Anda di halaman 1dari 34

PERAN SENI MUSIK HADRAH DALAM PENGEMBANGAN

PENDIDIKAN ISLAM DI MA NW BAGIK POLAK

Tugas Proposal Skripsi


Diajukan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Bimbingan Skripsi
Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
Dosen Pengampu: Dr. Akhmad Syahri, M.Pd

Oleh

Handreawan
NIM 190101153

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2022
2

BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang Masalah


Istilah seni berasal dari istilah “sani” dalam bahasa Sansekerta yang berarti
pemujaan, pelayanan, donasi, permintaan atau pencarian dengan hormat dan jujur,
tetapi ada juga yang mengatakan bahwa seni berasal dari bahasa Belanda “genie”
atau jenius. Dalam versi yang lain, seni disebut cilpa yang berarti berwarna (kata
sifat) atau pewarna (kata benda), kemudian berkembang menjadi cilpacastra yang
berarti segala macam kekriyaan (hasil keterampilan tangan) yang artistik. Dalam
perkembangan selanjutnya dari asal kata seni muncul berbagai pengertian seni, yaitu
(a) seni sebagai karya seni (work of art), (b) seni sebagai kemahiran (skill), (c) seni
sebagai kegiatan manusia (human activity).1
Seni adalah ekspresi jiwa manusia yang tertuang dalam berbagai bentuk karya
seni. Refleksi kehidupan manusia dituangkan melalui media seni dalm bentuk karya
seni. Semua cabang seni (tari, musik, seni rupa, teater, dan sastra) memiliki nilai
yang dapat ditransformasikan dalam kehidupan sehari-hari. Atau sebaliknya. Di
dalam seni terdapat simbol- simbol kehidupan yang memiliki makna mendalam
tentang hakikat hidup. Tari dengan ekspresi gerak, musik dengan bunyi dan suara
manusia, teater dengan ungkapan ekspresi gerak dan vokal, seni rupa dengan
berbagai media visual semuanya memiliki gaya dan aliran yang beragam merupakan
ungkapan ekspresi yang di dalamnya sarat dengan simbol. Memaknai cabang-
cabang seni ini menjadi penting artinya untuk mengawali sebuah proses
pengenalan tentang apa seni itu.
Kesenian secara universal dapat dipahami dan dimaknai sebagai refleksi
kehidupan manusia yang dituangkan ke dalam berbagai ekspresi. Ekspresi inilah
yang memunculkan berbagai jenis seni dimaksud. Batasan seperti itu, semestinya
kesenian mendapat perhatian dan penanganan khusus agar dikenal tidak saja sebagai
upaya menyalurkan hobi dan kegemaran. Melainkan kesenian dapat dijadikan sarana
untuk membentuk perilaku yang dapat kita adopsi dari nilai-nilai edukatif yang
terakumulasi di dalam kesenian dalam arti yang umum.2
Perkembangan kesenian di era global saat ini menuntut sikap antisipatif
terhadap situasi yang terjadi. Pengaruh budaya global tak dapat dipungkiri lagi akan
berpengaruh pada eksistensi kesenian. Seni sebagai bagian dari kebudayaan memang
selalu berkembang mengikuti arus perubahan zaman. Hanya saja bagaimana kita
menyikapi perubahan itu, sehingga substansi kesenian tetap bisa dipertahankan.3
Mempertahankan substansi seni dalam menghadapi era global menjadi sesuatu
yang penting. Mengingat ―roh‖ kesenian berasal dari tradisi budaya setempat, baik

1
Soedarso, Sp, Perkembangan Kesenian Kita. Ed. Soedarso (Yogyakarrta: BP ISI,2019), hlm. 16-
17.
2
Ayatrohaedi, Kepribadian Budaya Bangsa (Lokal Genius) (Jakarta: Pustaka Jaya, 2015), hlm. 26.

3
3

seni rupa, tari, musik, maupun teater. Dari sumber tradisi itulah berbagai ekspresi
seni bisa dikembangkan ke dalam bentuk-bentuk lain yang bersifat kreasi atau
modern. Pengembangan bentuk dari konvensional ke kreasi ini sebenarnya
merupakan bagian dari upaya pelestarian dalam bentuk atau format baru.
Kesenian Hadrah adalah merupakan kesenian tradisional yang dilakukan
dengan menyanyikan syair yang memuji kebesaran Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW yang diiringi dengan pukulan tahar. Kesenian Hadrah juga
merupakan salah satu jenis seni musik yang bernafaskan islam. Dari pengertian
bahasa Arab, artinya adalah kehadiran. Seorang praktisi senior Kesenian Hadarah
adalah Muchlis Wagiman mengatakan bahwa tahar ialah suatu alat musik,
sedangkan hadrah adalah jenis kesenian yang menggunakan tahar.
Musik hadrah muncul dari negeri Timur Tengah, dan berkembang di berbagai
wilayah seiring perkembangan Agama Islam. Tokoh yang pertama kali dalam
Hadarah adalah Jalaludin Romi Muhammad bin Muhammad al-Balkhi al-Qunuwi.
Suatu keindahan dan kesukacitaan yang timbul dari sebuah pendengaran,
penglihatan, serta rasa yang di timbulkan dalam berbagai bentuk baik itu bentuk
alunan musik, arsitektur pada bangunan, sebuah dekorasi, lukisan ataupun apapun
bentuknya yang mampu membangitkan rasa bahagia dan temotivasi dalam sebuah
imajinasi, itu lah yang dinamakan seni.
Adapun beberapa fungsi dalam seni adalah:Bidang keagamaan, Komunikasi,
Hiburan, Artistik, Terapi Fisik maupun Rohani, Pengembangan Budaya Seni.4
Pengembangan Budaya seni dalam pendidikan sangat dibutuhkan karna
dengan seni mampu meningkatkan motivasi terhadap seorang pendidik maupun
peserta didik. Hal ini juga membawa dampak lebih baik dalam pola berfikir maupun
tingkahlaku dari sipenikmat seni tersebut.seni juga mampu memberikan peluang
besar bagi para seniman untuk meningkatkan sumber daya manusia maupun sebagai
ajang prestasi dan sumber rezeki, semua tergantung pada personal masing-masing.5
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan dalam diri seorang anak dari
usia anak-anak hingga remaja untuk mengubah pengetahuan yang dari awalnya tidak
tahu menjadi tahu dan untuk meningkatkan kekuatan batin, serta membentuk
karakter seseorang hingga mampu hidup bersosialisasi di masyarakat. Sebagai
seorang pendidik harus mampu untuk memberikan motivasi ataupun rangsangan
terhadap potensi peserta didik agar mampu meningkatkan prestasi dan budi
pekertinya dalam bentuk pola tingkah laku dan tutur bicaranya terhadap siapapun.
Dengan adanya pendidikan seni disekolah maupun diluar sekolah akan
mendidik seseorang untuk terlatih mentalnya, yang secara tanpa disadari mereka
sebagai sumber media komunikasi, media ekspresi, media bermain, dan penyaluran
bakat yang terpendam. Pendidikan seni juga mampu meningkatkan karakter seorang
anak hingga memiliki kepekaan ataupun respon terhadap apa yang dihadapinya.6
Dilihat pada perkembangan zaman saat ini dunia musik ataupun seni banyak
corak dan bentuknya. Dari corak dan bentuk yang ada tentulah mempunyai
4

5
Ayatrohaedi,Kepribadian Budaya Bangsa (Lokal Genius), blm. 39.

6
Lamhot Basani sihombing, Jurnal Suatu Pendekatan Strategi dan Metode Pendidikan Seni
Melalui Kegiatan Bernyanyi Sebagai Aspek-aspek Pengembangan Pendidikan Karakter Pada
Anak Usia dini, (Universitas Negeri Medan), blm.: 63-64.
4

karakteristik yang beda-beda sehingga mampu mengubah sipemilik seni tersebut


pada sesuatu yang diharapkannya. Untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman seni ini tentunya saat ini telah dibuka pendidikan khusus tentang seni,
baik itu seni suara, seni rupa maupun seni arsitektur.
Ketertarikan generasi pada saat ini terhadap dunia musik untuk seni budaya
musik yang islami sangatlah sedikit. Dan banyak faktor yang membuat generasi kita
tidak ingin mengetahui tentang seni budaya musik islam dan mereka lebih menyukai
musik-musik klasik dan barat serta pop,dan juga dangdut. Sedangkan seni musik
yang islami hanya beberapa kalangan tertentu yang masih menyukai seni musik
islam tersebut. Dari sisi sudut pandang modern tidak sedikit yang menilai bahwa
seni musik islami adalah merupakan seni musik yang kuno atau ketinggalan zaman.
Namun dibalik pandangan tersebut ada juga sebagian kelompok yang masih
menikmati dan menyukai seni musik islami tersebut, salah satunya seni musik
hadrah.
Kesenian dalam budaya islam ada bermacam bentuk, salah satunya adalah
kesenian hadrah yang sebagai media dakwa bagi para Wali dan ulama pada zaman
dahulu. Dan hingga saat ini seni hadra masih dibudayakan oleh umat islam dalam
berbagai acara keagamaan. Hadrah adalah merupakan alat kendang yang hanya
memiliki satu sisi saja yang dapat digenggam oleh sebelah tangan saja. Musik ini
juga dikenal sebagai rabana, yang alat musiknya terdiri dari:genjring, beduk,
tumbuk, kentrung dan keprak.
Musik hadrah dapat menimbulkan enam macam suara nada yaitu: nada tinggi
bergema, tinggi tidak bergema, bergema, sedang tidak bergema, rendah bergema dan
rendah tidak bergema.7 Kesenian ini merupakan warisan dari budaya islam di
Nusantara. Oleh karena seni hadra ini bernuansa islami adalah dengan melantukan
sholawat dan syair- syair kepada Nabi Muhammad SAW, yamg terkadang disertai
gerakan- gerakan tari.8
Esensi dari kesenian hadrah adalah pembacaan sholawat dan syair- syair pujian
yang ditujukan untuk Rasulullah SAW. Sebagaimana halnya zikir yang
mengharapkan keberkahan dari Nabi Muhammad SAW. Kesenian ini digunakan
dalam berbagai acara islami yaitu; pembacaan diba`, Burdah, Simtudduror,Acara
nikahan dan Tasyakuran.
Saat ini kesenian hadrah masih dapat ditemui pada acara arak- arakan
pengantin dan pada hari keagamaan islam. Sebagian besar yang memainkan
kesenian hadrah adalah para orang tua yang sebagian besar berusia 40 tahun ke atas.
Sedikit sekali dari kalangan remaja yang mau memainkan kesenian hadrah. Hal ini
disebabkan beberapa faktor seperti: tidak ada rasa kepedulian untuk melestarikan
kesenian hadrah, kurangnya usaha dari komunitas untuk mengajarkan kesenian
hadrah kepada anak- anak dan remaha, dan masih ada remaja yang beranggapan
kesenian hadrah adalah kesenian yang kuno atau ketinggalan zaman.
Antara seni budaya islam dan pendidikan agama islam memiliki kaitan yang
mempunyai nilai islami. Manusia, masyarakat, budaya adalah merupakan tiga
dimensi yang berjalan bersamaan dalam tatanan kehidupan. Proses pendidikan dan
7
Universitas Pendidikan Indonesia, dikutip dari Repository.upi.edu./Perpustakaan.Upi.Edu,1

8
Bagus Nirwanto,Dikutip dari Jurnal.(unnes..ac/sju/indek.php/jsm,2015), 30
5

perkembangan seni hadrah yang berjalan seiringan merupakan salah satu usaha yang
kompleks untuk pengembangan dari seni hadrah tersebut dan mampu mejadi
pondasi dalam budaya peradaban islam terkini.9
Berdasarkan faktor tersebut maka diperlukan keaktifan darii komunitas hadrah
sendiri untuk melakukan kegiatan dalam menyebarluaskan kesenian hadrah, seperti
membuka pelatihan bagi masyarakat yang mau mempelajari kesenian hadrah.
Dengan demikian masyarakat dapat dengan mudah untuk mendapatkan pendidikan
tentang kesenian hadrah.10
Bagi pelantun dari seni hadrah ini akan menambah keterampilannya dalam
mengelola suara. Hadrah juga berperan sebagai hiburan yang dapat menghibur diri
yang dilanda kesedihan.11
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
peribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia, baik yang
berbentuk jasmaniyah maupun rohaniyah. Kesenian hadrah tentu ada kaitannya
dengan pendidikan agama Islam karena hadrah adalah seni Islam yang di dalamnya
ada nilai agama yang mempengaruhi kespiritual hadrah tersebut.Hadrah merupakan
jenis kesenian musik Islami. Sebab, dilihat dari lantunn syair yang dipakai adalah
syair-syair Islam yang menjunjung tinggi Rasulullah Saw. hadrah atau shalawatan
adalah kunci pembuka kebaikan kebenaran Ilahi baik dalam bentuk pembacaan
AlQuran (tilawah) dan nyanyian religius yangberhubungan dengan Rasulullah
SAW (Alberjanji) serta serangkaian doa suci. Sehingga sangat jelas sekali seni
rebana memiliki banyak aspek spiritual yang tinggi (Islami), jadi dalam hal ini dapat
dipahami bahwa antara pendidikan agama Islam dan kesenian hadrah saling
berkaitan.
Berdasarkan observasi pengamatan awal (grand tour), bahwa peserta didik di
MA NW Bagik Polak dalam pemanfaatan kesenian hadrah tersebut tidaklah sesuai
dengan budaya islami yang telah diajarkan oleh Agama Islam. Salah satu fenomena
yang sangat menarik dibahas adalah pertama, masalah belum tertanamnya nilai etika
dalam kepribadian masing-masing pemain musik hadrah, dimana seharusnya
seorang pemusik hadrah hendaklah memberikan tauladan etika yang baik bagi diri
sendiri maupun orang lain, seperti halnya dalam berpakaian muslim dan muslimah,
bersikap saling menghormati sesama muslim, menjaga jarak antara hubungan yang
bukan muhrim dan banyak lagi sikap yang dapat dijadikan suri tauladan dalam
budaya pengembangan musik hadrah sesuai dengan Pendidikan Agama Islam.
Kedua, perkumpulan dalam seni hadrah hanya sebagai ajang pertemuan yang dapat
membuat suasana ramai namun tidak sesuai dengan misi dari musik hadrah itu
sendiri, seperti halnya anggota pemuda – pemuda yang berkumpul hanya sibuk
dengan ponsel mereka sendiri, dan tidak dimanfaatkan untuk pemberian materi
keagamaan atau sejenis tausiyah sebagai dasar pemacu peningkatan keimanan dan
ketawaan para pemain musik hadrah, dengan kata lain siraman rohani bagi semua
anggota pemain musik hadrah.

