Judul penelitian: ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL BLENDED
LEARNING DI MASA PANDEMI COVID 19
Penulis: Wiwik Sulistyawati, Wahyudi, Sabekti Trinuryono Reviewer: Echa Nizar Azita Latar Belakang Pesatnya penyebaran COVID-19 dan peningkatan infeksi telah mendorong pemerintah untuk memutuskan mata rantai dan mengadopsi kebijakan yang bertujuan untuk menahan penyebaran COVID-19. Salah satu kegiatan pembelajaran yang sejalan dengan kebijakan pemerintah adalah blended learning. Blended learning adalah sistem pembelajaran yang menggabungkan kelas online dan tatap muka. Beberapa guru masih menyesuaikan dengan model blended learning ini dalam pembelajaran. Terlihat bahwa guru belum terbiasa dengan pembelajaran online yang sering dilakukan secara tatap muka dengan siswa. Rumusan Masalah Permasalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dapat diatasi dengan merancang dan mengimplementasikan materi pembelajaran dengan tetap memperhatikan pembelajaran setiap siswa. Untuk memudahkan siswa belajar dengan blended learning [10]. Dengan diterapkannya model blended learning ini diharapkan siswa dapat lebih memahami materi dan siswa akan lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran [11]. ”Bagaimana pengaruh model pembelajaran Blended Learning terhadap motivasi belajar siswa di masa pandemi covid 19?” Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis motivasi belajar siswa secara blended belajar di masa pandemi Covid 19 Metode Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Babadan terhadap 38 siswa kelas X MIPA 5 di SMAN 1 Babadan, dilaksanakan dari tanggal 9 November 2021 sampai dengan 8 Februari 2022. Tahap penelitian diawali dengan perancangan angket motivasi belajar pada blended learning. Hasil Penelitian Berdasarkan data hasil kegiatan penelitian ini yang diberikan kepada siswa melalui angket sebanyak 38 siswa diperoleh hasil sebagai berikut : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pembelajaran motivasi dalam indikator penghargaan untuk belajar dalam kategori kurang termotivasi, 58,97%, dan dan pada indikator aktivitas menarik dalam pembelajaran, 79,48% pada kategori motivasi tinggi. Indeks dorongan dan kebutuhan untuk belajar adalah 84,61% dalam kategori motivasi belajar tinggi, dan kategori motivasi untuk belajar sangat tinggi dalam indeks keberadaan harapan dan aspirasi untuk masa depan 94,87%, untuk keberhasilan indeks. 100% keinginan dan keinginan dan indikator adanya lingkungan belajar yang baik. Dorongan 92,30%. Seperti hasil riset diatas, Hasil penelitian menunjukkan, motivasi belajar blended learning sangat tinggi. Itu adalah Berdasarkan rata-rata 85,03% kemauan belajar siswa. Populasi dan Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini yaiu seluruh Sampel siswa di SMAN 1 Babadan, dan yang menjadi sampel yaitu 38 siswa kelas X MIPA 5 di SMAN 1 Babadan. Variabel Variabel dalam penelitian "Motivasi Siswa dalam Blended Learning" meliputi: 1. Variabel Independen: Pendekatan blended learning 2. Variabel Dependen: Motivasi belajar siswa 3. Variabel Kontrol: Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa (misalnya, faktor lingkungan dan pribadi). Analisis data Penelitian "Motivasi Siswa dalam Blended Learning" menggunakan analisis deskriptif kuantitatif untuk menganalisis data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Peneliti menggunakan rumus P = F / N x 100% untuk menghitung persentase tingkat motivasi siswa. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam blended learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat motivasi siswa dalam blended learning sangat tinggi, dengan rata-rata 85,03%. Penelitian ini juga mengidentifikasi 6 indikator motivasi belajar yang tinggi dalam blended learning, antara lain adanya aspirasi dan keinginan siswa untuk sukses, adanya kebutuhan dan motivasi belajar siswa, adanya harapan dan aspirasi kedepan siswa, adanya kegiatan belajar yang menarik, perlunya lingkungan belajar yang kondusif, dan adanya pengenalan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini juga mengidentifikasi rendahnya tingkat motivasi dalam satu indikator, yaitu pengakuan siswa dalam kegiatan belajar. Para peneliti menghubungkan ini dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran campuran, yang mungkin menyulitkan beberapa siswa untuk merasa diakui dan dihargai dalam kegiatan belajar mereka. Kekurangan Sementara penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, menggabungkan metode pengumpulan data kualitatif seperti wawancara atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan yang lebih kaya tentang motivasi siswa. Kelebihan Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan menggunakan kuesioner yang mapan untuk menilai motivasi siswa, meningkatkan reliabilitas dan validitas temuan. Studi ini mengidentifikasi indikator spesifik motivasi siswa dalam blended learning, memberikan kerangka kerja yang jelas untuk memahami dan mengatasi faktor-faktor motivasi.
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Neneng Nuraeni)