginkan oleh observer (orang yang melakukan observasi). Observasi dilakukan secara sistematis Artinya
observasi dilakukan dengan cara yang sistematis, terstruktur, dan mempunyai prosedur. Agar dalam
penerapannya, observasi dapat berjalan dengan baik. Observasi membutuhkan pencatatan dengan segera
Artinya segala detail kecil yang ditemui dalam proses observasi harus sesegera mungkin dicatat agar tidak
lupa dan demi menghindari hilangnya informasi penting. Observasi membutuhkan keahlian Artinya
observasi membutuhkan keahlian dari observer, misalnya bagaimana memperhatikan, melakukan proses
pengamatan, ketelitian, dan lain sebagainya. Baca juga: Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Jenis
observasi Observasi dapat dilakukan secara langsung dengan mendatangi lokasi dan mengamati. kemudian
mencatat hasil pengamatan tersebut dan didokumentasikan sebagai hasil observasi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Observasi: Pengertian Para Ahli, Tujuan, Ciri-Ciri,
dan Jenisnya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/03/164904169/observasi-
pengertian-para-ahli-tujuan-ciri-ciri-dan-jenisnya.

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Downloa

Hal-hal yang perlu diobservasi (oleh konselor)

Beberapa aspek yang perlu diobservasi adalah : (1) Cara konseli masuk ruang dan
menemui konselor, (2) Cara konseli berjabat tangan dengan konselor, (3) Cara
duduk dan jarak anatara konseli dengan konselor; (4) Cara berbicara dan nada
suara; (5) Bentuk perawakan dan penampilan pada umumnya; (6) Ekspresi wajah,
(8) Reaksi-reaksi emosional herhadap ”automatic response” (9) Bahasa-bahasa non-
verbal, seprti: batas-batas jarak untuk komunikasi (proxemics), bahasa isyarat
badan, muka, mata (kinesics), persepsi tentang waktu (chronemics), nada suara
(paralanguage), arti diam (silence), sentuhan fisik (haptics), cara berpakaian dan
penampilan, komunikasi melalui indra penciuman (alfactics), isyarat mata
(aculesics).

Menyusun pedoman observasi

Dilihat dari prosedurnya, penyusunan pedoman observasi bisa dilakukan dengan


dua cara, yaitu (1) bertolak dari pemikiran rasional atau mendasarkan pengalaman,
yaitu penyusunan pedoman observasi yang dilakukan dengan melihat aspek yang
hendak diobservasi itu mendasarkan pemikiran rasional, dan (2) bertolak dari
konsepatau konstrak (constuct) yang dipandang telah mapan,

Prosedur penyususunan panduan observasi disajikan pada kotak di bawah ini :


Dari diagram di atas, selanjutnya disusunlah kisi-kisi panduan observasi

Pedoman Untuk Analisis Selama dan Setelah Observasi

Gibson, (1995 : 263) menyarankan dalam melakukan anaisis selama dan setelah
observasi memperhatikan hal-hal berikut : (1) Mengamati satu klien dalam satu
waktu.(2) Ada kriteria yang spesifik untuk melakukan observasi. (3) Observasi
seharusnya dilakukan tanpa batas waktu. (4) Konseli seharusnya diamati dalam
situasi yang natural dan berbeda. (5) Mengamati klien dalam konteks semua situasi
atau situasi total. (6) Data dari observasi seharusnya digabugnkan dengan data yang
lain. (7) Observasi seharusnya dilakukan dalam kondisi yang menyenangkan.

Contoh Pedoman Observasi :


Siswa yang kemandiriannya kurang
No. Aspek yang di observasi
AS DT FR IS KD MS MK N OR UR
M
Kesungguhan dalam mengikuti
1.
Kegiatan
Keberanian mengemukakan
2.
Pendapat
Tidak berbicara sendiri ketika
3.
guru sedang menerangkan
Tidak gugup dan gelisah saat
4.
diberi pertanyaan
Selalu semangat ketika
5.
mengikuti pelajaran
d aplikasi: https://kmp.im/app6

Kuesioner atau angket adalah suatu teknik pengumpulan informasi


yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam
organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau
oleh sistem yang sudah ada.

Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa


yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk
menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang
diekspresikan dalam suatu wawancara.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks


Eksposisi : Pengertian, Contoh, Tujuan, Ciri, Jenis +
Kaidah
Penggunaan kuesioner :

1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab


pertanyaan) saling berjauhan.
2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan
berguna bila mengetahui berapa proporsi suatu kelompok
tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu fitur
khusu dari sistem yang diajukan.

3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari


seluruh pendapat sebelum proyek sistem diberi petunjuk-
petunjuk tertentu.
4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada
bisa diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara tindak
lanjut.

Penggunaan Kuesioner dan Angket


Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner
sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner
atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai
instrumen pengumpul data. Memang kuesioner baik, asal cara dan
pengadaanya mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam
penelitian.

Prosedur Kuesioner :
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner
2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran
kuesioner.
3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih
spesifik dan tunggal.
4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus
untuk menentukan teknis analisisnya.

Penentuan sampel sebagai responden kuesioner perlu mendapat


perhatian pula. Apabila salah menentukan sampel, informasi yang
kita butuhkan barangkali tidak kita peroleh secara maksimal. Kita
ambil contoh, Kita menghendaki data tentang khasiat obat-obatan
tradisional, termasuk jamu yang diminum.

Kita sebarkan angketbkepada sejumlah gadis yang yang kita


perkirakan senang minum jamu supaya kelangsingannya terjamin.
Ternyata dijawab karena responden yang kita pilih ternyata tidak
suka rasa pahit. Mereka memilih tubuh ramping daripada harus
setiap kali minum jamu.

Contoh serupa dapat diterapkan kepada sejumlah pemuda apabila


peneliti ingin mengetahui pendapat pemuda tentang bentuk kumis
dan perawatannya. Ternyata sampel yangdiambil banyak pemuda
yang tidak suka memelihara kumis. Itulah sebabnya perlu adanya
studi pendahuluan, seperti dijelaskan dalam langkah kedua.
Angket anonim memang ada kebaikannya karena responden bebas
mengemukakan pendapat. Akan tetapi penggunaan angket anonim
mempunyai beberapa kelemahan pula.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks


Diskusi : Pengertian & ( Struktur – Tujuan – Jenis –
Contoh )

Kelemahan Angket Anonim


1. Sukar ditelusuri apabila ada kekurangan pengisian yang
disebabkan karena responden kurang memahami maksud
item.
2. Tidak mungkin mengadakan analisis lebih lanjut apabila
peneliti ingin memecah kelompok berdasarkan karakteristik
yang diperlukan.

enelitian yang dilakukan oleh Francis J. Di Vesta memberikan


gambaran hasil bahwa tidak ada perbedaan ketelitian jawaban yang
diberikan oleh orang dewasa, baik yang anonim maupun yang
bernama. Faktor-faktor yang mempengaruhi perlu tidaknya angket
diberi nama adalah:

Faktor-faktor angket diberi nama


1. Tingkat kematangan responden.
2. Tingkat subjektivitas item yang menyebabkan responden
enggan memberikan jawaban
3. Kemungkinan tentang banyaknya angket.
4. Prosedur (teknik) yang akan diambil pada waktu menganalisis
data.
Untuk memperoleh kuesioner dengan hasil mantap adalah dengan
proses uji coba. Sampel yang diambil untuk keperluan uji-coba
haruslah sampel dari populasi dimana sampel penelitian akan
diambil.

Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk memberikan


sarana-sarana perbaikan bagi kuesioner yang diuji cobakan itu.
Situasi sewaktu uji coba dilaksanakan harus sama dengan situasi
kapan penelitian yang sesungguhnya dilaksanakan.

Salah satu kelemahan metode angket adalah bahwa angketnya


sukar kembali. Apabila demikian keadaannya maka peneliti
sebaiknya mengirim surat kepada responden yang isinya seolah-
olah yakin bahwa sebenarnya angketnya akan diisi tetapi
mempunyai waktu. Surat yang dikirim itu hanya sekedar
mengingatkan.

Pengambilan Data Angket / kuisoner


Angket/ kuisoner adalah suatu alat pengumpul data yang berupa
serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk
mendapatkan jawaban secara tertulis juga. Pengambilan data dapat
dilakukan secara :

Pertanyaan langsung vs Pertanyaan tidak


langsung
Perbedaan mendasar antara Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan
Tidak Langsung ialah terletak pada tingkat kejelasan suatu
pertanyaan dalam mengungkap informasi khusus dari responden.
Pertanyaan Langsung menanyakan informasi khusus secara
langsung dengan tanpa basa-basi (direct),

dimana jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa


menggunakan perantara. Pertanyaan Tidak Langsung menanyakan
informasi khusus secara tidak langsung (indirect), dimana Jawaban
angket itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga
jawabannya tidak dari sumber pertama.

Contoh :
Pertanyaan Langsung: Apakah Saudara mengenal tersangka
pembunuhan?
Pertanyaan Tidak Langsung: Bagaimana pendapat saudara
terhadap pembunuhan yang dilakukan oleh budi?

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks


Ulasan, Contoh, Ciri, Tujuan, Struktur Dan Kaidahnya

Pertanyaan Khusus v.s Pertanyaan Umum


Pertanyaan Khusus menanyakan hal-hal yang khusus yang
dibutuhkan oleh penulis. Sedang Pertanyaan Umum biasanya
menanyakan informasi mengenai identitas dari koresponden. Lebih
baik pertanyaan dimulai dari umum ke khusus.

Contoh pertanyaan :
Pertanyaan Khusus: Apakah saudara mengenal sistem Kanban?
Pertanyaan Umum: Berapa umur anda?
Pertanyaan Tentang Fakta v.s Pertanyaan
Tentang
Opini Pertanyaan tentang fakta yang menghendaki jawaban dari
responden berupa fakta; sedang Pertanyaan tentang opini
menghendaki jawaban yang bersifat opini. Pada praktiknya
dikarenakan responden mungkin mempunyai memori yang tidak
kuat ataupun dengan sadar yang bersangkutan ingin menciptakan
kesan yang khusus; maka Pertanyaan tentang fakta belum tentu
sepenuhnya menghasilkan jawaban yang bersifat faktual.

Demikian halnya dengan pertanyaan yang menanyakan opini belum


tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang mengekspresikan
opini yang jujur. Hal ini terjadi karena responden mendistorsi
opininya didasarkan pada adanya “tekanan sosial” untuk
menyesuaikan diri dengan keinginan social dan lingkungannya.

Contoh:
Pertanyaan Tentang Fakta: Majalah apa yang anda sukai?
Pertanyaan Tentang Opini: Mengapa saudara menyukai majalah
Aneka?

Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya v.s.


Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan
Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya memberikan pertanyaan
langsung kepada responden dimana jawaban yang diperoleh dapat
beraneka ragam; sedang pertanyaan dalam bentuk kalimat
pernyataan menyediakan jawaban persetujuannya.
Contoh:
Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya: Apakah saudara setuju
dengan pemilihan rector secara langsung?
Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan: Pemilihan rector
secara langsung akan dilaksanakan.
Jawabannya: a. setuju b. tidak setuju.

Jenis Pertanyaan Dalam Kuisoner


Perbedaaan pertanyaan dalam wawancara dengan pertanyaan
dalam kuesioner adalah dalam wawancara memungkinkan adanya
interaksi antara pertanyaan dan artinya.

Dalam wawancara analis memiliki peluang untuk menyaring suatu


pertanyaan, menetapkan istilah-istilah yang belum jelas, mengubah
arus pertanyaan, memberi respons terhadap pandanmgan yang
rumit dan umumnya bisa mengontrol agar sesuai dengan
konteksnya.
Beberapa diantara peluang-peluang diatas juga dimungkinkan
dalam kuesioner. Jadi bagi penganalisis pertanyaan-pertanyaan
harus benar-benar jelas, arus pertanyaan masuk akal, pertanyaan-
pertanyaan dari responden diantisipasi dan susunan pertanyaan
direncanakan secara mendetail.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks


Tanggapan Kritis [LENGKAP] Pengertian, Ciri, Kaidah,
Struktur, Contoh

Pertanyaan Terbuka
pertanyaan-pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan respons
terbuka kepada responden. Pada pertanyaan terbuka antisipasilah
jenis respons yang muncul. Respons yang diterima harus tetap bisa
diterjemahkan dengan benar.

Pertanyaan Tertutup
pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihan-
pilihan respons yang tersedia bagi responden.

Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa


untuk kuesioner adalah sebagai berikut :

 Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin.