9
Nur Saidah, Jurnal. Pendidikan Agama Islam dan Pengembangan Seni Budaya Islam,(Yogyakarta:2008), hlm. 57
10
Bayu Satria, Jurnal Pembelajaran Kesenian Hadrah (Bayu Satria, Untan Pontianak,2015), hlm.78
11
Dikutip dari Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan; tentang Penerapan Nilai Keagamaan
Melalui Seni Hadrah Muallatan Al-Hasby . (Banjarmasin Barat (2015): hlm. 682.
6

Berdasarkan fenomena inilah, tujuan penulis dalam penelitian tentang hadrah


ini adalah sebagai salah satu media untuk menanamkan nilai-nilai agama terhadap
jamaah dan masyarakat yang ada di MA NW Bagik Polak khususnya. Dan mampu
mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan agama islam dalam permainan musik hadrah
dengan mengunakan metode yang berlandaskan ajaran syara`. Pada penelitian ini
hanya memfokuskan pada pengembangan kesenian hadrah pada pendidikan agama
islam yang ada pada muatan kurikulum.
Kemudian penulis melihat bahwa yang perlu dibahas dalam penelitian ini
adalah, pertama; bagaimana pemahaman tentang kesenian hadrah bagi Peserta didik
di Ma NW Bagik Polak. Apakah sebatas hanya bisa memainkan alat musik hadrah
saja Kedua; bagaimana pengembangan penanaman nilai-nilai agama islam dalam
budaya seni hadrah tersebut di MA NW Bagik Polak. Dimana Kebanyakan dari
mereka hanya memanfaatkan kesenian hadrah sebagai hiburan dan mengisi waktu
luang. Sebagaimana menurut sebagian pemuda Tahtul Yaman salah satu alasan
mereka lebih memilih memainkan hadrah dibandingkan alat musik lainnya,
dikarenakan selain sebagai sarana hiburan, ketiga; pada kesenian hadrah juga
memiliki ajaran-ajaran agama islam, seperti berpakaian islami dan syairnya berupa
sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu, penulis berminat untuk melakukan riset dalam masalah
kesenian hadrah tersebut dengan mengangkat tema sebagai berikut: “Peran Seni
Musik Hadrah dalam Pengembangan Pendidikan Islam di MA NW Bagik
Polak”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Apa sajakah pendidikan Islam yang terkandung dalam syair sholawat Hadrah

oleh Grup Hadrah MA NW Bagik Polak ?

2. Bagaimanakah Peranan Seni Musik Hadrah dalam Pengembangan Pendidikan

Islam oleh MA NW Bagik Polak?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan
a. Untuk mengetahui pendidikan Islam yang terkandung dalam syair sholawat

Hadrah oleh Grup Hadrah MA NW Bagik Polak

b. Untuk mengetahui Peranan Seni Musik Hadrah dalam Pengembangan


7

Pendidikan Islam oleh MA NW Bagik Polak

2. Manfaat

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan teoritis bagi

perkembangan Pendidikan Islam, khususnya Pendidikan Agama Islam, serta

dapat digunakan sebagai pedoman dalam penelitian yang lebih lanjut,

mengenai Peran Seni Musik Hadrah.

b. Manfaat Praktis

Meningkatkan kepekaan masyarakat terhadap nilai-nilai Pendidikan yang

terkandung dalam Seni Musik Hadrah dan dapat memberikan sebuah

inspirasi dari sebuah alunan Sholawat Hadrah..

a. Bagi pegiat seni Islami : Meningkatkan peran serta seniman dan budaya

muslim dalam melestarikan khasanah budaya bangsa melalui peningkatan

mutu seni Islami.

b. Bagi masyarakat luas : Meningkatkan kesadaran keimanan dan

memperkuat ukhuwah Islamiyah kepada sesama, serta senantiasa

mencintai Rasulullah melalui bersholawat kepada nya.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada Peran Seni Musik Hadrah melalui

Sholawat Hadrah yang diinisiasi oleh MA NW Bagik Polak pada

kehidupan sehari-hari personilnya. Batasan penelitian ini diletakkan pada

usia pendengar yang berada pada kisaran usia 14 tahun hingga usia 50

tahun. Senin Musik Hadrah yang diinisiasi oleh MA NW Bagik Polak ini
8

memang ditujukan pada segala usia. Namun, menurut peneliti, responden

dengan usia anak-anak tidak bisa diwawancarai untuk mendapatkan data.

Sehingga peneliti menganggap, guru dan peserta didik MTs dan MA lah

yang tepat untuk dijadikan responden. Karena, mereka lebih mengetahui

tentang Seni Musik terutama Hadrah. Disamping itu, menurut peneliti, usia

remaja sudah bisa membedakan antara hal baik dan buruk. Sehingga usia

mereka patut untuk dijadikan responden penelitian.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Kelas MA NW Bagik Polak. Lokasi

penelitian ini dijadikan satu ruangan dengan Kelas 11 B. Lokasi penelitian

berada tepat di bagian Utara Kantor Ruang Guru MA NW Bagik Polak.

Struktur bangunan Ruang Kelas MA NW Bagik Polak ini berlantai satu dengan

ukuran 5x5 meterpersegi. Cara peneliti mengakses ruang kelas ini dengan

memasuki pintu selatan MA NW Bagik Polak, kemudian belok kanan menuju

ke arah Timur melewati ruang kelas 11 C sebelah kiri dan kantin di sebelah

kanan. Letak ruang jelas 11 B ini berada tepat di tengah bagian Utara.

E. Telaah Pustaka

Penelitian mengenai efektivitas dakwah melalui musik sudah dilakukan oleh

peneliti-peneliti terdahulu. Berikut beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya. Diantarnya :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anis Restu Hayuningtyas yang berjudul

“Hadrah Sebagai Media Dakwah Dalam Meningkatkan Semangat Aktivitas

Keagamaan Remaja Desa Sidodadi Kecamatan Pirdauska Pringsewu”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja di Desa Sidodadi menjadi

semangat dalam melakukan aktivitas-aktivitas keagamaan, aktivitas keagamaan

yang dilakukan para remaja di Desa Sidodadi adalah sholawat, belajar membaca

Al-Qur‟an, Mauidotil Hasanah, Teater Islam, dan Bersholawat. Melalui


9

mauidotul hasanah serta bimbingan-bimbingan yang baik dapat berpengaruh

terhadap akhlak dan kehidupan para remaja yang mengikuti kegiatan hadrah

tersebut.Serta melalui hadrah juga para remaja bisa mempergunakan waktu

mereka dengan hal yang bermanfaat dan bisa membangun pribadi mereka

menjadi lebih baik.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mukhammad Zainul Anwar yang berjudul

“Seni Hadrah Di OSTI (Organisasi Santri Ta‟mirul Islam) Surakarta

Sebagai Media Dakwah”.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan

metode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan kualitatif peneliti melakukan

pengumpulan data melalui observasi dengan melakukan wawancara dengan

pengurus dan santri yang menjadi anggota hadrah di OSTI Ta‟mirul Surakarta.

Setelah itu melakukan wawancara, memilih ke beberapa narasumber yang di

anggap tepat dalam memberikan informasi dan juga dokumentasi. Kemudian

beberapa data yang berupa buku-buku, internet dan sebagainya yang

bersangkutan dengan judul penelitian.

Temuan Peneliti di OSTI Ta‟mirul Islam Surakarta dengan Seni

hadrah sebagai media dakwah pesan yang disampaikan menggunakan lagu-lagu

shalawat dan juga syair yang berisi puji-pujian sampai ke masyarakat.

Diadakannya kegiatan hadrah akhlak dan waktu santri tidak terbuang sia-sia,

dengan latihan di setiap minggu, acara-acara perlombaan dan pengajian, mereka

bisa menambah wawasan. Melalui hadrah OSTI Ta‟mirul Islam Surakarta

santri bisa melakukan dakwah dengan kemampuan mereka.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ubaidillah Usman Arrosyid yang berjudul

“Kesenian Hadrah Ishari Sebagai Media Peningkatan Karakter Religius Dan

Disiplin Anak Di Lingkungan Masjid Baitul Musholin Desa Polorejo

Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo”.


10

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Bagaimana persiapan kegiatan hadrah

ISHARI sebagai media peningkatan karakter religius dan disiplin anak di

Masjid Baitul Musholin, (2) Bagaimana Pelaksanaan kegiatan hadrah ISHARI

sebagai media peningkatan karakter religius dan disiplin anak di Masjid Baitul

Musholin, dan (3) Bagaimana hasil kegiatan kesenian hadrah ISHARI sebagai

media peningkatan karakter religius dan disiplin anak di Masjid Baitul

Musholin.

Untuk menjawab tujuan diatas, penelitian ini menggunakan teknik

kualitatif yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain.

Hasil analisis data ditemukan (1) Kegiatan Yasinan, Tahlil dan Latihan,

kemudian Pengecekan Alat, lalu melakukan Pemanasan atau Stretching, dan

juga Persiapan H-1 Sebelum Pentas merupakan Persiapan kegiatan hadrah

ISHARI sebagai media peningkatan karakter religius dan disiplin anak di

Masjid Baitul Musholin (2) Tahlil Kubro, Hajatan Warga (Piton-piton dan

Aqiqah), dan Peringatan Hari Besar Islam merupakan pelaksanaan kegiatan

hadrah ISHARI sebagai media peningkatan karakter religius dan disiplin anak

di Masjid Baitul Musholin(3) dalam hal karakter religius adalah kehadiran

anak ke masjid sudah cukup baik, bersholawat atas Nabi Muhammad SAW,

sikap sopan santun, kegiatan yang positif. Karakter disiplin, tingkat kehadiran

anak cukup baik, tepat waktu, mematuhi aturan, dan juga bertanggung jawab

atas dirinya maupun organisasinya merupakan hasil kegiatan hadrah ISHARI

sebagai media peningkatan karakter religius dan disiplin anak di Masjid Baitul

Musholin.

Dari ketiga penelitian tersebut, jelas terlihat hal yang membedakan pada

penelitian ini adalah terletak pada peran seni musik hadrah dalam

pengembangan pendidikan islam, dan pengembangan kesenian dalam


11

pendidikan islam, sementara itu sebagian besar penelitian yang sudah terdahulu

pada umumnya hanya menjelaskan tentang bagaimana metode pembelajaran

hadrah dan pendekatannya dan menjelaskan makna dari macam-macam seni

dalam Islam

F. Kerangka Teori

1. Peran

Teori peran (role theory) adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai
teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikolog, teori peran berawal
dari dan masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi. Dalam ketiga
bidang ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater,
seorang aktor harus bercermin sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam
posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu
(Sarwono, 2013:215).

Teori peran adalah perspektif dalam sosiologi dan psikologi sosial yang
menganggap sebagian besar kegiatan sehari-hari menjadi pemeran dalam
kategori sosial (misalnya ibu, manajer, guru). Setiap peran sosial adalah
seperangkat hak, kewajiban, harapan, norma, dan perilaku seseorang untuk
menghadapi dan memenuhi. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa
orang berperilaku dengan cara yang diprediksi, dan bahwa perilaku individu
adalah konteks tertentu, berdasarkan posisi sosial dan faktor lainnya. Teater
adalah metafora sering digunakan menggambarkan teori peran. (Sumber:
https//rinawahyu42.wordpress.com/2011/06/07/teori-peran-rhole-theory/ diakses
pada 23 Oktober 2022 pukul 15:03 WITA).

Menurut Robert Linton (1936), teori peran menggambarkan interaksi sosial


dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang
ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran
merupakan pamahaman bersama kita untuk menuntun berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran
tertentu misalnya sebagai dokter, mahasiswa, orang tua wanita, dan lain
sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran
12

tersebut. (Sumber: https//fahir-blues.blogspot.co.id/2013/06/teori-peran-dan-


definisi-peran-menurut.html?m=1 diakses pada 23 Oktober 2022 pukul 15:43
WITA).

2. Seni Musik Hadrah


a. Seni

Sebelum kita membahas mengenai kesenian hadrah, alangkah baiknya kita


mengetahui terlebih dahulu pengertian kesenian. Seni adalah suatu hasil
karya yang memiliki nilai keindahan dan mampu memberikan kebahagian
bagi orang lain. Didalam kehidupan manusia seni adalah bagian dari
kebutuhan yang mempunyai dampak tersendiri bagi penikmat seni. Dalam
dunia seni ada beberapa macam bentuk yaitu seni musik, seni tari, seni
teater, seni rupa dan seni sastra.
Seni seringkali ditafsirkan berbeda-beda sehingga memiliki berbagai
pendapat dan pengertian yang beragam. Pengertian yang pada umumnya
dipakai dalam mengartikan seni diantaranya adalah keindahan, ungkapan
perasaan, imajinasi, estetis dan lain sebagainya. Kesenian sendiri
merupakan kebutuhan manusia yang asasi untuk memenuhi kepuasannya
terhadap keindahan. Pada dasarnya setiap karya seni merupakan perpaduan
berbagai unsur dan dibentuk oleh karakteristik-karakteristik tertentu.

b. Musik
Secara etimologis musikologis berasal dari bahasa inggris yaitu
“music” yang berarti musik dan “logical” yang berarti cara berfikir
menjadi “musicological” berarti cara berfikir yang berhubungan dengan
musik. Musikologis dalam KBBI memiliki arti yang berkaitan dengan ilmu
musik/ musikal. Hal-hal yang berkaitan dengan musik disebut unsur-unsur
musik. Unsur-sunsur musik menurut Jamalus dalam buku Pengajaran
Musik Melalui Pengalaman Musik di kelompokan atas: 1) unsur-unsur
pokok yaitu irama, melodi, bentuk/ struktur lagu dan, 2) unsur-unsur
ekspresi yaitu tempo, dinamik dan warna nada. Jadi pada dasarnya istilah
musik yaitu rangkaian suara/bunyi yang dihasilkan dari instrumen (alat)
musik yang dimainkan secara harmonis oleh seorang atau sekelompok
13

pemusik.12

c. Hadrah
Dari namanya mungkin terdengar sangat asing. Namun hadrah sudah
sangat populer di kalangan majelis taklim yang dipimpin oleh beberapa
ulama, kyai, dan habib yang kemudian menyebar di kalangan masyarakat.
Hadrah dari segi bahasa diambil dari kata „hadhoro- yudhiruhadhron-
hadhrotan‟ yang berarti kehadiran.13 Tapi dalam pengertian
istilahnya adalah sebuah alat musik sejenis rebana yang digunakan untuk
acara-acara keagamaan seperti acara Maulid Nabi SAW. Hadrah juga tidak
hanya sebatas untuk acara Maulid Nabi saja, tetapi digunakan juga untuk
ngarak (mengiringi) orang sunatan ataupun orang kawinan. Hadrah adalah
kesenian Islam yang didalamnya berisi sholawat Nabi Muhammad SAW
untuk mensyiarkan ajaran agama Islam, dalam kesenian ini tidak ada alat
musik lain kecuali rebana. Berdasarkan sejarah hadrah adalah kesenian
yang digunakan pada zaman Nabi Muhammad SAW untuk menyambut
rombongan Nabi disaatt hijrah dari Mekkah ke Madinah yang dilakukan
oleh Kaum Anshar.
Seni Hadrah atau rebana adalah sebuah musik yang bernuansa Islami
yaitu dengan melantunkan sholawat nabi dan diiringi dengan alat tabuhan
rebana. Seni Hadrah masuk ke Indonesia diperkirakan sudah agak lama
dan dibawa oleh pedagang-pedagang Arab ke tanah Melayu, setelah itu
kemudian tersebarlah ke penjuru Nusantara dan diperkirakan sekitar abad
18 masuklah hadrah ditanah Jawa.
Dalam istilah etimologi hadrah artinya adalah kehadiran. Yang
dimaksud kehadiran disini adalah kehadiran Nabi Muhammad SAW,
bukan kehadiran Allah. Hal ini dapat dilihat dari syair-syair yang
dilantunkan dalam musik hadrah. Dimana musik ini diiringi oleh beberapa
alat musik ansambel.
Jadi menurut peneliti Seni Musik Hadrah merupakan salah satu seni
musik yang bergenre islami yang biasanya dipakai untuk mengiringi
sholawatan dan juga dipakai dalam acara keagamaan sebagai suatu ciri
khas musik islami dan cukup terkenal di Nusantara, dan lebih terkenal di
12
Sedyawati, Pertumbuhan Seni Pertunjukan (Jakarta: Sinar Harapan, 2018), hlm. 52-54.

13
Helene Bouvier. Lebur! Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyrakat Madura, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2002), hlm. 214.
14

kalangan Pondok Pesantren di Jawa maupun Kalimantan dan seantero


Nusantara.

3. Pendidikan Islam

Kata pendidikan adalah terjemahan dari education, berasal dari kata educate
dari bahasa Latin educo. Educo berarti mengembangkan dari dalam;
mendidik; melaksanakan hukum kegunaan.14 Pengertian pendidikan seperti
yang lazim dipahami sekarang belum terdapat di zaman Nabi. Tetapi usaha
dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan seruan agama
dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih
keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial
yang saling mendukung pelaksanaan ide pribadi muslim itu, telah mencakup
arti pendidikan dalam pengertian sekarang.
Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim. Pendidikan
Islam juga memiliki pengertian sebagai usaha sadar yang dilakukan seorang
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini,
memahami, dan mengamalkan agama Islam melalui bimbingan, pengajaran
atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.15
Adapun pendidikan Islam merupakan bagian dari bentuk kepribadian
muslim yang menerapkan suatu pendidikan yang melatih perasaan peserta
didik dengan mengajarkan dalam membentuk sikap hidup, tindakan
keputusan, dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan yang
dipengaruhi oleh nilai spiritual dan kesadaran akan nilai etis Islam. Dengan
demikian, kehadiran ajaran agama Islam dengan menggunakan pendekatan
secara inklusif melalui pendidikan Islam yang disebarkan dengan mengikuti
tuntutan bahwa agama Islam diajarkan kepada manusia dengan visi untuk
mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki akhlak
mulia, jujur, adil, berbudi pekerti, saling menghargai, disiplin, harmonis, dan
produktif baik personal maupun sosial.
Dengan melihat pernyataan di atas maka tujuan pendidikan Islam yaitu
dengan pendidikan Islam itu diharapkan akan menghasilkan manusia yang

1414
Sutrisno, Pembaharuan Dan Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: fadilatama.2011), hlm.. 3.

15
Abdul Majid & Diyan Adayani, Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 132.
15

berguna bagi dirinya serta masyarakatnya serta senang dan gemar


mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan
Allah SWT dan dengan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang
semakin mengikat alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini
dan di akhirat nanti.
Penyelenggaraan pendidikan Islam harus sejalan dengan tujuan
pendidikan Islam. Menurut M. Arifi tujuan pendidikan Islam yaitu kan
konsep sikap dan keyakinan kepada Allah SWT melalui bentuk penghambaan
diri dan melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan titah-Nya, yaitu Al-
Qur’an maupun Al hadits, baik secara vertikal kepada Allah SWT maupun
secara horizontal terhadap sesama manusia sebagai pembinaan peserta didik
dalam rangka mengembangkan diri menjadi insan yang beriman dan
bertaqwa.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatitf

dengan jenis fenomenologi. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui dampak

filosofis dan sikologis dari Seni Musik Hadrah yang dikemas dalam Sholawat

Hadrah yang berisi pesan-pesan moral maupun Pendidikan Islam.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti berperan secara langsung sebagai instrument dan

pengumpul data penelitian. Peneliti bertemu secara langsung dengan subjek

penelitian, kemudian melakukan wawancara secara langsung. Selain itu, peneliti

juga memposisikan diri sebagai pengamat partisipan yang langsung melakukan

pengamatan terhadap subjek penelitian setiap kali kegiatan Latihan yang

dilaksanakan langsung oleh Grup Hadrah MA NW Bagik Polak . Peneliti juga

melakukan observasi penelitian di setiap kegiatan dan pentas senu yang

dilaksanakan di MA NW Bagik Polak setiap Tahunnya. Dalam hal ini, ketika

proses wawancara subjek penelitian secara sadar mengetahui kehadiran peneliti


16

di sekitar mereka. Sedangkan ketika melakukan observasi, subjek penelitian

tidak mengetahui kehadiran peneliti.

1. Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini di Ruang Kelas MA NW Bagik Polak

yang letaknya ada di Jln. Nurul Karomah Bagik Polak, Kecamatan

Labuapi,Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Lokasi ini dipilih

sebagai lokasi penelitian karena MA NW Bagik Polak merupakan salah satu

lembaga yang menaungi Grup Hadrah MA NW Bagik Polak. Terutama musik

gambus religi. Penelitian ini dilakukan pada Jumat, 18 Oktober 2022, pada

pukul 16.18 WITA.(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2. Sumber Data
Berdasarkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka Sumber
data diambil dari sekelompok objek penelitian dan subjek penelitian yang
berupa manusia, dokumen dan lain sebagainya. Dengan demikian objek yang
dipilih untuk dijadikan sumber data ialah MA NW Bagik Polak, sedangkan
subjek penelitian diperoleh secara langsung dari Kepala MA NW Bagik Polak,
Pembina Hadrah MA NW Bagik Polak, penyanyi dan personil Hadrah dan para
pendengar setia Sholawat Hadrah MA NW Bagik Polak.
3. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik:

a. Observasi Partisipasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan di MA NW Bagik Polak

pada Jumat, 14 Oktober 2022, pukul 16.18 WITA. Di mana penelitian ini

menggunakan observasi partisipasi dan peneliti terlibat langsung dalam

melakukan observasi dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang

Peran Seni Musik Hadrah dalam Pengembangan Pendidikan Islam di MA

NW Bagik Polak.

b. Wawancara Dalam Bentuk Terstruktur

Untuk mendapatkan sebuah data yang relevan, peneliti melakukan


17

wawancara kepada Kepala MA NW Bagik Polak, Pembina Hadrah,

penyanyi dan personil Hadrah ,dan peserta didik sebagai penikmat sholawat

Hadrah. Dalam kegiatan wawancara ini, peneliti menggunakan wawancara

terstruktur untuk mengetahui tingkat Peran Seni Hadrah dalam

pengembangan Pendidikan Islam yang dilakukan oleh Grup Hadrah Al-

Akhyar melalui sholawat Hadrah.

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi yang

berupa foto kegiatan yang dilakukan oleh Grup Hadroh MA NW Bagik

Polak seperti Latihan Mingguan, Event Seni Budaya Islami dan acara

kegiatan keagaamaan lainnya. Dokumentasi lainnya juga berupa lembar

sholawat hadroh guna melengkapi data informasi penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Dalam prosesnya, penelitian ini menggunakan analisis data deskriftif

berdasarkan metode kualitatif, yaitu memaparkan data yang sebenarnya dan

apa adanya kemudian dilakukan analisis yang bertitik pada data tersebut untuk

memahami fokus masalah dan mencari jalan keluar. Dalam penelitian ini,

analisis yang digunakan melalui rangkaian tiga kegiatan utama yaitu:

d. Reduksi Data

Reduksi data berarti bentuk analisa terfokus pada data yang

mengarah untuk memecahkan masalah ,penemuan, dan pemaknaan untuk

menjawab pertanyaan penelitian.31 Pada proses reduksi data, hanya temuan

data yang berkenaan dengan permasalahan penelitian yang dapat direduksi.

e. Penyajian Data

Penyajian data dapat berupa bentuk tulisan atau kata-kata, gambar,


18

grafik dan table. Penyajian data bertujuan menggabungkan informasi

sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas dari keadaan yang terjadi.

Dalam hal ini, peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan informasi baik

secara keseluruhan ataupun pada bagian tertentu dari hasil penelitian dan

dibuat dalam sebuah narasi.

f. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses penelitian

berlangsung seperti halnya pada proses mereduksi data, setelah data

terkumpul dan cukup memadai maka selanjutnya dapat diambil kesimpulan

sementara, dan setelah data benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan

terakhir.

5. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam perjalanannya, penelitian ini melakukan beberapa usaha untuk

memeriksa keabsahan data yang telah peneliti kumpulkan. Pertama, peneliti

menggunakan perpanjangan kehadiran peneliti. Kedua, dengan melakukan

observasi mendalam. Ketiga, pembahasan teman sejawat. Karena dalam proses

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),


31

(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 338.


19

penelitian ini ,peneliti lebih mengutamakan data yang ada pada subjek

penelitian ,sedangkan objek penelitian menjadi pelengkap dalam memperoleh

data.

H. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian dimulai dari BAB I

Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang penyusunan penelitian ini,

dilanjutkan dengan menyusun rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan

dalam penelitian. Selanjutnya, disusun tujuan dan manfaat penelitian. Baik bagi

sektor akademik maupun masyarakat. Agar peneltian ini fokus pada rumusan

masalah yang sudah ditentukan, maka peneliti juga menulis ruang lingkup dan

setting penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengkhususkan batasan penelitian.

Setelah itu, barulah peneliti menyajikan telaah pustaka yang menyajikan berbagai

penelitian-penelitian sebelumnya, sebagai bentuk pertimbangan peneliti dalam

urgensi melakukan penelitian ini. Telaah pustaka juga menjelaskan mengenai

perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Hal inilah yang

kemudian mempertegas penelitian ini belum pernah diteliti oleh peneliti-peneliti

sebelumnya.

Selanjutnya, peneliti memberikan kerangka teori sebagai pendukung judul

dan sub bab sebelumnya. Hal ini dilakukan agar penelitian ini mendapatkan

landasan yang akurat terkait teori yang sudah ditetapkan. Setelah kerangka teori

disusun secara baik, kemudian peneliti menyusun metode penelitian yang

membahas secara rinci mengenai pendekatan penelitian, pengumpulan data

penelitian, hingga pengecekan keabsahan data penelitian.


20

Barulah kemudian menulis tentang sistematika pembahasan yang menjelaskan

keterkaitan setiap bab dalam penelitian ini.

Pada BAB II Paparan Data dan Temuan, peneliti kemudian menyajikan

data mentah dari data-data yang sudah dikumpulkan. Dalam data ini, peneliti tidak

meletakkan opini pribadi di dalamnya, data ini, murni dihasilkan dari subjek dan

informan penelitian.

I. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Kegiatan penelitian mulai dari pembuatan proposal sampai dengan penyusunan

tesisi ini direncanakan selama 3 bulan dan akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2022

sampai Desember tahun 2022. Tahapan dan waktu kegiatan penelitian akan diuraikan pada

tabel berikut ini :

No Kegiatan Oktober November Desember


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi Judul v v

2 Pengajuan Judul v v
Proposal
3 Observasi Awal v v

4 Verifikasi dan analisis v v


data
5 Konsultasi v
pembimbing
6 Perbaikan v
7 Ujian Proposal v
Catatan: Jadwal penelitian ini dapat berubah sesuai waktu.
BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MA NW Bagik Polak

Diawali dengan berdirinya Madrasah Ibtidaiyyah (MI) pada tahun

1958. Cikal bakal berdirinya pondok pesantren AL-Akhyar Bagik Polak.

Pondok pesantren Al-Akhyar Bagik Polak berlanjut dengan adanya

Madrasah Tsnawiyah pada tahun 1971, kemudian MA pada tahun 2002.

Namun untuk pondok pesantren dirubah pola pembelajarannya dari

pendidikan Formal menjadi pondok pesantren, ada yang menggunakan

sistem kurikulum pemerintah dan kurikulum pesantren sendiri. Dalam hal

ini pondok pesantren diawali pada tahun 1996 sehingga tidak saja berjalan

pada proses pembelajaran berupa sistem klasikal, tetapi juga berjalan

pendidikan yang sifatnya non-formal dalam bentuk diniah, madrasah

diniah maupun masjelis taklim. Walupun perkembangan sudah cukup

pesat dari segi santri maupun siswa sementara kondisi fisik madrasah

yang keadaannya yang sangat minim. Meskipun demikian untuk diniah

ada tujuh orang ustadz dan ustazah, MI 16 guru, MTs 25 guru, dan MA 27

guru dan termasuk karyawan.54

54
“Dokumentasi” 15 Oktober 2022

46
2. Profil Sekolah

Adapun profil sekolah lokasi penelitian sebagai berikut :

a) Nama Sekolah : MA NW Bagik Polak

b) NSS 131252010036

c) Status Sekolah : Swasta (Terakreditasi A)

d) Nama Yayasan : Ponpes Al-Akhyar NW

e) Tahun didirikan/Beroprasi 2002

f) Luas Tanah : 2.882 M²

g) Luas Bagunan : 2882 m2

h) Status Tanah : Milik sendiri

i) Nama kepala Sekolah : Drs. Sanusi

j) Alamat Sekolah : Jln. Nurul Karomah Bagik Polak

k) Kecamatan : Labuapi Lombok Barat

l) Kabupaten : Lombok Barat55

3. Letak Geografis MA NW Bagik Polak

Secara khusus letak geografis MA NW Bagik Polak adalah

sebagai berikut;56

a. Sebelah barat : perumahan/perkampungan warga

b. Sebelah timur : perumahan/perkampungan warga

c. Sebelah utara : perumahan/perkampungan warga

d. Sebelah selatan : jalan - perumahan/perkampungan warga

55
Dokumentasi 15 Oktober 2022
56
Dokumentasi 15 Oktober 2022
4. Tenaga Pengajar dan Tata Usaha

Para dewan guru di MA NW Al-Akhyar Bagik Polak sebanyak 24

orang. Untuk Lebih jelasnya akan diuraikan pada tabel berikut ini:

Tabel 5.1
Data Pengajar dan Tata Usaha MA NW Bagik
Polak
Nama Sumber Data Papan data pengajar atau guru57 Mata Pelajaran
No Ijazah
Guru/Pegawai L/P Jabatan Terakhir
yang Diajarkan

1 2 3 4 5 6
1 Drs. Sanusi L Ketua S1 Pkn/SKI
2 H.Gufron,SS
L WAKA S1 Aqidah Aklak
3 Neti Herdiana ,S.Pd
P GMP S1 Bhs Ingris
4 Mari’ani,S.Pd
P GMP S1 Matimatika
5 Hariadi Rahman,S.H.I L WAKA III S1 Sosiolog/Geo
6 Suharto,S.Pd L GMP S1 Penjaskes
7 M. Dedi Aripudi S.H.I L GMP S1 Aqidah Akhlak
8 Yuliatin, S,Pd P GMP S1 Bhs Indonesia
9 M. Munir Fitriansyah, S.Pd GMP S1 Bhs Inggris
L

10 Syarial Adhani,A,Md L GMP S1 Kesenian/SBK

11 Tomi Harlan,S.H.I L GMP S1 Fiqih/Ta’lim


12 Maoizatul Hasnah,S.Pd P GMP S1 Sejarah
13 Abdul Waris,S.Pd,I P GMP S1 Bhs Arab/ nahwu
14 Marianan,S.Pd Kimia,Fisika,
P GMP S1
Biologi
15 Muhallim, S.E L GMP S1 Tikom
16 Luh Sumartini, S.E L WAKA II S1 Ekonomi
5. Sarana/Pra sarana

Selain faktor guru, siswa, dan pegawai, faktor sarana dan prasarana

merupakan wadah yang mendukung berlangsungnya proses belajar

mengajar. Adapun mengenai sarana dan prasarana di MA. NW Bagik Polak

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

a. Data Keadaan Gedung

Kondisi
Ruang Jumlah Rusak Rusak Rusak
Baik
Ringan Sedang Berat
R. Kelas 6 4 2 - -
R. Perpustakaan 1 - - 1 -
R. Guru+TU 1 1 - - -
Kamar Kecil 5 2 1 1 1

Kondisi
Perlengkapan
Jumlah Rusak Rusak Rusak
Kelas Baik
Ringan Sedang Berat
Bangku
110 90 10 5 5
Murid
Meja Murid 110 90 10 6 4
Kursi Guru 5 4 1 - -
Meja Guru 5 4 1 - -
Papan Tulis 5 5 - - -
Lemari 3 2 1 - -
Rak Buku 4 2 2 - -
6. Struktur Organisasi Madrasah

Dalam suatu lembaga pendidikan sangat diperlukan adanya suatu

organisasi yang baik dan teratur dalam rangka membantu kelangsungan

proses belajar mengajar yang baik. Organisasi tersebut sangat urgen

dalam menunjang maju mundurnya proses belajar mengajar pada suatu

lembaga pendidikan. Adapun struktur organisasi yang ada di Madrasah


Bagan 5.4
Struktur Organisasi MA NW Bagik Polak Labuapi - Lombok Barat
Tahun Pelajaran 2022/2023
Sumber Data : Papan Struktur Organisasi MA
KEPALA MADRASAH

WAKIL MADRASAH

DEWAN KOMITE TATA USAHA

JABATAN

WALI KELAS I WALI KELAS II WALI KELAS III

GURU

SISWA/SISWI
7. Visi dan Misi Madrasah

Adapun visi dan misi MA NW Bagik Polak

Labuapi-Lombok Barat dalam melaksanakan proses

pendidikan dan pengajaran adalah:

Visi : Terwujudnya insan yang beriman,

bertaqwa,

berakhlakul karimah, berilmu,

cerdas, terampil, berprestasi dan mandiri.

Misi :

1. Melaksanakan proses belajar mengajar secara

efektif dan efisien, agar peserta didik dapat

beradaptasi serta mengembangkan ilmu dan

potensi yang dimilikinya

2. Menanamkan keimanan dan ketakwaan

kepada Allah SWT sesuai ajaran Islam.

3. Menanamkan akhlakul karimah pada peserta

didik dalam kehidupan sehari-hari baik di

dalam maupun di luar sekolah.

4. Mengembangkan keterampilan hidup pada

peserta didik agar dapat hidup mandiri.


BAB IV

PENUTU

A. Kesimpulan

Peran yang di lakukan Grup Hadroh MA MW Bagik Polak melalui

syair sholawat tentunya memberikan respon positif untuk peserta didik dan

pendengar, terlebih setiap syair lagu yang dikemas memiliki kandungan pesan

yang mengutamakan tentang keimanan dan juga pendidikan dalam hidup.

Kandungan pendidikan yang terdapat dalam setiap syair sholawat yang

dikembangkan oleh diantaranya pesan akidah, mahabbah, dan juga pesan

akhlak. Dalam artian, pesan akidah merupakan pesan yang berkaitan tentang

keimanan kepada Allah SWT yang bertujuan untuk menguatkan keimanan

dalam diri, pesan mahabbahbuntuk lebih mencintai Rasulullah dan lain

sebagainya, sedangkan pesan akhlak berkaitan tentang sifat baik kepada Allah

Swt dan kepada sesama manusia. Sehingga membuat pendengar dapat

memahami pentingnya untuk menguatkan kadar keimanan dan melaksanakan

setiap Ibadah yang berdasar kepada syari‟at Islam yang menjadi salah satu

pelopor Pendidikan Islam.

Peran Seni Musik Hadrah yang dilakukan MA NW Bagik Polak

melalui perantara Seni Musik Hadrah telah dikatakan efektif

memberikan pengaruh bagi pendengarnya, karena ada beberapa efek yang

ditimbulkan pada ranah afektif. Hal ini dikarenakan timbul perubahan yang

dirasakan dan juga disenangi. Oleh karena itu dengan hadirnya musik gambus

religi ini dan setelah mereka mendengarkan setaiap lagu yang disajikan ,

mereka bisa menjadi lebih positif dan cenderung lebih bisa menyalurkan

emosi sesuai dengan porsinya yang membawa perubahan yang baik bagi
kondisi sikologi diri mereka. Perubahan ini juga dirasakan oleh penyanyi dan

personil musik gambus religi sendiri setelah melakukan syiar agama melalui

seni musik hadrah.


B. Saran

1. Diharapkan untuk MA NW Bagik Polak untuk lebih banyak lagi

mensyiarkan dan Melantunkan Syair Sholawat dengan Seni Musik Hadrah

melalui media sosial dan media streaming karna anak muda atau milenial

lebih senang membuka media sisoal dan media streaming untuk mencari

informasi maupun untuk mendengar lagu. Sehingga generasi muda kita

lebih banyak mendengarkan musik religi khususnya musik gambus yang

akan memeberikan manfaat untuk generasi muda sebagai bahan renungan

dan menjadi filter dalam pendidikan sehari-hari.

2. Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan dan

mengembangkan kegiatan dari MA NW Bagik Polak sebagai perpanjangan

tangan pemerintah untuk mewadahi talen muda yang berbakat untuk

berperan dalam musik hadrah yang dinaungi oleh MA NW Bagik Polak.


Daftar Pustaka

Arum Venti Veronika, “Pesan dalam Lirik Lagu Cari Berkah Album 3 In 1 Grup Musik
Wali Band.Skripsi, FDIK IAIN Purwokerto, Purwekerto,2016.

Asep Kurniawan, “Dakwah Qasidah Al-Falah Modern melalui musik”, Orasi, Vol. 9,
Nomor 2, Desember 2018.
Banoe, Pono,Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Bouvier, Helene. Lebur! Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyrakat Madura.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002.

Cahyono.”Seni Pertunjukan Arak-arakan dalam Upacara Tradisional Dugdheran di


Kota Semarang dalam Harmonia.” Volume VII No. 3. Semarang: Sendratasik
UNNES (2006).

Dharmo, Budi Suseno, Lantunan Shalwat Nasyid. Yogyakarta: Media Insani, 2005.

Djohan, Psikologi Musik. Yogyakarta: Galangpress, 2016.

Daradjat, Dzakiah, (ed). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara,1994.

Dita Prastika Mentari, “ Upaya Strategi Dakwah Haddad Alwi Assegaf Melalui Musik
Religi ;Strategi Dakwah Haddad Alwi Assegaf Melalui Musik Religi.
Skripsi,FDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,2015.

Djohan, Psikologi Musik. Yogyakarta: Media Publisher, 2009.

Eya Grimonia, Dunia Musik ;Sain Musik Untuk Kebaikan Hidup.Bandung: Nuansa
Cendekia, 2014.
Fahrunnisa, Minat Jamah Majelis Taklim Nurul Musthofa terhadap Kesenian Islam
Hadrah. Bandung: Remajarosdakarya, 2011.

Fahrunnisa, Minat Jamaah Majlis Taklim Nurul Mustofa Terhadap Kesenian Islam
Hadrah, Skripsi Pakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN syarif
Hidayatullah (2011)

Fauziah, Alat Musik dari Berbagai Negara di Dunia. Jakarta Timur: CV. Ghina
Walafafa, 2010.

Felix, John.”Pengertian Seni Sebagai Pengantar Kuliah Sejarah Seni Rupa.”Jurnal


HUMANIORA Vol.3 No.2 (2012).

Gazalba, Sidi, Ilmu, Filsafat dan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 2017.

Pedoman Lasqi. Jakarta, 2015.

Pono Banoe, Kamus Musik, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 158.

Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an. Bandung: Mizan, 1992, Cet. ke-

1.
Nasrun, Wawancara, Lombok Barat, 14 Oktober 2022

Fauzan Maulad, Wawancara, Bagik Polak, 14 Oktober 2022

Drs. Sanusi , Wawancara, Bagik Polak, 14 Oktober 2022

M. Munir , Wawancara, Bagik Polak , 15 Oktober 2022

Aulia, Wawancara, Bagik Polak, 15 Oktober 2022

Harir, Wawancara, Bagik Polak, 15 Oktober 2022

Nopal, Wawancara, Jogot, 15 Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai