Paparan Pengasuhan Alternatif
Paparan Pengasuhan Alternatif
REPUBLIK INDONESIA
Disampaikan
Hari Setiadi, MPSSp
Pekerja Sosial Ahli Muda
Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak
Utama Alternatif
di Keluarga Sendiri di Luar Keluarga Sendiri
Keluarga sedarah
Keluarga garis lurus ke atas/ Foster Perwalian Pengangkatan
LKSA
Inti bawah/menyamping Care Anak
s.d. derajat Ketiga
Pengasuhan
dalam
lembaga
Pengasuhan berbasis
keluarga Pengasuhan Berbasis Keluarga Pengganti
DASAR HUKUM KELUARGA PENGGANTI
2 3 4
1
PP No. 29/2019
UU No.35 tahun 2014 PP 54/2007 tentang PP No.44/2017
tentang Syarat dan
tentang Perlindungan Pelaksanaan tentang Pelaksanaan
Tata Cara
Anak Pengangkatan Anak Pengasuhan Anak
Penunjukkan Wali
6 7 8
5
9 10 11
Permensos 03/2018
Perdirjen 02/2012
Bimbingan, Surat Edaran
tentang Pedoman dan
Pengawasan dan Mahkamah Agung
Teknis Prosedur
Pelaporan Pelaksanaan (SEMA) No.6/1983
Pengangkatan Anak
Pengangkatan Anak
Perbandingan Pengasuhan Alternatif
01
Pengasuhan Penetapan/Putusan
Orang Tua Angkat untuk Antar WNI Pengadilan berdasarkan
PP No. 54 Tahun 2007 tentang Permanen
Kementerian Sosial Surat Izin Pengangkatan
Pelaksanaan Pengangkatan Anak 30 – 55 Tahun
untuk Proses Antara Anak dari Dinas Sosial
WNI dan WNA Provinsi /Kementerian Sosial
Sifat Pengasuhan
ORANG TUA ASUH (FOSTER CARE) Legalitas Hukum
02
Batas Usia Calon Sementara, masa Kewenangan
Orang Tua Asuh pengasuhan 1 tahun dan Surat Keputusan Izin
PP No. 44 Tahun 2017 tentang dapat diperpanjang
Dinas Sosial Pengasuhan Anak dari
Pelaksanaan Pengasuhan Anak 30 – 55 Tahun sampai mendapat Kab/Kota Dinas Sosial Kab/Kota
pengasuhan permanen (Tidak Melalui Pengadilan)
03
Wali
Pengasuhan Penetapan Pengadilan
PP No. 29 Tahun 2019 tentang Berumur paling Dinas Sosial
berdasarkan Rekomendasi
Syarat dan Tata Cara rendah 30 tahun Permanen s.d Kab/Kota
Penunjukan Wali Dinas SosialKab/Kota
(tanpa usia maksimal) anak usia 18
tahun
Pelaksanaan Pengasuhan Anak (Foster Care)
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 44 TAHUN 2017
TENTANG
PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK
PP 44 Tahun 2017 adalah PP tentang Pengasuhan Anak, namun di dalamnya mengatur tentang
pengasuhan oleh keluarga pengganti secara khusus
tentang orang tua asuh (foster care)
o Istilah pengasuhan anak digunakan dalam PP sebagai padanan untuk istilah Foster Care, karena
belum adanya nomenklatur yang sesuai dalam Bahasa Indonesia untuk istilah “Foster Care”.
o Istilah “foster care”, sudah lazim digunakan oleh Negara lain untuk pengasuhan oleh orang tua asuh
dan tercantum dalam berbagai aturan global tentang pengasuhan anak
Pengasuhan anak adalah upaya untuk
memenuhi kebutuhan akan kasih
sayang, kelekatan, keselamatan,
dan kesejahteraan yang menetap
dan berkelanjutan demi
kepentingan terbaik bagi anak.
“Orang tua asuh, orang tua angkat, dan wali yang menjalankan peran dan
tanggung jawab untuk memberikan pengasuhan alternatif pada anak”
Sumber : Permensos 21/2013 tentang Pengasuhan Anak, Pasal 1 Ayat (6)
Pasal 31
(1) Calon Orang Tua Asuh yang telah selesai mengikuti bimbingan teknis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 ditetapkan oleh dinas sosial daerah kabupaten/kota menjadi calon Orang Tua Asuh definitif.
(2) Calon Orang Tua Asuh definitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimasukkan dalam data calon
Orang Tua Asuh pada dinas sosial setempat.
(3) Data calon Orang Tua Asuh definitif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diintegrasikan dengan sistem
informasi kesejahteraan sosial.
(4) Data pribadi calon Orang Tua Asuh definitif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) harus
dijamin kerahasiaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Status calon Orang Tua Asuh definitif berakhir apabila yang bersangkutan:
a. ditetapkan menjadi Orang Tua Asuh;
b. mengundurkan diri;
c. melewati batas umur 55 (lima puluh lima) tahun;
d. melakukan tindak pidana;
e. melakukan kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah terhadap Anak, atau penerapan
hukuman fisik dengan alasan apapun termasuk untuk penegakan disiplin yang diperkuat oleh saksi;
f. mengalami sakit fisik dan mental serta gangguan ekonomi yang menghilangkan kemampuan untuk
melakukan pengasuhan Anak; atau
g. meninggal dunia.
Pasal 45
(1) Perpanjangan Pengasuhan Anak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 43 ayat (1) huruf b dilakukan apabila Reunifikasi kepada
Keluarga Anak Asuh belum tercapai.
(2) Perpanjangan Pengasuhan Anak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun berdasarkan
Asesmen dari Pekerja Sosial atau Tenaga Kesejahteraan Sosial.
(3) Perpanjangan Pengasuhan Anak sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diberikan kepada Orang Tua Asuh tanpa harus mengajukan
permohonan perpanjangan Pengasuhan Anak.
(4) Perpanjangan Pengasuhan Anak sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) harus mendapatkan persetujuan dari dinas sosial daerah
kabupaten/kota.
Pasal 46
Reunifikasi dilakukan oleh Pekerja Sosial atau Tenaga Kesejahteraan
Sosial dengan tahapan:
a. penelusuran Keluarga dan/atau Keluarga sedarah Anak Asuh;
b. verifikasi dan validasi data Keluarga dan/atau Keluarga sedarah
Anak Asuh;
c. Asesmen oleh Pekerja Sosial atau Tenaga Kesejahteraan Sosial;
d. penyiapan Keluarga dan/atau Keluarga sedarah Anak Asuh untuk
Reunifikasi; dan
e. serah terima Anak Asuh dari Orang Tua Asuh kepada Keluarga
dan/atau Keluarga sedarah Anak Asuh yang dilengkapi dengan
berita acara serah terima.
Pasal 47
(1) Proses Reunifikasi kepada Keluarga Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
46 huruf e dilakukan dengan ketentuan:
a. Reunifikasi harus mendapatkan persetujuan semua pihak baik Anak Asuh,
Keluarga, dan Orang Tua Asuh serta diketahui oleh Lembaga Pengasuhan
Anak dan dinas sosial daerah kabupaten/kota; dan
b. Anak Asuh harus mendapatkan kesempatan penyesuaian kembali sebelum
Reunifikasi dilakukan sampai menunjukkan kesiapan Anak Asuh dan Orang
Tua kandung atau Wali untuk Reunifikasi.
(2) Proses Reunifikasi kepada Keluarga Anak harus diikuti dengan pemberian
Pendampingan dan pemantauan terhadap Anak dan Keluarga.
TAHAPAN PELAKSANAAN FOSTER CARE
23
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan pengasuhan anak
2. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria terkait dengan pelaksanaan
pengasuhan anak
3. Melaksanakan kebijakan sesuai kewenangannya
4. Mengelola anggaran program yang bersumber dari anggaran pembiayaan dan
belanja negara atau sumbersumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Menyusun rencana kerja nasional penyelenggaraan pelaksanaan pengasuhan
Tugas/Kewenangan anak secara berkala dan berkelanjutan
Menteri Melalui 6. Melakukan supervisi, pemantauan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
Tim Pelaksana pelaksanaan pengasuhan anak
7. Memberikan penguatan kepada lembaga penyelenggara pelaksanaan
Pusat pengasuhan anak
8. Mendorong pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pelaksanaan
pengasuhan anak
9. Mengangkat, menugaskan, mengelola, dan mengembangkan sumber daya
manusia penyelenggara pelaksanaan pengasuhan anak
10.Menetapkan lembaga mitra penyelenggara pelaksanaan pengasuhan anak
11.Membuat laporan penyelenggaraan pelaksanaan pengasuhan anak sesuai
dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki
Sumber: Permensos No 1
12.Mengompilasi data anak asuh dan orang tua asuh
Tahun 2020 13.Melakukan koordinasi dan membangun sistem rujukan
1. Melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan pelaksanaan Pengasuhan Anak
2. Melaksanakan norma, standar, prosedur, dan kriteria terkait dengan pelaksanaan
Pengasuhan Anak
3. Membuat peraturan atau kebijakan daerah mengenai Pengasuhan Anak yang mengacu
pada kebijakan Pemerintah Pusat
4. Mengalokasikan anggaran pembiayaan dan belanja daerah provinsi untuk
penyelenggaraan pelaksanaan Pengasuhan Anak
5. Menyusun rencana kerja provinsi penyelenggaraan pelaksanaan Pengasuhan Anak
secara berkala dan berkelanjutan
Tugas/Kewenangan 6. Melakukan supervisi, pemantauan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
pelaksanaan Pengasuhan Anak sesuai dengan kewenangannya
Gubernur melalui 7. Mengelola data calon Orang Tua Asuh definitif dan calon Anak Asuh
Dinas Sosial Provinsi 8. Memberikan penguatan dalam bentuk bimbingan teknis kepada Lembaga Pengasuhan
Anak dan calon Orang Tua Asuh
9. Mendorong Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam menyelenggarakan layanan
kesejahteraan sosial Anak
10. Menugaskan, mengelola, dan mengembangkan sumber daya manusia penyelenggara
pelaksanaan Pengasuhan Anak
11. Mengusulkan lembaga mitra penyelenggara pelaksanaan Pengasuhan Anak
12. Membuat laporan penyelenggaraan pelaksanaan Pengasuhan Anak sesuai dengan
tugas dan kewenangan yang dimiliki kepada Menteri
13. Membangun sistem rujukan dengan perangkat daerah terkait.
Sumber: Permensos No 1
Tahun 2020
1. Melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan pelaksanaan Pengasuhan Anak
2. Melaksanakan norma, standar, prosedur, dan kriteria terkait dengan pelaksanaan
Pengasuhan Anak
3. Membuat peraturan atau kebijakan daerah mengenai pengasuhan Anak yang
mengacu pada kebijakan Pemerintah Pusat
4. Mengalokasikan anggaran pembiayaan dan belanja daerah kabupaten/kota untuk
penyelenggaraan pelaksanaan Pengasuhan Anak
5. Menyusun rencana kerja kabupaten/kota penyelenggaraan pelaksanaan Pengasuhan
Tugas/Kewenangan Anak secara berkala dan berkelanjutan
Bupati/wali kota 6. Melakukan supervisi, pemantauan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
pelaksanaan Pengasuhan Anak
melalui Dinas Sosial 7. Memberikan penguatan kepada calon Orang Tua Asuh dan Orang Tua Asuh
8. Mengangkat, menugaskan, mengelola, dan mengembangkan sumber daya manusia
penyelenggara pelaksanaan Pengasuhan Anak
9. Menyimpan dan memutakhirkan data calon Orang Tua Asuh definitif dan calon Anak
Asuh;
10. Merekomendasikan lembaga mitra penyelenggara pelaksanaan Pengasuhan Anak
11. Membuat laporan penyelenggaraan pelaksanaan Pengasuhan Anak sesuai dengan
tugas dan kewenangan yang dimiliki
12. Membangun sistem rujukan dengan perangkat daerah terkait.
13. Menerbitkan Surat Keputusan Izin pengasuhan Anak
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 29 TAHUN 2019
TENTANG
SYARAT DAN TATA CARA PENUNJUKAN WALI
Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh sebagai orang tua
terhadap anak
Definisi
orang atau badan yang dalam ayah dan/atau ibu kandung seseorang yang belum berusia unit terkecil dalam masyarakat yang
kenyataannya menjalankan atau ayah dan/atau ibu tiri, 18 (delapan belas) tahun, terdiri atas suami istri, atau suami
kekuasaan asuh sebagai orang atau ayah dan/atau ibu angkat. termasuk anak yang masih istri dan Anaknya, atau ayah dan
tua terhadap anak. dalam kandungan. Anaknya, atau ibu dan Anaknya,
atau keluarga sedarah dalam garis
lurus ke atas atau ke bawah sampai
dengan derajat ketiga.
Keluarga Anak
Keluarga sedarah dalam garis lurus ke a
tas ampai dengan derajat ketiga
Definisi Saudara
Kerabat Keluarga laki-laki maupun p
erempuan menyamping dari kakek/
Lanjutan nenek, bapak/ibu, dan Anak.
Pengadilan
Pengadilan agama bagi yang beragama
Islam dan pengadilan negeri bagi lainnya.
Menteri
Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang sosial.
Tujuan
Mendahulukan Mendapat
persetujuan tertulis
keluarga anak dari orang tua (jika
derajat terdekat memungkinkan)
Minimal Usia Sehat Fisik dan
WNI 21 Tahun Mental
Beragama sama
Berkelakuan Mampu Secara
Syarat Baik Ekonomi
dengan Agama
Anak
Penunjukan
Saudara Mendapat Surat Pernyataan tidak akan
Surat Pernyataan
sebagai Wali Persetujuan
bersedia menjadi
melakukan a) kekerasan,
eksploitasi, penelantaran dan
Tertulis dari perlakuan salah pada anak b)
Wali
suami/istri penerapan hukuman fisik
Mendapat
persetujuan tertulis
dari orang tua (jika
memungkinkan)
Minimal Usia Sehat Fisik dan
WNI 30 Tahun Mental
Beragama sama
Berkelakuan Mampu Secara
Syarat Baik Ekonomi
dengan Agama
Anak
Penunjukan
Orang Lain Mendapat Surat Pernyataan tidak akan
Surat Pernyataan
sebagai Wali Persetujuan
bersedia menjadi
melakukan a) kekerasan,
eksploitasi, penelantaran dan
Tertulis dari Wali perlakuan salah pada anak b)
suami/istri penerapan hukuman fisik
Mendapat
persetujuan tertulis
dari orang tua (jika
memungkinkan)
Badan Hukum sebagai Wali
(1) Badan hukum yang ditunjuk sebagai Wali
terdiri atas unit pelaksana teknis
kementerian/lembaga, unit pelaksana teknis
perangkat daerah, dan lembaga
kesejahteraan sosial Anak.
Surat pernyataan
Seagama dengan anak
bersedia menjadi wali
Mendapat
rekomendasi dari Surat persetujuan dari
dinas sosial orang tua
Tata Cara Penunjukkan Wali
Badan Hukum
• Panitera Pengadilan
03 01
Mewakili anak
untuk melakukan 05
perbuatan hukum
04
02
Mengelola harta milik Melakukan kewajiban dan
anak tanggung jawab orang tua
Wali Berakhir Apabila
Pusat
Konsultasi :
memberi informasi, motivasi dan
solusi terhadap permasalahan
Bimbingan perwalian anak.
Pemerintah
Dalam Daerah
Perwalian Pendampingan :
untuk membantu kelancaran
perwalian anak
Masyarakat
orang perseorangan
keluarga
organisasi masyarakat Pelatihan :
lembaga pengasuhan anak agar memiliki kemampuan dalam
lembaga perlindungan anak proses pelaksanaan perwalian
anak
Tujuan Pengawasan
Mencegah terjadinya penyimpangan/pelanggaran
dalam perwalian anak
Mengurangi kasus
penyimpangan/pelanggaran
1 2 3 4
• Lembaga
• Aparat pemerintahan
di bidang • Dinas sosial • Menteri
Penegak perlindungan Sosial
Hukum anak
Ketentuan Pelaporan Pelaksanaan Perwalian Anak
Step 02 Step 04
Step 01 Step 03
ALLPPT Layout
Clean Text Slide for your
Presentation
DASAR HUKUM PENGANGKATAN ANAK
1 2 3
4 5 6
Permensos 03/2018 Perdirjen 02/2012 Surat Edaran
Bimbingan, tentang Pedoman dan Mahkamah Agung
Pengawasan dan Teknis Prosedur (SEMA) No.6/1983
Pelaporan Pelaksanaan Pengangkatan Anak
Pengangkatan Anak
PENGANGKATAN ANAK ADALAH……..
Perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari lingkungan
kekuasaan orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang
bertanggungjawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak
tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkat.
