Anda di halaman 1dari 14

Bahasa dan Sastra Indonesia

MENGANALISIS NOVEL (menganalisis magna Pragmatis, kalimat


berita, perintah, tanya, kalimat perintah dari seruan)

Judul Novel : ALVASKA

Penulis : MATCHARAY

Jumlah Halaman : 396 halaman.

Penerbit : COCONUT BOOKS

Cetakan Ketiga, Juni 2021

Oleh : Tiara.M.Linya & Trifena.Y.Mone


Bab 1

 Makna Pragmatik : Seorang gadis cantik yang hancur karena kehilangan seseorang
yang begitu dicintainya tepat pada bulan purnama. Kana kehilangan tunangannya
karena kecelakaan mobil, ia pergi ke sebuah bukit untuk meluapkan rasa sedihnya,
sepulangnya dari tempat itu Kana bertemu dengan seorang cowok yang hampir saja
menabraknya, namanya Alvaska.
 Kalimat Berita : paragraf 16 “Nih, lo sentuh dada gue kalau lo nggak percaya, gue
punya hati, kok!”
 Kalimat Perintah : paragraf 15 “Diam lo”
 Kalimat Tanya : paragraf 17 “Apa lagi, sih?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 20 “Nggak usah baper!”

Bab 2

 Makna Pragmatik : Seorang anak laki-laki yang sejak kecil kurang mendapat kasih
sayang seorang ayah menjadi sangat bebal ketika beranjak dewasa. Alvazka selalu
mendapat perlakuan berbeda dengan Alzaska sejak ia kecil, ia sering mendapat
kekerasan dari ayahnya sehingga membuatnya menjadi seorang yang pembangkang.
 Kalimat Berita : paragraf 6 “Aku sudah sembuh, kok. Jangan khawatir.”
 Kalimat Perintah : paragraf 12 “Pergi.”
 Kalimat Tanya : paragraf 8 “Lo lupa atau pura-pura nggak ingat?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : -
Bab 3
 Makna Pragmatik : Alvaska dan Kana tidak sengaja bertemu kembali pada saat Kana
pergi dari rumah karena bertengkar dengan ayahnya. Alvaska mengajak Kana untuk
mati bersama ketika Kana berkata ingin mati, rupanya keduanya punya keinginan
yang sama yaitu mati.
 Kalimat Berita : paragraf 4 “Gue nggak bawel!”
 Kalimat Perintah : paragraf 1 “Keluar”
 Kalimat Tanya : paragraf 3 “Kamu lihat adik kamu, kan, Al? Dia begitu berprestasi di
sekolah. Sedangkan kamu? Apa yang bisa dibanggakan dari diri kamu, Alva?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 2 “Nggak usah lihat-lihat gue!”
Bab 4

 Makna Pragmatik : Kana tengah dikejar oleh beberapa anggota geng motor yang
memiliki dendam padanya, pada saat itu juga Alvaska yang tidak sengaja melihat itu,
ikut mengejar mereka dengan motornya dan memnolong Kana yang akan dipukuli.
 Kalimat Berita : paragraf 15 “Nggak usah sok jago di jalanan tadi. Kemampuan lo
masih di bawah gue,”
 Kalimat Perintah : paragraf 17 “Mending lo main Barbie aja”
 Kalimat Tanya : paragraf 10 “Halo, Za, ada apa?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 25 “Cabut!”

Bab 5

 Makna Pragmatik : Kana masih bersedih atas kematian Devan, hari itu ia bersedih
sambil mengingat kenangannya bersama Devan, hari yang sama Alvaska sedang
melajukan motornya di jalan raya, karena melamun dia hampir saya menabrak
seorang anak laki-laki, reflek saja Alvaska memarahi anak itu, namun yang tidak ia
ketahui adalah anak itu buta sehingga Alvaska tidak jadi memarahinya. Akibat
kejadian itu jatung Alvaska berdetak tidak beraturan membuatnya kesakitan.
 Kalimat Berita : paragraf 3 “Gue sayang lo.”
 Kalimat Perintah : paragraf 8 “Tunggu.”
 Kalimat Tanya : paragraf 10 “Gue nggak apa-apa. By the way, nama lo siapa?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : -

Bab 6

 Makna Pragmatik : Kana memiliki 2 orang sahabat, namun salah satunya telah
meninggal dunia, hingga tersisalah 1 sahabatnya yang selalu ada untuknya setelah
kematian Devan. Kana dipertemukan kembali dengan Alvaska ketiga Kana dipanggil
gurunya ke UKS, disana Kana melihat Alvaska yang tengah terbaring karena
lengannya terluka.
 Kalimat Berita : paragaraf 6 “Lo itu sahabat gue sejak kecil, Ga. Gue nggak mungkin
benci sama sahabat gue sendiri.”
 Kalimat Perintah : paragraf 13 “Jangan tatap gue.”
 Kalimat Tanya : paragraf 4 “Kenapa, Va? Kenapa?!”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 6 “Gua bilang lepas!”
Bab 7
 Makna Pragmatik : Alvaska adalah salah satu anak pemilik sekolah Alantra yang
mana adalah sekolah Alvaska. Kana sedang menunggu taxi onlinenya didepan
sekolahnya ketika Alvaska dan Queenza lewat dengan mobil mereka, Queenza adalah
sepupu Kana dan sekaligus sahabat Alvaska. Queenza dengan senang hati
menawarkan Kana agar pulang bersama, ditambah cuaca yang sebentar lagi akan
hujan, namun Alvaska tidak mengijinkannya dan meninggalkan Kana. Setelah
mengantar Queeza, hujan tiba-tiba turun dan membuat Alvaska teringat Kana yang
tadi ia tinggal, karena rasa bersalah ia kemudian pergi menjemput dan mengantar
Kana pulang.
 Kalimat Berita : paragraf 3 “Gua baik-baik aja.”
 Kalimat Perintah : paragraf 5 “Cukup,”
 Kalmat Tanya : paragraf 6 “Lo punya mata?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : -

Bab 8

 Makna Pragmatik : Kana tidak mengira tetangga barunya adalah Alvaska dan
keluarganya. Hari itu ibu menyuruh Kana untuk mengantarkan sup kepada tetangga
baru, dengan senang hati Kana melakukannya, ketika bertemu dengan pemilik rumah,
tante Zila, Kana menjelaskan maksud dan tujuannya, kemudian tante Zila
mengajaknya untuk masuk dan mengobrol, saat itulah sosok Alvaska muncul di ruang
tamu dengan keadaan tangan terluka, tante Zila yang berniat untuk mengobati
Alvaska dicegat oleh Alvaska karena ia ingin Kana yang mengobatinya.
 Kalimat Berita : paragraf 4 “Gue cuma mau bilang... tau, nggak? Hati gue sakit saat lo
suruh gue pergi dan tinggalin lo berdua bareng cewek lain.”
 Kalimat Perintah : paragraf 1 “Kana, tolong obati lukanya Alva, ya.”
 Kalimat Tanya : paragraf 3 “Kenapa lo? Salting ?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 3 “Alva! Keluar lo!”

Bab 9

 Makna Pragmatik : Pagi itu di sekolah, Kana bertemu dengan saudara kembar
Alvaska, yaitu Alzaska mereka berbincang dengan asik hingga mereka mengakhiri
percakapan itu. Ketika pulang, Kana bertemu dengan Reyfan, teman masa kecilnya,
saat itu juga Alvaska muncul dan membuat sedikit keributan dengan Reyfan, pasalnya
Alvaska sangat membenci Reyfan karena Reyfan telah merusak masa depan orang
yang sangat Alvaska sayang, yaitu Bianca.
 Kalimat Berita : paragraf 5 “Dengar, ya, satu-satunya cowok di hati gue itu hanya
Devan. Devano Alexa,”
 Kalimat Perintah : paragraf 4 “Alva... bangun...”
 Kalimat Tanya : paragraf 8 “Lo nggak apa-apa, Rey?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 16 “Kanara. Masuk ke kamar kamu
sekarang!”

Bab 10

 Makna Pragmatik : Sepulang sekolah, Alvaska pergi ke sebuah club malam untuk
melepaskan segala pikirannya, itu adalah sisi buruk dari sosok Alvaska. Ia memilih
pergi ke club malam untuk melepaskan segala beban pikirannya itu, ia tiba-tiba
mengingat kenangan buruknya saat kecil sehingga membuatnya sangat frustasi dan
marah. Hari berikutnya Alvaska yang masih dalam mood yang kurang baik terlibat
masalah kecil dengan Kana, Kana yang marah karena Alvaska tidak mau meminta
maaf padanya menendang dan memukul Alvaska, hal itu tentu membuat Alvaska
marah apa lagi disaat mood yang kurang baik, Alvaska kemudian balas memukul dan
menendang Kana hingga tersungkur dan membuat punggungnya terluka.
 Kalimat Berita : paragraf 4 “Papa nggak peduli, asal kamu tau,”
 Kalimat Perintah : paragraf 2 “Nggak usah berisik.”
 Kalimat Tanya : paragraf 5 “Ada apa, sih, Pak?”
 Kalimat Perintah dari Seran : paragraf 12 “Kana, Awas!”

Bab 11

 Makna Pragmatik : Alvaska yang berlagak tidak peduli, ternyata menyimpan rasa
khawatir pada Kana yang sedang mendesis kesakitan di UKS. Ia pun membawa Kana
ke rumah sakit untuk dirawat.
 Kalimat Berita : paragraf 5 “Pundaknya luka gara-gara Alva.”
 Kalimat Perintah : paragraf 3 “Keluar,”
 Kalimat Tanya : paragraf 21 “Kenapa?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 26 “Minum!”
Bab 12

 Makna Pragmatik : Sepulang sekolah pda sore hari Alvaskan mengumpulkan anggota
geng mereka di basecamp utama yang tidak jauh dari SMA Alantra, mereka duduk
dan mengobrol tentang banyak hal bahkan yang tidak penting sekalipun. Hari itu
Kana diintrogasi oleh Gara dengan banyak pertanyaan tentang luka yang Kana
dapatkan.
 Kalimat Berita : paragraf 5 “Gue punya firasat kalau Geng Motor Lockstaer bakal
serang sekolah lagi tahun ini.”
 Kalimat Perintah : paragraf 9 “Udah, udah.”
 Kalimat Tanya : paragraf 10 “Reason?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 1 “Kasih pertanyaan yang susah, Zi!”

Bab 13

 Makna Pragmatik : Saat Kana sedang berada dalam perjalanan pulang, tiba-tiba pak
sopir mengerem mobil yang ia tumpangi, di depan jalan mereka terdapat anak-anak
geng motor yang sedang twuran, Kana mengenal salah satu dari mereka, Alvaska, ia
kemudian bergegas turun untuk menghentikan Alvaska. Hari berikutnya, Alvaskan
dan teman-temannya sedang dalam pertandingan basket, namun ditengah
pertandingan itu tiba-tiba saja Alvaska jatuh sambil memegang dadanya dan menjerit
kesakitan, tidak lama kemudian ia jatuh tidak sadarkan diri.
 Kalimat Berita : Paragraf 3 “Ada gerombolan anak geng motor tawuran di depan
jalan,”
 Kalimat Perintah : paragraf 10 “Jangan pernah ngomong gitu lagi.”
 Kalimat Tanya : paragraf 6 “Kenapa kamu dorong Alva?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 5 “Alva, berhenti!”

Bab 14

 Makna Pragmatik : Alvaska dilarikan ke rumah sakit setelah ia jatuh kesakitan pada
saat pertandingan basket, setelah sampai di rumah sakit dokter Ryan memberinya
perawatan dan mengatakan bahwa Alvaska tidak apa-apa, lalu Fadel mengirimi Kana
pesan meminta tolong untuk membawakan tas Alvaskan ke rumah sakit karena
didalamnya terdapat benda penting.
 Kalimat Berita : paragraf 2 “Sahabat kamu baik-baik saja, Raga.”
 Kalimat Perintah : paragraf 11 “Jangan tinggaln Alva....”
 Kalimat Tanya : paragraf 15 “Ta-takut?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 38 “Diam, Alva!”

Bab 15

 Makna Pragmatik : Alvaska meminta Kana untuk menemaninya di rumah sakit dan
dua hari setelah itu Alvaskan sudah kembali membaik. Kana sendiri dimintai tolong
oleh tantenya untuk menjaga keponakannya. Alvaska yang sudah membaik mulai
kembali sibuk dengan geng motornya, saat pulang Alvask terkejut oleh seorang
wanita yang dikenalkan ibunya sebagai calon istrinya.
 Kalimat Berita : paragraf 13 “Oke. Sebenarnya, puisi ini gue ciptain buat cewek yang
pernah gue sia-siakan dua tahun lalu.”
 Kalimta Perintah : paragraf 7 “Bacain gue satu puisi. Tentang apapun.”
 Kalimat Tanya : paragraf 2 “Mommy! Daddy! Kapan Pulang?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 6 “Diem lo, pantat panci!”

Bab 16

 Makna Pragmatik : Alvaska yang baru aja pulang dan mendapatkan berita bahwa ia
akan segera dinikahkan langsung membantah kedua orang tuanya, dan menolak
rencana pernikahan itu di depan oarang tuanya dan dan keluarga calon istrinya itu.
 Kalimat Berita : paragraf 8 “Pernikahan kamu dan Claudia akan digelar besok lusa, di
Hotel Allergan.”
 Kalimat Perintah : paragraf 2 “Sini kamu!”
 Kalmat Tanya : paragraf 6 “Masih berani membantah?”
 Kalimta Perintah dari Seruan : paragraf 4 “Diam di situ, Alvaska!”

Bab 17

 Makna Pargmatik : Kana binggung dengan perubahan sikap Gara, sahabatnya yang
tidak lagi cengeng seperti dulu, ternyata Gara berubah karena dua hari lalu ia baru
saja putus dengan Sena, selain itu ia berubah karena ia juga ingin melindungi Kana.
Di sisi lain, Alvaska tengah meratapi nasib di dalam kamarnya dan menatap nanar
cicin tunangan yang sudah tersemat di jarinya dengan inisial “C”.
 Kalimat Berita : paragraf 4 “Lo beda. Lo... berubah”
 Kalimat Perintah : paragraf 6 “Kalau gitu mulai hari ini lo harus jadi kuda pelindung
gue.”
 Kalimat Tanya : paragraf 7 “Lo mau ikut gue ke kelab, nggak, malam ini?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 21 “Berengsek, lepasin gue!”

Bab 18

 Makna Pragmatik : Saat ini Kana sedang bersedih di kamarnya, sudah empat hari ia
tidak keluar kamar, karena masih teringat kejadian dimana ia kehilangan
kehormatannya sebagai perempuan. Alvaska sebagai pelaku yang melakukannya
menjadi merasa bersalah dan itu membuat mood nya buruk seharian.
 Kalimat Berita : paragraf 3 “ Mau jemput lo ke sekolah. Sasa sama Dara juga ada di
bawah.”
 Kalimat Perintah : paragraf 17 “Pergi.”
 Kalimat Tanya : paragraf 19 “Lo nggak apa-apa?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 13 “Tangkap, Va!”

Bab 19

 Makna pragmatik : Pertemuan antara Alastair dan Kana melalui peristiwa penculikan
yang dilakukan oleh Alastair sendiri. Dalam penculikan itu, Alastair menceritakan
bagaimana ia bisa memiliki hubungan keluarga dengan Alvaska.
 Kalimat Berita : paragraf 23 “Alvaska dan Alzaska, mereka adik gue. Kami bertiga
terlahir dari rahim yang berbeda”
 Kalimat Perintah : paragraf 13 “Lepasin gue”
 Kalimat Tanya : paragraf 10 “Apa mau lo?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 34 “Turun!”

Bab 20

 Makna Pragmatik : Perkelahian antara Alastair dan Alvaska untuk menyelamatkan


Kana. Akibat dari perkelahian itu, Alvaska mendapat luka tusuk karena Alastair
menggunakan benda tajam. Ditambah tembakan dari sosok Derren yang tiba-tiba ikut
muncul membuat Alvaska mendapat luka tembak di area punggungnya dan Kana ikut
terluka di bagian kaki kirinya.
 Kalimat Berita : paragraf 2 “Aku, Alastair. Kakak kamu”
 Kalimat Perintah : paragraf 49 “Alva, buka mata lo.”
 Kalimat Tanya : paragraf 1 “Lo benar-benar mau mati?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 10 “Gue bilang lepasin gue!”
Bab 21
 Makna Pragmatik : Kana memaksakan diri untuk mengantar Alvaska ke rumah sakit,
namun mereka mengalami kecelakaan tambahan sehingga membuat mereka
mengalami koma dan kritis.
 Kalimat Berita : paragraf 5 “Dia... baik-baik aja.”
 Kalimat Perintah : paragraf 9 “Lo pergi aja.”
 Kalimat Tanya : paragraf 1 “Gimana kondisi Alva, Dok?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : -

Bab 22

 Makna Pragmatik : Alvaska dan Kana baru saja pulih setelah 2 minggu koma dan
kritis. Kana melihat Alvaska yang rela menyelamatkannya, teringat sosok Devan dan
membuatnya kangen pada Devan.
 Kalimat Berita : paragraf 7 “Kana baik-baik aja. Raga bilang, dia udah sadar”
 Kalimat Perintah : paragraf 6 “ Pe-pergi.”
 Kalimat Tanya : paragraf 3 “Kenapa nggak mungkin?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 11 “Panggil dokter, Zi!”

Bab 23

 Makna Pragmatik : Alvaska siuman setelah tadi mendapat obat bius dari dokte, dia
dihampiri oleh Kana, keduanya berbincang kemudian Kana pergi dari kamar rawat
Alvaska, sedikit rasa sakit dirasakan Kana ketika tau Alvaska memiliki tunangan dan
akan segera menikah.
 Kalimat Berita : paragraf 8 “Raga lagi dirawat di ruang sebelah. Habis dicekik hampir
mati”
 Kalimat Perintah : paragraf 9 “Pikir sendiri”
 Kalimat Tanya : paragraf 3 “Jam berapa, Kan?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 12 “Nggak usah ikuti gue!”

Bab 24

 Makna Pragmatik : Pernikahan Alvaska dan tunangannya berlangsung dan hampir


saja berakhir dengan baik, namun digagalkan oleh Nathan, kakak Kana yang datang
dan langsung memukul Alvaskan dan membeberkan fakta bahwa Kana sedang
mengandung anak dari Alvaska. Akhirnya pernikahan itu dibatalkan dan menjadi
pernikahan anatara Alvaska dan Kana.
 Kalimat Berita : paragraf 47 “Gua sakit, Ka.”
 Kalimat Perintah : paragraf 3 “Keluar.”
 Kalimat Tanya : paragraf 8 “Maksud lo?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 13 “BERHENTI!!!”

Bab 25

 Makna Pragmatik : Alvaska dan Kana mulai menjalani hari sebagai pasangan suami
istri, namun Alvaska sendiri masih memperhatikan Bianca, seorang gadis yang sedang
dirawat di rumah sakit, memang bagi Alvaska, Bianca sangat berharga dan begitu
mengutamakan Bianca, karenanya Alvaska meninggalkan Kana sendirian di rumah.
 Kalimat Berita : paragraf 9 “Bianca. Namanaya Bianca”
 Kalimat Perintah : paragraf 5 “Lo punya tangan. Buka sendiri”
 Kalimat Tanya : paragraf 1 “Bagaimana kondisi pasien, Dok?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : -

Bab 26

 Makna Pragmatik : Kana dan Alvaska kembali bersekolah seperti biasanya, Alvaska
sibuk latihan basket bersama teman-temannya, sementara Kana sibuk berbincang
dengan Gara, namun perut Kana mulai terasa sakit dan mual sehingga ia harus berada
di ruang UKS, ketika keluar keluar dari ruang UKS, Kana bertemu dengan Alvaska
yang sedang mengantar Nada yang terluka, Alvaska berhenti begitu melihat Kana,
tiba-tiba Alvaska jatuh dan terbatuk keras hingga darah keluar dari mulutnya.
 Kalimat Berita : paragraf 11 “Gue Rama. Murid pindahan dari SMAN Satu Bangsa.”
 Kalimat Perintah : paragraf 21 “Keluar lo.”
 Kalimat Tanya : pargraf 7 “Lo nggak apa-apa?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : -

Bab 27

 Makna Pragmatik : Kana dan Alvaska sedang berbicara mengenai penyakit Alvaska
yang membuat hidupnya tidak lama lagi, setelah kemarin terbatuk di sekolah, alih-alih
ke rumah sakit, Alvaska milih untuk pulang dan istirahat. Esok harinya sekolah dibuat
gaduh oleh Bianca yang menerobos masuk ke sekolah dengan pakaian pasien,
nampaknya ia kabur dari rumah sakit untuk menemui Alvaska di sekolah.
 Kalimat Berita : paragraf 6 “Jelas-jelas itu urusan gue. Gue ini kakak lo, Va.”
 Kalimat Perintah : paragraf 2 “Beliin....”
 Kalimat Tanya : paragraf 5 “Janji?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 40 “BERHENTI, WOI!!!”

Bab 28

 Makna Pragmatik : Alvaska bermimpi buruk bahwa ia akan balapan motor dengan
Kana dan kehilangan Kana dalam balapan itu, mimpi itu membuatnya sadar betapa ia
sudah sangat menyakiti Kana dan ia sadar bahwa ia juga sangat mencintai Kana.
Alvaska pergi dari basecamp dan pulang, menemui Kana dan mengatakan
perasaannya dengan jujur pada Kana.
 Kalimat Berita : paragraf 51 “Gue Gabriella Anatasy, dan ini Kenzie, anak gue.”
 Kalimat Perintah : paragraf 12 “Jangan dekat-dekat gue.”
 Kalimat Tanya : paragraf 6 “Istirahat sana. Kalau lo pingsan, siapa yang mau
gendong?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 2 “Pergi lo!”

Bab 29

 Makna Pragmatik : Kana dan Alvaska mulai akur setelah saling jujur soal perasaan
masing-masing, Alvaska mulai semakin menyukai dan menjaga Kana. Pertandingan
basket melawan SMA Galaxi terulang lagi, Kana dan semua teman-teman Alvaska
mengkhawatirkan Alvaska, karena kejadian terakhir kali, Alvaska jatuh dan pingsan
saat bertanding, benar saja, saat pertandingan berlangsung Alvaska terbatuk keras.
Kini Alvaska sedang berada di kamar mandi sekolah, terbatuk dengan sangat keras
dan menggeluarkan darah yang sangat bayak, kondisinya semakin memburuk.
 Kalimat Berita : paragraf 2 “Gue mau jujur satu hal sama lo, Ka. Tentang Bianca, dia
bukan cewek gue.”
 Kalimta Perintah : paragraf 5 “Cabut.”
 Kalimat Perintah dari Seruan : Paragraf 3 “Alva... buka, woi!”

Bab 30
 Makna Pragmatik : Alvaska sangat mencintai Kana, keduanya kembali
mengungkapkan perasaan masing-masing saat keadaan disekolah tengah gaduh,
karena alaram kebakaran berbunti membuat semua prang berlari berhamburan.
Alvaska yang awalnya ingin segera mati, ia berubah pikiran.
 Kalimat Berita : paragraf 8 “Kayaknya, gue udah jatuh cinta sama lo, Ka.”
 Kalimat Perintah : paragraf 2 “Jangan digigit. Nanti luka.”
 Kalimat Tanya : paragraf 5 “Perlu aku gendong?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 3 “Lari ke lapangan! Jangan bawa apa-apa!”

Bab 31

 Makna Pragmatik : Kondisi Alvaska semakin memburuk, kini ia sangat ingin tetap
hidup, ia tidak mau meninggalkan Kana, namun tiba-tiba Kana mengucapkan hal
yang sebaliknya, Kana berkata apakah Alvaska mau mati bersama, Alvaska terheran
kata-kata itu keluar dari mulut Kana, kemudian Kana menceritakan bahwa sewaktu
Alvaska kecil, anak perempuan yang Alvaska ajak mati bersama adalah Kana.
Alvaska tidak lagi ingin mati, karena sekarang dia punya alasan untuk hidup.
 Kalimat Berita : paragraf 7 “Gadis kecil yang lo ajak mati delapan tahun lalu itu
memang gue.”
 Kalimat Perintah : paragraf 8 “Lepas.”
 Kalimat Tanya : paragraf 6 “Masih sebal?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 2 “Alvaska, ayo sisni!”

Bab 32

 Makna Pragmatik : Hari itu Alvaska bersama seluruh anggota geng nya, mengendarai
motornya dengan kecepatan tinggi menyusuri jalanan. Pukul dua pagi Alvaska dan
teman-temannya tidur terlentang diatas trotoar jalan. Alvaska mengatakan bahwa
hidupnya tidak akan lama lagi, itu membuat semua teman-temannya terkejut dan
memintanya untuk tidak mengatakan hal itu.
 Kalimat Berita : paragraf 2 “Gue bukan sinting, Ga, gue penyakitan!”
 Kalimat perintah : paragraf 12 “Jangan sentuh,”
 Kalimat Tanya : paragraf 1 “Apa maksud lo?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 8 “Tunggu!”
Bab 33

 Makna Pragmatik : Alvaska melepar jatuh tasnya dan membaringkan tubuuhnya ke


kasur, ia menatap langit-langit kamarnya sambil menekan dadanya yang terasa sakit,
nafasya makin sesah, ia duduk meluruskan tubuhnya agar bisa ngeatur nafas, detik
berikutnya ia batuk hingga mengeluarkan darah dan mengotori seragamnya, diwaktu
yang sama dokter Fahri meneleponnya, Alvaska berbohong bahwa dia baik-baik saja.
Alvaska bertengkar hebat dengan ayahnya saat ia hendak pergi dengan Kana, itu
membuat detak jantungnya tidak stabil dan akhirnya ia jatuh tidak sadarkan diri.
 Kalimat Berita : paragraf 6 “Sebenarnya pacar orang adalah pacar lo juga. Karena lo
adalah orang,”
 Kalimat Perintah : paragraf 3 “Cepat.”
 Kalimat Tanya : paragraf 2 “Ini... sakit, nggak?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 15 “Keluar kamu!”

Bab34

 Makna Pragmatik : Alvaska dilarikan ke rumah sakit oleh anggota geng nya, koriduor
rumah sakit di penuhi oleh anggota geng Alvazars yang khawatir pada ketua mereka.
Kana berada diantara para anggota geng, bersandar pada tembok begitu mencemaskan
Alvaska. Setelah Alvaska siuman, teman-temannya masuk dan menjenguknya,
mereka semua merawat Alvaska dan berusaha membuat kenangan sebanyak mungkin.
 Kalimat Berita : paragraf 16 “I love you. And i will always do, till death do us part.”
 Kalimat Perintah : paragraf 7 “Kamu punya kaki. Jalan sendiri.”
 Kalimat Tanya : paragraf 12 “Kenapa lo nangis?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 1 “Jangan ikut!”

Bab 35

 Makna Pramatik : Sudah dua hari Alvaska di rumah sakit dan Kana selalu
menemaninya, bukannya makin membaik, kondisi Alvaska terus memburuk. Alvaska
melihat Kana menangis disamping tempat tidurnya, Alvaska memintanya untuk tidak
menagis, Alvaska mencurahka isi hatinya bahwa ia tidak lagi ingin mati karena Kana
sudah merubahnya, Alvaska begitu bahagia karena memiliki Kana, lalu Alvaska
memeluk Kana, suara tangis Alvaska perlahan mulai memelan dan matanya mulai
terpejam. Dokter langsung datang begitu dipanggil, setelah mencoba menyelamatkan
Alvaska, dokter menyatakan bahwa Alvaska telah meninggal, semua orang yang ada
disitu kemudian menangis, tidak percaya dan tidak terima pada pernyataan itu.
 Kalimat Berita : paragraf 6 “Lo nggak cocok kelihatan sesakit ini, sumpah,”
 Kalimat Peritah : paragraf 4 “Jangan nangis.”
 Kalimat Tanya : paragraf 55 “Sekarang udah nggak sakit lagi, kan?”
 Kalimat Perintah dari Seruan : paragraf 49 “Alvaska, buka mata kamu!”

Anda mungkin juga menyukai