Usahakan agar kata-katanya tetap sederhana.
 Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-
jelasan dalam pilihan kata-kata. Hindari menggunakan
pertanyaan-pertanyaan spesifik.
 Pertanyaan harus singkat.
 Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka
dengan pilihan bahasa tingkat bawah.
 Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias
dalam pertanyaan –pertanyaan yang menyulitkan.
 Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya
orang-orang yang mampu merespons). Jangan berasumsi
mereka tahu banyak.
 Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis
cukup akurat sebelum menggunakannya.
 Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level
bacaannya sudah tepat bagi responden.

Skala Dalam Kuisoner


Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-
simbol terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan
untuk mengukur atribut atau karakteristik tersebut. Alasan
penganalisis sistem mendesain skala adalah sebagai berikut :

 Untuk mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang


menjawab kuesioner.

 Agar respoden memilih subjek kuesioner.

Empat Bentuk Skala Pengukuran


Nominal

Skala nominal digunakan untuk mengklasifikasikan sesuatu. Skala


nominal merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah,
umumnya semua analis bisa menggunakannya untuk memperoleh
jumlah total untuk setiap klasifikasi. Contoh : Apa jenis perangkat
lunak yang paling sering anda gunakan ? 1 = Pengolah kata, 2 =
Spreadsheet, 3 = Basis Data, 4 = Program e-mail
Ordinal
Skala ordinal sama dengan skala nominal, juga memungkinkan
dilakukannya kalsifikasi. Perbedaannya adalah dalam ordinal juga
menggunakan susunan posisi. Skala ordinal sangat berguna karena
satu kelas lebih besar atau kurang dari kelas lainnya.

Interval
Skala interval memiliki karakteristik dimana interval di antara
masing-masing nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik
ini, operasi matematisnya bisa ditampilkan dalam data-data
kuesioner, sehingga bisa dilakukan analisis yang lebih lengkap.

Rasio
Skala rasio hampir sama dengan skala interval dalam arti interval-
interval di antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki
nilai absolut nol. Skala rasio paling jarang digunakan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks


Anekdot : Pengertian, Struktur, Ciri, Tujuan Dan
Contohnya Lengkap

Merancang Kuisoner
Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting,
demikian juga merancang format kuesioner juga sangat penting
dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai sikap,
keyakinan, perilaku dan karakteristik.
Format kuesioner
 Memberi ruang kosong secukupnya,
 Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau
layar. Untuk meningkatkan tingkat respons gunakan kertas
berwarna putih atau sedikit lebih gelap, untuk rancangan
survey web gunakan tampilan yang mudah diikuti, dan bila
formulirnya berlanjut ke beberapa layar lainya agar mudah
menggulung kebagian lainnya.

 Memberi ruang yang cukup untuk respons,


 Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas.
 Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan
format.
 Konsisten dengan gaya.

Urutan Pertanyaan
Dalam menurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan
digunakannya kuesioner dan menentukan fungsi masing-masing
pertanyaan dalam membantu mencapai tujuan.

 Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden


untuk terus, pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang
dianggap responden penting.
 Item-item cluster dari isi yang sama.
 Menggunakan tendensi asosiasi responden.
 Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebi.

Jenis-Jenis Angket
Berdasarkan bentuk pertanyaan dalam angket dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu:
Pertanyaan terbuka (open quetions)
Pertanyaan terbuka ialah suatu pertanyaan dimana responden
diberi kebebasan seluas-luasnya untuk menjawab pertanyaan
tersebut sesuai dengan bahasa dan logika mereka.

Hal senada juga dinyatakan bahwa pertanyaan terbuka ialah suatu


kebebasan yang diberikan kepada responden untuk menjawab
pertanyaan. Minsalnya: hukuman apakah yanga saudara anggap
paling sserasi bila siswa tidak membuat PR-nya?

Begitu juga panjang pendeknya jawaban yang diberikan diserahkan


sepenuhnya pada responden. Pertanyaan terbuka ini sama dengan
pertanyaan essay pada evaluasi hasil belajar.

Pertanyaan tertutup (closed quetions)


Pertanyaan tetutup ialah kebalikkan dari pertanyaan terbuka,
dimana pada pertanyaan tertutup respondennya hanya memiliki
“option “ atau pilihan jawaban yang telah disediakan.