(Pasal 1, PP No.54/2007)
1. Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh calon
anak angkat. (Pasal 3, PP No.54/2007)
2. Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, maka agama anak disesuaikan dengan agama
mayoritas penduduk setempat (Pasal 3, PP No.54/2007)
3. Pengangkatan anak tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dengan
orang tua kandungnya (Pasal 4, PP No. 54/2007)
4. Pengangkatan anak WNI oleh WNA hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. (Pasal
5, PP 54/2007)
5. Orang tua angkat wajib memberitahukan kepada anak angkatnya mengenai asal usulnya
dan orang tua kandungnya
6. Pemberitahuan asal-usul dan orang tua kandungnya dilakukan dengan memperhatikan
kesiapan anak yang bersangkutan. (Pasal 6, PP No. 54/2007)
JENIS PENGANGKATAN ANAK
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pengasuhan Anak
KRITERIA ORANG TUA ANGKAT
o Pengangkatan anak dapat dilakukan paling banyak 2 (dua) kali dengan jarak paling singkat 2 (dua)
tahun, kecuali bagi anak penyandang cacat.
o Dalam hal calon anak angkat adalah kembar, pengangkatan anak dapat dilakukan sekaligus
dengan saudara kembarnya.
Lembaga Pengasuhan Anak adalah lembaga atau organisasi sosial atau yayasan yang
1 berbadan hukm yang menyelenggarakan pengasuhan anak terlantar dan telah mendapat
izin dari Menteri untuk melaksanakan proses pengangkatan anak.
Ini adalah semacam Foster Care Agency yang akan diberikan kewenangan oleh
2 Pemerintah mengurusi proses penentuan orangtua asuh sampai tahap rekomendasi
untuk ditetapkan oleh Dinas Sosial
Modelnya sama dengan beberapa lembaga (LKSA, Balai) yang diberikan kewenangan
3 oleh Kementerian Sosial untuk mengurusi pengangkatan anak inter country serta
sebagai Foster Care Agency.
MOTIVASI PENGANGKATAN ANAK
1 2010 7 Provinsi (Kepri, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, KalImantan Timur ) 99 Kasus
2 2011 7 Provinsi ( Kepri, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan 142 Kasus
Timur, Kalimantan Barat)
3 2012 9 Provinsi ( Aceh, Jambi, Kepri, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jatim, Jateng, 66 Kasus
Kalimantan Timur, Kalimantan Barat)
4 2013 4 Provinsi ( Kepri, DKI Jakarta, Jawa Tengah, NTB) 13 Kasus
5 2014 6 Provinsi ( Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalaimantan Selatan, Riau, 12 Kasus
Sumatera Barat)
6 2015 8 Provinsi ( Riau, Banten, Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, 53 Kasus
Kalimantan Timur, Kalimantan Sel)
7 2016 12 Provinsi ( Jawa Barat, banten, lampung, jambi, aceh, kalteng, jateng, bali, NTB, 355 Kasus
Jatim, DIY, kaltim)
8 2017 30 Provinsi ( 4 prov blm terbentuk Tim PIPA) 976 kasus
9 2018 30 Provinsi ( 3 blm ada Tim PIPA, Kaltara belum melaksanakan Sidang Tim PIPA) 926 Kasus
10 2019 30 Provinsi, ( 3 blm ada Tim PIPA, Kaltara belum melaksanakan Sidang Tim PIPA) 1096 kasus
1 2010 6 Negara ( Amerika Serikat, Australia, Inggris, Jerman, Kanada, Belanda) 13 Berkas
3 2012 12 Negara ( Amerika Serikat, Australia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, 21 Berkas
Perancis, Kolombia, New Zealand, Norwegia, Thailand Swiss )
6 2015 5 Negara ( Perancis, Australia, Korea Selatan, Amerika Serikat, Mexiko) 7 Berkas
1 2010 6 Provinsi (Kepri, Jabar, Jatim, Sumsel, NTB, DKI Jakarta) 9 Berkas
3 2012 4 Provinsi (Kepri, Sumbar, Jatim, NTB, Jatim, Jateng, Kaltim, Kalbar) 6 Berlas
6 2015 8 Provinsi (Riau, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kalsel) 13 Berkas
Dikeluarkannya Surat Edaran Pelaksanaan Sidang TIM PIPA Pusat dan Daerah
selama masa COVID-19 No. 42/4/HK.01/7/2020
BIMBINGAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN
PENGANGKATAN ANAK