Modul Pelatihan Pengawas Tps-Kec
Modul Pelatihan Pengawas Tps-Kec
MODUL PELATIHAN
PENGAWAS TPS
UNTUK PANWASLU KECAMATAN
Pengarah:
Muhammad Amin
Achmad Husain
Diana Ariyanti
Muhammad Rofiuddin
Nur Kholiq
Wahyudi Sutrisno
Sosiawan
Penanggungjawab:
Kartini Tjandra Lestari
Tim Penyusun:
Bawaslu Provinsi Jawa Tengah
Cetakan:
Pertama, Januari 2024
Penerbit:
Bawaslu Provinsi Jawa Tengah
Jalan Papandayan Selatan No 1 Kota Semarang.
Website: www.jateng.bawaslu.go.id
Media sosial: @Bawaslu Jateng
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | iii
Sambutan
Setelah melalui proses panjang, pemilu 2024 akhirnya sudah mau sampai
pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara. Proses panjang pemilu
2024 dimulai sejak tahapan awal pemilu yakni pada 14 Juni 2022. Tahapan
demi tahapan sudah dilalui dengan berbagai dinamikanya. Berbagai tahapan
itu, misalnya, tahapan pendaftaran partai politik peserta pemilu, verifikasi dan
penetapan peserta pemilu, penyusunan daftar pemilih, pencalonan, kampanye
dan lain-lain.
Salah satu tahapan penting dalam pemilu adalah tahapan pemungutan dan
penghitungan suara. Sebab, di tahapan inilah, warga akan menggunakan hak
pilihnya. Di tahapan ini ada berbagai aturan yang harus ditaati.
Agar para pengawas pemilu dapat profesional maka salah satu caranya adalah
memiliki pengetahuan yang mendalam. Untuk itu, buku yang Anda pegang
ini menjadi salah satu ikhtiar agar Pengawas Pemilu bisa memahami aturan-
aturan terutama seputar tentang pemungutan dan penghitungan suara. Maka,
para Pengawas Pemilu wajib hukumnya untuk membaca buku ini.
Agar saat menjalankan tugas bisa memahami, saat ada dugaan pelanggaran
bisa mencegah, saat ada yang keliru bisa meluruskan. Ayo bersama-sama kita
awasi pemilu.
17 Januari 2024
Ketua Bawaslu Jawa Tengah
Muhammad Amin
iv | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS
DAFTAR ISI
Sambutan iii
Daftar Isi iv
Disclaimer vii
Daftar istilah/singkatan viii
BAB I
Pengertian modul 1
Tujuan modul 1
Standar Kompetensi 2
Materi Modul 2
BAB II
Mengenal Struktur Kelembagaan Pengawas Pemilu 3
Panwaslu Kelurahan/Desa dan PPS 3
Panwaslu Kelurahan/Desa 4
Panitia Pemungutan Suara 5
BAB III
Mengenal Pengawas TPS dan KPPS 8
Pengawas TPS 8
Mengenal KPPS 9
BAB IV
Pengawasan di Masa Tenang 11
Pengawasan Larangan Kampanye 11
Pengawasan Praktik Politik Uang di Masa Tenang 11
Pengawasan Keberadaan KPPS 12
Pengawasan Distribusi Formulir Model C. PEMBERITAHUAN-KPU 12
Pengawasan terhadap Pengumuman Hari, Waktu dan Tempat Pemungutan Suara 13
Pengawasan Pendirian TPS 14
Pengawasan Ketersediaan Perlengkapan Pemungutan Suara 14
Pengawasan Keberadaan Perlengkapan Suara 15
Pengawasan Ketentuan Pemungutan Suara 15
BAB V
Pengawasan Hari Pemungutan Suara (14 Pebruari 2024) 17
Pengawasan Pemeriksaan TPS dan Perlengkapan TPS 17
Pengawasan Tugas Tujuh Orang KPPS 18
Pengawasan Pemasangan Salinan DPT, DPTb, Daftar Paslon, DCT DPR, DPD, DPRD
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | v
BAB VI
Penghitungan Suara di TPS 33
Pengawasan Ketentuan Penghitungan Suara 33
Pengawasan Ketentuan Tugas Tujuh KPPS 34
Pengawasan Ketentuan Sah Tidaknya Surat Suara 35
Pengawasan Ketentuan Penghitungan Suara 36
Pengawasan Sarana dan Prasarana Penghitungan Suara 38
Pengawasan Pencatatan Jumlah Pemilih dan Jumlah Surat Suara Sebelum
Penghitungan Suara 39
Pengawasan Pelaksanaan Penghitungan Surat Suara 40
Pengawasan Penentuan Keabsahan Surat Suara 42
Pengawasan Pencatatan Hasil 43
Pengawasan Penandatanganan Formulir C Hasil 44
Pengawasan Pendokumentasian Hasil 44
Pengawasan Pengisian Formulir 45
vi | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS
BAB VII
Pemungutan Suara Ulang dan Penghitungan Suara Ulang 51
Pemungutan Suara Ulang 51
Mekanisme Pemungutan Suara Ulang 51
Penghitungan Suara Ulang 52
Pemungutan dan penghitungan Suara Lanjutan dan Susulan 53
Pemberian Suara di TPS Lokasi Khusus 54
BAB VIII
Pasal Pidana di Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara 55
LAMPIRAN
Formulir Model A 58
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | vii
Disclaimer:
Daftar istilah/singkatan
BAB
I Tentang Modul
1. Pengertian Modul
Modul ini merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara
sistematis untuk menjadi pegangan Panwaslu Kecamatan di Jawa Tengah.
Modul ini diperuntukan pada saat Panwaslu Kecamatan dan Bawaslu Kabupaten/
Kota memberikan pelatihan kepada pengawas pemilu baik Pengawas TPS
maupun Panwaslu Kelurahan/Desa. Di dalamnya memuat seperangkat materi
dan pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta
menguasai tujuan belajar yang spesifik.
2. Tujuan Modul
Modul Pelatihan Pengawas TPS untuk Panwaslu Kecamatan dan Bawaslu
Kabupaten/Kota ini bertujuan untuk:
• Mempermudah Panwaslu Kecamatan dalam memberikan pemahaman
dan pelatihan kepada Pengawas TPS maupun Panwaslu Kelurahan/
Desa.
• Menjadi panduan dan/atau pegangan Panwaslu Kecamatan saat
menyampaikan materi kepada Pengawas TPS dan Panwaslu
Kelurahan/Desa.
• Memperjelas dan mempermudah pemahaman terkait pemungutan
dan penghitungan suara bagi para Pengawas TPS dan Panwaslu
Kelurahan/Desa.
• Sosialisasi kepada Pengawas TPS maupun Panwaslu Kelurahan/Desa
mengenai pemungutan dan penghitungan suara dalam pemilu 2024.
• Meningkatkan pengetahuan dan motivasi bagi Pengawas TPS dan
Panwaslu Kelurahan/Desa untuk membaca aturan dalam pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara.
• Mengembangkan dan meng-update pengetahuan pengawas
pemilu terkait pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara
dalam pemilu 2024.
• Modul ini juga memungkinkan pengawas pemilu belajar secara mandiri
dengan cara membaca.
2 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS
3. Standar Kompetensi
Modul ini disusun untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar,
diantaranya:
• Pengawas pemilu memiliki standar kompetensi memahami
peraturan dan ketentuan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
suara pemilu 2024.
• Pengawas pemilu memiliki standar kompetensi memahami peraturan
berperspektif pengawasan dalam pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara pemilu 2024.
• Pengawas pemilu memahami kerawanan-kerawanan yang dapat
mengancam proses penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan
suara di TPS.
• Pengawas pemilu memiliki pengetahuan mengenai apa-apa yang harus
dilakukan saat menemukan dan/atau menerima laporan terjadinya
dugaan pelanggaran dalam proses pemungutan dan penghitungan
suara.
• Pengawas pemilu memiliki standar kompetensi dalam kerja-kerja
pengawasan dan pencegahan dalam pemilu.
• Pengawas pemilu memahami pola komunikasi dan pelaporan secara
berjenjang dalam struktur organisasi Bawaslu.
4. Materi Modul
Modul Pelatihan Pengawas TPS untuk Panwaslu Kecamatan dan Bawaslu
Kabupaten/Kota ini berisi materi, yakni:
• Mengenal struktur keberadaan pengawas pemilu mulai dari Bawaslu
RI, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa hingga
Pengawas TPS.
• Kerja pengawasan di masa tenang.
• Kerja pengawasan di pemungutan suara.
• Kerja pengawasan di penghitungan suara.
• Pemungutan suara ulang dan penghitungan suara ulang.
• Ketentuan pidana pemilu terkait pemungutan dan penghitungan
suara.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 3
BAB
II Mengenal Struktur Kelembagaan
Pengawas Pemilu
Di Indonesia, penyelenggara pemilu ada tiga jenis lembaga dengan tugas dan
fungsi masing-masing. Tiga Lembaga tersebut adalah:
Komisi Pemilihan Umum selaku penyelenggara teknis pemilu.
Badan Pengawas Pemilihan Umum selaku pengawas pemilu.
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) selaku penegak etik
penyelenggara pemilu.
Dalam modul ini, fokus ke keberadaan pengawas pemilu. Bawaslu selaku
pengawas pemilu memiliki struktur organisasi secara berjenjang. Di Bawaslu RI
ada lima anggota dengan berkedudukan di ibu kota. Adapun di tingkat Provinsi
Jawa Tengah ada tujuh anggota. Sedangkan di tingkat Kabupaten/Kota ada
lima atau tiga anggota Bawaslu Kabupaten/Kota.
Adapun di tingkat Kecamatan ada tiga anggota. Mulai dari tingkat kecamatan
hingga ke bawah, keberadaan Lembaga pengawas pemilu berbentuk ad hoc
(sementara). Keberadaannya dibentuk pada saat ada tahapan pemilu. Di modul
ini, penulis memfokuskan keberadaan pengawas pemilu untuk yang di tingkat
kelurahan desa dan pengawas TPS.
Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat PPS adalah panitia yang
dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat
kelurahan/desa atau nama lain.
Dalam hal terjadi penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu susulan,
dan Pemilu lanjutan, masa kerja PPS diperpanjang dan PPS dibubarkan paling
lambat 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara dimaksud. Anggota PPS
sebanyak 3 (tiga) orang berasal dari tokoh masyarakat yang memenuhi syarat
berdasarkan Undang- Undang ini. Anggota PPS diangkat dan diberhentikan
oleh KPU Kabupaten/Kota. Komposisi keanggotaan PPS memperhatikan
keterwakilan perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh persen).
a. PPS bertugas:
b. PPS berwenang:
• membentuk KPPS;
• mengangkat Pantarlih;
• menetapkan hasil perbaikan daftar pemilih sementara untuk menjadi
daftar pemilih tetap;
• melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi
KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan
• ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
• melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
c. PPS berkewajiban:
BAB
III
Mengenal Pengawas TPS
dan KPPS
1. Pengawas TPS
a. KPPS bertugas:
• melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
• menyampaikan surat undangan atau pemberitahuan kepada pemilih
sesuai dengan daftar pemilih tetap untuk menggunakan hak pilihnya
di TPS; dan
• melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. KPPS berwenang:
c. KPPS berkewajiban:
BAB
IV
Pengawasan di Masa Tenang
Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melakukan
aktivitas Kampanye Pemilu. Masa Tenang berlangsung selama 3 (tiga) hari
sebelum hari pemungutan suara. Dalam pemilu 2024, masa tenang ada pada
tanggal 11, 12, dan 13 Pebruari 2024. Adapun tanggal 14 Pebruari 2024 adalah
hari H pemungutan suara pemilu 2024.
Di tanggal 11-13 Pebruari tidak boleh ada orang yang melakukan kampanye
jenis apapun. Tanggal tersebut merupakan tahapan masa tenang. Sebelumnya,
sudah ada masa kampanye yang berlangsung sejak 28 November 2023 hingga
10 Pebruari 2024.
PTPS harus koordinasi dengan KPPS untuk mengetahui jumlah formulir model
C-PEMBERITAHUAN yang sudah terdistribusi dan jumlah yang belum. Formulir
model ini menjadi sangat penting karena menjadi salah satu bukti pemilih telah
diberitahu untuk menggunakan hak pilihnya.
Jika PTPS menemukan dan/atau menerima laporan bahwa TPS belum atau
tidak dibentuk sesuai ketentuan maka PTPS menyampaikan saran perbaikan
ke KPPS. Ingatkan KPPS tentang prinsip pembentukan PTPS.
BAB
V Pengawasan Hari Pemungutan
Suara (14 Februari2024)
Pada 14 Pebruari 2024, Pengawas TPS sudah WAJIB sampai di TPS selambat-
lambatnya pada pukul 06.30 waktu setempat.
Pengawas TPS memastikan:
Jumlah KPPS di TPS ada tujuh orang. Tujuh orang ini terdiri dari satu ketua dan
para anggota. Masing-masing memiliki tugas berbeda-beda, yakni:
5) KPPS kelima:
5. Dalam hal pada waktu rapat Pemungutan Suara belum ada Saksi,
Pemilih, atau Pengawas TPS yang hadir, rapat ditunda sampai dengan
adanya Saksi, Pemilih, dan Pengawas TPS yang hadir, paling lama
selama 30 (tiga puluh) menit
6. Apabila sampai dengan waktu yang ditentukan Saksi, Pemilih, dan
Pengawas TPS belum hadir, rapat Pemungutan Suara dibuka dan
dilanjutkan dengan Pemungutan Suara.
7. Dalam hal terdapat Saksi yang hadir setelah rapat Pemungutan
Suara dimulai, KPPS dapat menerima surat mandat dari Saksi dan
mempersilakan untuk mengikuti rapat Pemungutan Suara.
PTPS memastikan saksi peserta pemilu yang hadir membawa surat mandat
dan sesuai ketentuan. PTPS mencatat kedatangan saksi peserta pemilu. Saksi
peserta pemilu yang hadir dari peserta pemilu mana saja. Mereka datang jam
berapa. Terlambat atau tidak. PTPS juga memastikan saksi peserta pemilu
tidak membawa atribut peserta pemilu. Jika ada potensi tidak taat ketentuan,
PTPS menyampaikan saran perbaikan.
Dalam hal sampai dengan waktu yang ditentukan tersebut, Saksi, Pemilih,
dan Pengawas TPS belum juga hadir, rapat pemungutan suara dibuka dan
dilanjutkan dengan pemungutan suara. Dalam hal terdapat Saksi yang hadir
setelah rapat pemungutan suara dimulai, KPPS dapat menerima surat mandat
dari Saksi dan dipersilahkan untuk mengikuti rapat pemungutan suara.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 23
Jika ditemukan adanya surat suara lebih dari ketentuan di atas maka
PTPS memastikan KPPS mencatatnya dalam formulir Model C.
KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI-KPU.
Jika ditemukan adanya surat suara kurang maka KPPS berkoordinasi
dengan PPS.
Jika ditemukan adanya surat suara tertukar, misalnya tertukar antar
dapil, maka PTPS memberikan saran agar KPPS berkoordinasi dengan
PPS secara berjenjang.
tanda gambar Partai politik dan/atau nama calon anggota DPR, DPRD
Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dalam Partai Politik yang sama;
• Pemberian suara pada Surat Suara Pemilu anggota DPD dilakukan
dengan cara mencoblos pada nomor, nama, atau foto calon dalam
satu kolom calon yang sama.
10. Pengawasan Ketentuan Pemberian Suara
Pengawas Pemilu memastikan KPPS mematuhi ketentuan dalam pemberian
suara pemilu 2024.
a. Pemberian suara untuk Pemilu dilakukan dengan cara:
• mencoblos satu kali pada nomor, nama, foto Pasangan Calon, atau
tanda gambar partai politik pengusul dalam satu kotak pada surat
suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
• mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik,
dan/atau nama calon anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupat-
en/kota untuk Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabu-
paten/kota; dan
• mencoblos satu kali pada nomor, nama, atau foto calon untuk Pemi-
lu anggota DPD.
b. Pemberian suara dilakukan berdasarkan prinsip memudahkan Pemilih,
akurasi dalam penghitungan suara, dan efisiensi dalam Penyelenggaraan
Pemilu.
c. Sebelum melaksanakan pemungutan suara, KPPS:
• membuka kotak suara;
• mengeluarkan seluruh isi kotak suara;
• mengidentifikasi jenis dokumen dan peralatan;
• menghitung jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan;
• memeriksa keadaan seluruh surat suara; dan
• menandatangani surat suara yang akan digunakan oleh Pemilih.
d. Saksi Peserta Pemilu, pengawas Pemilu, pemantau Pemilu, dan war
ga masyarakat berhak menghadiri kegiatan KPPS.
e. Ketua KPPS wajib membuat dan menandatangani berita acara kegiatan
dan berita acara tersebut ditandatangani paling sedikit oleh 2 (dua) orang
anggota KPPS dan saksi Peserta Pemilu yang hadir.
PTPS memastikan, KPPS menjalankan prosedur tersebut. Jika KPPS tidak
melakukan maka PTPS menyampaikan saran perbaikan kepada KPPS.
26 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS
Jika ditemukan Pemilih DPTb yang akan menggunakan hak pilih tidak diberikan
surat suara sesuai dengan jenis perpindahan Pemilih (perpindahan di atas),
Pengawas TPS memberi saran perbaikan. Jika ditemukan Pemilih DPTb
sudah menggunakan hak pilih dengan surat suara yang tidak sesuai dengan
jenis perpindahan Pemilih (Perpindahan diatas), Pengawas TPS mencatat di
Formulir Model A dan sertakan copy KTP/KK/Paspor/SIM yang bersangkutan
serta foto/video. PTPS melaporkan ke Panwaslu Kelurahan/Desa.
Daftar Pemilih Khusus yang selanjutnya disingkat DPK adalah daftar Pemilih
yang memiliki identitas kependudukan tetapi belum terdaftar dalam DPT dan
DPTb. Satu jam sebelum pemungutan suara selesai, yakni pukul 12.00 waktu
setempat, ketua KPPS mengumumkan bahwa Pemilih yang tidak terdaftar
dalam DPT dan DPTb diberi kesempatan untuk memberikan suara di TPS
dan didaftarkan ke dalam DPK, dengan memberi kesempatan terlebih dahulu
kepada Pemilih yang terdaftar dalam DPT dan DPTb. KPPS dibantu Petugas
Ketertiban TPS mengatur keseimbangan jumlah Pemilih terhadap surat suara
yang masih tersedia dalam memberikan suara di TPS.
surat suara sudah ditandatangani oleh Ketua KPPS. Surat suara yang diberikan
kepada pemilih tidak diberi tanda khusus, tidak sobek atau rusak serta dalam
keadaan terlipat.
Jika Surat Suara yang diberikan tidak sesuai jumlah, jenis dan belum
ditandatangani oleh Ketua KPPS, Pengawas TPS memberi saran perbaikan
kepada Ketua KPPS untuk memberikan Surat Suara sesuai jumlah, jenis dan
sudah ditandatangani.
Jika Ketua/Anggota KPPS dengan sengaja memberikan surat suara tidak
sesuai jenis dan belum ditandatangani, maka: catat dalam Formulir Model A
lampirkan bukti foto/video. Laporkan kejadian tersebut kepada Panwascam
melalui Panwaslu Kelurahan/desa.
Jika ditemukan surat suara dalam kondisi rusak atau salah coblos, pemilih
tersebut diberikan surat suara pengganti oleh KPPS. Penggantian surat suara
berlaku hanya satu kali.
Pengawas TPS melihat secara cermat Pemilih memasukkan 5 (lima) jenis Surat
Suara ke dalam kotak suara dengan dipandu oleh Anggota KPPS, meliputi:
Adapun jenis dan warna surat suara dan kotak suara adalah:
• Warna abu-abu: Surat suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
• Warna merah: Surat suara untuk Pemilu anggota DPD;
• Warna kuning: Surat suara untuk Pemilu anggota DPR;
• Warna biru: Surat suara untuk Pemilu anggota DPRD Provinsi;
• Warna hijau: Surat suara untuk Pemilu anggota DPRD Kabupaten/Kota.
Jika ada pemilih yang hendak memasukan surat suara tidak sesuai jenis kotak
suara maka PTPS segera memberikan himbauan kepada KPPS dan pemilih.
Jika ada pemilih yang telah mencoblos tapi menolak mencelupkan jari ke dalam
botol tinta yang telah disediakan, Pengawas TPS menyampaikan himbauan
dan mencatatnya.
Pada saat waktu pemberian suara selesai, ketua KPPS mengumumkan bahwa
yang diperbolehkan memberikan suara hanya Pemilih yang:
BAB
VI Penghitungan Suara di TPS
KPPS kelima:
Melipat Surat Suara yang telah diteliti dan diumumkan oleh Ketua KPPS untuk
masing-masing jenis Pemilu.
KPPS keenam dan ketujuh:
Menyusun, mengelompokan dan mengikat dengan karet Surat Suara yang
sudah diteliti dan diumumkan Surat Suara yang dinyatakan sah untuk masing-
masing Peserta Pemilu dan Surat Suara yang dinyatakan tidak sah
3. Pengawasan Ketentuan Sah Tidaknya Surat Suara
36 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS
Model C.HASIL-DPD;
Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model C.HASIL-
DPRP, Model C.HASIL- DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT, Model C.HASIL-
DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model C.HASIL-DPRPBD; dan
Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPRK;
b. tempat duduk KPPS, Saksi, dan Pengawas TPS;
c. alat keperluan administrasi;
d. formulir penghitungan suara di TPS;
e. sampul kertas/kantong plastik pembungkus;
f. segel;
g. kotak suara serta menyiapkan kuncinya; dan
h. peralatan TPS lainnya.
Penempatan Pemilih, pemantau Pemilu, dan masyarakat ditempatkan di luar
TPS. Sarana dan prasarana diatur dengan baik agar mudah digunakan dan
rapat penghitungan suara dapat diikuti oleh semua pihak yang hadir dengan
jelas.
Cermati proses yang dilakukan oleh KPPS dalam mengatur dan menjalankan
ketentuan di atas. Pengawas TPS memberikan saran kepada KPPS jika
menemukan:
• jumlah surat suara yang tidak digunakan termasuk sisa surat suara
cadangan untuk masing-masing jenis Pemilu.
Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS melakukan penghitungan suara untuk
setiap jenis Pemilu dengan cara:
• membuka kunci dan tutup kotak suara dengan disaksikan oleh semua
pihak yang hadir;
• mengeluarkan surat suara dari kotak suara dan diletakkan di meja ketua
KPPS;
• menghitung jumlah surat suara dan memberitahukan jumlah tersebut
kepada yang hadir serta mencatat jumlahnya;
• mencocokkan jumlah surat suara yang terdapat di dalam kotak suara
dengan jumlah Pemilih yang hadir dalam formulir Model C.DAFTAR
HADIR PEMILIH TETAP-KPU, Model C.DAFTAR HADIR PEMILIH
TAMBAHAN-KPU, dan Model C.DAFTAR HADIR PEMILIH KHUSUS-KPU;
• dalam hal ketua KPPS menemukan surat suara yang dikeluarkan tidak
berada pada kotak suara sesuai jenis Pemilu, ketua KPPS menunjukan
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 41
Politik dan calon anggota DPR, calon anggota DPD, Partai Politik
dan calon anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
dengan suara yang terdengar jelas.
Penghitungan perolehan suara dilakukan secara terbuka di tempat yang terang
atau yang mendapat penerangan cahaya cukup.
Anggota KPPS mencatat perolehan suara dengan tulisan yang jelas dan
terbaca ke dalam formulir:
• Model C.HASIL-PPWP;
• Model C.HASIL-DPR;
• Model C.HASIL-DPD;
• Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model
C.HASIL-DPRP, Model C.HASIL-DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT,
Model C.HASIL-DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model
C.HASIL-DPRPBD; dan
• Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPRK,
yang ditempel pada papan atau tempat tertentu.
Pengawas TPS memperhatikan dan memastikan:
suara tidak sah dinyatakan oleh ketua KPPS sebagai surat suara sah,
Pengawas TPS menyampaikan saran perbaikan berdasarkan kriteria
surat suara sah dan tidak sah.
Ketentuan mengenai sah tidak sahnya surat suara tercantum dalam
Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2023 tentang Pemungutan dan
Penghitungan Suara (pasal 53).
Jika ketentuan keabsahan surat suara tidak diikuti oleh Ketua KPPS,
Pengawas TPS mencatatkan kejadian tersebut dalam Formulir Model
A dan bukti copy surat suara/foto serta dokumen pendukung lainnya.
PTPS melaporkan ke Panwaslu Kelurahan/Desa.
Dalam hal terdapat saksi yang hadir tidak bersedia menandatangani formulir
wajib dicatat sebagai catatan kejadian khusus dengan mencantumkan alasan
dalam formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI-
KPU. Formulir yang telah ditandatangani dibuat dalam bentuk Dokumen
Elektronik dengan menggunakan Sirekap. KPPS menyampaikan formulir
kepada KPU.
11. Pengawasan Pendokumentasian Hasil
• Model C.HASIL-PPWP;
• Model C.HASIL-DPR;
• Model C.HASIL-DPD;
• Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model C.HASIL-
DPRP, Model C.HASIL-DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT, Model C.HASIL-
DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model C.HASIL-DPRPBD;
• Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPRK; 1
• Model C.DAFTAR HADIR PEMILIH TETAP-KPU, Model C.DAFTAR HADIR
PEMILIH TAMBAHAN-KPU, dan Model C.DAFTAR HADIR PEMILIH
KHUSUS-KPU setelah ditandatangani oleh KPPS; dan/atau
• salinan Model A-Kabko Daftar Pemilih dan Model A- Daftar Pemilih
Pindahan.
Dokumentasi tersebut dapat berupa foto atau video.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 45
Dalam hal terjadi kesalahan penulisan pada formulir maka ketua KPPS
melakukan pembetulan dengan cara:
a. mencoret angka atau kata yang salah dengan 2 (dua) garis horizontal;
dan
b. menuliskan angka atau kata hasil pembetulan pada angka atau kata
yang dicoret sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
Ketua KPPS serta Saksi yang hadir, membubuhkan paraf pada angka atau
kata pembetulan dan wajib dituangkan dalam catatan kejadian khusus dengan
menggunakan formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN
SAKSI- KPU. Saksi yang membubuhkan paraf merupakan Saksi sesuai dengan
jenis Pemilu.
Adapun formulir:
1. Model C. KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI-KPU,
dan Model A-Surat Pindah Memilih/Model A-Surat Pindah Memilih LN-
KPU, formulir Model C.DAFTAR HADIR PEMILIH TETAP-KPU, Model
C.DAFTAR HADIR PEMILIH TAMBAHAN-KPU, Model C.DAFTAR HADIR
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 47
KPPS jugas memasukan ke dalam sampul kertas dan disegel: Surat Suara
Presiden dan Wakil Presiden yang:
• dinyatakan sah;
• dinyatakan tidak sah;
• tidak digunakan/tidak terpakai termasuk sisa surat suara cadangan;
dan
• rusak dan/atau keliru dicoblos;
Surat Suara DPR yang:
• dinyatakan sah;
• dinyatakan tidak sah;
• tidak digunakan/tidak terpakai termasuk sisa surat suara cadangan;
dan
• rusak dan/atau keliru dicoblos;
juga dimasukan masing-masing ke dalam sampul kertas dan disegel;
Surat Suara DPD yang:
• dinyatakan sah;
• dinyatakan tidak sah;
• tidak digunakan/tidak terpakai termasuk sisa surat suara cadangan;
dan
• rusak dan/atau keliru dicoblos;
masing-masing dimasukan ke dalam sampul kertas dan disegel;
Surat Suara DPRD Provinsi yang:
• dinyatakan sah;
• dinyatakan tidak;
• tidak digunakan/tidak terpakai termasuk sisa surat suara cadangan;
dan
• rusak/atau keliru dicoblos;
masing-masing dimasukan ke dalam sampul kertas dan disegel; dan
48 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS
PPS wajib mengumumkan formulir dari seluruh TPS di wilayah kerjanya dengan
cara menempelkan formulir tersebut di tempat umum pada kelurahan/desa.
Dalam hal KPPS dengan sengaja tidak menyampaikan 1 (satu) rangkap:
o Model C.HASIL SALINAN-PPWP;
o Model C.HASIL SALINAN-DPR;
o Model C.HASIL SALINAN-DPD;
o Model C.HASIL SALINAN-DPRD-PROV, Model C.HASIL SALINAN-DPRA,
Model C.HASIL SALINAN- DPRP, Model C.HASIL SALINAN-DPRPB,
Model C.HASIL SALINAN-DPRPT, Model C.HASIL SALINAN- DPRPS,
Model C.HASIL SALINAN-DPRPP, atau Model C.HASIL SALINAN-
DPRPB; dan
o Model C.HASIL SALINAN-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL
SALINAN-DPRK,
sampai batas waktu yang ditetapkan, KPPS dikenai sanksi sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
50 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS
Kotak suara tersebut meliputi kotak suara Pemilu Presiden dan Wakil Presi-
den, kotak suara Pemilu anggota DPR, kotak suara Pemilu anggota DPD, kotak
suara Pemilu anggota DPRD Provinsi, dan kotak suara Pemilu anggota DPRD
Kabupaten/Kota. KPPS wajib menyerahkan kotak suara dan salinan formulir
pada hari dan tanggal pemungutan suara kepada PPK melalui PPS.
Salinan formulir tidak dimasukkan ke dalam kotak suara. Penyerahan kotak su-
ara kepada PPS, diawasi oleh Saksi dan/atau Pengawas TPS. PPS meneruskan
kotak suara dari seluruh TPS kepada PPK pada hari yang sama setelah proses
pemungutan dan penghitungan suara selesai.
Dalam hal PPS tidak dapat memenuhi ketentuan maka PPS menyampaikan
kotak suara kepada PPK paling lambat 3 (tiga) Hari setelah hari penghitungan
suara.
Sesuai dengan pasal 68 Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2023 tentang Pemu-
ngutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilu, KPPS dilarang memberikan
formulir:
• Model C.HASIL SALINAN-PPWP;
• Model C.HASIL SALINAN-DPR;
• Model C.HASIL SALINAN-DPD;
• Model C.HASIL SALINAN-DPRD-PROV, Model C.HASIL SALINAN-
DPRA, Model C.HASIL SALINAN-DPRP, Model C.HASIL SALINAN-
DPRPB, Model C.HASIL SALINAN- DPRPT, Model C.HASIL SALINAN-
DPRPS, Model C.HASIL SALINAN-DPRPP, atau Model C.HASIL
SALINAN-DPRPB; dan
• Model C.HASIL SALINAN-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-
SALINAN-DPRK,
kepada siapapun dan/atau pihak manapun, kecuali kepada setiap saksi,
pengawas TPS, dan PPK melalui PPS.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 51
BAB
VII Pemungutan Suara Ulang dan
Penghitungan Suara Ulang
Pemungutan suara di TPS wajib diulang apabila dari hasil penelitian dan
pemeriksaan Pengawas TPS terbukti terdapat keadaan sebagai berikut:
• pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan
penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
• petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus,
menandatangani, atau menuliskan nama atau alamat pada surat suara
yang sudah digunakan;
• petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah
digunakan oleh Pemilih sehingga surat suara tersebut menjadi tidak
sah; dan/atau
• Pemilih yang tidak memiliki KTP-el atau Suket, dan tidak terdaftar di
DPT dan DPTb memberikan suara di TPS.
Selain keadaan sebagaimana dimaksud di atas, pemungutan suara wajib
diulang jika terdapat pemilih yang memberikan suara lebih dari 1 (satu) kali,
baik pada satu TPS atau pada TPS yang berbeda.
Dalam hal terjadi keadaan tersebut di atas maka Saksi atau Pengawas TPS
dapat mengusulkan penghitungan ulang surat suara di TPS yang bersangkutan.
Penghitungan ulang surat suara di TPS harus dilaksanakan dan selesai pada
hari yang sama dengan hari pemungutan suara.
Dalam hal penghitungan suara belum selesai pada waktu tersebut maka
penghitungan suara dapat diperpanjang tanpa jeda paling lama 12 (dua belas)
jam sejak berakhirnya Hari pemungutan suara. Dalam hal penghitungan suara
belum selesai sampai waktu perpanjangan berakhir, penghitungan suara tetap
dilanjutkan dan dicatat dalam formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU
KEBERATAN SAKSI-KPU.
BAB
VIII
Pasal Pidana di Pemungutan
Suara dan Penghitungan
Suara
Pasal 498, Pasal 499, Pasal 500, Pasal 501, Pasal 502, Pasal 503, Pasal 504,
Pasal 505, Pasal 506, Pasal 507, Pasal 508, Pasal 510, Pasal 515, Pasal 516,
Pasal 517, Pasal 523 ayat 2 dan 3, Pasal 531, Pasal 532, Pasal 533, Pasal 534,
Pasal 535, Pasal 537, Pasal 538, Pasal 543, Pasal 549, Pasal 551.
56 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS
LAMPIRAN
FORM. A
LAPORAN HASIL PENGAWASAN PEMILU
NOMOR : ………………..
…………., …………..2024
Pelaksana tugas,
(……………………..)
V. Dokumentasi Foto