Hal senada juga dinyakan bahwa pertanyaan tertutup ialah


pertanyaan yang disertai oleh pilihan jawaban yang telah
ditentukan oleh peneliti, yakni dapat berbentuk ‘ya’ atau ‘tidak’,
dapat pula berbentuk sejumlah alternatif atau pilihan ganda.

Ada dua contoh teori yang dapat digunakan dalam pertanyaan


tetutup, yaitu:
 Likert style formats; ranting scales. Dengan format ini,
responden diminta untuk memilih salah satu option yang
disedikan bekanaan dengan statement atau pertanyaan yang
mendahului options tersebut.

Contoh:
Tak seorang pun benar-benar bisa merasakan bagaimana tidak
enaknya perperangan itu, kecuali mengalaminya sendiri.

1.
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Tidak bisa memutuskan
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju

 Semantic differential. Bentuk ini adalah responden diminta


memilih atau menempatkan pilihannya diantara dua kata sifat
yang berada pada dua kontinum dan ekstrim.

Kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup


Dimana disamping menyediakan options jawaban dalam angket,
peneliti juga menyediakan satu options atau ruang kosong bagi
responden untuk diisi bila options jawaban yang telah disediakan
tidak mencakup informasi yang akan diberikan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Teks


Editorial, Tujuan, Struktur, Fungsi, Manfaat, dan Contoh
Teks Editorial
Prinsip Penulisan dan Penyusunan Angket
Uma Sakran mengungkapkan beberapa prinsip dalam penulisan
dan penyusunan angket sebagai teknik pengumpulan data, yaitu:

Isi dan tujuan pertanyaan


Maksudnya adalah, apakah isi pertanyaan merupakan bentuk
pengukuran atau bukan, kalau ia, dalam membuat pertanyaannya
harus teliti namun skala pengukuran dan jumlah itemnya juga
mencukupi untuk mengukur variabel dengan teliti.

Bahasa yang digunakan


Bahasa yang digunakan dalam angket harus memperhatikan
jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan “frame
of reference” dari responden.

Tipe dan bentuk pertanyaan


Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, (kalau
dalam wawancara: terstruktur dan tidak terstruktur) dan bentuknya
dapat mengggunakan kalimat positif dan negatif.

Pertanyaan tidak mendua


Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double barreled)
sehinggga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.

Tidak menanyakan yang sudah lupa


Setiap pertanyaan dalam instrumen angket, sebaiknya tidak
menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau
pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat.

Pertaanyaan tidak mengiring


Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak mengiring
kejawaban yang baik saja atau ke yang jelek saja.

Panjang pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga
akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Disarankan
empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30
pertanyaan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Contoh


Teks Eksplanasi : Pengertian, Struktur, Ciri, Kaidah
Kebahasaan

Urutan pertanyaan
urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju
ke hal yang sepesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang
sulit, atau diacak.

Prinsip pengukuran
Angket yang diberikan responden adalah merupakan instrumen
penelitian, yang dugunakan untuk mengukur variabel yang angkat
diteliti.
Penampilan fisik angket
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan
mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi
angket.
Sehubungan dengan penyusunan angket ini, DA de Vaus
memberikan beberapa seran sebagai berikut:

 Bahasa harus simpel.


 Pertanyaan harus pendek.
 Pertanyaan harus jelas pertanyaannya.
 Pertanyaan jangan mengarahkan atau memperngaruhi
responden.
 Hindari pertanyaan negatif.
 Pertanyaan harus memperhatikan pengetahuan responden.
 Pertanyaan harus dipahami sama oleh semua respondden.
 Pertanyaan tidak boleh mengandung bias prestise.
 Hindari pertanyaan yang bermakna ganda.

 Pertanyaan jangan memaksakan atau menharuskan


responden untuk berpendapat, yang sebenarnya tidak tahu.
 Pertanyaan sebaiknya ditanyakan dengan memperhatikan
apakah ditanyakan secara ”personal” atau “impersonal”.
 Perlu diperhatikan apakah pertanyaan harus dijawab dengan
detail atau narasi verbal atau cukup dalam bentuk kategori
seperti tes objektif.

Kelebihan dan Kelemahan Angket


Kelebihan angket
1. Merupakan teknik pengumpulan data yang efesien sebab
peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang diharapkan dari responden.
2. Angket cocok digunakan untuk jumlah responden yang cukup
besar dan tersebar diwilayah yang luas.
3. Angket dapat berupa pertanyaan terbuka atau tertutup
sehingga dapat diberikan kepada responden secara lansung
atau dapat dikirimkan melalui pos, atau internet.

4. Terjalinnya kontak lansung antara peneliti dengan responden


akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga
responden dengan sukarela akan memberkan dat objektif dan
cepat.

5. Keuntungan dari angket terbuka ialah bahwa variasi jawaban


yang deterima sebelumnya tidak diduga oleh peneliti sehingga
memperluas pandangannya.
6. Sedangkan angket tertutup memeliki beberapa keuntungan
yaitu mudah diisi kerena responden tak perlu menuliskan
buah pikirannya, tidaj memerlukan waktu yang banyak untuk
mengisinya, lebih besar harapan akan dikembalikan dan
mudah diolah.

Kelemahan angket
1. Kelemahan dari angket tertutup dapat diketahui pada pilihan
jawaban yang mungkin tidak mencakup apa yang terkandung
dalam hati responden, sehingga jawaban ynag dipilihnya tidak
sepenuhnya sesuai dengan pendapatnya.

2. Kelemahan dari angket terbuka dapat diketahui pada


kesulitan bagi responden untuk menjawabnya karena
memerlukan kemampuan menyatakan buah pikirannya secara
tertulis.
3. Waktu untuk menjawab satu pertanyaan pun lebih banyak,
bagi peneliti sendiri, mengolah jawanpun menimbulkan
banyak kesukaran.

Pengertian Alat Ungkap Masalah (AUM)

AUM atau alat ungkap masalah merupakan instrumen non tes dalam kegiatan pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang digunakan untuk mengungkapkan aspek-aspek permasalahan
yang sedang dihadapi individu atau konseli. Pada perkembangannya, kondisi permasalahan
individu atau konseli pada kehidupan sehari-harinya secara umum dapat diungkapkan melalui
AUM Umum dan kondisi-kondisi permasalahan khusus yang dialami individu terutama tentang
masalah kegiatan belajar yang dilakukannya dapat diungkapkan dengan AUM PTSDL.
Keseluruhan AUM yaitu AUM Umum dan AUM PTSDL sepenuhnya dimanfaatkan untuk
pelaksanaan kegiatan pelayanan BK oleh Guru BK atau Guru BK.

Sejak perkembangan terakhir, di Indonesia, instrumen untuk mengungkapkan permasalahan-


permasalahan umum yang dialami individu, yang berkaitan dengan pelayanan BK merupakan
terjemahan/adaptasi instrumen yang dikembangkan Ross L. Mooney revisi tahun 1950 yaitu 63.

Mooney Problem Check List (MPCL). Prayitno dkk. kemudian menyusun instrumen yang sejenis
dengan MPCL untuk dapat dimanfaatkan dalam pelayanan BK yaitu Alat Ungkap Masalah
(AUM) yang lebih disesuaikan dengan kondisi di Indonesia atau di tanah air, yang tetap
memperhatikan format dan kandungan isi MPCL. AUM Umum sebagai alat ungkap masalah
merupakan instrumen non-tes dalam kegiatan pendukung pelayanan BK guna mengungkapkan
masalah-masalah umum yang dialami oleh siswa (Prayitno, 2008:5).

Secara lebih khusus, instrumen pelayanan BK di Indonesia yang digunakan untuk


mengungkapkan masalah-masalah kegiatan belajar yang dialami individu atau siswa adalah
terjemahan dari instrumen Survey of Study Habits and Attitudes (SSHA), pengembangannya
William F. Brown dan Wayne H. Holtzman sejak tahun 1953. Selanjutnya tahun 1965, SSHA
diadaptasi dan divalidasi di Bandung oleh Prayitno dan tahun 1982, alat atau instrumen ini
dilakukan pengembangan lagi oleh Marjohan di Padang dengan memvalidasi SSHA versi baru
yang dikenal dengan instrumen Pengungkapan Sikap dan Kebiasaan Belajar (PSKB).

PSKB pada perkembangannya dipandang belum secara penuh mampu mengungkapkan sikap dan
kebiasaan belajar individu atau siswa, yang kemudian disempurnakan lagi melalui program SP-
4 menjadi AUM PTSDL. Prayitno (2008:5) menjelaskan bahwa, “AUM PTSDL sebagai alat
ungkap masalah merupakan instrumen non-tes dalam kegiatan pendukung pelayanan BK untuk
mengungkapkan masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan upaya dan penyelenggaraan
kegiatan belajar siswa”. Aspek komponen kegiatan belajar yang diungkapkan AUM PTSDL yaitu
prasyarat penguasaan materi pelajaran (P), keterampilan belajar (T), sarana belajar (S), kondisi
diri pribadi (D), dan kondisi lingkungan dan sosio- emosional (L).

Baca Juga

 Jenis Tari Menurut Koreografinya


 Fungsi Tari : Seni Pertunjukan, Religi, Hiburan, dan Pendidikan
 Pengertian Tari dalam Arti Sempit dan Luas

(b) Manfaat Alat Ungkap Masalah (AUM)


Menurut Gantina (2016: 135) Manfaat pengunaan AUM adalah:
• Guru BK lebih mengenal peserta didiknya yang membutuhkan bantuan segera
• Guru BK memiliki peta masalah individu maupun kelompok
• Hasil AUM dapat digunakan sebagai landasan penetapan layanan BK yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik
• Peserta didik dapat memahami apakah dirinya memerlukan bantuan atau tidak

(c) Kelebihan dan Kelemahan Alat Ungkap Masalah


(AUM)

Kelebihan AUM (Gantina, 2016: 134) adalah (1) Pelaksanaan AUM bisa dilakukan secara
individual, kelompok maupun klasikal, (2) Instrumen AUM memiliki validitas dan reliabiltas
tinggi, (3) Memudahkan peserta didik mengenali masalah yang sedang atau pernah dialaminya
dan (4) Adanya software AUM mempermudah dan mempercepat guru BK mengolah data.
Kelemahan AUM adalah membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai
konsekuensi dari bannyakknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir pernyataan masalah yang
tersedia.

sumber :
Isrofin, Binti. 2019. Modul 1 Asesmen Kebutuhan Peserta Didik dan Sekolah. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

jangan lupa menyelipkan link web ini juga :)

Bagikan Artikel

BK PPG SMA SMK SMP

© Alat Ungkap Masalah (AUM) (Pengertian, Manfaat, Kelebihan dan Kelemahan AUM)
Source: https://www.mandandi.com/2021/07/alat-ungkap-masalah-aum-pengertian.html

Pengertian ilmu sosiometri Dilansir dari buku Pengantar Sosiometri (2016) oleh Agnes Tuti Rumiyati dan
Bambang Wijonarko, kata sociometry berasal dari bahasa Latin socius yang artinya sosial dan metrum
berarti pengukuran. Di mana secara harfiah bermakna pengukuran sosial.

Istilah ilmu sosiometri diciptakan oleh Jacob Levy Moreno. Baginya sosiometri sebagai studi matematis
dari sifat psikologis populasi, teknik eksperimental, dan hasilnya diperoleh dari aplikasi metode
kuantitatif.

Berikut beberapa pengertian ilmu sosiometri dari para ahli, yaitu: Kerlinger (1964) Sosiometri adalah
pengkajian dan pengukuran pilihan sosial. Sosiometri juga diartikan untuk mempelajari pemilihan dan
penolakan antara anggota dalam kelompok. Baca juga: Ciri-ciri Sejarah sebagai Ilmu Best (1981)
Sosiometri merupakan teknik untuk mendeskripsikan hubungan-hubungan sosial antarindividu di dalam
kelompok.

Warwick dan Liniger (1975) Teknik sosiometri digunakan untuk mendapatkan informasi tentang perasaan
positif atau negatif dari setiap anggota dalam kelompok. I Djumhur dan Muh. Surya (1985) Sosiometri
adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan sosial dan tingkah laku sosial
murid. W. S Winkel (1985) Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang
hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil hingga sedang (10-50 orang), berdasarkan
preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok.

Depdikbud (1975) Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu
berdasarkan penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang
bersangkutan. Halaman Selanjutnya Berdasarkan konsep dan definisi para… Halaman: 1 2 Show All
Berikan Komentar Kirim Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU
ITE Tag ilmu sosiometri adalah pengertian sosiometri menurut para ahli ruang lingkup ilmu sosiometri
tahapan teknik sosiometri tujuan ilmu sosiometri Lihat Skola Selengkapnya Pengaruh Perkembangan Ilmu
dan Teknologi Terhadap Perubahan Ruang Bahaya Ilmu Biologi dan Bioetika Pengertian Ilmu Ekonomi
dan Kegunaannya Peranan Ilmu Kimia dalam Bidang Kedokteran Apa Itu Teori Pengurangan
Ketidakpastian dalam Ilmu Komunikasi

terhadap Jokowi Goenawan Mohamad Ungkap Kekecewaan ke Jokowi, Sebut Gibran Didesain untuk
Perpanjangan Kekuasaan Temuan-temuan Ganjil MKMK: Gugatan Tak Bertanda Tangan hingga Dugaan
Kebohongan Anwar Usman PPP Sepakati Pernyataan Sekjen PDI-P, Para Ketum Parpol Dipegang Kartu
Trufnya untuk Dukung Gibran Cawapres KOMENTAR Mungkin Anda melewatkan ini Parts of Body,
Mengenal Bagian Tubuh dalam Bahasa Inggris Pengertian Kebijakan Moneter, Tujuan, dan Jenis-jenisnya
Sistem Ekonomi Pasar: Pengertian, Ciri-ciri, Kelebihan dan Kelemahannya BUMN: Pengertian, Sifat
Usaha, dan Bentuknya Ciri-ciri, Kekuatan, dan Kelemahan Sistem Ekonomi Komando Close Ads

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengertian Ilmu Sosiometri, Ruang Lingkup dan
Tujuannya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/05/150000369/pengertian-
ilmu-sosiometri-ruang-lingkup-dan-tujuannya.

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6

Berdasarkan konsep dan definisi para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu sosiometri merupakan alat
untuk mengukur, metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial, pilihan-pilihan, dan
sebagainya. Baca juga: 5 Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Kimia Ruang lingkup Ruang lingkung ilmu
sosiometri terdiri dari beberapa tahap, sebagai berikut: Penentuan kriteria Penentuan pilihan oleh individu
selalu berdasarkan pada kriteria. Bisa berupa kriteria subyektif, maupun obyektif dengan kesadaran.
Pembuatan alat ukur Alat ukur dalam sosiometri berupa daftar pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang
digunakan untuk mengetahui pemilihan seseorang termasuk alasan dalam pemilihannya. Pembuatan
sosiomatriks Data sosiometri yang dikumpulkan menggunakan instrumen kuesioner ditampilkan dalam
bentuk tabel atau matriks dari pilihan-pilihan setiap orang. Tabel matriks disebut Sosiomatriks. Pembuatan
sosiogram Sosiometrik juga dapat disajikan dalam bentuk diagram atau gambar. Ketika anggota kelompok
diminta memiliki satu sama lain berdasarkan kriteria tertentu, setiap orang dalam grup dapat memilih dan
menjelaskan mengapa dia memilih pilihannya. Gambar peta hasil hubungan-hubungan sosiometri disebut
dengan Sosiogram. Baca juga: Pengertian Ilmu Ekonomi dari Para Ahli Analisis indeks Terdapat tiga
analisis data sosiometri, yaitu dengan sosiomatriks, sosiogram, atau indeks. Analisis indeks merupakan
metode untuk mengukur distribusi maupun kecenderungan masalah hubungan-hubungan sosial dalam
suatu kelompok. Tujuan ilmu sosiometri Dikutip dari buku Model Penilaian Kelas Online Pada
Pembelajaran Matematika (2020) oleh Dra. Yeti Ariani dan teman-teman, tujuan dari sosiometri adalah:
Mengetahui pola dan struktur hubungan antara individu-individu dalam suatu group. Untuk
mengumpulkan data mengenai hubungan sosial dan tingkah laku sosial peserta didik. Untuk menemukan
dan mencatat relasi aktif daripada struktur kelompok tersebut, yaitu pola saling tertarik dan bertujuan
untuk meneliti hubungan sosial antara peserta didik di dalam suatu kelompok. Untuk mengetahui kendala
yang ada di dalam kelompok dan menganalisis tingkat kohesi antara berbagai komponen dari kelompok
yang sama. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari
bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link
https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di
ponsel.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengertian Ilmu Sosiometri, Ruang Lingkup dan
Tujuannya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/05/150000369/pengertian-
ilmu-sosiometri-ruang-lingkup-dan-tujuannya?page=2.
Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6

Anda mungkin juga menyukai