LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. D DENGAN
RETARDASI MENTAL PADA An. R DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG
KTI
Oleh:
YUNITA AMBARSARI
NIM. P 1337420514081
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir Pada
Program Studi D III Keperawatan Magelang
Oleh :
Yunita Ambarsari
P1337420514081
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P.1337420514081
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan kasus yang saya tulis ini adalah
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
Yunita Ambarsari
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Maret 2017.
Dewan Penguji :
Mengetahui,
iv
v
PRAKATA
yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
pembuatan laporan kasus ini, penulis banyak mengalami masalah dan hambatan.
Tetapi berkat bantuan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak maka laporan
Kemenkes Semarang.
Keperawatan Magelang.
5. Drs. Moh. Hanafi, M.Kes., dan Pramono Giri Kriswoyo, S.Pd.,M.PH., Dosen
Puskesmas Bandongan.
vi
7. Bapak dan ibu serta keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan
8. Teman – teman di kelas sadewa yang telah memberikan semangat dan doa
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dan
terdapat banyak kekurangan yang penulis belum atau tidak mengetahuinya. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
Semoga laporan kasus ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pembaca,
Aamiin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
C. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga ................................................................. 35
1. Pengertian ......................................................................................................... 35
2. Tahap Pengkajian .............................................................................................. 35
3. Analisa Data ...................................................................................................... 44
4. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 44
5. Proses skoring prioritas masalah ....................................................................... 47
6. Perencanaan Keperawatan Keluarga ................................................................. 49
7. Implementasi ..................................................................................................... 51
8. Evaluasi ............................................................................................................. 52
D. Konsep Tumbuh Kembang Anak .......................................................................... 54
1. Definisi .............................................................................................................. 54
2. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak ..................................... 55
3. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik anak ......................................... 60
E. Konsep Asuhan Keperawatan Anak Retardasi Mental ......................................... 67
1. Pengkajian ......................................................................................................... 67
2. Pola fungsi kesehatan ........................................................................................ 70
3. Pemeriksaan fisik .............................................................................................. 71
4. Diagnosis Keperawatan..................................................................................... 72
5. Rencana Keperawatan ....................................................................................... 73
BAB III METODE .............................................................................................. 79
A. Metode Penulisan ................................................................................................ 79
B. Sampel .................................................................................................................. 79
C. Lokasi ................................................................................................................... 79
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 80
E. Penilaian............................................................................................................... 82
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 83
A. Hasil ...................................................................................................................... 84
B. Pembahasan......................................................................................................... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 84
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 119
B. Saran ................................................................................................................... 121
ix
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran – lampiran :
4. Lembar Bimbingan
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
retardasi mental berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3%
mereka tidak bisa dimanfaatkan, karena 0,1% anak – anak ini memerlukan
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
Menurut Bank Dunia dan badan kesehatan dunia (WHO) yang dikutip
dari penduduk dunia atau 785 juta orang mengalami gangguan mental dan
fisik. Dari berbagai macam keterbatasan fisik dan mental yang ada,
retardasi mental adalah salah satunya. Menurut PBB, hingga tahun 2000
1
2
dari total populasi. Dari jumlah tersebut, 6,2% diantaranya adalah anak
di Indonesia saat ini diperkirakan, sekitar 6,6 juta jiwa (Direktorat Bina
cenderung masih tinggi. Berdasarkan data hasil dari Dinas Sosial Provinsi
Jawa Tengah tahun 2015 jumlah anak penderita retardasi mental sebanyak
8.571 orang dengan laki - laki sebanyak 4.968 dan perempuan 3.603
disabilitas seperti penderita retardasi mental ini dan juga Dinsos Jateng
fisik dan mental sebanyak 19 orang, untuk cacat retardasi mental terdapat
menjadikan angka kejadian tersebut tetap dalam angka yang tinggi. Oleh
karena itu perlu perhatian khusus dan lebih untuk penderita retardasi
dengan baik.
pasien retardasi mental yang telah terdeteksi pada 3 desa binaan DSSJ
2016).
masih tergolong tinggi. Maka dari itu tenaga medis perlu melakukan
pendeskriminasi dan ancaman dari perenggutan hak hidup anak. Selain itu
masyarakat dan keluarga itu sendiri mengenai kasus tersebut. Hal itulah
2017”.
6
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
mental.
dilakukan.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Mental.
7
dapat meningkat.
3. Bagi Institusi
keluarga.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
(Maramis, 2009).
Klasifikasi IQ Klinis
7
8
Klasifikasi IQ Klinis
a. Tipe klinik
tergantung dari level cacat mental (tingkat IQ) dan seberapa jauh
2. Etiologi
lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x, bahan kontrasepsi dan
beberapa sel – sel otak yang nyata, tetapi yang belum diketahui
atau reparatif.
ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui
harus jelas telah terjadi gangguan jiwa yang berat itu dan tidak
3. Patofisiologi
yaitu genetik dari keluarga si anak yang mana bisa terjadi kelainan
disebabkan mulai dari proses kelahiran yang lama, posisi janin yang
akibat adanya infeksi pada tubuh, terjadinya trauma kaptis dan tumor
lainnya.
retardasi mental pada anak, dan pola koping keluarga tidak efektif
5. Manifestasi Klinis
b. Kecerdasan terbatas
Tidak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain sesuai
usia. Arah minat sangat terbatas kepada hal – hal yang terbatas dan
sederhana saja.
pindah.
dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas.
16
baca tulis bahkan bisa sampai kelas 4 – 6 SD, juga bisa dilatih
mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf
pengawasan.
gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua
dini mudah dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas.
6. Penatalaksanaan
diingat bahwa tugas seorang perawat tidak hanya merawat orang yang
hormon ini.
mental.
merawat diri sendiri. Dewasa ini di Indonesia masih ada lembaga yang
18
dkk, 2013).
1. Pengertian Keluarga
2. Struktur Keluarga
(2012):
20
1) Patrilinear
2) Matrilinear
3) Matrilokal
4) Patrilokal
5) Keluarga Kawinan
suami istri.
1) Terorganisasi
keluarga.
21
2) Adanya keterbatasan
masing.
– masing.
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan
bibi, atau keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
6) Blended Family
8) Multigenerational Family
9) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja
23
“weekend”.
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang
bersama.
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
2) Commune family
“marital patherners”.
5) Cohabitating couple
membesarkan anak.
8) Foster family
9) Homless family
4. Fungsi Keluarga
b. Fungsi Sosialisasi
keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
tepat
pencegahannya.
kesehatan
dari luar.
keluarga
cocok.
sosial.
Pertama)
pasangan
sekitar)
paling repot)
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun
lingkungan
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan
berikut
33
meningkat otonominya.
kembang keluarga
keluarga atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap
berikut :
1) Mempertahankan kesehatan
masyarakat
1. Pengertian
2. Tahap Pengkajian
menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
sebagaianya.
Hal – hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah (Model Friedman) :
a. Data Umum
5) Komposisi keluarga
digunakan yaitu:
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
kesehatan.
8) Agama
e. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang
mempengaruhi kesehatan.
setempat.
f. Struktur Keluarga
keluarga.
3) Struktur peran
41
g. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
4) Fungsi reproduksi
adalah :
keluarga
5) Fungsi Ekonomi
adalah:
keluarga.
bulan.
terhadap situasi/stresor.
menghadapi permasalahan.
i. Pemeriksaan Fisik
44
j. Harapan Keluarga
3. Analisa Data
2010).
4. Diagnosa Keperawatan
disebabkan karena:
disebabkan karena:
46
dibutuhkan
perawatan.
jawab.
memenuhi syarat.
kesehatan
1. Sifat masalah 1
a. Aktual (tidak kurang sehat) 3
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
a. Mudah 2
b. Sebagian 1
48
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1
a. Tinggi 3
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
a. Masalah berat harus ditangani
b. Masalah tidak perlu segera 2
ditangani 1
c. Masalah tidak dirasakan 0
Cara melakukan skoringnya adalah :
keperawatan keluarga.
untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar
disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor dua dan
menangani masalah.
maupun tenaga.
49
dan waktu.
masalah.
menambah masalah.
kesehatan tersebut.
ini selain berguna untuk perawat juga akan berguna dan dapat
7. Implementasi
masalah.
tindakan.
tersebut.
8. Evaluasi
Bila tidak atau belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang
sebagai berikut :
dicapai.
1. Definisi
ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, oragan maupun
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Dari dua pengertian tersebut di atas dapat
pematangan fungsi sel atau organ tubuh individu, keduanya tidak bisa
a. Faktor herediter
b. Faktor lingkungan
1) Lingkungan internal
a) Intelegensi
cemerlang.
b) Hormon
c) Emosi
selanjutnya.
2) Lingkungan eksternal
57
pemeliharaan anak)
perkembangan otak)
tahun
Rata – rata 12 – 17
tahun
a) Directional Trend
b) Sequental Trend
dengan tangan
dan jarinya
lagi.
kertas.
kaki, bisa
menangkap menggambar
bola dan
kotak,
melemparkanmenggambar
nya dari atas
garis vertical
kepala. maupun
horizontal,
belajar
membuka
dan
memasang
kancung
baju.
Usia 5 Berjalan Menulis Bermain Berat badan
tahun mundur dengan sendiri meningkat
sambil angka-angka, mulai 2,5 kg/tahun,
berjinjit, menulis berkurang, tinggi badan
sudah dapat dengan huruf, sering meningkat
menangkap menulis berkumpul 6,75-7,5
dan dengan kata- denga cm/tahun.
melempar kata, belajar teman
bola dengan menulis sebaya,
baik, sudah nama, belajar interaksi
dapat mengikat tali sosial
melompat sepatu. selama
dengan kaki bermain
secara meningkat,
bergantian sudah siap
untuk
menggunak
an alat-alat
bermain
Setiawan, 2014)
b. Serebal Palsy
pada sel – sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
c. Sindrom down
d. Perawakan pendek
e. Gangguan autisme
f. Retardasi mental
hiperaktivitas.
1. Pengkajian
a. Anamnesis
yang sudah dicapai sesuai dengan umur, jenis kelamin (anak laki –
menggambarkan tingkat status sosial dan pola asuh, asah, dan asih.
parenteral.
69
selama hamil.
Berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan kiri atas, lingkar dada
bahasa.
70
rumah tangga yang harmonis dan pola asuh, asah, dan asih.
a. Pola nutrisi. Makanan pokok utama apakah ASI atau PASI pada
lainnya.
b. Pola eliminisasi
perkembangan anak.
c. Pola aktivitas
d. Pola istirahat
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
wheezing).
4. Diagnosis Keperawatan
5. Rencana Keperawatan
1) NOC :
2) NIC :
dan keluarga.
anak remaja.
1) NOC :
2) NIC :
komunikasi.
75
dan huruf)
1) NOC :
2) NIC/intervensi :
mental.
retardasi mental.
mental.
mental.
mandiri.
77
mengenal masalah.
keluarga.
1) NOC :
tidur.
2) NIC/ intervensi :
mengurangi ketakutan
yang tepat.
kepercayaan klien.
kecemasan
memungkinkan.
1) NOC :
2) NIC/intervensi :
yang kontruktif.
proses penyakit
hubungan.
kemampuan diri.
BAB III METODE
A. Metode Penulisan
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus dengan
memfokuskan pada salah satu masalah penting yaitu anak dengan retardasi
B. Sampel
kasus Retardasi Mental(Murti, 2006). Sampel pada studi kasus ini adalah
C. Lokasi
79
80
fisik.
2. Instrumen/alat ukur
a. Wawancara
jawab yang dilakukan dua orang atau lebih secara langsung yang
b. Observasi
kegiatan tersebut.
sepenuhnya lengkap.
penelitian.
E. Penilaian
1. Pengumpulan data
2. Validasi Data
subjektif dan data objektif yang telah dikumpulkan. Salah satu cara
3. Pengelompokan Data
4. Diagnosis Keperawatan
A. Hasil
2 hari pada tanggal 13-14 Desember 2016 pukul 15.00 WIB. Untuk tahapan
Desember 2016 pukul 14.00 – 17.00 WIB dengan diagnosa keperawatan yang
1. Pengkajian
adalahextended family yang terdiri dari Ny. S (62 tahun), Tn. D (35 tahun)
sebagai kepala keluarga dengan pendidikan terakhir SMK, Ny. N (35 tahun)
sebagai istri dengan pendidikan terakhir SMA, Nn. W (22 tahun) sebagai adik
Ny. N, serta yang terakhir ada An. R (11 tahun) sebagai anak satu - satunya
yang saat ini masih bersekolah di SD dan tidak naik kelas 3 kali. Kesibukan
di rumah hanya menyelesaikan tugas rumah dan setelah itu masing – masing
84
85
akan sibuk berangkat kerja. Keluarga Tn. D suku jawa dan berkebangsaan
Genogram
: meninggal : klien
---. : cerai
pabrik kayu dan dibantu oleh istri bekerja di industri rumahan dengan
Sosial (BPJS).
cukup baik, tidak ada keluhan kesehatan yang dirasakan akhir – akhir ini.
Kesehatan Ny. N juga dalam rentang baik, tidak memiliki riwayat penyakit
pada kehamilan 7 bulan melahirkan bayi laki – laki dengan berat badan
sekitar 7 ons karena pada saat hamil mengalami penurunan nafsu makan
kesehatan Ny. S dalam keadaan baik dan tetap sehat. Nn. W juga tidak
An. R yang telah berusia 11 tahun dengan riwayat sakit gejala flek pada
klien belum bisa dinaikkan oleh gurunya karena nilai akademisnya yang
87
masih rendah, klien telah tinggal kelas selama 3 kali yaitu di kelas 2 dan 3.
yang diberikan pun perlu dibimbing secara perlahan kalau tidak dia hanya
asik bermain sendiri atau melamun di kelas. Keluarga pun di rumah sudah
rutin mendampingi dan mengajari klien dengan baik namun klien tetap
tinggi badan klien hanya 138 cm itu kurang ideal bagi anak yang usia 11
tahun yang idealnya yaitu sekitar BB 38 kg dan TB 142 cm. Saat kecil
imunisasi klien lengkap dan komunikasi klien lancar tidak ada gangguan
verbal pada si anak. Kini keluarga belum mengetahui kondisi apa yang
sampah sementara.
88
DENAH RUMAH
6 7 8 9
5 10
4 3
1 2
1 : Teras 7 : Gudang
2 : Ruang Tamu 8,9 : WC dan Kamar mandi
3 : Ruang Tv/ Keluarga 10 : Dapur
4,5,6 : Kamar Tidur : Jendela
Keluarga tinggal menetap di pemukiman yang tidak terlalu padat,
jarak antara rumah satu dengan yang lain tidak begitu dekat, rumah Tn. D
berada jauh dari jalan raya, tetangga sekitar rumah sangat ramah.
kerja bakti.
89
dan hidup rukun, bila ada permasalahan dalam keluarga maka dipecahkan
Nilai dan norma yang digunakan yaitu budaya Jawa yang saling
satu dengan yang lain saling mendukung, menghormati dan membantu jika
ada masalah. Komunikasi antar anggota terjalin dengan baik serta selalu
D dan Ny. N saat dikaji tentang penyebab, tanda dan gejala, perawatan,
apa yang dapat membantunya belajar dengan baik di sekolah dan tidak lagi
tinggal kelas.
membimbing belajar klien dengan sabar dan tekun agar klien dapat
mengikuti pelajaran di sekolah dengan lancar dan baik seperti anak yang
lainnya.
status kesehatan sudah baik, yang mana perabot rumah tertata rapi dan
ventilasi udara yang memadai untuk jalannya sirkulasi udara dalam rumah,
untuk mencapainya.
91
belajar agar tidak selalu tertinggal dengan teman yang lain. Strategi yang
kekerasan.
Nadi 84x/ menit 72x/ menit 84x/ menit 82x/menit 90x/ menit
BB 62 kg 55 kg 45 kg 48 kg 25 kg
Mata Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak
ikterik, ikterik, ikterik, ikterik, ikterik,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak tidak tidak anemis tidak tidak anemis
anemis anemis anemis
Hidung Bersih, Bersih, Bersih, tidak Bersih, Bersih, tidak
tidak ada tidak ada ada tidak ada ada
pengeluara pengeluara pengeluaran pengeluara pengeluaran
n lendir n lender lender n Lendir
Lendir
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa bibir Mukosa Mukosa bibir
bibir bibir lembab, tidak bibir lembab, tidak
lembab, lembab, ada lembab, ada stomatitis
bersih, gigi bersih, gigi stomatitis tidak ada
tidak utuh utuh stomatitis
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
tiroid tiroid tiroid tiroid tiroid
sempurna. Keluarga makan 2-3 kali dengan menu yang sama. Pola makan
An. R yaitu makan 2 kali per hari, pada saat sarapan klien makan yang
telah disiapkan oleh ibunya dan makan nasi serta sayur kembali pada sore
Kondisi An. R mengatakan tidak ada keluhan apa pun dan dapat berjalan
2. Analisa Data
bahwa saat ini sedang mengalami keadaan kurang sehat yaitu menderita
objektif bahwa tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan kondisi An.
R.
.
98
4. Rencana Keperawatan
mental.
sosial.
5. Implementasi
keluarga Tn. D pada tanggal 15 Desember 2016 pada pukul 16.15 WIB
pada pukul 14.30 WIB dengan masalah keperawatan yang kedua adalah
dengan keluarga maupun klien. Klien dan keluarga sangat kooperatif dan
kepada An. R.
102
6. Evaluasi
keluarga juga sudah mampu memutuskan tindakan yang tepat yang dapat
tampak tenang dan ceria, keluarga tidak lagi banyak bertanya. Setelah
yaitu motivasi An. R untuk tetap rajin belajar dan berlatih akan
dan selalu mendampingi An. R agar tidak merasa dirinya tidak mampu,
diperoleh data subjektif dan objektif dari keluarga Tn. D. Data subjektif
diberi wawasan ilmu kesehatan sehingga keluarga akan lebih peduli lagi
belajar dan berlatih apa yang gurunya ajarkan. Ny. N mengatakan tetap
objektif yang diperoleh yaitu keluarga kini tampak sehat, keluarga ramah
B. Pembahasan
kesenjangan yang ditemui di lapangan dengan teori yang ada selama dilakukan
proses keperawatan. Proses dengan teori dari tahap pengkajian yang meliputi
perencanaan, implementasi serta evaluasi formatif dan sumatif. Hasil ini sesuai
kesenjangan berupa pemeriksaan fisik yang sudah ditelaah dari data sekunder
yang ada, bahwasannya An. R belum pernah periksa di laboratorium, hasil X-ray,
pap smear, dan lainnya jadi untuk masalah yang ada tidak ada data penunjang.
Keluarga ini termasuk tipe extended family yaitu di dalam satu rumah
terdiri dari Tn. D (suami), Ny. N (istri), An. R (anak pertama), Ny. S (orang tua),
Nn. W (adik Ny. N). Hal ini sesuai dengan teori dari Sudiharto (2007) (dalam
digilib Unimus, 2012). Keluarga bersuku bangsa Jawa dan bahasa yang digunakan
beragama islam.
105
Dari pengkajian yang dilakukan, data objektif yang diperoleh bahwa badan
klien kurus dan sedikit membungkuk. An. R cenderung sedikit diam dan
menjawab seperlunya namun kontak mata tetap ada. Kemudian didapatkan data
bahwa klien mengalami kesulitan belajar di rumah dan di sekolah, tidak naik kelas
3 kali dan perhatian terhadap linngkungan sosialnya kurang dan daya ingatnya
lemah saat dibimbing belajar. Hal ini sesuai denga gambaran klien retardasi
kehamilan yang prematur yaitu 7 bulan dan An. R lahir dengan berat badan tidak
normal yaitu hanya 7 ons. Hal ini sesuai dengan teori Abdul (2011).
cacat mental dan belum mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda gejala,
belum mampu memutuskan tindakan apa yang tepat bagi penderita tuna grahita.
Proses yang dilakukan telah sesuai dengan teori dalam buku Dion & Betan, 2013,
p. 66, setelah pengumpulan data, melakukan analisa dengan mengaitkan data dan
menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
keperawatan (Achjar, 2010). Sesuai dengan data fokus yang ditemukan dan
masalah : tidak atau kurang sehat, skor 1 karena masalah sudah terjadi ditandai
dengan Tn. D dan Ny. N belum paham tenntang penyakit yang diderita klien.
Menurut Dion & Betan, 2013, p. 71, kriteria yang pertama yaitu sifat masalah,
bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
Masalah ini terjadi karena mereka belum mengerti tentang penyakit yang diderita
klien.
Diagnosa ini muncul karena dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa
Tn. D dan Ny. N serta anggota lain mengatakan bahwa belum mengenal masalah
retardasi mental, dikarenakan orang tua tidak paham mengenai tanda gejala, serta
penyebab pada tuna grahita, mereka hanya mengetahui bahwa anaknya hanya
adalah mereka tidak mampu mengenal masalah retardasi mental yang salah
retardasi mental adalah anak yang mengalami cacat fisik dan idiot, sehingga
Bila mana masalah defisit pengetahuan tidak diatasi maka akan terjadi
yaitu tidak ada penanganan yang sesuai untuk An. R, ia akan terus mengalami
kompleks yaitu pada anak akan mengalami frustasi dan depresi belajar
menyebabkan klien isolasi sosial karena akan timbul perasaan malu akan
107
mengurung diri, putus sekolah karena setelah anak merasa tidak mampu bersaing
dengan temannya dan frustasi pada dirinya sendiri sehingga dapat menyebabkan si
anak untuk meminta berhenti sekolah dengan itu maka masa depannya menjadi
terbengkalai dan menjadi suram. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
(Arif, 2011).
Dampak dari permasalahan ini jika tidak diatasi maka akan memperburuk
kondisi An. R, terganggunya jiwa dan psikososial klien dan keluarga. Hal ini
sesuai dengan teori ;yang dikemukakan menurut Somantri (2007) dalam jurnal
mengambil keputusan dalam memberi tindakan yang tepat terhadap klien. Skoring
diagnosa kedua ini mendaoatkan nilai 4 1/3dengan kriteria sifat masalah : ancaman
kesehatan skor 2/3 karena keluarga tidak mengetahui bagaimana lagi menangani
retardasi mental yang tepat. Kemungkinan masalah dapat diubah: skor 2 karena
masalah masih dapat diubah dengan pendekatan dan diskusi sehingga mereka
mampu memutuskan tindakan yang sesuai untuk An. R hal tersebut sesuai dalam
Padila (2011).
Bila mana diagnosa ini tidak diatasi maka klien tidak akan tertangani
secara tepat, perkembangan ketrampilan dan hubungan sosial klien akan tetap
Dampak yang timbul dari tidak diatasinya diagnosa itu yaitu manajemen
stress dan koping menjadi tidak efektif karena sikap orang tua yang mungkin sulit
menerima keadaan anaknya seperti perasaan sedih, marah dan kecewa sehingga
bisa menimbulkan sikap yang tidak dapat terkendalikan sendiri dari individu
ataupun orang tua itu sendiri serta penderita juga dapat mengalami risiko untuk
mengalami gangguan jiwa seperti ungkapan Willy (2009) dalam buku Ilmu
Kedokteran Jiwa.
muncul karena mereka mempunyai sikap bahwa individu di dalam rumah akan
merawat secara baik anggota yang sehat maupun yang sakit dan pandangan
tentang nilai akan sehat itu mahal harganya. Hal tersebut sesuai dengan teori
Mubarak (2012).
karena jika terjadi masalah seperti yang dialami An. R, maka anggota lain akan
membantu mengambil keputusan ada di tangan Tn. D dan yang memberi solusi
fasilitas kesehatan itu dapat digunakan tidak muncul karena mereka telah
dengan baik yang mana apabila Tn. D atau anggota lain sakit maka akan pergi ke
menjawab pertanyaan.
memberikan tindakan yang tepat adalah bangun hubungan saling percaya antara
keluarga dengan petugas kesehatan. Dorong anak untuk aktif terlibat dalam
anak serta penanganan yang sesuai untuk penderita tuna grahita. Sediakan
retardasi mental, tindakan tersebut sesuai dengan teori Achjar (2010) dimulai
pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 16.15 WIB, penulis mengkaji pengetahuan
belum paham mengenai penyakit tersebut dan belum tahu tanda gejalanya seperti
apa. Memberikan informasi pada orang tua, klien dan anggota lainnya mengenai
Hal itu sesuai dalam teori menurut (Notoadmodjo, 2007). Metode ceramah ini
dipilih agar mudah diterima oleh tiap individu sesuai dengan yang dijelaskan oleh
Effendy (2007). Penyuluhan diikuti oleh semua orang di dalam rumah. Setelah itu
memberi reinforcementdengan cara beri semangat atau ucapan selamat. Hal itu
pada pukul 14.15 WIB dengan mengkaji pengetahuan keluarga tentang hal – hal
apa saja yang perlu mereka perhatikan terhadap anak retardasi mental,
kesehatan tentang hal – hal yang perlu diperhatikan terhadap anak tuna grahita
dan anak tersebut dapat hidup mandiri. Penyuluhan diikuti oleh semua anggota
111
yaitu Tn. D, Ny. N, Ny. S, Nn. W dan An. R di rumahnya, memberikan kata –
pukul 14.30 WIB yaitu membina hubungan saling percaya antara perawat dengan
orang tua, klien dan anggota yang lain. Selanjutnya mendorong anak untuk aktif
normal pada anak remaja. Hal ini sesuai dengan teori Friedman (dalam repositori
USU, 2013). Maka dari itu dalam mengambil keputusan dan berdiskusi perlu ikut
perihal tersebut sesuai dengan pendapat Willy (2009) dalam bukunya Ilmu
Kedokteran Jiwa, karena tindakan ini dapat membantu mereka mengetahui dalam
menjaga hubungan sosial terhadap anak penderita retardasi mental itu perlu agar
anak tidak merasa dikucilkan dan terabaikan, hal lini telah dibuktikan dalam
mengatakan telah paham mengenai penyakit retardasi mental dan merasa senang
112
mendengarkan secara serius dan baik, serta mereka mampu menyebutkan ulang
materi yang telah dijelaskan dengan menunjukkan ekspresi kepahaman. Hal ini
Notoadmodjo (2007).
WIB, secara subjektif yaitu masing – masing anggota mengatakan paham akan hal
– hal yang perlu diperhatikan pada anak retardasi mental dan mereka mengatakan
tidak khawatir pada masa depan anaknya karena ada harapan kalau anak retardasi
mental mampu untuk hidup mandiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari
Evaluasi hari ketiga pada tanggal 18 Desember 2016 pukul 15.00 WIB,
mengambil keputusan yang sesuai tentang tindakan yang akan diberikan pada
kebaikan An. R ke depannya, anggota yang lain juga mengatakan telah sepakat
ramah dan kooperatif saat berdiskusi bersama, mereka tampak yakin akan
Tn. D dan Ny. N untuk tetap semangat dan tekun dalam menangani anak dengan
113
A. Kesimpulan
mengalami kesulitan belajar di rumah dan disekolah, klien tidak naik kelas
119
120
peserta dengan petugas kesehatan. Dorong anak untuk aktif terlibat dalam
dan perkembangan yang normal pada anak serta penanganan yang sesuai
disusun.
khusus. Data objektif yang diperoleh yaitu keluarga masih bisa menjawab
serta tidak khawatir lagi mengenai masa depan anaknya yang kini telah
B. Saran
Magelang.
referensi.
Hasil laporan kasus ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan teori –
penderita.
123
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, D., Prasetyo, H., Santuso, H., Muhsi, F. I., Anwar, H. C., Alfian, . . .
Risma, D. P. (2014). Keperawatan Anak Dan Tumbuh Kembang
(Pengkajian dan Pengukuran). Yogyakarta: Nuha Medika.
Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.
Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama