اللَّ ُه َّم انْ اف ْعناا ِباا اعلَّ ْمتا ناا اللَّ ُه َّم اع ِل ْمناا الَّ ِذي يا ْن افعُناا
اللَّ ُه َّم فا ِق ْهناا اوفا ِق ْه ا ْهلاناا اوقا اراباِة لاناا ِِف ِديْنِناا
ي مِ ل
ا ا ْع
ل ا بِ ر وا ْْلم ُد َِِّ
َلِل
ا ا ْا ا اْ
1
B. ADZAN DAN IQAMAH
1. Adzan
2. Iqamah
2
3. Doa Setelah Adzan & Iqamah
3
C. BACAAN SHALAT
1. Niat
4
2. Doa Iftitah
5
3. Surat Al Fatihah
5. Bacaan Ruku’
6. Bacaan I’tidal
6
7. Bacaan Sujud
7
11. Bacaan Salam
8
D. PERKARA DALAM SHALAT
1. Shalat Wajib dan Jumlah Raka’atnya
1) SUBUH : 2 Raka’at
2) DZHUHUR : 4 Raka’at
3) ‘ASHAR : 4 Raka’at
4) MAGHRIB : 3 Raka’at
5) ‘ISYA : 4 Raka’at
اللَّ ُه َّم اال تُ ْع ِط ِِن كِتا ِاِب بِ ِش ام ِاِل اواال ِم ْن اوار ِاء ظا ْه ِري
4) Menyapu sebagian kepala
10
ِ اح اف ْظ ي ِدي اعن مع
ك
اص ْي ا ْ اا اللَّ ُه َّم ْ ا
3) Berkumur – kumur
اج اعل ِِْن ِم ان الَّ ِذيْ ان يا ْستا ِمعُ ْو ان الْ اق ْو ال فا يا تَّبِعُ ْو ان
ْ اللَّ ُه َّم
سناة
ا ْح ا
7) Menyila – nyila janggut
8) Menyila – nyila jari tangan dan kaki
9) Mendahulukan anggota yang kanan
10) Muwalat ( beriringan )
6. Rukun Shalat
1) Niat ( beserta takbiratul ihram )
2) Takbiratul Ihram
3) Berdiri ( bagi orang yang kuasa )
4) Membaca Surat Al Fatihah
5) Ruku’
6) I’tidal
11
7) Sujud ( dua kali )
8) Duduk antara dua sujud
9) Tumakninah ( diam sejenak saat ruku’, i’tidal’ sujud dan duduk antara
dua sujud )
10) Duduk Tasyahud akhir
11) Membaca Tasyahud akhir
12) Shalawat kepada Nabi Muammad SAW
13) Salam pertama
14) Tertib
7. Sunnah Ab’adz Dalam Shalat
1) Duduk Tasyahud awal
2) Membaca Tasyahud awal
3) Berdiri saat Qunut
4) Membaca qunut ( saat subuh dan akhir witir pada pertengahan kedua
bulan ramadhan )
5) Shalawat kepada nabi dalam tasyahud awal dan qunut
6) Shalawat kepada keluarga nabi dalam tasyahud akhir dan qunut
8. Sunnah Hai’ah Dalam Shalat
1) Mengangkat kedua tangan saat takbiratul ihram
2) Mengangkat kedua tangan saat ruku’ dan bangun dari ruku’
3) Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri dan diletakkan diantara dada
dan pusat ( saat berdiri )
4) Membaca doa iftitah
5) Membaca ta’awuz
6) Mengeraskan suara pada tempatnya
7) Mengecilkan suara pada tempatnya
12
8) Membaca Amiin setelah selesai membaca Al Fatihah
9) Membaca Surat setelah membaca Al Fatihah
10) Membaca takbir setiap berpindah rukun ( serta membaca tahmid saat
bangun dari ruku’ )
11) Membaca tasbih pada ruku’ dan sujud
12) Membaca doa pada i’tidal dan duduk antara dua sujud
13) Duduk iftirasy pada semua duduk, kecuali duduk tasyahud akhir
14) Duduk tawarruk saat duduk tasyahud akhir
15) Salam kedua
9. Hal yang Membatalkan Shalat
1) Berubah niat ( niat membatalkan shalat )
2) Ragu shalat batal atau tidak
3) Gerak yang banyak
4) Berbicara banyak yang bukan bacaan shalat
5) Tertawa
6) Menelan sesuatu yang membatalkan puasa ( makan dan minum )
7) Sengaja menambah rukun fi’li
8) Mengi’tiqadkan bahwa rukun adalah sunnah
9) Terkena najis atau hadast
10) Terbuka Aurat secara sengaja
11) Murtad
12) Berpaling dari arah qiblat
13
E. SHALAT JENAZAH
1. Niat Shalat Jenazah
Aku Niat Shalat atas mayat ini, dengan 4 takbir, Fardhu Kifayah, Ikut Imam
Karna Allah Ta’ala
Aku Niat Shalat atas mayat ini, dengan 4 takbir, Fardhu Kifayah, Ikut Imam
Karna Allah Ta’ala
14
3. Takbir Kedua Membaca Shalatwat Nabi
15
5. Takbir Keempat Membaca Doa :
16
F. SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW
1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW lahir di Negeri Makkah pada hari senin 12
Rabi’ul Awwal ( 20 April 571 Masehi ). Beliau berbangsa Arab suku Quraisy,
yaitu suku Arab yang paling mulia dan daripada keturunan baik-baik.
Perhubungan ibu, bapak, kakek dan neneknya berlaku dengan nikah yang sah.
Bapaknya bernama Sayyidina Abdullah bin Sayyidina Abdul Mmuthallib dan
ibunya bernama Sayyidah Aminah binti Sayyidina Wahhab.
17
4. Keturunan dari pihak ibu
1. Ibunya Aminah 2. Anak Wahhab
3. Anak Abdul Manaf 4. Anak Zuhrah
Zuhrah adalah saudara Qushay anak Hakim yang tersebut namanya
dalam keturunan pihak Bapak.
18
4. Sayyidah Fatimah Sayyidah Khadijah binti Khuwailid
5. Sayyidah Ummu Kultsum Sayyidah Khadijah binti Khuwailid
6. Sayyidah Ruqayyah Sayyidah Khadijah binti Khuwailid
7. Sayyidina Ibrahim Mariyah
Anak-anak tersebut wafat saat Nabi Muhammad masih hidup,
kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan setelah Nabi Muhammad
wafat.
G. NAMA MALAIKAT 10
No Nama Tugas
Sayyidina
1. Menyampaikan wahyu dari Allah kepada para Rasul
Jibril
Sayyidina
2. Menurunkan rezeki
Mikail
Sayyidina
3. Meniup sangkakala
Israfil
Sayyidina
4. Mencabut nyawa
Izrail
Sayyidina
5. Menyoal dalam kubur
Munkar
Sayyidina
6. Menyoal dalam kubur
Nakir
Sayyidina
7. Mencatat amalan kebaikan
Raqib
Sayyidina
8. Mencatat amalan keburukan
Atid
Sayyidina
9. Menjaga pintu neraka
Malik
Sayyidina
10. Menjaga pintu syurga
Ridwan
19
H. NAMA NABI 25
I. I’TIQAD
1. Sifat Wajib dan Mustahil bagi Allah SWT
Dalil ‘Aqli
Adanya Alam ini, karena Alam adalah sesuatu yang baharu ( Diawali oleh
tiada, kemudian ada, dan kemudian akan tiada lagi ), maka alam butuh kepada
yang membaharukan ( yang menciptakan atau yang meniadakan nya ). Dzat
yang membaharukan alam pastilah bersifat dengan Wujud (ada), karena jika
tidak ada, tidak mungkin ia bisa menciptakan alam. Dzat yang membaharukan
alam yaitu Allah SWT tuhan sekalian Alam
20
Dalil ‘Aqli
Jika Allah tidak bersifat dengan Qidam, maka Allah bersifat dengan lawannya
yaitu Hudust ( baharu ), jika Allah baharu, maka Allah butuh kepada yang
membaharukan. Jika Allah butuh kepada yang membaharukan, maka lazimlah
Dur atau Tasalsul. Dur yaitu keadaan dimana Allah baru ada jika diciptakan
oleh Dzat yang membaharukannya, dan dzat tersebut baru ada jika diciptakan
oleh Allah. Tasalsul yaitu keadaan dimana Allah diciptakan oleh dzat lain, dzat
tersebut diciptakan oleh dzat yang lain lagi hingga tiada satupun dzat yang
tidak diciptakan oleh siapapun. Kedua hal tersebut ( Dur dan Tasalsul ) adalah
keadaan yang mustahil. Maka dengan demikian mustahilpula Allah bersifat
dengan Hudust dan wajiblah Allah bersifat dengan Qidam.
21
اجهُ لِغا ِْْيِه ِ ِ قِيا ُامهُ بِنا ْف ِسه
ُ ا ْحتيا
ِن اع ِن ال اْعالا ِم ْ ا
ي ٌّ ِاوهللاُ لاغا Berhajat kepada Berdiri dengan 5
selainnya sendirinya
Dalil ‘Aqli
Jika Allah tidak bersifat dengan Qiyamuhu Binnafsih, maka Allah bersifat
dengan lawannya yaitu Ihtiyajuhu Lighairih ( berhajat kepada dzat lain ). Jika
Allah berhajat atau membutukan dzat lain, maka Allah baharu. Jika Allah
Baharu, maka Allah butuh kepada yang membaharukan. Jika Allah butu
kepada yang membaharukan, maka lazimlah Dur atau Tasalsul. Kedua hal
tersebut ( Dur dan Tasalsul ) adalah keadaan yang mustahil. Maka dengan
demikian mustahil pula Allah bersifat dengan Ihtiyajuhu Lighairih, dan
wajiblah Allah bersifat dengan Qiyamuhu Binnafsih.
Dalil ‘Aqli
Jika Allah tidak bersifat dengan Wahdaniyah ( Esa ), maka Allah bersifat
dengan lawannya yaitu Ta’addud ( berbilang – bilang ). Jika tuhan berbilang (
misalnya tuhan ada dua ), maka lazimlah bahwa kedua tuhan sepakat dalam
menciptakan / meniadakan sesuatu, atau tidak sepakat, yang satu hendak
menciptakan sedangkan yang lain ingin supaya tidak ada. Jika keduanya
sepakat, maka keduanya akan saling membantu dalam menciptakan, jika saling
membantu, maka tandanya keduanya lemah. Jika keduanya tidak sepakat, dan
keinginan salah satunya terjadi, maka lemahlah yang lain. Jika salah satu
lemah, maka yang lain juga pasti lemah, karena kedua nya adalah tuhan yang
sepadan atau sama kuat.
Jadi, dengan demikian, kedua perkara tersebut adalah mustahil, karena
membuat tuhan lemah. Jadi sudah pasti mustahil tuhan bersifat dengan
Ta’addud, dan wajiblah tuhan bersifat dengan Wahdaniyah ( Esa ).
22
اِ َّن هللاا اعلاى ُك ِل اش ْي ٍء قا ِديْ ٌر اع ْج ٌز قُ ْد ارة 7
Lemah Kuasa
Dalil ‘Aqli
Adanya Alam ini, karena Alam adalah sesuatu yang baharu, maka alam butuh
kepada yang membaharukan ( yang menciptakan atau yang meniadakan nya ).
Dzat yang membaharukan alam pastilah bersifat dengan Qudrah yaitu memiliki
kekuatan, karena jika Allah tidak memiliki kekuatan, tidak mungkin Allah bisa
menciptakan alam yang begitu indah seperti ini. Dzat yang membaharukan
alam yaitu Allah SWT tuhan sekalian Alam
اوا ْعلا ُم ْوا ا َّن هللاا بِ ُك ِل اش ْي ٍء اع ِل ْي ُم اج ْه ٌل ِع ْلم 9
Bodoh Mengetahui
Dalil ‘Aqli
Adanya Alam ini, karena Alam adalah sesuatu yang baharu, maka alam butuh
kepada yang membaharukan ( yang menciptakan atau yang meniadakan nya ).
Dzat yang membaharukan alam pastilah memiliki ilmu, karena jika Allah tidak
berilmu, tidak mungkin Allah bisa menciptakan alam yang begitu indah seperti
ini. Dzat yang membaharukan alam yaitu Allah SWT tuhan sekalian Alam.
هللاُ اال اِلا اه اَِّال اه او ا ْْلا ُّي الْ اقيُّ ْو ُم ت
ٌ ام ْو احيَّاة 11
Mati Hidup
23
Dalil ‘Aqli
Adanya Alam ini, karena Alam adalah sesuatu yang baharu, maka alam butuh
kepada yang membaharukan ( yang menciptakan atau yang meniadakan nya ).
Dzat yang membaharukan alam pastilah Allah hidup, karena jika Allah mati,
tidak mungkin Allah bisa menciptakan alam yang begitu indah seperti ini. Dzat
yang membaharukan alam yaitu Allah SWT tuhan sekalian Alam.
Dalil ‘Aqli
Karena Allah adalah Dzat yang maha sempurna, jadi mustahil Allah Tuli,
karena tuli adalah sifat kekurangan. Jadi wajiblah Allah bersifat dengan Sama’.
Dalil ‘Aqli
Karena Allah adalah Dzat yang maha sempurna, jadi mustahil Allah buta,
karena buta adalah sifat kekurangan. Jadi wajiblah Allah bersifat dengan Basar.
24
ِ
ِج
اه ٌل ٌاعال
اوا ْعلا ُم ْوا ا َّن هللاا بِ ُك ِل اش ْي ٍء اع ِل ْي ُم ا Yang 16
Yang Bodoh
Mengetahui
هللاُ اال اِلا اه اَِّال اه او ا ْْلا ُّي الْ اقيُّ ْو ُم ٌ ِامي
ت اح ٌّي 17
Yang Mati Yang Hidup
25
3. Sifat Wajib dan Mustahil bagi Rasul
ِ ِ ِخيااناة ااماناة
ٌْ اِِن لا ُك ْم ار ُس ْو ٌل ام
ي 2
Menukarkan Terpercaya
Dalil ‘Aqli
Karena para rasul merupakan utusan Allah yang diberikan amanah oleh Allah
SWT untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan kepada umat manusia. jika
para rasul khiyanat, maka para rasul akan menyampaikan hal yang berlawanan
dari apa yang telah diperintahkan oleh Allah, yakni mengajarkan keburukan
kepada umat manusia. sedangkan hal ini mustahil, karena seperti yang telah kita
rasakan bahwa apa yang diajarkan oleh para rasul adalah kebenaran dan
kebaikan sebagaimana yang Allah peritahkan.
ك ِم ْن ِ
الر ُس ْو ُل بالِ ْغ م ا اُنْ ِز ال الاْي ا
َّ اَي ايُّ اها كِْت ًما تابالِ ْيغ 3
كَّربِ ا Menyembunyikan Menyampaikan
Dalil ‘Aqli
Karena para rasul merupakan utusan Allah yang diperintahkan oleh Allah SWT
untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan kepada umat manusia. jika para
rasul tidak bersifat dengan Tabligh, maka para rasul bersifar dengan lawannya
yaitu Kitman ( menyembunyikan ) dan tidak akan menyampaikan apa yang telah
Allah perintahkan. Sedangkan ini mustahil, karena sebagaimana kita ketahui
bahwa para rasul telah menyampaikan apa yang telah Allah perintahkan kepada
umat manusia.
26
اها اِبْ ار ِاه ْي ام اعلاى اوتِل ا
ْك ُح َّجتُ ناا أاتا ْي نا ا بالا ادة فاطااناة 4
قا ْوِم ِه Bodoh Cerdik / pandai
Dalil ‘Aqli
Karena para rasul merupakan utusan Allah yang diberikan amanah oleh Allah
SWT untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan kepada umat manusia, serta
memberikan hujjah kepada manusia untuk membenarkan bahwa beliau dalah
utusan Allah SWT. Jika rasul tidak pandai, maka rasul tidak akan sanggup
memberikan hujjah kepada umat manusia untuk membenarkan bahwa beliau
benar utusan Allah SWT.
27
J. ASMAUL HUSNA
ال اْملِ ُ
ك ا َّلرِح ْي ُم ا َّلر ْْحا ُن ُه او هللاا الَّ ِذي االاِلاها اَِّال ُه او
ار
ا ْْلابَّ ُ ال اْع ِزيْ ُز ال ُْم اه ْي ِم ُن ال ُْم ْؤِم ُن لس اًّل ُم ا َّ سالْ ُق ُّد ْو ُ
َّار
الْ اقه ُ ارالْغاَّف ُ ص ِوُر ال ُْم ا ئالْباا ِر ُ ا ْْلاالِ ُق ِ
ال ُْمتا اكبُ
ط
اس ُ الْب ِ
ا ض الْ اقابِ ُ ال اْعلِ ْي ُم َّاح
الْ افت ُ ا َّلرزَّا ُق َّاب
ال اْوه ُ
ِ
الْباص ْْيُ لس ِم ْي ُع ا َّ ال ُْم ِذ ُّل الْ ُم ِع ُّز ا َّلرافِ ُع ضا ْْلااف ُ
ِ
ال اْع ِظ ْي ُم ا ْْلالِ ْي ُم ِ
ا ْْلاب ْْيُ ف اللَّ ِط ْي ُ ال اْع ْد ُل ا ْْلا اك ُم
تال ُْم ِق ْي ُ ظ ا ْْلاِف ْي ُ ِ
الْ اكب ْْيُ ال اْعلِ ُّي لش ُك ْوُر ا َّ الْغا ُف ْوُر
اس ُع الْو ِ
ا ب
ال ُْمج ْي ُ
ِ ب ِ
ا َّلرق ْي ُ الْ اك ِرْيُ ا ْْلالِ ْي ُل ب ِ
ا ْْلاس ْي ُ
ا ْْلا ُّق لش ِه ْي ُد ا َّ ثاع ُ الْب ِ ال اْم ِج ْي ُد ال اْو ُد ْو ُد ا ْْلا ِك ْي ُم
ا
الْم ْح ِ ِ
صى ُ ا ْْلا ِم ْي ُد ال اْوِ ُّ
ِل ال اْمتِ ْ ُ
ي ي الْ اق ِو ُّ ال اْوك ْيلُ
الْ اقيُّ ْو ُم ا ْْلا ُّي تال ُْم ِم ْي ُ ال ُْم ْح ِي ال ُْم ِع ْي ُد ال ُْم ْب ِد ُ
ئ
اد ُرالْ اق ِ لص ام ُد ا َّ اْالا اح ُد اح ُد الْو ِ اج ُد الْم ِ اج ُد الْو ِ
ا ا ا
اه ُر الظَّ ِ ا ْالا ِخ ُر ا ْالا َّو ُل ال ُْم اؤ ِح ُر ال ُْم اق ِد ُم ال ُْم ْقتا ِد ُر
ال ُْم ْن تا ِق ْي ُم اب ال ُْم اع ِ ُّ ال اْو ِ ُّ الْب ِ
َّو ُ الت َّ ال اْبُّ اِل اِل اط ُن ا
ا ْْلا ِام ُع ال ُْم ْق ِس ُ
ط ك ذُوا ْْل اًّل ِل و ِْ
اال ْك ار ِام ْ ا ا
ك الْملِ ِ
امال ُ ُ
ِ ف الرُؤْو ُ َّ ال اْع ُف ُّو
الن ُّْوُر النَّافِ ُع َّار
الض ُّ ال اْمانِ ُع ال ًْمغْ ِن الْغاِ ُّ
ِن
لصبُ ْوُر
ا َّ ا َّلر ِش ْي ُد ثال اْوا ِر ُ الْبااقِى الْبا ِديْ ُع ادى ا َْل ِ
ا
ِ ِ
الَّذ ْي الْ يال ْد اوالْ يُ ْولا ْد اوالْ يا ُك ْن لاهُ ُك ُف ًوا أ ا
اح ٌد
ْي ِ لاْيس اك ِمثْلِ ِه اشيء و ُهو َّ ٍ
السم ْي ُع الْباص ْ ُ ٌْ ا ا ا
28
K. DOA SEHARI – HARI
1. Doa Hendak Tidur
29
5. Doa Masuk WC
7. Doa Keluar WC
30
9. Doa Ketika Bercermin
31
13. Doa Keluar Rumah
32
16. Doa Naik Kendaraan Darat
33
19. Doa Masuk Mesjid
34