Anda di halaman 1dari 8

STANDAR: Better Standard Better Living − Edisi I, No.

1 Januari 2022

STANDARDISASI LHK

PERAN STANDAR INSTRUMEN KETAHANAN BENCANA


DAN PERUBAHAN IKLIM DI ERA NET SINK FOLU 2030
PASKA UNDANG UNDANG CIPTA KERJA
Standar dan sertifikasi untuk penerapan Perpres 98 Tahun 2021 yang efektif dan
efisien akan mendorong perubahan perilaku stakeholder dalam menyelenggarakan
pembangunan ekonomi, sehingga dalam jangka panjang target pada pembangunan
rendah karbon dan berketahanan iklim akan tercapai pengembangan, penyediaan
instrumen dan penguatan kompetensi aksi mitigasi perubahan iklim.

Kirsfianti Ginoga1, Deden Djaenudin1, dan I Wayan S Dharmawan2


1 Pusat Standardisasi Instrumen Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim
2 Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

I. Pentingnya Standar Instrumen Ketahanan partisipasi semua pihak dalam mencapai target
Bencana dan PI Updated National Determined Contribution
Dalam tahun-tahun mendatang, proyeksi iklim (UNDC)1. Selain itu, Indonesia juga telah
menunjukkan penurunan ketersediaan air secara menetapkan tujuan untuk mencapai net-sink
merata terjadi di Jawa dan Nusa Tenggara pada dalam Kehutanan dan Penggunaan Lahan
periode 2020-2034 dan 2030-2045 (BMKG, Lainnya (FoLU) pada tahun 2030, sebagai bagian
2022). Hal ini memungkinkan akan lebih banyak dari Strategi Jangka Panjang untuk mencapai
cuaca ekstrim dan bencana yang disebabkan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim, LTS-LCCR
oleh berubahnya iklim. Bencana seperti 2050.
banjir, kekeringan, kebakaran, tanah longsor Banyak sekali tantangan-tantangan ke depan
akan memberikan konsekuensi terhadap umat yang memerlukan berbagai upaya antisipasi,
manusia, ekosistem dan lingkungan. Resiko inovasi, dan rekayasa. Salah satunya adalah
bencana ini juga akan memperburuk masalah melalui penerapan standar. Standardisasi
kesehatan manusia dan menyebabkan gangguan merupakan suatu upaya membantu semua
kesehatan di berbagai wilayah, misalnya melalui pihak dalam menunjukkan komitmen untuk
peningkatan gelombang panas, kebakaran, dan pembangunan berkelanjutan dan sekaligus
bencana biologis termasuk wabah COVID-19, meningkatkan kinerja semua pihak. Standar
dan hilangnya keanekaragaman hayati yang ini di lakukan melalui proses secara inklusif,
merupakan aset tidak ternilai yang dimiliki partisipatif, dan berdaya saing yang merupakan
Indonesia. kebutuhan semua pihak untuk keberlanjutan
Pusat Standardisasi Instrumen Ketahanan pengelolaan sumber daya alam, termasuk
Bencana dan Perubahan Iklim (PUSTANDPI) pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk
Badan Standarisasi Instrumen-Lingkungan mendukung kebutuhan lokal, nasional, dan
Hidup dan Kehutanan lahir sebagai konsekuensi global, serta merefleksikan keberlanjutan
dari diundangkannya Perpres 92 Tahun 2020 lingkungan dan kesejahteraan masyarakat
sebagaimana dijabarkan lebih lanjut dalam dalam suatu kerangka public, private, people
Peraturan Menteri LHK No. 15 Tahun 2021 partnership (Gambar 1).
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Berdasarkan data kerentanan, Indonesia adalah
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kebijakan negara yang rawan terhadap bencana, 74 persen
ini memastikan peran baru Kementerian wilayah Indonesia masuk kategori ‘cukup rentan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bencana’. Kemudian 10 persen wilayah ‘tidak
menuntut penguatan pengendalian lingkungan rentan bencana’, 9 persen wilayah ‘agak rentan
hidup dalam investasi dan usaha kehutanan- bencana’,  4 persen wilayah rentan terhadap
paska Undang Undang Cipta Kerja (UUCK).
Pemerintah juga sudah mengeluarkan Perpres
1
https://www4.unfccc.int/sites/ndcstaging/
PublishedDocuments/Indonesia%20First/S.275%20-%20
No. 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Indonesia%20Updated%20NDC%20-%20Corrected%20
Nilai Ekonomi Karbon untuk mendorong Version.pdf.

5
STANDAR: Better Standard Better Living − Edisi I, No.1 Januari 2022

Gambar 1. Produksi dan Konsumsi Standar untuk Keberlanjutan Lingkungan dan Kehutanan

Gambar 2. Regulasi dan Kebijakan Dasar Standardisasi Instrumen (Hendroyono, 2021)

bencana. Tiga (3) persen wilayah Indonesia pengawasan pelaksanaan kegiatan dan program
bahkan masuk kategori sangat rentan (Direktorat di Kementerian/Lembaga, Provinsi, kab/kota,
Adaptasi, 2015. SIDIK, Sistem Informasi Data (iv) penguatan konsep kepatuhan lingkungan
Indeks Kerentanan). (environmental compliance), (v) Penguatan
kelembagaan pengendalian lingkungan hidup
Standardisasi Instrumen Ketahanan Bencana dan
tingkat Pusat dan daerah, (vi) Basis data/Iptek
Perubahan Iklim diharapkan dapat memberikan
yang memadai dan terpadu pada beragam sektor
kontribusi ke dalam (i) mengawal penerapan UU
perekonomian, (vii) Jaminan keberlanjutan
Cipta Kerja dalam mendorong percepatan dan
investasi dan pasar, dan (viii) Fungsi check and
perluasan investasi untuk pertumbuhan ekonomi
balances dalam pengambilan keputusan dan
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan,
hak-hak para pihak. Regulasi dan kebijakan yang
(ii) penguatan Kajian Lingkungan Hidup
mendasari perlunya standar dapat dilihat pada
Strategis (KLHS) dan Rencana Detail Tata Ruang
Gambar 2.
(RDTR); (iii) Sebagai acuan untuk memudahkan

6
STANDARDISASI LHK

Gambar 3. Konsultasi Publik Private People Partnership untuk Identifikasi kebutuhan Standar

Sumber: www.bsn.go.id
Gambar 4. Kondisi SNI Saat Ini Untuk Pembangunan LHK

Standarisasi instrumen yang akan dikembangkan menjadi landasan dalam penyiapan dokumen
di PUSTANDPI akan diperoleh dari berbagai hasil standar.
konsultasi dengan para pihak melalui proses
Dalam perkembangannya, pemerintah telah
publik private people partnership (Gambar 3).
menerbitkan berbagai standar dalam bentuk:
Selain itu dilakukan review pada berbagai regulasi (i) Standar Nasional Indonesia (SNI) seperti SNI
dan sistem yang ada untuk melihat gap kebijakan 7724: 2019 tentang Pengukuran karbon hutan,
Standar dan Kebijakan yang diperlukan untuk SNI 7725: 2019 tentang Penyusunan Persamaan
tindak lanjut perumusan dan pengembangan Allometrik dan SNI 7645-1 tentang Klasifikasi
standar ketahanan bencana dan perubahan iklim. penutup lahan, Kondisi SNI untuk pembangunan
Prinsip penyusunan dan pengembangan standar LHK dapat dilihat pada Gambar 4., (ii) Standar
harus memenuhi prinsip-prinsip aplikabel, Operasional Prosedur (SOP) penghitungan
transparan, dinamis, kelestarian, kredibel, dan akurasi dan uncertainty perubahan penutupan
memenuhi kaidah-kaidah standar internasional lahan, (iii) Standar Khusus Penghitungan
dan nasional. Strategi penyusunan standar Penurunan Emisi Pada Kegiatan Reduce Impact
instrumen dilakukan melalui perumusan dan Loging (RIL), (iv) Sistem Informasi Safeguards
pengembangan berdasarkan kajian ilmiah yang dan berbagai (v) Peraturan dan Norma Standar

7
STANDAR: Better Standard Better Living − Edisi I, No.1 Januari 2022

Tabel 1. Daftar SNI terkait penanggulangan bencana

No No. SNI Judul


1 SNI 8840-2:2020 Sistem peringatan dini bencana – Bagian 2:Tsunami
2 SNI 8840-1:2019 Sistem peringatan dini bencana - Bagian 1: Umum
3 SNI 8751:2019 Perencanaan kontingensi
4 SNI 8040:2017 Sirene peringatan dini tsunami
5 SNI 8288:2017 Manajemen pelatihan penanggulangan bencana
6 SNI 8039:2018 Manajemen pelatihan kesiapsiagaan terhadap bahaya erupsi
gunungapi
7 SNI 8182:2017 Pedoman pengkajian risiko bencana tingkat nasional dan provinsi
8 SNI 8358:2017 Manajemen pelatihan kesiapsiagaan menghadapi bencana tsunami
9 SNI 8357:2017 Desa dan kelurahan tangguh bencana
10 SNI 8235:2017 Sistem peringatan dini gerakan tanah
11 SNI 8291:2016 Penyusunan dan penentuan zona kerentanan gerakan tanah
12 SNI 8289:2016 Jalur dan rambu evakuasi erupsi gunungapi
13 SNI ISO 22315:2015 Keamanan masyarakat - Evakuasi massal - Panduan untuk perencanaan
(ISO 22315: 2014, IDT)
14 SNI ISO 22301:2014 Keamanan masyarakat - Sistem manajemen kelangsungan usaha -
Persyaratan (ISO 22301: 2012, IDT)
15 SNI 7937:2013 Layanan kemanusiaan dalam bencana
16 SNI ISO 22320:2012 Keamanan masyarakat - Manajemen kedaruratan - Persyaratan untuk
penanganan insiden
17  SNI ISO 22300:2012 Keamanan masyarakat – Terminologi
18 SNI ISO/PAS Perlindungan masyarakat - Pedoman untuk manajemen kesiapsiagaan
22399:2012 insiden dan kontinuitas operasional
19  SNI 7766:2012 Jalur evakuasi tsunami
20  SNI 7743:2011 Rambu evakuasi tsunami

Prosedur dan Kriteria tentang Monitoring untuk memperoleh manfaat yang sebesar-
Reporting Verifikasi, Pendanaan dan lain lain. besarnya kepada semua pemangku kepentingan
dari hulu ke hilir dari produsen ke konsumen
Secara detil nama SNI yang masuk ke dalam
dari pemerintah ke masyarakat.
Komisi Teknis Penanggulangan Bencana
disajikan pada Tabel 1. II. Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim
bekerja
Selain itu, prinsip Clarity, Transparancy dan
Understanding (CTU) sangat penting dalam Ketahanan Bencana
pemahaman untuk mencapai konsensus dalam Tabel 2 adalah matriks peta standar bencana dan
bisnis proses standarisasi. Beberapa terminologi perubahan iklim. Matriks ini membagi bencana
yang penting dan perlu pemahaman bersama atas bencana ekologis yang terdiri dari (i)
dalam bisnis proses PUSTANDPI adalah Standar, bencana fisika, (ii) bencana biologi, (iii) bencana
Standardisasi, Sertifikasi dan Tanda/Label, kimia, (iv) hidrologis atau hidrometeorologi,
misalnya Tanda SNI. UU No. 20 Tahun 2014 (v) bencana kehutanan, dan bencana akibat
menetapkan Standar sebagai persyaratan teknis perubahan iklim yang dikenal (vi) bencana iklim.
atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata
cara dan metode yang disusun berdasarkan Sebagaimana disebutkan sebelumnya, prinsip
konsensus semua pihak/pemerintah/ untuk penyusunan standar ini didasarkan
keputusan internasional yang terkait dengan pada (I) konsensus, (ii) kebutuhan pasar, (iiI)
memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, berdasarkan teknis, inovasi, scientific, praktek
kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan terbaik dan (iv) mutistakeholder proses.
ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, Persyaratan dalam penyusunan, perumusan dan
serta perkembangan masa kini dan masa depan penetapan juga perlu diketahui dan umumnya
bersifat specifik untuk setiap proses.

