Anda di halaman 1dari 27

Jemaat Gki Solafide Mapurujaya

Klasis Mimika
Alamat : Jl. Poros Mapurujaya – Pomako; email: gkisolafidemapurujaya@gmail.com
Jemaat GKI Solafide Mapurujaya solafidemapurujaya Jemaat Gki Solafide Mapurujaya

MINGGU, 04 FEBRUARI 2024


KALENDER GEREJAWI : MINGGU BIASA
PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS 1:18-31, 2:1-5
TEMA : “YESUS KRISTUS HIKMAT ALLAH
MEMBENARKAN, MENGUDUSKAN DAN
MENEBUS DUNIA”

LATAR BELAKANG
Kita sudah memasuki bulan baru yang ke-2 dalam tahun 2024,
yaitu bulan Februari, kita sudah mencapai hari ke-35 tanggal 4
Februari, minggu pertama bulan Februari sebagai minggu ke-5
dalam tahun 2024. Tema “pemberdayaan” dengan fokus triwulan 1
(satu) adalah : “TUHAN Sumber Utama Pemberdayaan”. Kita
mendapatkan Firman Tuhan I Korintus 1:18-31, 2:1-5 yang akan
mengarahkan kita untuk mengutamakan Kristus, hikmat Allah di
dalam dunia, di tempat kita berkarya dalam pelayanan dan kerja,
khususnya di negeri Papua, 6 Provinsi, 12 Wilayah Sinode dalam
satu Sinode GKI. Seluruh rencana kerja (Renja) di dalam jemaat,
Klasis dan Sinode yang akan dilaksanakan sepanjang minggu
pertama Februari terus didoakan dengan berdasarkan pada Firman
Tuhan yang kita refleksikan pada minggu hari ini. Tinggal satu
minggu lagi akan berlaku masa kampanye, dan setelah itu pada
tanggal yang sudah ditentukan selepas dari masa kampanye
adalah hari pencoblosan. Marilah kita mendoakan agar
pelaksanaan masa kampanye terakhir pada minggu ini, dan masa
tenang nanti, terus kita jaga dan rawat daerah dan negara kita
dalam kondisi yang damai dan sejahtera.

PENJELASAN TEKS
Ayat 18 - 21 Pemberitaan Salib kekuatan Allah
Kata “kekuatan Allah” dari bahasa Yunani “dunamis Theou”
dunamis kasusnya adalah kata benda nominatif feminin tunggal
pada Allah “Theou” yang masculin genitif tunggal, artinya “kuasa
yang dari Allah”, sehingga pada ay (21) Rasul Paulus menegaskan
suatu pernyataan yang sangat tepat dan tuntas “oleh karena dunia
1
dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya (hikmat
dunia), maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang
percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil”. Uraian tentang “hikmat
Allah” atau “Sofia tou Theou”, kata Sofia atau hikmat dalam bahasa
Yunani kasusnya adalah kata benda datif feminin tunggal dari
Tuhan, maka “sofia tou Theou” adalah kebijaksanaan atau hikmat
Tuhan saja, artinya, pemberitaan Injil adalah “pemberitaan tentang
hikmat Tuhan” atau “pemberitaan tentang kuasa, kekuatan Tuhan”,
maka pernyataan Paulus tentang “kebodohan” dari kata “moria”
kasusnya kata benda nominatif tunggal feminin yang merujuk
kepada “kerugmatos” penyampaian pemberitaan Injil tentang kuasa
Tuhan atau hikmat Tuhan, maka kata kebodohan digunakan untuk
menunjukkan bahwa “hikmat dunia tidak mengenal hikmat Tuhan,
apabila menggunakan hikmat dunia, maka tetap sebatas hikmat
dunia”. Suatu permainan kata yang membutuhkan kesadaran
logika yang butuh pembaruan oleh kuasa Roh Kudus untuk
memahami makna dari kebenaran Injil sebagai hikmat Tuhan.

Ayat 22 - 26 Tanda, Hikmat dan Pemberitaan Kristus Yang


disalibkan
Rasul Paulus menemukan dua pengaruh karakter iman kultural,
yaitu memprofokasi kekristenan sebagai agama muda, atau
keyakinan baru yang masuk ke rana publik kultur Yunani-Romawi.
Dua pengaruh karakter iman kultural itu adalah : pertama : karakter
iman orang Yahudi yang menghendaki tanda. Dan kedua : karakter
iman orang Yunani yang mencari hikmat. Dan Rasul Paulus
menegaskan bahwa dalam keyakinan agama muda, yaitu
kekristenan yang baru muncul, kedua-duanya sudah menyatu dan
ada, sehingga kebutuhan iman dari dua kultur Yahudi dan Yunani
tidak perlu dicari lagi, tetapi ditemukan dan bahkan disatukan
dalam “pemberitaan Kristus yang disalibkan”. Pemberitaan Kristus
yang disalibkan dapat menjadi tanda. Dan tanda itu bukan saja
tentang “tanda kemesiasan Yahudi, tetapi tanda dari hadirnya
“Tuhan sebagai “Sang Ada”. Dan pemberitaan Kristus yang
disalibkan itu juga adalah hikmat Tuhan sehingga orang Yunani
dapat menemukan hikmat dari Sang Sumber Hikmat itu.

2
Sehingga Rasul Paulus menegaskan bahwa, siapapun dia untuk
mengerti atau mencapai pengertian tentang “pemberitaan salib
Kristus sebagai tanda dan hikmat Allah” maka ia “dipanggil Tuhan”,
kata dipanggil dalam ay (24) diambil dari kata Yunani “kaletois”
yang menerangkan perbedaan dari mereka yang tidak percaya
kepada pemberitaan Kristus yang disalibkan. Hanya mereka yang
dipanggil baik orang Yahudi maupun yang bukan orang Yahudi
akan mengerti bahwa “Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat
Allah”.

Ayat 27-31 Kristus Hikmat Allah yang membenarkan,


menguduskan dan Menebus Dunia
Paulus menemukan sejumlah “sindiran” yang diarahkan kepada
“pemberitaan tentang Kristus yang disalibkan”, dan Rasul Paulus
menterjemahkan semua sindiran itu dengan suatu sindiran balik
yang positif Terdapat (4) empat sindiran yang diubah dalam
semangat pemberitaan Injil yaitu: (1) yang bodoh bagi dunia di pilih
Allah untuk memalukan orang orang berhikmat : (2) yang lemah
bagi dunia, di pilih Allah untuk memalukan yang kuat: (3) yang : (4)
yang tidak berarti dipilih Allah pilih Allah untuk meniadakan yg
berarti. Sehingga, Paulus menyimpulkan manusia entah itu Yahudi.
Yunani atau siapapun jangan memegahkan diri dihadapan Allah.
karena Allah yang Rasul Paulus beritakan adalah “Allah yang telah
menjadi hikmat bagi kita”. Dia adalah “Yesus Kristus. Hanya Dialah
yang membenarkan, dan menguduskan dan menebus dunia”.
Sehingga manusia siapa pun di dalam dunia dapat bermegah di
dalam Tuhan Yesus Kristus yang sudah menebus. Itulah hikmat
Allah yang menjadi landasan pemberitaan Injil.

2:1-5 Injil Diberitakan Dengan Keyakinan Akan Kekuatan Roh


Supaya iman bergantung pada kekuatan Allah
Ada suatu kondisi. berkaitan dengan hubungan antara jemaat
Korintus dengan rasul Paulus, dan kondisi hubungan itu kita
temukan dari beberapa pernyataan Rasul Paulus, antara lain : aku
tidak datang dengan kata-kata yang indah (2:1): aku memutuskan
untuk tidak mengetahui apa-apa tentang kamu (ay 2) : aku datang
dalam kelemahan dan dengan takut dan gentar (ay 3): perkataan
dan pemberitaan tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang
3
meyakinkan (ay 4), maka Rasul Paulus dalam hubungan dengan
pemberitaan Injil atau kepentingan pemberitaan Injil menyerukan
kepada kita semua tentang pemberitaan Injil, yaitu “Injil diberitakan
dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman pendengar
tidak bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah
yang turut bekerja di dalam roh manusia.

PENERAPAN
Marilah kita yang sedang melaksanakan pelayanan rutin di dalam
jemaat, yaitu Penatua-Syamas yang tergabung dalam PHMJ dan
urusan-urusan kemajelisan, dan Badan Pelayan Unsur yang
terhubung dengan majelis Urusan Pelayanan dan Pembinaan
Jemaat (UP2J) agar memperhatikan teks yang berlaku bagi kita
dalam minggu ini:
Persekutuan Anak dan Remaja (PAR) : Marilah kita temukan
bahwa Yesus Kristus adalah hikmat dunia. Hikmat itu dapat
diajarkan, dan hal itu terjadi melalui Sekolah Minggu setiap kelas
dan tunas Anak dan Remaja.
Persekutuan Anggota Muda (PAM): Melalui persekutuan Pemuda
ibadahibadah yang digiatkan adalah ibadah yang didalamnya
persekutuan pemuda mengalami hidup yang terhubung dengan
Kristus, mengalami Kristus, itulah hikmat yang benar.
Persekutuan Wanita : persekutuan wanita yang dihidupkan oleh
semua ibu, merupakan suatu persekutuan yang terus melakukan
komunikasi melalui doa semua gumul pribadi, keluarga dan
persekutuan bersama Kristus. Ibu memilih menjalani persekutuan
bersama dengan Kristus itulah hikmat yang benar.
Persekutuan Kaum Bapa : kehidupan dan berkat ke dalam
keluarga datang dari atas, dari Tuhan, simbol berkat yang dari atas
di dalam dunia dan di dalam keluarga ada di dalam peran seorang
bapa. Bapa yang berhikmat adalah bapa yang hidup dalam
persekutuan dengan Tuhan dengan Kristus, inilah jalan yang benar
yang akan ditunjukkan Bapa kepada keluarga dan dunia. Amin.

DISKUSI UNTUK IBADAH PAM, PW DN PKB

Agama Kristen sebagai agama yang sangat muda pada abad


pertama, berhadapan dengan agama tertua Yahudi dan Filsafat
4
Yunani. Rasul Paulus mengkonfirmasi tentang agama Yahudi yang
mengutamakan “tanda” dan kebudayaan Yunani “pencari hikmat”.
Konfirmasi Paulus bahwa “pemberitaan salib” menggenapi dan
bahkan melampaui dari “tanda dan hikmat”, itulah inti
“pemberdayaan” dalam pemberitaan tentang salib Kristus.
Pemberdayaan dibutuhkan untuk kekeliruan sikap bila dilihat dari
segi “pemberitaan Salib Kristus”, kekeliruan itulah yang memiliki
nilai penting dari pemberdayaan dalam pemberitaan Injil, yaitu
:sikap Yahudi adalah “batu sandungan", dan sikap Yunani yang
mencari hikmat sebagai “kebodohan”.
Pertanyaan Penuntun Diskusi :
1) Diskusikanlah makna Tanda Salib dan Tanda Taurat misalnya
“sunat”
2) Diskusikanlah Yesus Kristus sebagai Kalam, Firman, Hikmat
Allah dengan hikmat yang dibangun dari filsafat manusia?

5
Jemaat Gki Solafide Mapurujaya
Klasis Mimika
Alamat : Jl. Poros Mapurujaya – Pomako; email: gkisolafidemapurujaya@gmail.com
Jemaat GKI Solafide Mapurujaya solafidemapurujaya Jemaat Gki Solafide Mapurujaya

SENIN, 05 FEBRUARI 2024


KALENDER GEREJAWI : HARI SYUKUR 169 HUT PI DI TANAH PAPUA
PEMBACAAN ALKITAB : KOLOSE1:1-14
TEMA : “PEMBERDAYAAN PAPUA UNTUK
PENGINJILAN BAGI DUNIA”

LATAR BELAKANG
Seluruh tanah Papua menaikkan syukur kepada Tuhan Yesus
Sang Firman yang telah menjadi manusia, inkarnasi. Firman itu
telah sampai kepada bangsa Papua. Inilah rahasia dari “Allah
sendiri memilih Papua, menyingkapkan diri. Nya bagi Papua,
mendatangi dan menjumpai Papua”. Sejarah perjumpaan Allah
dengan Papua dimulai pada hari ini, Senin, 5 Februari 1855 —
Senin, 5 Februari 2023. Tepat 169 tahun, atau 2.028 bulan, atau
8.788 hari Senin, atau 61.685 hari, bila tema “pemberdayaan” yang
dipilih untuk tahun 2024, maka tema itu sangat mewakili untuk
merefleksikan “Allah memberdayakan bangsa di tanah Papua
dengan Injil yang kekal melalui penginjilan”. Penginjilan yang
dilakukan atas suruhan Tuhan, dan yang mendatangi negeri kita
adalah Ottow dan Geissler. Dengan Injil mereka telah membuat
suatu “gerakan kesetaraan kemajuan dan peradaban”, secara
sederhana kita artikan “pembunuh dengan cara mengayau, perang
suku, hobatan, racun dan lainnya maka melalui Injil semua panah
dan parang dan hobatan dan racun sudah diletakkan, dan tidak
ada lagi permusuhan, kebencian tetapi hanya ada kasihilah
sesama-Mu manusia, Kasihilah Tuhan Allahmu, kasihilah
musuhmu”, inilah makna pemberdayaan itu. Bila dahulu kita
bertelanjang kaki, bertelanjang dada, atau bercawat, berkoteka,
maka sekarang suatu perubahan telah membuat seorang sudah
menggunakan sepatu, sudah mengenakan setelan Jas dan
berdasi, pemberdayaan Injil telah melahirkan Papua ke dalam
kesetaraan”. Pencapaian ini adalah kisah sukses dari Injil yang
membuka suatu sisi keterbatasan dan kekurangan, untuk kita
memasuki sisi lain perubahan yang menghebatkan. Teks Kolose
11-14 memberikan arah “pemberdayaan Allah kepada kita di tanah
6
Papua yang merayakan 169 Injil yang mengubahkan, Injil yang
berkemenangan”.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 - 4 “kami telah mendengar tentang imanmu”
Rasul Paulus menyebut jemaat orang percaya di Kolose dengan
Saudara-saudaraku yang kudus”. Maksudnya dalam surat ini Rasul
Paulus menyamakan

status Jemaat Kolose dengan Jemaat yang lain sebapah "umat


atau Jemaat Allah”, tampaknya, sebutan spesial Ini Paulus
utarakan saat Ia adalah di dalam penjara, dan ia mendengar dar
pendiri Jemaat Kolose yang memberikan informasi tentang
kehidupan Iman Jemaat Kolose, dan Rasul Paulus rumuskan
dengan dua hal. seperti yang ditulis pada ayat (4). yaitu : (1) kami
telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus : (2) kami
telah mendengar tentang kasihmu terhadap semua orang kudus.
Bila kita membawa teks ini dalam konteks tema utama
“pemberdayaan” yang dikampanyekan oleh GKI di tanah Papua,
maka Jemaat Kolose, mencerminkan suatu “keberhasilan
pemberdayaan dari seorang pelayan Jemaat Kolose sampai
kepada dua hal yang Rasul Paulus rumuskan atau simpulkan tadi",
tetapi selain Itu, seluruh pencapai jemaat Kolose menjadi satu
keteladanan Kristiani mula-mula yang patut diberikan apresiasi dari
para Rasul Tuhan Yesus Kristus yang terus memberitakan Injil.
Sehingga. respons Rasul Paulus telah berdampak kepada hadirnya
satu surat yang hari ini menjadi begitu penting untuk kita terus
membacanya dalam konteks inspirasi dari kuasa Roh Kudus,
menjadi salah satu dari Kitab Suci Perjanjian Baru.

Ayat 5 - 6 Pengharapan lahir dari Mendengar Pemberitaan Injil


dan mengenal kasih karunia Allah yang benar
Rasul Paulus menyimpulkan bahwa jemaat Kolose memiliki
“pengharapan”. Pengharapan itu hadir karena jemaat “dengar
Firman Kebenaran", Firman Kebenaran itu adalah “Injil”. Injil itulah
pengharapan Jemaat Kolose. Hadirnya suatu jemaat seperti
Jemaat di Korintus, Jemaat di Filipi, Jemaat di Galatia, Jemaat di
Roma dan lainnya, semua jemaat itu memiliki “pengharapan yang
7
sama seperti jemaat di Kolose, yaitu mempunyai pengharapan
karena Injil. Semua jemaat-jemaat itu Paulus menyimpulkan
hadirnya karena “Injil itu berbuah dan berkembang di Seluruh
dunia" (ay 6b). karena itu Paulus pada ay (6c) menyatakan sama
seperti jemaat-jemaat lain mendengar tentang pengharapan Injil
itu, Jemaat Kolose itu mendengarnya, sama seperti jemaat-jemaat
lain di seluruh dunia mengenal kasih karunia Allah yang
sebenarnya di dalam Kristus Yesus yang dengannya Injil itu
diberitakan, demikian juga Jemaat Kolose sudah mengenal kasih
karunia Itu. Sehingga. kedudukan jemaat Kolose menjadi bagian
yang sama dengan jemaat jemaat lain di seluruh dunia, setidaknya
untuk zaman Gereja abad pertama.
Teks ini menginspirasi kita untuk 169 tahun Pekabaran Injil di
Tanah Papua, seperti jemaat Kolose yang disamakan dengan
jemaat-jemaat di seluruh dunia pada masa itu, maka GKI di Tanah
Papua setelah 169 tahun ini, sekali lagi bangkit dan menggumuli
dan menata suatu misi Pekabaran injil yang dikobarkan dari dalam
bersama jemaat-jemaat, bangkit dan eksis dari ufuk Timur
Indonesia, Papua, Injil sekali lagi dikobarkan, didorong oleh
kekuatan dan kuasa Allah Roh Kudus, sehingga GKI dan semua
gereja-gereja di Tanah Papua bersatu-padu, berkomitmen untuk
memberitakan Injil keluar Papua, yaitu kepada bangsa-bangsa.

Ayat 7-12 “kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu”


Pada teks ayat (7) Rasul Paulus dalam penjara ia dikunjungi oleh
seorang pelayan jemaat dari Kolose, namanya Rasul Paulus
menyebut pada ayat (7) ini, yaitu Epafras. “Semuanya itu telah
kamu ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang kami kasihi, yang
bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia.” Dari seluruh
pencapaian Jemaat Kolose yang digambarkan oleh Rasul Paulus
pada pasal (1) ini, rupanya Paulus mendengarnya dari Epafras,
suatu kinerja pelayanan yang membangkitkan Jemaat Kolose
memiliki karakter iman kepada Kristus dan karakter kasih kepada
semua orang kudus, diletakkan oleh pendiri jemaat Kolose, yaitu
Epafras. Sehingga pada ayat (8) Rasul Paulus mengalami karakter
Epafras sebagai karakter Jemaat Kolose dengan menuliskan satu
kalimat yang penuh energi dan kuasa “dialah yang telah
menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh” (ay 8), kata
8
“kasihmu dalam Roh” dari kata “agape en pneumati” yaitu hanya
satu kasih saja, yaitu kasih yang datang dari Roh yang berasal dari
Tuhan yang dengannya membimbing pemberitaan Injil terus
dikerjakan.
Refleksi yang kritis untuk mengkritisi kondisi karakter pelayan
Jemaat dari 2030-an atau lebih Jemaat GKI di Tanah Papua,
bahkan jemaat-jemaat dari Gereja-Gereja yang ada di tanah
Papua, apakah “karakter Epafras seperti yang disimpulkan oleh
Rasul Paulus telah menjadi bagian dari karakter pelayan Jemaat,
Gembala Sidang, Pastor, pada saat ini?” bila ada hal yang
membuat perlu kita berbenah, maka marilah kita berbenah. Roh
Kudus Allah menuntun kita dan mengasihi kita untuk berbenah,
Roh Kudus yang sama, pada gereja abad pertama membangun
Jemaat Kolose akan memampukan generasi kita untuk bangkit dan
memberitakan Injil-Nya dengan Syukur dan sukacita.
Atas pencapaian Kolose, Paulus tergerak dari penjara mendoakan
Jemaat Kolose, dan meminta 5 (lima) hal dalam doanya kepada
Tuhan, seperti yang ditulisnya dari ayat (9-12), kelima hal
dimaksud, ditulisnya demikian : sebab itu sejak kami
mendengarnya kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu, kami
meminta :
(1) supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang
benar,
(2) mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna sehingga
hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya
dalam segala hal
(3) kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan
bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,
(4) dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-
Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan
sabar,
(5) dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang
melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang
ditentukan untuk orangorang kudus di dalam kerajaan
terang.

Refleksi ini penting dan mendasar bagi kita semua, yaitu mantan
pemimpin Gereja, baik di aras Jemaat, Klasis dan Sinode, baik ada
9
di GKI maupun yang berada pada Gereja-Gereja non GKI, apakah
kita mendampingi semua pelayanan dan pencapaian Gereja
dewasa ini dengan doa, seperti yang dilakukan Rasul Paulus dari
dalam penjara, saat ia mendengar tentang pencapaian
persekutuan Jemaat Kolose, jemaat yang bukan dibangun olehnya,
tetapi kerinduannya dan cintanya menaklukkannya untuk berlutut
dan berdoa, suatu doa yang penuh kuasa dan Roh Kudus Allah
tertuju kepada Tuhan untuk mengaruniakan 5 hal yang ia doakan
bagi Jemaat Kolose.
Marilah kita mengubah pola berpikir kita, dengan pola yang sama
dengan Paulus, yaitu mendoakan semua pelayanan Gereja dalam
kelemahan dan kekuatan, dalam keterbatasan dan kelebihannya.

Ayat 13-14 Penebusan dan Pengampunan Dosa Di Dalam


Kristus
Gagasan Rasul Paulus yang tadinya memberikan pujian dan doa
yang fokus ke Jemaat Kolose, pada ayat (13-14) fokusnya
ditingkatkan menjadi standar pengertian iman bagi jemaat-jemaat
Kristiani yang membaca tulisan surat ini.
Dua karya Allah yang Kristus atau Anak-Nya kerjakan adalah :
pertama, dahulu tanpa Kristus kuasa kegelapan yang
mencengkeram kita, sekarang Kristus dan kuasanya telah
melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke
dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih. Kerajaan Sorga, Kedua,
saat ini dan kekal, kita sudah memiliki penebusan, yaitu
pengampunan dosa yang dikerjakan oleh Kristus Yesus. Sehingga,
Jemaat Kolose memiliki tempat yang sama dengan semua jemaat
lainnya, yang mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Penebus, memperoleh pengampunan dari Allah dari keadaan
masa lalu yang gelap. Allah sendiri yang berkarya, mengasihi da
mengampuni kita i dalam Yesus Kristus.

PENERAPAN
Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose mempunyai implikasi
kentekstual dengan 169 tahun PI di Tanah Papua, yang dituntut
bagi kita hari ini adalah :
(1) Semua suku bangsa yang mendiami tanah Papua, baik
yang Kristiani dan non-Kristiani, mendasrkan pada ajaran
10
Tuhan Yesus Kristus maka kit amenghormati sebagai
“sesama yang layak mendapatkan kasih Kristus”, sesama
yang mendapatkan kasih Kristus adalah “saudara di dala
Tuhan Yesus”.
(2) GKI di tanah Papua sebagai ibu bagi semua denominasi
gereja, wajib mengayomi dan mengajak untuk “hidup
sebagai persaudaraan yang rukun” dan “hidup saling
mendoakan”.
(3) Semua orang peradya di Tanah Papua berkomitmen untuk
“menyiarkan pengharapan di dalam Kristus yang sudah
menyelamatkan kita” diwartakan ke seluruh dunia. Kita
berhenti dengan “suatu kelkuan mencari orang percaya
menjadi anggota gereja”, kelakuan yan gdemikian bukan
kehendak Tuhan, karena tidak ada pertobatan di dalamnya.
Sorga tidak bersukacita karena hal yang demikian.
(4) Marilah kita seluruh denominasi gereja, bergandeng tangan,
bersama-sama mengarahkan Papua untuk kemuliaan nama
Tuhan. Sudah lama kita berjlan sendiri-sendiri. Dan saatnya
sudah tiba, dan sekarang, kita wajib bergandeng tangan
bersma Tuhan Yesus Kristus menuju Papua yang penuh
“kasih persaudaraan yang rukun”. Amin

11
Jemaat Gki Solafide Mapurujaya
Klasis Mimika
Alamat : Jl. Poros Mapurujaya – Pomako; email: gkisolafidemapurujaya@gmail.com
Jemaat GKI Solafide Mapurujaya solafidemapurujaya Jemaat Gki Solafide Mapurujaya

MINGGU, 11 FEBRUARI 2024


KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA I - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : AYUB 10:1-22
TEMA : “PEMBERDAYAAN TUHAN DI DALAM
PENDERITAAN AYUB”

LATAR BELAKANG
Marilah kita menyatakan syukur atas perayaan 169 tahun Injil di
Tanah Papua yang sudah kita rayakan dalam minggu berjalan
yang lalu. Saat ini kita sudah mencapai hari ke-42, minggu ke-6
dalam bulan ke-2 Februari tahun 2024, kita memasuki dan mulai
minggu kesengsaraan yang pertama. Tema “pemberdayaan” terus
konsisten kita pegang dengan fokus triwulan I (satu) adalah :
“TUHAN Sumber Utama Pemberdayaan”. Firman Tuhan yang
menjadi dasar untuk merefleksikan fokus triwulan I adalah Ayub 10
: 1 - 22, bagaimana Ayub dalam penderitaan, dan melalui
penderitaan itu Allah memberdayakan Ayub, sesuatu yang mustahil
dan tidak mudah bagi kita semuanya. Kita akan terus melakukan
pelayanan dalam minggu berjalan dengan memperhatikan
dokumen kerja yang sudah kita hasilkan bersama, yaitu Rencana
Kerja” (Renja) di dalam Jemaat, Klasis dan Sinode, teks Firman
Tuhan akan terus menggarami tugas dan kerja kita.
Hari ini sebagai warga negara kita diingatkan bahwa masa
kampanye sudah lewat, dan gong minggu tenang sudah
dibunyikan, marilah kita doakan, dan syukur untuk suatu proses
kampanye yang cukup lama, dan kita diberikan waktu tenang,
supaya kita boleh berpikir dengan tenang untuk memilih perwakilan
kita yang akan menjadi pejabat di daerah dan juga di dalam
negara.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 - 8 Ayub Membuat Tuduhan bahwa Allah berperkara
dengannya
Pada ayat 1-2 Ayub menuduh Allah berperkara karena penderitaan
yang Ayub alami lama dan seolah tak kunjung berakhir, sehingga
12
tergambar tiga kondisi kejiwaan Ayub seperti yang tergambar pada
ay (1), yaitu : (1) “aku bosan hidup, (2) aku hendak melampiaskan
keluhan, (3) aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwa.
Barangkali, kondisi seperti yang disampaikan Ayub, sebagiannya
terjadi atau dialami oleh kita, meskipun dengan beragam
pengalaman dan respons kita.

Ayat 3 - 8 isi perkara itu


Keseluruhan bagian dari ayat 3-8 memuncak pada pernyataan
Ayub tentang : Ayub mengakui bahwa Allah tahu Ayub tidak
bersalah dan hanya Allah yang memberikan kelepasan dari dosa
(ay 7). meskipun Ayub mempertanyakan tentang penderitaannya
seolah Allah tidak berpihak kepada Ayub, pernyataan Ayub pada
ay (3) Apakah untungnya penindasan, dan mendukung rancangan
orang fasik : atau Ayub mempertanyakan Penglihatan Allah,
apakah sama dengan penglihatan manusia? (ay 4) atau Ayub
mempertanyakan hari-hari Allah seperti hari-hari manusia? (ay 5) :
Kemudian pada ay (8) gugatan Ayub tentang Allah yang
membentuk dan membuat Ayub tetapi berpaling dan
membinasakannya.

Ayat 9 - 12 Ayub Dalam Kisah Penciptaan Tuhan


Kekaguman tentang penciptaan manusia, Ayub dikisahkan dari
kondisi masa-masa penderitaannya, sebagai refleksi atas diri Ayub
yang diperlakukan Allah dalam melewati masa penderitaan. Dari
semua itu, Ayub simpulkan bahwa dalam penderitaan tetapi ia
masih hidup, dan hidup itu Ayub artikan sebagai “kasih karunia
Allah baginya” dan dalam kasih karunia itu Allah memelihara dan
menjaganya.

Ayat 13-17 Ayub menunjuk apa saja yang Allah sembunyikan


darinya
Menurut Ayub, 3 (tiga) hal ini yang menjadi maksud yang Allah
sembunyikan baginya, yaitu : (1) kalau Ayub berbuat dosa, (2)
kalau Ayub bersalah, (3) kalau Ayub mengangkat kepala. Pada ay
(17), menurut Ayub terdapat 3 hal yang dihadapi oleh seorang
pendosa dalam diproses Tuhan, Ayub gambarkan demikian :
“Engkau ajukan saksi-saksi baru terhadap aku, Engkau
13
memperbesar kegeraman-Mu terhadap aku, pasukan-pasukan
baru bahkan bala tentara-Mu melawan aku.

Ayat 18 - 22 Ayub Mempersoalkan hari kelahirannya


Dalam masa-masa penderitaan Ayub, suatu permintaan yang Ayub
ajukan pada ay (20) “Bukankah hari-hari umur-ku hanya sedikit?
Biarkanlah aku, supaya aku dapat bergembira sejenak,”
permintaan Ayub adalah sebuah harapan tentang “masa depan”
yang Ayub harapkan akan peroleh, dipulihkan, menjalani hidup
seperti sediakala, setelah itu umur yang sedikit itu buru-buru
berakhir, dan ia tiada lagi. Itu semua mempunyai makna yang
sama dengan kesempatan sewaktu hidup dalam kandungan ibu,
hidup terlahir atau diluar kandungan ibu dan setelah itu melayang
lenyap. Rupanya Ayub meyakini bahwa ada dunia orang mati yang
ia namakan “suatu negeri dimana cahaya terang serupa dengan
kegelapan”.

PENERAPAN
Kita diingatkan oleh kisah Nabi Ayub, bahwa misteri pemberdayaan
Allah bagi Nabi Ayub juga tampak, sekalipun kondisi Nabi Ayub
sedang mengalami masa penderitaan. Dalam kondisi seperti itulah
pemberdayaan Tuhan berlangsung bagi Nabi Ayub. Mungkin
diantara kita sebagian pasti kuat dan teguh untuk hadapi
penderitaan seperti Nabi Ayub, dan mungkin ada diantara kita yang
tidak cukup kuat untuk hadapi penderitaan. Dalam dua kondisi
tarik-menarik seperti itu, bagaimana kita, setelah mendengarkan
teks Ayub 10:1-22 ini berbicara kepada kita. :
(1) Bila dalam penderitaan Nabi Ayub mengeluh, sikap demikian
juga ada pada kita. Bukankah Tuhan mengetahui itu, ayub
mengakui bahwa Tuhan mengetahuinya, karena itu ia tidak
undur sekalipun penderitaan merenggutnya:
(2) Seperti Ayub mengakui ia bersalah dan berdosa, demikian
juga kita, wajib menyadari bahwa Tuhan itu kudus, dan kita
fana dan hidup dalam karunia-Nya di bumi :
(3) Seperti Ayub mengakui misteri penciptaan dirinya, demikian
juga kita memaknai bahwa kejadian kita itu dahsyat, hanya
Tuhan yang tahu proses kejadian kita :

14
(4) Seperti Ayub memiliki kesempatan untuk menggumuli hidup
yang dihadapinya, marilah kita juga siap menghadapi
apapun tantangan hidup kita. Amin.

15
Jemaat Gki Solafide Mapurujaya
Klasis Mimika
Alamat : Jl. Poros Mapurujaya – Pomako; email: gkisolafidemapurujaya@gmail.com
Jemaat GKI Solafide Mapurujaya solafidemapurujaya Jemaat Gki Solafide Mapurujaya

MINGGU, 18 FEBRUARI 2024


KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA II - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : AYUB 29:1-25
TEMA : “KEBERPIHAKKAN PADA YANG LEMAH
BERDAMPAK MEMPERSATUKAN”

LATAR BELAKANG
Tidak kita sadari bahwa hari ini kita sudah memasuki hari ke-49,
minggu ke-7 dalam bulan ke-2 Februari tahun 2024, minggu
sengsara ke-2. Kita konsisten dengan tema “pemberdayaan”
dengan fokus triwulan I (satu) adalah : “TUHAN Sumber Utama
Pemberdayaan”. Bagi kita Firman Tuhan dari Ayub 29 : 1 - 25
memberikan dasar untuk terus memasyurkan Tuhan karena
“keakraban persekutuan yang terbangun”, persekutuan itu terjadi
karena yang lemah dikuatkan, yang duka dihiburkan, yang
menderita diberikan pengharapan. Pelayanan pemberdayaan akan
tampak karena di dalamnya turut mengangkat dan menumbuhkan
yang lemah dengan energi baru yang datangnya dari Tuhan.
Demikian juga dalam seluruh rumusan kegiatan pada Renja di
Jemaat, Klasis dan Sinode akan terus giat menggumuli masalah
sosial yang tak kunjung sirna.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 - 6 : Kesaksian Kekariban Ayub dengan Allah di masa
lalu sebelum penderitaan
Ayub ingat akan masa lalu sebelum penderitaan, ia simpulkan
“betapa Allah bergaul karib dengan aku di dalam kemahku” (ay 4),
disana ia merasakan dekatnya perlindungan Allah baginya dari hari
ke hari, bulan ke bulan. Ayub merasakan bahwa hanya ada terang
Allah seperti pelita yang bersinar yang menuntunnya berjalan di
tempat yang gelap. Indahnya saat Elshadai yang menyertai
sekeliling rumah, keluarga dan saat-saat bersama anak-anak yang
hari ini sudah tidak lagi ia rasakan kebersamaan itu, dalam
penderitaan dan kesendirian sepi tanpa anak-anak. Ayub
simbolkan kemakmurannya seperti “langkah-langkahku
16
bermandikan dadih dan gunung batu mengalirkan sungai minyak”.
Dadih adalah bahan makanan atau sesuatu yang dapat dimakan
dengan madu (Yes 7:15, Hakim-Hakim 5:25), dadih diolah dengan
susu (Kej 18:8). Betapa kayanya masa lalu Ayub dari kesaksian
pribadinya yang ia gambarkan pada ay (6).

Ayat 7 - 16 Ayub, Kejayanan dan Pelayanan


Tokoh Ayub memainkan peran pemersatu yang handal, pemersatu
yang ia perlihatkan justru dengan sentuhan pelayanan dan
keberpihakan kepada yang tertinggal dan yang benar-benar
memerlukan sentuhan kasih dan pertolongan. Ayub
memperlihatkannya dalam semua kisah yang ia ungkapkan pada
bagian ini seperti terlihat : “aku menyelamatkan orang sengsara
yang berteriak minta tolong” (ay 12), “aku mendapat ungkapan
berkat dari orang yang nyaris binasa” (ay 13), “aku menjadi mata
bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh” ay (15), “aku menjadi
bapa bagi orang miskin” ay (16). dari sini dapat dibayangkan
gerakan persatuan menjadi satu kekuatan yang lahir dari sentuhan
dan pelayanan yang dikedepankan Ayub.
Sisi lain yang perlu mendapatkan aplikasi yaitu : Ayub yang kaya
tidak tinggal dalam kemakmuran dan menginjak-injak yang miskin.
Potret kepemimpinan kita di masa yang terbuka saat ini telah
mendorong status sosial dan kemapanan materi dan karakter
hedonis telah berdampak bagi, hilangnya kepekaan dan nilai
kemanusiaan terhadap yang lemah, yang papa dan yang miskin.
Teks ini mendorong dan membuka mata batin-hati kita, agar khilaf
dan berbalik untuk peka terhadap lingkungan papah dan bangkit
melakukan “tindakan diakonat” yang lahir dari “kasih kepada Allah
dan kasih kepada sesama.

Ayat 17-22 Ayub dan Kebijaksanaan


Ayub memperlihatkan sisi lain dari masa lalunya, profil dirinya
sebagai pribadi yang berhikmat dan bijaksana. la membela
keadilan dan meremukkan pelaku ketidakadilan dan curang (ay
17), tetapi pada ay (18), Ayub menyajikan suatu refleksi atas
hidupnya yang akan ia peroleh dimasa depan setelah
penderitaannya, ia bangun dengan satu kerangka berpikir yang
lahir dari tradisi “kehidupan kembali burung Feniks. Kerangkanya
17
adalah : “pikiran Ayub, Sarang dan burung Feniks” (ay 18), burung
Feniks akan membuat tumpukan rempah di sarangnya saat
kematiannya, tetapi dengan kekuatan rempah itu burung Feniks
mendapatkan kehidupan kembali, barangkali tradisi berpikir seperti
ini yang ada dalam kerangka berpikir Ayub, untuk menunjukkan
masa penderitaan seperti tidur dalam rempah semua kebaikannya
dahulu, itu adalah kebijaksanaan manusiawi, dari sana lahirkan
energi baru untuk kembali ke kehidupan yang terpulihkan dari
penderitaan. Rupanya Ayub adalah penasihat yang baik, dan orang
kebanyakan mendengarkan nasihatnya.

Ayat 23 - 25 Ayub Pemimpin seperti raja menampilkan wajah


penuh senyum kepada rakyatnya
Ayub menggambarkan bagaimana kehadirannya bagi sesamanya.
Ada dua metafora dari Ayub, Ia kisahkan metafora itu untuk
menerangkan keindahan perhatian dan pelayanannya menjawab
kebutuhan setiap orang di masanya : metafora pertama (ay 23)
datang dari konteks orang di padang gurun pasir, mereka
membutuhkan air yang tidak mereka beli, tetapi mereka peroleh
gratis, yaitu dengan menantikan hujan turun, saat hujan turun
mereka menadahkan air dengan mulut mereka. Suatu metafora
kepemimpinan, Seorang pemimpin kehadirannya adalah hadirkan
jawaban atas kebutuhan atau yang diperlukan orang, sama seperti
orang tanpa air dan tiba-tiba ada air hujan yang turun gratis.
Metafora kedua (ay 24) Pemimpin yang hadirkan raut wajahnya
dengan senyum harapan kepada rakyatnya. Maka rakyat menjadi
rakyat yang dibebaskan dari muka suram tanpa harapan.

PENERAPAN
Kita dapat merasakan penghiburan yang diperoleh Nabi Ayub di
masa penderitaannya, yaitu, dengan cara ia sendiri menceritakan
kembali tentang masa-masa kejayaannya, masa dimana ia menjadi
pribadi yang bijaksana ditengah-tengah umat. Mungkin kita juga
demikian dalam hal tertentu kita muncul sebagai pribadi yang
bijaksana. Nabi Ayub menemukan harapan untuk sembuh total
seperti pada pengalaman hidup dari alam burung Feniks, bahwa
saat menderita akan segera berakhir dan saat pemulihan segera
datang. Kita juga seringkali ada dalam kondisi membutuhkan
18
pertolongan orang lain, tetapi saat kita pulih kembali, mungkin kita
menjadi alat untuk menolong bagi yang lain. Amin.

19
Jemaat Gki Solafide Mapurujaya
Klasis Mimika
Alamat : Jl. Poros Mapurujaya – Pomako; email: gkisolafidemapurujaya@gmail.com
Jemaat GKI Solafide Mapurujaya solafidemapurujaya Jemaat Gki Solafide Mapurujaya

MINGGU, 25 FEBRUARI 2024


KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA III - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 17 : 20 - 37
TEMA : “KERAJAAN ALLAH DIMULAI BERSAMA
YESUS KRISTUS”

LATAR BELAKANG
Kita sudah mencapai hari ini adalah hari ke-56, minggu ke-8 dalam
bulan ke-2 Februari tahun 2024, minggu sengsara ke-3. Ini adalah
minggu terakhir dari 4 Minggu dalam bulan Februari. Kita terus
diarahkan kepada tema “pemberdayaan” dengan fokus triwulan I
(satu) adalah : “TUHAN Sumber Utama Pemberdayaan”. Firman
Tuhan yang mendatangi kita untuk merefleksikan makna
pemberdayaan dan juga menggumuli semua karya kita sepanjang
minggu ini, dari Lukas 17 : 20 - 37, dalam situasi minggu sengsara
ke-3, kita dipandu untuk memaknai “Kerajaan Allah” yang Yesus
ajarkan. Memang GKI di Tanah Papua sudah mencantumkan visi-
misi teologi yang menjadi bagian dari “refleksi GKI atas intisari
pengajaran Yesus kekinian secara marturia, koinonia dan diakonia
dan ke masa depan sebagai pengharapan iman.
Karena itu rumusan kegiatan dalam “renja jemaat, Klasis dan
Sinode” selalu mencerminkan nilai dan nuansa yang khas dari tri
panggilan gereja dimaksud, sebagai refleksi atas Kerajaan Allah
dalam seluruh penata-layanan manusia dan gereja di bumi.

PENJELASAN TEKS
Ayat 20 - 21 Kerajaan Allah Ajaran Yesus
Kita diarahkan pada minggu sengsara ke-3 untuk menjumpai salah
satu tema yang Yesus ajarkan berkaitan dengan tema “Kerajaan
Allah”. Orang dari kaum Farisi mempertanyakan tentang “apabila
Kerajaan Allah akan datang”. Persepsi Yudaisme yang menganut
paham “monarkhi kultural”, hendak memposisikan lokus
pengajaran Yesus tentang Kerajaan Allah adalah Kerajaan Allah
yang bersifat politis dan rohani dalam konteks gerakan keagamaan
Yudaisme yang dianut bangsa Israel, alasan ini mendasar karena
20
Israel pernah mencapai masa jayanya “monarkhi” yaitu pada masa
Israel Raya Raja Daud dan Salomo. Tetapi Yesus memberikan
jawaban yang berbeda dari harapan politis kaum Farisi. Yesus
memberitahukan bahwa “Kehadiran Kerajaan Allah di dunia identik
dengan kehadiran Yesus. “sebab sesungguhnya Kerajaan Allah
ada diantara kamu" (ay 21). Pernyataan Yesus ini, sama dengan
pertanyaan Yohanes pembaptis dan jawaban Yesus kepada murid-
muridnya dalam Luk 7:18-23 Yohanes pembaptis : “Engkaukah
yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang
lain?” (7:18), jawab Yesus : “Dan Yesus menjawab mereka:
"Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat
dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan,
orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati
dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik”
(7:22). Untuk masa depan “masa kedatangan Kerajaan Allah”
Yesus menjelaskan suatu situasi kedatangan itu, yaitu “Kerajaan
Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah”. Artinya Kerajaan Allah
bukan tentang suatu Kerajaan bagi Israel tetapi Kerajaan Allah
adalah suatu kerajaan semesta yang meliputi langit dan bumi.
Tuhan adalah Juru selamat dunia. Tuhan adalah Pencipta langit,
bumi dan isinya. Dialah yang berkuasa atas “hadirnya“ langit baru
dan bumi baru.

Ayat 22 - 32 Yesus Mengajarkan Hal Tentang Kerajaan Allah


kepada murid-murid-Nya
Beberapa kondisi yang digambarkan oleh Yesus tentang
kedatangan Kerajaan Allah, antara lain dengan mengkolaborasi,
menggabungkan antara zaman Yesus sebagai kedatangan Anak
Allah, dan zaman yang akan datang : (1) Anak Manusia ingin
melihat tetapi tidak melihat Dia, sehingga bermunculan “penyesat”
(ay 22-23): (2) tanda kedatangan Anak Manusia terjadi dengan
bumi diliputi kedahsyatan tanda awal kedatangan di alam semesta
tidak seperti biasanya, apabila yang biasanya, kilat memancar
hanya dalam lokasi tertentu, tetapi dalam ajaran Yesus tentang
Kerajaan Allah Yesus menyajikan suatu informasi tentang Allah
Pencipta alam semesta menggerakkan semesta ciptaan-Nya untuk
menampakkan tanda kedatangan-Nya... kilat yang memancar dari
ujung langit yang satu ke ujung langit lainnya (ay 24): (3) untuk
21
konteks zaman karya Yesus di bumi : Yesus gambarkan tentang
“menanggung penderitaan, ditolak oleh angkatan ini (ay 25) : (4)
bumi memasuki kondisi zaman Nuh terulang (ay 26-27) : (5) bumi
memasuki zaman Lot terulang (ay 28-32).

Ayat 33 - 37 Pengajaran Yesus tentang Rapture-Pengangkatan


Manusia
Suatu pengajaran yang secara tematik jarang dikhotbahkan,
adalah tentang “rapture” atau “pengangkatan manusia pada saat
menjelang kedatangan Kerajaan Allah. Tema “pengangkatan”
menjadi bagian yang mendapatkan porsi pengajaran dari Yesus
saat la mengajarkan tentang tema Kerajaan Allah atau masa depan
manusia dan Kerajaan Allah. Yesus memberikan keterangan
pengangkatan dengan beberapa kata teknis" seperti : “yang
seorang akan di bawa” (ay 34, 35, 36): “dibawa dan ditinggalkan”
(ay 35) : pengajaran ini datang dari Yesus Kristus. artinya
kepastian iman kepada Yesus adalah final. di dalam Yesus Allah
mengerjakan masa kini dan masa depan hidup manusia di bumi di
dalam satu tema kosmik baru yaitu “Kerajaan Allah”

PENERAPAN
Kualitas hidup rohani dan jasmani manusia di dalam dunia sedang
bergerak ke tujuan akhir yang ditentukan oleh Sang Pencipta. Akhir
yang mendapatkan perhatian disini adalah suatu “kondisi
mengalami hidup bersama sang Khalik”.
Kerajaan Allah, demikianlah yang Yesus ajarkan kepada para
murid sebagai pengajaran bagi dunia. Bagaimana tanda Kerajaan
Allah hadir di kekinian kita, kita menemukan beberapa isi dalam
pengajaran Yesus :
(1) Koinonia : bila Yesus sebagai mempelai laki-laki dan gereja
atau persekutuan sebagai mempelai perempuan, atau satu
pribadi sebagai “bait Roh Kudus Allah” maka kita sudah
mendandani diri, artinya kita siap untuk dijemput oleh Kristus
mempelai laki-laki. Bagaimana dandanan hidup doa kita
saat ini, bagaimana dandanan bertutur kita, bagaimana
dandanan perilaku hidup sehari kita. Semuanya sudah
22
mencerminkan suatu dandanan yang siap disambut
mempelai Kristus?
(2) Marturia : masa depan dunia adalah masa depan
penjangkauan manusia kepada Kristus, bagaimana kita
mendandani misi penjangkauan yang menerangi hidup kita,
akan menjadi berkat yang memancar dan menjangkau yang
lain. Cahaya itu adalah cahaya “terang Injil Tuhan Yesus
Kristus bagi seluruh makhluk di dalam dunia”.
(3) Diakonia : hari ini sentuhan bagi yang sakit, duka, miskin,
tertindas, kaya, yatim-piatu, janda-duda, keluarga utuh,
mendapatkan kualitas sentuhan seperti yang dikehendaki
Tuhan, ataukah masih formalitas dan atau melakukan
karena sedang melaksanakan tugas rutin semata.
Banyak hal kita “berbenah” karena kesiapan kita ditentukan oleh
sudah sesiap apa kita setelah berbenah, siap menyambut sang
mempelai laki-laki, Tuhan Yesus Kristus. Amin.

DISKUSI UNTUK IBADAH PAM, PW DAN PKB

Mari kita memperhatikan beberapa era yang segera dunia masuki


dalam kaitan dengan “kedatangan Kerajaan Allah” dalam
pengajaran Yesus yang muncul pada bahagian ini, antara lain :
pertama, era penggenapan “kekinian Kerajaan Allah” dimulai pada
waktu Yesus sudah ada di dalam dunia dari 4 (20-21,25): kedua,
era munculnya penyesat dan anak manusia hoaks ay (22 23),
ketiga, era kejahatan manusia berulang “kejahatan manusia
zaman Nuh dan Sodom-Gomora” ay (26-29), ke-empat, era
pengangkatan (30-36: kelima, dunia mengalami kondisi tanpa
Tuhan ay (37), dalam kelima era kita menemukan nilai
“pemberdayaan Tuhan” bagi dunia terkait dengan kehadiran
Kerajaan Allah yang berpusat kepada Anak manusia atau Tuhan
Yesus Kristus.
Dua pertanyaan untuk diskusi :
23
(1) Dewasa ini apakah ada kondisi tentang munculnya “anak
manusia hoaks" ay (22-23), Yesus mengatakan dengan
tegas “jangan kamu pergi kesitu, jangan kamu ikut”. Bila
kondisi “anak manusia hoaks” hadir di sekeliling kita melalui
medsos, dan lainnya, bagaimana sikap iman kita untuk
merespons dan mengelola berita tentang “anak manusia
hoaks"?
(2) Apakah disekitar kita sudah bermunculan kondisi kejahatan
berulang seperti zaman Nuh, Sodom dan Gomora (ay 26-
29). bolehkan diskusikan cirinya, misalnya : pornografi, sex
bebas, LGBT, KDRT, dan lain-lain, dan hubungkan dengan
“ciri permulaan zaman dunia kehilangan atau tanpa
Tuhan?”...

24
Jemaat Gki Solafide Mapurujaya
Klasis Mimika
Alamat : Jl. Poros Mapurujaya – Pomako; email: gkisolafidemapurujaya@gmail.com
Jemaat GKI Solafide Mapurujaya solafidemapurujaya Jemaat Gki Solafide Mapurujaya

KAMIS, 29 FEBRUARI 2024


KALENDER GEREJAWI : AKHIR BULAN FEBRUARI 2024
PEMBACAAN ALKITAB : ULANGAN 22 : 1 - 4
TEMA : “PURA-PURA ATAU JUJUR”

LATAR BELAKANG
Mari kita rayakan akhir bulan ke-2 Februari dengan tanggal 29,
nanti pada tahun 2026. satu tahun setelah 2025, kita tidak
merayakan akhir tahun pada tanggal 29. tetapi kita rayakan pada
tanggal 28 Februari 2026. Kita diingatkan oleh Firman Tuhan yang
mendatangi kita melalui 4 (empat) kali ibadah hari minggu dan
yang sudah kita pelajari sepanjang bulan Februari. yaitu I Korintus
1:18-31 (tgl 4 Februari), Ayub 10:1-22 Minggu Sengsara I (11
Febr), Ayub 29:125 Sengsara II (18 Feb). Luk 17:20-37 Sengsara
III (25 Febr), diantaranya Ibadah Hut PI 169 Tahun dan ibadah
akhir bulan Februari 2024.
Sekali lagi kita mendengarkan Tuhan menyapa kita dengan Firman
Tuhan Ulangan 22:1-4 yang menjadi dasar ucapan syukur
sekaligus menuntun kita memasuki bulan baru Maret 2024

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 Anak Tuhan dilarang Pura-Pura
Hidup rohani seseorang bila mengalami pertumbuhan atau
peningkatan dari segi pengertian secara bertahap, maka
peningkatan itu akan diikuti dengan perubahan di dalam mengelola
perilaku dan tata krama di dalam hidupnya. Salah satu perilaku
yang menunjukkan “kedewasaan karakter seseorang adalah
seseorang sampai pada kesadaran bahwa ia jangan pura-pura”.
Seseorang atau siapapun dia yang disebut anak-anak Allah,
hidupnya adalah dalam keterbukaan, kedewasaan dan rendah hati
dalam memberikan hormat terhadap siapapun dan dalam kondisi
apapun. Kasus yang disampaikan kepada kita pada teks Ulangan
22:1 sangat menarik, yaitu hewan peliharaan apapun milik orang
lain, entah orang yang kita kenal atau orang yang tidak kita kenal,
25
apabila tersesat, artinya tidak dijaga dan waktunya untuk kembali
ke kandang atau ke rumah, tetapi masih berkeliaran, maka kita
memiliki kewajiban untuk menolong dengan sukarela dan jujur
untuk mengembalikan. Kebiasaan buruk yang mengambil
kesempatan dan mengelabui, sebaiknya sudah harus ditiadakan
dari hidup anak-anak Tuhan atau berpura-pura seolah olah yang
ada di depan mata kita tetapi berlagak seperti tidak melihat atau
tidak pernah melihat. Sikap seperti ini wajib ditinggalkan.

Ayat 2 Integritas Kejujuran Anak Tuhan


Integritas setiap anak-anak Tuhan ditentukan dari “budi-baiknya,
kejujurannya, kerelaannya, kesantunannya”. Kita mulai dari hal-hal
kecil, seperti yang Disampaikan kepada kita melalui teks ini. bahwa
untuk zaman ulangan ditulis, mungkin lembu, kambing, domba
merupakan salah satu alat yang dapat mengukur prestise atau
status hidup seseorang. Apakah ia kaya, terkenal atau bersahaja.
Kalau jaman sekarang barangkali mempunyai Penghasilan tetap,
dan memiliki berbagai aset bergerak dan tidak bergerak, dan
mempunyai kedudukan tertentu, dll. Dalam Semua pekerjaan yang
kita dapatkan kepercayaan, maka marilah kita menunjukkan
Integritas kita sebagai anak-anak Tuhan untuk eksis dengan jujur
dan santun.

Ayat 3 - 4 Anak Tuhan Wajib Melakukan Kejujuran Berulang-


ulang dan Dalam berbagai kondisi
Apakah karakter hidup jujur, hanya dilakukan sekali saja dan
selanjutnya dalam momen tertentu boleh tidak jujur?. Alkitab
memberikan penjelasan atau keterangan yang luar biasa hebat,
yaitu : kejujuran dalam diri anak-anak Tuhan, adalah berkat bagi
semua orang, adalah cahaya yang bergerak menerangi dunia
sekelilingnya Karena itu pada ayat (23) disebutkan perilaku jujur
yang berulang “harus kau perbuat dengan keledainya, demikianlah
kau perbuat dengan pakaiannya demikianlah kau perbuat dengan
setiap barang yang hilang dari saudaramu dan yang kau temui:
tidak boleh engkau pura-pura tidak tahu.” Kita dianjurkan untuk
bangkit dan segera “menolong”. Janganlah hal-hal ini kita anggap
sepele dan tidak mewujudkannya, melainkan marilah kita

26
merendahkan diri dan terus melayani dengan jujur. Terus menjadi
yang setia dalam menolong sesama.

PENERAPAN
Kelakuan atau karakter seseorang menjadi kekuatan alami
bawaan, tetapi juga ada bagian lain yang dipelajari entah melalui
pembelajaran ataupun dengan perubahan cara berpikir akan
menentukan kultur perilaku seseorang. Kita menyampaikan syukur
atas pencapaian kita mengakhiri bulan Februari 2024 dan
sekaligus memasuki bulan baru Maret 2024, tuntunan Firman
Tuhan yang memberikan kita suatu aplikasi ke dalam hidup
memasuki bulan baru adalah :
(1) Meninggalkan gaya atau pola hidup “pura-pura”.
(2) Hidup jujur akan menentukan prinsip hidup dan integritas
seseorang
(3) Melakukan kebaikan berulang-ulang.
Kita mencapai bulan Maret dengan minimal memiliki pegangan dari
masa lalu bulan Februari, masuk ke masa depan bulan Maret
bersama tuntunan dan kehendak Tuhan yang benar, yang menjadi
gaya hidup kita. Amin.

27

Anda mungkin juga menyukai