Anda di halaman 1dari 9

5003201023

Mohamad Crespo
Perancangan Kualitas A

EVALUASI TENGAH SEMESTER


1. Menurut Garvin (1996), dimesni kualitas pada industri jasa antara lain :
a. Coomunication yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima jasa dengan
pemberi jasa supaya perusahaan bisa mendapatkan feedback dari penerima jasa
tentang bagaimana jasa yang diberikan bisa diterima oleh konsumen. Contoh yaitu
di jendela bus terdapat nomor customer service yang dapat digunakan untuk
memperingatkan kalau sopir mengebut dalam mengendarai.
b. Credibility yaitu kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa. Contoh
yaitu perusahaan bis eka telah melayani masyarakat selama bertahun-tahun karena
kepercayaan masyarakat dalam menggunakan bis eka
c. Security, yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan. Contoh yaitu Bank
Mandiri memiliki banyak nasabah karena merasa aman dalam menabung disitu.
d. Knowing the Customer, r yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada penerima
atau pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan harapan pemakai jasa. Contoh
yaitu Bus EKA memahami akan keinginan kosumen untuk memberikan perjalanan
yang cepat dan aman.
e. Tangibles, yaitu bahwa dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan harus
dapat diukur atau dibuat standardnya. Contoh yaitu Bank Mandiri memberikan
kuesioner kepada pelanggan terkait apakah pelayanan memuaskan, apakah
pelayanan kepada pelanggan tepat waktu.
f. Reliability, yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa
dalam memenuhi janji para penerima jasa. Contoh yaitu konsistensi dari sicepat
dalam kecepatan pengiriman paket.
g. Responsiveness, yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan
penerima jasa. Contoh yaitu Ketika konsumen/nasabah ada keluhan terkait aplikasi
mobile banking Livin , pihak bank Mandiri langsung memberikan respon yang
cepat dan segera memperbaiki kekurangan yang ada.
h. Competence, , yaitu kemampuan atau keterampilan pemberi jasa yang dibutuhkan
setiap orang dalam perusahaan untuk memberikan jasanya kepada penerima jasa.
Contoh dalam pemilihan sopir , perusahaan bus EKA memilih sopir yang telah
memiliki SIM dan paham akan jalur lintas provinsi.
i. Access, yaitu kemudahan pemberi jasa untuk dihubungi oleh pihak atau pelanggan
penerima jasa. Contoh pada jendela bus tertera kontak person dari sopir dan
perusahaan yang dapat dibaca dengan mudah.
j. Cousrtsey, yaitu kesopanan, respek, perhatian, dan kesamaan dalam hubungan
personil. Contoh yaitu teller maupun satpam pada bank mandiri melayani customer
dengan sopan dan halus.

2. Benefits dari Perancangan Kualitas diantaranya adalah


a. Significant decrease in time to market
Significant decrease in time to market (TTM) adalah proses menurunkan yang
dibtuhkan oleh suatu produk baru sampai ke pasar. Manfaat penurunan TTM yaitu
dapat merespon keinginan customer lebih cepat. Contoh : Jika suatu produk terburu-
buru untuk dipasarkan, padahal produk tersebut belum siap, kualitasnya akan buruk
5003201023
Mohamad Crespo
Perancangan Kualitas A

dan tidak memuaskan customer. Ini akan memberikan pembelajaran bagi


perusahaan dan menjadi pertimbangan dalam penggunaan teknologi baru.
b. Faster product development
Faster product development adalah mempercepat proses pengembangan produk
atau jasa mulai dari pengumpulan ide hingga rilis dan diterima pasar. Contohnya
seperti produk yang sedang dikembangkan oleh CODEX, yaitu Talent Management
System. Produk ini berangkat dari keluhan dari tim Sumber Daya Manusia (HR)
yang tidak bisa memenuhi permintaan talenta secara cepat. Hal tersebut disebabkan
karena proses rekrutmen yang semuanya masih ditangani secara manual, mulai dari
proses penyaringan CV, penilaian yang harus dikirimkan satu per satu kepada para
kandidat, hingga pemetaan talenta di setiap Tribe.
c. Better quality ~ good quality
Better Quality adalah Perusahaan memiliki produk yang memenuhi ekspetasi
konsumen. Contoh : kualitas sepatu Nike lebih bagus daripada kualitas sepatu dari
Homyped sehingga orang orang lebih menyukai Nike daripada Homyped
d. Less work in progress
Less work in progress adalah proses mengurangi jumlah pekerjaan yang
dikerjakan guna memfokuskan pada produktivitas dan pemenuhan kualitas. Contoh
: perusahaan A memiliki system yang bagus dengan bekerja pintar tanpa butuh
waktu yang mana sehingga produk yang dihasilkan lebih baik
e. Fewer engineering change orders
Fewer engineerin change orders adalah perusahaan dapat mengontrol dan
menggordinasi perubahan. Contoh : suatu pwrusahaan yang dapat mengontrol
dengan baik suatu perubahan permintaan konsumen maka konsumen akan puas dan
akan terus membeli produk tersebut
f. Increased productivity
Increased productivity adalah output yang dihasilkan lebih banyak dari jumlah
input. Contoh : suatu perusahaan menghasilkan biaya pemasukan yang melebihi
dari jumlah biaya yang dikeluarkan
g. Reduced labor costs
Reduced labor costs adalah jumlah karyawan yang tepat sehingga oprasional
dapat berjalan dengan lancer dalam standar gaji yang dapat diterima dalam
perhitungan laba rugi. Contoh : suatu perusahaan akan mengurangi jumlah
karyawan nya apabila mengalami kerugian..
h. Increased profits for the company
Increased profits for the company adalah menambah keuntungan di perusahaan
. Contoh : perusahaan yang memiliki untung besar akan terus berkembang
5003201023
Mohamad Crespo
Perancangan Kualitas A

3. Penjelasannya yaitu :
a. Loss function : Loss Function bertujuan untuk mengevaluasi kerugian kualitas
secara kuantitatif yang disebabkan adanya variansi, dijelaskan juga perlunya
perbaikan kualitas secara kuantitatif dalam unit uang sehingga perbandingan
yang obyektif dapat dilakukan.
b. Nominal is the best : karakteristik kulaitas yang memiliki nilai target tidak nol
dan tidak terhingga sehingga nilai yang diinginkan adalah nilai yang semakin
mendekati target
c. Lower is better : : karakteristik kualitas dengan batas nilai 0 dan positif sehingga
nilai yang diinginkan semakin kecil atau mendekati 0
d. Higher is better : karakteristik kualitas dengan rentang nilai tak terbatas dan
bersifat positif sehingga nilai yang diinginkan adalah nilai yang semakin besar

4. Suatu eksperimen pembuatan beton cor untuk pondasi rumah lantai 2 dilakukan di suatu
laboratorium. Ada 4 faktor yang dianggap berpengaruh terhadap kekuatan beton cor
tersebut, Komposisi semen, komposisi pasir, komposisi tensla (kerikil) dan Air. Ada 2
level untuk setiap faktor yang diamati. Semen (350 kg dan 400 kg), Pasir (750 kg dan
850kg), Kerikil (1000 kg dan 1100 kg), Air (200 liter dan 220 liter).
a. Diagonnal Arraynya :

A B C D
1 1 1 1
1 1 2 2
1 2 1 2
1 2 2 1
2 1 1 2
2 1 2 1
2 2 1 1
2 2 2 2

b. Dengan simulasi hasil respon eksperimen menggunakan Rstudio maka


didapatkan data sebagai berikut :
Semen Pasir Kerikil Air Kekuatan Beton
(Kg) (Kg) (Kg) (Liter) (Mpa)
350 750 1000 200 225
350 750 1100 220 22,5
350 850 1000 220 12
350 850 1100 200 325
400 750 1000 220 200
400 750 1100 200 150
400 850 1000 200 25
400 850 1100 220 250
5003201023
Mohamad Crespo
Perancangan Kualitas A

H0 : 𝛽1 = 𝛽2 = 𝛽3 = 𝛽4 = 0
H1 : setidaknya terdapat satu 𝛽𝑖 yang tidak sama dengan 0
α=0
Tabel Anova

Kesimpulan : karena nilai p-value tidak ada yang kurang dari alpha, maka gagal
tolak H0 atau tidak ada factor yang mempengaruhi hasil kekuatan beton.

5. Beberapa metode dalam Special Design Techniques atau Multi-Level Factor Design,
yaitu
a. Dummy Treatment : Dalam metode ini, salah satu tingkat dari faktor tingkat
yang lebih tinggi diperlakukan sebagai dummy ketika cocok dengan Orthogonal
Array tingkat angka yang lebih rendah. Penggunaan Dummy Treatment dapat
digunakan dengan kolom yang memiliki tiga tingkat atau lebih.
Contoh : Misalnya, mengakomodasi faktor tiga tingkat L9 menjadi OA dua
tingkat, kita dapat menetapkan faktor dua tingkat ke kolom tiga tingkat dan
memperlakukan salah satu tingkat sebagai dummy. Demikian pula, faktor tiga
tingkat dapat ditetapkan ke kolom empat tingkat dan memperlakukan satu
tingkat sebagai dummy.
Kita ingin mempelajari empat faktor, satu dengan dua tingkat dan tiga faktor
lainnya masing-masing pada tiga tingkat. Orthogonal Array yang sesuai di sini
adalah L9. Ketika kita ingin menetapkan faktor dua tingkat (A) ke kolom
pertama dari standar L9 Orthogonal Array, kita harus memodifikasi dengan
perlakuan dummy seperti yang diberikan pada Tabel 14.3.

Faktor A memiliki 1 derajat kebebasan, sedangkan kolom yang lain memiliki 2


derajat kebebasan. Jadi, satu derajat kebebasan tambahan ini harus digabungkan
dengan error.Rumus untuk mencari Jumlah kuadrat faktor A, yaitu:
5003201023
Mohamad Crespo
Perancangan Kualitas A

Jumlah kesalahan kuadrat yang terkait dengan kolom dummy, yaitu:

Suatu error (SSeA) harus ditambah dengan kesalahan eksperimental (kesalahan


murni) beserta derajat kebebasannya (1 df).

b. Combination Design : Metode yang digunakan untuk menyesuaikan dua faktor,


dengan sepasang faktor dua tingkat diperlakukan sebagai faktor tiga tingkat.
Contoh : Misalkan kita ingin mempelajari campuran dua tingkat dan tiga
tingkat faktor. Kita dapat menggunakan OA dua tingkat atau OA tiga tingkat
dengan metode perawatan dummy tergantung pada jumlah faktor dua tingkat
atau tiga tingkat. Jika banyaknya faktor berada pada limit jumlah kolom yang
tersedia di OA dan OA berikutnya yang lebih besar, maka akan tidak ekonomis
untuk digunakan dan ketika tidak ingin menghilangkan faktor agar sesuai
dengan OA, maka akan menggunakan metode kombinasi.

Misalkan, kita memilih kondisi pengujian A1B1, A2B2 dan salah satu dari dua
sisanya, katakanlah, A2B1. Sekarang dengan membandingkan A1B1 dengan
A2B1, efek A dapat diperkirakan (faktor B konstan). Demikian pula, dengan
membandingkan A2B2 dengan A2B1, efek faktor B dapat diperkirakan (faktor
A konstan). Namun, interaksi antara A dan B tidak dapat dipelajari. Ketiga
kondisi tes ini (A1B1, A2B2 dan A2B1) dapat ditetapkan ke satu kolom dalam
OA tiga tingkat sebagai faktor gabungan AB (Tabel 14.8). Karena satu kondisi
tes A1B2 tidak diuji, ortogonalitas antara A dan B hilang.
Tiga kombinasi A1B1, A2B1 dan A2B2 yang dipilih ditetapkan ke kolom 1 dari
L9 OA sebagai berikut. AB1 (Tabel 14.8) ditugaskan ke A1B1, AB2 ditugaskan
ke A2B1 dan AB3 adalah ditugaskan ke A2B2 (Tabel 14.9). Tabel 14.9 juga
memberikan penugasan faktor tiga tingkat C, D, dan E.
5003201023
Mohamad Crespo
Perancangan Kualitas A

Total A dan B diperoleh sedemikian rupa sehingga efek individu dari A dan B
mungkin. Yaitu A1 = 21 (kombinasi A1B1) dan A2 = 15 (kombinasi A2B1)
Karena B1 tetap konstan dalam dua kombinasi ini, efek A dapat diperoleh.
Demikian pula, total untuk B1 dan B2 diperoleh dari A2B1 dan A2B2.
Karena hanya satu replikasi yang diambil, kesalahan eksperimental (SSe) jelas
nol. Untuk menguji efek individu A dan B, kita perlu menghitung SSA dan SSB.

Untuk ortogonalitas antara A dan B, kita harus memiliki Artinya, A dan B tidak
ortogonal. Dan begitulah dalam desain kombinasi. Untuk menjaga ini, koreksi
jumlah kuadrat harus dilakukan di ANOVA. Misalkan perbedaannya antara
SSAB.
5003201023
Mohamad Crespo
Perancangan Kualitas A

Maka analisis varians yang didapatkan ada sebagai berikut :

c. Branching Design : metode Orthogonal Array (OA) yang digunakan ketika


terdapat dua, tiga, atau empat level faktor OA standar yang digabung menjadi
kolom multi-level.
Contoh : Misal kita ingin menggabungkan kolom empat tingkat dengan dua
tingkat. Kolom empat tingkat memiliki 3 derajat bebas dan kolom 2 tingkat
memiliki 1 derajat bebas. Jadi, kita harus menggabungkan tiga kolom dua
tingkat untuk membuat satu kolom empat tingkat. Dalam OA dua tingkat, dua
kolom mana pun akan berisi pasangan (1, 1), (1, 2), (2, 1) dan (2, 2). Kolom
empat tingkat dibuat dengan menetapkan level 1 untuk memasangkan (1, 1) ke
level 2 (1, 2), dan level 3 (2, 1) ke level 4 (2, 2). Tabel 14.1 memberikan
penggabungan kolom (1, 2 dan 3) dari L8 OA untuk membuat kolom empat
tingkat.

Tabel 14.2 diperoleh dengan menggabungkan kolom 1, 2 dan 3 standar L8 OA.


Kombinasi lainnya dari faktor empat tingkat dapat diperoleh dengan memilih
himpunan tiga secara bersama-sama pada kolom interaktif dari tabel segitiga L8
OA.
5003201023
Mohamad Crespo
Perancangan Kualitas A

Misalkan kita menentukan faktor satu kolom empat tingkat yang diperoleh
dengan menggabungkan kolom 1, 2 dan 3 dari standar L8 OA dan faktor B
kolom ke 4 dari OA L8 standar. Jumlah interaksi kuadrat SSAB didapatkan dari
jumlah kuadrat kolom 5, 6 dan 7.

d. Idle Column : Satu strategi penggabungan / pengodean ulang yang tidak


mempertahankan frekuensi proporsional. Metode ini dapat digunakan untuk
mengakomodasi banyak tiga level faktor menjadi OA dua level. (Untuk dua atau
lebih tiga level faktor, metode kolom idle mengurangi ukuran eksperimen tetapi
mengorbankan ortogonalitas dari tiga level faktor). Metode yang
memungkinkan array ortogonal dua level untuk digunakan sebagai dasar
percobaan faktorial fraksional level campuran, namun desain yang dihasilkan
tidak ortogonal tetapi dalam beberapa keadaan dapat digambarkan sebagai
hampir ortogonal.
Contoh : Misalkan kita memiliki 2 tiga level faktor (A dan B) dan 2 dua level
faktor (C dan D). Untuk mempelajari faktor-faktor ini, kita membutuhkan 6
derajat kebebasan. Oleh karena itu, kita dapat menggunakan L8 OA untuk
penempatan. Tabel 14.13 memberikan penempatan faktor-faktor ini dan data
untuk ilustrasi.

Dengan mengikuti Wu dan Moore (1985) dan memperkenalkan metode dengan


pengkodean ulang array L8 (27) sederhana untuk menghasilkan desain untuk
percobaan 32 × 22 Array L8 dapat ditulis, menggunakan notasi ±1.
5003201023
Mohamad Crespo
Perancangan Kualitas A

Anda mungkin juga menyukai