Anda di halaman 1dari 15

PENGUKURAN SUDUT

DIAN SOLIN
PENGUKURAN SUDUT

Pengukuran sudut dilakukan dengan menggunakan THEODOLIT


Pengukuran sudut meliputi:
1. Sudut horizontal
2. Sudut jurusan/azimuth
3. Sudut vertikal

2
PENGUKURAN SUDUT :
Alat yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran sudut adalah
Theodolit. Sudut yang diukur meliputi sudut horizontal (β), sudut jurusan
/azimuth (α) dan sudut vertikal (sudut miring [m] atau sudut zenith [z]).
Macam-macam theodolit dapat diuraikan sebagai berikut :
• Ditinjau dari jenisnya theodolit digolongkan kedalam,
1) Theodolit tanpa kompas
2) Theodolit kompas (untuk mengukur azimuth).
• Ditinjau dari konstruksinya theodolit digolongkan kedalam,
1) Theodolit Repetisi
2) Theodolit Reiterasi.

3
• Ditinjau dari letak teropongnya theodolit dapat digolongkan kedalam,
1) Theodolit Sentris (teropong berada pada sumbu tegak)
2) 2) Theodolit Eksentris (teropong diluar sumbu tegak).
• Ditinjau dari cara pembacaan sudutnya theodolit digolongkan kedalam,
1) Theodolit sistem skala
2) Theodolit sistem digital.
• Ditinjau dari ketelitiannya theodolit diklasifikasikan kedalam
1) Theodolit Kelas – I : Theodolit presisi (teliti)
2) Theodolit Kelas – II : Theodolit satu detik
3) Theodolit Kelas – III : Theodolit puluhan detik
4) Theodolit Kelas – IV : Theodolit satu menit / puluhan menit.

4
Sudut Horizontal

Pengukuran sudut horizontal dapat


dilakukan dengan cara:
1. Alat ukur Theodolit kompas
ditempatkan di titik O dan teropong
dibidikkan ke titik A, maka bacaan
skala horisontalnya menyatakan
azimuth αOA, kemudian teropong
dibidikkan ke titik B dan bacaan
skala horisontalnya menyatakan Cara Pengukuran Selisih Azimuth
azimuth αOB. Jadi sudut horisontal Sudut AB = αOB – αOA
AB = αOB – αOA

5
2. Alat ukur Theodolit
ditempatkan di titik O dan
teropong dibidikkan ke titik A, bac. OA
maka bacaan skala
horisontalnya menyatakan
bac. OB
bacaan OA, kemudian
teropong dibidikkan ke titik B,
maka bacaan skala
Cara Pengukuran selisih bacaan skala horisontal
horisontalnya menyatakan Sudut AB = bacaan OB – bacaan OA
bacaan OB. jadi sudut
horizontal AB adalah = bacaan
OB – bacaan OA.

6
Sudut Jurusan

Pengukuran dengan sudut jurusan dilakukan dengan cara:


Cara Pengukuran selisih bacaan skala horisontal
Sudut AB = bacaan OB – bacaan OA

7
Sudut Vertikal

Pengukuran sudut vertical dapat


dilakukan dengan 2 system:
1. Sistem sudut miring (m)
2. Sistem sudut zenith (z)
Pengukuran sudut vertikal dilakukan
dengan membidik teropong ke titik yang
diukur, dimana kedudukan teropong
menyatakan sudut vertikal yang diukur.
Bacaan sudut vertikal langsung terbaca
pada skala bacaan vertikal pada alat
theodolit.

8
Untuk sistem m bacaan sudut vertikal :
0° ~ 90° untuk teropong naik
0° ~ -90° untuk teropong turun
Untuk sistem z bacaan sudut vertikal:
0° ~ 180° untuk teropong dari posisi mengarah
ke atas sampai mengarah ke bawah.

9
Sistem Koordinat

Sistem koordinat Salib Sumbu Cartesian,


a) Ilmu Ukur Sudut b) Ilmu Ukur Tanah

10
Dalam Ilmu Ukur Tanah

I. U. T. Kwadran-I Kwadran-II Kwadran-III Kwadran-IV


Cos + - - +
Sin + + - -
Tan + - + -
Cotan + - + -

11
Perhatikan gambar berikut :

XA dan XB = absis
YA dan YB = ordinat
Koordinat (XA, YA) & (XB, YB)

dAB = jarak A–B


αAB = azimuth AB

Persoalan Pertama :
Diketahui satu titik yang diketahui koordinatnya A (XA, YA), diukur azimuth (αAB) dan jarak (dAB), dicari /
dihitung koordinat titik lainnya B (XB, YB) ?

Dari gambar diatas dapat diturunkan rumus koordinat :


∆X = XB – XA
ΔX = dAB x Sin αAB → XB – XA = dAB x Sin αAB
maka : XB = XA + dAB x Sin αAB ………………….. (1) absis
ΔY = YB - YA
ΔY = dAB x Cos αAB → YB – YA = dAB x Cos αAB
maka : YB = YA + dAB x Cos αAB ………………….. (2) ordinat
Persoalan Kedua :
Diketahui dua titik yang diketahui koordinatnya A (XA, YA) dan B (XB, YB), dicari / dihitung azimuth dan jarak
dengan menggunakan rumus - rumus berikut :

Sudut Jurusan / Azimuth :


∆X = XB – XA = dAB x Sin αAB
∆Y YB – YA dAB x Cos αAB
Tan αAB = XB – XA → αAB = arc tan (XB – XA) ………….... (3) azimuth
YB – YA (YB – YA)

Karena hitungan azimuth menggunakan kalkulator, maka ada 4 kondisi :


1) jika XB – XA = +
YB – YA = + αAB = +, Kwadran I (lebih kecil 90°)
Maka αAB = αAB hitungan kalkulator …………. (3a)
2) jika XB – XA = +
YB – YA = - αAB = -, Kwadran II (lebih kecil 180°)
Maka αAB = 180° + αAB hit. kalkulator ……….. (3b)
3) jika XB – XA = -
YB – YA = - αAB = +, Kwadran III (lebih besar 180°)
Maka αAB = 180° + αAB hit. kalkulator ……….. (3c)
4) jika XB – XA = -
YB – YA = + αAB = -, Kwadran IV (lebih kecil 360°)
Maka αAB = 360° + αAB hit. kalkulator ……….. (3d)
Jarak Datar :
Dari gambar diatas dapat diturunkan rumus jarak sebagai berikut :
Jarak datar dapat dihitung dengan beberapa rumus seperti berikut,

1) dAB = √ (∆X)2 + (∆Y)2 = √ (XB – XA)2 + (YB – YA) 2 ……………….... (4) jarak

2) dAB = ∆X = XB – XA , jika αAB = 0° rumus tidak berlaku.


Sin αAB Sin αAB

3) dAB = ∆Y = YB – YA , jika αAB = 90° rumus tidak berlaku.


Cos αAB Cos αAB
Thank you.. ☺

Anda mungkin juga menyukai