Anda di halaman 1dari 11

OBSERVASI, WAWANCARA, DAN ANGKET

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Evaluasi Pembelajaran

Dengan dosen pengampu :


Dedeh Kurniasih, S.Pd, M.Si

Disusun oleh :
HetyAnggraini (161620453)

Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Pontianak
2018
OBSERVASI

OBSERVASI MENURUT KERANGKANYA

1. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang sistematis, tentang
apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Bila pengamat mempunyai
kumpulan kategori aktivitas atau fenomena yang telah direncanakan sebelumnya
untuk dipelajari, hal tersebut merupakan studi observasional trstruktur. Format untuk
merekam observasi dapat didesain dan ditentukan secara khusus untuk tiap studi agar
sesuai dengan tujuan penelitian. Biasanya, hal semacam itu yang berkaitan dengan
ciri-ciri yang diminati, misalnya durasi dan frekuensi peristiwa, serta aktivitas tertentu
yang mendahului dan mengikutinya, dicatat. Kondisi lingkungan dan perubahan
dalam situasi juga dicatat. Jika dianggap relevan. Perilaku responden yang relevan
dengan tugas, emosi yang mereka rasakan, komunikasi verbal dan nonverbal, dan
sebagainya dicatat. Ada beberapa hal yang pelu diperhatikan pada observasi
terstruktur yaitu:
a) Isi pengamatan, observasi lebih sempit dan terarah
b) Mencatat pengamatan, cara mencatat pengamatan tidak mempunyai standar
tertentu.
c) Meningkatkan reliabilitas pengamatan, dengan cara menjaga beberapa hal yang
mempengaruhi error suatu pengamatan.
d) Hubungan antara pengamat dan yang diamati.
Contoh observasi terstruktur :

LEMBAR OBSERVASI
PENGUASAAN KETERAMPILAN KOOPERATIF SISWA

Hari/Tgl : Nama Guru :


Waktu : Materi Pelaj :
Siklus ke : Pertemuan ke :
PETUNJUK:
1. Berdirilah di tempat yang memudahkan anda melakukan pengamatan, tanpa
mengganggu proses pengamatan.
2. Amati keadaan kelas secara umum tentang keterampilan kooperatif yang ditunjukkan
oleh siswa saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung.
3. Berilah tanda v pada kolom muncul/tidak sesuai kejadian yang muncul berlangsung
lalu beri skor dengan rentang 1 – 4 dengan kriteria (1= tidak muncul, 2 = muncul tapi
jarang, 3 = cukup sering muncul, 4 = sering muncul)
KEMUNCULA
SKOR
N N
KETERAMPILAN KOOPERATIF
O. MUNC TIDA 1 2 3 4
UL K
A. KETERAMPILAN KOOPERATIF TINGKAT
AWAL
1. Membuat kesepakatan dengan semua anggota
2. Menghargai kontribusi anggota lain
3. Mengambil giliran/berbagi tugas
4. Berada dalam kelompok
5. Berada dalam tugas
6. Mendorong partisipasi anggota lain
7. Mengundang orang lain untuk berbicara
8. Menyelesaikan tugas tepat waktu
9. Menghormati perbedaan individu
B. KETERAMPILAN KOOPERATIF TINGKAT
MENENGAH
1. Menunjukkan penghargaan dan simpati pada
orang lain
2. Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara
yang baik
3. Mendengarkan dengan aktif
4. Bertanya
5. Membuat ringkasan
6. Menafsirkan
7. Mengatur dan mengorganisir
8. Menerima tanggungjawab
9. Mengurangi ketegangan
C. KETERAMPILAN KOOPERATIF TINGKAT
MAHIR
1. Mengelaborasi
2. Memeriksa dengan teliti
3. Menanyakan kebenaran
4. Menetapkan tujuan kelompok
5. Berkompromi

..................................,
...............................
Keterangan: Pengamat,
1. tidak baik
2. kurang baik
3. cukup
4. baik .......................................

LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Nama Sekolah : Nama Guru :


Materi : Pertemuan ke :
Hari/tgl : Waktu :
Petunjuk:
Daftar pengelolaan pembelajaran berikut ini dibuat berdasarkan prinsip pembelajaran
kooperatif yang seharusnya dilakukan oleh guru di dalam kelas. Berikan penilaian dengan
menulis tanda v pada kolom yang sesuai.

Penilaian Pengamat
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4
A. PENDAHULUAN
1. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Memotivasi siswa
3. Mengaitkan pembelajaran
dengan pengetahuan awal
siswa
B. KEGIATAN INTI
1. Mempersiapkan materi pokok
yang mendukung tugas
belajar kelompok dengan cara
demonstrasi atau teks.
2. Mengatur siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar.
3. Membimbing siswa
mengerjakan LKS.
4. Mendorong dan membimbing
dilakukannya keterampilan
kooperatif oleh siswa seperti:
Mengajukan pertanyaan
Menjawab
pertanyaan/menanggapi
Menyampaikan ide/pendapat
Mendengarkan secara aktif
Berada dalam tugas
5. Mengawasi setiap kelompok
secara bergiliran.
6. Memberi bantuan kepada
kelompok yang
membutuhkan.
7. Memberikan resitasi/umpan
balik/evaluasi
C. PENUTUP:
1. Membimbing siswa membuat
rangkuman.
2. Mengumumkan
pengakuan/penghargaan.
3. Memberi tindak
lanjut/tugas/PR
D. PENGELOLAAN WAKTU
E. SUASANA KELAS:
1. Berpusat pada siswa.
2. Siswa antuasias
3. Guru antusias
..................................,
...............................
Keterangan: Pengamat,
1. tidak baik
2. kurang baik
3. cukup
4. baik .......................................

2. Observasi Tidak Terstruktur


Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak
tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan
peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baju, tetapi hanya berupa rambu-
rambu pengamatan. Studi observasi tidak terstruktur diklaim sebagai tanda penelitian
kualitatif. Invetigator dapat menyusun sekumpulan hipotesis sementara yang berlaku
sebagai panduan tentang siapa, kapan, dimana, dan bagaimana individu akan
mengobservasi. Setelah informasi yang diperlukan diobservasi dan dicatat selama
suatu periode waktu, polanya bisa ditelusuri, dan penemuan induktif kemudian dapat
membuka jalan untuk pengembangan teori selanjutnya dan pengujian hipotesis. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam observasi tidak berstruktur, yaitu:
a) Mencatat pengamatan, waktu terbaik mencatat pengamatan adalah ketika
kejadian sedang berlaku
b) Meningkatkanketepatanpengamatan, dengancaramenggunakan tape recorder,
kameradanpengamatlebihdarisatu orang
c) Hubunganantarapengamatdenganapa yang diamati.
d) Isi pengamatan, situasi pada saat pengamatan terus berubah
Contoh tidak terstruktur :
Misalnya dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara peneliti
belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh larena itu peneliti dapat melakukan
pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian
dibuat kesimpulan.

OBSERVASI MENURUT TEKNIS PELAKSANAANNYA

1. Observasi Langsung
Observasi langsung adalah pengamatan atau pencatatan yang dilakukan
terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observer
berada bersama objek yang diselediki.
Contoh observasi langsung :

Guru dapat mengamati peserta didik dalam laboraterium, apakah peserta didik
telah melaksanakan prosedur yang benar. Penilaian dengan observasi langsung
merupakan penilian real dan dapat dilakukan perbaikannya dengan segera, tingkat
keakuratannya lebih tinggi dan nyata. Kapankah dapat melakukan observasi langsung
dalam pembelajaran? Guru tidak perlu menyediakan waktu khusus untuk melakukan
observasi langsung. ia dapat melakukan observasi langsung ketika menjelaskan materi
pelajaran, membuat contoh, mempraktekkan materi, praktek laboreteium, dsb. Apakah
pembelajaran terjadi pada individu peserta didik?
2. Observasi Tidak Langsung
Observasi tidak langsung adalah pengamatan atau pencatatan yang dilakukan
tidak pada saat peristiwa terjadi.
Contoh tidak langsung :
Observasi kenakalan siswa dikelas, atau siswa yang tidur didalam kelas.
3. Observasi Partisipasi
Observasi Partisipasi adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh
observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan
diobservasi. Observer berlaku sungguh-sungguh seperti anggota dari kelompok yang
akan diobservasi. Apabila observer hanya melakukan pura-pura berpartisipasi dalam
kehidupan orang yang akan diobservasi tersebut dinamakan Quasi Partisipant
Observation. Dalam observasi partisipasi perlu diperhatikan beberapa hal untuk
meningkatkan kecermatan. Pertama adalah persoalan pencatatan yang harus dilakukan
diluar pengetahuan orang-orang yang sedang diamati.
Contoh Observasi Partisipasi

OBS PARTISIPAN

A. LOKASI DAN WAKTU OBSERVASI


1. Lokasi Observasi Dalam observasi ini penulis mengambil lokasi di SDN Singkalanyar
II yang berlokasi di Desa Singkalanyar, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk.
2. Pelaksanaan observasi Penulis telah melaksanakan observasi selama dua kali dengan
hari dan tanggal yang berbeda . Waktu yang digunakan yaitu :
Selasa, 18 Desember 2012
1. Perkenalan dan meminta izin untuk melakukan observasi.
2. Menyerahkan surat pengantar kepada Kepala Sekolah.
Kamis, 20 Desember 2012
1. Melakukan serangkaian wawancara dengan Kepala Sekolah SDN Singkalanyar II
serta melakukan study dokumentasi dengan para guru dan siswa siswi SDN
Singkalanyar II.
WAWANCARA (INTERVIEW)

Moleong (2006) mengemukakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud


tertentu, yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.
Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang
informan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang tidak memungkinkan untuk
ditemukan melalui observasi. Sugiyono (2005) menyatakan bahwa tujuan dilakukan
wawancara atau interview adalah untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang
informan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak
bisa ditemukan melalui observasi.
1. Wawancara Terpimpin/Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang telah tersusun, setiap responden diberi pertanyaan yang sama.
Sehingga orang lain (bukan pengkaji) dapat membantu mengambil data/melakukan
wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersusun, atau dapat juga
diartikan yaitu wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Wawancara terstruktur seringkali
disebut juga sebagai wawancara berstruktur. Contohnya, wawancara yang dilakukan
pembawa acara di stasiun televisi kepada pihak yang diwawancarai (pejabat, pemuka
masyarakat, ahli).
Contoh terpimpin/terstruktur :

Daftar Pertanyaan dan Jawaban dalam Wawancara dengan Guru Mengenai Model
Pembelajaran yang Digunakan Di Kelas

Narasumber : Ibu Br. Nadapdap (Mengajar Bidang Studi B. Indonesia)


Nama Sekolah : SMAN 2 Bandar Kab. Simalungun Prov. Sumatera Utara

Pertanyaan : Bagaimana keadaan kelas dan siswa tempat ibu mengajar?


