Anda di halaman 1dari 31

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERTUNJUKAN

SLUKU-SLUKU MUSIK JAWA UKM SENI MUSIK EL-FATA


IAIN PEKALONGAN

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
M. SHOLEH KHAIRUL ANAM
2021114298

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebenarnya dapat ditinjau dari dua segi. Pertama dari sudut

pandang masyarakat, dan kedua dari segi pandangan individu. Dari segi

pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari

generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat terus

berkelanjutan. Atau dengan kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai

budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas

masyarakat tersebut terpelihara. Nilai-nilai ini bermacam-macam. Ada yang

bersifat intelektual, seni, politik, ekonomi dan lain-lain.1

Dasar-dasar Pendidikan Islam secara prinsipil dilelatakan pada ajaran

Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya. Dasar-dasar pembentukan dan

pengembangan pendidikan Islam yang pertama dan utama adalah Alquran

dan Sunnah. Alquran, misalnya, memberikan prinsip sangat penting bagi

pendidikan, yaitu penghormatan kepada akal manusia, bimbingan ilmiah,

tidak menentang fitrah manusia, serta memelihara kebutuhan sosial.2

Omar Mohammad Al Toumy Al Syaibani seperti di kutip oleh

Zuhairini merumuskan bahwa tujuan pendidikan meliputi tiga bidang, yaitu:

pertama, tujuan individu yang berkaitan dengan pribadi mereka dari segi

spiritual, jasmani, emosi, intelektual, dan sosial. Kedua, tujuan sosial yang

berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Ketiga, tujuan profesional yang

berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni,

1
Prof.Dr.Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka Al Husna,
1992) cet. ke-2 hlm. 3.
2
Prof. Azyumardi Azra, M. A, Pendidikan Islam. (Jakarta : Kencana, 2012) hlm.9.

1
sebagai profesi dan sebagai suatu aktivitas di antara aktivitas-aktivitas

masyarakat. Pernyataan tersebut menunjukkan ajaran dalam pendidikan

islam tidak saja menyentuh aspek fikir semata, melainkan juga mengarah

pembentukan kepribadian manusia dalam aspek dzikir (spiritual) dan fisik

(jasmani).3

Proses pendidikan tidak harus dilakukan dalam kegiatan formal saja,

tetapi juga didapat dari lingkungan dan masyarakat di sekitar kita. Karena

pendidikan itu sangatlah luas seperti anjuran yang menyatakan “menuntut

ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat”, sebagai proses pengembangan ilmu

pengetahuan seperti hakekat pendidikan itu sendiri yang tidak lepas dari

peningkatan budi pekerti sebagaimana yang di ajarkan oleh para pendahulu.

Maka dari itu, perlu adanya tindakan-tindakan pendidikan, salah satunya yaitu

melalui seni.

Menurut Ki Hajar Dewantara, ”Seni merupakan segala perbuatan

manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah hingga dapat

menggerakan jiwa dan perasaan manusia”. Sejarah membuktikan bahwa seni

musik selalu seiring dengan peradaban manusia sejak dulu, benda-benda

diciptakan dengan mempertimbangkan nilai seni. Manusia juga mempunyai

kebutuhan emosional yang harus di penuhi saat sedih, gembira dan

sebagainya, lewat seni inilah seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan

daya imajinasi atau menikmati seni tersebut untuk menghibur hatinya.

Dengan seni tersebut melalui seni manusia bisa lebih mudah untuk

3
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 161-162.

2
menangkap suatu kajian yang bersifat positif seperti karya seni yang

mengandung unsur keagamaan, sosial dan budaya.

Kesenian merupakan salah satu perwujudan kebudayaan, kesenian juga

mempunyai peranan tertentu di dalam masyarakat yang menjadi ajangnya.

Kesenian bisa mempunya fungsi-fungsi yang berbeda di dalam kelompok

manusia yang berbeda pula. Perubahan bentuk dan perubahan fungsi pada

hasil-hasil seni dapat di sebabkan oleh dinamika masyarakat. Seni

mempunyai peranan penting dalam kehidupan sosial, kesenian berkedudukan

sebagai media komunikasi antara manusia dan manusia, antara manusia dan

alam, antara manusia dan Maha Pencipta. Kesenian melalui simbol-simbol

yang ada merupakan sebuah fenomena kebudayaan yang didalamnya

memiliki fungsi dan peran untuk menyampaikan berbagai pesan, gagasan dan

nilai-nilai budaya. Seni merupakan salah satu media untuk

mengkomunikasikan berbagai macam kepentingan seperti: pandangan-

pandangan hidup kemasyarakatan, ide, gagasan sikap hidup dan

keharmonisan hidup. Masyarakat jawa mempercayai bahwa lingkungan hidup

itu perlu dilestarikan dengan cara ritual-ritual keagamaan yang mengandung

nilai kearifan lokal.4

Masyarakat yang menunjang nilai-nilai dan norma-norma yang ada

semakin pudar. Di era globalisasi ditandai adanya perubahan di berbagai

sektor kehidupan yang menimbulkan dampak positif dan negatif. Hal ini juga

berdampak pada lagu-lagu yang sering di dengar anak kecil dengan genre

4
M.Jazuli, Sosiologi Seni Edisi 2. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm.157

3
dewasa, dan bersifat komersil. Secara psikologis lagu-lagu itu tidak sesuai

dengan perkembangan anak di bawah umur, sebab ada kata-kata untuk orang

dewasa.

Kasus lain yang penulis temukan di masyarakat yaitu adanya

pertunjukan musik dangdut yang pada umumnya disebut dengan dangdut

koplo / elekton / organ tunggal. Tidak heran ketika mendengar kata-kata

tersebut, pikiran pembaca telah tertuju pada pertunjukan yang

mempertontonkan aurat atau melanggar norma-norma yang dianut oleh

masyarakat setempat. Sudah jelas dampak negatif yang akan muncul salah

satunya merusak moral anak kecil yang menonton pertunjukan tersebuat baik

di sengaja maupun tidak di sengaja, dengan menonton pertunjukan tersebut

akan lebih besar terjadinya pelecehan seksual dan hal yang sering terjadi

yaitu perkelahian, kericuhan dan hura-hura yang jelas merusak moral

masyarakat.

Di IAIN Pekalongan terdapat salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) yang bergelut di bidang kesenian, khususnya seni musik yaitu UKM

Seni Musik El-Fata yang di dalamnya terdapat beberapa divisi musik di

antaranya adalah paduan suara, rebana, marawis, gambus, dan band sehingga

menjadi wadah yang menopang mahasiswa agar mengapresiasikan karya dan

kreasinya kedalam hal yang positif dengan di bekali ilmu pengetahuan yang

kuat. UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan ini terbuka untuk

kalangan mahasiswa yang mau belajar mengenal seni musik. Salah satu

4
kegiatannya yaitu mengadakan pertunjukan kolaborasi musik yang bertajuk

islami.

Instrumen musik dan syair-syair sholawat yang di bawakan

mengandung nilai-nilai pendidikan islam. Syair-syair sholawat ini salah

satunya adalah lagu Sluku-sluku Batok, Kalimat ini mempunyai beberapa

penafsiran, ada yang mengatakan kalau kalimat ini berasal dari bahasa arab

"Ghuslu-ghuslu bathnaka", yang artinya mandikanlah batinmu. Maksudnya,

kita harus membersihkan batin dulu sebelum membersihkan badan atau raga.

Sebab lebih mudah membersihkan badan dibandingkan membersihkan batin

atau jiwa. Ada pula yang menafsirkan lain, yaitu berasal dari bahasa arab

"usluk-usluk bathnak", yang artinya Jalankanlah batinmu. Maksudnya, kita

harus menjalankan batin kita untuk mendekat dengan Allah, tidak hanya raga

kita saja yang melakukan sholat atau ibadah lainnya, melainkan batin kita

juga, bahkan ke-khyusu'an batin kita inilah yang mengantarkan kita untu

lebih dekat dengan Allah.5

Berarti dalam pertunjukan ini, ada sebuah maksud yang akan

disampaikan, yakni transfer nilai-nilai Islam seperti nilai aqidah, ibadah, dan

akhlak. Dengan adanya UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan ini,

dapat menjadi salah satu solusi dalam melestarikan budaya yang ada, agar

budaya-budaya kita tidak terkikis oleh zaman. Selain itu juga mendidik

generasi kita melalui pertunjukan kesenian yang baik ini.

5
http://ziyadatulilmi.blogspot.co.id/2011/08/makna-syair-sluku-sluku-bathok.html
diakses tanggal 2 Juli 2018

5
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik menyusun

penelitian ini dengan judul “NILAI NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

PERTUNJUKAN SLUKU-SLUKU MUSIK JAWA UKM SENI MUSIK EL

FATA IAIN PEKALONGAN”, untuk meneliti lebih jauh bagaimana bentuk

pertunjukan dan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam UKM

Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan.

B. Rumusan Masalah

Dari hasil pemaparan di atas, dapat di rumuskan rumusan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana bentuk pertunjukan UKM Seni Musik EL-FATA IAIN

Pekalongan?

2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan Islam dalam pertunjukan UKM Seni

Musik EL-FATA IAIN Pekalongan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mendeskripsikan tentang bentuk pertunjukan UKM Seni Musik

EL-FATA IAIN Pekalongan.

2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam pertunjukan UKM

Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan.

6
D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini, peneliti berharap:

1. Kegunaan Teoretis

a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang konstruktif bagi

pengembangan pendidikan Islam di Indonesia dalam menghadapi

realita kehidupan masa depan.

b. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang nilai-nilai pendidikan

Islam dalam kesenian budaya lokal yang mengacu pada pendidikan

Islam.

2. Kegunaan Praktis

a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang berguna,

baik bagi para pendidik ataupun orang yang mempunyai perhatian

serius dalam dunia pendidikan akan betapa pentingnya internalisasi

nilai pendidikan Islam dalam budaya lokal.

b. Memberikan gambaran dalam aplikasi nilai pendidikan Islam dalam

membentuk karakter bangsa.

E. Tinjauan Pustaka

1. Deskripsi Teori

Agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka

perlu adanya kajian-kajian karya ilmu maupun buku yang berkenaan dengan

masalah yang diteliti. Adapun beberapa buku tersebut adalah sebagai berikut:

7
Abdul Muhaya dalam bukunya Bersufi Melalui Musik memaparkan

bagi sufi, musik (al-sama’) merupakan alat stimulus Ilahiah yang dapat

meningkatkan kecintaan mereka kepada Allah. Melalui kecintaan yang kuat,

seorang sufi akan sampai pada derajat wajd (ekstasi), yakni suatu perasaan

yang ditimbulkan oleh rasa cinta yang sungguh-sungguh kepada sang Khalik

dan kerinduan untuk selalu bertemu dengan-Nya. Buku ini berusaha

memberikan kejelasan argumentasi tentang kehalalan dalam mendengarkan

musik berikut dampak spiritualitasnya bagi pendengar.6

Menurut M. Arifin dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam memaparkan

pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa Muslim yang bertakwa secara

sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah

(kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal

pertumbuhan dan perkembangannya. Pendidikan Islam yang mengandung

nilai-nilai kebenaran dari konsep Ilahi menyempurnakan serta mengoreksi

kekurangan sistem pendidikan yang ada.7 Adapun dalam buku ini membahas

pemahaman tentang pendidikan Islam yang akan menjadi konsen bahasan

dalam penelitian ini.

Menurut Muhaimin dan Abdul Mujib dalam bukunya Pemikiran

Pendidikan Islam memaparkan nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di

dalam diri manusia atau masyarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik,

benar dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah. Misalnya dicontohkan nilai

budaya, maksudnya konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat

6
Abdul Muhaya, Bersufi Melalui Musik, (Yogyakarta: Gama Media, 2003), hal. 137.
7
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 32.

8
penting dan bernilai dalam kehidupan manusia, atau nilai keagamaan.

Maksudnya adalah konsep mengenai penghargaan yang diberikan oleh warga

masyarakat kepada beberapa masalah pokok dalam kehidupan beragama yang

bersifat suci sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku keagamaan warga

masyarakat bersangkutan.8 Dalam buku ini menguraikan tentang sistem nilai

dan relasinya terhadap proses pendidikan Islam. Salah satu contohnya adalah

sumber nilai kehidupan manusia adalah nilai Ilahi dan nilai insani.

2. Penelitian yang Relevan

Dalam skripsi milik Nur Afifah (Prodi Pendidikan Agama Islam STAIN

Pekalongan), yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Lirik Musik

Debu”. Dihasilkan bahwa dalam lagu Debu menggambarkan nuansa Islam

yang kental, seperti ajakan mengucap kalimat tauhid, bersholawat, mengajak

pada pembersihan hati serta menyambut bulan ramadhan dan malam lailatul

qodar. Lirik yang dipakai mengandung lirik/kata Islam, berarti di dalam

setiap lirik lagu Debu terkandung nilai-nilai pendidikan Islam. Sehingga

ketika pendengar mendengarkan lagu-lagu tersebut, pendengar pasti

merasakan dan tak dapat mengelak bahwa syiar Islam telah terlantun dari

ucapan-ucapan lirik tersebut. Berarti ada transfer of knowledge atau sebuah

ajakan agar kita berdzikir, atau berpegang kepada agama Allah melalui

Alquran dan hadis.9

8
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya,
1993), hlm.110.
9
Nur Afifah. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Lirik Musik Debu.(Pekalongan:
Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan, 2010).

9
Skripsi yang di tulis oleh Mukhlis wahyudi (Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta) dengan judul: “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Qasidah

burdah karya Imam Al-Bushiri”. Skripsi ini menyimpulkan bahwa dalam

Qasidah Burdah itu juga terdapat nilai-nilai tentang aqidah , syariah dan

akhlaq, yang mana bisa dijadikan sebagai acuan dan penyampaian materi

dalam pendidikan Islam, kandungan tentang nilai-nilai pendidikan islam

dalam qasidah burdah tersebut masih memiliki kesesuaian (relevansi) dengan

pendidikan islam baik dari segi tujuan yaitu membentuk manusia yang

sempurna (insan kamil) sebagai hamba Allah SWT serta sebagai kholifah di

muka bumi, maupun materi (akidah, syariah dan akhlaq).10

Skripsi milik Musa Abdillah (Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan) dengan judul:

“Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Pertunjukan Kesenian Arjati Sanggar

Laras Wisata Kota Pekalongan”. Skripsi ini menyimpulkan bahwa nilai-nilai

pendidikan islam dalam kesenian arjati dapat di klasifikasikan pada aspek

bentuk pertunjukan yaitu aspek audio dan visual meliputi musik dan sya’ir

sedangkan aspek visual yaitu meliputi gerak dan busana yang semua itu

terdapat makna dan arti tidak lepas dari (akidah, syariah dan akhlaq) yaitu

menanamkan keyakinan terhadap adanya Allah dan senantiasa berusaha

10
Mukhlis Wahyudi. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Qasidah burdah karya Imam
Al-Bushiri. (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga, 2008), (Diakses
Google Cendikia Pdf Tanggal 9 Juli 2018).

10
dengan sungguh-sungguh sepenuh hati untuk memurnikan niat dalam

beribadah dan mengingat Allah.11

Dalam skripsi milik Ulfah Nuryani (Program Studi Pendidikan Agama

Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga) yang berjudul “Nilai-Nilai

Pendidikan Islam Pada Kesenian Tradisional Rodat di Desa Sidomukti

Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2014.”. Skripsi ini

menyimpulkan bahwa Rodat adalah kesenian yang di dalamnya terdapat

tarian yang diiringi lagu juga musik rebana yang di tengah-tengah

pertunjukan terdapat atraksi. Dalam kesenian rodat terdapat syair atau lagu-

lagu yang menuntun dan mengajak masyarakat untuk lebih mendekatkan diri

pada Allah SWT. Nilai-nilai yang terdapat dalam kesenian rodat di Desa

Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang meliputi nilai

aqidah, nilai ibadah, nilai syukur, nilai gotong royong atau kerjasama, nilai

persatuan dan kesatuan, dan nilai kearifan lokal. 12

Dalam skripsi milik Joko Susilo (Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga) yang berjudul “Nilai-

Nilai Pendidikan Dalam Wayang Kulit Purwa Lakon Karna Tanding

(Analisis Perspektif Pendidikan Agama Islam)”. Skripsi ini menyimpulkan

bahwa dalam lakon Karna Tanding terdapat nilai-nilai pendidikan ketauhidan

kepada Allah SWT, seperti Srikandi yang memohon hanya kepada Allah

11
Musa Abdillah. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Pertunjukan Kesenian Arjati
Sanggar Laras Wisata Kota Pekalongan. (Pekalongan: Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN
Pekalongan, 2017).
12
Ulfah Nuryani. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Kesenian Tradisional Rodat di Desa
Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2014. (Salatiga: Jurusan Tarbiyah
STAIN Salatiga, 2015), (Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 29 Agustus 2018).

11
SWT. Peneliti melihat adanya relevansi antara nilai-nilai pendidikan

ketauhidan, akhlak al-karimah dan kemanusiaan dalam lakon Karna Tanding

dengan Pendidikan Agama Islam, yaitu ketauhidan dengan mempercayai

kuasa dan kehendak Allah SWT, dan keikhlasan tokoh Karna dalam berbuat

hanya semata-mata karena Allah SWT.13

Dalam skripsi milik Nurul Qomariyah (Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga) yang berjudul

“Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Merti Untuk

Menumbuhkan Kerukunan Umat Beragama (Studi Kasus di Dusun Kedakan

Desa Kenalan Kec.Pakisan Kab.Magelang.”. Skripsi ini menyimpulkan

bahwa Tradisi Merti mengandung nilai-nilai yaitu I’tiqadiyyah, yang

berkaitan dengan pendidikan keimanan, seperti percaya kepada Allah,

malaikat, rasul, kitab, hari akhir, dan takdir, yang bertujuan untuk menata

kepercayaan individu. Khuluqiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan etika,

bertujuan untuk membersihkan diri dari perilaku rendah dan menghiasi diri

dengan perilaku terpuji. Amaliyyah, yang berkaitan dengan pendidikan

tingkah laku sehari-hari, baik yang berhubungan dengan pendidikan ibadah

maupun muamalah. Pendidikan ibadah memuat hubungan antara manusia

dengan Tuhannya.14

13
Joko Susilo. Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Wayang Kulit Purwa Lakon Karna Tanding
(Analisis Perspektif Pendidikan Agama Islam). (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2012). (Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 29 Agustus 2018).
14
Nurul Qomariyah. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Merti
Untuk Menumbuhkan Kerukunan Umat Beragama (Studi Kasus di Dusun Kedakan Desa Kenalan
Kec.Pakisan Kab.Magelang). (Salatiga: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga,
2016). (Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 29 Agustus 2018).

12
Dalam skripsi milik Dwi Ismawati (Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) yang

berjudul “Upaya Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Agama

Islam Melalui Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Dasar Muhammadiyah

Purbayan Kotagede Yogyakarta”. Skripsi ini menyimpulkan bahwa

Internalisasi nilai-nilai agama Islam melalui pembiasaan dan keteladanan

melalui kegiatan kesenian ekstrakurikuler. Nilai-nilai pendidikan agama

Islam yang disampaikan melalui karawitan tersebut meliputi nilai pendidikan

aqidah (keimanan), nilai pendidikan ibadah, dan nilai pendidikan akhlak.

Nilai-nilai tersebut dapat tersampaikan melalui syair-syair dalam kesenian

Karawitan.15

Dalam skripsi milik Nur Rachman (Program Studi Akhlak dan Tasawuf

Jurusan Ushuludin dan Dakwah STAIN Pekalongan) yang berjudul “Seni

Musik Sebagai Pengantar Dzikir Kepada Allah SWT (Studi Jamaah Habib

Muhammad D.Shahab Di Kraton Pekalongan”. Dalam skripsi ini dijelaskan

bahwa seni musik dapat dijadikan sebagai pengantar dzikir di Majlis Dzikir

Kraton, dengan lantunan seni musik seseorang dengan mudah dapat

mengantarkan hati dan jiwanya kepada Allah SWT. Adapun sarana

pendukung seni musiknya meliputi instrumen alat bonang, kenong, saron,

demung, slenthem, gambang, siter, seruling, kendang, kempul, dan gong yang

15
Dwi Ismawati. Upaya Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam
Melalui Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Dasar Muhammadiyah Purbayan Kotagede
Yogyakarta. (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2014).
(Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 29 Agustus 2018).

13
menganjurkan untuk meyakini adanya Allah SWT dan senantiasa beribadah

kepada Nya.16

Dalam skripsi milik Yusro Khafidhi (Program Studi Pendidikan Agama

Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan) yang berjudul “Pesan Nilai-

Nilai Pendidikan Islam Dalam Syair Tanpo Waton KH.Mohammad Nizam

As-Shofa”. Skripsi ini menyimpulkan bahwa syair tanpo waton

KH.Mohammad Nizam As-Shofa sarat akan pesan nilai-nilai pendidikan

islam. Nilai pendidikan islam yang dapat penulis temukan adalah nilai-nilai

pendidikan ketauhidan, nilai-nilai pendidikan akhlak, nilai-nilai pendidikan

aqidah islamiyah, dan nilai-nilai pendidikan tasawuf.17

Dalam skripsi milik Muhammad Basith (Program Studi Pendidikan

Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan) yang berjudul “Nilai-

Nilai Pendidikan Islam Dalam Lirik Lagu Album Muhammad Nabiku Karya

Haddad Alwi”. Skripsi ini menyimpulkan bahwa lirik lagu Haddad Alwi

mempunyai nilai-nilai keimanan, syariat dan akhlak. Relevan tidaknya

dengan Pendidikan Islam dapat diketahui dari pesan yang terdapat dalam

lirik-lirik lagu Haddad Alwi, dengan begitu terdapat relevansi lirik-lirik lagu

Haddad Alwi dengan Pendidikan Islam, yaitu relevannya dan tujuan

Pendidikan Islam, media Pendidikan Islam dan materi Pendidikan Islam.18

16
Nur Rachman. Seni Musik Sebagai Pengantar Dzikir Kepada Allah SWT (Studi
Jama’ah Habib Muhammad D.Shahab Di Kraton Pekalongan). (Pekalongan: Jurusan Ushuludin
dan Dakwah STAIN Pekalongan, 2016).
17
Yusro Khafidhi. Pesan Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Syair Tanpo Waton
KH.Mohammad Nizam As-Shofa. (Pekalongan: Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan, 2016).
18
Muhammad Basith. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Lirik Lagu Album Muhammad
Nabiku Karya Haddad Alwi. (Pekalongan: Jurusan Tarbiyah, 2012).

14
Dalam skripsi milik Mushokhikhul Khasanah (Program Studi

Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan) yang

berjudul “Persepsi Remaja Rembun Tentang Nilai Pendidikan Islam Dalam

Lagu Turi Putih Di Desa Rembun Kecamatan Siwaalan Kabupaten

Pekalongan”. Skripsi ini menyimpulkan bahwa nilai pendidikan islam dalam

lagu turi putih mengandung nilai pendidikan etika dan nilai kehidupan,

persepsi remaja rembun tentang nilai pendidikan islam dalam lagu turi putih

mempunyai makna nila religi, nilai pendidikan keimanan, nilai pendidikan

ibadah, nilai etika dan nilai estetika.19

Dalam Jurnal yang ditulis oleh Eliyyil Akbar yang berjudul

“Pendidikan Islami Dalam Nilai-Nilai Kearifan Lokal Didong”, tahun 2015.

Pada Jurnal ini disimpulkan bahwa aktivitas sosial pada pertunjukan kesenian

Didong adalah sebagai hiburan rakyat yang sangat murah dan untuk sosial.

Didong juga dijadikan media syiar Islami dengan bersifat memberikan

pendidikan bukan hanya kaum muda namun kaum yang lebih dewasa. Ilmu

yang didapat bukan hanya sekedar di bangku sekolah namun juga lewat

kesenian Didong, seperti ungkapan hadis bahwa menuntut ilmu dianjurkan

dari lahir sampai liang lahat. Ilmu ini digunakan untuk pengalaman dan

pengamalan aktualisasi kehidupan yang lebih baik sesuai ajaran Islam.

Walau- pun ilmu yang diberikan merupakan nilai adat, justru nilai tersebut

mampu mengatasi problematika yang semakin komplek. Ilmu atau pen

19
Mushokhikhul Khasanah. Persepsi Remaja Rembun Tentang Nilai Pendidikan Islam
Dalam Lagu Turi Putih Di Desa Rembun Kecamatan Siwaalan Kabupaten Pekalongan.
(Pekalongan: Jurusan Tarbiyah, 2016).

15
didikan yang diperoleh oleh masyarakat Gayo dengan media Didong.

Pagelaran Didong dapat dijadikan sarana dakwah dalam menyi- arkan syiar

Islami dalam mewujudkan peraturan dalam menegakkan syari’at Islam.20

Dalam Jurnal yang ditulis oleh Sigit Purwanto yang berjudul

“Pendidikan Nilai Dalam Pagelaran Wayang Kulit”, tahun 2018. Pada

Jurnal ini disimpulkan bahwa nilai-nilai yang menjadi dasar dalam pagelaran

wayang adalah berkaitan dengan nilai religious Islam, nilai filosofis, nilai

hiburan dan estetis. Nilai religius Islam masih melekat pada sebagian

masyarakat dan dalam dunia pendidikan. Beberapa pergeseran nilai-nilai pada

kehidupan masyarakat tidak mempengaruhi perubahan nilai filosofis wayang.

Nilai hiburan wayang masih bertahan pada sebagian masyarakat Jawa. Nilai

kepahlawanan, berjuang, berkorban untuk lingkungan tanpa pamrih mulai

tergeser oleh nilai-nilai kapitalisme dan materialisme yang dibawa oleh

globalisasi. Peran wayang sebagai media pendidikan terutama pendidikan

budi pekerti dan informasi mulai bergeser dengan banyaknya alternatif media

lain dan sebagai media pendidikan tidak efektif. Masyarakat secara turun-

temurun berpegang teguh pada adat dan budaya dan nilai-nilai yang

adiluhung, seperti ketuhanan, gotong royong, keadilan, musyawarah, dan

lain-lain. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh agama Islam dan pengaruh adat

serta budaya Jawa yang masih melekat kuat di masyarakat. Di berbagai

wilayah di Jawa terdapat tradisi yang terus dilestarikan dari generasi ke

20
Eliyyil Akbar. Pendidikan Islami Dalam Nilai-Nilai Kearifan Lokal Didong. (Aceh
Tengah: Jurnal Vol XV No.1 STAIN Gajah Putih, 2015), (Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 9
Juli 2018).

16
generasi yakni upacara ritual tradisional sebagai sarana mengungkapkan rasa

syukur atas limpahan rejeki dari Tuhan dan juga sebagai penghormatan

kepada leluhur.21

Dalam Jurnal yang ditulis oleh Nurahimah yang berjudul “Integrasi

Nilai Islami dan Budaya Aceh Berdasarkan Kurikulum Karakter”, tahun

2014. Pada Jurnal ini disimpulkan bahwa pengajaran dan pembelajaran

dengan kurikulum karakter Islami diharapkan dapat menghasil generasi

penerus yang memiliki integritas, bermoral, beretika, dan faham dengan

budaya adat istiadat mereka. Kepedulian orang tua, masyarakat akan penting

sebuah karakter anak uyang harus diperjuangkan, di- bina, secara baik seperti

tarian, pantun, permainan tradisional, hukum adat, kata-kata bijak. Dengan

cara mengintegrasikan nilai-nilai Islami yang dikaitkan dengan kehidupan

nyata siswa, yaitu situasi masyarakat Aceh yang berbudaya dan mengikuti

syariat Islam secara kaffah. Masyarakat Aceh menyelesaikan permasalahan

secara bermusyawarah mengikuti pola “Duek Pakat Ureung Tuha Gampong”,

maksudnya setiap keputusan yang diambil harus mendapat- kan persetujuan

dari “tuha peut” merupakan pioner kampung yang dapat bermusyawarah

untuk kepentingan orang banyak. Bermacam upaya untuk guru, orang tua

wali dapat mewariskan nilai-nilai kearifan lokal dan nilai syariat Islam serta

karakter masyarakat yang Islami.22

21
Sigit Purwanto. Pendidikan Nilai Dalam Pagelaran Wayang Kulit. (Salatiga: Jurnal
Vol VI No.1 IAIN Salatiga, 2018), (Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 9 Juli 2018).
22
Nurahimah. Integrasi Nilai Islami dan Budaya Aceh Berdasarkan Kurikulum
Karakter. (Aceh: Jurnal Vol XIII No.1 USM Banda Aceh, 2014), (Diakses Google Cendikia Pdf
Tanggal 9 Juli 2018).

17
Dalam Jurnal yang ditulis oleh Desyandri yang berjudul “Peran Seni

Musik Dalam Pendidikan Multikultural”, tahun 2014. Pada Jurnal ini

disimpulkan bahwa Indonesia sebagai negara multikultur yang terdiri dari

beragam budaya bukan dilihat sebagai sebuah kelemahan atau kendala, akan

tetapi keberagaman seharusnya dapat diberdayakan sebagai kekuatan untuk

mencapai tujuan, khususnya pendidikan. Globalisasi dan pengembangan

IPTEKS yang mengakibatkan perubahan pola kehidupan dan budaya, dapat

diatasi dengan meningkatkan peran seni musik dalam membantu gerakan

progresif pendidikan multikultural yang dampak terhadap peningkatan

kesadaran dan akan pengakuan hak istimewa peserta didik dalam

keberagaman kultur, sehingga pengakuan dan pemahaman antarbudaya

tersebut akan berdampak pada kenyamanan suasana belajar dan akhirnya

akan meningkatkan prestasi dan hasil belajar peserta didik.23

Dalam Jurnal yang ditulis oleh Nur Aminah Nasution yang berjudul

“Seni Islam sebagai Media Dakwah (Studi Kasus: Kesenian Tari Badui di

Dusun Semampir, Desa Tambakrejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman,

Yogyakarta)”, tahun 2014. Pada Jurnal ini disimpulkan bahwa Salah satu

media dakwah dalam Islam adalah seni Islam, dan tari merupakan cabang

seni Islam. Di Yogyakarta, tepatnya di Dusun Semampir, Desa Tambakrejo,

Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, terdapat seni tari Badui yang telah

berkembang sejak tahun 1960. Model seperti itu telah dipraktikkan berabad-

abad yang lalu pada zaman Wali Songo yang menggunakan seni dalam

23
Desyandri. Peran Seni Musik Dalam Pendidikan Multikultural. (Padang: Jurnal Vol II
No.1 Universitas Negeri Padang, 2014), (Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 9 Juli 2018).

18
mendakwahkan ajaran Islam kepada masyarakat Jawa. Masyarakat pada

umumnya dan masyarakat Dusun Semampir khususnya mengakui bahwa tari

Badui merupakan media dakwah Islam. Sebab, kehadiran kesenian ini dapat

menambah wawasan dan pengetahuan keislaman bagi masyarakat.24

Dari hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah dipaparkan di atas

terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Jika

dalam penelitian terdahulu fokus pembahasan adalah tentang nilai-nilai

pendidikan Islam dalam lirik lagu. Maka, dalam penelitian ini terfokus pada

nilai-nilai pendidikan Islam dalam pertunjukan kesenian.

3. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir berisi gambaran pola hubungan antar variabel atau

kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang

diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis yang telah dilakukan.

Dalam hal ini, penulis meneliti tentang nilai-nilai pendidikan Islam

dalam pertunjukan UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan dengan

kerangka teori seperti di bawah ini:

24
Nur Aminah Nasution. Seni Islam sebagai Media Dakwah (Studi Kasus: Kesenian Tari
Badui di Dusun Semampir, Desa Tambakrejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta). (Yogyakarta: Jurnal Vol I No.2 UIN Sunan Kalijaga, 2014). (Diakses Google
Cendikia Pdf Tanggal 9 Juli 2018).

19
UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan

Nilai-Nilai Pendidikan Islam Bentuk Pertunjukan

Aspek Pertunjukan UKM Seni


Musik EL-FATA

1. Musik 1. Musik
2. Syair 2. Syair
3. Busana 3. Busana

Nilai Nilai Pendidikan Islam Dalam Pertunjukan Sluku-Sluku


Musik Jawa UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan

Dari hasil yang diperoleh pada akhirnya akan ditarik kesimpulan

mengenai nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam pertunjukan UKM

Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan ini.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam penelitian.

Sebagian menganggap bahwa metode penelitian terdiri dari berbagai teknik

penelitian, dan sebagian lagi menyamakan metode penelitian dengan teknik

20
penelitian. Tetapi yang jelas, metode atau teknik penelitian haruslah sesuai

dengan kerangka teoritis yang kita asumsikan.25

1. Jenis dan Pendekatan

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field

research). Field research adalah penelitian yang dilakukan di tempat

terjadinya gejala-gejala yang diteliti, sedangkan data yang dihasilkan berupa

data deskriptif dalam bentuk pernyataan-pernyataan atau kata-kata yang

berasal dari sumber data yang diteliti.26

Dalam hal ini, penulis mengadakan penelitian, baik ke tempat

pertunjukan maupun ke kantor UKM Seni Musik EL-FATA IAIN

Pekalongan untuk mendapatkan data-data yang sesuai, lalu menelaah dengan

mendalam bentuk pertunjukan UKM Seni Musik EL-FATA IAIN

Pekalongan. Sehingga akan diperoleh nilai-nilai pendidikan Islam yang

terkandung dalam pertunjukan kesenian ini.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menekankan

analisisnya pada proses penyimpulan deduktif serta pada analisis terdapat

25
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 146.
26
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, cet.ke-III, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),
hlm. 5.

21
dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan

logika ilmiah.27

Penelitian ini menggambarkan bentuk pertunjukan dan menguraikan

nilai-nilai pendidikan Islam dalam pertunjukan UKM Seni Musik EL-FATA

IAIN Pekalongan.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.

Dalam penelitian ini ada 2 sumber data yaitu Sumber data primer dan Sumber

data sekunder.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan subjek yang dapat memberikan data

penelitian secara langsung. Adapun sumber data primer yaitu pimpinan

kelompok, pemain dan anggota UKM Seni Musik EL-FATA IAIN

Pekalongan. Dari sumber data primer ini akan di peroleh data tentang

persiapan praacara, berbagai hal yang berkaitan dengan pertunjukan dan

tentang pendidikan Islam yang ada di dalamnya.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, tidak

langsung diperoleh oleh penulis dan subjek penelitiannya, biasanya berwujud

data dokumen atau laporan yang telah tersedia. Sumber data sekunder

diperoleh dari buku-buku yang memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai

27
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), hlm. 176.

22
pendidikan Islam dalam pertunjukan kesenian, maupun informasi dari sumber

lain yang relevan dengan penelitian tersebut.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang cukup dan sesuai dengan pokok

permasalahan, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa

metode, antara lain:

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.28

Metode observasi digunakan untuk mengamati secara langsung bentuk

pertunjukan UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan. Data yang akan

diperoleh adalah data bentuk pertunjukan mulai dari persiapan sampai akhir

dari pertunjukan, seperti persiapan alat musik, busana, dan penyajian musik,

serta sya’ir.

b. Metode Wawancara

Wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih

dengan tujuan tertentu. Wawancara yang dilakukan dengan lebih dari satu

partisipan disebut sebagai focus group.29

Metode wawancara digunakan untuk menggali data tentang persiapan

pra acara, berbagai hal yang berkaitan dengan pertunjukan, dan tentang

pengemasan pendidikan Islam yang ada di dalamnya. Metode wawancara ini


28
Jamal Ma’mur Asmani, Penelitian Pendidikan, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), hlm.
123.
29
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, ( Jakarta: Permata Puri Media,
2012), hlm. 45.

23
dilakukan dengan Ketua Umum, Pimpinan Produksi Pertunjukan , Pemain,

dan anggota UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari

seseorang.30

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari dokumen-

dokumen, seperti teks-teks syair, foto pementasan, melalui arsip yang

tersedia. Selain itu juga untuk memperoleh data tentang profil UKM Seni

Musik EL-FATA IAIN Pekalongan dan profil personilnya.

4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis model Miles dan

Huberman. Menurut Miles dan Huberman menyatakan bahwa analisis data

kualitatif mempergunakan kata-kata yang selalu disusun dalam sebuah teks

yang diperluaskan atau dideskripsikan, yaitu proses analisis yang dilakukan

secara bertahap. Pertama, pengumpulan data, yaitu proses pencarian data di

lapangan yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Kedua, reduksi data (data reduction), yaitu proses pemilihan, dan pemilahan

serta pemusatan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi

data kasar yang diperoleh di lapangan. Ketiga, penyajian data (data display),

yaitu penyajian data atau informasi tersusun yang memungkinkan untuk

melakukan interpretasi data, penarikan kesimpulan dan pengambilan

30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 329.

24
tindakan. Data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk teks naratif.

Keempat, pengambilan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and

verification). Selama penelitian masih berlangsung, setiap kesimpulan yang

ditetapkan akan terus menerus diverifikasi hingga dapat diperoleh konklusi

yang akuntabel.31

5. Instrumen pengukur data

Hari, tanggal :

Lokasi :

Subjek :

Keterangan :

1) Bagaimana sejarah UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan?

2) Apa saja kegiatan UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan?

3) Bagaimana awal sejarah UKM Seni Musik EL-FATA IAIN

Pekalongan mendirikan pertunjukan Kesenian Sluku-sluku Musik

Jawa?

4) Berapa anggota yang terlibat dalam pertunjukan Kesenian Sluku-

sluku Musik Jawa?

5) Apa saja persiapan yang dilakukan sebelum pertunjukan Kesenian

Sluku-sluku Musik Jawa?

6) Bagaimana proses pertunjukan Kesenian Sluku-sluku Musik Jawa?

7) Bagaimana filosofi musik yang terkandung dalam Rebbana dan

Gamelan?
31
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif),
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm. 221-223.

25
8) Bagaimana filosofi syair yang digunakan dalam pertunjukan

Kesenian Sluku-sluku Musik Jawa?

9) Bagaimana filosofi dari gerak tari darwish dan rebbana pasir kencana

dalam pertunjukan Kesenian Sluku-sluku Musik Jawa?

10) Bagaimana filosofi dari busana yang dipakai dalam pertunjukan

Kesenian Sluku-sluku Musik Jawa?

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman pada topik pembahasan, maka akan

di deskripsikan dalam sistematika yang terdiri dari lima bab, masing-masing

bab memuat sub-sub bab. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II pertunjukan dan nilai-nilai pendidikan Islam. Pada bab ini

terdapat dua sub bahasan. Pertama, tinjauan tentang pertunjukan. Kedua,

tinjauan tentang nilai-nilai pendidikan Islam meliputi: pengertian nilai-nilai

pendidikan Islam dan pengertian pendidikan Islam.

BAB III bentuk pertunjukan dan nilai-nilai pendidikan Islam dalam

pertunjukan Sluku-sluku Musik Jawa UKM Seni Musik EL-FATA IAIN

Pekalongan. Pada bab ini terdapat tiga sub pembahasan. Pertama, gambaran

umum UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan meliputi: profil UKM

26
Seni Musik El-Fata IAIN Pekalongan, kegiatan UKM Seni Musik EL-FATA

IAIN Pekalongan, struktur kepengurusan dan keanggotaan UKM Seni Musik

EL-FATA IAIN Pekalongan. Kedua, pertunjukan Sluku-sluku Musik Jawa

UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan meliputi: persiapan dan

pelaksanaan. Ketiga, pendidikan Islam dalam pertunjukan pertunjukan Sluku-

Sluku Musik Jawa UKM Seni Musik EL-FATA IAIN Pekalongan.

BAB IV analisis nilai-nilai pendidikan Islam dalam pertujukan Sluku-

sluku Musik Jawa EL-FATA IAIN Pekalongan. Terdapat dua sub bahasan.

Pertama, analisis pertunjukan Sluku-Sluku Musik Jawa UKM Seni Musik

EL-FATA IAIN Pekalongan. Kedua, analisis nilai-nilai penidikan Islam

dalam pertunjukan Sluku-Sluku Musik Jawa UKM Seni Musik EL-FATA

IAIN Pekalongan.

BAB V penutup. Bab ini merupakan bab akhir dalam penulisan skripsi

yang berisi mengenai kesimpulan dan saran.

H. Daftar Pustaka

Azyumardi Azra. 2012. Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana.

Zuhairini. 2012. Filsafat pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

M. Arifin. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Muzayyin Arifin. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 1995. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta:


Bumi Aksara.

27
Hasan Langgulung. 1992. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta : Pustaka Al
Husna.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif


dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Jamal Ma’mur Asmani. 2011. Penelitian Pendidikan. Jogjakarta: DIVA


Press.

Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung:


Trigenda Karya.

Abdul Muhaya. 2003. Bersufi Melalui Musik. Yogyakarta: Gama Media.

Deddy Mulyana. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Samiaji Sarosa. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: Permata


Puri Media.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

M.Jazuli. 2014. Sosiologi Seni Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nur Afifah. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Lirik Musik


Debu.(Pekalongan: Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan, 2010).

Mukhlis Wahyudi. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Qasidah burdah


karya Imam Al-Bushiri. (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama
Islam UIN Sunan Kalijaga, 2008), (Diakses Google Cendikia Pdf
Tanggal 9 Juli 2018).

Musa Abdillah. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Pertunjukan Kesenian


Arjati Sanggar Laras Wisata Kota Pekalongan. (Pekalongan:
Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Pekalongan, 2017).

Ulfah Nuryani. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Kesenian Tradisional


Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang Tahun 2014. (Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga, 2015), (Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 29 Agustus
2018).

Joko Susilo. Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Wayang Kulit Purwa Lakon


Karna Tanding (Analisis Perspektif Pendidikan Agama Islam).
(Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sunan

28
Kalijaga, 2012). (Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 29
Agustus 2018).

Nurul Qomariyah. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi


Merti Untuk Menumbuhkan Kerukunan Umat Beragama (Studi
Kasus di Dusun Kedakan Desa Kenalan Kec.Pakisan
Kab.Magelang). (Salatiga: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga, 2016). (Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 29
Agustus 2018).

Dwi Ismawati. Upaya Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan


Agama Islam Melalui Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Purbayan Kotagede Yogyakarta. (Yogyakarta:
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2014).
(Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 29 Agustus 2018).

Nur Rachman. Seni Musik Sebagai Pengantar Dzikir Kepada Allah SWT
(Studi Jama’ah Habib Muhammad D.Shahab Di Kraton
Pekalongan). (Pekalongan: Jurusan Ushuludin dan Dakwah STAIN
Pekalongan, 2016).

Yusro Khafidhi. Pesan Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Syair Tanpo


Waton KH.Mohammad Nizam As-Shofa. (Pekalongan: Jurusan
Tarbiyah STAIN Pekalongan, 2016).

Muhammad Basith. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Lirik Lagu Album


Muhammad Nabiku Karya Haddad Alwi. (Pekalongan: Jurusan
Tarbiyah, 2012).

Mushokhikhul Khasanah. Persepsi Remaja Rembun Tentang Nilai


Pendidikan Islam Dalam Lagu Turi Putih Di Desa Rembun
Kecamatan Siwaalan Kabupaten Pekalongan. (Pekalongan:
Jurusan Tarbiyah, 2016).

Eliyyil Akbar. Pendidikan Islami Dalam Nilai-Nilai Kearifan Lokal Didong.


(Aceh Tengah: Jurnal Vol XV No.1 STAIN Gajah Putih, 2015),
(Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 9 Juli 2018).

Sigit Purwanto. Pendidikan Nilai Dalam Pagelaran Wayang Kulit. (Salatiga:


Jurnal Vol VI No.1 IAIN Salatiga, 2018), (Diakses Google
Cendikia Pdf Tanggal 9 Juli 2018).

Nurahimah. Integrasi Nilai Islami dan Budaya Aceh Berdasarkan


Kurikulum Karakter. (Aceh: Jurnal Vol XIII No.1 USM Banda
Aceh, 2014), (Diakses Google Cendikia Pdf Tanggal 9 Juli 2018).

29
Desyandri. Peran Seni Musik Dalam Pendidikan Multikultural. (Padang:
Jurnal Vol II No.1 Universitas Negeri Padang, 2014), (Diakses
Google Cendikia Pdf Tanggal 9 Juli 2018).

Nur Aminah Nasution. Seni Islam sebagai Media Dakwah (Studi Kasus:
Kesenian Tari Badui di Dusun Semampir, Desa Tambakrejo,
Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Yogyakarta). (Yogyakarta:
Jurnal Vol I No.2 UIN Sunan Kalijaga, 2014). (Diakses Google
Cendikia Pdf Tanggal 9 Juli 2018).

http://ziyadatulilmi.blogspot.co.id/2011/08/makna-syair-sluku-sluku-

bathok.html

30

Anda mungkin juga menyukai