Anda di halaman 1dari 11

Agenda Reformasi Keuangan Negara:

Tantangan Pertumbuhan Ekonomi dan


Pembiayaan SDGs yang Inklusif dan Berkelanjutan
Dr. Anggito Abimanyu
Ketua Departemen DEB-SV, UGM-Yogyakarta

23 Januari 2024

3. Reformasi Sektor
1. Penditeksian dan Mitigasi Risiko 2. Perlambatan Ekonomi: Keuangan Publik untuk
Geo-Ekonomi Global Reindustriasiasi dan Reinvestasi pembiayaan SDGs
Reformasi Keuangan Negara pasca Reformasi 1998

Reorganisasi Kemenkeu; a/l Reformasi Perpajakan, WP


Perubahan Format I-
Pemisahan DJA dan DJPb, Besar, WP Pratama,
Account dan UU 17/2003,
DJPK, DJPPR; Reformasi Amandemen UU
UU 1/2004 dan UU 17/2004
Birokrasi Kemenkeu (2008) Perpajakan sd UU 6/2023

2
T1. Risiko Global ditengah Ketidakpastian
Risiko Global (termasuk Indonesia) berdasarkan Global Risko Report 2024
(World Economic Forum, 2024) dengan Metoda Survai Eksekutif Global adalah:

Risiko Global Risiko untuk Indonesia


Jangka Pendek Jangka Panjang Survei WEF (2024), Indonesia perlu mewaspadai
(2 tahun) (10 tahun)
terhadap 5 risiko:
1 Bencana Alam dan
Technological
1 Cuaca Ekstrim
Mis/Disinformasi
Bencana alam dan 2 Kegagalan adaptasi
Indonesia
2 1 Perlambatan Ekonomi
cuaca ekstrim perubahan iklim
2. Bencana Alam dan Cuaca Ekstrim
3 Polarisasi Sosial Kekurangan 3. Penyakit Menular
3
Sumberdaya Alam 4. Kekurangan Pasokan Energi
4 Keamanan Siber
4 Misinformasi dan 5. Pengangguran
5 disinformasi Technology
Konflik bersenjata
5 Dampak negative dari AI
Technology

3
Growth Melambat dan Suku Bunga Global
Higher for Longer

4
Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
cukup nyata dan SDGs Butuh Pembiayaan
Y-Values
3.5

2.5

1.5

0.5

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
T2. Gejala De-Industralisasi dan De-Investasi sejak 2009
hingga saat ini
PDB MANUFAKTUR TERHADAP PDB (%) Rasio Investasi terhadap PDB (%)
30

28

26

24

22

20

18

16
2005 2010 2015 2020

6
SUMBER dan JENIS BARANG MODAL/INVESTASI DALAM
PDB
Bangunan
Mesin Dan Perlengkapan
Kendaraan 10,24
10,61 Swasta (84,7%)
Peralatan Lain 10,43
9,75
9,29 “Profitable Investment”
9,03
9,98
10,40
11,24
11,68
11,42 75,01 75,23
10,36 74,45 75,96 Pemerintah (9,7%) “Stimulus”
75,13
75,20 75,18
74,75
72,86 73,50
74,27 73,08
BUMN (5,6%)
“PSO dan Public/Private
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Investment”

✓ Investasi didominasi oleh jenis barang modal


bangunan (75%), mesin dan perlengkapan
(10%), dan lainnya 15%
8
No Uraian 2023* 2022 2021
T3 Reformasi Keuangan
Negara unt Pembiayaan 1. Pendapatan Negara 2.774,2 2.635,8 1.547,8
Pembangunan - Pajak 2.155,4 2.034,5 1.549
- PNBP 605,9 595,5 458,5
Fokus 1: intensifikasi Tax Ratio/PDB:
pajak,integrasi data pajak - Pajak Kemenkeu 10,21% 10,40% 10,18%
dan efektivitas insentif - All Taxes (PNBP ESDM dan Pajak Daerah) 12,00% 12,98% 11,17%
pajak.
2. Belanja Negara 3,121,2 3.096,3 2.786,4
Fokus 2: Kualitas belanja - Kementerian/Lembaga (K/L) 1.153,5 1.238,5 926,5
K/L, ketepatan subsidi - Bantuan Sosial Non K/L (BUMN) 496,8 161,5 173,6
sosial, energi dan pangan - Subsidi Non K/L (BUMN) 269,3 244,1 211,8
mencapai sasaran SDGs - Bunga Utang 563,3 409,4 307,2
- Alokasi Daerah 881,3 819,1 773,2
3. Defisit APBN 347,6 460,4 775,1
% PDB 1,65% 2,35% 4,57%
4. Pembiayaan 359,6 583,5 871,7
Fokus 3: sinkronisasi Rasio Utang/PDB 38,0% 39,5% 40,1%
pengelolaan utang dan
pemanfaatan pembiayaan Rasio Pembayaran Utang/APBN 39,1% 34,3% 45,1%
untuk KPBU 9
5. SAL (Kas Negara)-Akumulasi (4.-3.) 490,8 478,9 337,8
Reformasi Keuangan Negara/APBN: Optimalisasi Penerimaan Tax
untuk Pembiayaan SDGs
Tax Ratio/PDB (%) Tax Buoyancy (%)
14 40.0

13 30.0

12 20.0

11
10.0

10
2022: -
Malaysia 12,3% 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
9 Thailand 13,1%
Filipina 15,2% (10.0)
Indonesia 12,98%
8
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 (20.0)
Tax Ratio Kemenkeu Tax Ratio Total Gr PDB Gr Tax

10
Respon Kebijakan Yang Dibutuhkan, 2024-2029
1. Kemampuan penditeksian dini dan mitigasi risiko ekonomi (dan non ekonomi)
global/regional dan nasional--melakukan respon kebijakan yang tepat dan cepat
1. Memanfaatkan Forum Multilateral dan Regional; Basel, ASEAN, G20, IMF, ADB, WB dan IsDB
2. Peningkatan Koordinasi Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) dan Penguatan Manajemen
Risiko Terintegrasi (MRPN). Penguatan kelembagaan BMKG, BSSN, BIN, BNPB, BNPT, PPATK,
BASINAS, dll.
3. Penguatan penditeksian dini ”risiko krisis” ekonomi daerah
2. Kebijakan “pro-growth/jobs” membangun industri manufaktur (Reindustrialisasi)
1. Pilihan Reindustrialisasi: Broadbase vs Picking a winner
2. Longterm-Investment: Government Led (financial, suku bunga, fiscal tools, insentif2 investasi)
3. Memperluas dan memodifikasi Hilirisasi dan Green (mining dan pertanian/perkebunan)
3. Reformasi Lanjutan pengelolaan Sektor Keuangan Publik/Fiskal untuk SDGs
1. Reformasi Organisasi dan Kelembagaan Kemenkeu (Prioritas? Belanja vs Perpajakan/Badan
Penerimaan Pajak). Akselerasi Integrasi Data Perpajakan (NPWP-NIK)
2. Reformasi belanja K/L, Kebijakan Subsidi dan Bantuan Sosial yang tepat sasaran untuk
pencapaian sasaran SDGs (Satu Data Indonesia)
3. Pengelolaan Pembiayaan APBN untuk kebutuhan defisit yang sesuai dan kerjasama pembiayaan
dengan badan usaha (KPBU).
11

Anda mungkin juga menyukai