Jawaban : Berdasarkan sistem kurikulum baru yang ditetapkan pemerintah, maka jumlah
murid disekolah kami masing-masing berjumlah 30 orang per kelas dan suasana
pembelajaran dikelas tergolong kondusif ketika PBM berlangsung.
Pertanyaan : Ketika melakukan PBM di kelas, apakah ibu menerapkan model
pembelajaran? Bila ya, model pembelajaran apa yang ibu terapkan?
Jawaban : Tentu saja setiap saya melakukan proses pembelajaran di kelas, saya selalu
menerapkan model pembelajarn agar proses pembelajaran lebih efektif dan semua siswa turut
aktif sehingga diharapkan dapat mencapai tingkat kompetensi yang diinginkan.
Model pembelajaran yang saya terapkan bagi siswa-siswi tergantung pada materi
pembelajaran yang saya berikan. Misalnya materi yang saya ajarkan adalah mengenai drama,
maka saya menerapkan model pembelajaran yang sifatnya demonstran atau drama. Kalau
materi yang saya ajarkan bersifat analisis dan teoritis maka saya biasanya menerapkan model
jigsaw.
Pertanyaan : Bagaimana langkah-langkah atau adakah langkah-langkah khusus yang ibu
lakukan ketika menerapkan model-model pembelajaran?
Jawaban : Penerapan model-model pembelajaran yang saya lakukan dikelas seperti
yang saya katakan tadi bergantung pada materi yang saya ajarkan dan tentunya langkah-
langkahnya pun bergantung pada model pembelajarannya. Langkah-langkahnya harus sesuai
dengan modelnya. Misalnya model jigsaw, saya pertama sekali membentuk dan membagi
kelompok yang heterogen dulu yang mana nantinya ada kelompok ahli dan ada kelompok
asal, saya mengkombinasikan antara siswa yang pandai, sedang dan kurang. Setelah itu saya
berikan materi pelajaran bagi masing-masing kelompok untuk didiskusikan kemudian,
masing-masing siswa dari dari kelompok asal saya gabungkan menjadi kelompok ahli yang
akan menjelaskan materi yang ia pelajari. Begitu seterusnya sampai semua siswa benar-benar
mengerti materi yang saya berikan.
Pertanyaan : Kesulitan atau kendala-kendala apa saja yang sering ibu temui saat pelajaran
berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran?
Jawaban : Kesulitan yang sering saya temui adalah ada dari dua sisi. Yang pertama itu
dari siswanya dan kemudian dari sarana dari sekolah yang kurang memadai. Dari sisi siswa
misalnya masih ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri ketika mengikuti
pembelajaran atau malu-malu kalau misalnya bergabung dengan teman-temannya yang lain,
mungkin karena tidak terbiasa dengan diskusi diluar kelas sehingga ada beberapa siswa yang
agak canggung dan kebingungan ketika saya menerapkan model pembelajaran tertentu. Pola
pikir siswanya masih banyak yang terlalu monoton atau kurang cepat menangkap pelajaran
sehingga kadang-kadang membutuhkan waktu lama untuk menerapkannya karena waktu
pembelajarannya rata-rata hanya 2x45 menit, dengan kata lain, waktu untuk menerapkan
model itu saya rasa kurang karena memang membutuhkan waktu yang agak lama. Kalau dari
segi sarana dan prasaran mungkin karena sekolah kami belum termasuk ditengah kota besar
sehingga fasilitasnya pun masih kurang memadai sehingga cukup menyulitkan ketika saya
ingin menerapkan beberapa model pembelajaran tertentu. Misalnya kurang tersedianya
infokus ketika ingin mendemonstrasikan mata pelajaran yang saya bawakan.
Pertanyaan : Bagaimana rata - rata kemampuan siswa dalam menerima materi
pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran?
Jawaban : Kemampuan rata-rata siswa yang saya ajarkan masih tergolong
biasa-biasa saja karena mungkin pola pikirnya belum luas dan kurang
berkembang, tidak seperti di kota jadi tidak semua materi yang saya ajarkan
dapat diterima dengan maksimal
Pertanyaan : Bagaimanakan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model -
model pembelajaran?
Jawaban : Prestasi belajarnya masih tergolong biasa -biasa saja artinya
kebanyakan siswa masih didominasi oleh siswa -siswa yang kurang dapat
menyerap pelajaran dengan maksimal sehingga hasil akhir seperti ujiannya pun
kurang memuaskan dan masih jauh dari apa yang saya harapkan. Mungkin karena
memang masih terlalu mendaerah sekolahnya jadi para siswa masih banyak yang
kurang memanfaatkan teknologi pad a hal ada banyak hal yang bisa didapat dari
internet misalnya untuk menambah wawasan diluar dari model pembelajaran
yang saya lakukan. Dengan kata lain bahwa prestasi belajar itu tidak melulu
ditentukan oleh model pembelajaran, tergantung bagaimana keefekt ivan dan
kreativitas siswa itu dalam mengembangkan wawasannya.
Pertanyaan : Pernahkan para siswa mengeluh tentang penerapan model -model
pembelajaran yang ibu terapkan?
Jawaban : Tidak pernah. Mereka cenderung menurut saja dengan berbagai
model-model pembelajaran yang saya berikan.
Pertanyaan : Apa rencana ibu kedepannya untuk lebih memotivasi dan
meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model -model pembelajaran?
Misalnya apakah ibu akan berinovasi dalam penerapan model -model itu?
Jawaban : Ya tentunya saya akan terus berusaha untuk mengembangkan
model-model pembelajaran yang cocok untuk siswa -siswa saya. Saya selalu
memantau sampai sejauh mana keefektivan model -model pembelajaran yang
telah saya terapkan. Dan tentunya akan ada inovasi yang akan saya ter apkan
kemudian yang saya kondisikan dengan siswa.
2. Wawancara Tidak Terstruktur (Bebas)
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana pengkaji
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancaranya berupa garis-garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden. Pertanyaan dapat
berkembang sesuai dengan kemampuan pewawancara untuk menggali informasi yang
lengkap dari responden. Dalam melakukan wawancara antara pengkaji dengan
responden akan terjadi kontak pribadi, oleh karena itu harus pengambil data harus
memahami situasi dan kondisi responden. Artinya wawancara bebas yaitu wawancara
yang susunan pertanyaannya tidak ditentukan lebih dahulu dan pembicaraannya
tergantung kepada suasana wawancara. Contohnya, wawancara yang dilakukan
seorang wartawan dengan artis atau pejabat pemerintah.
Contoh tidak terstruktur (bebas):
Menurut Bapak, bagaimana kondisi pendidikan kita saat ini?
1. Apa saja yang menjadi faktor penghambat pendidikan kita?
2. Apa saja yang menjadi faktor pendorong pendidikan kita?
3. Apa saja permasalahan yang terjadi di pendidikan kita?
4. Apakah pendidikan sudah berjalan dan berfungsi sebagaimana mestinya?
5. Bagaimana kita menentukan standart pendidikan yang bagus untuk kita?
6. Apa harapan atau cita-cita Bapak dalam dunia pendidikan?
7. 10 tahun kedepan, perubahan apa yang bisa kita lakukan dalam pendidikan kita?
8. Bagaimana kiat-kiat mendukung pendidikan kita?
9. Bagaimana kompetensi lulusan kita dalam dunia kerja?

KUISIONER (ANGKET)

Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang paling sering digunakan
oleh peneliti/pengkaji program karena dipandang efektif dan efisien. Angket sangat cocok
digunakan untuk responden yang jumlahnya sangat banyak serta wilayah penelitiannya
sangat luas. Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan angket tertutup.
1. Angket Terbuka
Angket terbuka (angket tidak berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam
bentuk pertanyaan terbuka sehingga responden dapat memberikan isian jawaban
sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Contoh angket terbuka:
1) Bagaimanakah pendapat Anda tentang diadakannya program Desa Vokasi di
tempat tinggal Anda?
2) Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan pada program
Desa Vokasi yang diselenggarakan di tempat Anda?
2. Angket Tertutup
Angket tertutup (angket terstruktur) adalah angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa, responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai
dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (X) atau tanda check
list (√).
Contoh angket tertutup
Angket tertutup yang pengisiannya cukup dengan menggunakan tanda silang (X).
Berilah tanda silang pada pernyataan berikut.
1) Apakah anda memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah?
a. Ya b. Tidak
2) Berapa lama biasanyaandabelajar di rumah?
a. 1 jam b. 2 jam c. 3 jam
3) Apakah waktu tersebut anda rasa cukup?
a. Ya b. Tidak
Angket tertutup yang pengisiannya cukup dengan menggunakan tanda check list
atau centang (√).
Berilah tanda check list atau centang (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai
dengan kondisi Anda.
1) Jenis kelamin Anda ….
Laki-laki Perempuan
2) Status pernikahan Anda ….
Belum kawin Duda/janda
Kawin
DAFTAR PUSTAKA

https://brainly.co.id/tugas/1047552

https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/macam-macam-observasi/

http://meldasyahputri.blogspot.com/2015/11/pengertian-dan-jenis-jenis-angket.html

http://www.academia.edu/11175380/Metode_Pengumpulan_Data_Observasi

Anda mungkin juga menyukai