Anda di halaman 1dari 2

NAMA: ALFIA UMAR

NPM: 22031026/ FISIP

1. Toleransi atau As-Samahah (arab) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling
menghormati dan saling bekerjasama diantara kelompok masyarakat yang berbeda-beda baik
secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama.

2. Menjaga Agama, Jiwa, Akal, Keturunan dan Harta.


-Menjaga agama
Maksud kesamaan hak dalam menjaga agama ialah, kita tetap menjaga iman dan
kepercayaan yang telah kita miliki dan menjalankan ibadah sesuai kepercayaan masing
masing agama.
-Menjaga nyawa
maksud kesamaan hak dalam menjaga nyawa ialah, kita berhak untuk menjaga nyawa
kita dari segala macam bentuk ancaman, tetapi kita tidak memiliki hak untuk mengakhiri
hidup/bunuh diri karena kita hidup dan mati atas izin dan kehendak Tuhan Yang Maha
Esa.
-Menjaga harta
maksud kesamaan hak dalam menjaga harta ialah, kita bisa menggunakan harta yang kita
miliki dengan sebaik dan sebijak mungkin untuk kebutuhan hidup yang akan mendatang,
agar hari yang kita miliki bisa bermanfaat bagi kita dan orang lain yang membutuhkan.
-Menjaga keturunan
maksud kesamaan hak dalam menjaga keturunan ialah, kita harus bisa menjaga garis
keturunan kita agar tidak tumbuh menyimpang dari ajari agama yang ada, dan bisa
berguna bagi nusa dan bangsa.
-Menjaga akal
maksud kesamaan hak dalam menjaga akal ialah, kita harus menggunakan akal kita
sebaik mungkin dan secerdas mungkin agar bisa membantu atau berguna bagi
masyarakat di sekitar kita.
Mengetahui urutan peringkat maslahat di atas menjadi penting artinya, apabila dihubungkan
dengan skala prioritas penerapannya, ketika ke maslahatan yang satu berbenturan dengan ke
maslahatan yang lain. Dalam hal ini tentu peringkat pertama, daruriyyat, harus didahulukan dari
pada peringkat kedua, hajiyyat, dan peringkat ketiga, tahsiniyyat. Ketentuan ini menunjukkan,
bahwa dibenarkan untuk mengabaikan hal-hal yang termasuk dalam peringkat yang kedua dan
ketiga, manakala kemaslahatan yang masuk peringkat pertama terancam eksistensinya. Misalnya
seseorang diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan untuk memelihara eksistensi
jiwanya. Makanan yang dimaksud haruslah makanan yang halal. Manakala pada suatu saat ia
tidak mendapatkan makanan yang halal, padahal ia akan mati kalau tidak makan, maka dalam
kondisi tersebut ia diperbolehkan makan makanan yang diharamkan, demi menjaga eksistensi
jiwanya. Makan, dalam hal ini termasuk menjaga jiwa dalam peringkat daruriyyat, sedangkan
makanan yang halal termasuk memelihara jiwa dalam peringkat hajiyyat. Jadi harus didahulukan
memelihara jiwa dalam peringkat daruriyyat daripada peringkat hajiyyat. Begitu pula halnya
manakala peringkat tahsiniyyat berbenturan dengan peringkat hajiyyat, maka peringkat hajiyyat
harus didahulukan dari pada peringkat tahsiniyyat. Misalnya melaksanakan salat berjama’ah
termasuk peringkat hajiyyat, sedangkan persyaratan adanya imam yang salih, tidak fasiq,
termasuk peringkat tahsiniyyat. Jika dalam satu kelompok umat Islam tidak terdapat imam yang
memenuhi persyaratan tersebut, maka dibenarkan berimam pada imam yang fasiq, demi menjaga
shalat berjama’ah yang bersifat hajiyyat.

3. Islam membagi toleransi dalam dua batasan pertama ialah batasan toleransi secara sosiologis,
yakni menghormati orang lain secara individu. Lalu yang kedua adalah batasan toleransi secara
teologis, yang berkaitan dengan agama. Batasan tersebut tercantum dalam ayat Al-Qur'an, QS
Al-Kafirun ayat keenam yang berbunyi "untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Dalam batasan sosiologis, kita menghormati manusia sebagai manusia itu sendiri. “Tidak
terbatas agama dan suku Tidak akan menjadi masalah jika kita ingin berteman maupun bekerja
sama dengan orang lain yang berbeda dengan kita, itulah batasan toleransi secara sosiologis,”
ujar Ustadz Irfan Ahmad Syauqi.

Sedangkan batasan secara teologis berarti kita menghargai manusia lainnya dengan segala
macam agama serta bagaimana mereka beribadah. Batasan umat muslim dalam bertoleransi
dengan agama lainnya adalah tidak menggangu dan harus menghargai ibadah mereka. Tidak
diperbolehkan pula untuk merusak serta menjelek-jelekan kepercayaan yang berbeda dengan
Islam.

4. Ukhuwah Islamiyah: Seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena sama-sama
memeluk agama Islam walaupun berada di belahan dunia manapun.

Ukhuwah Wathaniyah: Seseorang saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari
bangsa yang satu, misalnya bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai