PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu Negara yang kaya akan budayanya dan memiliki
keberagaman etnis. Maka dari itu, beragamnya suku bangsa tentu akan berpengaruh
pada tradisi dan kebudayaan di masyarakatnya. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi
sedikit tiga wujud, yaitu pertama sebagai suatu ide, gagasan, nilai- nilai norma-
norma peraturan dan sebagainya, kedua sebagai suatu aktivitas kelakuan berpola dari
manusia dalam sebuah komunitas masyarakat, ketiga benda- benda hasil karya
manusia.2 Kebudayaan juga dapat menjadi ciri khas dari masyarakat itu sendiri,
dimana kebudayaan yang ada dalam tatanan masyarakat tentu tidak terlepas dari
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar 3. Karya menusia berupa kebudayaan salah satunya
adalah kesenian. Seni dan budaya tersebut dapat berkembang seiring dengan waktu.
1
Sarinah, 2006, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Yogyakarta: Deepublish), hlm 10.
2
Koentjaraningrat, 1993, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama), hlm 9.
3
Ibid, hlm 5.
1
2
Kesenian adalah media yang memiliki peranan penting dalam menciptakan suatu
kreativitas oleh mesyarakat sebagai bentuk dari kebahagiaan. Dalam hal ini
masyarakat menciptakan berbagai macam cara yang memiliki suatu makna atau nilai
guna bagi masyarakat tersebut, seperti melalui kesenian. Salah satunya adalah seni
musik. Kreativitas pertunjukan dan penciptaan musik tradisi dibatasi oleh norma-
norma yang berlaku pada suatu kebudayaan sehingga memiliki ciri lokal yng amat
kental.4
antaranya adalah hadrah. Hadrah secara etimologis, atau bahasa berasal dari bahasa
Arab, yakni hadla ro- yahdluru- haldran ( haldratan), yang memiliki arti hadir atau
kehadiran.5 Hadrah juga merupakan salah satu bentuk kesenian dalam Islam yang
diiringi dengan rebana sambil melantunkan syair- syair puji terhadap Nabi
Muhammad SAW.6 Kesenian Islam Hadrah adalah salah satu kesenian budaya Islam
yang memiliki daya tarik tersendiri terhadap setiap pendengar dan penontonnya. Seni
Hadrah merupakan salah satu kesenian tradisi dikalangan umat Islam, dimana
didalamnya ada kandungan – kandungan Islam atau religi yang dapat dirasakan
melalui syair lagu, alunan musik dan kreasinya. Seni Hadrah juga dapat menambah
4
Moh. Muttaqin, dkk, 2008, Seni Musik Klasik Jilid 1, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional), hlm VI.
5
Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2018, Ensiklopedia Islam
Nusantara Edisi Budaya, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam , Kementerian
Agama RI), hlm 111.
6
Ibid, hlm 112.
3
ketaatan dan keimanan kepada Nabi besar Muhammad SAW.7 Seni hadrah ini adalah
salah satu seni tradisional yang hidup di tengah- tengah masyarakat untuk tetap
etika, dan norma ajaran yang diduga saat ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk
membantu mengatasi krisis moral yang terjadi pada bangsa Indonesia. seni hadrah
bagi kelangsungan hidup pendukungnya, baik secara sosial, politik, ekonomi, dan
budaya.
dilestarikan hingga saat ini. Namun, seiring berkembangnya zaman yang mengikuti
mengacu pada transformasi nilai guna, nilai yang didasarkan pada suatu benda
menjadi bernilai ekonomis 9. Seni hadrah awalnya hanya sekedar sebagai media
dakwah. Tetapi, saat ini seni Hadrah sudah banyak dikenal orang dan memiliki ciri
khas tersendiri yang membuat masyarakat tertarik untuk mendengar dan melihat
pertunjukan dari seni Hadrah. Jadi, seni Hadrah ini selain menjadi media dakwah juga
7
Wahyu, dkk, 2015, Penerapan Nilai Keagamaan melalui Seni Hadrah Maullatan Al- Habsyi di
Kelurahan Pelambuan Kecamatan Banjarmasin Barat, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan : Vol 5,
Nomor 9, hlm 682.
8
Edi Sedyawati, 1982, Seni dalam Masyarakat Indonesia, Jakarta: PT Gramedia, hlm 7.
9
Agus Maladi Irianto, 2016, Komodifikasi Budaya di Era Ekonomi Global terhadap Kearifan Lokal:
Studi Kasus eksistensi industri pariwisata dan kesenian tradisional Jawa Tengah, Jurnal
THEOLOGIA, Vol 27 Nomor 1, hlm 216.
4
dapat menjadi sebuah media hiburan bagi masyarakat yang menghasilkan suatu
keuntungan bagi kesenian itu sendiri yaitu popularitas, eksistensi, dan finansial.
Seni Hadrah selain menjadi kesenian budaya islam, kini dapat menjadi sebuah
manfaat bagi masyarakat. Studi ini berfokus pada kelompok seni hadrah ―
Seni hadrah ini adalah awal yang membuat penulis tertarik untuk memfokuskannya
sebagai subyek penelitian. Seni hadrah pada awalnya adalah sebuah kesenian budaya
islam yang sakral karena sebagai media dakwah dan masih dibatasi karena hanya ada
di maulid nabi. Saat ini, mulai adanya pergeseran budaya, yang mana seni hadrah
sudah dapat kita jumpai di berbagai tempat seperti acara nikahan, khitanan, haul,
pesantren. Seni Hadrah saat ini sudah mulai mewadahi kreatifitas anak muda dalam
menarik dimata masyarakat. Menurut Hadi fungsi rebana Hadrah adalah sebagai
media dakwah untuk syiar agam islam, sebagai hiburan yaitu untuk memberikan
hiburan kepada khalayak luas, bahkan saat ini sudah dipadukan dengan lagu- lagu
5
pop, sebagai ritual yaitu mengiringi arak- arakan pengantin pada pesta perkawinan,
khitanan, dan untuk mengiringi dzikir sholawatan terutama pada bulan Maulid.10
melakukan proses komodifikasi antara lain inovasi dalam penampilan dari tata suara,
tata busana yang awalnya hanya menggunakan baju koko putih, peci dan sarung saat
ini ditambahkan unsur modern berupa baju koko dengan corak bordiran dan warna
yang bervariasi, tata rias dengan menggunakan make up agar terkesan menarik, tata
panggung dengan variasi zigzag, dan aransemen musikalitas. Hal tersebut dilakukan
agar seni hadrahnya dapat memberikan nilai jual yang pantas untuk dilihat dan
dipertontonkan. Selain itu juga aransemen musik yang dicampurkan dengan genre
dangdut dengan batas kewajaran dan kesesuaian pada saat pertunjukan atau
pementasan festival perlombaan seni Hadrah. Alat musik yang dipakai oleh para
pemain juga seiring berkembangnya zaman semakin bermacam- macam rupanya. Hal
kesenian budaya Islam tersebut, karena memang layak untuk dilestarikan dan terus
dikembangkan.
untuk seni hadrah. Mulai dari festival perlombaan tingkat kampung, tingkat Walikota,
perkembangan festival tersebut dengan meraih apresiasi- apresiasi dari berbagai pihak
10
Hadi,S, 2001, Sosiologi Tari, (Yogyakarta: ASTI), hlm 42.
6
unsur kesenian yang memang harus dilestarikan agar seni Hadrah itu sendiri tidak
ditinggalkan oleh masyarakat dengan bentuk tampilannya yang monoton tetapi pada
dasarnya komodifikasi tersebut dibentuk oleh munculnya tuntutan selera pasar atau
masyarakat yang menginginkan seni Hadrah menjadi lebih menarik dan menghibur.
lebih memperkenalkan secara luas tradisi kesenian budaya Islam hadrah itu sendiri
tanpa merusak makna yang ada didalamnya. Adanya perlombaan yang digelar
masyarakat juga akan meraih keuntungan bersama karena dapat menghasilkan uang.
Maka dari itu, seni hadrah ini terus memperbaharui apapun yang berhubungan dengan
7
terus diikutsertakan perlombaan dan diundang ke acara pernikahan, khitanan atau lain
sebagainya.
masyarakat tentang seni hadrah itu sendiri. Berkembangnya tata cara, kostum, alat
musik, vokalis, syair lagu dan lain sebagainya dalam kesenian Islam hadrah ini
akan terus melahirkan nilai jual yang membuat masyarakat tertarik dan terus ikut
melestarikan seni hadrah dengan mengadakan festival dan event – event perlombaan.
melihat atau menikmati seni Hadrah agar lebih menghibur dan menarik. Dalam hal
dilakukan untuk mendapatkan nilai jual oleh masyarakat sehingga mereka dapat
tertarik dan ikut melestarikan kesenian budaya Islam ini agar tidak luntur seperti
bordiran, kreasi tata panggung, penambahan alat musik Hadrah seperti soundsystem,
dan sebagainya.
Semakin tinggi nilai jual yang terlihat oleh masyarakat, masyarakat akan lebih
banyak berkontribusi terhadap adanya kesenian hadrah tersebut. Hal ini membuat
masyarakat terus berusaha untuk melestarikan kesenian budaya Islam ini tanpa
merusak arti sesungguhnya dalam kesenian ini, dengan cara melakukan perubahan
positif yang dilakukan secara bertahap dan menuai hasil yang positif juga dikalangan
masyarakat baik kalangan orang tua sampai remaja. Hal tersebut merupakan
Timur ?
―Anshorurrasul‖.
9
Selain adanya tujuan penelitian ini adapula manfaat yang diharapkan dari
hasil penelitian ini. Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara
itu , adanya seni hadrah ini membuat masyarakat khususnya kaum muda secara
Kebudayaan saat ini memang menjadi sesuatu yang unik dalam kajian sosial
fenomena di lingkungan masyarakat yang masih terkait oleh budaya peninggalan para
leluhur kita. Salah satunya adalah kesenian. Kesenian memang cenderung merujuk
pada suatu kebudayaan karena biasanya dapat menjadi suatu ciri khas dari suatu
daerah tersebut. Kesenian yang saat ini sering kita temui di lingkungan masyarakat
10
yaitu kesenian Islam hadrah. Seni hadrah ini merupakan suatu peninggalan dari
budaya Islam yang sampai saat ini masih dilestarikan bahkan dimodifikasi kembali
masyarakat. Untuk itu diharapkan dapat membantu proses penelitian yang berkaitan
Pertama, ditulis oleh Agus Iswanto dalam jurnal Bimas Islam, Vol 8 No 2
dengan judul ‖Fungsi Seni Hadrah pada Masyarakat Lampung.11 Penelitian ini
menjelaskan fungsi dari seni hadrah pada masyarakat Lampung. Dalam konteks seni
budaya keagamaan di Indonesia, khususnya Islam, seni hadrah menjadi salah satu
seni yang hadir dan diperkenalkan bersamaan dengan perkenalan agama Islam.12
Dimana, kesenian hadrah ini sudah banyak muncul di setiap daerah dalam
melestarikan budaya Islam dan seni hadrah ini cukup banyak mendapatkan apresiasi
dari masyarakat. Seni hadrah juga sebagai pengiring ritual keagamaan dan media
dakwah dalam masyarkat Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
mendalam dan telaah dokumen. Tahap observasi peneliti bisa terlibat langsung seperti
ikut serta dalam seni pertunjukan tersebut atau hanya sebagai penonton saja.
11
Agus Iswanto, 2015, Fungsi Seni Hadrah pada Masyarakat Lampung, Jurnal Bimas Islam, Vol 8
No 2, hlm 322.
12
Ibid, hlm 322.
11
etos dan pandangan dunia yang implishir dalam seni pertunjukan, sehingga dapat
ditemukan makna dan fungsinya13. Lalu, hasil pengamatan secara keseluruhan akan
dianalisis dan diidentifikasi dengan konsep antropologi budaya yaitu makna simbol.
Seni hadrah juga digunakan sebagai media dakwah untuk memotivasi anak-
anak agar mau bergabung ke dalam kelompok hadrah dengan bersholawat dan
bermain seni akan mendapatkan keuntungan yaitu pahala, rasa syukur dan pesan-
pesan agama. Pembacaan syair- syair maulid yang dinyanyikan dalam seni hadrah
juga termasuk sebuah media dakwah yang di dalamnya terkandung makna ketauhidan
dan kecintaan kepada Allah dan rasulnya.Dalam konteks ritual masyarakat Lampung
seni hadrah dapat menjadi ―seni sakral‖. Jadi seni hadrah ini dapat menjadi media
dakwah dan menjadi tontonan yang menghibur. Seni hadrah sebagai salah satu simbol
Kesimpulannya yaitu Seni hadrah merupakan seni yang meliputi aspek sastra,
tari, dan musik yang sering ditampilkan dalam tradisi ritual keagamaan di kalangan
berupa penghormatan, dan teknik tabuhan atau pukulan terhadap sebuah alat gendang
ini sulit dikatakan bahwa seni hadrah masih menjadi bagian yang integral dalam ritual
diiringi seni hadrah ritual keagamaan tersebut tetap terlaksana. Selain ditampilkan
dalam ritual- ritual. Hadrah juga berfungsi sebagai media dakwah yang disampaikan
dalam pesan – pesannya. Adanya kesenian sanggar hadrah yang sudah banyak
muncul di Lampung membuat seni hadrah ini terus dilestarikan sampai sekarang
yaitu penelitian Agus Iswanto lebih terfokus mengenai seni hadrah dan dan
fungsinya.. Sedangkan persamaan yang dimiliki dari penelitian Agus Iswanto dengan
penelitian penulis adalah membahas keterkaitan antara Islam dan musik dalam
budaya keagamaan.
Kedua, ditulis oleh Abdul Rozaki dalam bentuk Jurnal Dakwah UIN Sunan
sehingga menghadirkan Islam yang dinamis. Masalah yang diangkat dalam penelitian
ini adalah mengenai bagaimana ekspresi Islam di ruang publik yang saling
bernegoisasi, beradaptasi dan saling mempengaruhi satu sama lain dengan wajah
Islam yang cenderung menampilkan sisi yang intoleran dan tidak ramah. Metode
yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi,
14
Abdur Rozaki, 2013, Komodifikasi Islam ( kesalehan dan pergulatan Identitas di Ruang Publik,
Jurnal Dakwah, Vol XIV No 2, hlm 199.
13
strukturasi disini menempatkan struktur dan pelaku sebagai dualitas yang saling
mendukung. Dalam konteks strukturasi ini, antara agensi, yaitu individu muslim
tersebut, potensi pasar muslim yang besar ini akan menciptakan hukum pasar yang
disebut supply side dan demand side. Pada supply side, mesin industri tidak sekedar
mengkontruksi selera masyarakat sebagai bagian dari gaya hidup modern. Sedangkan
sisi demand side, meningkatkan jumlah kelas menengah muslim diberbagai negara di
dunia, hal ini akan memunculkan permintaan cita rasa, selera, hasrat , dan kenikmatan
gaya hidup sebagai masyarakat modern. Adanya demand side dan supply side yang
saling berelasi, berproduksi dan berkonsumsi sebagai gejala sosial, budaya, ekonomi,
komodifikasi yang memang secara langsung terus berjalan hingga saat ini. Adanya
15
Ibid, hlm 203.
16
Ibid, hlm 201.
14
ekspresi keberagaman yang unik dan menarik untuk di konsumsi oleh masyarakat.
Hal tersebut antara lain : 1. Industri cybermedia online (bisnis sms dakwah) 2.
Industri spritual (pasar ceramah di televisi) 3. Industri hiburan ( sinema dan karya
saling beradaptasi, dan saling memanfaatkan. Disini umat islam juga berupaya untuk
peluang atau industri pasar potensial bagi para agensi lainnya. Komodifkasi islam
islam yang mendorong proses islamisasi secara lebih jauh baik dibidang ekonomi,
sosial, politik dan budaya. Semakin besar dalam menkonsumsi produk islam, maka
Abdul Rozaki dengan penelitian penulis yaitu membahas fenomena penelitian dengan
15
Ketiga, ditulis oleh Imam Setyobudi dalam Jurnal Pendidikan, Sosiologi dan
tinggal serpihan- serpihan budaya saja atau sub kebudayaan. Lalu juga senantiasa
dan polimorf. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif secara
studi pustaka. Pengolahan data yang dilakukan dengan transkripsi, analisis, dan
interpretasi. Temuan yang ditulis dalam penelitian ini dijelaskan dengan konsep
kepentingan ekonomi kini semakin besar membahayakan otonomi gerakan dan proses
demokrasi itu sendiri.18 Adanya pergesekan yang terjadi antara agen budaya seperti
17
Imam Setyobudi, 2017, Budaya Perlawanan Ranah Seni Indonesia : Produksi diri
Masyrakat,Habitus, Komodifikasi, Junal Pendidikan, Antropologi, dan Sosiologi.Vol 1 No 1, hlm 102.
18
Ibid, hlm 105.
16
praktisi seni, media massa, dan akademisi.19 Maka dari itu, kurangnya ruang
bentuk sesuai dengan persaingan yang ada. Banyaknya kontruksi antara budaya dan
seni. Identitas budaya dibuat untuk dikontruksikan. Dalam hal ini, yang terjadi bukan
politik agen-agen budaya dan seni : praktisi seni, media massa, akademisi, seni rakyat
dan yang lainnya. kepentingan dari agen – agen budaya dan seni mempertahankan
ideology of aesthetic, taste of aesthetic, ekspresi , dan eksistensi, kapital, dan market.
Maka dari itu, adanya peluang bagi orang- orang pemegang kekuasaan atau kapital
insutri dengan berbagai institusi kepentingan. Mereka pintar dalam memilih produk
menjelaskan pergesekkan yang terjadi antara agen budaya dan seni. Sedangkan
Keempat, ditulis oleh Rodanthi Tzanelli dalam The Global Studies Journal, 1-
15/ Vol 1 No 3, ISSN 1835-4432 dengan judul Cultural Imitations and the
Dalam penelitian ini, membahas mengenai sifat dari industri budaya baru dan
19
Ibid, hlm 111.
17
pengaruh perlawanan lokal, nasional, dan global yang mengalami imbasnya. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan menjabarkan dan
menjelaskan fokus permasalahan secara rinci dan jelas. Teknik pengumpulan data
dengan cara observasi, pengamatan, wawancara, dan berbagai studi literatur yang
globalisasi dan dampaknya paa spesifik kebudayaan. Konsep yang digunakan dalam
melalui sirkulasi dari simbol budaya yang sama. Tidak hanya berasal dari pelaku
budaya dan konsumen tetapi juga oleh penduduk asli dan negara- negara yang
dihadapkan dengan hal yang belum pernah mengalami adanya komodifikasi dari
sejarah , identitas, dan lingkungan. Reaksi lokalitas dan negara untuk fenomena ini
Film dan industri pariwisata yang disiarkan melalui televisi, adanya siaran tersebut
gambar dan ide, aspek tidak berwujud dari lokal dan nasional budaya, karena mereka
Karena apartur representasional industri simbol menjadi cara praktis mereka dalam
yang memperdalam sistem kelipatan modernitas akhir. Releksit ini ter terjasi karena
global, tetapi puitis yang menciptakan versi baru dari suatu identitas. Maka dari itu,
komoditas.
Kelima, tesis yang ditulis oleh Ambar Susatyo Murti, tahun 2006, Universitas
wacana kritis terhadap komodifikasi isi pagelaran wayang kulit purwa di televisi
indosiar). Dalam penelitian ini, adanya komodifikasi yang terjadi pada salah satu
kebudayaan di Indonesia yakni pagelaran seni wayang kulit purba, dimana dalam
dan tontonan dalam pagelaran wayang kulit purwa di televisi. Hal ini menunjukkan
tayangan pagelaran lebih mengarah menjadi sarana media hiburan daripada fungsi
20
Rodantha Tzanelli, 2008, Cultural Intimations and Commodification of Culture :‖ Sign Industries ―
as Makers of the‖ Public Sphere, The Global Studies, Vol 1 No 3, hlm 6.
19
ritual yang memiliki nilai etika dan moral budaya yang luhur didalamnya. Penelitian
ini terfokus pada masalah mengenai bentuk komodifikasi yang terjadi pada tayangan
Menurut Bodgan dan Taylor, metode kualitatif ini merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diminati21. Teknik pengumpulan data dilakukan
yang peneliti gunakan adalah analisis wacana fairclugh. Konsep yang digunakan
wayang saat ini sudah mulai merambat ke liputan media massa seperti radio, dan
tersebut. Pagelaran wayang juga sudah ditayangkan oleh salah satu stasiun tv yaitu
terlihat adalah perubahan pada fungsi pagelaran wayang, yang awalnya sebagai
21
Ambar Susatyo Murti, 2006, Komodifikasi Budaya Tradisional di Televisi (studi analisis wacana
kritis terhadap komodifikasi isi pagelaran wayang kulit purba di televisi indosiar, Tesis Perpustakaan
Universitas Indonesia, hlm 97.
20
fungsi ritual yang berfungsi sebagai transformasi nilai- nilai budaya Jawa yang sarat
dengan tuntunan nilai. Namun, secara fungsional peran tersebut menjadi peran
hiburan yang mengikuti kehendak pasar. Dalam pementasan pagelaran wayang saat
ini lebih mememntingkan selera humor untuk mengejar popularitas. Banyak dalang
yang sudah menyalahkan aturan. Rasa yang ada dalam nilai – nilai kehidupan
ditinggalkan , hal tersebut yang menurunkan makna dan mutu dari pagelaran tersebut.
Dalam perubahan – perubahan yang terjadi pada unsur dalam pagelaran itulah yang
mengakibatkan komodifikasi telah terjadi. Setiap tayangan yang masuk nantinya akan
diolah, direduksi menjadi tayangan yang berisi nilai – nilai tertentu sesuai yang
diingikan media.22
komodifikasi yang awalnya menjadi ritual yang mengandung nilai –nilai transformasi
kebudaayan Jawa, saat ini justru cenderung lebih mengikuti karakter televisi untuk
mengejar popularitas atau profit dengan pementasan berorientasi pada sarana hiburan
tidak langsung merupakan refleksi dari fenomena media televisi indosiar sebagai
media bisnis yang secara tidak langsung tetap berorientasi kepada keuntungan seperti
dirasa dapat menghibur dan tidak bertele- tele dalam menyampaikannya. Namun, hal
22
Ibid, hlm 7.
21
tersebut malah membuat nilai guna wayang tersebut diubah atau dimodifikasi
lebih membahas bentuk pergeseran makna pada media televisi. Dimana, pergeseran
tersebut secara tidak langsung merupakan bentuk dari proses komodifikasi yang
terjadi pada pagelaran wayang karena nilai guna pada pagelaran sudah beralih
menjadi nilai jual. Persamaan dari penelitian Ambar dengan penelitian penulis yaitu
Keenam, buku ini ditulis oleh Ibrahim Subandi, Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, Tahun 2014, dengan judul Komunikasi dan Komodifikasi Mengkaji Media
komodifikasi. Seiring berkembangnya IPTEK yang begitu cepat serta media massa
membuat bentuk budaya rakyat kian menurun dan berubah. Dimana kelompok sosial
informal seperti seniman- seniman keliling yang mendirikan budaya lokal mulai
meredup dan perlahan terus tergantikan oleh adanya pentas hiburan massa , seperti
figur selebriti instan di media populer. Adanya media televisi salah satu studi nya,
yaitu ustad pop dan modern teah menggeser keberadaan ustad tradisional. Kini
masyarakat kehilangan beberapa budaya lokal dan lebih memberi masuk budaya
23
Ibrahim Subandi, 2014, Komunikasi dan Komodifikasi : Mengkaji Media dan Budaya dalam
Dinamika Globalisasi, Yayasan Pustaka Obor Indonesia : Jakarta , hlm 1.
22
kaitan dengan kajian budaya dan ekonomi politik media. Dalam hal ini media
dimanfaatkan oleh industri budaya melalui beberapa cara seperti : 1. Media sebagai
4. Media sebagai guru, 5. Media sebagai ritual, dan media sebagai tuhan. Dimana
dalam masing- masingnya tersebut guna untuk perhatian dari masyarakat agar dapat
Buku ini adalah upaya memahami fenomena budaya dan media di era
media sebagai industri budaya, menurut Nicholas Garnham dalam emancipation, the
media, and modernity. Media dipandang sebagai sistem produksi, distribusi, dan
konsumsi bentuk- bentuk simbolik yang kian memerlukan mobilisasi sumber daya
sosial yang langka baik material maupun kultural.25 Komodifikasi adalah proses
transformasi barang dan jasa yang semula dinilai karena nilai gunanya menjadi suatu
komoditas yang bernilai karena dapat enghasilkan suatu keuntungan di pasar setelah
itu sendiri adalah bentuk tertentu dari suatu produk ketika produksinya terutama
Komoditas juga dapat berasal dari rentang luas kebutuhan, baik fisik maupun
kebudayaan. Karl Marx mengawali capital dengan analisi tentang komditas karena
24
Ibid, hlm 10.
25
Ibid, hlm 12.
23
dia menemukan bahwa komoditas telah menjadi bentuk paling jelas, representasi
paling ekspilisit, dari produksi kapitalis.26 Adanya nilai guna pada proses
komodifikasi juga dapat diartikan sebagai hasil dari kontruksi sosial. Secara umum
ada 3 tipe komodifikasi : 1. Komodifikasi isi yaitu konten media yang dapat dijadikan
konsumsi, dan 3. Komodifikasi pekerja yaitu buruh upahan yang tumbuh secara
signifikan dalam pasar kerja media. Persepektif yang muncul dari kajian media dan
budaya kritis adalah ―komodifikasi budaya‖, yang memandang media sebagai industri
budaya, industri yang mengkomodifikasi budaya. Media adalah industri yang mampu
dengan adanya industri budaya. Saat ini media memang sangat berkembang pesat di
terealisasikan melalu sebuah media. Maka dari itu, industri budaya memanfaatkan
momean ini menjadi suatu komoditas yang menguntungkan bagi mereka. Adanya
pergeseran nilai guna menjadi suatu nilai tukar dalam membentuk suatu
mengembangkan bentuk suversif dari budaya massa yang mampu memaksakan dan
dikonsumsi oleh masyarakat sebagai bentuk pengganti budaya rakyat sehari- hari.
Tujuan penelitian ini memberikan pengetahuan kepada penulis mengenai arti dari
Perbedaan isi buku dari Ibrahim Subandi dengan penelitian penulis adalah
isi buku dari Ibrahim Subandi dengan penelitian penulis adalah mengenai proses
komodifikasi berlangsung. Dimana, pada saat ini media emang sangat berkembang
terealisasikan melalu sebuah media. Maka dari itu, industri budaya memanfaatkan
Ketujuh, buku ini ditulis oleh Vineeta Sinha, e-book tahun 2011, Routledge,
Commodification. Dalam penelitian ini, hubungan agama dan komodifikasi dalam hal
observasi, pengamatan, wawancara dan studi literatur. Konsep yang digunakan untuk
profit.
25
kapitalis dan diakspora telah membuat kebutuhan kelanjutan akan gerakan dari
hindu yang menjadi bagian dari sistem pasar dan komoditas, seperti pada masyarakat
kepentingan pariwisata.27
kaum pengusaha yang memasarkan suatu produk budaya yang memilki dominasi
menjadi timbal balik bagi realitas praktik keagamaan yang mengalami pergeseran
Perbedaan isi buku dari Vineeta Sinha dengan penelitian penulis adalah
persamaan isi buku dari Vineeta Sinha dengan penelitian penulis adalah membahas
27
Vineeta Sinha, 2011, Religion and Commodification, New York : Rouledge, Madison Avenue, hlm
112.
26
Mereka memanipulasi budaya menjadi sebuah produk yang dapat diperjual- belikan
Kedelapan, buku ini ditulis oleh Chris Barker dalam terbitan kreasi wacana
dengan judul Cultural Studies, Theory and Practice. Dalam buku ini, berangkat dari
karena tidak dihasilkan oleh masyarakat, manipulatiff karena tujuan utamanya adalah
agar dibeli, dan tidak memuaskan karena memang selain mudah di konsumsi oleh
masyarakat, ia pun tidak terlalu menuntut banyak kerja si konsumen tersebut. dalam
hal ini, penulis berusaha mengeksplorasi makna kebudayaan yag di produksi massal
dan ragam orang serta tatanan sosial yang ditimbukan oleh kebudayaan itu sendiri.
Buku ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan tekstual, studi respsi.
komoditas.
Penulis dalam gagasannya mengenai cultural studies ini bersifat selektif dan
bahkan konflik. Masalah yang diangkat oleh buku ini mengenai bagaimana
menentukan teks yang mendapat nominasi sehingga konsekuensinya adalah buku ini
mengontruksi cultural studies dengan versinya. Buku ini berfokus pada konsep-
konsep kunci yang ditulis Barker, bahwa buku ini mengacu pada kebudayaan
27
merupakan lingkungan aktual dari berbagai praktik, representasi, bahasa, dan adat
manipulatif dan tidak memuaskan. Kaburnya batas- batas seni, kebudayaan dan
menjadikan barang – barang konsumsi terikat kepada berbagai makna pada level
konsumsi lokal yang mencegah kita dari mempersamakan suatu budaya tertentu
dengan suatu identitas budaya ya homogen. Aktivitas konsumen yang aktif dan
berorientasi pada makna akan memilih menata unsur – unsur komoditas material dan
tanda- tanda yang bermakna. Keragaman produk industri kebudayaan adalah suatu
ilusi untuk sesuatu yang disediakan bagi semua orang sehingga tak seorang pun bisa
lari darinya.29
serangkaian praktik signifikan, yaitu organisasi tanda yang membangun makna dan
memprsepsikan seni sebagai sesuatu yang biasa menyertakan keseluruhan cara hidup.
Industri kebudayaan menjadi saling berkaitan dengan ekonomi politik dan produksi
itu dapat menjadi suatu komoditas yang dihasilkan oleh para kapitalisme industri.
28
Chris Barker, 2015, Cultural Studies, Theory and Practice,Yogyakarta: Kreasi Wacana, hlm 47.
29
Ibid, hlm 47.
28
Global terhadap Kearifan Lokal (Studi Kasus Eksistensi Industri Pariwisata dan
permasalahan yaitu strategi apa yang perlu dikembangkan agar kesenian tradisional
ini tetap menjadi identitas budaya dalam tuntutan industri pariwisata yang melakukan
Konsep yang mengacu pada artikel ini adalah komodifikasi budaya dan
kearifan lokal. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan cara
karena perkembangan kesenian tradisional selama ini masih belum ada standar mutu
yang memadai dalam proses produksi untuk dapat menghasilkan produk industri
pariwisata tersebut. Maka dari itu harus adanya strategi yang mampu menciptakan
30
Agus Maladi Irianto, 2016, Komodifikasi Budaya di Era Ekonomi Global terhadap Kearifan Lokal:
studi kasus eksistensi industri pariwisata dan kesenian tradisional di Jawa Tengah, Jurnal
THEOLOGIA,Vol 27 No 1, hlm 212.
29
revitalisasi yang searah dengan tuntutan industri pariwisata tetapi tidak menggeserkan
hakikat dari kesenian tersebut sebagai identitas kultural. Ditemukan konsep yang
paling efektif dalam mengakomodifikasi budaya tersebut adalah psedo traditional art
, konsep ini merupakan salah satu cara dalam membuat tiruan dari bentuk aslinya,
tetapi menghilangkan nilai- nilai kesakralannya. Hal ini merupakan strategi dalam
kultural dan kearifan lokal masyarakat pendukungnya akan tetap terlindungi, selain
itu juga mampu mengakomodasi tuntutan globalisasi ekonomi sebagai seni hiburan
Perbedaan isi jurnal dari Agus Maladi dengan penelitian penulis adalah Lebih
membahas mengenai strategi yang dilakukan agar industri pariwisata dan kesenian
tradisional dapat bertahan secara beriringan. Sedangkan persamaan isi jurnal dari
Agus Maladi dengan penelitian penulis adalah menggunakan konsep sejenis. Dimana,
dan biasanya kesenian itu sendiri dapat terbentuk dari adanya pemikiran peran
kesenian hadrah ini mulai mengambil ranah menjadi seni hiburan. Dimana kesenian
ini juga sebagai wadah masyarakat dalam menyalurka hobinya ke lebih positif.
Kesenian hadrah ini banyak melantunkan lagu- lagu kerohanian Islam yang
dilantukan untuk maulid nabi. Untuk itu tidak hanya hobi saja, masyarakat khususnya
kaum pemuda dapat lebih mengontrol akhlaknya , mempelajari arti solidaritas dan
kekeluargaan, juga ikut serta dalam membantu melestarikan kesenian Islam ini.
dalam musyaarah besar Seniman Budayawan Islam tahun 1961 sebagai berikut:
―Islam memperkenalkan karya segala cabang kesenian untuk keluhuran budi (akhlak)
dan untuk kehadirat Allah dan tidak berunsur asusila, maksiat, cabul, dan syirik serta
31
Soedarsono, 1998, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, Jakarta: Depdikbud, hlm 16.
32
Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2018, Ensiklopedia Islam
Nusantara Edisi Budaya, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam , Kementerian
Agama RI), hlm 111.
38
Salah satu yang terkenal jika mendengar kesenian Islam adalah Rebana, yaitu
alat musik tradisional yang berasal dari daerah timur tengah dan dipakai untuk acara
kesenian. Kesenian Hadrah adalah salah satu di Indonesia yang masih menggunakan
rebana. Biasanya rebana hadrah digunakan untuk mengiringi syair- syair dari kitab
“Diwan Hadrah” dibandingkan dengan pukulan- pukulan rebana yang lain rebana
hadrah ini ini lebih terdengar melodius. Kesenian Hadrah menjadi salah satu kesenian
lagu bernafaskan Islam.33 Hal ini terlihat pada pementasan seni Hadrah di acara-
acara besar Islam seperti Maulid Nabi, Isra Mi’raj, Tahun Baru Islam, dan Taklim
Pengajian.
tidak memiliki nilai ekonomis diberikan nilai dan karenanya bagaimana nilai pasar
dapat menggantikan nilai- nilai sosial lainnya sebagai suatu komoditas yang dimana
ia tidak hanya penting untuk memiliki nilai guna, tetapi juga berdaya jual.34
Dalam hal ini, komodifikasi terbagi tiga jenis bentuk yaitu komodifikasi intrinsik,
33
Ibid, hlm 112.
34
Pattana Kitiarsa, 2008, Religious Commodification in Asia London: Routledge, hlm 200.
35
Ambar Susatyo Murti, 2006, Komodifikasi Budaya Tradisional di Televisi ( studi analisis wacana
kritis terhadap komodifikasi isi pagelaran wayang kulit purwa di televisi indosiar), Tesis Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Negeri Jakarta, hlm 23.
39
merupakan salah satu proses komodifikasi dimana khalayak dijadikan sebagai media
khusus telah menjadi ciri pariwisata etnik dan budaya, sebagian karena
suatu gejala yang dimiliki oleh pencipta untuk memproduksi kesenian dimana dalam
pertukaran simbolik antara modal kultural dengan modal ekonomi dapat terlihat pada
komodifikasi budaya tersebut. Komodifikasi budaya yang terjadi dalam penelitian ini
islam hadrah ini dapat terus diakui keberadaannya di ranah masyarakat dengan
proses perekrutan bagi munculnya generasi baru yang terus menerus mendefinisikan
barang berikut jasa beserta nilai gunanya menjadi sebuah komoditas yang
36
Ibid, hlm 23.
37
Yekti Maunati, 2004, Komodifikasi & Politik Kebudayaan. Yogyakarta : PT Lkis Pelangi Aksara,
hlm 248.
38
Pierre Bourdieu, 2010, Arena Produksi Kultural (The Field of Cultural Production): Sebuah Kajian
Sosiologi Budaya (Essays on Art and Literature). (Terjemahan). Yogyakarta : Kreasi Wacana, hlm 77-
78.
40
dijelaskan oleh Mosco, yaitu komodifikasi isi, komodifikasi audien, dan komodifikasi
penyedia jasa dalam pasar.39 Hal ini dapat dilakukan untuk menganalisis fenomena
menjadi nilai tukar yang mengacu pada pemanfaatan barang dan jasa yang dilihat dari
kumpulan informasi ke dalam sistem makna dalam wujud produk yang dapat
sekumpulan data ke dalam sistem makna sedemikian rupa sehingga menjadi produk
khalayak oleh perusahaan media dan pengiklanan, dari fungsi awal sebagai konsumen
39
Indah Wenerda, 2015, Ekonomi Politik Vincent Mosco oleh Media Online Entertaiment
kapanlagi.com, Jurnal Fakultas Sastra dan Budaya , Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Vol.3
No. 1, April 2015, hlm 6.
40
Vincent Mosco, 2009, The Political Economy Of Communication (Sage Publication) Zainal Abidin
Achmad, hlm 6.
41
Ibid, hlm 6.
41
seni hadrah yang dipertunjukkan untuk selanjutnya dapat dijadikan agen promosi
kepada berbagai pihak. Hal ini menunjukkan adanay proses kerja sama yang
yang nantinya akan menjadi agen promosi dan mendapatkan panggilan dari berbagai
pihak.
Komodifikasi pekerja terkait dengan proses mengatasi kendali dan ruang yaitu
adanya transformasi proses kerja. Keahlian dan jam kerja para pekerja dijadikan
komoditas dan dihargai dengan pendapatan finansial. Proses komodifikasi ini, sesuatu
diproduksi bukan terutama atas dasar nilai guna, tetapi juga pada nilai tukar.
tampaknya saat ini menjadi sebuah trend yang sedang berkembang dalam industri
pariwisata. Hal ini tentunya secara tidak langsung mengarahkan orang pada
menjual pertunjukan- pertunjukan, arsitektur, dan ritual- ritual. Untuk itu tampaknya
industri pariwisata telah terjadi di sejumlah besar daerah tujuan wisata. Maksud dari
42
Ibid, hlm 7.
42
masyarakat.43 Kesenian hadrah ini dapat ditampilkan melalui suatu pertunjukan , dari
situ masyarakat dapat menikmati lantunan yang diberikan oleh seni hadrah. Namun,
penampilan kesenian ini diatas panggung menuntut biaya yang tidak sedikit. Untuk
itu, banyak hal- hal yang diperlukan dalam menunjang penampilan seni hadrah agar
menarik perhatian masyarakat. Seperti, diperlukannya busana, penata rias, alat musik
dan juga biaya untuk pendftaran saat ingin mengikuti event – event perlombaan.
Maka dari itu, jika seorang seniman ingin menampilkan karyanya ia pasti bingung
tidak monoton sehingga para masyarakat akan semakin tertarik dan terhibur akan
43
Ibid, hlm 245.
43
hubungan antar konsep yang sudah dibuat. Hal ini ditujukan untuk memudahkan para
pembaca untuk memahami fokus dan isi penelitian dari skripsi penulis.
(Media
Dakwah dan
Media - Festival
Hiburan) Perlombaan
Hadrah
- Undangan
Pemerintahan
- Seremonial
Hajatan
- Media Sosial
KOMERSIALISASI
(Sumber : Hasil Analisis Penulis,2019)
44
canggih akan menciptakan masyarakat- masyarakat yang juga cerdik , salah satunya
yang dapat dirasakan adalah keberadaan industri pasar yang memang menjadikan
masyarakat.
Adanya industri pasar ini juga tidak jauh dengan keberadaan kapitalis industri
yang memang menguasai dunia pasar. Dimana para kapitalis ini akan memanfaatkan
hal apapun yang dirasa menguntungkan bagi eksistensi mereka di ranah masyarakat.
Salah satu yang sudah merambat ke ranah industri adalah kebudayaan. Budaya saat
ini sudah banyak dijadikan suatu nilai jual yang hanya menghasilkan sebuah profit
bagi mereka.
Seni hadrah adalah satu dari sekian banyak kesenian tradisional yang merupakan
seiring berkembangnya era modernisasi. Kesenian hadrah ini adalah sebuah pengiring
ritual keagamaan atau media dakwah oleh para ulama pada zaman dahulu. Dimana, di
dalam kesenian ini terdapat syair- syair sholawat yang berarti pujian- pujian yang
disampaikan untuk para nabi. Namun, seiring berkembangnya zaman kesenian hadrah
inipun mengalami komdifikasi menjadi suatu kesenian yang dapat diperjual – belikan
kepada masyarakat sesuai dengan selera mereka. Kesenian hadrah yang menjadi
media dakwah mengalami perubahan fungsi menjadi seni hiburan dan memiliki nilai
45
jual. Perubahan itu dapat terjadi karena didukung oleh perubahan tampilan mereka
dari segi vokal, lagu yang dibawakan, kostum , aksi panggung dan lainnya yang
memang dimodifikasi lagi menjadi lebih menarik agar memiliki nilai jual yang
nantinya akan memberi keuntungan bagi mereka sendiri. Jika penampilan dan gaya
dari kesenian tersebut sudah menjual , pasti akan menaikkan keinginan masyarakat
Setelah kesenian hadrah tersebut sudah mengalami feedback yang meningkat dari
masyarakat, bayaran yang diterima oleh kesenian ini pun semakin besar dan banyak
undangan pada acara- acara hajatan, ngarak , dan sebagaianya, selain itu, adanya
nasional. Salah satu stasiun televisi yaitu indosiar mengadakan festival hadrah di
bulan Ramadhan. Secara tidak langsung hal tersebut akan mengubah identitas
kebudayaan dari kesenian hadrah yang tadinya sebagai media dakwah , saat ini
Perubahan tersebut juga mengacu adanya hal yang bersifat komersil dari nilai jual
dan daya tarik yang diberikan oleh kesenian hadrah tersebut, seperti pementasan di
khitanan atau pernikahan pasti harus sesuai dengan si penanggap agar mereka puas
setelah itu menerima bayaran berupa uang, lalu adanya pementasan di perlombaan
festival hadrah yang merebut juara terbaik karena pasti akan mendapatkan uang yang
nantinya berguna untuk memodifikasi nilai estetika mereka kembali, lalu keberadaan
46
festival hadrah di indosiar yang memberikan keuntungan bagi stasiun tersebut karena
semakin meningkatnya rating tv berarti feedback dari masyarakat sangat antusias dan
dilaksanakan oleh sekelompok peneliti dalam bidang ilmu sosial maupun bidang
teknik pengumpulan data yang dilakukan pada objek yang alamiah, dalam artian
objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh penulis dan kehadiran
mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya,
mendekati atau berinteraksi dengan orang- orang yang berhubungan dengan fokus
Metode yang digunakan dlam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dimana
, metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran dengan menggunakan kata- kata
untuk menjelaskan permasalahan, klasifikasi jenis, atau garis besar tahapan guna
44
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian dan Pengembangan ( Research and Development), Bandung
:Alfabeta, hlm 15.
45
Iskandar, 2009, Metodelogi Penelitian Kualitatif , Jakarta : Gaung Persada, cet 1 , hlm 51.
47
menjawab pertanyaan seperti siapa, kapan, dimana, dan bagaimana, selain itu dalam
penelitian ini karena memang membutuhkan informasi secara mendalam dan detail
mengenai proses komodifikasi yang terjadi pada kesenian Islam hadrah di Komunitas
Hadrah Anshorurrrasul ini. Selain itu juga memerlukan berbagai informasi lainnya
dari berbagai pihak luar atas terjadinya komodifikasi yang dilakukan baik itu dampak
positif maupun dampak negatifnya. Maka dari itu, penulis berusaha untuk memahami
permasalahan yang sedang diteliti atau diamati agar nantinya dapat dianalisis
Subjek penelitian merupakan salah satu kunci yang penting dalam penelitian
memang memiliki kaitan penting dalam penelitian ini. Subjek penelitian dari skripsi
komunitas yang berdiri atas beberapa orang dengan tujuan yang sama yaitu
mempertahankan eksistensi seni islam hadrah dalam arus globalisasi saat ini dengan
cara memodifikasinya kembali untuk tetap menarik dan mempunyai nilai jual
sehingga masih banyak masyarakat yang respecr terhadapat salah satu kesenian islam
ini. Penulis memilih enam orang untuk dijadikan sebagai informan dan melakukan
46
John W. Creswell, 2014, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset (Edisi ke 3), Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, hlm 44.
48
wawancara secara mendalam kepada enam orang infirman tersebut dalam penelitian
ini. Pertama, ketua dari Komunitas Hadrah Anshorurrasul yaitu Ozy, lalu ada satu
orang pendiri Komunitas Hadrah Anshorurrasul tersebut, dua orang anggota dari
Komunitas Hadrah Anshorurrasul dan dua orang masyarakat yang ikut berpatisipasi
4 Bang Bagas Pengamat dan Tokoh masyarakat - Menjelaskan tentang seni Hadroh di
Komunitas Hadroh Anshorurrasul mata masyarakat dan motif dari seni
hadroh secara ekonomi dan sosial.
Lokasi penelitian yaitu di rumah Ustad Ali dan Fauzi Musyid, di kampung
Puspita, Cakung Timur, Jakarta Timur. Namun, ada beberapa yang diluar seperti di
event- event perlombaan atau tempat kegiatan lain yang sedang dilakukan oleh
komunitas ini. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Febuari 2019, penelitian
dilakukan sampai penulis merasa sudah lengkap dengan data – data atau informasi
yang telah diperoleh dari kegiatan observasi dan wawancara mendalam. Penulis
yang memiliki kriteria penting dalam penelitian ini dan memiliki waktu senggang
seminggu sekali pada hari Jumat di rumah Ustad Ali, Kampung Puspita, Cakung
Peran peneliti disini sebagai orang yang meneliti dan melakukan pengamatan
secara langsung terhadap realitas sosial yang ada di lapangan. Peneliti memiliki
pengaruh yang sangat penting terhadap isi dari penelitian ini, karena bukan hanya
50
meneliti saja, tetapi peneliti harus mampu dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan baik oleh para informan selama menjalankan penelitian ini. Peneliti berusaha
mencari tahu mengenai bagaimana proses komodifikasi yang terjadi pada Komunitas
eksistensinya diranah masyarakat dalam arus globalisasi saat ini. Peneliti juga turun
peneliti mengetahui keadaan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, peneliti juga
menggunakan dan menyusun pertanyaan dengan gaya kalimat yang tepat dan sesuati
bebas, dimana penulis tidak terlalu terpaku oleh pedoman wawancara yang sudah
47
Jalaluddin Rahmat, 2001 Metode Penelitian Komunikasi, Rosdakarya. Bandung, hlm 23.
51
disusun dan dibuat secar sistematis. Wawancara mendalam yang penulis lakukan
bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat tetapi masih fokus kedalam
pertanyaan- pertanyaan yang memang terkait oleh fokus penelitian ini. Dalam hal ini,
penjelasan secara aman sehingga informan tidak merasa tertekan atau takut untuk
masyarakat. Selain itu juga proses komodifikasi apa saja yang telah dilakukan oleh
1.7.4.2 Observasi
kegiatan yang dilakukannya. Lalu, penulis juga ikut serta dalam setiap event- event
langsung terhadap kegiatan – kegiatan acara yang digelar oleh komunitas hadrah
perkumpulan hadrah secakung timur dengan sebutan Forsih, Pengajian bersama yaitu
maulid nabi, dan kegiatan bakti sosial yang diadakan rutin setiap bulan puasa yaitu
sahur on the road serta kegiatan lainnya. Observasi dilakukan demi melihat langsung
pendukung penelitian, berupa gambar, artikel, data keanggotaan, hasil rekaman dan
fieldnote. Hal ini dilakukan untuk menjadi data pendukung laporan penelitian selain
UNJ, dan Perpustakaan UI. Untuk tesis dan jurnal yang menjadi tinjaun penelitian
sejenis dalam mengerjakan penulisan ini berasal dari website jurnal resmi.
Analisis data pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang diperkaya
dengan studi literatur yang ekstensif dan sesuai dengan judul penelitian. Dalam
penelitian ini data yang diperoleh dari informan baik yang diperoleh melalui
wawancara mendalam dan observasi yang sudah dilakukan dalam catatan lapangan
maupun dari dokumen yang sudah ada, akan dianalisis oleh penulis dengan cara
wawancara dan observasi merupakan data primer yang akan di analisa dan didukung
oleh data sekunder yang berasal dari buku. Analisa dilakukan dengan menggunakan
konsep komodifikasi budaya serta konsep- konsep yang sesuai dengan data yang
diperoleh dilapangan.
dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya
adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh
kebenaran jika dilihat dari berbagai sudut pandang. Mathinson menjelaskan bahwa
nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data
yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontradiksi oleh karena itu
dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang
diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti.48 Melalui triangulasi data, peneliti
bermaksud menguji data yang diperoleh dari satu sumber untuk dikomparasi dengan
data dari sumber lain. Dari sinilah hasil data yang didapatkan akan sampai pada suatu
kemungkinan apakah data tersebut sesuai atau tidak sesuai, konsisten atau tidak
48
John W. Creswell, Op.Cit, hlm 241.
54
dalam memerinci setiap hal yang ingin dibahas dalam penelitian. Penelitian ini terdiri
dari tiga bagian yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Ketiga bagian ini disajikan
Pada permasalahan penelitian diuraikan dua pertanyaan besar yang menjadi fokus
penulis dalam penelitian. Selanjutnya terdapat juga tujuan dan manfaat penelitian,
Hadrah serta Akulturasi Islam dan Betawi. Kemudian dalam bab ini akan dijelaskan
mengenai profil, tujuan dan lain sebagainya yang akan dibentuk dalam subbab-
55
Penulis akan menganalisis proses komodifikasi budaya dalam kesenian islam hadrah
eksistensi dari budaya islam di ranah masyarakat dan terus diakui keberdaannya
sehingga dapat membawa pengaruh yang baik bagi masyarakat khususnya kaum
pemuda atau remaja. Penelitian ini akan diakhiri oleh bab V sebagai penutup. Penulis
penulisan.