Anda di halaman 1dari 68

MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 1

ii | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

MODUL PELATIHAN
PENGAWAS TPS
UNTUK PANWASLU KECAMATAN

Pengarah:
Muhammad Amin
Achmad Husain
Diana Ariyanti
Muhammad Rofiuddin
Nur Kholiq
Wahyudi Sutrisno
Sosiawan

Penanggungjawab:
Kartini Tjandra Lestari

Tim Penyusun:
Bawaslu Provinsi Jawa Tengah

Cetakan:
Pertama, Januari 2024

Penerbit:
Bawaslu Provinsi Jawa Tengah
Jalan Papandayan Selatan No 1 Kota Semarang.
Website: www.jateng.bawaslu.go.id
Media sosial: @Bawaslu Jateng
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | iii

Sambutan
Setelah melalui proses panjang, pemilu 2024 akhirnya sudah mau sampai
pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara. Proses panjang pemilu
2024 dimulai sejak tahapan awal pemilu yakni pada 14 Juni 2022. Tahapan
demi tahapan sudah dilalui dengan berbagai dinamikanya. Berbagai tahapan
itu, misalnya, tahapan pendaftaran partai politik peserta pemilu, verifikasi dan
penetapan peserta pemilu, penyusunan daftar pemilih, pencalonan, kampanye
dan lain-lain.

Puncaknya, pada 14 Pebruari 2024, warga di Indonesia, termasuk di Jawa


Tengah, yang berhak memilih akan diberi kesempatan untuk menggunakan
hak pilihnya. Di Jawa Tengah, warga yang masuk dalam daftar pemilih tetap
(DPT) sebanyak 28.289.413 jiwa.

Salah satu tahapan penting dalam pemilu adalah tahapan pemungutan dan
penghitungan suara. Sebab, di tahapan inilah, warga akan menggunakan hak
pilihnya. Di tahapan ini ada berbagai aturan yang harus ditaati.

Aturan tersebut baik yang dimuat di undang-undang pemilu, peraturan KPU,


peraturan Bawaslu, surat edaran maupun surat keputusan. Pengaturannya pun
bersifat njelimet dan teknisnya harus detail. Sebab dengan pengaturan yang
detail itulah untuk memastikan warga bisa menggunakan hak pilih dengan
baik, hasil pilihan warga juga terjaga, dan standar pemilu bisa benar-benar bisa
terlaksana.
Untuk memastikan aturan pemungutan dan penghitungan suara terlaksana
dengan baik maka kehadiran para pengawas pemilu sangat penting. Semua
jajaran pengawas pemilu harus melaksanakan tugas masing-masing.

Agar para pengawas pemilu dapat profesional maka salah satu caranya adalah
memiliki pengetahuan yang mendalam. Untuk itu, buku yang Anda pegang
ini menjadi salah satu ikhtiar agar Pengawas Pemilu bisa memahami aturan-
aturan terutama seputar tentang pemungutan dan penghitungan suara. Maka,
para Pengawas Pemilu wajib hukumnya untuk membaca buku ini.

Agar saat menjalankan tugas bisa memahami, saat ada dugaan pelanggaran
bisa mencegah, saat ada yang keliru bisa meluruskan. Ayo bersama-sama kita
awasi pemilu.
17 Januari 2024
Ketua Bawaslu Jawa Tengah

Muhammad Amin
iv | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

DAFTAR ISI
Sambutan iii
Daftar Isi iv
Disclaimer vii
Daftar istilah/singkatan viii

BAB I
Pengertian modul 1
Tujuan modul 1
Standar Kompetensi 2
Materi Modul 2

BAB II
Mengenal Struktur Kelembagaan Pengawas Pemilu 3
Panwaslu Kelurahan/Desa dan PPS 3
Panwaslu Kelurahan/Desa 4
Panitia Pemungutan Suara 5

BAB III
Mengenal Pengawas TPS dan KPPS 8
Pengawas TPS 8
Mengenal KPPS 9

BAB IV
Pengawasan di Masa Tenang 11
Pengawasan Larangan Kampanye 11
Pengawasan Praktik Politik Uang di Masa Tenang 11
Pengawasan Keberadaan KPPS 12
Pengawasan Distribusi Formulir Model C. PEMBERITAHUAN-KPU 12
Pengawasan terhadap Pengumuman Hari, Waktu dan Tempat Pemungutan Suara 13
Pengawasan Pendirian TPS 14
Pengawasan Ketersediaan Perlengkapan Pemungutan Suara 14
Pengawasan Keberadaan Perlengkapan Suara 15
Pengawasan Ketentuan Pemungutan Suara 15

BAB V
Pengawasan Hari Pemungutan Suara (14 Pebruari 2024) 17
Pengawasan Pemeriksaan TPS dan Perlengkapan TPS 17
Pengawasan Tugas Tujuh Orang KPPS 18
Pengawasan Pemasangan Salinan DPT, DPTb, Daftar Paslon, DCT DPR, DPD, DPRD
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | v

Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota 20


Pengawas TPS dan Saksi Mendapatkan DPT dan DPTb 21
Pengawasan Keberadaan Saksi Peserta Pemilu 21
Pengawasan Pelaksanaan Dimulainya Rapat dan Pengucapan Sumpah KPPS 22
Pengawasan Kegiatan Rapat Pemungutan Suara 23
Pengawasan Ketersediaan Surat Suara 24
Pengawasan Penjelasan Tata Cara Pemungutan 24
Pengawasan Ketentuan Pemberian Suara 25
Pengawasan Pemilih yang Berhak Memilih di TPS 26
Pengawasan Ketentuan Pemilih dalam DPTb 26
Pengawasan Pemilih dalam DPK 27
Pengawasan Pelayanan Hak Pilih Pemilih Disabilitas 28
Pengawasan Ketentuan Sebelum Pemilih Melakukan Pemberian Suara 29
Pengawasan Penyerahan Surat Suara kepada Pemilih 29
Pengawasan Pemungutan Suara/Pencoblosan 30
Pengawasan Saat Pemilih Memasukan Surat Suara ke dalam Kotak Suara dan
Pemberian Tanda Telah Mencoblos (Jari Dicelup di Tinta) 30
Pengawasan Saat Waktu Pemberian Suara Sudah Selesai 31
Pengawasan Jika Terjadi Penyimpangan dan Pelanggaran Ketertiban 31

BAB VI
Penghitungan Suara di TPS 33
Pengawasan Ketentuan Penghitungan Suara 33
Pengawasan Ketentuan Tugas Tujuh KPPS 34
Pengawasan Ketentuan Sah Tidaknya Surat Suara 35
Pengawasan Ketentuan Penghitungan Suara 36
Pengawasan Sarana dan Prasarana Penghitungan Suara 38
Pengawasan Pencatatan Jumlah Pemilih dan Jumlah Surat Suara Sebelum
Penghitungan Suara 39
Pengawasan Pelaksanaan Penghitungan Surat Suara 40
Pengawasan Penentuan Keabsahan Surat Suara 42
Pengawasan Pencatatan Hasil 43
Pengawasan Penandatanganan Formulir C Hasil 44
Pengawasan Pendokumentasian Hasil 44
Pengawasan Pengisian Formulir 45
vi | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

Pengawasan Jika Terjadi Kesalahan Penulisan 45


Pengawasan Penggandaan Formulir Model C 45
Pengawasan KPPS Memasukan Formulir dan Penyegelan 46
Pengawasan Pengajuan Keberatan 48
Pengawasan Pengumuman Penghitungan Suara 49
Pengawasan Penyerahan Kotak Suara dari KPPS ke PPS 50

BAB VII
Pemungutan Suara Ulang dan Penghitungan Suara Ulang 51
Pemungutan Suara Ulang 51
Mekanisme Pemungutan Suara Ulang 51
Penghitungan Suara Ulang 52
Pemungutan dan penghitungan Suara Lanjutan dan Susulan 53
Pemberian Suara di TPS Lokasi Khusus 54

BAB VIII
Pasal Pidana di Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara 55

LAMPIRAN
Formulir Model A 58
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | vii

Disclaimer:

Buku modul ini disusun dan ditulis berdasarkan referensi:

 Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2023 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2022 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum menjadi Undang-Undang.

 Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2023 tentang Pemungutan dan


Penghitungan Suara dalam Pemilu.

Jika ada ketentuan baru melalui perubahan Peraturan KPU/surat edaran/surat


keputusan setelah diterbitkan buku ini maka ketentuan dapat menyesuaikan.
viii | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

Daftar istilah/singkatan

 PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan): panitia yang dibentuk oleh KPU


Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat kecamatan.
 PPS (Panitia Pemungutan Suara): panitia yang dibentuk oleh KPU
Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat kelurahan/
desa.
 KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) kelompok yang
dibentuk oleh PPS untuk melaksanakan pemungutan suara di tempat
pemungutan suara.
 Panwaslu Kecamatan (Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan): panitia
yang dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota untuk mengawasi
penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan atau nama lain.
 Panwaslu Kelurahan/Desa (Panitia Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa):
petugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di kelurahan/
desa.
 Pengawas TPS (Pengawas Tempat Pemungutan Suara): petugas
yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan untuk membantu Panwaslu
Kelurahan/Desa.
 TPS (Tempat Pemungutan Suara): tempat dilaksanakannya
pemungutan suara.
 Saksi Peserta Pemilu: orang yang mendapat surat mandat tertulis dari
tim kampanye atau Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik
atau Gabungan Partai Politik untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
pengurus Partai Politik tingkat kabupaten/kota atau tingkat di atasnya
untuk Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota,
dan calon perseorangan untuk Pemilu anggota DPD.
 DPT (Daftar Pemilih Tetap): daftar Pemilih sementara hasil perbaikan
akhir yang telah diperbaiki oleh PPS, direkapitulasi oleh PPK, dan
ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota.
 DPTb (Daftar Pemilih Tambahan): daftar Pemilih yang telah terdaftar
dalam DPT di suatu TPS yang karena keadaan tertentu Pemilih tidak
dapat menggunakan haknya untuk memilih di TPS tempat yang
bersangkutan terdaftar dan memberikan suara di TPS lain.
 DPK (Daftar Pemilih Khusus): daftar Pemilih yang memiliki identitas
kependudukan tetapi belum terdaftar dalam DPT dan DPTb.
 Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik): perangkat
aplikasi berbasis teknologi informasi sebagai sarana publikasi hasil
penghitungan suara dan proses rekapitulasi hasil penghitungan suara
serta alat bantu dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil Penghitungan
Suara Pemilu.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 1

BAB
I Tentang Modul

1. Pengertian Modul
Modul ini merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara
sistematis untuk menjadi pegangan Panwaslu Kecamatan di Jawa Tengah.
Modul ini diperuntukan pada saat Panwaslu Kecamatan dan Bawaslu Kabupaten/
Kota memberikan pelatihan kepada pengawas pemilu baik Pengawas TPS
maupun Panwaslu Kelurahan/Desa. Di dalamnya memuat seperangkat materi
dan pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta
menguasai tujuan belajar yang spesifik.

2. Tujuan Modul
Modul Pelatihan Pengawas TPS untuk Panwaslu Kecamatan dan Bawaslu
Kabupaten/Kota ini bertujuan untuk:
• Mempermudah Panwaslu Kecamatan dalam memberikan pemahaman
dan pelatihan kepada Pengawas TPS maupun Panwaslu Kelurahan/
Desa.
• Menjadi panduan dan/atau pegangan Panwaslu Kecamatan saat
menyampaikan materi kepada Pengawas TPS dan Panwaslu
Kelurahan/Desa.
• Memperjelas dan mempermudah pemahaman terkait pemungutan
dan penghitungan suara bagi para Pengawas TPS dan Panwaslu
Kelurahan/Desa.
• Sosialisasi kepada Pengawas TPS maupun Panwaslu Kelurahan/Desa
mengenai pemungutan dan penghitungan suara dalam pemilu 2024.
• Meningkatkan pengetahuan dan motivasi bagi Pengawas TPS dan
Panwaslu Kelurahan/Desa untuk membaca aturan dalam pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara.
• Mengembangkan dan meng-update pengetahuan pengawas
pemilu terkait pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara
dalam pemilu 2024.
• Modul ini juga memungkinkan pengawas pemilu belajar secara mandiri
dengan cara membaca.
2 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

3. Standar Kompetensi
Modul ini disusun untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar,
diantaranya:
• Pengawas pemilu memiliki standar kompetensi memahami
peraturan dan ketentuan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
suara pemilu 2024.
• Pengawas pemilu memiliki standar kompetensi memahami peraturan
berperspektif pengawasan dalam pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara pemilu 2024.
• Pengawas pemilu memahami kerawanan-kerawanan yang dapat
mengancam proses penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan
suara di TPS.
• Pengawas pemilu memiliki pengetahuan mengenai apa-apa yang harus
dilakukan saat menemukan dan/atau menerima laporan terjadinya
dugaan pelanggaran dalam proses pemungutan dan penghitungan
suara.
• Pengawas pemilu memiliki standar kompetensi dalam kerja-kerja
pengawasan dan pencegahan dalam pemilu.
• Pengawas pemilu memahami pola komunikasi dan pelaporan secara
berjenjang dalam struktur organisasi Bawaslu.

4. Materi Modul
Modul Pelatihan Pengawas TPS untuk Panwaslu Kecamatan dan Bawaslu
Kabupaten/Kota ini berisi materi, yakni:
• Mengenal struktur keberadaan pengawas pemilu mulai dari Bawaslu
RI, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa hingga
Pengawas TPS.
• Kerja pengawasan di masa tenang.
• Kerja pengawasan di pemungutan suara.
• Kerja pengawasan di penghitungan suara.
• Pemungutan suara ulang dan penghitungan suara ulang.
• Ketentuan pidana pemilu terkait pemungutan dan penghitungan
suara.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 3

BAB
II Mengenal Struktur Kelembagaan
Pengawas Pemilu

Di Indonesia, penyelenggara pemilu ada tiga jenis lembaga dengan tugas dan
fungsi masing-masing. Tiga Lembaga tersebut adalah:
 Komisi Pemilihan Umum selaku penyelenggara teknis pemilu.
 Badan Pengawas Pemilihan Umum selaku pengawas pemilu.
 Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) selaku penegak etik
penyelenggara pemilu.
Dalam modul ini, fokus ke keberadaan pengawas pemilu. Bawaslu selaku
pengawas pemilu memiliki struktur organisasi secara berjenjang. Di Bawaslu RI
ada lima anggota dengan berkedudukan di ibu kota. Adapun di tingkat Provinsi
Jawa Tengah ada tujuh anggota. Sedangkan di tingkat Kabupaten/Kota ada
lima atau tiga anggota Bawaslu Kabupaten/Kota.

Adapun di tingkat Kecamatan ada tiga anggota. Mulai dari tingkat kecamatan
hingga ke bawah, keberadaan Lembaga pengawas pemilu berbentuk ad hoc
(sementara). Keberadaannya dibentuk pada saat ada tahapan pemilu. Di modul
ini, penulis memfokuskan keberadaan pengawas pemilu untuk yang di tingkat
kelurahan desa dan pengawas TPS.

1. Panwaslu Kelurahan/Desa dan PPS


Panwaslu Kelurahan/Desa
Panwaslu Kelurahan/Desa yang kepanjangannya Panitia Pengawas Pemilu
Kelurahan/Desa adalah petugas untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu
di kelurahan/desa atau nama lain. Panwaslu Kelurahan/Desa berkedudukan
di kelurahan/desa. Jumlah anggota Panwaslu Kelurahan/Desa di setiap
kelurahan/desa sebanyak 1 (satu) orang.
Panwaslu Kelurahan/Desa bertugas:

a. mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah


kelurahan/desa, yang terdiri atas:
4 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

• pelaksanaan pemutakhiran data pemilih, penetapan daftar pemilih


sementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan daftar pemilih tetap;
• pelaksanaan kampanye;
• pendistribusian logistik Pemilu;
• pelaksanaan pemungutan suara dan proses penghitungan suara di
setiap TPS;
• pengumuman hasil penghitungan suara di setiap TPS;
• pengumuman hasil penghitungan suara dari TPS yang ditempelkan
di sekretariat PPS;
• pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan
sertifikat hasil penghitungan suara dari TPS sampai ke PPK;
• pergerakan surat tabulasi penghitungan suara dari tingkat TPS dan
PPK; dan
• pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu
lanjutan, dan Pemilu susulan;
b. mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah kelurahan/desa;
c. mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam
kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini di
wilayah kelurahan/desa;
d. mengelola, memelihara, dan merawat arsip berdasarkan jadwal retensi
arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. mengawasi pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah
kelurahan/desa; dan
f. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2. Panwaslu Kelurahan/Desa berwenang:

a. menerima dan menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran


terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai Pemilu kepada Panwaslu Kecamatan;
b. membantu meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak
terkait dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu;
dan
c. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 5

3. Panwaslu Kelurahan/Desa berkewajiban:

a. menjalankan tugas dan wewenangnya dengan adil;


b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
pengawas TPS;
c. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Panwaslu
Kecamatan sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau
berdasarkan kebutuhan;
d. menyampaikan temuan dan laporan kepada Panwaslu Kecamatan
mengenai dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PPS dan KPPS
yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu
di wilayah kelurahan/desa; dan
e. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

4. Panitia Pemungutan Suara

Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat PPS adalah panitia yang
dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat
kelurahan/desa atau nama lain.

PPS dibentuk untuk menyelenggarakan Pemilu di kelurahan/desa. PPS


berkedudukan di kelurahan/desa. PPS dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota
paling lambat 6 (enam) bulan sebelum Penyelenggaraan Pemilu dan dibubarkan
paling lambat 2 (dua) bulan setelah hari pemungutan suara.

Dalam hal terjadi penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu susulan,
dan Pemilu lanjutan, masa kerja PPS diperpanjang dan PPS dibubarkan paling
lambat 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara dimaksud. Anggota PPS
sebanyak 3 (tiga) orang berasal dari tokoh masyarakat yang memenuhi syarat
berdasarkan Undang- Undang ini. Anggota PPS diangkat dan diberhentikan
oleh KPU Kabupaten/Kota. Komposisi keanggotaan PPS memperhatikan
keterwakilan perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh persen).

a. PPS bertugas:

• mengumumkan daftar pemilih sementara;


• menerima masukan dari masyarakat tentang daftar pemilih sementara;
• melakukan perbaikan dan mengumumkan hasil perbaikan daftar
pemilih sementara;
• mengumumkan daftar pemilih tetap dan melaporkan kepada KPU
Kabupaten/Kota melalui PPK;
6 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

• melaksanakan semua tahapan Penyelenggaraan Pemilu di tingkat


kelurahan/desa yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, dan PPK;
• mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah
kerjanya;
• menyampaikan hasil penghitungan suara seluruh TPS kepada PPK;
• melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan
Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kerjanya;
• melaksanakan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu dan/atau
yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPS kepada
masyarakat;
• melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
• melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

b. PPS berwenang:

• membentuk KPPS;
• mengangkat Pantarlih;
• menetapkan hasil perbaikan daftar pemilih sementara untuk menjadi
daftar pemilih tetap;
• melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi
KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan
• ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
• melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

c. PPS berkewajiban:

• membantu KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK dalam


melakukan pemutakhiran data pemilih, daftar pemilih sementara, daftar
pemilih hasil perbaikan, dan daftar pemilih tetap;
• menyampaikan daftar pemilih kepada PPK;
• menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah
penghitungan suara dan setelah kotak suara disegel;
• meneruskan kotak suara dari setiap PPS kepada PPK pada hari yang
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 7

sama setelah rekapitulasi hasil penghitungan suara dari setiap TPS;


• menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan
oleh Panwaslu Kelurahan/Desa;
• membantu PPK dalam menyelenggarakan Pemilu, kecuali dalam hal
penghitungan suara;
• melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
• melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

BAB
III
Mengenal Pengawas TPS
dan KPPS

1. Pengawas TPS

Sesuai dengan undang-undang pemilu, Pengawas Tempat Pemungutan


Suara atau biasa disebut Pengawas TPS atau PTPS adalah petugas yang
dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan untuk membantu Panwaslu Kelurahan/
Desa. Pengawas TPS berkedudukan di setiap TPS. Pengawas TPS berjumlah
1 (satu) orang setiap TPS. Dalam pemilu 2024, jumlah TPS di Jawa Tengah
sebanyak 117.299. Pengawas TPS dibentuk paling lambat 23 hari sebelum
hari pemungutan suara dan dibubarkan paling lambat 7 hari setelah hari
pemungutan suara. Pengawas TPS diseleksi dan ditetapkan dengan keputusan
Panwaslu Kecamatan.

a. Pengawas TPS bertugas mengawasi:

• persiapan pemungutan suara;


• pelaksanaan pemungutan suara;
• persiapan penghitungan suara;
• pelaksanaan penghitungan suara; dan
• pergerakan hasil penghitungan suara dari TPS ke PPS.

b. Pengawas TPS berwenang:

• menyampaikan keberatan dalam hal ditemukannya dugaan pelanggaran,


kesalahan dan/atau penyimpangan administrasi pemungutan dan
penghitungan suara;
• menerima salinan berita acara dan sertifikat pemungutan dan
penghitungan suara; dan
• melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 9

c. Pengawas TPS berkewajiban:

• menyampaikan laporan hasil pengawasan pemungutan dan


penghitungan suara kepada Panwaslu Kecamatan melalui Panwaslu
Kelurahan/Desa; dan
• menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Panwaslu
Kecamatan melalui Panwaslu Kelurahan/Desa.

d. Pengawas TPS Dilarang :

Mempengaruhi dan mengintimidasi pemilih dalam menentukan pilihannya.


Melihat pemilih mencoblos surat suara dalam bilik suara.
Mengerjakan atau membantu mempersiapkan perlengkapan pemungutan
dan penghitungan suara serta mengisi formulir pemungutan suara dan hasil
penghitungan suara.
Mengganggu kerja KPPS dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Mengganggu pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara
e. Form A Sebagai Alat Kerja:

• PTPS Wajib menggunakan Formulir Model A (Formulir Pengawasan).


• Setiap PTPS mencatatkan setiap peristiwa dalam Formulir Model A.
• Setiap PTPS melaporkan Formulir A kepada Panwaslu Kecamatan
melalui Panwaslu Kelurahan/Desa setelah proses pemungutan suara
berakhir.
2. Mengenal KPPS

KPPS yang merupakan kepanjangan Kelompok Penyelenggara Pemungutan


Suara adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk melaksanakan
pemungutan suara di tempat pemungutan suara.

a. KPPS bertugas:

• mengumumkan daftar pemilih tetap di TPS;


• menyerahkan daftar pemilih tetap kepada saksi Peserta Pemilu yang
hadir dan Pengawas TPS dan dalam hal Peserta Pemilu tidak memiliki
saksi, daftar pemilih tetap diserahkan kepada Peserta Pemilu;
• melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS;
• membuat berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta
membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya
kepada saksi Peserta Pemilu, Pengawas TPS, dan PPK melalui PPS;
10 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

• melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
• menyampaikan surat undangan atau pemberitahuan kepada pemilih
sesuai dengan daftar pemilih tetap untuk menggunakan hak pilihnya
di TPS; dan
• melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

b. KPPS berwenang:

• mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS;


• melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
• melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

c. KPPS berkewajiban:

• menempelkan daftar pemilih tetap di TPS;


• menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan
oleh saksi, Pengawas TPS, Panwaslu Kelurahan/Desa, Peserta Pemilu,
dan masyarakat pada hari pemungutan suara;
• menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah
penghitungan suara dan setelah kotak suara disegel;
• menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan Panwaslu
Kelurahan/Desa;
• menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara dan sertifikat
hasil penghitungan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama;
• melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
• melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 11

BAB
IV
Pengawasan di Masa Tenang

1. Pengawasan Larangan Kampanye

Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melakukan
aktivitas Kampanye Pemilu. Masa Tenang berlangsung selama 3 (tiga) hari
sebelum hari pemungutan suara. Dalam pemilu 2024, masa tenang ada pada
tanggal 11, 12, dan 13 Pebruari 2024. Adapun tanggal 14 Pebruari 2024 adalah
hari H pemungutan suara pemilu 2024.

Di tanggal 11-13 Pebruari tidak boleh ada orang yang melakukan kampanye
jenis apapun. Tanggal tersebut merupakan tahapan masa tenang. Sebelumnya,
sudah ada masa kampanye yang berlangsung sejak 28 November 2023 hingga
10 Pebruari 2024.

Pengawas Pemilu melakukan Pengawasan terhadap adanya kegiatan kampanye


yang dilarang pada hari tenang. Apabila Pengawas Pemilu menemukan adanya
kegiatan kampanye yang dilakukan Peserta Pemilu, pelaksana kampanye atau
tim kampanye, maka harus melakukan pencegahan dan/atau saran perbaikan.
Panwaslu Kelurahan/Desa menuangkan hasil pengawasan ke dalam Formulir
Model A hasil Pengawasan Pemilu.

Di masa tenang, pengawas pemilu juga mengawasi dan memastikan sudah


tidak ada atribut maupun alat peraga kampanye yang beredar. Apalagi di sekitar
lokasi TPS. Harus sudah bebas dari atribut maupun alat peraga kampanye
peserta pemilu.

2. Pengawasan Praktik Politik Uang di Masa Tenang

Pengawas Pemilu melakukan pengawasan terhadap adanya praktik pemberian


uang dan barang secara langsung dan tidak langsung yang dilakukan oleh
pelaksana kampanye, tim kampanye dan perorangan. Tindakan praktik
pemberian uang dan barang untuk:
12 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

 Tidak menggunakan hak pilihnya


 Menggunakan hak pilihnya dengan memilih Peserta Pemilu dengan
cara tertentu sehingga surat suaranya tidak sah;
 Memilih Pasangan Calon tertentu;
 Memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu; dan/atau Memilih calon
Anggota DPD tertentu.

Ingat, sesuai dengan undang-undang pemilu bahwa praktik politik uang


merupakan tindak pidana pemilu. Jika menemukan atau menerima laporan
terkait dengan dugaan politik uang maka pengawas pemilu melakukan
pencegahan/himbauan. Jika tetap terjadi maka tangani sesuai ketentuan.

3. Pengawasan Keberadaan KPPS

Pada masa tenang, Panwaslu Kelurahan Desa memastikan Pengawas TPS


melakukan pengawasan terhadap persiapan pemungutan suara. Sebab, pada
masa tenang, pemungutan suara tinggal menghitung hari. Namun demikian,
sebelum masa tenang datang, Pengawas Pemilu juga ada tugas untuk
memastikan keberadaan KPPS sudah sesuai dengan ketentuan.

Panwaslu Kelurahan/Desa meminta PTPS berkoordinasi dengan KPPS untuk


memastikan bahwa keberadaan tujuh orang KPPS yang akan bertugas di TPS
benar-benar sudah sesuai dengan aturan. Misalnya, jangan sampai KPPS
adalah anggota/pengurus parpol, tim sukses, tim kampanye peserta pemilu.
Jika mendapati seperti itu maka segera catat dalam form A dan lampirkan
buktinya.

4. Pengawasan Distribusi Formulir Model C. PEMBERITAHUAN-KPU

Panwaslu Kelurahan/Desa memastikan PTPS mengawasi distribusi formulir


pemberitahuan kepada pemilih. Sebelum hari H pemungutan suara, KPPS
harus menyampaikan surat pemberitahuan pemungutan suara kepada Pemilih
atau biasa disebut dengan Formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU.

PTPS harus koordinasi dengan KPPS untuk mengetahui jumlah formulir model
C-PEMBERITAHUAN yang sudah terdistribusi dan jumlah yang belum. Formulir
model ini menjadi sangat penting karena menjadi salah satu bukti pemilih telah
diberitahu untuk menggunakan hak pilihnya.

PTPS harus memastikan bahwa KPPS sudah mendistribusikan formulir


ini sesuai ketentuan. Jangan sampai KPPS tidak mendistribusikan/tidak
memberikan formulir pemberitahuan kepada para pemilih. Waktu untuk KPPS
memberitahukan tempat dan waktu pemungutan suara kepada pemilih adalah
antara tanggal 10 hingga 13 Februari 2024.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 13

Apabila Pemilih tidak berada di tempat tinggalnya, ketua KPPS dapat


menyampaikan formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU kepada keluarganya
dan diminta untuk menandatangani tanda terima.

Apabila Pemilih dalam DPT belum juga menerima formulir Model


C.PEMBERITAHUAN-KPU, maka Pemilih yang bersangkutan dapat meminta
formulir C.PEMBERITAHUAN-KPU kepada ketua KPPS paling lambat tanggal
13 Februari 2024 dengan menunjukkan KTP-el.

Apabila KPPS menemukan Pemilih yang telah meninggal dunia, pindah


alamat, atau tidak dikenal, KPPS menandai/mencatat keterangan tersebut
pada formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU. Formulir yang tidak dapat
terdistribusi selanjutnya KPPS wajib mengembalikan kepada PPS dengan
menggunakan formulir Model BA-C.PEMBERITAHUAN-KPU.

Apabila sampai dengan tanggal 13 Februari 2024 terdapat formulir


C.PEMBERITAHUAN-KPU yang tidak dapat diserahkan kepada Pemilih, ketua
KPPS mengembalikan formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU kepada PPS
dengan menggunakan formulir Model BA-C.PEMBERITAHUAN-KPU.

5. Pengawasan terhadap Pengumuman Hari, Waktu dan Tempat Pemung-


utan Suara

Panwaslu Kelurahan/Desa memastikan jajarannya di TPS (Pengawas TPS)


melakukan pengawasan terhadap pengumuman hari, waktu dan tempat
pemungutan suara.

Arahan Panwaslu Kelurahan/Desa adalah meminta PTPS berkoordinasi dengan


KPPS untuk memastikan pengumuman hari, waktu dan tempat pemungutan
suara. Memastikan pengumuman dilakukan paling awal 10 Februari 2024 dan
paling akhir tanggal 13 Februari 2024. Pengumuman dapat dilakukan dengan
cara:

• menggunakan pengeras suara di tempat-tempat ibadah;


• menempelkan pengumuman di papan pengumuman; dan/atau
• bentuk pengumuman lain yang lazim digunakan di Desa/Kelurahan
setempat.

PTPS juga harus mengecek secara langsung ke tempat pengumuman/


bertanya ke RT/RW setempat.

Jika menemukan dan/atau menerima laporan KPPS belum mengumumkan


hari, waktu dan tempat pemungutan suara maka PTPS menyampaikan saran
ke KPPS agar segera mengumumkan. Catat di formulir A.
14 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

6. Pengawasan Pendirian TPS

Panwaslu Kelurahan/Desa meminta Pengawas TPS untuk mengawasi pendi-


rian/pembuatan TPS. Pastikan, penyiapan TPS harus dibuat sesuai aturan.
Sesuai aturan, Ketua KPPS menyiapkan TPS yang harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:

• dapat dibuat di ruang terbuka dan/atau ruang tertutup;


• tidak dibuat di dalam ruangan tempat ibadah;
• dibuat dengan ukuran paling kurang panjang 10 (sepuluh) meter
dan lebar 8 (delapan) meter atau dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat;
• harus sudah selesai paling lambat 1 (satu) Hari sebelum Hari dan
tanggal pemungutan suara.
• KPPS menyusun tata letak TPS dengan mempertimbangkan kemudahan
Pemilih dalam memberikan suara serta memperhatikan alur pemberian
suara oleh Pemilih.
• Dalam menyiapkan TPS, KPPS dapat bekerja sama dengan masyarakat.
• Ketua KPPS memastikan perlengkapan pemungutan suara, dukungan
perlengkapan lainnya, dan perlengkapan pemungutan suara lainnya
sudah diterima oleh KPPS, dari PPS paling lambat 1 (satu) Hari sebelum
Hari dan tanggal pemungutan suara.
• Ketentuan mengenai perlengkapan pemungutan suara, dukungan
perlengkapan lainnya, dan perlengkapan pemungutan suara lainnya
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan KPU yang mengatur mengenai
perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara, dukungan
perlengkapan lainnya, serta perlengkapan pemungutan suara lainnya.

Jika PTPS menemukan dan/atau menerima laporan bahwa TPS belum atau
tidak dibentuk sesuai ketentuan maka PTPS menyampaikan saran perbaikan
ke KPPS. Ingatkan KPPS tentang prinsip pembentukan PTPS.

7. Pengawasan Ketersediaan Perlengkapan Pemungutan Suara

Panwaslu Kelurahan/Desa meminta Pengawas TPS mengawasi ketersediaan


perlengkapan pemungutan suara. PTPS harus melakukan pengecekan ke
lokasi tempat penyimpanan kotak suara, perlengkapan pemungutan dan
penghitungan suara serta dukungan perlengkapan lainnya. Memeriksa kotak
suara untuk memastikan kotak suara masih dalam kondisi tersegel dan tidak
rusak. Pengawas TPS juga memastikan keamanan logistik pemilu. Baik dari
sisi keamanan pencurian, keamanan cuaca (hujan, angin, petir), dan lain-lain.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 15

Jika ditemukan kotak suara tidak terkunci/tidak disegel/segel rusak, maka


PTPS harus meminta penjelasan Ketua KPPS. Selanjutnya, mencatat hasil
pengawasan ke dalam form Model A, lampirkan bukti serta laporkan ke
Panwaslu Kecamatan melalui Panwaslu Kelurahan/Desa.

8. Pengawasan Keberadaan Perlengkapan Suara

Panwaslu Kelurahan/Desa mengintruksikan kepada Pengawas TPS agar KPPS


dapat memastikan Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara dan
dukungan perlengkapan lainnya sudah diterima dari PPS paling lambat tanggal
13 Februari 2024.

Keberadaan perlengkapan tersebut terdiri dari:


a. Di Luar Kotak Suara
1. Kotak suara;
2. Bilik suara;
3. Tanda pengenal;
4. Lem perekat;
5. Ballpoint;
6. Gembok atau alat pengaman lainnya;
7. Spidol;
8. Stiker nomor kotak suara;
9. Daftar Pasangan Calon dan Daftar Calon Tetap;
10. Salinan DPT;
11. Salinan DPTb;
12. Formulir Model C. Daftar Hadir DPT;
13. Formulir Model C. Daftar Hadir DPTb;
14. Formulir Model C. Daftar Hadir DPK.
b. Di Dalam Kotak Suara
1. Surat suara;
2. Tinta;
3. Segel;
4. Alat untuk mencoblos pilihan;
5. Sampul kertas;
6. Keret pengikat surat suara;
7. Kantong plastik;
8. Formulir untuk berita acara dan sertifikat;
9. Tali pengikat alat pemberi tanda pilihan;
10. Alat bantu tuna netra.
9. Pengawasan Ketentuan Pemungutan Suara

Panwaslu Kelurahan/Desa memberikan bimbingan teknis atau arahan


kepada Pengawas TPS untuk mengetahui atau memahami tentang ketentuan
pemungutan suara. Beberapa ketentuan pemungutan suara antara lain adalah:
16 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

 Pelaksanaan pemungutan suara dipimpin oleh KPPS.


 Pemberian suara dilaksanakan oleh Pemilih.
 Pelaksanaan pemungutan suara disaksikan oleh saksi Peserta Pemilu.
 Penanganan ketenteraman, ketertiban, dan keamanan di setiap TPS
dilaksanakan oleh 2 (dua) orang petugas yang ditetapkan oleh PPS.
 Pengawasan pemungutan suara dilaksanakan oleh Panwaslu
Kelurahan/Desa dan Pengawas TPS.
 Pemantauan pemungutan suara dilaksanakan oleh pemantau Pemilu
yang telah diakreditasi oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota.
 Saksi peserta pemilu harus menyerahkan mandat tertulis dari Pasangan
Calon/tim kampanye, Partai Politik Peserta Pemilu, atau calon anggota
DPD kepada KPPS.
a. Dalam persiapan pemungutan suara, KPPS melakukan kegiatan yang
meliputi:
• penyiapan TPS;
• pengumuman dengan menempelkan daftar pemilih tetap, daftar pemilih
tambahan, Pasangan Calon, dan daftar calon tetap anggota DPR, DPD,
DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota di TPS; dan
• penyerahan salinan daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan
kepada saksi yang hadir dan Pengawas TPS.
b. Dalam pelaksanaan pemungutan suara, KPPS melakukan kegiatan yang
meliputi:
• pemeriksaan persiapan akhir pemungutan suara;
• rapat pemungutan suara;
• pengucapan sumpah atau janji anggota KPPS dan petugas
ketenteraman, ketertiban, dan keamanan TPS;
• penjelasan kepada Pemilih tentang tata cara pemungutan suara; dan
• pelaksanaan pemberian suara.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 17

BAB
V Pengawasan Hari Pemungutan
Suara (14 Februari2024)

1. Pengawasan Pemeriksaan TPS dan Perlengkapan TPS


Panwaslu Kelurahan/Desa mengintruksikan kepada Pengawas TPS agar
disiplin dan serius saat melakukan pengawasan di hari H pemungutan suara
(14 Pebruari 2024). Pengawas TPS harus menyiapkan fisik secara baik. Karena
pengawasan di hari H pemungutan dan penghitungan suara akan berjalan
cukup lama.

Pada 14 Pebruari 2024, Pengawas TPS sudah WAJIB sampai di TPS selambat-
lambatnya pada pukul 06.30 waktu setempat.
Pengawas TPS memastikan:

 Ketersediaan kelengkapan pemungutan suara dan dukungan


perlengkapan lainnya.
 Berita Acara (BA) serah terima perlengkapan pemungutan suara.
 Perlengkapan pemungutan suara yang diterima dalam kondisi baik dan
tersegel.
 Ketua dan Anggota KPPS yang bertugas sesuai dengan SK yang ada.
18 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

2. Pengawasan Tugas Tujuh Orang KPPS

Jumlah KPPS di TPS ada tujuh orang. Tujuh orang ini terdiri dari satu ketua dan
para anggota. Masing-masing memiliki tugas berbeda-beda, yakni:

1) Ketua KPPS sebagai anggota KPPS Kesatu mempunyai tugas memimpin


rapat Pemungutan Suara, dan memberikan penjelasan mengenai tata
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 19

cara pemberian suara, serta menyiapkan dan menandatangani Surat


Suara.
2) KPPS kedua: menerima dan mengurutkan surat pemberitahuan formulir
(Model C.Pemberitahuan-KPU), surat pindah memilih (Model A-Surat
Pindah Memilih-KPU), dan KTP-el atau Suket Perekaman KTP-el bagi
Pemilih terdaftar dalam DPT, DPTb, dan DPK sebagai dasar Pemilih
mendapatkan Surat Suara sesuai jenis Pemilu yang akan diberikan
berdasarkan urutan kehadiran; dan/atau tugas lain yang diberikan oleh
Ketua KPPS.
3) KPPS ketiga: Mengumpulkan surat pemberitahuan formulir (Model
C.Pemberitahuan-KPU), surat pindah memilih (Model A-Surat Pindah
Memilih-KPU) setelah Pemilih mendapatkan Surat Suara yang akan
dicoblos; dan/atau Tugas lain yang diberikan oleh Ketua KPPS.
4) KPPS keempat:
 Meminta kepada Pemilih untuk menunjukkan seluruh jari tangan
Pemilih dan memeriksa tanda khusus berupa tinta pada seluruh jari
tangan Pemilih;
 Meminta kepada Pemilih untuk menunjukkan KTP-el atau Suket
Perekaman KTP-el beserta formulir Model C.Pemberitahuan-KPU,
formulir Model A-Surat Pindah Memilih-KPU;
 Memeriksa kesesuaian antara Pemilih yang bersangkutan dengan
KTP-el atau Suket Perekaman KTP-el yang ditunjukan oleh Pemilih;
 Apabila Pemilih terdaftar dalam DPT, memeriksa kesesuaian nama
Pemilih antara formulir Model C.Pemberitahuan-KPU dengan KTP-
el atau Suket Perekaman KTP-el dan memeriksa kesesuaian nama
Pemilih dengan yang tercantum dalam salinan DPT, serta memberi
tanda pada kolom nomor urut Pemilih dalam salinan DPT dengan
menggunakan formulir Model A-Kabko Daftar Pemilih;
 Apabila Pemilih terdaftar dalam DPTb, memeriksa kesesuaian
nama Pemilih antara formulir Model A-Surat Pindah Memilih-KPU
dengan KTP-el atau Suket Perekaman KTP-el dan memeriksa
kesesuaian nama Pemilih dengan yang tercantum dalam salinan
DPTb, serta memberi tanda pada kolom nomor urut Pemilih dalam
salinan DPTb dengan menggunakan formulir Model A-Daftar
Pemilih Pindahan;
 Apabila terdapat Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb,
memeriksa kesesuaian antara Pemilih yang bersangkutan dengan
KTP-el yang ditunjukkan oleh Pemilih dan memastikan yang
bersangkutan tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb .
20 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

5) KPPS kelima:

 Meminta Pemilih untuk menandatangani formulir MODEL


C.DAFTAR HADIR DPT bagi pemilih yang terdaftar dalam formulir
Model A-Kabko Daftar Pemilih;
 Meminta Pemilih untuk menandatangani formulir MODEL
C.DAFTAR HADIR DPTb bagi pemilih yang terdaftar dalam formulir
Model A-Daftar Pemilih Pindahan dan Namanya tercantum dalam
formulir MODEL C.DAFTAR HADIR DPTb;
 Menuliskan nama lengkap sesuai KTP-el dan menandatangani
formulir MODEL C.DAFTAR HADIR DPK;
 Menuliskan nama Pemilih dan jenis disabilitas Pemilih yang belum
tercantum dalam formulir MODEL C.DAFTAR HADIR DPTb/ MODEL
C.DAFTAR HADIR DPK ke dalam formulir tersebut sesuai dengan
formulir Model A-Daftar Pemilih Pindahan;
 Mempersilakan Pemilih menempati tempat duduk yang telah
disediakan.
6) KPPS keenam: mengatur dan memastikan Pemilih memasukkan
masing-masing Surat Suara ke dalam kotak suara sesuai jenis Pemilu.
7) KPPS ketujuh: mengatur Pemilih yang akan keluar TPS dan memberikan
tanda khusus berupa tinta di salah satu jari Pemilih sebagai bukti bahwa
Pemilih yang bersangkutan telah memberikan hak pilihnya.
3. Pengawasan Pemasangan Salinan DPT, DPTb, Daftar Paslon, DCT DPR,
DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
Panwaslu Kelurahan/Desa memastikan Pengawas TPS harus melihat dan
memeriksa bahwa salinan-salinan daftar pemilih, daftar paslon, daftar caleg
semua tingkatan, daftar calon DPD, sudah dipasang oleh KPPS di papan
pengumuman.
Dalam hal berdasarkan Keputusan KPU terdapat salah satu calon atau
Pasangan Calon yang berhalangan tetap atau dibatalkan sebagai peserta
Pemilu sebelum Hari pemungutan suara, KPPS mengumumkan calon atau
Pasangan Calon yang berhalangan tetap atau dibatalkan tersebut melalui
papan pengumuman di TPS dan/atau secara lisan menyampaikan kepada
Pemilih sebelum pemungutan suara dan pada saat pelaksanaan pemungutan
suara.
Dalam hal berdasarkan Keputusan KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/
Kota terdapat calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/
Kota yang meninggal dunia atau tidak lagi memenuhi syarat sejak ditetapkan
sebagai calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/
Kota, KPPS mengumumkan calon yang meninggal dunia atau tidak lagi
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 21

memenuhi syarat melalui papan pengumuman di TPS dan/atau secara lisan


menyampaikan kepada Pemilih sebelum pemungutan suara dan pada saat
pelaksanaan pemungutan suara.
4. Pengawas TPS dan Saksi Mendapatkan DPT dan DPTb
Panwaslu Kelurahan/Desa memberikan arahan kepada Pengawas TPS untuk
mendapatkan Salinan DPT dan DPTb dari KPPS. Salinan DPT dan DPTb sudah
diberikan ke Pengawas TPS dan saksi yang hadir. Panwaslu Kelurahan/Desa
mengintruksikan kepada Pengawas TPS agar pada saat pemungutan suara
mendapatkan salinan DPT dan Salinan DPTb. Jika KPPS tak memberikan
salinan tersebut maka Pengawas TPS harus meminta karena merupakan hak.
Salinan DPT dan DPTb sangat penting bagi Pengawas TPS dan saksi peserta
pemilu. Dokumen tersebut untuk mengetahui daftar siapa saja dalam DPT dan
DPTb yang datang ke TPS menggunakan hak pilih.
Jika prosedur di atas tidak dilakukan oleh KPPS maka PTPS menyampaikan
saran kepada KPPS. Catat dalam form A dan laporkan ke Panwaslu Kelurahan/
Desa.

5. Pengawasan Keberadaan Saksi Peserta Pemilu

Panwaslu Kelurahan/Desa memastikan Pengawas TPS paham mengenai


keberadaan dan syarat-syarat saksi peserta pemilu. Saksi peserta pemilu di
TPS harus memenuhi ketentuan meliputi:

1. hanya dapat menjadi saksi untuk 1 (satu) peserta pemilu;


2. untuk Pemilu di dalam negeri wajib membawa dan menyerahkan
surat mandat paling lambat sebelum rapat pemungutan suara yang
ditandatangani oleh:
• pasangan Calon atau tim kampanye tingkat kabupaten/kota atau
tingkat di atasnya untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
• pimpinan Partai Politik tingkat kabupaten/kota atau tingkat di
atasnya untuk Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota; atau
• calon anggota DPD untuk Pemilu anggota DPD,;
3. tidak mengenakan atau membawa atribut yang memuat nomor,
nama, foto calon/Pasangan Calon, simbol/gambar Partai Politik, atau
mengenakan seragam dan/atau atribut lain yang memberikan kesan
mendukung atau menolak Peserta Pemilu tertentu; dan
4. berjumlah paling banyak 2 (dua) orang untuk masing- masing Pasangan
Calon, Partai Politik, atau calon anggota DPD, dengan ketentuan yang
dapat memasuki TPS berjumlah 1 (satu) orang dalam 1 (satu) waktu.
22 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

5. Dalam hal pada waktu rapat Pemungutan Suara belum ada Saksi,
Pemilih, atau Pengawas TPS yang hadir, rapat ditunda sampai dengan
adanya Saksi, Pemilih, dan Pengawas TPS yang hadir, paling lama
selama 30 (tiga puluh) menit
6. Apabila sampai dengan waktu yang ditentukan Saksi, Pemilih, dan
Pengawas TPS belum hadir, rapat Pemungutan Suara dibuka dan
dilanjutkan dengan Pemungutan Suara.
7. Dalam hal terdapat Saksi yang hadir setelah rapat Pemungutan
Suara dimulai, KPPS dapat menerima surat mandat dari Saksi dan
mempersilakan untuk mengikuti rapat Pemungutan Suara.

PTPS memastikan saksi peserta pemilu yang hadir membawa surat mandat
dan sesuai ketentuan. PTPS mencatat kedatangan saksi peserta pemilu. Saksi
peserta pemilu yang hadir dari peserta pemilu mana saja. Mereka datang jam
berapa. Terlambat atau tidak. PTPS juga memastikan saksi peserta pemilu
tidak membawa atribut peserta pemilu. Jika ada potensi tidak taat ketentuan,
PTPS menyampaikan saran perbaikan.

6. Pengawasan Pelaksanaan Dimulainya Rapat dan Pengucapan Sumpah


KPPS
Panwaslu Kelurahan/Desa memberikan bimbingan kepada Pengawas TPS agar
serius mengawasi pelaksanaan dimulainya rapat dan pengucapan sumpah/
janji KPPS. Rapat yang dilakukan KPPS harus dilakukan sesuai ketentuan,
yakni: Ketua KPPS melaksanakan rapat pemungutan suara pada Hari dan
tanggal pemungutan suara. Rapat pemungutan suara meliputi:
• pengucapan sumpah atau janji anggota KPPS dan Petugas Ketertiban
TPS;
• penjelasan kepada Pemilih tentang tata cara pemungutan suara dan
pembagian tugas anggota KPPS; dan
• pelaksanaan pemberian suara.
Rapat pemungutan suara dimulai pada pukul 07.00 waktu setempat. Dalam hal
pada waktu rapat pemungutan suara tersebut belum ada Saksi, Pemilih, atau
Pengawas TPS yang hadir, rapat ditunda sampai dengan adanya Saksi, Pemilih,
dan Pengawas TPS yang hadir, paling lama 30 (tiga puluh) menit.

Dalam hal sampai dengan waktu yang ditentukan tersebut, Saksi, Pemilih,
dan Pengawas TPS belum juga hadir, rapat pemungutan suara dibuka dan
dilanjutkan dengan pemungutan suara. Dalam hal terdapat Saksi yang hadir
setelah rapat pemungutan suara dimulai, KPPS dapat menerima surat mandat
dari Saksi dan dipersilahkan untuk mengikuti rapat pemungutan suara.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 23

PTPS memastikan dimulainya rapat pemungutan suara sesuai ketentuan.


PTPS memastikan KPPS yang bertugas sesuai dengan KPPS yang diangkat
atau ditetapkan.
PTPS memastikan tidak ada KPPS palsu atau ada praktik perjokian.
PTPS memastikan pengucapan sumpah atau janji KPPS dilaksanakan sesuai
ketentuan.

7. Pengawasan Kegiatan Rapat Pemungutan Suara


Dalam kegiatan rapat pemungutan suara, KPPS:
a. membuka perlengkapan pemungutan suara dengan ketentuan:
a) membuka kotak suara, mengeluarkan seluruh isi kotak suara di atas
meja secara tertib dan teratur, mengidentifikasi dan menghitung jumlah
setiap jenis dokumen dan peralatan, serta memeriksa sampul yang
berisi surat suara untuk masing-masing jenis Pemilu yang masih dalam
keadaan disegel;
b) memperlihatkan kepada Pengawas TPS yang hadir bahwa kotak suara
benar-benar telah kosong, menutup kembali, mengunci kotak suara dan
meletakkannya di tempat yang telah ditentukan; dan
c) menghitung dan memeriksa kondisi seluruh surat suara termasuk
surat suara cadangan sebanyak 2% (dua persen) dari jumlah Pemilih
yang tercantum dalam DPT untuk masing-masing jenis Pemilu dan
memastikan kesesuaian dengan Dapil;
b. memberikan penjelasan kepada Pemilih, Saksi, dan Pengawas TPS mengenai:
a. jumlah surat suara yang di terima;
b. tata cara pemberian suara;
c. tata cara penyampaian keberatan oleh Saksi, Pengawas TPS, pemantau
Pemilu, atau warga masyarakat/Pemilih;
d. tata cara pemantauan oleh pemantau Pemilu;
e. pembagian tugas anggota KPPS; dan
f. hal-hal lain yang diperlukan.
Penjelasan terkait tata cara pemberian suara disampaikan secara berkala
sepanjang rapat pemungutan suara berlangsung

PTPS memastikan KPPS melakukan prosedur sesuai dengan ketentuan di atas.


Jika KPPS tidak melakukan prosedur sesuai dengan tata cara dan mekanisme
sesuai ketentuan maka PTPS menyampaikan saran perbaikan. Catat dalam
formulir A.
24 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

8. Pengawasan Ketersediaan Surat Suara


Surat Suara terdiri dari lima jenis, yakni:

1. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden;


2. calon anggota DPR;
3. calon anggota DPD;
4. calon anggota DPRD Provinsi, dan
5. calon anggota DPRD Kabupaten/Kota.

Panwaslu Kelurahan/Desa memastikan Pengawas TPS mencatat jenis dan


jumlah surat suara yang ada di TPS. Jumlah surat suara masing-masing jenis
sebanyak DPT + 2 % (persen).

 Jika ditemukan adanya surat suara lebih dari ketentuan di atas maka
PTPS memastikan KPPS mencatatnya dalam formulir Model C.
KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI-KPU.
 Jika ditemukan adanya surat suara kurang maka KPPS berkoordinasi
dengan PPS.
 Jika ditemukan adanya surat suara tertukar, misalnya tertukar antar
dapil, maka PTPS memberikan saran agar KPPS berkoordinasi dengan
PPS secara berjenjang.

9. Pengawasan Penjelasan Tata Cara Pemungutan


PTPS mencermati penjelasan Ketua KPPS tentang tata cara pemungutan
suara. Penjelasan ketua KPPS harus sesuai ketentuan. Tidak boleh
mengandung unsur partisan atau mengarahkan pilihan kepada pemilih. Selain
itu, jika terdapat pemilih disabilitas maka Ketua KPPS juga menjelaskan fungsi
alat bantu tuna netra dan penggunaan formulir Model C.PENDAMPING-KPU ke
para pendamping.
Pemilih dalam memberikan suara di TPS mengikuti tata cara sebagai berikut:

• Pemilih perlu memastikan surat suara yang diterima telah


ditandatangani oleh Ketua KPPS;
• Pemberian suara dilakukan dengan cara mencoblos menggunakan
alat untuk mencoblos pilihan yang telah disediakan;
• Pemberian suara pada Surat Suara Presiden dan Wakil Presiden
dilakukan dengan cara mencoblos pada nomor, nama, foto Pasangan
Calon atau tanda gambar Partai Politik pengusul dalam satu kotak; dan
• Pemberian suara pada Surat Suara DPR, DPRD Provinsi, DPRD
Kabupaten/Kota dilakukan dengan cara mencoblos pada nomor atau
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 25

tanda gambar Partai politik dan/atau nama calon anggota DPR, DPRD
Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dalam Partai Politik yang sama;
• Pemberian suara pada Surat Suara Pemilu anggota DPD dilakukan
dengan cara mencoblos pada nomor, nama, atau foto calon dalam
satu kolom calon yang sama.
10. Pengawasan Ketentuan Pemberian Suara
Pengawas Pemilu memastikan KPPS mematuhi ketentuan dalam pemberian
suara pemilu 2024.
a. Pemberian suara untuk Pemilu dilakukan dengan cara:
• mencoblos satu kali pada nomor, nama, foto Pasangan Calon, atau
tanda gambar partai politik pengusul dalam satu kotak pada surat
suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
• mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik,
dan/atau nama calon anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupat-
en/kota untuk Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabu-
paten/kota; dan
• mencoblos satu kali pada nomor, nama, atau foto calon untuk Pemi-
lu anggota DPD.
b. Pemberian suara dilakukan berdasarkan prinsip memudahkan Pemilih,
akurasi dalam penghitungan suara, dan efisiensi dalam Penyelenggaraan
Pemilu.
c. Sebelum melaksanakan pemungutan suara, KPPS:
• membuka kotak suara;
• mengeluarkan seluruh isi kotak suara;
• mengidentifikasi jenis dokumen dan peralatan;
• menghitung jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan;
• memeriksa keadaan seluruh surat suara; dan
• menandatangani surat suara yang akan digunakan oleh Pemilih.
d. Saksi Peserta Pemilu, pengawas Pemilu, pemantau Pemilu, dan war
ga masyarakat berhak menghadiri kegiatan KPPS.
e. Ketua KPPS wajib membuat dan menandatangani berita acara kegiatan
dan berita acara tersebut ditandatangani paling sedikit oleh 2 (dua) orang
anggota KPPS dan saksi Peserta Pemilu yang hadir.
PTPS memastikan, KPPS menjalankan prosedur tersebut. Jika KPPS tidak
melakukan maka PTPS menyampaikan saran perbaikan kepada KPPS.
26 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

11. Pengawasan Pemilih yang Berhak Memilih di TPS

Pemilih yang berhak memberikan suara di TPS meliputi:

1. pemilik KTP-el yang terdaftar dalam DPT di TPS yang bersangkutan;


2. pemilik KTP-el yang terdaftar dalam DPTb;
3. pemilik KTP-el yang tidak terdaftar pada DPT dan DPTb; dan
4. penduduk yang telah memiliki hak pilih.

 Dalam hal Pemilih belum memiliki KTP-el pada Hari pemungutan


suara, Pemilih dapat menggunakan Suket.
 Dalam memberikan suara, Pemilih diberi kesempatan oleh KPPS
berdasarkan prinsip urutan kehadiran Pemilih.
 Apabila Pemilih menerima surat suara yang rusak, Pemilih
dapat meminta surat suara pengganti kepada KPPS dan KPPS
wajib memberikan surat suara pengganti hanya 1 (satu) kali dan
mencatat surat suara yang rusak dalam berita acara.
 Apabila terdapat kekeliruan dalam memberikan suara, Pemilih
dapat meminta surat suara pengganti kepada KPPS dan KPPS
hanya memberikan surat suara pengganti 1 (satu) kali.
 Pemilih disabilitas netra, disabilitas fisik, dan yang mempunyai
halangan fisik lainnya pada saat memberikan suaranya di TPS dapat
dibantu oleh orang lain atas permintaan Pemilih. Orang lain yang
membantu Pemilih dalam memberikan suara wajib merahasiakan
pilihan Pemilih.
 Pemilih tidak boleh membubuhkan tulisan dan/atau catatan apa
pun pada surat suara.
 Surat suara yang terdapat tulisan dan/atau catatan lain dinyatakan
tidak sah.
 Pemilih yang telah memberikan suara, diberi tanda khusus oleh
KPPS.
12. Pengawasan Ketentuan Pemilih dalam DPTb
Daftar Pemilih Tambahan yang selanjutnya disebut DPTb adalah daftar Pemilih
yang telah terdaftar dalam DPT di suatu TPS yang karena keadaan tertentu
Pemilih tidak dapat menggunakan haknya untuk memilih di TPS tempat yang
bersangkutan terdaftar dan memberikan suara di TPS lain.
Ketua KPPS memberikan surat suara kepada Pemilih yang terdaftar dalam
DPTb yang menggunakan hak pilihnya di TPS, meliputi:
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 27

• Surat Suara Presiden dan Wakil Presiden;


• Surat Suara DPR, jika pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam
satu provinsi dan dalam satu Dapil anggota DPR;
• Surat Suara DPD, jika pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam
satu provinsi;
• Surat Suara DPRD provinsi, jika pindah memilih ke kabupaten/kota lain
dalam satu provinsi dan dalam satu Dapil anggota DPRD Provinsi; dan
• Surat Suara DPRD kabupaten/kota, jika pindah memilih ke kecamatan
lain dalam satu kabupaten/kota dan dalam satu Dapil anggota DPRD
Kabupaten/Kota.

Jika ditemukan Pemilih DPTb yang akan menggunakan hak pilih tidak diberikan
surat suara sesuai dengan jenis perpindahan Pemilih (perpindahan di atas),
Pengawas TPS memberi saran perbaikan. Jika ditemukan Pemilih DPTb
sudah menggunakan hak pilih dengan surat suara yang tidak sesuai dengan
jenis perpindahan Pemilih (Perpindahan diatas), Pengawas TPS mencatat di
Formulir Model A dan sertakan copy KTP/KK/Paspor/SIM yang bersangkutan
serta foto/video. PTPS melaporkan ke Panwaslu Kelurahan/Desa.

13. Pengawasan Pemilih dalam DPK

Daftar Pemilih Khusus yang selanjutnya disingkat DPK adalah daftar Pemilih
yang memiliki identitas kependudukan tetapi belum terdaftar dalam DPT dan
DPTb. Satu jam sebelum pemungutan suara selesai, yakni pukul 12.00 waktu
setempat, ketua KPPS mengumumkan bahwa Pemilih yang tidak terdaftar
dalam DPT dan DPTb diberi kesempatan untuk memberikan suara di TPS
dan didaftarkan ke dalam DPK, dengan memberi kesempatan terlebih dahulu
kepada Pemilih yang terdaftar dalam DPT dan DPTb. KPPS dibantu Petugas
Ketertiban TPS mengatur keseimbangan jumlah Pemilih terhadap surat suara
yang masih tersedia dalam memberikan suara di TPS.

Pengawas TPS mengawasi pelayanan penggunaan hak pilih Pemilih DPK.


Jika ditemukan pemilih yang diragukan atau Pemilih yang bersangkutan
menggunakan KTP-el orang lain atau Pemilih tersebut telah menggunakan hak
pilih di TPS lain, Pengawas TPS:

• Merekomendasikan kepada Ketua KPPS untuk tidak memberikan Surat


Suara kepada pemilih tersebut, dan;
• Mencatat kejadian tersebut dalam Formulir Model A dan sertakan copy
KTP/KK/Paspor/SIM yang bersangkutan serta foto/video.
• Melaporkan ke Panwaslu Kelurahan/Desa.
28 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

14. Pengawasan Pelayanan Hak Pilih Pemilih Disabilitas

a. Ketentuan Pemilih Disabilitas atau pemilih rentan adalah sebagai berikut:

 Ketua KPPS dapat mendahulukan Pemilih penyandang disabilitas,


ibu hamil, atau lanjut usia untuk memberikan suara atas persetujuan
Pemilih yang seharusnya mendapat giliran sesuai dengan nomor urut
kehadiran Pemilih tersebut.
 Pemilih disabilitas netra, disabilitas fisik, dan yang mempunyai halangan
fisik lainnya dapat dibantu oleh pendamping.
 Pendamping dapat berasal dari anggota KPPS atau orang lain atas
permintaan Pemilih yang bersangkutan.
 Pemilih disabilitas netra dalam pemberian suara Pemilu Pasangan
Calon dan Pemilu anggota DPD dapat menggunakan alat bantu
tunanetra yang disediakan.
 Pemberian bantuan terhadap Pemilih tersebut dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
o bagi Pemilih yang dapat memberikan suara secara mandiri,
pendamping yang ditunjuk membantu Pemilih menuju bilik suara,
dan pencoblosan surat suara dilakukan oleh Pemilih sendiri; dan
o bagi Pemilih yang tidak dapat memberikan suara secara mandiri,
pendamping yang ditunjuk membantu mencoblos surat suara
sesuai kehendak Pemilih.
 Pendamping yang ditunjuk membantu Pemilih wajib merahasiakan
pilihan Pemilih yang bersangkutan, dan menandatangani surat
pernyataan.

b. Pengawas TPS mengawasi:


 Apakah KPPS mencatat jenis disabilitas pada formulir Model Daftar
Hadir Pemilih;
 Apakah KPPS mendahulukan Pemilih disabilitas untuk memberikan
suara atas persetujuan Pemilih yang seharusnya;
 Apakah didampingi anggota KPPS atau orang lain atas permintaan
Pemilih;
 Apakah setiap pendamping yang mendampingi Pemilih disabilitas
sampai kepada bilik suara menandatangani Formulir Model
C.PENDAMPING-KPU.
 Apakah tersedia alat bantu tunanetra;
Jika KPPS mengabaikan pelayanan Pemilih disabilitas maka Pengawas TPS
menyampaikan saran perbaikan dan mencatat dalam Formulir Model A disertai
bukti foto/video.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 29

15. Pengawasan Ketentuan Sebelum Pemilih Melakukan Pemberian Suara


Sebelum Pemilih melakukan pemberian suara, ketua KPPS:
• menandatangani surat suara masing-masing jenis Pemilu pada tempat
yang telah ditentukan untuk diberikan kepada Pemilih;
• memanggil Pemilih yang telah mengisi daftar hadir untuk memberikan
suara berdasarkan prinsip urutan kehadiran Pemilih;
• memberikan 5 (lima) jenis surat suara yang telah ditandatangani,
terdiri dari Surat Suara Presiden dan Wakil Presiden, Surat Suara DPR,
Surat Suara DPD, Surat Suara DPRD Provinsi, serta Surat Suara DPRD
Kabupaten/Kota, dalam keadaan baik/tidak rusak serta dalam keadaan
terlipat kepada Pemilih;
• mengingatkan Pemilih untuk memeriksa dan meneliti surat suara
tersebut dalam keadaan tidak rusak; dan
• mengingatkan dan melarang Pemilih membawa telepon genggam dan/
atau alat perekam gambar lainnya ke bilik suara.
• Ketua KPPS dapat mendahulukan Pemilih penyandang disabilitas,
ibu hamil, atau lanjut usia untuk memberikan suara atas persetujuan
Pemilih yang seharusnya mendapat giliran sesuai dengan nomor urut
kehadiran Pemilih tersebut.

16. Pengawasan Penyerahan Surat Suara kepada Pemilih


PTPS melakukan fokus pengawasan terhadap pemilih yang terdaftar sebagai
pemilih, jumlah dan jenis surat suara yang diberikan kepada pemilih. Catatan:
sebelum pemungutan suara dimulai, KPPS sudah menyerahkan salinan DPT
dan DPTb kepada Saksi yang hadir dan Pengawas TPS. Salinan DPT dan DPTb
inilah yang jadi pegangan PTPS untuk mengawasi penyerahan surat suara
kepada pemilih.
Pastikan nama dan nomor urut pemilih dalam DPT/DPTb. Tandai (v) nama
pemilih DPT/DPTb yang dipanggil KPPS untuk mencoblos. Jika nama pemilih
DPT/DPTb tidak sesuai dengan pemilih yang bersangkutan maka PTPS
mencegah agar tidak diberikan surat suara.
Berikan saran perbaikan kepada KPPS untuk memeriksa terlebih dahulu
formulir model Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara kepada Pemilih atau
KTP/Paspor/SIM/Suket yang bersangkutan. Jika terbukti menggunakan hak
pilih orang lain maka catat peristiwa tersebut ke dalam form A dan laporkan ke
Panwaslu Kelurahan/Desa.
Saat KPPS menyerahkan surat suara ke pemilih maka PTPS melihat secara
cermat surat suara yang diberikan kepada Pemilih.
Cermati jumlah dan jenis surat suara (5 lembar surat suara). Setiap lembar
30 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

surat suara sudah ditandatangani oleh Ketua KPPS. Surat suara yang diberikan
kepada pemilih tidak diberi tanda khusus, tidak sobek atau rusak serta dalam
keadaan terlipat.
Jika Surat Suara yang diberikan tidak sesuai jumlah, jenis dan belum
ditandatangani oleh Ketua KPPS, Pengawas TPS memberi saran perbaikan
kepada Ketua KPPS untuk memberikan Surat Suara sesuai jumlah, jenis dan
sudah ditandatangani.
Jika Ketua/Anggota KPPS dengan sengaja memberikan surat suara tidak
sesuai jenis dan belum ditandatangani, maka: catat dalam Formulir Model A
lampirkan bukti foto/video. Laporkan kejadian tersebut kepada Panwascam
melalui Panwaslu Kelurahan/desa.

17. Pengawasan Pemungutan Suara/Pencoblosan

PTPS memastikan pencoblosan surat suara dilakukan pemilih di dalam bilik


suara. PTPS juga memastikan para pemilih mencoblos tanpa ada intervensi/
pengaruh/intimidasi dari pihak lain.

Jika ditemukan pemilih dipengaruhi orang lain, termasuk anggota KPPS,


Pengawas TPS memberikan saran perbaikan. Jika saran perbaikan diabaikan,
maka catat dalam Formulir Model A, catat nama pihak terlibat dengan
melampirkan bukti foto/video serta melaporkan kepada Panwaslu Kecamatan
melalui Panwaslu Kelurahan/Desa.

Jika ditemukan surat suara dalam kondisi rusak atau salah coblos, pemilih
tersebut diberikan surat suara pengganti oleh KPPS. Penggantian surat suara
berlaku hanya satu kali.

Jika ditemukan Pemilih telah mencoblos tetapi Pemilih yang bersangkutan


tidak memenuhi syarat karena menggunakan hak pilih orang lain atau tidak
memenuhi syarat sebagai Pemilih dan surat suara hasil pencoblosan tersebut
belum di- masukan dalam kotak suara, Pengawas TPS mencatat kejadian
tersebut dalam Form A disertai bukti berupa copy/salinan identitas pemilih
bersangkutan serta foto surat suara telah digunakan dan dokumen pendukung
lainnya.

18. Pengawasan Saat Pemilih Memasukan Surat Suara ke dalam Kotak


Suara dan Pemberian Tanda Telah Mencoblos (Jari Dicelup di Tinta)

Pengawas TPS melihat secara cermat Pemilih memasukkan 5 (lima) jenis Surat
Suara ke dalam kotak suara dengan dipandu oleh Anggota KPPS, meliputi:

• Surat Suara untuk Pemilu PPWP;


• Surat Suara untuk Pemilu Anggota DPR;
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 31

• Surat Suara untuk Pemilu Anggota DPD;


• Surat Suara untuk Pemilu Anggota DPRD Provinsi.
• Surat Suara Untuk Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota.

Adapun jenis dan warna surat suara dan kotak suara adalah:

• Warna abu-abu: Surat suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
• Warna merah: Surat suara untuk Pemilu anggota DPD;
• Warna kuning: Surat suara untuk Pemilu anggota DPR;
• Warna biru: Surat suara untuk Pemilu anggota DPRD Provinsi;
• Warna hijau: Surat suara untuk Pemilu anggota DPRD Kabupaten/Kota.

Jika ada pemilih yang hendak memasukan surat suara tidak sesuai jenis kotak
suara maka PTPS segera memberikan himbauan kepada KPPS dan pemilih.

Setelah melakukan pemberian suara maka Pemilih diberikan tanda khusus


pada salah satu jari dengan menggunakan tinta yang telah disediakan sebelum
ke luar TPS.

Jika ada pemilih yang telah mencoblos tapi menolak mencelupkan jari ke dalam
botol tinta yang telah disediakan, Pengawas TPS menyampaikan himbauan
dan mencatatnya.

19. Pengawasan Saat Waktu Pemberian Suara Sudah Selesai

Pada saat waktu pemberian suara selesai, ketua KPPS mengumumkan bahwa
yang diperbolehkan memberikan suara hanya Pemilih yang:

• sedang menunggu giliran untuk memberikan suara dan telah dicatat


kehadirannya dalam daftar hadir; atau
• telah hadir dan sedang dalam antrean untuk mencatatkan kehadirannya
dalam daftar hadir.

Setelah seluruh Pemilih selesai memberikan suara, ketua KPPS mengumumkan


kepada yang hadir di TPS bahwa pemungutan suara telah selesai dan
dilanjutkan rapat penghitungan suara di TPS.

20. Pengawasan Jika Terjadi Penyimpangan dan Pelanggaran Ketertiban


 Dalam hal terjadi penyimpangan pelaksanaan pemungutan suara
oleh KPPS, Pengawas TPS memberikan saran perbaikan disaksikan
oleh saksi yang hadir dan petugas ketenteraman, ketertiban, dan kea-
manan TPS. KPPS wajib menindaklanjuti saran perbaikan yang dis-
32 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

ampaikan oleh pengawas Pemilu.


 Dalam hal terjadi pelanggaran ketenteraman, ketertiban, dan keaman-
an pelaksanaan pemungutan suara oleh anggota masyarakat dan/
atau oleh pemantau Pemilu, petugas ketenteraman, ketertiban, dan
keamanan melakukan penanganan secara memadai.
 Dalam hal anggota masyarakat dan/atau pemantau Pemilu tidak me-
matuhi penanganan oleh petugas ketenteraman, ketertiban, dan kea-
manan, yang bersangkutan diserahkan kepada petugas Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 33

BAB
VI Penghitungan Suara di TPS

1. Pengawasan Ketentuan Penghitungan Suara


Pengawas TPS pemilu 2024 memastikan penghitungan suara dilaksanakan
dengan ketentuan:
 Waktu penghitungan suara di TPS dimulai setelah pemungutan suara
selesai, yakni pukul 13.00 waktu setempat. Penghitungan suara berakhir
pada Hari yang sama dengan Hari pemungutan suara.
 Dalam hal penghitungan suara belum selesai pada waktu sebagaimana
di atas maka penghitungan suara dapat diperpanjang tanpa jeda paling
lama 12 (dua belas) jam sejak berakhirnya Hari pemungutan suara atau
15 Februari 2024.
 Rapat penghitungan suara dipimpin oleh Ketua KPPS.
 Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS dilaksanakan oleh KPPS.
 Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS disaksikan oleh saksi
Peserta Pemilu.
 Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS diawasi oleh Pengawas
TPS.
 Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS dipantau oleh pemantau
Pemilu dan masyarakat.
 Saksi yang belum menyerahkan mandat tertulis pada saat pemungutan
suara harus menyerahkan mandat tertulis dari Peserta Pemilu kepada
ketua KPPS.
 KPPS melakukan penghitungan suara Peserta Pemilu di dalam TPS.
 Saksi menyaksikan dan mencatat pelaksanaan penghitungan suara
Peserta Pemilu di dalam TPS.
 Pengawas TPS mengawasi pelaksanaan penghitungan suara Peserta
34 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

Pemilu di dalam TPS.


 Pemantau Pemilu memantau pelaksanaan penghitungan suara Peserta
Pemilu di luar TPS.
 Warga masyarakat menyaksikan pelaksanaan penghitungan suara
Peserta Pemilu yang dilakukan secara terbuka untuk umum di luar TPS.

Sebelum melaksanakan penghitungan suara, KPPS menghitung:

• jumlah Pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar


pemilih tetap;
• jumlah Pemilih yang berasal dari TPS lain;
• jumlah surat suara yang tidak terpakai;
• jumlah surat suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena rusak atau
salah dalam cara memberikan suara; dan
• sisa surat suara cadangan.

Untuk penggunaan surat suara cadangan dibuatkan berita acara yang


ditandatangani oleh ketua KPPS dan oleh paling sedikit 2 (dua) orang anggota
KPPS yang hadir.

2. Pengawasan Ketentuan Tugas Tujuh KPPS

Tujuh orang KPPS memiliki tugas masing-masing dalam tahap penghitungan


surat suara. Rinciannya adalah:
KPPS ketua:
• Memimpin rapat penghitungan suara;
• Memeriksa tanda coblos, menunjukkan dan mengumumkan hasil
penelitian Surat Suara sah atau tidak sah kepada Saksi, Pengawas TPS,
Pemantau Pemilu, Pemilih/Masyarakat yang hadir dengan suara yang
terdengar jelas.
KPPS kedua:
Membuka setiap Surat Suara untuk diteliti dan diumumkan oleh Ketua KPPS.
KPPS ketiga dan keempat:
• Mencatat hasil penelitian tiap lembar Surat Suara yang sudah
diumumkan oleh Ketua KPPS ke dalam formulir Model C.Hasil sesuai
jenis Pemilu; dan
• Memeriksa dan memastikan hasil pencatatan sesuai dengan hasil yang
diumumkan oleh Ketua KPPS.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 35

KPPS kelima:
Melipat Surat Suara yang telah diteliti dan diumumkan oleh Ketua KPPS untuk
masing-masing jenis Pemilu.
KPPS keenam dan ketujuh:
Menyusun, mengelompokan dan mengikat dengan karet Surat Suara yang
sudah diteliti dan diumumkan Surat Suara yang dinyatakan sah untuk masing-
masing Peserta Pemilu dan Surat Suara yang dinyatakan tidak sah
3. Pengawasan Ketentuan Sah Tidaknya Surat Suara
36 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

4. Pengawasan Ketentuan Penghitungan Suara


 Ketua KPPS melakukan penghitungan suara dengan suara yang jelas
dan terdengar dengan memperlihatkan surat suara yang dihitung.
 Penghitungan suara dilakukan secara terbuka dan di tempat yang
terang atau mendapat penerangan cahaya yang cukup.
 Penghitungan suara dicatat pada lembar/papan/layar penghitungan
dengan tulisan yang jelas dan terbaca.
 Format penulisan penghitungan suara sesuai dengan Peraturan KPU
tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilihan Umum.
 Peserta Pemilu, saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/Panwaslu LN/
Pengawas TPS, dan masyarakat dapat menyampaikan laporan atas
dugaan adanya pelanggaran, penyimpangan, dan/atau kesalahan
dalam pelaksanaan penghitungan suara kepada KPPS.
 Peserta Pemilu dan warga masyarakat melalui saksi Peserta Pemilu
atau Panwaslu Kelurahan/Desa/Panwaslu LN/Pengawas TPS yang
hadir dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan
suara oleh KPPS apabila ternyata terdapat hal yang tidak sesuai dengan
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 37

ketentuan peraturan perundang-undangan.


 Dalam hal keberatan yang diajukan melalui saksi Peserta Pemilu
atau Panwaslu Kelurahan/Desa/Panwaslu LN/Pengawas TPS dapat
diterima, KPPS seketika itu juga mengadakan pembetulan.
 Hasil penghitungan suara di TPS dituangkan ke dalam berita acara
pemungutan dan penghitungan suara serta ke dalam sertifikat hasil
penghitungan suara Pemilu dengan menggunakan format yang diatur
dalam Peraturan KPU.
 Berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil
penghitungan suara ditandatangani oleh semua anggota KPPS dan
saksi Peserta Pemilu yang hadir.
 Dalam hal terdapat anggota KPPS dan saksi Peserta Pemilu yang hadir
tidak menandatangani berita acara pemungutan dan penghitungan
suara serta sertifikat hasil penghitungan suara ditandatangani oleh
anggota KPPS dan saksi Peserta Pemilu yang hadir dan bersedia
menandatangani.
 Berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil
penghitungan suara yang telah ditandatangani wajib disimpan sebagai
dokumen negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 KPPS mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS.
 KPPS wajib memberikan 1 (satu) eksemplar berita acara pemungutan
dan penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara
kepada saksi Peserta Pemilu, Pengawas TPS, PPS, dan PPK melalui
PPS pada hari yang sama.
 KPPS wajib menyegel, menjaga, dan mengamankan keutuhan kotak
suara setelah penghitungan suara.
 KPPS wajib menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara,
berita acara pemungutan suara serta sertifikat hasil penghitungan
perolehan suara kepada PPS pada hari yang sama.
 Penyerahan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, berita acara
pemungutan dan penghitungan suara, serta sertifikat hasil penghitungan
suara kepada PPS wajib diawasi oleh Pengawas TPS beserta Panwaslu
Kelurahan/Desa dan wajib dilaporkan kepada Panwaslu Kecamatan.
 Penyerahan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, berita acara
pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan
suara kepada PPK wajib diawasi oleh Panwaslu Kecamatan dan wajib
dilaporkan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota.
 PPS wajib mengumumkan salinan sertifikat hasil penghitungan suara
dari seluruh TPS di wilayah kerjanya dengan cara menempelkan salinan
tersebut di tempat umum pada kelurahan/desa.
38 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

5. Pengawasan Sarana dan Prasarana Penghitungan Suara


Sebelum rapat penghitungan suara di TPS, anggota KPPS mengatur sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam penghitungan suara. Sarana dan prasarana
tersebut meliputi:
a. pengaturan tempat rapat penghitungan suara di TPS, termasuk pangaturan
papan atau tempat untuk memasang formulir:
 Model C.HASIL-PPWP;
 Model C.HASIL-DPR;
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 39

 Model C.HASIL-DPD;
 Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model C.HASIL-
DPRP, Model C.HASIL- DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT, Model C.HASIL-
DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model C.HASIL-DPRPBD; dan
 Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPRK;
b. tempat duduk KPPS, Saksi, dan Pengawas TPS;
c. alat keperluan administrasi;
d. formulir penghitungan suara di TPS;
e. sampul kertas/kantong plastik pembungkus;
f. segel;
g. kotak suara serta menyiapkan kuncinya; dan
h. peralatan TPS lainnya.
Penempatan Pemilih, pemantau Pemilu, dan masyarakat ditempatkan di luar
TPS. Sarana dan prasarana diatur dengan baik agar mudah digunakan dan
rapat penghitungan suara dapat diikuti oleh semua pihak yang hadir dengan
jelas.
Cermati proses yang dilakukan oleh KPPS dalam mengatur dan menjalankan
ketentuan di atas. Pengawas TPS memberikan saran kepada KPPS jika
menemukan:

 Penyiapan sarana dan prasarana belum dilakukan;


 Masih ada sarana dan prasarana yang belum disiapkan;
 KPPS tidak menjalankan sesuai ketentuan.

6. Pengawasan Pencatatan Jumlah Pemilih dan Jumlah Surat Suara Sebelum


Penghitungan Suara

Setelah menyiapkan sarana dan prasarana, proses berikutnya adalah KPPS


menghitung:

• jumlah pemilih terdaftar dalam salinan DPT yang tercantum dalam


formulir Model A-Kabko Daftar Pemilih yang memberikan suara untuk
masing- masing jenis Pemilu;
• jumlah pemilih terdaftar dalam DPTb yang tercantum dalam formulir
Model A-Daftar Pemilih Pindahan yang memberikan suara untuk
masing-masing jenis Pemilu;
• jumlah surat suara yang diterima termasuk surat suara cadangan untuk
masing-masing jenis Pemilu;
• jumlah surat suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena rusak atau
keliru dicoblos untuk masing-masing jenis Pemilu; dan
40 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

• jumlah surat suara yang tidak digunakan termasuk sisa surat suara
cadangan untuk masing-masing jenis Pemilu.

Ketentuan mengenai formulir Model A-Kabko Daftar Pemilih dan formulir


Model A-Daftar Pemilih Pindahan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan KPU
yang mengatur mengenai penyusunan daftar Pemilih dalam penyelenggaraan
Pemilu dan sistem informasi data Pemilih.

Jika Pengawas TPS menemukan ketidakcocokan/ketidaksesuaian antara


jumlah yang dicatatkan dengan jumlah yang sebenarnya (tidak sesuai dengan
catatan Pengawas TPS terhadap Peserta Pemilu yang hadir), maka Pengawas
TPS memberikan saran untuk pemeriksaan hasil pencatatan dan melakukan
pembetulan. Jika saran pembetulan diabaikan dicatat dalam Formulir Model A
sertakan bukti berupa foto/video atau dokumen pendukung lainnya dan PTPS
melaporkan ke Panwaslu Kecamatan melalui Panwaslu Kel/Desa.

7. Pengawasan Pelaksanaan Penghitungan Surat Suara

KPPS dapat melakukan penghitungan surat suara dengan urutan sebagai


berikut:

• Presiden dan Wakil Presiden


• DPR
• DPD
• DPRD Provinsi
• DPRD Kabupaten/Kota.

Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS melakukan penghitungan suara untuk
setiap jenis Pemilu dengan cara:
• membuka kunci dan tutup kotak suara dengan disaksikan oleh semua
pihak yang hadir;
• mengeluarkan surat suara dari kotak suara dan diletakkan di meja ketua
KPPS;
• menghitung jumlah surat suara dan memberitahukan jumlah tersebut
kepada yang hadir serta mencatat jumlahnya;
• mencocokkan jumlah surat suara yang terdapat di dalam kotak suara
dengan jumlah Pemilih yang hadir dalam formulir Model C.DAFTAR
HADIR PEMILIH TETAP-KPU, Model C.DAFTAR HADIR PEMILIH
TAMBAHAN-KPU, dan Model C.DAFTAR HADIR PEMILIH KHUSUS-KPU;
• dalam hal ketua KPPS menemukan surat suara yang dikeluarkan tidak
berada pada kotak suara sesuai jenis Pemilu, ketua KPPS menunjukan
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 41

surat suara tersebut kepada Saksi, Pengawas TPS, anggota KPPS,


pemantau Pemilu atau masyarakat/Pemilih yang hadir .
• dalam hal penghitungan suara terhadap surat suara belum dilaksanakan,
KPPS memasukkan surat suara tersebut ke dalam kotak suara sesuai
dengan jenis Pemilu.
• dalam hal penghitungan suara terhadap surat suara telah dilaksanakan,
KPPS membuka surat suara dan memeriksa pemberian tanda coblos
pada surat suara sesuai dengan jenis Pemilu, dan mencatat ke dalam
formulir:
1. Model C.HASIL-PPWP;
2. Model C.HASIL-DPR;
3. Model C.HASIL-DPD;
4. Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL- DPRA, Model C.HA-
SIL-DPRP, Model C.HASIL- DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT, Mod-
el C.HASIL- DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model C.HA-
SIL-DPRPBD; dan
Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPR
sesuai jenis Pemilu dalam bentuk tally; dan
• Mencatat hasil penghitungan jumlah surat suara masing-masing
Pemilu yang diumumkan dengan menggunakan formulir:
1. Model C.HASIL-PPWP;
2. Model C.HASIL-DPR;
3. Model C.HASIL-DPD;
4. Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model C.HA-
SIL-DPRP, Model C.HASIL- DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT, Mod-
el C.HASIL- DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model C.HA-
SIL-DPRPBD; dan
5. Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPRK.
• Anggota KPPS membuka surat suara lembar demi lembar dan mem-
berikan surat suara tersebut kepada ketua KPPS.
• Ketua KPPS:
1. meneliti pemberian tanda coblos pada surat suara;
2. menunjukkan surat suara kepada Saksi, Pengawas TPS dan
anggota KPPS, serta dapat dipantau oleh pemantau Pemilu atau
masyarakat/Pemilih yang hadir dengan ketentuan 1 (satu) surat
suara dihitung 1 (satu) suara dan dinyatakan sah atau tidak sah;
3. menyampaikan hasil penelitiannya dengan suara yang jelas; dan
4. mengumumkan hasil perolehan suara Pasangan Calon, Partai
42 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

Politik dan calon anggota DPR, calon anggota DPD, Partai Politik
dan calon anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
dengan suara yang terdengar jelas.
Penghitungan perolehan suara dilakukan secara terbuka di tempat yang terang
atau yang mendapat penerangan cahaya cukup.
Anggota KPPS mencatat perolehan suara dengan tulisan yang jelas dan
terbaca ke dalam formulir:
• Model C.HASIL-PPWP;
• Model C.HASIL-DPR;
• Model C.HASIL-DPD;
• Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model
C.HASIL-DPRP, Model C.HASIL-DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT,
Model C.HASIL-DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model
C.HASIL-DPRPBD; dan
• Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPRK,
yang ditempel pada papan atau tempat tertentu.
Pengawas TPS memperhatikan dan memastikan:

 Jumlah Surat Suara yang dikeluarkan dari masing-masing kotak suara.


 Tempat penghitungan suara dilakukan secara terbuka, penerangan
yang cukup dengan suara yang jelas;
 Proses penghitungan suara dilakukan secara berurutan dimulai dengan
penghitungan suara PPWP, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/
Kota ;
Jika KPPS tidak melaksanakan Penghitungan suara sesuai dengan prosedur,
Pengawas TPS memberikan saran perbaikan tata cara dan jika Ketua KPPS
mengabaikan, catatkan dalam Formulir Model A sertakan foto/video dan
melaporkan kepada Panwaslu Kecamatan melalui Panwaslu Kelurahan/Desa.

8. Pengawasan Penentuan Keabsahan Surat Suara

 Pengawas TPS melihat secara cermat pembukaan dan pemeriksaan


tanda coblos surat suara yang ditunjukan oleh Ketua KPPS atau
Anggota KPPS yang bertugas kepada saksi dan warga masyarakat/
pemilih yang hadir dan diakui sah oleh saksi peserta pemilu.
 Jika terdapat perbedaan pendapat tentang keabsahan surat
suara, Pengawas TPS memberikan saran untuk Ketua KPPS harus
memutuskan hasil pencoblosan surat suara sesuai ketentuan.
 Jika surat suara sah dinyatakan tidak sah oleh Ketua KPPS atau surat
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 43

suara tidak sah dinyatakan oleh ketua KPPS sebagai surat suara sah,
Pengawas TPS menyampaikan saran perbaikan berdasarkan kriteria
surat suara sah dan tidak sah.
 Ketentuan mengenai sah tidak sahnya surat suara tercantum dalam
Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2023 tentang Pemungutan dan
Penghitungan Suara (pasal 53).
 Jika ketentuan keabsahan surat suara tidak diikuti oleh Ketua KPPS,
Pengawas TPS mencatatkan kejadian tersebut dalam Formulir Model
A dan bukti copy surat suara/foto serta dokumen pendukung lainnya.
PTPS melaporkan ke Panwaslu Kelurahan/Desa.

9. Pengawasan Pencatatan Hasil


a. Hasil penghitungan perolehan suara dicatat ke dalam formulir:
• Model C.HASIL-PPWP;
• Model C.HASIL-DPR;
• Model C.HASIL-DPD;
• Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model C.HASIL-
DPRP, Model C.HASIL-DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT, Model C.HASIL-
DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model C.HASIL-DPRPBD; dan
• Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPRK.
b. KPPS mencatat jumlah surat suara digunakan ke dalam formulir:
• Model C.HASIL-PPWP;
• Model C.HASIL-DPR;
• Model C.HASIL-DPD;
• Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model C.HASIL-
DPRP, Model C.HASIL-DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT, Model C.HASIL-
DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model C.HASIL-DPRPBD; dan
• Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPRK.
Kedua pencatatan hasil penghitungan tersebut harus sama.
Ketua KPPS memberi tanda silang pada bagian luar surat suara yang memuat
tempat, nomor, alamat TPS, dan tanda tangan ketua KPPS dalam keadaan
terlipat dengan menggunakan spidol atau bolpoin terhadap:
1. surat suara yang tidak digunakan;
2. sisa surat suara cadangan;
3. surat suara yang rusak; dan/atau
4. surat suara yang keliru dicoblos.
Dalam memberi tanda silang, Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS.
44 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

10. Pengawasan Penandatanganan Formulir C Hasil

Pengawas TPS memastikan, setelah penghitungan suara selesai maka ketua


KPPS dan anggota KPPS menandatangani formulir:
1. Model C.HASIL-PPWP;
2. Model C.HASIL-DPR;
3. Model C.HASIL-DPD;
4. Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model C.HASIL-
DPRP, Model C.HASIL-DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT, Model C.HASIL-
DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model C.HASIL-DPRPBD; dan
5. Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPRK.
Saksi peserta pemilu yang hadir dan bersedia juga ikut menandatangani.

Dalam hal terdapat saksi yang hadir tidak bersedia menandatangani formulir
wajib dicatat sebagai catatan kejadian khusus dengan mencantumkan alasan
dalam formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI-
KPU. Formulir yang telah ditandatangani dibuat dalam bentuk Dokumen
Elektronik dengan menggunakan Sirekap. KPPS menyampaikan formulir
kepada KPU.
11. Pengawasan Pendokumentasian Hasil

Setelah rapat Pemungutan dan penghitungan suara berakhir, Saksi, Pengawas


TPS, pemantau Pemilu, atau masyarakat yang hadir pada rapat penghitungan
suara diberi kesempatan untuk mendokumentasikan formulir:

• Model C.HASIL-PPWP;
• Model C.HASIL-DPR;
• Model C.HASIL-DPD;
• Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model C.HASIL-
DPRP, Model C.HASIL-DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT, Model C.HASIL-
DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model C.HASIL-DPRPBD;
• Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPRK; 1
• Model C.DAFTAR HADIR PEMILIH TETAP-KPU, Model C.DAFTAR HADIR
PEMILIH TAMBAHAN-KPU, dan Model C.DAFTAR HADIR PEMILIH
KHUSUS-KPU setelah ditandatangani oleh KPPS; dan/atau
• salinan Model A-Kabko Daftar Pemilih dan Model A- Daftar Pemilih
Pindahan.
Dokumentasi tersebut dapat berupa foto atau video.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 45

12. Pengawasan Pengisian Formulir


Setelah formulir selesai dilakukan penandatanganan, ketua KPPS dibantu ang-
gota KPPS mengisi formulir:
a. Model C.HASIL SALINAN-PPWP;
b. Model C.HASIL SALINAN-DPR;
c. Model C.HASIL SALINAN-DPD;
d. Model C.HASIL SALINAN-DPRD-PROV, Model C.HASIL SALINAN-DPRA,
Model C.HASIL SALINAN-DPRP, Model C.HASIL SALINAN- DPRPB,
Model C.HASIL SALINAN-DPRPT, Model C.HASIL SALINAN-DPRPS,
Model C.HASIL SALINAN-DPRPP, atau Model C.HASIL SALINAN-
DPRPB;
e. Model C.HASIL SALINAN-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL
SALINAN-DPRK.
Pengisian formulir model C hasil Salinan ini sesuai dengan model C hasil. Ketua
KPPS dibantu anggota KPPS juga mengisi pernyataan keberatan Saksi atau
catatan kejadian khusus dalam Pemungutan dan penghitungan suara dalam
formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI-KPU.

13. Pengawasan Jika Terjadi Kesalahan Penulisan

Dalam hal terjadi kesalahan penulisan pada formulir maka ketua KPPS
melakukan pembetulan dengan cara:
a. mencoret angka atau kata yang salah dengan 2 (dua) garis horizontal;
dan
b. menuliskan angka atau kata hasil pembetulan pada angka atau kata
yang dicoret sebagaimana dimaksud dalam huruf a.

Ketua KPPS serta Saksi yang hadir, membubuhkan paraf pada angka atau
kata pembetulan dan wajib dituangkan dalam catatan kejadian khusus dengan
menggunakan formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN
SAKSI- KPU. Saksi yang membubuhkan paraf merupakan Saksi sesuai dengan
jenis Pemilu.

14. Pengawasan Penggandaan Formulir Model C


• KPPS menggandakan formulir Model C.Hasil Salinan masing-masing
jenis menggunakan alat penggandaan yang disediakan di TPS.
• Ketua KPPS dan anggota KPPS menandatangani formulir dan hasil
penggandaan serta ditandatangani oleh Saksi yang hadir.
• Dalam hal Saksi yang hadir tidak bersedia menandatangani formulir,
formulir ditandatangani oleh Saksi yang bersedia menandatangani.
• Dalam hal terdapat Saksi yang hadir tidak bersedia menandatangani
46 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

formulir, wajib dicatat sebagai catatan kejadian khusus dalam formulir


Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI-KPU.
• KPPS wajib menyampaikan hasil penggandaan formulir kepada setiap
saksi, pengawas TPS, dan PPK melalui PPS yang hadir pada hari yang
sama.
Dalam hal KPPS tidak dapat melakukan penggandaan formulir maka KPPS
dapat menggunakan Dokumen Elektronik dengan menggunakan Sirekap.
15. Pengawasan KPPS Memasukan Formulir dan Penyegelan
Pengawas TPS mengawasi Ketua KPPS dibantu anggota KPPS menyusun dan
memasukkan formulir ke dalam satu sampul kertas dan disegel. Formulir yang
dimaksud adalah:
1. Model C.HASIL-PPWP;
2. Model C.HASIL-DPR;
3. Model C.HASIL-DPD;
4. Model C.HASIL-DPRD-PROV, Model C.HASIL-DPRA, Model C.HASIL-
DPRP, Model C.HASIL- DPRPB, Model C.HASIL-DPRPT, Model C.HASIL-
DPRPS, Model C.HASIL-DPRPP, atau Model C.HASIL-DPRPBD; dan
5. Model C.HASIL-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-DPRK,
Adapun formulir dengan jenis:
1. Model C.HASIL SALINAN-PPWP;
2. Model C.HASIL SALINAN-DPR;
3. Model C.HASIL SALINAN-DPD;
4. Model C.HASIL SALINAN-DPRD-PROV, Model C.HASIL SALINAN-DPRA,
Model C.HASIL SALINAN-DPRP, Model C.HASIL SALINAN- DPRPB,
Model C.HASIL SALINAN-DPRPT, Model C.HASIL SALINAN-DPRPS,
Model C.HASIL SALINAN-DPRPP, atau Model C.HASIL SALINAN-
DPRPB; dan
5. Model C.HASIL SALINAN-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL
SALINAN-DPRK,
Dimasukan ke dalam sampul kertas dan disegel selanjutnya dimasukkan ke
dalam kantong plastik ziplok atau kantong plastik yang mempunyai rel atau klip
di atasnya yang dapat dibuka dan ditutup kembali;

Adapun formulir:
1. Model C. KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI-KPU,
dan Model A-Surat Pindah Memilih/Model A-Surat Pindah Memilih LN-
KPU, formulir Model C.DAFTAR HADIR PEMILIH TETAP-KPU, Model
C.DAFTAR HADIR PEMILIH TAMBAHAN-KPU, Model C.DAFTAR HADIR
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 47

PEMILIH KHUSUS-KPU, Model A-Kabko Daftar Pemilih-KPU, dan Model


A-Daftar Pemilih Pindahan-KPU;
2. Model C.PENDAMPING-KPU, Model C. PEMBERITAHUAN-KPU, dan
Tanda Terima; dan
3. pemberitahuan bagi Pemilih yang tidak terdistribusi,
masing-masing dimasukan ke dalam 1 (satu) sampul kertas dan disegel;

KPPS jugas memasukan ke dalam sampul kertas dan disegel: Surat Suara
Presiden dan Wakil Presiden yang:
• dinyatakan sah;
• dinyatakan tidak sah;
• tidak digunakan/tidak terpakai termasuk sisa surat suara cadangan;
dan
• rusak dan/atau keliru dicoblos;
Surat Suara DPR yang:
• dinyatakan sah;
• dinyatakan tidak sah;
• tidak digunakan/tidak terpakai termasuk sisa surat suara cadangan;
dan
• rusak dan/atau keliru dicoblos;
juga dimasukan masing-masing ke dalam sampul kertas dan disegel;
Surat Suara DPD yang:
• dinyatakan sah;
• dinyatakan tidak sah;
• tidak digunakan/tidak terpakai termasuk sisa surat suara cadangan;
dan
• rusak dan/atau keliru dicoblos;
masing-masing dimasukan ke dalam sampul kertas dan disegel;
Surat Suara DPRD Provinsi yang:
• dinyatakan sah;
• dinyatakan tidak;
• tidak digunakan/tidak terpakai termasuk sisa surat suara cadangan;
dan
• rusak/atau keliru dicoblos;
masing-masing dimasukan ke dalam sampul kertas dan disegel; dan
48 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

Surat Suara DPRD Kabupaten/Kota yang:


• dinyatakan sah;
• dinyatakan tidak;
• tidak digunakan/tidak terpakai termasuk sisa surat suara cadangan;
dan
• rusak/atau keliru dicoblos;
masing-masing dimasukan ke dalam sampul kertas dan disegel.
Sampul-sampul kertas sebagaimana tersebut di atas dimasukkan ke dalam
kotak suara. Pada bagian luar kotak suara ditempel label, disegel, dan dipasang
gembok atau alat pengaman lainnya sebagai bahan untuk rekapitulasi
penghitungan suara di tingkat kecamatan atau nama lain.

16. Pengawasan Pengajuan Keberatan


 Saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS dapat mengajukan
keberatan terhadap prosedur dan/atau selisih penghitungan perolehan
suara kepada KPPS apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Dalam hal terdapat keberatan Saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/
Pengawas TPS, KPPS wajib menjelaskan prosedur dan/atau
mencocokkan selisih perolehan suara dalam formulir model C hasil
Salinan dengan formulir model C hasil masing-masing jenis.
 Dalam hal keberatan yang diajukan Saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/
Pengawas TPS dapat diterima, KPPS seketika melakukan pembetulan.
Pembetulan dilakukan dengan cara mencoret angka yang salah dan
menuliskan angka yang benar.
 Ketua KPPS dan Saksi yang hadir membubuhkan paraf pada angka
hasil pembetulan. Dalam hal Saksi masih keberatan terhadap hasil
pembetulan, KPPS meminta pendapat dan/atau saran perbaikan dari
Pengawas TPS yang hadir.
 KPPS wajib menindaklanjuti saran perbaikan dari Pengawas TPS.
KPPS wajib mencatat keberatan Saksi yang diterima sebagai kejadian
khusus dan mencatat seluruh kejadian khusus selama pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara di TPS pada formulir Model C.
KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN-KPU dan ditandatangani
oleh ketua KPPS.
 Keberatan Saksi yang belum atau tidak dapat diterima, dicatat pada
formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN-KPU
sebagai keberatan Saksi dan ditandatangani oleh Saksi serta ketua
KPPS.
 Dalam hal tidak terdapat kejadian khusus dan/atau keberatan Saksi
dalam pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS, KPPS
wajib menulis kata NIHIL pada formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 49

DAN/ATAU KEBERATAN-KPU dan ditandatangani oleh ketua KPPS.


 Keberatan yang diajukan oleh Saksi dan dan Panwaslu Kelurahan/Desa/
Pengawas TPS terhadap pelaksanaan penghitungan suara di TPS, tidak
menghalangi pelaksanaan rapat penghitungan suara di TPS.
17. Pengawasan Pengumuman Penghitungan Suara
Pengawas TPS Pemilu 2024 memastikan, KPPS mengumumkan hasil
penghitungan suara di TPS. KPPS wajib menyampaikan 1 (satu) rangkap
formulir:
• Model C.HASIL SALINAN-PPWP;
• Model C.HASIL SALINAN-DPR;
• Model C.HASIL SALINAN-DPD;
• Model C.HASIL SALINAN-DPRD-PROV, Model C.HASIL SALINAN-DPRA,
Model C.HASIL SALINAN- DPRP, Model C.HASIL SALINAN-DPRPB,
Model C.HASIL SALINAN-DPRPT, Model C.HASIL SALINAN- DPRPS,
Model C.HASIL SALINAN-DPRPP, atau Model C.HASIL SALINAN-
DPRPB; dan
• Model C.HASIL SALINAN-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL
SALINAN-DPRK,
kepada PPS dalam sampul kertas dan disegel pada hari dan tanggal
pemungutan suara.

Penyampaian formulir tersebut juga dilakukan dengan menggunakan Dokumen


Elektronik melalui Sirekap.

PPS wajib mengumumkan formulir dari seluruh TPS di wilayah kerjanya dengan
cara menempelkan formulir tersebut di tempat umum pada kelurahan/desa.
Dalam hal KPPS dengan sengaja tidak menyampaikan 1 (satu) rangkap:
o Model C.HASIL SALINAN-PPWP;
o Model C.HASIL SALINAN-DPR;
o Model C.HASIL SALINAN-DPD;
o Model C.HASIL SALINAN-DPRD-PROV, Model C.HASIL SALINAN-DPRA,
Model C.HASIL SALINAN- DPRP, Model C.HASIL SALINAN-DPRPB,
Model C.HASIL SALINAN-DPRPT, Model C.HASIL SALINAN- DPRPS,
Model C.HASIL SALINAN-DPRPP, atau Model C.HASIL SALINAN-
DPRPB; dan
o Model C.HASIL SALINAN-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL
SALINAN-DPRK,
sampai batas waktu yang ditetapkan, KPPS dikenai sanksi sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
50 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

Selain formulir-formulir seperti dijelaskan di atas, KPPS dapat menyampaikan


formulir:
• Model C.DAFTAR HADIR DPT-KPU;
• Model C.DAFTAR HADIR DPTb-KPU;
• Model C.DAFTAR HADIR DPK-KPU; dan
• Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU KEBERATAN-KPU,
dalam bentuk Dokumen Elektronik.

18. Pengawasan Penyerahan Kotak Suara dari KPPS ke PPS

KPPS wajib menyegel, menjaga, dan mengamankan keutuhan kotak suara


setelah rapat penghitungan suara di TPS.

Kotak suara tersebut meliputi kotak suara Pemilu Presiden dan Wakil Presi-
den, kotak suara Pemilu anggota DPR, kotak suara Pemilu anggota DPD, kotak
suara Pemilu anggota DPRD Provinsi, dan kotak suara Pemilu anggota DPRD
Kabupaten/Kota. KPPS wajib menyerahkan kotak suara dan salinan formulir
pada hari dan tanggal pemungutan suara kepada PPK melalui PPS.

Salinan formulir tidak dimasukkan ke dalam kotak suara. Penyerahan kotak su-
ara kepada PPS, diawasi oleh Saksi dan/atau Pengawas TPS. PPS meneruskan
kotak suara dari seluruh TPS kepada PPK pada hari yang sama setelah proses
pemungutan dan penghitungan suara selesai.
Dalam hal PPS tidak dapat memenuhi ketentuan maka PPS menyampaikan
kotak suara kepada PPK paling lambat 3 (tiga) Hari setelah hari penghitungan
suara.

Sesuai dengan pasal 68 Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2023 tentang Pemu-
ngutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilu, KPPS dilarang memberikan
formulir:
• Model C.HASIL SALINAN-PPWP;
• Model C.HASIL SALINAN-DPR;
• Model C.HASIL SALINAN-DPD;
• Model C.HASIL SALINAN-DPRD-PROV, Model C.HASIL SALINAN-
DPRA, Model C.HASIL SALINAN-DPRP, Model C.HASIL SALINAN-
DPRPB, Model C.HASIL SALINAN- DPRPT, Model C.HASIL SALINAN-
DPRPS, Model C.HASIL SALINAN-DPRPP, atau Model C.HASIL
SALINAN-DPRPB; dan
• Model C.HASIL SALINAN-DPRD-KAB/KOTA atau Model C.HASIL-
SALINAN-DPRK,
kepada siapapun dan/atau pihak manapun, kecuali kepada setiap saksi,
pengawas TPS, dan PPK melalui PPS.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 51

BAB
VII Pemungutan Suara Ulang dan
Penghitungan Suara Ulang

1. Pemungutan Suara Ulang


Syarat Adanya Pemungutan Suara Ulang
Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi bencana alam dan/
atau kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat
digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan.

Pemungutan suara di TPS wajib diulang apabila dari hasil penelitian dan
pemeriksaan Pengawas TPS terbukti terdapat keadaan sebagai berikut:
• pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan
penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
• petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus,
menandatangani, atau menuliskan nama atau alamat pada surat suara
yang sudah digunakan;
• petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah
digunakan oleh Pemilih sehingga surat suara tersebut menjadi tidak
sah; dan/atau
• Pemilih yang tidak memiliki KTP-el atau Suket, dan tidak terdaftar di
DPT dan DPTb memberikan suara di TPS.
Selain keadaan sebagaimana dimaksud di atas, pemungutan suara wajib
diulang jika terdapat pemilih yang memberikan suara lebih dari 1 (satu) kali,
baik pada satu TPS atau pada TPS yang berbeda.

2. Mekanisme Pemungutan Suara Ulang


 Pemungutan suara ulang diusulkan oleh KPPS dengan menyebutkan
keadaan yang menyebabkan diadakannya pemungutan suara ulang.
 Usul KPPS diteruskan kepada PPK dan selanjutnya diajukan kepada
52 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

KPU Kabupaten/Kota untuk pengambilan keputusan diadakannya


pemungutan suara ulang.
 Pemungutan suara ulang di TPS dilaksanakan paling lama 10 (sepuluh)
Hari setelah hari pemungutan suara, berdasarkan Keputusan KPU
Kabupaten/Kota.
 Pemungutan suara ulang hanya dilakukan untuk 1 (satu) kali
pemungutan suara ulang.
 KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan keputusan kepada KPPS
melalui PPK dan PPS, serta wajib menyampaikan ke KPU melalui KPU
Provinsi.
 KPU Kabupaten/Kota menyampaikan permintaan Saksi untuk hadir dan
menyaksikan pemungutan suara ulang di TPS.
 Pemungutan suara ulang di TPS dapat dilaksanakan pada hari kerja,
hari libur, atau hari yang diliburkan.
 KPPS menyampaikan surat pemberitahuan pemungutan suara yang
diberi tanda khusus bertuliskan PSU kepada Pemilih yang terdaftar
dalam DPT, DPTb, dan yang tercatat dalam DPK paling lambat 1 (satu)
Hari sebelum pemungutan suara ulang di TPS.
 KPU Kabupaten/Kota memberitahukan kepada kepala daerah,
pimpinan instansi vertikal di daerah, pimpinan perusahaan, atau kepala
satuan pendidikan agar memberikan kesempatan kepada Pemilih untuk
menggunakan hak pilihnya dalam pemungutan suara ulang.

3. Penghitungan Suara Ulang


Penghitungan suara ulang dilakukan untuk penghitungan ulang surat suara di
TPS.
Penghitungan suara di TPS dapat diulang jika terjadi hal sebagai berikut:
• kerusuhan yang mengakibatkan penghitungan suara tidak dapat
dilanjutkan;
• Penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
• Penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang terang atau yang
kurang mendapat penerangan cahaya;
• Penghitungan suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas;
• Penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas;
• Saksi, Pengawas TPS, dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan
proses Penghitungan Suara secara jelas;
• Penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan waktu
yang telah ditentukan; dan/atau
• ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan surat suara yang sah dan
surat suara yang tidak sah dengan jumlah Pemilih yang menggunakan
hak pilih.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 53

Dalam hal terjadi keadaan tersebut di atas maka Saksi atau Pengawas TPS
dapat mengusulkan penghitungan ulang surat suara di TPS yang bersangkutan.
Penghitungan ulang surat suara di TPS harus dilaksanakan dan selesai pada
hari yang sama dengan hari pemungutan suara.

Dalam hal penghitungan suara belum selesai pada waktu tersebut maka
penghitungan suara dapat diperpanjang tanpa jeda paling lama 12 (dua belas)
jam sejak berakhirnya Hari pemungutan suara. Dalam hal penghitungan suara
belum selesai sampai waktu perpanjangan berakhir, penghitungan suara tetap
dilanjutkan dan dicatat dalam formulir Model C.KEJADIAN KHUSUS DAN/ATAU
KEBERATAN SAKSI-KPU.

4. Pemungutan dan penghitungan Suara Lanjutan dan Susulan


• Dalam hal sebagian atau seluruh Dapil terjadi kerusuhan, gangguan
keamanan, bencana alam atau gangguan lainnya yang mengakibatkan
sebagian tahapan pemungutan suara atau penghitungan suara di TPS
tidak dapat dilaksanakan, dilakukan pemungutan suara atau penghitun-
gan suara lanjutan di TPS.
• Pelaksanaan Pemungutan Suara atau penghitungan suara lanjutan di
TPS dimulai dari tahapan pemungutan suara atau penghitungan suara
di TPS yang terhenti.
• Dalam hal di sebagian atau seluruh Dapil terjadi kerusuhan, gangguan
keamanan, bencana alam, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan
seluruh tahapan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara tidak
dapat dilaksanakan, dilakukan Pemungutan Suara dan/atau penghitun-
gan suara susulan.
• Pelaksanaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara susulan
dilakukan untuk seluruh tahapan pemungutan suara dan/atau peng-
hitungan suara.
• Pemungutan suara dan/atau penghitungan suara lanjutan atau susulan
dilaksanakan setelah dilakukan penetapan penundaan.
• Penetapan penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan su-
ara dilakukan oleh:
a. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK, apabila penundaan pemu-
ngutan suara dan/atau penghitungan suara meliputi 1 (satu) atau
lebih dari 1 (satu) kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama
lain;
b. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK, apabila penundaan pemu-
ngutan suara dan/atau penghitungan suara meliputi 1 (satu) atau
lebih dari 1 (satu) kecamatan atau yang disebut dengan nama lain;
atau
54 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

c. KPU Provinsi atas usul KPU Kabupaten/Kota apabila penundaan


pemungutan suara dan/atau penghitungan suara meliputi 1
(satu) atau lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota.
• Pemungutan suara dan/atau penghitungan suara lanjutan atau susulan
dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh)Hari setelah hari pemungutan
suara.
5. Pemberian Suara di TPS Lokasi Khusus
1. Pemilih yang terdaftar sebagai DPT di TPS lokasi khusus, dapat
menggunakan hak pilihnya untuk memilih:
a. Pasangan Calon;
b. calon anggota DPR, apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain
dalam satu provinsi dan dalam satu Dapil;
c. calon anggota DPD, apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain
dalam satu provinsi;
d. calon anggota DPRD Provinsi, apabila pindah memilih ke kabupaten/
kota lain dalam satu provinsi dan dalam satu Dapil; dan/atau
e. calon anggota DPRD kabupaten/Kota, apabila pindah memilih ke
kecamatan lain dalam satu kabupaten/kota dan dalam satu Dapil.
2. Ketentuan mengenai TPS lokasi khusus sesuai dengan Peraturan
KPU yang mengatur mengenai penyusunan daftar Pemilih dalam
penyelenggaraan Pemilu dan sistem informasi data Pemilih.
3. Ketentuan penyampaian formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU
terhadap Pemilih di TPS berlaku secara mutatis mutandis terhadap
Penyampaian formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU terhadap
Pemilih di TPS Lokasi Khusus.
4. Dalam hal terdapat kendala dalam penyampaian formulir Model
C.PEMBERITAHUAN-KPU terhadap Pemilih di TPS lokasi khusus,
penyampaian formulir dilakukan berdasarkan hasil koordinasi KPU
Kabupaten/Kota dengan pejabat yang berwenang di lokasi khusus.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 55

BAB
VIII
Pasal Pidana di Pemungutan
Suara dan Penghitungan
Suara

Pengawas pemilu melakukan penanganan dugaan pelanggaran pemilu melalui


dua pintu, yakni laporan dan temuan. Laporan dugaan pelanggaran pemilu
dapat disampaikan oleh: Warga Negara Indonesia yang memiliki hak pilih, pe-
serta pemilu dan pemantau pemilu. Adapun dugaan pelanggaran pemilu yang
berasal dari temuan adalah yang ditemukan oleh pengawas pemilu.

Ada tiga jenis dugaan pelanggaran dalam pemilu, yakni:


1. Pelanggaran administrasi, yakni: pelanggaran terhadap tata cara,
prosedur, atau mekanisme yang berkaitan dengan administrasi pelak-
sanaan Pemilu dalam setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu.
2. Pelanggaran kode etik, yakni: pelanggaran terkait dengan etika yang
dilakukan oleh penyelenggara pemilu, baik yang permanen maupun ad
hoc.
3. Pelanggaran pidana pemilu, yakni: pelanggaran terkait dengan pidana
pemilu sebagaimana diatur dalam undang-undang pemilu.
4. Pelanggaran perundang-undangan lainnya.

Khusus pasal-pasal pidana pemilu yang terkait dengan pelaksanaan pemu-


ngutan suara dan penghitungan suara sebagaimana tercantum dalam un-
dang-undang pemilu, yakni pasal:

Pasal 498, Pasal 499, Pasal 500, Pasal 501, Pasal 502, Pasal 503, Pasal 504,
Pasal 505, Pasal 506, Pasal 507, Pasal 508, Pasal 510, Pasal 515, Pasal 516,
Pasal 517, Pasal 523 ayat 2 dan 3, Pasal 531, Pasal 532, Pasal 533, Pasal 534,
Pasal 535, Pasal 537, Pasal 538, Pasal 543, Pasal 549, Pasal 551.
56 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

Pasal-pasal tersebut yang tercantum di undang-undang nomor 7 Tahun


2017 tentang Pemilu adalah pasal-pasal pidana pemilu yang terkait dengan
pemungutan dan penghitungan suara. Undang-Undang 7 Tahun 2017 sudah
pernah diubah melalui Perpu yang diundangkan dengan undang-undang
Nomor 7 Tahun 2023.
MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS | 57
58 | MODUL PELATIHAN PENGAWAS TPS

LAMPIRAN
FORM. A
LAPORAN HASIL PENGAWASAN PEMILU
NOMOR : ………………..

I. Data Pengawas Pemilu


Tahapan yang diawasi : .......................................................................

Nama Pelaksana TugasPengawasan : .......................................................................


Jabatan : .......................................................................
Nomor Surat Perintah : .......................................................................
Alamat : .......................................................................
II. Kegiatan Pengawasan
1. Kegiatan I
a. Bentuk Kegiatan : .......................................................................
b. Tujuan : .......................................................................
c. Sasaran : .......................................................................
d. Waktu dan Tempat : .......................................................................
2. Kegiatan II
a. Bentuk : .......................................................................
b. Tujuan : .......................................................................
c. Sasaran : .......................................................................
d. Waktu dan Tempat : .......................................................................
III. Uraian Singkat Hasil Pengawasan
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
IV. Informasi Dugaan Pelanggaran
1. Peristiwa
a. Peristiwa : .......................................................................
b. Tempat Kejadian : .......................................................................
c. Waktu Kejadian : .......................................................................
d. Pelaku : ......................................................................
e. Alamat : ......................................................................
2. Saksi-saksi
a. Nama : ......................................................................
Alamat : ......................................................................
b. Nama : ......................................................................
Alamat : ......................................................................
3. Alat Bukti
a. .......................................................................................................................
b. .......................................................................................................................
c. .......................................................................................................................
4. Barang Bukti
a. ....................................................................................................................
b. ....................................................................................................................
c. ....................................................................................................................
5. Uraian Singkat Dugaan Pelanggaran
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................

…………., …………..2024
Pelaksana tugas,

(……………………..)

V. Dokumentasi Foto

Anda mungkin juga menyukai