Anda di halaman 1dari 3

Nama : Irfan Nicolas Simanjuntak

NPM : 21031161068
Mata Kuliah : AK.Keauangan Lanjutan

1. Bentuk-bentuk kombinasi usaha:


a) Akuisisi (Stock acquasutuin) merupakan bisnis yang terjadi Ketika perusahan yang
mengakuisisi perusahaan lain,namun perusahaan yang di akusisi tetap berdiri
b) Merger(statory marger) merupakan kombinasi bisnis yang terjadi Ketika dua perusahaan
atau lebih bergabung,dimana perusahan yang diakusisi di bubarkan serta semua asset
dan liabilitasnya di ambil oleh pihak yang mengakusisi
c) Konsolidasi (statutory consolidation) merupkan kombinasi bisnis yang terjadi dari 2 atau
lebih perusahaan untuk membentuk perusahaan yang baru

2. - Goodwill positif adalah imbalan yang du berikan lebih besar dari pada nilai wajar
-Goodwill negatif adalah imbalan yang di berikan lebih kecil dari pada nilai wajar aset neto(aset
dikurangi liabilitas) yang di peroleh. Maka terdapat nilai goodwill negatif.

3. Goodwill = (Imbalan yang dialihkan + kepentingan akuitas yang sebelumnyay dimiliki oleh pihak
pengakuisisi + kepentingan pengendali pada pihak yang diakuisisi) – aset teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil alih
= ( Rp10.000 + 0 + Rp2.000) – Rp5.000
= Rp12.000 – Rp5.000
= Rp7.000

4. 1) Hubungan kantor pusat dengan agen ialah pembkuan sepenuh dilakukan di kantor pusat, dan rugi-
laba dapat ditentukan secara terpisah atau dapat juga rugi-laba tidak ditentukan secara terpisah.
2) Hubungan kanntor pusat dengan kantor cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama)
dengan kantor pengembangan/[erwakilan dengan skala usahanya lebih kecil dan merupakan bagian
dari kantor pusat tersebar di daerah daerah lain.

5. Apa yang dimaksud dengan sistem konsinyasi? Konsinyasi adalah sistem penjualan dengan cara titip
jual dari pemilik produk sebagai supplier, kepada penjual atau pemilik toko dengan beberapa syarat
dan ketentuan yang telah disepakati bersama.
6. a) Segmen perusahaan merupakan komponen suatu entitas yang
kegiatannya mewakili kegiatan usaha utama maupun kelompok pelanggan. Segmen ini dapat
berbentuk sebuah anak perusahaan cabang, suatu divisi, dan suatu departemen.
b) Segmen geografis merupakan suatu komponen perusahaan yang bisa
dibedakan dan memiliki usaha di suatu beberapa bagian atau sekelompok negara tertentu dalam
suatu wilayah geografis.

c) Segmen industri merupakan komponen perusahaan yang harus dibedakan dan harus
menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda.

d) Hasil segmen merupakan selisih antara pendapatan segmen dan beban segmen yang pada
umumnya mencerminkan laba usaha meskipun dasar yang lain sering lebih cocok. Pelaporan
segmen diatur dalam PSAK No. 5 dimana induk perusahaan harus menyajikan informasi segmen
hanya berdasarkan laporan keuangan konsolidasi.

e)Segmented reporting (informasi segmen) merupakan informasi yang memuat jumlah penjualan dan
biaya – biaya tertentu per wilayah pemasaran. Tujuannya untuk mengetahui kontribusi laba yang
dihasilkan oleh masing – masing wilayah pemasaran.

f) Margin segmen adalah menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih pada tingkat penjualan tertentu.

7. Ruang Lingkup Informasi Segmen


1. Pendapatan penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan antara pendapatan yang
dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain.
2. Hasil segmen
3. Aktiva segmen yang digunakan
4. Dasar penetapan harga antar segmen

8. Kelebihan yang didapat dari proses konsinyasi


Sistem konsinyasi bisa menjadi kerja sama yang menguntungkan, baik kepada pihak pemilik produk
ataupun pemilik toko. Berikut keuntungan dari menerapkan sistem bisnis konsinyasi:

- Pemilik Barang

1. Meminimalisir biaya pelayanan dan biaya tenaga kerja.


2. Bisa fokus pada proses produksi barang tanpa dipusingkan dengan pemasaran.
3. Tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk promosi.
4. Dapat memperluas daerah pemasaran produk tanpa menambah biaya yang cukup besar.
5. Mudah melakukan pengendalian atau kontrol harga jual dari agen penerima barang konsinyasi.
- Pemilik Toko

1. Tidak menanggung kerugian apapun meski barang yang dijual tidak laku.
2. Mendapatkan komisi penjualan dari setiap barang yang laku.
3. Tidak terbebani jika ada fluktuasi harga produk.
4. Tidak perlu mengeluarkan modal untuk pengadaan barang dagangan.
5. Mampu memberikan konsumen banyak pilihan barang sehingga pembeli tidak perlu mencari
barang di toko lain.

9. 4 Contoh penerapan sistem konsinyasi usaha produk :


1. Pabrik tekstil menitipkan kainnya ke toko kain
2. Agen penjualan pakaian menitipkan pakaiannya ke toko lain
3. Pedagang kue menitipkan kuenya ke pedagang makanan di pasar
4. Produsen kripik menitipkan keripiknya ke warung makanan
5. Produsen ayam potong menitipkan ayam potong ke pasar super market

10. Harga perolehan = Rp250.000.000


Nilai tercatat ekuitas (40% x Rp500.000.000) = (Rp200.000.000)
= Rp 50.000.000

11.

SEKIAN&TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai