Anda di halaman 1dari 76

MODUL AJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL (IPAS)

BUMI DAN ANTARIKSA

INFORMASI UMUM

1. IDENTITAS MODUL

Modul Ajar IPAS


Nama Sekolah SMKS ANWARUL MALIKI SUKOREJO
Penyusun/Tahun Hana Agustin, S.Pd/2023
Kelas/Fase Capaian X/Fase E
Alokasi Waktu (4 x Pertemuan @ 4x40 menit’)
Pertemuan Ke - 12 sd 15
Profil Pelajar Pancasila Gotong royong, bernalar kritis, mandiri, kreatif serta
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia
Sarana Prasarana Leptop/HP, Internet, LKPD, Alat Tulis
Target Peserta Didik Regular/tipikal
Model Pembelajaran Inkuiri
Mode Pembelajaran Tatap Muka

2. KOMPETENSI AWAL
Peserta Didik telah memiliki pengetahuan awal tentang perubahan iklim dan struktur
lapisan bumi serta planetarium

KOMPETENSI INTI

1. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Peserta didik dapat menganalisis materi gravitasi bumi menggunakan Hukum
Newton melalui observasi. (Pertemuan 12)
 Peserta didik dapat menganalisis dinamika litosfer dan dampaknya dalam
kehidupan sehari-hari secara mandiri sesuai pemahamannya. (Pertemuan 13)
 Peserta didik dapat mengidentifikasi dinamika hidrosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan secara mandiri menggunakan kata-katanya sendiri. (Pertemuan 14)
 Peserta didik dapat menganalisis perubahan iklim dan dampaknya bagi ekosistem
dengan mengungkapkan gagasan menggunakan kata-katanya sendiri. (Pertemuan 15)

2. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik diharapkan dapat memahami bahwasannya
aspek bumi dan antariksa berkaitan dengan materi gravitasi universal dan hukum-hukum
gravitasi yang berlaku. Struktur Bumi yang terdiri dari interior bumi, litosfer, lempeng
tektonik, dan gempa bumi. Struktur bumi meliputi hidrosfer, atmosfer, dan medan
magnet bumi.
3. PERTANYAAN PEMANTIK
 Apakah Anda mengetahui tentang gravitasi bumi?
 Bagaimanakah bunyi Hukum Newton?
 Apa yang Anda ketahui tentang litosfer?
 Bagaimana dinamika litosfer dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari yang Anda
ketahui?
 Apa yang Anda ketahui tentang Hidrosfer?
 Bagaimana dinamika Hidrosfer dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari yang
Anda ketahui?
 Apakah yang kalian ketahui mengenai medan magnet bumi?
 Apakah yang anda ketahui tentang perubahan iklim?
 Menurut anda apakah dampak perubahan iklim bagi ekosistem?
 Apakah yang anda ketahui tentang mitigasi?
 Ada berapa jenis bencana alam yang bisa anda sebutkan?

4. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Guru membuat presentasi tentang bumi dan antariksa b. Guru membuat link room di
Google Meet

5. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 12
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi 10
 Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menit
peserta didik menjawab salam dari guru
 Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik
Apersepsi
 Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal peserta didik terkait materi gravitasi
bumi menggunakan Hukum Newton
Motivasi
 Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung
Kegiatan Fase 1: Reflection
Inti M = (Mulai Diri) 130
 Menggunakan pertanyaan pemantik untuk dikerjakan menit
yaitu:
- Apakah Anda mengetahui tentang gravitasi Bumi?
- Bagaimanakah Bunyi Hukum Newton?
E = (Eksplorasi Konsep )
 Peserta didik menggali konsep tentang gravitasi bumi
menggunakan Hukum Newton dengan mempelajari
modul (P3 bernalar kritis)
Fase 2: Research
R = (Ruang Kolaborasi)
 Guru membagi peserta didik membagi menjadi beberapa
kelompok. Masing- masing kelompok akan berdiskusi
tentang permasalahan dalam Lembar Observasi 1 (P3
Gotong royong)
R = (Refeleksi Terbimbing)
 Guru membimbing peserta didik untuk dapat
menemukan konsep gravitasi bumi menggunakan
Hukum Newton
D = (Demonstrasi Konstektual)
 Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih
memahami konsep gravitasi bumi menggunakan Hukum
Newton (P3
Mandiri)
E = (Elaborasi Pemahaman)
 Guru membimbing peserta yang mengalami kesulitan
 Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan
Kegiatan K = (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 40
Penutup  Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum Menit
dipahami melalui forum.
 Peserta didik mengerjakan assesmen sumatif berupa kuis
tentang perubahan lingkungan.
A = (Aksi Nyata)
 Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di
sekitar yang berkaitan dengan materi.
 Guru memberikan motivasi,
 Guru menutup dengan memberikan salam.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 13
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi 10
 Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menit
peserta didik menjawab salam dari guru
 Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
membacakan daftar hadir
Apersepsi
 Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal peserta didik terkait materi dinamika
litosfer dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari
Motivasi
 Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung
Kegiatan Fase 1: Reflection 130
Inti M = (Mulai Diri) menit
 Menggunakan pertanyaan pemantik untuk dikerjakan
yaitu:
- Apa yang Anda ketahui tentang Litosfer?
- Bagaimana dinamika litosfer dan dampaknya dalam
kehidupan sehari- hari yang Anda ketahui?
E = (Eksplorasi Konsep)
 Peserta didik menggali konsep tentang dinamika litosfer
dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari dengan
mempelajari modul (P3 Bernalar Kritis)
Fase 2: Research
R = (Ruang Kolaborasi)
 Guru membagi peserta didik membagi menjadi beberapa
kelompok. Masing- masing kelompok akan berdiskusi
tentang permasalahan dalam Lembar Observasi 2 (P3
Gotong Royong)
R = (Refeleksi Terbimbing)
 Guru membimbing peserta didik untuk dapat
menemukan konsep dinamika litosfer dan dampaknya
dalam kehidupan sehari-hari
D = (Demonstrasi Konstektual)
 Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih
memahami dinamika litosfer dan dampaknya dalam
kehidupan sehari- hari (P3 mandiri)
E = (Elaborasi Pemahaman)
 Guru membimbing peserta yang mengalami kesulitan
 Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan
Kegiatan K = (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 40
Penutup  Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum Menit
dipahami melalui forum.
 Peserta didik mengerjakan assesmen sumatif berupa kuis
tentang perubahan lingkungan.
A = (Aksi Nyata)
 Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di
sekitar yang berkaitan dengan materi.
 Guru memberikan motivasi,
 Guru menutup dengan memberikan salam.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 14
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi 10
 Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menit
peserta didik menjawab salam dari guru
 Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
membacakan daftar hadir
Apersepsi
 Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal peserta didik terkait dinamika
hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan serta
tentang medan magnet bumi
Motivasi
 Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung
Kegiatan Fase 1: Reflection 130
Inti M = (Mulai Diri) menit
 Menggunakan pertanyaan pemantik untuk dikerjakan
yaitu:
- Apa yang Anda ketahui tentang Hidrosfer?
- Bagaimana dinamika Hidrosfer dan dampaknya
dalam kehidupan sehari- hari yang Anda ketahui?
- Apakah yang kalian ketahui mengenai medan magnet
bumi?
E = (Eksplorasi Konsep)
 Peserta didik menggali konsep tentang dinamika
hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari
serta medan magnet bumi dengan mempelajari modul
(P3 Bernalar Kritis)
Fase 2: Research
R = (Ruang Kolaborasi)
 Guru membagi peserta didik membagi menjadi beberapa
kelompok. Masing- masing kelompok akan berdiskusi
tentang permasalahan dalam Lembar Observasi 3 dan
LKPD 4 (P3 Gotong Royong)
R = (Refeleksi Terbimbing)
 Guru membimbing peserta didik untuk dapat
menemukan konsep dinamika hidrosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan serta konsep medan magnet
D = (Demonstrasi Konstektual)
 Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih
memahami konsep dinamika hidrosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan serta konsep medan magnet
E = (Elaborasi Pemahaman)
 Guru membimbing peserta yang mengalami kesulitan
 Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan
Kegiatan K = (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 40
Penutup  Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum Menit
dipahami melalui forum.
 Peserta didik mengerjakan assesmen sumatif berupa kuis
tentang perubahan lingkungan.
A = (Aksi Nyata)
 Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di
sekitar yang berkaitan dengan materi.
 Guru memberikan motivasi,
 Guru menutup dengan memberikan salam.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 15
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi 10
 Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menit
peserta didik menjawab salam dari guru
 Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
membacakan daftar hadir
Apersepsi
 Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal peserta didik tentang perubahan iklim
dan dampaknya bagi ekosistem serta mitigasi macam-
macam bencana alam
Motivasi
 Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung
Kegiatan Fase 1: Reflection 130
Inti M = (Mulai Diri) menit
 Menggunakan pertanyaan pemantik untuk dikerjakan
yaitu:
- Apakah yang anda ketahui tentang perubahan iklim?
- Menurut anda apakah dampak perubahan iklim bagi
ekosistem?
- Apakah yang anda ketahui tentang mitigasi?
- Ada berapa jenis bencana alam yang bisa anda
sebutkan?
E = (Eksplorasi Konsep)
 Peserta didik menggali konsep tentang perubahan iklim
dan dampaknya bagi ekosistem serta mitigasi macam-
macam bencana alam secara menyeluruh dengan
mempelajari modul
Fase 2: Research
R = (Ruang Kolaborasi)
 Guru membagi peserta didik membagi menjadi beberapa
kelompok. Masing- masing kelompok akan berdiskusi
tentang permasalahan dalam LKPD 5 dan 6 (P3
Bergotong Royong)
 Peserta didik menganalisis pemecahan masalah yang
diberikan pada LKPD (P3 Bernalar Kritis)
Fase 3: Discovery
R = (Refeleksi Terbimbing)
 Peserta didik menemukan konsep tentang perubahan
iklim dan dampaknya bagi ekosistem serta mitigasi
macam-macam bencana alam yang telah diberikan (P3
Bernalar Kritis)
D = (Demonstrasi Konstektual)
 Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih
memahami perubahan iklim dan dampaknya bagi
ekosistem serta mitigasi macam-macam bencana alam
(P3 Mandiri)
E = (Elaborasi Pemahaman)
 Guru membimbing peserta yang kesulitan
 Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan
Kegiatan K = (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 40
Penutup  Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum Menit
dipahami melalui forum.
 Peserta didik mengerjakan assesmen sumatif berupa kuis
tentang perubahan lingkungan.
A = (Aksi Nyata)
 Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di
sekitar yang berkaitan dengan materi.
 Guru memberikan motivasi,
 Guru menutup dengan memberikan salam.
ASSESMENT
 Penilaian pengetahuan: tes tulis pilihan ganda
 Penilaian Performa: membuat laporan diskusi dan presentasi
 Penilaian Sikap: observasi
PENGAYAAN DAN REMIDIAL
Ketuntasan proses pembelajaran dapat ditunjukkan dengan pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Siswa yang belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan
maka dapat dikatakan siswa tersebut belum mencapai ketuntasan. Pokok bahasan atau
materi yang belum mencapai batas KKM harus dianalisis serta dilaksanakan program
pendalaman materi dan selanjutnya diadakan program remedial atau perbaikan. Pada
prinsipnya program remedial atau perbaikan dilaksanakan untuk menuntaskan tujuan
pembelajaran yang belum dicapai siswa.
METODE
 Menjelaskan kembali materi atau soal-soal yang dijawab salah
 Mengerjakan soal-soal latihan
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
 Mengumpulkan siswa yang remidi, untuk memperoleh tambahan
pelajaran/pengayaan
 Mengerjakan kembali materi yang belum dimengerti atau dijawab oleh siswa
 Mempersiapkan soal-soal untuk siswa
 Siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal yang telah disiapkan
 Guru memeriksa hasil pekerjaan
 Siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 melaksanakan tutor sebaya
 Siswa yang memperoleh nilai < 60 dinyatakan belum kompeten dan diberi tugas
atau soal-soal lebih lanjut
REFLEKSI PESERTA DIRI DAN GURU
 Apa yang kamu peroleh dari pembelajaran?
 Apa kesulitan yang kamu hadapi dalam mengerjakan LKPD?
 Hal apa saja yang kamu lakukan untuk memudahkan belajar Bumi dan Antariksa?
 Apa harapanmu?
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Ringkasan Materi Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik


BUMI DAN ANTARIKSA

GRAVITASI BUMI

Hukum gravitasi universal yang dirumuskan oleh Newton, diawali dengan beberapa
pemahaman dan pengamatan empiris yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan
sebelumnya. Mula-mula Copernicus memberikan landasan pola berpikir yang tepat
tentang pergerakan planet- planet, yang semula dikira planet-planet tersebut bergerak
mengelilingi bumi, seperti pada konsep Ptolemeus. Copernicus meletakkan matahari
sebagai pusat pergerakan planet-planet, termasuk bumi, dalam gerak melingkarnya.
Kemudian dari data hasil pengamatan yang teliti tentang pergerakan planet, yang telah
dilakukan Tycho Brahe, Kepler merumuskan tiga hukum empiris yang dikenal sebagai
hukum Kepler mengenai gerak planet:
1. Semua planet bergerak dalam lintasan berbentuk elips dengan matahari pada salah satu
titik fokusnya
2. Garis yang menghubungkan planet dengan matahari akan menyapu daerah luasan yang
sama dalam waktu yang sama
3. Kuadrat perioda planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak
rerata planet ke matahari
Hukum-hukum Kepler ini adalah hukum empiris. Keplet tidak mempunyai penjelasan
tentang apa yang mendasari hukum-hukumnya ini. Kelebihan Newton, adalah dia tidak
hanya dapat menjelaskan apa yang mendasari hukum-hukum Kepler ini, tetapi juga
menunjukkan bahwa hukum yang sama juga berlaku secara universal untuk semua benda-
benda bermassa.

Hukum Gravitasi Universal


Kita dapat menjabarkan, dengan cara yang sederhana, hukum gravitasi universal
dengan memulainya dari fakta-fakta empiris yang telah ditemukan Keppler. Untuk
memudahkan analisa kita anggap bahwa planet-planet bergerak dalam lintasan yang
berbentuk lingkaran dengan jari-jari r, dengan kelajuan konstan v. Karena planet bergerak
dalam lintasan lingkaran maka planet mengalami percepatan sentripetal yang besarnya
diberikan oleh: (Pers. 1)

dengan T adalah periode planet mengelilingi matahari. Percepatan ini tentunya


disebabkan oleh suatu gaya yang mengarah ke pusat lingkaran (ke matahari). Besar gaya
ini tentunya sama dengan massa planet m dikali percepatan sentripetalnya, sehingga besar
gaya tadi dapat dirumuskan sebagai:
(Pers. 2)

Hukum Kepler ketiga dapat kita tuliskan sebagai:


(Pers. 3)

dengan k adalah suatu konstanta kesebandingan. Dengan persamaan hukum Keppler


ketiga ini, besar gaya dapat ditulis sebagai:
(Pers. 4)

dengan k adalah suatu konstanta. Karena gaya ini mengarah ke pusat lingkaran, yaitu ke
matahari, tentunya logis bila dianggap bahwa gaya tersebut disebabkan oleh matahari.
Berdasarkan hukum ketiga Newton, tentunya akan ada gaya juga yang bekerja pada
matahari oleh planet yang besarnya sama dengan gaya di (Pers. 4). Tetapi karena bekerja
pada matahari, tentunya konstanta k di (Pers. 4) mengandung massa matahari M sehingga
logis bila diasumsikan bahwa terdapat gaya yang saling tarik menarik antara planet dan
matahari yang besarnya diberikan oleh:
(Pers. 5)

Newton, setelah mengamati hal yang sama pada bulan dan pada bendabenda yang jatuh
bebas di permukaan bumi, menyimpulkan bahwa gaya tarik menarik tadi berlaku secara
universal untuk sembarang benda. Gaya tadi kemudian dinamai sebagai gaya gravitasi.
Jadi antara dua benda bermassa m1 dan m2 yang terpisah sejauh r terdapat gaya gravitasi
yang perumusannya diberikan oleh:
(Pers. 6)
dengan ˆr12 adalah vektor satuan yang berarah dari benda pertama ke benda kedua.
(Notasi 12, berarti pada benda pertama oleh benda kedua).
Konstanta G dalam persamaan gravitasi universal, dapat ditentukan melalui eksperimen.
Pengukuran yang teliti untuk nilai G dilakukan oleh Cavendish. Sekarang nilai konstanta
gravitasi universal diberikan oleh:
(Pers. 7)

Dalam penjabaran di atas, diasumsikan bahwa benda pertama dan kedua adalah suatu
titik massa. Untuk benda yang besar, yang tidak dapat dianggap sebagai titik massa maka
sumbangan dari masing-masing elemen massa harus diperhitungkan. Untuk itu
diperlukan perhitungan-perhitungan kalkulus integral. Salah satu hasil capaian Newton,
dia berhasil menunjukkan, dengan bantuan kalkulus integral, bahwa sebuah benda
berbentuk bola (juga kulit bola) dengan distribusi massa yang homogen, akan
memberikan gaya gravitasi ada sebuah titik massa di luar bola tadi dengan massa bola
seolah-olah terkonsentrasi pada titik pusat bola.
Dengan ini kita dapat misalnya menganggap gaya gravitasi bumi seolah- olah disebabkan
oleh sebuah titik massa yang berada pada pusat bumi.
Hukum Kepler kedua, untuk kasus lintasan planet yang berbentuk
lingkaran, hanya menunjukkan bahwa kelajuan planet mengelilingi matahari konstan.
Tetapi untuk kasus lintasan yang sesungguhnya, yaitu yang berbentuk elips, hukum
kedua Kepler menunjukkan tentang kekekalan momentum sudut. Lihat gambar.

Daerah yang disapu oleh garis yang menghubungkan planet dengan matahari dalam
selang waktu ∆t diberikan oleh:
(Pers. 8)

sehingga pernyataan bahwa untuk selang waktu yang sama daerah yang disapu sama,
sama dengan menyatakan bahwa besaran berikut ini konstan:
(Pers. 9)

LAPISAN LITOSFER DAN KARAKTERISTIK


a. Lapisan Litosfer
Litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu ”lithos” yang artinya batuan dan “spere”
yang artinya lapisan. Pengertian litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling
luar/atas yang terdiri atas batuan dengan ketebalan rata rata 1200 km. Litosfer adalah
lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat. Litosfer tersusun dalam dua
palisan, yaitu kerak dan selubung yang tebalnya 50-100 km. Litosfer merupakan
lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.
Kerak bumi adalah struktur permukaan bumi yang berfungsi sebagai pembungkus
sehingga sering disebut kulit bumi (Sugiyanto dan Danang Endarto. 2014. Mengkaji
Ilmu Geografi Untuk Kelas X SMA. Solo: Platinum). Tebal lapisan kulit bumi tidak
sama di semua tempat. Secara umum tebal kerak bumi di bawah benua adalah 20-50
km, sedangkan di bawah samudera tebalnya 10-12 km. Meskipun ketebalannya
berbeda-beda, kerak bumi masing-masing tersusun atas lapisan yang sama, yaitu
lapisan sial (silsium dan alumunium) serta lapisan sima (silsium dan magnesium).
Lapisan sial berada di bagian atas dari kerak bumi, sedangkan lapisan sima berada di
bagian bawahkerak bumi. Lapisan yang berada paling luar kerak bumi bersifat granatis
sehingga disebut lapisan granitis. Hal ini karena materi penyusun lapisan yang
dominan berupa batuan granit. Lapisan granitis sekitar 10 km. Namun, lapisan granitis
tidak terdapat di semua tempat.
Setelah lapisan granitis terdapat lapisan yang bersifat basaltis sehingga sidebut lapisan
basaltis. Hal itu karena materi peyusun lapisan yang dominan berupa materi basalt
bersifat basa. Lapisan basaltis tebalnya mencapai 50 km. (Antoro, Ali. 2010. Lapisan
Litosfer. Ilmubumi.blogspot.com)
Gambar Lapisan penyusun bumi
Sumber: www.akhwat1cinta.blogspot.co.id/2014

Lapisan ini pada umumnya terdiri atas senyawa kimia yang kaya akan SiO2. Itulah
sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata
rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu litosfer atas (merupakan daratan dengan
kira kira 35% atau 1/ bagian) dan litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira kira
65% atau 2/3 bagian). Litosfer terdiri dari berbagai macam unsur seperti besi,
belerang, mangan, kalium, phosfat, natrium, tembaga, seng serta unsur unsur lain.
Menurut Klade dan Washington batuan atau litosfer di permukaan bumi ini hampir
75% terdiri atas silikon oksida (SiO2) dan aluminium oksida (AI2O3). (Irfan Yulianto.
2014. Pengertian Litosfer dan Lapisannya).

b. Kerak Samudra

Gambar Penampang Bentuk Kerak samudera dan benua


Sumber: www.akhwat1cinta.blogspot.com
Kerak samudera kaya Si dan Magnesium alias basa. Berat jenisnya tinggi(3,0 g/cm3).
Umurnya muda. Tipis (7-10 km). Sesuai namanya, kerak samudera biasanya
membentuk lautan.
Lapisan kerak samudera:
a. Material lapisan kerak samudera paling atas tersusun dari material sedimen yang
tebalnya hingga 800 meter
b. Lapisan kerak samudera mengalami pembaruan terus menerus oleh adanya aktivitas
vulkanisme di sepanjang celah-celah dasar laut
c. Unsur dari kerak samudera termasuk muda yaitu 200 juta tahun dibandingkan umur
kerak benua yang berumur 3,8 miliar tahun d. Rata-rata berada pada 3.800 meter di
bawah laut
c. Kerak Benua

Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya Si dan Al alias asam. Karena itu,
berat jenisnya rendah (2,7 g/cm3). Selain itu, umurnya relatif tua dan tebal sekali (20-
70 km). Kerak benua, sesuai namanya, biasanya membentuk daratan.
Lapisan kerak benua:
1. Material lapisan kerak benua pada lapisan atas berupa batuan granitringan
2. Material lapisan kerak benua pada lapisan bawah berupa batuan basal yang lebih
rapat
3. Lapisan kerak benua tersusun pada zaman Prekambiun
4. Rata-rata berada di 850 meter di atas permukaan laut
Kerak benua merupakan rekaman utama kondisi Bumi selama 4,4 milyar tahun
terakhir. Pembentukannya mengubah komposisi lapisan mantel dan atmosfer, ia
mendukung kehidupan, dan tetap sebagai pencuci karbon dioksida melalui cuaca dan
erosi.

JENIS-JENIS BATUAN DAN SIKLUS BATUAN


1. Siklus Batuan
Magma tidak terbentuk di semua wilayah di bumi. Melainkan magma hanya terdapat
di beberapa tempat di bawah permukaan yang disebut kamar magma. Magma yang
sifatnya yang dinamis, terus bergerak. Gerakan ini membuat magma mengalir ke
tempat yang suhunya lebih rendah dari kamar magma. Akibatnya magma mengalami
kristalisasi dan sebagiannya membeku menjadi batuan beku. Jika proses
pembekuannya berlangsung di bawah permukaan bumi disebut batuan beku intrusif
(misalnya batuan granit dan diorit), sedangkan jika proses pembekuannya berlangsung
di permukaan disebut batuan beku ekstrusif (misalnya basal dan andesit) beku yang
terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama kelamaan akan mengalami
pelapukan. Pelapukan pertama kali terjadi pada batuan beku ekstrusif yang ada di atas
permukaan bumi.
Sementara itu batuan beku intrusif yang tidak berhasil sampai di permukaan akan terus
terkubur lebih dalam akibat tekanan di atas. Semakin dalam posisinya, semakin besar
tekanan dan suhu yang ia terima. Akibatnya batuan beku ini akan mengalami
perubahan baik dari bentuk maupun susunan kimianya menjadi batuan metamorf
(malihan).
Batuan sedimen yang berasal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan batuan beku juga
umumnya berada dibawah permukaan bumi. Batuan sedimen ini juga akan terus
bergerak semakin dalam karena di permukaan bumi terus terbentuk lapisan sedimen
baru. Lapisan batuan sedimen baru ini akan menghimpit lapisan sedimen sebelumnya
sehingga bergerak makin turun mendekati kamar magma. Akibatnya batuan sedimen
ini juga menerima tekanan dan suhu yang tinggi sehingga bermetamorfosis menajadi
batuan malihan.
Secara sederhana hubungan antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan
dapat digambarkan dalam formula berikut:
Gambar Skema Siklus Batuan
Sumber: www.wikipedia.co.id.2017
2. Proses Terjadinya Siklus Batuan Beku, Sedimen, Metamorf
Batuan merupakan salah satu komponen yang berada di alam raya ini. Batuan adalah
salah satu komponen abiotik yang berada di tengah-tengah ekosistem alam ini.
Mekanisme daur batuan di alam dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Magma mengalami proses pendinginan sehingga terjadi kristalisasi membentuk
batuan beku (batuan beku dalam, beku gang, dan beku luar).
b. Batuan beku mengalami pelapukan dan erosi, terangkut dalam bentuk larutan atau
bukan larutan, kemudian diendapkan sehingga terjadi proses sedimentasi
membentuk batuan sedimen. Namun, ada pula yang langsung mengalami
perubahan bentuk menjadi batuan metamorf.
c. Batuan sedimen dapat mengalami perubahan menjadi batuan metamorf.
Selanjutnya, batuan metamorf yang mendekati astenosfer dapat berubah lagi
menjadi magma atau adanya magma baru yang menjadi batuan beku lagi. Demikian
seterusnya.
JENIS-JENIS BATUAN
1. Batuan Beku

Gambar Jenis-jenis Batuan Beku


Sumber : Antoro, Ali. 2010

Batuan beku (igneous rock) adalah batuan yang terbentuk dari magma yang
membeku. Secara umum batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak,
tidak ada pelapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil. Batuan beku di bedakan
mejadi dua kelompok, yaitu berdasarkan tempat pembekuannya dan berdasarkan
mineral penyusunanya.
a. Berdasarkan Tempat Pembentukannya
1) Batuan beku dalam
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuknya jauh di permukaan
bumi, yaitu pada kedalaman 15-50 km. Karena tempat pembekuannya dekat
dengan astenosfer, pendinginan magmanya sangat lambat sehingga
menghasilkan batuan yang besar-besar dengan tekstur holokristalin, yaitu semua
komposisi batuan disusun oleh kristak yang sempurna.
Ciri-ciri batuan beku dalam antara lain sebagai berikut:
a) Umumnya berbutir lebih kasar dibadingkan batuan beku luar
b) Jarang menunjukkan adanya lubang-lubang gas
2) Batuan Beku Korok (Gang)
Batuan beku korok (gang) adalah batuan beku yang terbentuk di daerah korok
atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Proses
pembekuan magma ini agak cepat sehingga membentuk batuan yang mempunyai
kristal-kristal yang kurang sempurna.
3) Batuan Beku Luar
Batuan beku luar atau disebut juga batuan lelehan adalah batuan beku yang
terbentuk di permukaan bumi. Magma yang ke luar dari bumi mengalami proses
pendinginan dan pembekuan sangat cepat sihingga tidak menghasilkan kristal-
kristal batuan. Contoh batuan beku luar adalah riolit dan basal.
b. Bedasarkan Mineral Penyusun
1) Batuan Beku Mineral Ringan
Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral ringan biasanya berwarna
terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga termasuk batuan
yang bersifat asam.
2) Batuan Beku Mineral Berat
Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral berat biasanya berwarna gelap,
sukar pecah, dan kandungan silikatnya sedikit sehingga termasuk baatuan yang
bersifat basa.
2. Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan
(sedimentasi). Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui
proses pelapukan, baik pelapukan oleh angin maupun air. Butiran-butiran hasil
pelapukan atau pengikisan tersebut mengendap secara berlapis yang makin lama
makin tebal dan padat.
Padatnya lapisan itu disebabkan adanya tekanan atau beban yang terlalu berat.
Tekanan yang terlalu lama membentuk agregat batuan yang padat. Karena pemadatan
dan sedimentasi itulah endapan-endapan berangsur-angsur berubah menjadi batuan
sedimen.
Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu menurut tenaga yang
mengendapkan, tempat pengendapan, dan cara pengendapan.
a. Menurut Tenaga yang Mengendapkannya
1) Batuan sedimen Akuatis, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengnedapan
butiran-butiran batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan
2) Batuan Sedimen Aerolis (Aeris), yaitu batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan butir-butir batuan olrh angin
3) Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan
butiran-butiran batuan oleh gletser
b. Menurut Tempat Pengendapan
1) Batuan Sedimen Terestris, yaitu batuan sedimen yang diendapkan didarat
2) Batuan Sedimen Marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut
3) Batuan Sedimen Limnis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di danau
4) Batuan Sedimen Fluvial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di sungai
5) Batuan Sedimen Sedimen, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di daerah-
daerah yang terdapat es atau gletser

Gambar Berbagai Jenis Batu Sedimen


Sumber: Djauhari Noor. 2009
c. Menurut Cara Pengendapannya
1) Batuan Sedimen Mekanis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan secara
mekanis tanpa mengubah susunaan kimianya. Sebuah pengamatan menunjukkan
bahwa batuan kerikil ataun pasir merupakan potongan sederahana dari batuan
dan mineral.
2) Batuan Sedimen Kimiawi, yaitu batuan sedimen yang diendapkan secara
kimiawi. Pada proses pembentukan batuan ini terjadi perubahan susunan
kimianya. Contohnya, batau kapur.
3) Batuan Sedimen Organik, yaitu batuan sedimen yang diendapkan melalui
kegiatan organik. Contohnya terumbu karang.
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik
maupun kimiaei sehingga menjadi bebeda dari batuan induknya. Faktor-faktor yang
mempengaaruhi proses perubahana batuan adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat,
dan waktu yang lama.
a. Metamorf Kontak (Metamorf Termal)
Batuan metamorf kontak adalah batuan yanag berubah karena pengaruh suhu yag
sangat tinggi. Suhu sangat tinggi karena letaknya dekat dengan magma, antara lain
di sekitar batuan intrusi. Contohnya, batalit, stock, lakolit, sill, dan dike. Luas zona
metamorfosis di sekitar batolit dapat mencapai puluhan kilometer persegi, di skitar
stock sampai ribuan meter persegi, namun di sekitar sill dan dike zona
metamorfosis ersebut tidak begitu luas.
b. Metamorf Dinamo
Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang berubah karena pengaruh tekanan
yang sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama, dan dihasiklkan dari proses
pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah yang
berlawanan menyebabkan butiran-butiran mineral menjadi pipih dan ada yang
mengkristal kembali, contohnya, batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate).
Jenis batuan metamorf dinamo banyak dijumpai di
daerah-daerah patahan dan lipatan yang tersebar di seluruh dunia.
c. Metamorf Pneumatolistis Kontak
Batuan metamorf pneomatolistis kontak adalah batuan yang berubah karena
pengaruh gas-gas dari magma. Contohnya, kuarsa dengan gas borium berubah
menjadi turmalin (sejenis permata) dan kuarsa dengan gas fluorium berubah
menjadi topas (permata berwarna kuning) metamorf dinamo (metamorf kinetik),
dan metamorf pnumatolistis kontak.

HIDROLOGI
Secara etimologi, hidrologi berasal dari kata hydros yang berarti air, dan logos yang
berarti ilmu. Secara umum pengertian hidrologi adalah ilmu tentang air atau ilmu yang
mempelajari tentang masalah air. Di satu sisi, banyak ditemukan tulisan-tulisan yang
mendefinisikan hidrologi secara umum, dan sebaliknya banyak pula ditemukan definisi
hidrologi secara spesifik yang mengacu pada sudut pandang ilmu si pembuat definisi.
Namun demikian pada prinsipnya terdapat kesamaan pengertian yaitu bahwa hidrologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang air. Dengan definisi air ini maka air bukan benda
alam yang bersifat statis, tetapi air dipandang sebagai benda alam yang sangat dinamis.

SIKLUS HIDROLOGI
a. Pengertian Siklus Hirologi
Pembahasan tentang ilmu hidrologi tidak dapat dilepaskan dari siklus hidrologi. Air
terdapat di permukaan Bumi, di dalam tanah, dan di udara. Wujud air tidak hanya cair,
tetapi dapat berwujud padat (es dan salju) dan gas (uap air). Air di bumi selalu
bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dan berubah dari wujud satu ke wujud lain.
Air tersebut mengalami sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari laut ke atmosfer, ke
daratan, dan kembali ke laut bersamaan dengan proses perubahan wujud. Siklus
hidrologi merupakan proses yang menjamin ketersediaan air di muka Bumi untuk
mencukupi kebutuhan hidup bagi makhluk hidup.
Perputaran massa air di bumi diawali dengan proses pemanasan muka Bumi oleh
pancaran sinar matahari. Dengan adanya panas ini maka air akan menguap menjadi
uap air dari semua tanah, sungai, danau telaga, waduk, kolam, sawah, laut dan badan
air yang lain. Proses demikian dinamakan penguapan (evaporation). Penguapan juga
terjadi pada semua tanaman yang disebut pemeluhan/transpirasi (transpiration).
Sebagian air mencari jalannya sendiri melalui permukaan dan bagian atas tanah
menuju sungai, sementara lainnya menembus masuk lebih jauh ke dalam tanah
menjadi bagian dari air tanah (groundwater). Di bawah pengaruh gaya gravitasi, baik
aliran air permukaan (surface streamflow) maupun air dalam tanah bergerak ke tempat
yang lebih rendah yang dapat mengalir ke laut. Sejumlah besar air permukaan dan air
bawah tanah dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan dan pemeluhan (transpirasi)
sebelum sampai ke laut.

Gambar Siklus Air


Sumber: Suripin, Pelestarian Sumberdaya Tanah, 2002, hal. 134
b. Proses-proses Siklus Hidrologi
Proses-proses yang mengikuti siklus hidrologi adalah:
1) Evaporasi adalah proses air berubah dari padat menjadi gas atau uap air di atmosfer.
Air berpindah dari permukaan menuju atmosfer melalui evaporasi, proses
perubahan uap air menjadi gas. Sekitar 90% proses evaporasi berasal dari lautan,
10% berasal dari perairan darat dan vegetasi. Angin memindahkan uap air
mengelilingi bumi, mempengaruhi kelembaban udara di bumi.
2) Transpirasi adalah proses penguapan air ke atmosfer dari daun dan batang tanaman.
Tanaman menyerap air tanah melalui akar-akar. Tanaman memompa air naik dari
tanah untuk memberikan nutrisi ke daun. Proses memompa didorong oleh
penguapan air melalui pori-pori kecil yang disebut stomata yang ditemukan di
bawah daun.
3) Evapotranspirasi, adalah gabungan dari evaporasi dan transpirasi tumbuhan yang
hidup di permukaan bumi.
4) Kondensasi, adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas
(atau uap) menjadi cairan.
5) Presipitasi, ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin besar dan
menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada pembentukan hujan,
salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut
bergerak diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut
bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, menjadi jenuh
air,dan jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan es batu (hail).
6) Infiltrasi dan Perkolasi, air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan
meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi
melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air
tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.
7) Surface run off, air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara
vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang
tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan
terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
c. Macam-macam Siklus Air
Dalam kehidupan manusia di permukaan bumi ini terdapat tiga macam siklus air yaitu
sebagai berikut:
1) Siklus Kecil atau Pendek
Air laut mendapat sinar matahari, kemudian mengalami penguapan yang semakin
lama semakin banyak. Setelah mencapai ketinggian tertentu, temperatur udara
menurun, maka terjadilah kondensasi (pengembunan), dan terbentuklah awan yang
mengakibatkan turunnya hujan di atas permukaan laut tersebut. Siklus ini
dinamakan dengan siklus pendek.
2) Siklus Sedang
Air laut yang mendapat sinar matahari, kemudian menguap. Uap air tersebut
terbawa oleh angin ke daratan. Akibat suhu udara di atas daratan (biasanya
pegunungan) dingin, maka terjadilah kondensasi sehingga terbentuklah awan. Jika
awan tersebut telah jenuh oleh uap air, terjadilah hujan. Air hujan tersebut ada yang
mengalir di permukaan bumi, meresap ke dalam tanah, ada yang masuk danau,
sungai, dan akhirnya kembali ke laut. Siklus (peredaran) air ini disebut siklus
sedang.
3) Siklus Panjang atau Siklus Besar
Siklus ini terjadi karena pengaruh panas sinar matahari yang mengakibatkan air laut
menguap. Uap air tersebut terbawa oleh angin jauh ke wilayah daratan. Setelah
mengalami pendinginan, uap air tersebut berubah menjadi kristal es sehingga
terjadilah hujan salju. Salju yang berkumpul membentuk padang salju yang
kemudian mencair dan mengalir pada sungai es (gletser). Setelah mencair akhirnya
kembali ke laut. Siklus air ini disebut siklus panjang.

PERAIRAN LAUT
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau
menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Laut yang
sangat luas disebut samudera. Jadi, dapat dikatakan bahwa laut merupakan bagian dari
samudera. Terdapat empat Samudra yang menutupi planet Bumi, yaitu Pasifik (179,7 juta
km2), Atlantik (93,4 juta km2), Hindia (74,9 juta km2), dan Arktik (13,1 juta km2).
Perairan laut merupakan massa air asin dengan kadar garam cukup tinggi (rata-rata
3,45%). Lautan di bumi memiliki luas kira-kira 361.000.000 km2. Jadi lebih dari 70%
luas permukaan bumi dengan kedalaman rata-rata 3.730 m. Ilmu yang mempelajari laut
atau lautan disebut Oceanografi. Objek yang dipelajarinya, adalah mengenai keadaan
fisik airnya, gerakannya, kedalamannya, kualitas airnya, pasang naik, pasang surut, dan
lain-lain.
a. Klasifikasi Laut
1) Berdasarkan proses terjadinya
a) Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena genangan air laut
terhadapdaratan akibat kenaikan tinggi permukaan air laut yang mencapai
kurang lebih 70 m pada zaman es. Inilah yang menyebabkan dataran rendah di
Indonesia timur dan barat tergenang air laut dan sekarang menjadi laut dangkal.
Contoh: Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Cina Selatan, dan Laut
Arafuru.
b) Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak
menurun, dapat berupa palung laut atau lubuk laut. Contoh: Laut Banda, Laut
Flores, Laut Sulawesi dan Laut Maluku.
c) Laut Regresi, yaitu laut yang menyempit pada waktu zaman es, terjadi
penurunan permukaan air laut. Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul pada
zaman glasial merupakan daratan. Dangkalan Sunda merupakan bagian dari
Benua Asia, sedangkan dangkalan Sahul merupakan bagian dari Benua
Australia. Pada waktu air surut ada bagian dari laut yang masih merupakan laut
karena dalamnya, laut inilah yang dinamakan laut regresi. Contohnya Laut
Banda dan Selat Makassar.
2) Berdasarkan letaknya
a) Laut Tepi (sub/ocean), adalah laut yang letaknya di tepi benua dan terpisah
dengan lautan oleh adanya deretan pulau. Contohnya, Laut Jepang dan Laut Cina
Selatan.
b) Laut Pertengahan (middle sea) adalah laut yang terletak di antara benua,
contohnya Laut Tengah.
c) Laut Pedalaman (inland sea) adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua
(daratan). Contohnya, Laut Hitam dan Laut Kaspia.
3) Berdasarkan kedalamannya
a) Zona Litoral (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis pasang
naik dan pasang surut.
b) Zona Neritik (laut dangkal), dengan ketentuan sebagai berikut.
a) Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 m
b) Sinar matahari masih tembus ke dasar laut
c) Pada zona ini banyak binatang dan tumbuhan laut sehingga zona ini penting
artinya bagi kehidupan manusia
d) Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda, seperti Laut Jawa, Laut Natuna,
Selat Karimata, Selat Malaka, dan Landas Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru
c) Zona Batial (wilayah laut dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.
e) Kedalamannya antara 200–2000 m
f) Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke dasar laut, karena itu tumbuh-
tumbuhan laut jumlahnya terbatas demikian juga binatang-binatang lautnya
d) Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.
g) Kedalamannya antara 2000–5000 m
h) Tekanan airnya sangat besar
i) Suhu sangat rendah
j) Tidak terdapat tumbuhan laut
k) Binatang laut sangat terbatas
e) Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam > 6000 m).

Gambar Zona Kedalaman Laut


Sumber: konsepgeografinet/2016/02/zona-laut.html
4) Relief Dasar Laut
a) Paparan Benua (Continental Shelf)
b) Lereng Samudra (Continental Slope)
c) Dasar Samudra (Ocean Floor)
d) The Deep adalah cekungan-cekungan yang sangat dalam di dasar samudra. Pada
umumnya, topografi the deep adalah berupa lubuk (basin) dan palung (trench
dan trough).
Gambar Penampang dasar laut
Sumber : Grober science library planet earth
e) Lubuk laut/Bekken/Basin bentukan dasar samudra berupa cekungan yang relatif
hampir bulat, yang terjadi akibat pemerosotan muka Bumi karena adanya tenaga
endogen.
f) Palung adalah bentukan dasar samudra yang bentuknya menyerupai parit
memanjang dan sangat dalam. Sebagian besar palung laut terletak pada
pertemuan lempeng samudra dan benua (subduction zone).
g) Ambang adalah relief dasar laut berupa punggungan (bukit) yang memisahkan
dua wilayah laut dangkal.
h) Pematang tengah samudra (Mid Oceanic Ridge) adalah jalur punggungan yang
bentuknya memanjang di sepanjang zone pemisahan dua buah lempeng samudra
(zone divergensi).
i) Submarine canyon adalah alur-alur ngarai yang terletak di kawasan paparan
benua, yang dahulunya diperkirakan merupakan lembah sungai paparan tersebut
masih berupa kawasan darat.
j) Gunung Laut, adalah gunung yang dasarnya di dasar laut, baik yang puncaknya
menjulang di atas permukaan laut atau tidak.
k) Guyot merupakan bekas gunung api yang puncaknya datar dan tenggelam
karena tererosi.
l) Atol adalah pulau karang di laut yang bentuknya menyerupai cincin yang besar.
b. Persebaran dan Pemanfaatan Biota Laut
Laut adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Oleh
karena itu, laut harus dimanfaatkan secara benar. Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia dengan luas
1,9 juta kilometer persegi. Laut Nusantara yang membentang dari barat ketimur
sepanjang lebih dari 5.000 kilometer, memberikan kontribusi besar bagiperikanan
dunia. Keberadaan laut menjadi penopang ekonomi masyarakat. Hasil tangkapan
nelayan menjadi sumber protein penting bagi masyarakat Indonesia.
1) Pemanfaatan Perairan Laut Indonesia
Kekayaan laut Indonesia tidak hanya indah, tetapi memiliki kualitas internasional.
Negara kita dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia,
merupakan salah satu negara pengekspor ikan, udang, dan berbagai jenis hewan
laut lainnya untuk dikirim ke luar negeri seperti Cina, Jepang, dan Amerika.
Pengelolaan perikanan harus memperhatikan asas manfaat, keadilan, kebersamaan,
kemitraan, kemandirian, pemerataan, keterpaduan, keterbukaan, efisiensi,
kelestarian, kekuatan yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa pemanfaatan
kekayaan sumber daya laut Indonesia:
a) Laut sebagai sumber pangan
Laut merupakan habitat bagi oranisme di dalamnya, baik itu tumbuhan maupun
hewan. Tumbuhan (rumput laut dan alga) dan hewan (teripang,kerang, udang,
cumi, dan beragam ikan baik demersal atau pelagis) dapat ditangkap nelayan
sehingga menjadi komoditi bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan.
b) Sebagai Objek Wisata
Laut juga memiliki manfaat sebagai objek wisata, karena memiliki panorama
yang indah. Bukan hanya keindahan yang terlihat di atas permukaannya tetapi
juga keindahan yang tersimpan di dasar laut yaitu keindahan terumbu karang
dengan biota di dalamnya. Contoh objekwisata bahari terkenal di Indonesia
adalah Bunaken dan Wakatobi (Sulawesi).
c) Sebagai Media Transportasi
Indonesia merupakan negara kepulauan, sarana transportasi laut memiliki
potensi yang penting. Banyak pelabuhan terkenal di Indonesia yang dapat
disinggahi kapal barang atau kapal penumpang. Contoh Pelabuhan Tanjung
Perak, Tanjung Priuk, Tanjung Emas, Ketapang, dan sebagainya.
d) Sebagai Sumber Bahan Tambang
Bahan tambang bukan hanya diperoleh di darat tetapi ada pula yang tersimpan di
dalam laut. Potensi bahan tambang di laut sangat beragam, misalnya, pasir laut
yang banyak diekspor ke Singapura dan Malaysia, timah dan bauksit yang
banyak terdapat di Pulau Bangka Belitung.
2) Potensi Perairan Laut Indonesia
Para Siswa, Negara kita memiliki wilayah laut sangat luas yakni 5,8 juta km
merupakan tiga perempat dari keseluruhan wilayah Indonesia. Di dalam wilayah
laut tersebut terdapat sekitar 17.508 pulau dan dikelilingi garis pantai sepanjang
81.000 km, yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada.
Potensi yang dapat dikembangkan yaitu:
a) Perikanan
Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari sebesar 9,9 juta tonper tahun. Di
Indonesia bagian Barat dengan rata-rata kedalaman 75 meter, jenis ikan yang
banyak dtemukan adalah ikan kecil. di kawasan Indonesia Timur yang
kedalaman lautnya mencapai 4.000 m, banyak ditemukan ikan besar seperti tuna
dan cakalang.
b) Budidaya Kelautan
Budidaya kelautan terdiri dari budidaya ikan, budidaya moluska (kekerangan,
mutiara, dan teripang), dan budidaya rumput laut, yang potensi lahan
pengembangannya mencapai sekitar 913.000 hektar. Indonesia memiliki sumber
daya perikanan meliputi, perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta
hektar dengan potensi produksi 0,9 juta ton/tahun. Sedangkan untuk rumput laut,
tersedia sekitar 1,1 juta hektar tetapi baru sekitar 20% atau 220.000 hektar yang
sudah dimanfaatkan. Salah satu sektor ekonomi kelautan yang berpeluang besar
untuk menjadi penyelamat adalah sektor perikanan budidaya (aquaculture),
khususnya budidaya laut (mariculture).
c) Bioteknologi Kelautan
Bioteknologi kelautan adalah teknik penggunaan biota laut untuk membuat atau
memodifikasi produk, memperbaiki kualitas tumbuhan dan hewan, dan
merekayasa organisme untuk keperluan tertentu.
c. Persebaran Biota Laut di Perairan Indonesia
1) Perikanan
a) Perikanan Pantai
Perikanan pantai terdapat di kawasan laut dangkal dengan jarak tempuh kurang
dari 60 mil dari pantai. Jenis penangkapan ikan ini biasa dilakukan oleh nelayan
tradisional yang menggunakan perahu dayung atau kapal motor tempel. Karena
peralatan yang digunakan sangat terbatas, hasil tangkapannya pun kurang
memuaskan. Jenis ikan yang sering ditangkap, antara lain kembung, teri, petek,
lemuru, dan beberapa jenis moluska, seperti cumi dan ubur-ubur.
b) Perikanan Laut Dalam
Perikanan laut dalam merupakan jenis penangkapan ikan di laut lepas atau
samudera yang biasa dilakukan oleh nelayan modern atau perusahaan perikanan
dengan peralatan canggih. Mereka biasa pergi menangkap ikan dengan kapal
trawl serta alat penangkap ikan berupa pukat harimau. Jala ikan jenis ini mampu
menjaring ikan dalam jumlah yang banyak, mulai dari ikan-ikan besar sampai
yang ukurannya kecil. Komoditas yang menjadi andalan adalah tuna dan
cakalang.
Beberapa wilayah di Indonesia yang merupakan kawasan perikanan laut yang
potensial antara lain sebagai berikut.
Perairan Selat Malaka dengan pusat di daerah Bagansiapiapi. Di wilayah ini
banyak terdapat ikan terumbuk.
- Sekitar perairan pantai utara Jawa dan Segara Anakan (Cilacap).
- Perairan selatan Pulau Jawa, menyisir hingga kawasan timur Indonesia,
banyak terdapat ikan tuna jenis Bluefin.
- Perairan Wakatobi, Laut Banda, dan sekitarnya merupakan habitat jenis tuna
sirip kuning.
- Sekitar Air Tembaga, Bitung, dan Sulawesi Utara banyak menghasilkan jenis
ikan tuna dan cakalang.
- Perairan Maluku (sekitar Ambon) yang merupakan salah satu zona up welling
curent sehingga menjadi kawasan yang kaya dengan ikan. Di wilayah ini
banyak terdapat jenis ikan cakalang dan beberapa jenis ikan hias.
2) Rumput Laut
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar bagi pengembangan komoditi rumput
laut. Kegiatan pengembangan rumput laut telah dilakukan di seluruh perairan
Indonesia mulai dari Aceh sampai dengan Papua. Sentra lokasi budidaya rumput
laut tersebar di daerah tengah dan timur Indonesia, anatara lain Sulawesi Selatan,
Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, Sulawesi
Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku, Jawa Timur, dan Banten.
3) Terumbu Karang
Secara umum penyebaran terumbu karang di Indonesia tersebar di pantai barat
Sumatera dan Jawa bagian selatan yang dipengaruhi oleh arus dari lautan Hindia.
Penyebaran terumbu karang paling baik di daerah Sulawesi, Maluku, Nusa
Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali. Terumbu karang yang paling
beragam jenisnya di Indonesia adalah daerah Raja Ampat, Papua yang merupakan
taman laut terbesar di Indonesia, Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara, dan
Wakatobi di Sulawesi Tenggara.
Terumbu karang memiliki manfaat ekonomis, ekologis, maupun sosial ekonomi.
Manfaat ekonomi, yaitu sebagai sumber makanan, obat-obatan, dan objek wisata
bahari. Manfaat ekologis, yaitu mengurangi hempasan gelombang pantai yang
dapat berakibat terjadinya abrasi.
Manfaat sosial ekonomi, yaitu sebagai sumber perikanan yang dapat meningkatkan
pendapatan para nelayan dan penduduk sekitar.
4) Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan tipe hutan yang terletak di daerah pasang surut air laut.
Hutan mangrove tersebar di pesisir barat Pulau Sumatera, beberapa bagian dari
pantai utara Pulau Jawa, sepanjang pesisir Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi,
Pesisir Selatan Papua, dan sejumlah pulau kecil lainnya.
d. Pencemaran dan Konservasi Perairan Laut
1) Pengertian Pencemaran Laut
Pencemaran laut adalah peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri,
pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke
dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya. Banyak bahan kimia yang
berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan
binatang dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder
(menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke
dalam rantai makanan. Semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan
semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Sebagian besar sumber
pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui
tumpahan.
2) Penyebab Pencemaran Perairan Laut
a) Pencemaran oleh minyak
Kecelakaan kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar yang
mengakibatkan tercecernya minyak dilautan sering terjadi. setiap tahun. Apabila
terjadi pencemaran minyak dilautan, akan mengakibatkan minyak mengapung di
atas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.
Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh-
tumbuhan yang hidup di suatu daerah.
b) Pencemaran oleh logam berat
Logam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau
lebih untuk setiap cm, sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5 gram
adalah logam ringan. Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik
(As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan
bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan pada
perairan.
Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal
dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan
pertambangan.
c) Pencemaran oleh sampah
Sekitar 80% dari sampah di laut adalah plastik.Plastik dan turunan lain dari
limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan.
Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut.
Jaring ini sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut,
kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan,
menyebabkan luka dan infeksi, serta menghalangi hewan kembali ke permukaan
untuk bernapas.
d) Pencemaran oleh pestisida
Pencemaran yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Pestisida
sengaja ditebarkan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau
organisme-organisme lain yang tidak diinginkan.
Beberapa pestisida yang dipakai berasal dari suatu grup bahan kimia yang
disebut Organochloride. Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai
ikatan molekul yang sangat kuat di mana molekul-molekul ini kemungkinan
dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mulai dipergunakan. Hal itu
sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus
menerus akan terjadi penumpukan di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu
tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organisme yang
hidup.
e) Pencemaran akibat proses Eutrofikasi
Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya
senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat
mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan
pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek
lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta
tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.
f) Pencemaran akibat polusi kebisingan
Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari
sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan
frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di
udara. Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan
hidup di wilayah yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik.
e. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air Laut
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran laut:
1) Tidak membuang sampah ke laut
2) Penggunaan pestisida secukupnya
3) Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar laut
4) Kurangi penggunaan plastik
5) Tidak meniinggalkan tali pancing, jala, atau sisa sampah dari kegiatan memancing
di laut
6) Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
7) Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup
8) Pendaurulangan sampah organik
9) Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan
bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran air
10) Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah
f. Konservasi Perairan Laut
Konservasi adalah upaya pemeliharaan dan pengembangan alam menurut status
aslinyaagar mampu untuk melindungi dan mengembangkan sumberdaya yang ada di
laut baik berupa hewan, tumbuhan, dan lain-lain sehingga tercipta alam laut yang
alami.
Jadi konservasi ekosistem laut merupakan upaya untuk melindungi dan
mengembangkan potensi ekosistem yang ada di laut dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sehingga tercipta kelestarian ekosistem. Bentuk-bentuk konservasi
sebagai berikut:
1) Konservasi Ekosistem Pantai
Pantai merupakan ekosistem yang terletak antar garis air surut terendah dengan air
pasang tertinggi. Banyak di antara pantai-pantai di Indonesia yang mengalami
abrasi, mulai dari yang tingkat abrasinya rendah, sedang, sampai yang tingkat
abrasinya parah/tinggi. Pencegahan ataupun penanggulangan abrasi dengan
berwawasan konservasi ini tentunya akan memberikan berbagai keuntungan bagi
lingkungan (alam) yang akan membawa banyak imbas positif dalam kehidupan
manusia. Salah satu cara mencegah ataupun mengatasi abrasi yaitu dengan cara
penanaman bakau.
2) Konservasi ekosistem estuari
Estuari merupakan perairan semi tertutup yang berada di bagian hilir sungai dan
masih berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran
antara air tawar dan air laut.
Beberapa hal yang dimungkinkan menjadi sumber kerusakan dan perubahan fisik
lingkungan wilayah estuaria antara lain:
a) Semakin meningkatnya penebangan hutan dan jeleknya pengelolaanlahan di
darat, dapat meningkatkan sedimentasi di wilayah estuaria.
b) Pola pemanfaatan sumber daya hayati laut yang tidak memperhatikan daya
dukung produktifitas pada suatu kawasan estuaria.
Upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi dampak kerusakan pada ekosistem
perairan wilayah estuaria yaitu:
a) Menata kembali sistem pengelolaan daerah atas
Perairan pesisir yang penggunaan lahannya sebagai lahan budidaya yang
memerlukan kualitas perairan yang baik maka penggunaan lahan atas tidak
diperkenankan adanya industri yang memproduksi bahan yang dapat
menimbulkan pencemaran atau limbah. Limbah sebelum dibuang ke sungai
harus melalui pengolahan dahulu sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
b) Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Secara Optimal
Wilayah estuaria yang berfungsi sebagai penyedia habitat sejumlah spesies
untuk berlindung dan mencari makan serta tempat reproduksi dan tumbuh, oleh
karenanya di dalam pemanfaatan sumber daya perikanan khususnya di wilayah
estuaria diperlukan tindakan-tindakan yang bijaksana yang berorientasi
pemanfaatan secara optimal dan lestari. Pola pemanfatan sebaiknya
memperhatikan daya dukung lingkungan (carrying capacity).
c) Konsenvasi Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau
secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi
tidak terpengaruh oleh iklim.
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini
mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis:
- Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain: pelindung garis pantai,
mencegah intrusi air laut, habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan
(feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat
pemijahan (spawning ground) bagi aneka biota perairan, serta sebagai
pengatur iklim mikro.
- Fungsi ekonominya antara lain: penghasil keperluan rumah tangga, penghasil
keperluan industri, dan penghasil bibit

MAGNET DAN MEDAN MAGNET


Anda mungkin telah mengamati magnet menarik klip kertas, paku dan benda-benda
lainnya yang terbuat dari besi. Setiap magnet, baik dalam bentuk batang maupun bentuk
lain, memilki dua ujung kutub, dimana efek magnetiknya paling kuat. Jika magnet diikat
pada sebuah tali dan digantungkan maka akan terlihat satu kutub selalu menunjuk ke arah
ke utara. Kutub magnet yang tergantung bebas yang mengarah utara geografis disebut
kutub utara magnet, kutub lainnya mengarah menuju selatan dan disebut kutub utara
selatan. Ketika dua magnet didekatkan satu sama lain, masing-masing akan memberikan
gaya kepada yang lain, gaya ini dapat berupa gaya menarik atau gaya menolak dan dapat
dirasakan ketika magnet tidak bersentuhan. Jika kutub yang sejenis didekatkan maka
dapat dirasakan bahwa magnet tersebut sangat susah untuk di satukan, sehingga semakin
besar gaya yang diberikan untuk menyatuhkan kedua magnet maka maka kedua magnet
akan memberikan gaya yang lebih besar untuk memisahkan diri.
Namun, jika kutub-kutub yang tidak sejenis didekatkan maka kita dapat rasakan kedua
magnet tersebut memberikan gaya tarik menarik satu sama lain, sehingga kita tidak
membutuhkan gaya yang besar untuk menyatuhkan kedua magnet tersebut. Sementara
jika sebuah magnet dipotong, maka setiap potongan tersebut akan tetap memiliki dua
kutub dan menjadi sebuah magnet yang baru, keadaan sebuah kutub yang terisolasi atau
monopoli magnetik (kutub-kutub selalu muncul berpasangan), telah lama fisikawan
berusaha mencari satu kutub magnet terisolasi (monopoli), tetapi tidak pernah ada magnet
monopoli yang diamati.

Sebuah magnet menarik bola-bola yang terbuat dari besi


Kutub berbeda dari dua magnet saling menarik; kutub sejenis saling menolak

Jika anda membagi sebuah magnet, anda tidak akan mendapatkan kutub utara dan kutub
selatan yang terisolasi; melainkan dua buah magnet baru yang dihasilkan, masing-masing
dengan sebuah kutub utara dan kutub selatan.

Batang magnet menarik serbuk besi di sekitarnya


Sumber : http://www.physicsworld.com
Magnet dapat menarik benda-benda yang berbahan magnetik atau bahan yang secara
mudah untuk di magnetkan memiliki permeabilitas yang tinggi. Ukuran permeabilitas
untuk bahan yang berbeda dibandingkan dengan permebilitas udara/vakum disebut
permeabilitas relatif. Benda yang tergolong benda magnetik yang memiliki fermeabilitas
relatif (µ) tinggi dan sangat mudah untuk ditarik oleh magnet diantaranya adalah besi,
nikel dan kobalt, biasa dikatakan sebagi bahan feromagnetik. Untuk bahan yang tidak
dapat ditarik kuat oleh magnet (tarikannya sangat lemah) atau memiliki permeabilitas
lebih besar dibandingkan dengan feromagnetik, disebut juga dengan bahan paramagnetik.
Sedangkan bahan yang tidak dapat sama sekali ditarik oleh magnet atau memiliki
pereabilitas yang lebih rendah dibandingkan kedua bahan diatas, disebut bahan
diamagnetik.

Pola garis gaya magnetik selalu mengarah keluar dari utara ke selatan
Sumber : http://www.modulfisuka.blogspot.co.id/
Pola garis gaya magnetik oleh satu dan dua buah
Sumber : http://www.berpendidikan.com

PERUBAHAN IKLIM DAN DAMPAKNYA


Penjelasan Dan Ciri-Ciri Perubahan Iklim
Iklim adalah rata-rata peristiwa cuaca di suatu daerah tertentu, termasuk perubahan
ekstrem musiman dan variasinya dalam waktu yang relatif lama, baik secara lokal,
regional atau meliputi seluruh bumi kita dan diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang
cukup lama dari aspek-aspek seperti orbit bumi, perubahan samudera, atau keluaran
energi dari matahari. Iklim dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat
tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan
musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim
menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.
Perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi pada alam dan merujuk pada faktor iklim
seperti suhu, dan hujan yang terjadi di seluruh dunia dengan berbagai tingkat dan
berbagai cara. Beberapa contohnya adalah pada abad ke-20 usa lebih basah dan daerah
sahel lebih kering.

(sebaran iklim di dunia)


Ciri-ciri perubahan iklim:
a. Meningkatnya pemanasan
b. Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer
c. Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata
d. Kenaikan permukaan laut
e. Pengurangan tutupan salju
f. Gletser yang mencair
g. Benua arktik menghangat

CONTOH PERUBAHAN IKLIM


Perubahan iklim yang terjadi di dunia maupun di Indonesia memberi dampak nyata bagi
kehidupan. Salah satu contoh dampak nyata atau peristiwa yang diakibatkan dari
perubahan iklim adalah terancam tenggelamnya salah satu desa di alaska us yang
bernama desa kivalina. Desa yang letak geografisnya dikelilingi laut bering tersebut
terancam tenggelam di laut. Sebanyak 400 penduduk asli inuit adalah yang paling
terancam. Saat ini mereka tinggal di kabin-kabin berlantai satu, bergantung hidup dengan
berburu ikan besar dan menjaring ikan yang lebih kecil. Dalam 2 dekade terakhir,
mencairnya es di laut arktik yang berlangsung dramatis, membuat hidup mereka rentan
akan erosi pantai. Tak ada lagi gunung es yang melindungi garis pantai mereka dari
kekuatan destruktif musim gugur dan badai musim dingin sehingga desa kivalina kini
semakin menyusut.

(desa kivalina di us yang terancam tenggelam di laut bering)


Contoh dampak nyata dari perubahan iklim adalah terancam gagal panennya para petani
di belantikan karena perubahan iklim yang tidak dapat ditebak. Sungai Belantikan
terletak di Kecamatan Belantikan, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Desa-desa
yang mengalami gagal panen antara lain Desa Bintang Mangalih, Desa Kahingai, dan
Desa Banuatan. Hal ini berdampak kepada petani tradisional yang memakai sistem padi
gunung atau ladang berpindah. Kegiatan petani dengan sistem padi gunung biasanya
dimulai di saat penghujung musim kemarau dan masa pertumbuhan padi di musim hujan

PENYEBAB PERUBAHAN IKLIM


Perubahan iklim ada yang disebabkan oleh ulah manusia, ada pula yang terjadi karena
faktor alam. Beberapa penyebab perubahan iklim karena faktor alam, adalah sebagai
berikut:
a. Pemanasan Bumi
Bumi memiliki sistem tersendiri untuk memanaskan temperaturnya dengan cara
menghasilkan efek gas rumah kaca. Karena jika tidak ada gas rumah kaca, bumi
sebetulnya akan 33º lebih dingin dari yang sekarang dan perbedaan suhu siang dan
malam akan sangat kentara, sehingga tidak memungkinkan untuk dihuni oleh makhluk
hidup. Namun, karena adanya gas rumah kaca, bumi tidak terlalu panas juga tidak
terlalu dingin. Gas rumah kaca ini berada pada ambang batas normal, sehingga tidak
mengakibatkan bencana alam.
b. Aktivitas Matahari
Sejumlah variasi dari aktivitas matahari yang telah diamati dari penelitian sunspot dan
isotope berilium. Matahari memancarkan radiasi kebumi yang selanjutnya akan
diserap oleh bumi. Namun, jika pancaran panas matahari ini terlalu banyak, bumi tidak
dapat menyerapnya dan yang terjadi adalah panas ini terperangkap di dalam bumi dan
menyebabkan bumi menjadi lebih panas dari yang seharusnya.
c. Bervariasinya Jalur Orbit Bumi
Jalur orbit bumi bervariasi dari mulai hamper berbentuk lingkaran sampai sedikit elips
dalam siklus sekitar 100.000 tahun, menyebabkan variasi dalam jarak bumi-matahari.
Poros bumi pun bervariasi kemiringannya dalam siklus sekitar 42.000 tahun,
menyebabkan variasi luas permukaan bumi yang terpapar kepada matahari. Periode-
periode variasi orbit dan gerak poros bumi itu telah mempengaruhi perubahan iklim
sepanjang zaman.
d. Pergeseran Lempeng Tektonik
Bumi ini terdiri dari lempeng tektonik yang saling bergerak dan bergesekan satu sama
lain. Hal ini menyebabkan reposisi benua, keausan, penyimpanan karbon, sulfur,
besar-besaran dan peningkatan glasiation. Gas karbon (CO2) terkandung dalam
lempeng tanah, danau dan kolam magma yang gunungnya masih aktif. Jika terjadi
pergeseran lempeng, maka struktur tanah akan berubah, menyebabkan perubahan
susunan atas karbon yang tadinya ada di bawah akan berpindah ke atas permukaan.
Bahaya dari CO2 adalah dapat mengurangi hemoglobin dalam pengikatan O2
sehingga makhluk hidup akan kesulitan bernapas, dan juga CO2 memiliki karakteristik
yang kasat mata sehingga sulit dideteksi. Peneliti dari University of Iowa Roy J. and
Lucille A. Carver College of Medicine menemukan bahwa inhalasi nanopartikel
karbon aktif dapat meningkatkan sumber inflamasi paru-paru hingga dua kali lipat.
Dalam perjalanan vulkanisme, bahan dari inti dan mantel bumi dibawa kepermukaan,
sebagai akibat dari panas dan tekanan yang dihasilkan di dalamnya. Fenomena letusan
gunung berapi dan geiser, melepaskan partikulat ke atmosfer yang dapat
mempengaruhi iklim.
e. El Nino dan La Nina
El Nino adalah proses terjadinya peningkatan temperatur atau suhu air laut di daerah
Peru dan Ekuador yang dapat berdampak mengganggu iklim secara global. Peristiwa
ini umumnya terjadi dalam waktu dua sampai tujuh tahun sekali. Sedangkan La Nina
adalah kebalikan dari El Nino, yaitu ketika suhu atau temperatur air laut di daerah
Peru dan Ekuador menjadi dingin. Peristiwa La Nina bisa menyebabkan angin
kencang, hujan lebat dan juga banjir di daerah- daerah sekitar Indonesia. Beberapa
penyebab perubahan iklim karena faktor manusia, adalah sebagai berikut:
1) Gas Rumah Kaca
Salah satu aktivitas manusia yang merusak lingkungan adalah penggunaan barang
yang menggunakan pembakaran fosil sebagai bahan bakar utamanya, seperti mobil
dan motor. Hasil pembakaran bahan bakar fosil ini adalah gas CO2 yang dapat
mengakibatkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah terjadinya peningkatan
suhu udara di muka bumi akibat semakin banyaknya gas pencemar di dalam udara,
hasil dari polusi buangan pabrik dan bahan samping dari pembakaran bahan bakar
fosil berupa gas CO2, CO, NO2, SO2, HCN, HCl, H2S, HF, dan NH4. Semakin
hari zat ini terakumulasi semakin tinggi kadarnya dan menghambat radiasi matahari
yang mencapai permukaan bumi. Sebagian sinar matahari dipantulkan ke angkasa,
tetapi tertahan oleh gas lain yang kembali dipantulkan ke bumi, hingga berakibat
semakin panasnya udara di permukaan bumi. Kenaikan suhu ini kan berakibat pada
pencairan es di kutub lalu meningkatnya permukaan air laut, terendamnya area di
sekitar tepi pantai.

2) Aktivitas Manusia
Kegiatan manusia merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim, terlebih
aktivitas manusia yang melakukan pengrusakan lingkungan seperti penebangan
hutan, pembangun pemukiman di daerah resapan air, membuang limbah pabrik
sembarangan, dan lain sebagainya. Salah satunya yaitu melakukan penebangan
hutan sembarangan. Pohon adalah sebagai salah satu sumber daya alami yang akan
menyerap CO2 yang kita keluarkan. Apabila terlalu banyak pohon yang ditebang
akan menyebabkan CO2 yang ada tidak akan mampu terserap oleh pohon sehingga
menyebabkan pemanasan global.

CONTOH PERISTIWA ALAM DI LUAR KEBIASAAN


a. Temperatur Anjlok Hingga -89,2o Celcius di Antartika

Suhu ekstrim terendah di dunia (-89,2 ᵒc) terjadi pada 21 Juli 1983 di Vostok,
Antartika. Penyebab utamanya adalah tidak ada radiasi matahari, langit yang bersih,
udara stabil sepanjang waktu, dan elevasi yang tinggi (3.420 meter).
b. Hujan Terlebat di Dunia di Unionville
Pada 4 Juli 1956, 31,2 mm hujan jatuh/menitnya di Unionville, Maryland, Amerika
Serikat . Sebagai perbandingan daerah sub tropis, Hongkong, hujan terderas berupa 70
mm/jam, bukan permenit.
c. Hujan Terderas Turun Dalam 24 Jam

Hujan lebat turun sebanyak 1.825 meter selama 24 jam mulai 7-8 Januari 1966. Di
Cyclone Denise di Foc-foc, sebuah pulau di Samudera Hindia.
d. Hujan Es Terburuk di Bangladesh, 92 orang tewas

Hujan es dengan berat 1,02kg/es yang turun dialami kota Gopalganj, Bangladesh pada
14 April 1986. Menewaskan 92 orang dan tercatat sebagai hujan es terderas di dunia.

e. Kekeringan Terpanjang Selama 14 Tahun di Chili


Kekeringan 173 bulan/14 tahun (Oktober 1903-Januari) terjadi di Arica, Chili. Selama
itu tidak ada sedikit pun hujan yang turun dan terhitung sebagai kekeringan terpanjang
dalam sejarah.
f. Geiser Air Dingin yang Tertinggi

Geiser yang pada umumnya berupa air panas, pada 19 September 2002 Andercach,
Jerman, geiser berupa air dingin dan ketinggiannya mencapai 61,5 meter.
g. Gelombang Panas Ontario (2010)

Di Ottawa, Ontario, Kanada, suhu normal tertinggi di minggu pertama bulan april
sekitar 7 derajat celcius. Namun, pada 2 dan 3 April 2010 Ottawa mengalami dua hari
panas (28,2ᵒC dan 28,5ᵒC) berturut- turut.
h. Salju Ajaib/Salju Pertama Florida (1977)
Pada 19 Januari 1977 salju pertama turun di Florida yang tidak pernah memiliki
catatan sejarah turunnya salju.

DAMPAK PERISTIWA ALAM TERHADAP LINGKUNGAN DAN MANUSIA


a. Dampak positif dari peristiwa alam:
1) Bagi daerah letusan gunung berapi, dapat menambah kesuburan tanah yang
bermanfaat bagi pertanian
2) Dapat dijadikan objek wisata setelah adanya letusan gunung berapi yang dapat
menambah devisa negara
3) Dapat membangkitkan industri (industri semen) yang berkaitan dengan perbaikan
infrasrtruktur pasca bencana
4) Menyerap banyak tenaga kerja dan tenaga ahli untuk pemulihan infrastruktur yang
rusak akibat bencana
b. Dampak negatif peristiwa alam terhadap lingkungan:
1) Terjadi kerusakan pada tempat tinggal masyarakat dan fasilitas-fasilitas publik
2) Terjadi penurunan devisa negara akibat para wisatawan yang takut datang ke
Indonesia
3) Banyaknya tanaman dan hewan peliharaan yang mati akibat bencana
4) Matinya infrastruktur
5) Terjadinya gangguan komunikasi
6) Terhentinya aktivitas mata pencaharian
7) Pengeluaran biaya yang tak terduga untuk perbaikan infrastruktur
8) Terhentinya industri pariwisata
9) Terhentinya alat transportasi
c. Dampak negatif peristiwa alam bagi kesehatan
1) Terganggunya pernapasan masyarakat yang berada di kawasan bencana meletusnya
gunung berapi
2) Kawasan pengungsian yang tidak bersih, membuat masyarakat banyak terjangkit
penyakit diare dan penyakit kulit
3) Menimbulkan traumatik dan tekanan psikologis bagi masyarakat pasca bencana
4) Adanya kekurangan gizi dan nutrisi bagi para pengungsi apabila terjadi
keterlambatan akomodasi bantuan makanan
USAHA MANUSIA DALAM MENGATASI PERISTIWA ALAM
a. Usaha Pemerintah dalam Lingkungan Masyarakat
Sosialisasi mengenai perubahan iklim “National Summit Perubahan Iklim” untuk
mengetahui kemajuan kebijakan pelaksanaan inventarisasi dan penurunan emisi gas
rumah kaca (GRK).
b. Sektor Pertanian
Kementerian pertanian telah melakukan inventarisasi GRK pada tahun 2012. Hal ini di
lakukan melalui berbagai aksi mitigasi, seperti:
1) Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
2) System Of Rice Intensification (SRI)
3) Introduksi Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO)
4) Pengembangan Biogas Asal Ternak Masyarakat (BATAMAS)
5) Introduksi varietas padi yang memiliki produktivitas tinggi dan rendah emisi.
c. Sektor Energi
Kebijakan energi nasional, di mana ketergantungan terhadap minyak akan pelan-pelan
dikurangi yang saat ini mencapai 50% akan dikurangi menjadi kira-kira 23 persen.
Mengidentifikasi berbagai kegiatan nasional dan sektoral yang dapat mempercepat
pencapaian target penurunan emisi GRK, seperti:
1) Program pemanfaatan teknologi energi bersih di pembangkitan listrik
2) Pengurangan pemakaian BBM bersubsidi, khususnya dengan gas dan energi
terbarukan
3) Program konservasi energi dan lain-lain
a) Sektor Transportasi
l) Kebijakan dan langkah-langkah penurunan emisi grk dan inventarisasi GRK
di sub-sektor perkeretaapian, perhubungan darat, laut, dan udara
b) Sektor Industri
m) Pemberian penghargaan industri hijau
n) Penerapan program restrukturisasi permesinan industri tekstil dan produk
tekstil, alas kaki, dan gula.
d. Usaha Masyarakat
1) Mitigasi
Mitigasi pada prinsipnya adalah berbagai tindakan aktif untuk mencegah,
memperlambat terjadinya perubahan iklim, dan pemanasan global serta mengurangi
dampak perubahan iklim melalui penurunan emisi gas rumah kaca dan peningkatan
penyerapan gas rumah kaca.
Cara mitigasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Eliminasi, dengan cara menghindari penggunaan alat-alat penghasil emisi gas
rumah kaca
b) Pengurangan, dengan cara mengganti peralatan lama dan/atau mengoptimalkan
struktur yang sudah ada
c) Substitusi: penggunaan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik
dan/atau pemanas
d) Offset: cara ini berbiaya rendah, tetapi memiliki manfaat yang cukup besar.
Langkah yang diambil adalah melalui reboisasi dan reforestasi. Cara ini harus
dilakukan dengan cakupan yang besar sehingga sering menjadi kendala.
2) Adaptasi
Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan proses yang terjadi secara alamiah
yang dilakukan oleh manusia dan makhluk hidup lain dalam habitat dan
ekosistemnya sebagai sebuah reaksi atas perubahan yang terjadi. 4 prinsip dalam
proses adaptasi perubahan iklim, yaitu:
a) Menempatkan adaptasi dalam konteks pembangunan
b) Membangun pengalaman beradaptasi untuk mengantisipasi variabilitas
perubahan iklim
c) Memahami bahwa adaptasi berlangsung dalam level yang berbeda, terkhusus di
level lokal
d) Memahami bahwa adaptasi adalah proses yang terus berjalan.
e. Teknologi dalam Mengatasi Perubahan Iklim
1) Sektor Pertanian
a) Kalender tanam
b) Varietas unggul baru yang adaptif
c) Teknologi panen hujan dan aliran permukaan
d) Teknologi pengelolaan sumber daya lahan/tanah seperti pemupukan
2) Rencana penggunaan teknologi dalam mengatasi perubahan iklim
a) Pemasangan dan penggunaan teknologi hemat energi di bangunan komersial
b) Rumah dan fasilitas industri manufaktur
c) Pengembangan energi terbarukan
d) Penggantian bahan bakar dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan
e) Penggunaan teknologi untuk pengelolaan hutan lebih lestari dan budidaya
pertanian secara lebih efisien
f) Dan penyediaan subsidi dan kompensasi bagi masyarakat dan dunia usaha yang
harus mengubah mata pencaharian mereka karena kebijakan pembangunan
ekonomi hijau oleh pemerintah
3) Teknologi mitigasi
a) Energi: energi surya dan transportasi massa
b) Kehutanan dan tata guna lahan: pengukuran dan monitoring emisi karbon
c) Limbah: mechanical biological treatment
4) Teknologi Adaptasi
a) Ketahanan pangan: tanaman padi yang tahan oanas dan banjir
b) Sumber daya air: daur ulang limbah domestik
c) Kerantanan pesisir: teknologi tembok laut dan dinding laut

BENCANA ALAM
Jenis dan Karakteristik Bencana Alam
1. Pengertian Bencana
Berdasarkan Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana adalah sesuatu yang menyebkan
(menimbulkan) kesusahan, kerugian, penderitaan, kecelakaan, dan bahaya.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bencana adalah suatu fenomena
atau peristiwa yang mengancam atau merugikan manusia. Sebuah fenomena dapat
dikatan sebagai bencana apabila fenomena tersebut memberikan dampak pada
kehidupan manusia.
2. Jenis-Jenis Bencana
Undang-undang nomor 24 tahun 2007 mengelompokkan bencana menjadi bencana
alam, bencana non alam, dan bencana sosial.
a. Bencana alam
Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
b. Bencana non alam
Bencana nonalam merupakan bencana yang diakibatkan oleh fenomena non-alam
antara lain berupa kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi danepidemi atau
wabah penyakit.
c. Bencana Sosial
Bencana sosial merupakan bencana yang diakibatkan oleh interaksi antar manusia
yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau konflik antar komunitas
masyarakat dan terorisme.
3. Karakteristik Bencana Alam
a. Bencana Alam Gempa Bumi

Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng


Indo-Australia, Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertabrakan
dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatera, Jawa, dan Nusa tenggara,
sedangkan dengan Pasifik di utara Papua dan Maluku utara. Di sekitar lokasi
pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpulsampai suatu titik di
mana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas
berupa gempa bumi.
Daerah rawan gempa bumi di Indonesia tersebar pada daerah yang terletak pada
zona penujaman maupun sesar aktif. Daerah yang terletak dekat zona penujaman
adalah pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, pantai selatan Bali dan Nusa
Tenggara, Kepulauan Maluku, Maluku Utara, pantai timur dan utara Sulawesi dan
pantai utara Papua. Sedangkan daerah di Indonesia yang terletak dekat dengan zona
sesar aktif adalah daerah sepanjang Bukit Barisandi Pulau Sumatra, Provinsi Jawa
Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan
Papua Barat. Beberapa sesar aktif yang telah dikenal di Indonesia antara lain adalah
Sesar Sumatera, Cimandiri,Lambang, Baribis, Opak, Busur Belakang Flores Palu-
Koro, Sorong, Ransiki, sesar aktif di daerah Banten, Bali, Nusa Tenggara,
Kepulauan Maluku, dan sistem sesar aktif lainnya yang belum teringkap.
Menurut Noor (2006: 136) gempa bumi adalah getaran dalam bumi yang terjadi
sebagai akibat dari terlepasnya energi yang terkumpul secara tiba-tiba dalam batuan
yang mengalami deformasi. Terdapat beberapa tipe gempa bumi:
1) Gempa bumi vulkanik: Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma,
yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.
2) Gempa bumi tektonik: Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa
bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran
gempa bumi yang kuat mampu menjalar ke seluruh bagian bumi.
3) Gempa bumi tumbukan: Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor
atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.
4) Gempa bumi runtuhan: Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur
ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi jarang terjadi dan bersifat lokal.
5) Gempa bumi buatan: Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan
oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nukliratau palu yang
dipukulkan ke permukaan bumi.
Adapun karakteristik bencana alam gempa bumi adalah:
a) Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
b) Lokasi kejadian tertentu
c) Akibatnya dapat menimbulkan bencana
d) Berpotensi terulang lagi
e) Belum dapat diprediksi
f) Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
b. Becana Alam Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “Tsu” berarti pelabuhan, “Nami” berarti
gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besar di
pelabuhan. Norr (2006:148) menungkapkan bahwa tsunami adalah sutu pergeseran
naik atau turun yang terjadi secara tiba-tiba pada dasar samudra pada saat terjadi
gempa bumi bawah laut, akan menimbulkan gelombang laut pasang yang sangat
besar yang lazim disebut tidal waves.
Berdasarkan statistik kejadian tsunami di dunia, Jepang tercatat di posisi teratas dan
Indonesia berada di posisi keempat. Wilayah rawan bencana tsunami ditentukan
berdasarkan sejarah kejadian tsunami, morfologi (bentuk) pantai, misalna pantai
landai atau teluk, dan berhadapan langsung dengan sumber gempa bumi penyebab
tsunami.
Di Indonesisa, wilayah rawan bencana tsunami meliputi 18 wilayah provinsi yang
tersebar dari Nanggro Aceh Darusalam hingga Fak-Fak di Papua. Berikut ini
merupakan peta ancaman bencana tsuanami di Indonesia:
Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa
bumi yang memicunya. Besar kecilnya tsunami yang yang terjadi di samping
tergantung pada bentuk morfologis pantai juga dipengaruhi oleh karakteristik
sumber gangguan implusif yang ditimbulkannya. Karakteristik gelombang tsunami
meliputi energi, magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme fokus dan luas
rupture area. Beberapa karakteristik Tsunami, antara lain:
1) Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter.
Serentak sampai pantai tinggi gelombang ini dapat mencapai 30 meter.
2) Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang
pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang ditentukan oleh kekuatan gempa,
sebagai contoh gempa bumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9 panjang
gelombang tsunami 20- 50 km dengan tinggi gelombang 2 m dari permukaan
laut.
3) Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya berperiode
durasi gelombang sekitar 10-60 menit, sedangkan gelombangpasang bisa
berlangsung lebih lama 12- 24 jam.
4) Cepat rambat gelombang tsunami sangat tergantung pada kedalaman laut, bila
kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga
perempatnya.
Ada beberapa penyebab terjadinya tsunami:
a) Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang
sangat besar di bawah air (laut/danau)
b) Tanah longsor di bawah tubuh air/laut
c) Letusan gunung api di bawah laut dan gunung api pulau
Mekanisme terjadinya tsunami:
a) Diawali dengan terjadinya gempa yang disertai oeh pengangkatansebagai akibat
kompresi
b) Gelombang bergerak keluar ke segala arah dari daerah yang terangkat
c. Bencana Alam Banjir
Secara geografis Indonesia terletak di daerah iklim tropis dan memiliki 2 musim,
yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan ciri-ciri perubahan cuaca suhu, dan
arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi ini dapat menimbulkan ancaman-ancaman
yang bersifat hidrometeorologis seperti banjir dan kekeringan. Daerah-daerah
dengan resiko tinggi terhadap ancaman banjir tersebar di seluruh wilayah
Indonesia, terutama di daerah pantai timur Sumatera bagian utara, daerah pantai
utara Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat dan selatan, Sulawesi Selatan dan
Papua bagian Selatan. Beberapa kota tertentu seperti Jakarta, Semarang, dan
Banjarmasin secara historis juga sering dilanda banjir, begitu pula daerah aliran
sungai tertentu seperti Daerah Aliran Bengawan Solo di Pulau Jawa dan Daerah
Aliran Sungai Benanain di Nusa Tenggara Timur.
Banjir merupakan peristiwa meluapnya air dari sungai sehingga menggenangi
wilayah daratan yang normalnya kering. Banjir umumnya terjadi ketika volume air
pada sungai melebihi daya tampung sungai tersebut. Berdasarkan penyebabnya,
banjir dapat dikategorikan dalam empat kategori yaitu:
1) Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran
sistem pengaliran air yang terdiri dari sistem sungai alamiah dan sistem drainase
buatan manusia
2) Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat pasang
laut maupun meningginya gelombang laut akibat badai
3) Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia seperti
bendungan, bendung, tanggul dan bangunan pengendalian banjir
4) Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai akibat
runtuhnya/longsornya tebing sungai
Pada umumnya banjir yang berupa genangan maupun banjir bandang bersifat
merusak. Aliran arus air yang cepat dan bergolak dapat mengakibatkan korban jiwa
karena aliran air yang sangat deras dan besar dapat membuat orang hanyut atau
tenggelam. Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu
manyeret material yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan lebih tinggi.
Banjir mampu merusak pondasi bangunan, pondasi jembatan dan lainnya yang
dilewati sehingga menyebabkan kerusakan parah pada bangunan tersebut bahkan
mampu merobohkan bangunan dan mampu menghanyutkannya.
d. Bencana Alam Gelombang Ekstrim dan Abrasi
Indonesia sering menghadapai ancaman gelombang ekstrim dan abrasi kawasan
pesisir pantai karena adanya perubahan iklim global. Gelombang ektrim pada
umumnya ditimbulkan oleh siklon tropis. Untuk wilayah di sebelah selatan
katulistiwa, daerah yang memiliki potensi tinggi terkena gelombang ekstrim adalah
wilayah pantai utara pulau Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur. Untuk wilayah sebelah utara katulistiwa daerah yang berpotensi
terkena gelombang ekstrim adalah pantai Sulawesi utara, Maluku, dan Papua.
Daerah-daerah yang menghadapi resiko tinggi bencana abrasi meliputi Aceh
Selatan dan Kota Aceh di Provinsi Nanggro Aceh Darusalam, Kota Medan, Kota
Padang, dan Kabupaten Agam di Sumatera Barat, Jakarta Utara, Rembang di Jawa
Tengah, Kabupaten Sikka di Nusa Tenggara Timur, dan Kabupaten Selayar di
Sulawesi Selatan.
Gelombang ekstrim adalah salah satu penyebab abrasi yang terjadi dengan cepat.
Gelombang ekstrim yang melanda Indonesia berada di wilayah-wilayah yang
berdektatan dengan posisi siklon tropis.
Abrasi merupakan pengikisan atau pengurangan daratan (pantai) akibat aktivitas
gelombang, arus, dan pasang surut. Secara detail penyebab abrasi berdasarkan
Detail Enginerring Penanganan Abrasi dan Rob Kabupaten Demak (Kimpraswil,
2006) dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Penurunan Permukaan Tanah (Land Subsudence)
Pemompaan air tanah yang berlebihan untuk keperluan industri dan air minum di
wilayah pesisir akan menyebabkan penurunan tanah terutama jika komposisi
tanah pantai sebagaian besar terdiri dari lempung/lumpur karena sifat-sifat fisik
lumpur/lempung yang mudah berubah akibat perubahan kadar air.
Akibat penurunan air tanah adalah berkurangnya tekanan air pori. Hal ini
mengakibatkan penggenangan dan pada gilirannya meningkatkan erosi dan
abrasi pantai.
2) Kerusakan Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan sumber daya yang dapat pulih (sustainable
resources) dalam pembentuk ekosistem utama pendukung kehidupan yang
penting di wilayah pesisir. Mangrove memiliki peran penting sebagai pelindung
alami pantai karena memiliki perakaran yang kokoh sehingga dapat meredam
gelombang dan menahan sedimen. Ini artinya dapat bertindak sebagai
pembentuk lahan (Land Cruiser).
3) Kerusakan akibat gaya-gaya hidrodinamika gelombang
Orientasi sebagian besar pantai yang terkena abrasi mengarah sedemikianrupa
sehingga relatif tegak lurus atau sejajar dengan puncak gelombang dominan. Hal
ini memberikan informasi bahwa pantai dalam kondisi seimbang dinamik.
Kondisi gelombang yang semula lurus akan membelok akibat proses
refksi/difraksi dan shoaling. Pantai akan menanggapai dengan mengorientasikan
dirinya sedemikian rupa sehingga tegak lurus arah gelombang atau dengan kata
lain terjadi erosi dan deposisi sedimen sampai terjadi keseimbangan dan proses
selanjutnya yang terjadi hanya angkutan tegak lurus pantai (cross shore
transport).
4) Kerusakan akibat sebab alam lain
Perubahan iklaim global dan kejadian ekstrim, misal terjadi siklon tropis. Faktor
lain adalah kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global yang
mengakibatkan kenaikan tinggi gelombang.
5) Kerusakan akibat kegiatan manusia
- Penambangan pasir di perairan pantai
- Pembuatan bangunan yang menjorok ke arah laut
- Pembukaan tambak yang tidak memperhitungkan keadaan kondisi dan lokasi
e. Bencana Alam Letusan Gunung Api
Indonesia memiliki lebih dari 500 gunung api dengan 129 di antaranya aktif.
Gunung api aktif yang terbesar di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
Sulawesi Utara, dan Kepulauan Maluku merupakan sekitar 13 % dari sebaran
gunung api aktif dunia. Gunung berapi adalah bukaan, atau rekahan, pada
permukaan atau kerak Bumi, yang membenarkan gas, abu, dan batu cair yang panas
bebas jauh di dalam bawah permukaan bumi. Aktivitas gunung berapi
mengakibatkan extrusion of rock yang cenderung membentuk gunung atau ciri-ciri
berbentuk gunung melalui tempoh masa. Gunung berapi yang akan meletus dapat
diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:
1) Suhu di sekitar gunung naik
2) Mata air menjadi kering
3) Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
4) Tumbuhan di sekitar gunung layu
5) Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain:
1) Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain
Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S),
Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
2) Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi
ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai
sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang
membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
3) Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan,air, dan material lainnya.
Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
4) Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi
letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan
sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
5) Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan
ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu
lebih besar dari 600°C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh
yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan
sesak napas.
f. Bencana Alam Tanah Longsor
Secara geologis Indonesia juga mengalami ancaman gerakan tanah, atau yang ada
umumnya di kenal sebagai tanah longsor. Hampir setiap tahun Indonesia
mengalami bencana tanah longsor yang mengakibatkan korban dan kerugian besar.
Hampir semua pulau utama di Indonesia memiliki beberapa kabupaten dan kota
yang rawan pergerakan tanah, kecuali pulau Kalimantan yang hanya memiliki dua
kabupaten yang rawan yaitu Kabupaten Murung Raya di Kalimantan Tengah dan
Kabupaten Melinau di Kalimantan Timur.
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan,tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar
lereng. Faktor-faktor yang menyebabkan longsor pada prinsipnya tanah longsor
terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya
penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah.
Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudutkemiringan lereng, air,
beban serta berat jenis tanah batuan. Faktor penyebab terjadinya gerakan pada
lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur
geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut,
namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia.
Faktor penyebab terjadinya tanah longsor adalah:
1) Faktor alam
a) Kondisi geologi: batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu
lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.
b) Iklim: curah hujan yang tinggi
c) Keadaan topografi: lereng yang curam
d) Keadaan air: kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi
dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika
e) Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis
f) Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin,dan
getaran lalu lintas kendaraan
2) Faktor manusia
a) Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal.
b) Penimbunan tanah urugan di daerah lereng
c) Kegagalan struktur dinding penahan tanah
d) Penggundulan hutan
e) Budidaya kolam ikan diatas lereng
f) Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman
g) Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat,
sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan sendiri
h) Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik
Adapun ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut:
1) Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing, iasanya
terjadi setelah hujan
2) Munculnya mata air baru secara tiba-tiba
3) Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
4) Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya
hilang
5) Pintu dan jendela yang sulit dibuka
6) Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar
7) Pohon/tiang listrik banyak yang miring
8) Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles
Dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi didefinisikan sebagai
serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana. Beberapa tujuan utama mitigasi bencana alam yaitu:
1) Mengurangi resiko bencana bagi penduduk dalam bentuk korban
jiwa,kerugian ekonomi dan kerusakan sumber daya alam
2) Menjadi landasan perencanaan pembangunan
3) Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menghadapi serta mengurangi
dampak dan resiko bencana sehingga masyarakat dapat hidup aman
UU RI No. 27 Tahun 2007 mengamanatkan dua macam kegiatan utama
dalammitigasi bencana, yaitu:
1) Kegiatan Struktur/fisik yang meliputi:
a) Pembangunan sistem peringatan dini
b) Pembangunan sarana prasarana
c) Pengelolaan lingkungan untuk mengurangi resiko bencana
2) Kegiatan non struktiral/nonfisik yang meliputi:
a) Penyusunan peraturan perundang-undangan
b) Penyusunan peta rawan bencana
c) Penyusunan peta resiko bencana
d) Penusunan AMDAL
e) Penyusunan tata ruang
f) Pendidikan dan penyuluhan g) Penyadaran masyarakat
Untuk melakukan penanggulangan bencana, diperlukan informasi sebagai dasar
perencanaan penanganan bencana yang meliputi:
1) Lokasi dan kondisi geografis wilayah bencana serta perkiraan jumlah
pendudukyang terkena bencana
2) Jalur transportasi dan sistem telekomunikasi
3) Ketersediaan air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi, tempat
penampungan dan jumlah korban
4) Tingkat kerusakan, ketersediaan obat obatan, peralatan medisserta tenaga
kesehatan
5) Lokasi pengungsian dan jumlah penduduk yang mengungsi
6) Perkiraan jumlah korban yang meninggal dan hilang
7) Ketersediaan relawan dalam berbagai bidang keahlian
Siklus manajemen bencana menggambarkan proses-proses berkelanjutan yang
dilakukan oleh lembaga pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat dalam
merencanakan untuk mengurangi dampak bencana, menanggapi bencana yang
terjadi, dan melakukan langkah-langkah pemulihan setelah bencana. Siklus
manajemen bencana terdiri dari empat fase. Tiap fase tersebut saling melengkapi
dan tumpang tindih. Keempat fase tersebut yaitu:
1) Mitigasi
Merupakan upaya meminimalkan dampak bencana. Fase ini umumnya terjadi
bersamaan dengan fase pemulihan dari bencana sebelumnya. Seluruh
kegiatan pada fase mitigasi ditujukan agar dampak dari bencana yang serupa
tidak terulang.
2) Kesiapsiagaan
Merupakan perencanaan terhadap cara merespons kejadian bencana. Dalam
fase ini perencanaan yang dibuat oleh lembaga penanggulangan bencana tidak
hanya berkisar pada bencana yang pernah terjadi pada masa lalu, tetapi juga
untuk berbagai jenis bencana lain yang mungkin terjadi.
3) Respon
Merupakan upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan oleh terjadinya
bencana. Fase ini berlangsung sesaat setelah terjadi bencana dan dimulai
dengan mengumumkan kejadian bencana serta mengungsikan masyarakat.
4) Pemulihan
Merupakan upaya pengembalian kondisi masyarakat sehingga menjadi seperti
semula. Pada fase ini pekerjaan utama yang dilakukan masyarakat dan
petugas adalah menyediakan tempat tinggal sementara bagi korban bencana
dan membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak. Selama masa
pemulihan, dilakukan evaluasi langkah-langkah penanganan bencana yang
telah dilakukan.

2. LKPD 1
Tema : Gravitasi Bumi Menggunakan Hukum Newton
Kelas / Semester : X / 1
Tujuan : Peserta didik dapat menganalisis materi gravitasi bumi
menggunakan Hukum Newton melalui observasi
Nama Observer :
1. ……………………………………………………..
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..
4. ……………………………………………………..

Kegiatan Belajar 1
Bacalah uraian singkat materi dan contoh berikut dengan penuh konsentrasi!

Hukum Newton Gravitasi


“Semua benda di alam akan menarik benda lain dengan gaya yang besarnya sebanding
dengan hasil kali massa partikel tersebut dan sebanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya.”
Secara matematis besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada benda dapat
dirumuskansebagai berikut:

Keterangan:
F = gaya gravitasi (W)
M,m = massa kedua benda (kg) R = jarak antara benda (m)
G = konstanta gravitasi (6,67.10-11
N.m2kg-2)
Contoh
1. Jika dua planet masing-masing bermassa 2x1020 kg dan 4x1020 kg, mempunyai jarak
antara kedua pusat planet sebesar 2x105 km. Tentukan besar gaya tarik-menarik antara
kedua planet!
Penyelesaian:

2. Seorang astronot di bumi memiliki berat 800 N. Kemudian astronot itu naik pesawat
meninggalkan bumi hingga mengorbit pada ketinggian R (R = jari-jari bumi = 6.380
km). Nilai gravitasi bumi adalah G = 6,67.10-11 Nm2kg-2. Berapakah berat astronot
tersebut pada orbit tersebut?
Penyelesaian :
Ayoo berlatih!
Setelah Anda memahami uraian singkat materi dan contoh di atas, coba diskusikan
dengan teman Anda soal berikut ini:

1. Dua buah bola A dan B masing-masing bermassa 0,5 kg dan 1 kg terpisah pada jarak
10 cm. Tentukan besarnya gaya gravitasi yang dialami kedua benda.
2. Tiga buah benda P, Q, dan R masing-ma sing bermassa 1 kg, 2 kg, dan 4 kg, di
letakkan pada sudut segitiga siku-siku. Sisi-sisi segitiga tersebut adalah 5 cm, 12 cm,
dan 13 cm. Jika benda Q berada pada sudut siku-sikunya, tentukan resultan gaya
gravitasi yang dialami benda Q.
3. Tiga buah benda A, B dan C berada dalam satu garis lurus seperti pada gambar
berikut.

Jika nilai konstanta gravitasi G = 6,67.10-11 Nm2kg-2 hitung:


a. Besar gaya gravitasi yang bekerja pada benda B
b. Arah gaya gravitasi pada benda B
4. Tiga buah bola bermassa masing-masing 1 kg, 2 kg dan 3 kg diletakkan pada titik
sudut segitiga sama sisi dengan sisi 1 meter. Tentukanlah gaya yang dialami oleh
bola bermassa 1 kg dalam susunan ini!
Apabila Anda telah mampu menyelesaikan permasalahan diatas, maka
Anda bisa melanjutkan pada kegiatan belajar 2 berikut.

Kegiatan Belajar 2
Setelah Anda belajar tentang gaya gravitasi, selanjutnya anda akan belajar tentang medan
gravitasi atau percepatan gravitasi dan juga energi potensial gravitasi.
Jika batu dan kertas A4 dijatuhkan dari ketinggian yang sama secara bersamaan maka
jika diperlakukan seprti gb.1 batu jatuh terlebih dulu. Jika kertas diperlakukan seperti
gb.2 maka kedua benda jatuh

Gb.1 Gb.2
Kalian pasti pernah mendengar tentang percepatan gravitasi. Misalnya saat belajar
tentang gerak jatuh bebasatau hukum Newton, diketahui percepatan gravitasi
dipermukaan bumi sebesar 10 m/s. Apa sebenarnya percepatan gravitasi itu?
Percepatan gravitasi disebut juga kuat medan gravitasi yaitu menyatakan besarnya gaya
gravitasi yang dirasakan benda persatuan massa. Dari pengertian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Gaya gravitasi:
Keterangan:
g = percepatan gravitasi bumi
G = konstanta gravitasi umum
M = massa bumi
R = jarak titik ke pusat bumi
Contoh:
Sebuah planet bermassa 6x1 024 kg dan berjari-jari 4.000 km. Tentukan percepatan
gravitasi di permukaan planet tersebut!
Penyelesaian:

Ayo lakukan (Kegiatan Mandiri)!


Untuk menambah pengetahuan anda tentang percepatan gravitasi di planet lain
selesaikanlah unjuk kerja berikut:
1. Siapkan timbangan badan, kemudian timbanglah massa badanmu
2. Carilah informasi tentang massa planet dan jaraknya ke matahari
3. Jika anda sudah mengetahui massa badanmu. Tentukan nilai berat badanmu
dipermukaan bumi (gunakan w = 9,8 m/s2)
Pecepatan Gravitasi
No Planet Massa Berat
Planet (m/s2)
1 Venus
2 Saturnus
3 Neptunus
4 ...
5 ...
Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasimu, simpulkan tentang gaya gravitasi bumi?

3. LEMBAR OBSERVASI 2
Tema : Litosfer dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari
Kelas / Semester : X / 1
Tujuan : Peserta didik dapat menganalisis dinamika litosfer dan
dampaknya dalam kehidupan sehari-hari secara mandiri sesuai
pemahamannya
Nama Observer:
1. ……………………………………………………..
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..
4. ……………………………………………………..

Kegiatan Belajar 1
1. Carilah (15) kata-kata istilah yang berhubungan dengan materi yg sudah kalian
pelajari dari bahan ajar dalam kolom tabel yang tersedia dibawah ini dengan arah
vertikal dan horizontal tandailah dengan menggariskannya.
2. Setelah kalian dapatkan kata-kata istilah, tuliskan dan jelaskanlah pengertian dari kata-
kata tersebut pada tabel yang sudah disediakan!

No. Nama Istilah Pengertian


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Kegiatan Belajar 2
1. Pertanyaan berikut ini!
Jelaskan pengertian dan karakteristik dari lapisan penyusun bumi seperti gambar
dibawah ini!

2. Petunjuk:
a. Buatlah urutan skema siklus batuan berikut ini dengan benar dan baik!
b. Setelah kalian mengurutkan skema dengan baik jelaskan skema tersebut!
Keterangan:
Huruf: sumber dan bentukan
Angka: Proses pembentukan
A:
B1 :
B2 :
B3 :
C1 :
C2 :
C3 :
D1 :
D2 :
D3 :

3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasimu, simpulkan mengenai litosfer dan dampaknya dalam
kehidupan sehari-hari!

4. LEMBAR OBSERVASI 3
Tema : Hidrosfer
Kelas / Semester : X / 1
Tujuan : Peserta didik dapat mengidentifikasi dinamika hidrosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan secara mandiri menggunakan
kalimatnya sendiri
Nama Observer :
1. ……………………………………………………..
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..
a. Petunjuk Belajar (Petunjuk Peserta Didik)
1) Baca secara cermat bahan ajar sebelum mengerjakan tugas
2) Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa
3) Kerjakan setiap langkah sesuai tugas
4) Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara
guru dengan siswa
5) Diskusikan dalam kelompok dan konsultasikan dengan guru dalam mengerjakan
tugas

b. Tugas
Kegiatan Belajar 1
Isikan tabel dibawah tentang teori asal usul air di muka bumi menurut para ahli!
Nama Teori Isi Teori Tokoh/Sumber
Adam Sarrafial
Rosseta
Marschaal
Menurut Al Qur’an

Kegiatan Belajar 2
1. Identifikasilah bentuk muka bumi yang berada di dasar laut yang ditunjukkan oleh
huruf Kapital pada gambar berikut ini:

Tuliskan penjelasan kalian pada tabel berikut ini:


Huruf Kenampakan dan Penjelasan Contoh
A
B
C
D
E
F
G
Kegiatan Belajar 3
1. Perhatikan gambar di bawah ini! Isilah kotak yang kosong berdasarkan komponen
hidrologi!

2. Setelah mengetahui komponen hidrologi pada gambar, jelaskanlah secara urut


komponen tersebut satu per satu pada tempat yang sudah disediakan di bawah ini!
a. ……………………………...............................................................
b. ………...................................................................................
c. .....................................................................………………………
d. ..............................................…………………………….................
e. .......................……………………………........................................
3. Kemudian, jelaskanlah macam-macam siklus hidrologi yang terjadi pada gambar!

5. LEMBAR OBSERVASI 4
Tema : Magnet
Kelas / Semester : X / 1
Tujuan : Peserta didik dapat menelaah medan magnet bumi melalui
observasi
Nama Observer:
1. ……………………………………………………..
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..
4. ……………………………………………………..
Lengkapi tabel gambar dibawah dengan memilih salah satu jawaban yang benar
6. LEMBAR OBSERVASI 5
Tema : Perubahan Iklim dan Dampaknya
Kelas / Semester : X / 1
Tujuan : Peserta didik dapat menganalisis perubahan iklim dan
dampaknya bagi ekosistem dengan mengungkapkan gagasan
menggunakan kalimatnya sendiri.
Nama Observer :
1. ……………………………………………………..
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..

Perhatikan wacana berikut!


Isu perubahan iklim yang terjadi di bumi sudah tak asing lagi di dengar oleh kalangan
masyarakat. Perubahan tersebut ditandai perubahan suhu, kelembaban dan curah hujan
sehingga menyebabkan perubahan musim yang tidak menentu, kemarau dan kekeringan
air terjadi dimanan-mana. Musibah Kebakaran hutan yang terjadi lahan di perkebunan
PT. SIL 3 seluas 180 hektar, untuk PT. Indo Lampung seluas 30 hektar dan PTPN VII
seluas 20 hektar. Sedangkan lahan PT. PML register 42 berjumlah 10 hektar dan PT. SIL
186,04 hektar Untuk lahan TNBBS seluas 100 hektar ada tahun 2019 lalu dipicu oleh
kemarau yang panjang. Hal tersebut mempunyai dampak yang besar terhadap ekosistem
hutan yang mengakibatkan berkurangnya populasi dan keragaman spesies. Dalam hal ini
salah satu spesies yang berkurang di Provinsi Lampung adalah gajah sumatera (Elephas
Maximus sumaterensis) yang berkurang populasinya sekitar 69% karena kerusakan hutan
tersebut (Maulina, Dina, dkk., 2019). Lalu bagaimana upaya kita dalam menanggulangi
masalah perubahan iklim?

Dari wacana diatas identifikasi masalah dan penyebab terjadi secara berkelompok!
a. Identifikasi masalah:
b. Penyebab:

Menuliskan Gagasaan/Ide Upaya Penanggulangan Perubahan Iklim


1. Buatlah gagasan upaya penanggulangan perubahan iklim dengan memilih salah satu
dari 4 fenomena penyebab perubahan iklim di bawah ini, lalu gagasan ditulis dengan
format yang disediakan di kolom jawaban!

2. Tuliskan gagasan penanggulangan perubahan iklim dengan memilih salah satu


fenomena pada gambar diatas, kerjakan berdasakan format berikut secara
berkelompok:
a. Judul upaya penanggulangan :
b. Menuliskan fakta :
c. Dampak :
d. Solusi/ide gagasan penanggulangan :

Buatlah Kesimpulan secara berkelompok sesuai kegiatan yang telah dilakukan


mengenai dampak dan upaya penanggulangan yang akan dilakukan!

7. LEMBAR OBSERVASI 6
Tujuan : Peserta didik dapat membuat mitigasi macam-macam bencana alam
melalui demonstasi simulasi.
Nama Observer :
1. ……………………………………………………..
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..

Kegiatan 1
Identifikasikan 4 gambar dibawah ini, kemudian rumuskan konsep bencana apa yang
terjadi dengan bahasa sendiri dan kemudian tentukan cara penanggulangan yang tepat
untuk bencana tersebut!

Konsep Bencana 1
Konsep Bencana 2
Konsep Bencana 3
Konsep Bencana 4
Kegiatan 2
Penanggulangan Bencana
Bencana 1
Bencana 2
Bencana 3
Bencana 4

Kegiatan 3
Cari dan cocokkan pertanyaan dan jawaban yang sesuai dengan menarik garis!
1 Hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi Gempa bumi
permukaan bumi kawasan tersebut
2 Gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh Banjir
macam-macam gangguan di dasar samudera
3 Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan tidak Tsunami
dapat di prediksi
4 Turunnya hujan selama empat jam dengan intensitas tinggi Letusan gunung api
dan terjadinya penurunan massa tanah
5 Proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan Tanah longsor
arus laut yang bersifat merusak
6 Aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah erupsi Abrasi
7 Putaran udara yeng bergerak cepat dan berbentuk corong Kebakaran
spiral yang berkaitan erat dengan pertumbuhan awan badai
dengan kecepatan mulai 72 km/ jam sampai 400 km/jam
8 Situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti Puting beliung
rumah/permukiman, pabrik, pasar, gedung, dan lain-lain
yang dikelilingi api yang menimbulkan korban dan/atau
kerugian
9 Suatu kondisi di mana terjadi penurunan suhu muka laut di Tornado
Kawasan Timur Ekuator di Lautan Pasifik
10 Angin kencang yang datang secara tiba- tiba, mempunyai La nina
pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan
kecepatan 40-50 km/jam hingga menyentuh permukaan
bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5 menit)

a. Teknik Penilaian Dan Bentuk Instrumen


Jenis Penilaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian
Penilaian Sikap Observasi Lembar pengamatan sikap selama
kegiatan pembelajaran
Penilaian Pengetahuan Tes Tertulis Soal pilihan esai
Penilaian Observasi a. Lembar pengamatan penyusunan
Keterampilan/Performa laporan diskusi
b. Lembar pengamatan kegiatan
presentasi kelompok

b. INSTURUMEN PENILAIAN SIKAP


a) Lembar penilaian sikap pada kegiatan pada kegiatan diskusi kelompok
Aspek Pengamatan
Nama Skor
No. Bernalar Bergotong Nilai
Siswa Mandiri Kreatif Total
Kritis Royong

Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimum

b) Rubrik penilaian sikap pada kegiatan diskusi kelompok


Aspek Pengamatan Indikator
Bergotong Royong 1. Terlibat aktif dalam kerjasama diskusi kelompok
2. Menyelesaikan tugas sesuai dengan pembagian tugas
kelompok
3. Bersedia membantu anggota kelompok lain yang
mengalami kesulitan
4. Menghargai hasil kerjaanggota kelompok
Bernalar Kritis 1. Mengemukakan ide/pendapatnya benar
2. Menyampaikan pendapatnya secara sistematis
3. Sopan dalam menyampaikan pendapat
4. Mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik
Mandiri 1. Aktif bertanya jika ada pertanyaan yang belum
dipahami
2. Cepat merespon instruksi guru
3. Aktif dalam memberikan tangapan
4. Berperan aktif dalam diksusi kelompok
Kreatif 1. Membuat slide presentasi dengan sederhana dan
menarik
2. Power point dilengkapi dengan gambar/ animasi yang
menarik dan sesuai dengan materi
3. Membuat laporan dengan detail dan berbeda
4. Mampu mengemukakan ide yang konstektual

Keterangan Skor:
4 = jika 4 indikator yang terlihat
3 = jika 3 indikator yang terlihat
2 = jika 2 indikator yang terlihat
1 = jika 1 indikator yang terlihat

Kriteria Nilai:
A = 80 – 100 = BAIK SEKALI
B = 70 – 79 = BAIK
C = 60 – 69 = CUKUP
D = < 60 = KURANG

c. INSTRUMEN PENILAIAN KETRAMPILAN


a) Lembar pengamatan penyusunan makalah
Tugas:
Menyusun makalah/laporan tentang ide/gagasan tentang energi alternatif sebagai
solusi untuk keterbatasan sumber daya energi di Indonesia
Penilaian Total Nilai
No. Aspek Penilaian
1 2 3 4 Skor Akhir
1 Sistematika Makalah
2 Kelengkapan Makalah
3 Kesesuaian Konsep Ide Makalah

Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimum

b) Rubrik penilaian ketrampilan menyusun makalah


Kategori
Aspek
1 2 3 4
Sistematika Makalah Makalah Makalah dibuat Makalah
Makalah dibuat dengan dibuat dengan dengan benar dibuat dengan
sistematika kurang benar tetapi kurang sistematika
yang salah dan kurang jelas yang lengkap
jelas
Kelengkapan Makalah Makalah Makalah dibuat Makalah
Makalah dibuat tidak dibuat tanpa tanpa dibuat lengkap
lengkap kesimpulan kesimpulan
dan daftar
pustaka
Kesesuaian Konsep atau Konsep atau Konsep atau ide Konsep atau
Konsep ide yang ide yang yang ide yang
dipaparkan dipaparkan dipaparkan dipaparkan
tidak tepat kurang tepat sesuai teori benar dan
tetapi kurang tepat sesuai
jelas teori

c) Lembar pengamatan kegiatan presentasi kelompok


Kelengkapan Kemampuan
Nama Format Skor Nilai
No Materi Presentasi
Kelompok Total Akhir
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimum

d) Rubrik penilaian kegiatan presentasi kelompok


Aspek
Indikator
Pengamatan
Kelengkapan 1. Power point terdiri dari judul, isi materi, dan daftar
Materi pustaka
2. Isi materi menjawab semua soal yang diberikan
3. Materi disusun secara sistematis
4. Dilengakapi dengan gambar/ data yang mendukung
Penulisan Materi 1. Materi di buat dalam bentuk slide power point
2. Setiap slide terbaca dengan jelas
3. Isi materi dibuat singkat dan jelas
4. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
Kemampuan 1. Materi disampaikan dengan penuh percaya diri
Presentasi 2. Semua anggota kelompok menguasai materi yang
disampaikan
3. Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam kegiatan
presentasi
4. Dapat mengatur waktu presentasi dengan baik

Keterangan Skor:
2 = jika 4 indikator yang terlihat
3 = jika 3 indikator yang terlihat
2 = jika 2 indikator yang terlihat
1 = jika 1 indikator yang terlihat

Kriteria Nilai:
A = 80 – 100 = BAIK SEKALI
B = 70 – 79 = BAIK
C = 60 – 69 = CUKUP
D = < 60 = KURANG

d. RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL DISKUSI


Instrumen Penilaian: Proses Dan Produk
Belum Cukup Sangat
Kompeten
ASPEK Kompeten Kompeten Kompeten
(0-6) (8-9)
(6-7) (10)
Proses Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
percobaan tidak terlibat terlibat dalam terlibat dalam terlibat dalam
dalam percobaan percobaan secara percobaan secara
percobaan namun kurang aktif tetapi aktif dan terbuka
aktif menutup diri untuk untuk diskusi
diskusi
Proses Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
presentasi tidak mampu mampu mampu mampu
hasil memprese mempresen mempresentasik mempresentasi
ntasikan tasikan hasil anhasil percobaan kan hasil
hasil percobaan dengan sikap yang percobaan
percobaan namun dengan baik namun tidak dengan sikap
sikap yang mampu berdiskusi yang baik dan
kurang baik mampu
berdiskusi
Hasil Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
penyusunan tidak kurang mampu mampu mampu
laporan menyusun mengidenti mengidentifikasi mengidentifikasi
percobaan laporan fikasi permasalahan permasalahan
percobaan permasalahan tetapi tidak mampu dan menyusun
dan kurang menyusun laporan laporan
mampu percobaan dengan percobaan
menyusun baik atau dengan baik
laporan sebaliknya
percobaan
dengan baik
Keterangan:
- Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remidiasi
- Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya
sehingga mencapai level kompeten
8. ASESMEN KOGNITIF
SOAL LATIHAN PERTEMUAN KE 14
Gaya Grafitasi Bumi Dengan Hukum Newton
1. Berapa besar gaya gravitasi antara seorang siswa bermassa 40 kg dengan seorang siswi
bermassa 30 kg yang berjarak 2 meter? konstanta gravitasi umum = 6,67 x 10-11
Nm2/kg2
2. Suatu segitiga sama sisi dengan panjang sisi adalah 1 meter. Tentukan besar gaya
gravitasi pada benda B!

KUNCI JAWABAN
1. Pembahasan:
Diketahui: m1 = 40 kg
m2 = 30 kg
r=2m
G = 6,67 x 10-11 N m2/kg2
Ditanya: Gaya gravitasi (F)?
Jawab:

2. Pembahasan:
Benda B ditarik A menghasilkan FBA dan ditarik benda C menghasilkan FBC dimana
sudut yang terbentuk antara FBA dan FBC adalah 60o, hitung nilai masing-masing
gaya, kemudian cari resultannya.
Jawab:

PENSKORAN
Uraian:
Skor jawaban lengkap dan benar = 50
Skor jawaban lengkap dan hampir benar = 25
Skor jawaban lengkap dan hasil salah = 10
Skor jawaban tidak lengkap dan hasil salah = 5
Skor maksimum = 50 x 2 = 100

Penilaian:
Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimum
SOAL LATIHAN PERTEMUAN KE 14
SOAL DAN JAWABAN MATERI DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEHIDUPAN
1. Sebutkan lapisan-lapisan bumi dari urutan paling atas!
2. Jelaskan macam-macam batuan beku!
3. Apakah yang dimaksud dengan mineral itu?
4. Tuliskan uraian konsep tenaga geologi dengan jelas!
5. Jelaskan pengaruh gerak Epirogenitik negatif terhadap perubahan bentuk muka
bumi!
6. Jelaskan perbedaan antara Antiklinal dan Sinklinal!
7. Sebutkan 4 manfaat dari adanya gunung api!
8. Jelaskan bagaimanakah gempa bumi itu bisa memicu terjadinya Tsunami!
9. Apakah yang dimaksud dengan tanah itu?
10. Usaha apa sajakah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah?

KUNCI JAWABAN
1. Lapisan-lapisan bumi terdiri dari:
a. Litosfer, ada dua, yaitu:
- Lapisan sial (silisium alumunium), terdiri dari:
- Kerak benua (Continental Crust)
- Kerak samudra (Oceanic Crust)
- Lapisan sima (silisium magnesium)
b. Astenosfer, yaitu lapisa Barisfer
2. Macam-macam batuan beku:
Batuan Beku (igneus rocks) adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang
membeku menjadi padat. Contoh batuan beku berdasarkan tempat terbentuknya
magma, batuan beku dibagi atas 3 macam, yaitu:
a. Batuan Beku Dalam (Plutonik)
- Terjadi di dalam magma, dengan penurunan suhu secara perlahan.
- Penurunan suhu secara perlahan tersebut menyebabkan kristalnya terjadi
dengan sempurna (Plutonik).
- Contoh batuannya batu granit, diorite, gabro
b. Batuan Beku korok/gang/celah (Hypabisal)
- Terbentuk di antara magma dengan kawah atau lubang-lubang yang terjadi di
sekitar gunung api.
- Struktur batunya beragam tergantung dari penurunan suhunya. Strukturnya
disebut sebagai Porfirit.
- Contoh batuannya adalah granit porfirit.
c. Batuan Beku Luar/lelehan (Vulkanik)
- Pembekuan yang terjadi secara tiba-tiba di luar gunung api menyebabkan
hablurnya halus seperti kaca sehingga disebut batu kaca atau Obsidian.
- Jika telah mencapai permukaan bumi dan mengandung banyak gas, akan
menjadi batu apung.
- Contoh: batu apung (pumice)
3. Mineral adalah bahan alamiah yang anorganik, biasanya berbentuk kristal, terusun
dari satu unsur atau persenyawaan beberapa unsur dengan bentuk dan komposisi
kimia tetap.
4. Konsep tenaga geologi:
- Tenaga geologi adalah tenaga yang mempengaruhi terbentuknya muka bumi baik
yang berasal dari dalam maupun luar bumi. Secara umum tenaga geologi terbagi
menjadi dua, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.
- Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Sedangkan tenaga
eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi. Tenaga endogen
adalah tenaga awal yang membentuk relief permukaan bumi daratan dan lautan,
dapat berupa tektonisme, vulkanisme, dan seisme (gempa bumi).
- Sedangkan Tenaga eksogen dapat dikatakan sebagai tenaga yang mengubah
bentuk permukaan bumi yang sebelumnya telah dibentuk oleh tenaga endogen.
Tenaga eksogen bekerja di atas permukaan bumi, berupa pelapukan, erosi,
masswasting, dan sedimentasi.
5. Pengaruh gerak Epirogenitik negatif terhadap perubahan bentuk muka bumi:
Sebagaimana kita ketahui bahwa Epirogenitik negatif yaitu gerak naiknya daratan
sehingga kelihatannya permukaan air yang turun. Hal ini mengakibatkan beberapa
pulau mengalami kenaikan sehingga ketinggian daratannya bertambah.
Bertambahnya ketinggian suatu tempat akan mengakibatkan suhu udara di tempat
tersebut makin tinggi. Jenis tanaman yang tumbuh akan menyesuaikan dengan tinggi
tempat itu. Contoh: naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.
6. Perbedaan antara Antiklinal dan Sinklinal sebagai berikut:
Antiklinal adalah hasil proses pelipatan batuan berupa puncak lipatan atau
gelombang lipatan. Sedangkan Sinklinal adalah hasil proses pelipatan batuan berupa
lembah. Apabila terbentuk beberapa puncak lipatan disebut antiklinorium dan
beberapa lembah lipatan disebut sinklinorium.
7. Manfaat gunung api, di antaranya ialah:
a. Sebagai sumber energi, sebab sumber panas dari gunung berapi dapat dijadikan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB)
b. Sebagai sumber mineral dan bahan galian
c. Sebagai obyek wisata dan olahraga
d. Sebagai daerah pertanian yang subur
e. Sebagai daerah hujan orografis
f. Sebagai sumber plasma nuftah
8. Gempa bumi bisa memicu terjadinya Tsunami. Akan tetapi, tidak semua gempa
menyebabkan tsunami. Gempa bumi bisa memicu terjadinya Tsunami karena adanya
Gerakan vertikal pada kerak Bumi yang dapat mengakibatkan dasar laut naik atau
turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang ada di
atasnya. Pada akhirnya menyebabkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika
sampai di pantai akan menjadi gelombang besar yang disebut tsunami.
9. Tanah ialah benda fisik berdimensi tiga merupakan bagian paling atas dari bumi
yang terbentuk dari batuan yang mengalami pelapukan, mengandung sifat fisika,
kimia, dan biologi serta menjadi media tumbuh bagi tanaman.
10. Usaha untuk mempertahankan tingkat kesuburan tanah adalah dengan usaha
pengawetan atau konservasi. Cara pengawetan tanah secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu dengan metode vegetatif dan metode mekanik.
PENSKORAN
Uraian:
Skor jawaban lengkap dan benar = 10
Skor jawaban lengkap dan hampir benar = 5
Skor jawaban lengkap dan hasil salah = 2
Skor jawaban tidak lengkap dan hasil salah = 1
Skor maksimum = 10 x 10 = 100

Penilaian:
Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimum

9. PEMBELAJARAN REMEDIASI
Siswa mempelajari memberikan kelengkapan uraian
Siswa mempelajari uraian dari modul ajar kemudian menguraikan secara lisan:
- Gravitasi Bumi dengan Hukum Newton
- Dinamika Litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
- Hidrosfer
- Perubahan Iklim
- Medan Magnet
- Mitigasi Bencana

10. PEMBELAJARAN PENGAYAAN


Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan penggunaan Kebumian dan Antariksa.

11. GLOSARIUM
- Gravitasi Bumi dilambangkan dengan g, adalah percepatan total yang diberikan ke
benda yang bergerak di Bumi karena efek gabungan gravitasi (dari distribusi massa di
dalam Bumi) dan gaya sentrifugal (dari rotasi Bumi).
- Litosfer adalah kerak bumi terluar yang tersusun atas lempeng-lempeng tektonik yang
sangat sulit bergerak.
- Hidrosfer merupakan lapisan air yang ada di permukaan bumi.
- Iklim adalah rata-rata cuaca dimana cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu
saat di waktu tertentu.
- Perubahan iklim adalah perubahan signifikan pada iklim, suhu udara, dan curah hujan.
Hal ini disebabkan oleh naiknya temperatur bumi akibat dari peningkatan konsentrasi
gas rumah kaca pada atmosfer bumi.
- Magnet adalah benda yang memiliki kemampuan menarik benda–benda lain yang ada
di sekitarnya.
- Medan magnet merupakan medan gaya yang berada di sekitar benda magnetik atau di
sekitar benda konduktor berarus.
- Mitigasi diartikan sebagai serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko
bencana, baik lewat pembangunan fisik ataupun penyadaran serta peningkatan
kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana.
- Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

12. DAFTAR PUSTAKA


Achdiansyah, Yan Muhammad. 2017. Energi Terbarukan dan Dampaknya Terhadap
Lingkungan diakses 23 Juli 2021 https://icare-indonesia.org/energi-terbarukan-dan-
dampaknya-terhadap-lingkungan/
Andri, 2014. Macan-macam sumber energi terbarukan dan tak terbarukan, diakses 23 Juli
2021 https://benergi.com/macam- macam-sumber-energi-terbarukan-dan-tak-terbarukan/
Budiyanto, Joko. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas XII SMA/MA
Program Ilmu Pengetahuan. Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Foster Bob. 2003. Terpadu Fisika SMU Jilid 2B Semester 2. Bandung: Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun. 2018. Fisika untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Intan Pariwara.
Tjasyono, B. HK. 2006. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Bekerja Sama dengan Program Pascasarjana UPI.
BPBD. 2018. Mitigasi Bencana. Diakses 26 Agustus 2021 dari
https://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603.
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Gempabumi__Tsunami/Gempabumi.bmkg.

Anda mungkin juga menyukai