8
STANDARDISASI LHK

Tabel 2. Peta Bencana dan Standar

Bencana/
Fisika Biologi Kimia Hidrologis Kehutanan Iklim
Standar
Bentuk Gempa bumi, Virus, Bakteri, Kebocoran Longsor, Banjir Kebakaran Kerentanan,
Bencana Tsunami Jamur Gas, Radiasi, Kekeringan lahan dan Konsentrasi
(misal) Gunung Keracunan hutan, GRK, Mitigasi
Meletus Penyakit dan
Hama
Standar Alat Alat Deteksi Alat Pengamanan Early Warning Water Alat
Produk (misal) keselamatan Bombing, Monitoring
Perangkat
Standar Monitoring/ Monitoring/ Monitoring/Lab/ Penguatan Ketahanan ISO, SNI,
Proses/ Rencana Aksi Iptek/Lab Peralatan kapasitas/ Bencana NSPK
Manajemen Peta/Iptek Kebakaran
(misal)

Bencana Fisika. Bencana fisika pada bumi Bencana iklim adalah bencana yang disebabkan
biasanya disebut geofisika yang merupakan oleh perubahan iklim, seperti tingginya muka
ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip fisika air laut, cuaca ekstrim, pemanasan global yang
untuk mengetahui dan memecahkan masalah memperparah dan meningkatkan frekuensi
yang berhubungan dengan bumi atau dapat terjadinya bencana.
pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bumi dengan menggunakan prinsip-prinsip II. Perubahan Iklim: Net Sink FoLU 2030
fisika. Geofisika menjawab berbagai fenomena
Dengan telah ditetapkan peta jalan penurunan
alam yang menyebabkan bencana alam yang
emisi sektor kehutanan dan tata guna lahan
luar biasa. Fenomena alam tersebut misalnya
diharapkan target Net Sink FoLU 2030 akan
gempa bumi, tsunami serta erupsi atau letusan
tercapai. Efektivitas pencapaian target Net Sink
gunung api. Cabang geofisika yang secara khusus
FoLU 2030 tersebut akan sangat tergantung
mempelajari gempa bumi disebut  Seismologi.
pada kegiatan pengurangan emisi Gas Rumah
Di Indonesia, lembaga yang bertanggungjawab
Kaca (GRK) sektor kehutanan. Beberapa kegiatan
dan berfungsi untuk melakukan observasi
mitigasi yang dapat dilakukan dapat dilihat pada
dan  monitoring  gempa bumi dan tsunami yaitu
Tabel 3.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG). Untuk implementasi kegiatan mitigasi tersebut
diperlukan standar instrumen yang aplikabel,
Bencana kimia. Potensi  bencana  kimia  dapat
transparan, dinamis, kredibel, dan memenuhi
disebabkan oleh kegagalan industri seperti
kaidah-kaidah standar internasional dan
ke kebocoran zat  kimia, infra struktur industri,
nasional untuk dapat diterapkan oleh para
meledaknya tabung reaktor, kebocoran gas,
pihak. Untuk skala Internasional, Standar
kebakaran, keracunan, radiasi,
Internasional dikembangkan oleh ISO melalui
Bencana biologi. Bencana biologi adalah 164 anggotanya negara termasuk BSN dari
ancaman terhadap organisme hidup, Indonesia dengan menyatukan para ahli untuk
utamanya manusia, yang disebabkan oleh berbagi pengetahuan dan mengembangkan
substansi  biologis. Bencana biologi umumnya Standar Internasional. ISO memegang prinsip
berasal dari bakteri, virus, parasit, jamur/fungi sukarela sesuai kebutuhan, berbasis konsensus,
dan protein. relevan dengan pasar, didukung inovasi dan
memberikan solusi untuk tantangan global.
Bencana hidrologis atau
Dalam konteks penurunan emisi Gas Rumah
bencana  hidrometeorologi. Bencana ini
Kaca (GRK), Tabel 4 menunjukkan Seri Standar
merupakan  bencana  yang diakibatkan oleh
GRK. Dua ISO yang digunakan yaitu ISO 17209:
parameter-parameter  hidrologi  dan meteorologi,
2019 untuk Lembaga Validator/Verifikator,
seperti volume air sungai, curah hujan,
LVV dan ISO 14065: 2020 untuk informasi
kelembaban, temperatur, dan angin. Misalnya,
lingkungan lembaga yang divalidasi/verifikasi.
banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan
kekeringan. Selain standar internasional yang sudah ada
tersebut, pemerintah telah menerbitkan regulasi

9
STANDAR: Better Standard Better Living − Edisi I, No.1 Januari 2022

Tabel 3. Kegiatan Mitigasi untuk Mencapai Net Sink FoLU 2030

Pencegahan Deforestasi &


Pengayaan stok karbon Pengelolaan hutan lestari Konservasi
Degradasi
Pengurangan laju Peningkatan produktivitas Peningkatan adopsi Memperkuat
deforestasi di lahan mineral dan intensitas penanaman praktik pengelolaan hutan peran konservasi
atau gambut sehingga dapat berkelanjutan keanekaragaman
mengurangi tekanan pada hayati
hutan alam-SILIN

Pengurangan laju degradasi Penanaman di Hutan Peningkatan sistem  


hutan di lahan mineral atau Tanaman Industri dan HTR pengelolaan sumber daya
gambut lahan dan hutan 
Restorasi hutan mineral dan Enhanced Natural Perbaikan sistem  
gambut Regeneation pengelolaan lahan gambut
termasuk tata air
 
Percepatan adopsi    
teknologi budidaya
rendah karbon, RIL-C
  Rehabilitasi dengan dan/    
atau tanpa rotasi

Tabel 4. Seri Standar GRK 14060

No. Uraian ISO Tentang


1. Organisasi ISO 14064-1:2018 Kuantifikasi dan pelaporan dari emisi dan serapan GRK
(2nd ed) pada tingkat Organisasi
2. Proyek ISO 14064-2:2019 Kuantifikasi, Pemantauan dan Pelaporan Reduksi Emisi
(2nd ed) atau Serapan GRK pada Tingkat Proyek
3. Produk ISO 14067:2018 Carbon Footprint of Product-Quantification and
(previously TS status) Communication
4. Validasi dan ISO 14064-3:2019 Validasi dan Verifikasi Pernyataan GRK
Verifikasi (2nd ed)
5. Akreditasi dan ISO 14065:2020 Akreditasi Lembaga Validasi dan Verifikasi Informasi
Lembaga VV Lingkungan
6. Kompetensi ISO 14066:2010 Kompetensi Personil Validator dan. Verifikator GRK
(under revision)

pengendalian perubahan iklim2 Dari existing Registri Nasional (SRN)5 yang merupakan satu
kondisi ISO dan berbagai peraturan dapat kesatuan dengan MRV framework. Pembangunan
diketahui standar yang masih diperlukan untuk Sistem Register Nasional diperlukan sebagai
penyelenggaraan aksi mitigasi perubahan iklim bagian pelaksanaan transparency framework
di Indonesia sesuai dengan Public Registry yang Paris. Kerangka transparansi dengan prinsip
dikelola Sekretariat UNFCCC3 serta pencapaian dasar TACCC (Transparan, Akurat, Completeness,
target dalam rangka memberikan informasi consistency, dan comparability). Pengembangan
tentang pencapaian target UNDC4. Sistem Registri Nasional (SRN) merupakan
sarana untuk integrasi aksi dan sumber daya
Dalam rangka penyelenggaraan nilai ekonomi
terkait perubahan iklim untuk menghindari
karbon, Indonesia sudah membangun Sistem
double counting aksi dan sumber daya serta
2
https://www.ditjenppi.menlhk.go.id/. sekaligus sebagai alat koordinasi. SRN ini juga
3
https://www4.unfccc.int/sites/ndcstaging/Pages/ merupakan alat penilai seberapa jauh kegiatan
Home.aspx mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang
4 https://www4.unfccc.int/sites/ndcstaging/ dilaksanakan dengan berbagai dukungan
PublishedDocuments/Indonesia%20First/S.275%20 5
http://srn.menlhk.go.id/index.
-%20Indonesia%20Updated%20NDC%20-%20 php?r=home%2Findex
Corrected%20Version.pdf

10
STANDARDISASI LHK

Gambar 5. Kerangka Transparansi Untuk Pengeluaran Sertifikat Pengurangan Emisi Indonesia (SPEI)

Gambar 6. Arus Uang dan Arus Emisi dalam Penyelenggaraan NEK

sumber daya. SRN ini merupakan kunci bagi para dan pembeli terjadi melalui SRN dengan
pihak untuk memperoleh Sertifikat Penurunan menggunakan Standar Karbon Indonesia (SKI).
Emisi Indonesia (SPEI) sebagai dasar transaksi SKI itu sendiri belum terbentuk, sehingga perlu
perdagangan karbon, sebagaimana terlihat pada dikembangkan (Gambar 6). Dalam NEK, SKI
Gambar 5. mengandung informasi terkait penyelenggaraan
SPEI merupakan “produk pengurangan kegiatan pengurangan emisi GRK, yang berisi
emisi GRK” yang ditransaksikan dalam informasi seperti baseline, intervensi program,
penyelenggaraan nilai ekonomi karbon proyeksi emisi, dan metodologi penghitungan
(NEK). Sederhananya transaksi antara penjual baseline emisi.

11
STANDAR: Better Standard Better Living − Edisi I, No.1 Januari 2022

Gambar 7. Standar Instrumen FoLU untuk Mendukung Implementasi Nilai Ekonomi Karbon

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepastian Standar dan Sertifikasi untuk penerapan Perpres
dalam penyelenggaraan NEK untuk mencapai 98 Tahun 2021 yang efektif dan efisien akan
target NDC dan net sink FOLU 2030 tersebut mendorong perubahan perilaku stakeholder
masih perlu dikembangkan standar-ataupun dalam menyelenggarakan pembangunan
instrumen (Gambar 7). ekonomi, sehingga dalam jangka panjang target
pada strategi jangka panjang pembangunan
Catatan akhir rendah karbon dan berketahanan iklim akan
Standar instrumen akan berkontribusi dalam tercapai pengembangan dan penyediaan
strategi pencapaian ketahanan bencana instrumen dan penguatan kompetensi aksi
dan komitmen Net Sink FoLU 2030 dalam mitigasi perubahan iklim.
implementasi penyelenggaraan nilai ekonomi
karbon paska Perpres 98/2021 dan tujuan
pembangunan yang berkelanjutan (SDGs) Daftar Pustaka
serta komitmen global lain seperti komitmen
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2022.
keananekaragaman hayati. Komitmen para pihak Pandangan Iklim (Climate Outlook) 2022.
mulai penyusunan, perumusan, penetapan Kedeputian Bidang Klimatologi. Jakarta.
dan publikasi standar sangat diperlukan untuk Boer, R., Perdinan, Faqih, A., Amanah, S., Rakhman,
keberhasilan penerapan dan pengawasan dalam A., 2015. Kerentanan Dan Pengelolaan Risiko
implementasinya. Standar Instrumen Penetapan Iklim Pada Sektor Pertanian, Sumberdaya Air &
Kegiatan Pengurangan Emisi GRK sektor Sumber Kehidupan Masyarakat Nusa Tenggara
Timur. UNDP-SPARC Project. Kementerian
kehutanan ini merupakan kunci dalam kerangka Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.
transparansi pada Sistem Registri Nasional (SRN) Direktorat Adaptasi, Direktorat Jenderal Perubahan
sebagai Sebagai dasar pembentukan Standar Iklim. 2015. Sistem Informasi Data Indeks
Karbon Indonesia Kerentanan (SIDIK).
Peran Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV) Hendroyono, Bambang. 2021. Dari Timber
Management ke Forest Landscape Management.
diperlukan untuk memastikan keberhasilan Serial Webinar 60 Tahun Presiden Joko Widodo.
kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca IPCC, 2013: Climate Change 2013: The Physical
sektor kehutanan dalam mengendalikan risiko Science Basis. Contribution of Working
kebocoran dan risiko balik atau non-permanen. Group I to the Fifth Assessment Report of the
Dengan demikian pada saat tercapai target Intergovenrmental Panel on Climate Change.
UNDC pada tahun 2030, target Net-Sink FOLU Cambridge University Press, Cambridge, United
Kingdom and New York, NY, USA, 1535 pp.
2030 juga akan tercapai.

12

Anda mungkin juga menyukai