Anda di halaman 1dari 5

ILMU UKUR TANAH

llmu ukur tanah merupakan bagian rendah dari ilmu yang lebih luas yang dinamakan Ilmu
Geodesi. Ilmu Geodesi terdapat dua jenis, yaitu :
1. Plan Surveying
Ilmu tanah (plan surveying) merupakan pengukuran tanpa mempertimbangkan bentuk
bumi, dianggap sebagai bidang datar horisontal, biasanya untuk wilayah yang tidak
terlalu luas (≤ 55 Km).
2. Geodetic Surveying
Geodetic surveying merupakan pengukuran untuk menggambarkan permukaan bumi pada
bidang melengkung atau ellipsoida atau bola.

Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud , yaitu maksud ilmiah dan maksud praktis. Maksud
ilmiah adalah suatu metoda dalam menentukan bentuk permukaan bumi. Sedangkan maksud
praktis adalah metoda dalam membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar
atau sebagian kecil permukaan bumi.

Sejarah perkembangan survei pengukuran tidak terlepas dari ilmu-ilmu astronomi,


astrologi dan matematika. Orang-orang Mesir, Yunani dan Romawi menggunakan prinsip-
prinsip pengukuran (surveying) dan matematika untuk pematokan batas-batas kepemilikan
tanah, penempatan (stake out) bangunan-bangunan publik, pengukuran dan penghitungan
luas tanah. Surveyor-suveyor Roma disebut juga Gromatici karena menggunakan groma
dalam pengukurannya. Tujuan utama pengukuran saat itu adalah untuk membuat sudut dua
garis satu dengan lainnya di permukaan tanah. Adapula instrumen lainnya, yaitu teleskop
yang dimanfaatkan dalam hal peningkantan ketelitian dan kecepatan pengukuran, transit yang
digunakan untuk pengukuran sudut yang dapat diputar pada sumbunya tanpa harus
melepaskannya karena terdapat teleskop yang dapat diputar 180˚ terhadap sumbu
horisontalnya sehingga posisinya menjadi berlawanan, serta adapula teodolit yang digunakan
untuk keperluan surveying.

Pengklasifikasian survei mungkin ada perbedaan- perbedaan objek dan prosedur yang
saling tumpeng tindih. Secara garis besar survei dibedakan menjadi 5, antara lain:
1. Survei berdasarkan akurasi yang diinginkan
2. Survei berdasarkan metode penentuan posisi
3. Survei berdasarkan instrumen yang digunakan
4. Survei berdasarkan tujuan survei
5. Survei berdasarkan tempat pengukuran

Berikut ini adalah ukuran yang digunakan dalam ilmu ukur tanah, yaitu:
1. Pengukuran Panjang, digunakan satuan panjang metrik, yaitu meter, kilometer,
sentimeter, milimeter dll.
2. Pengukuran Luas, digunakan satuan luas m2 (meter persegi), km2 (kilometer persegi), are
(1 are = 100 m2), hektare (1 ha = 10.000 m2)
3. Pegukuran Sudut
a. Cara Radial, dengan membagi lingkaran menjadi 2 kali π bagian. Nilai π besarnya
sekitar 3,1416 atau ½ dari keliling lingkaran dibagi jari-jarinya.
b. Cara Saksagesimal, dengan membagi lingkaran dalam 360 derajat, dimana 1 derajat
dibagi dalam 60 menit, dan 1 menit dibagi dalam 60 sekon.
c. Cara Centisimal, dengan membagi lingkaran dalam 400 bagian, dimana 1 kuadran
memiliki 100 grade, 1 grade terbagi dalam 100 centigrade, dan 1 centigrade terbagi
dalam 100 centicentigrade.

Adapula alat ukur sederhana yang digunakan dalam pengukuran tanah, antara lain:
1. Meteran (Measuring Tape)
Meteran, sering disebut pita ukur atau tape karena umumnya tersaji dalam bentuk pita
dengan panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita ukur ini
pada keadaan tidak dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan atau rol.
2. Kompas (Compass)
Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya jarum dan lingkaran
berskala.
3. Alidade
Mistar yang dipasang pada papan gambar PlaneTable untuk menggambar jarak hasil
pengukuran.
4. Hand Level (Teropong Pendatar Tangan)
Bagian utama dari alat ini adalah teropong sebagai alat pembidik dan nivo sebagai
alat yang menunjukkan kondisi mendatar dan pada pengoperasiannya cukup dipegang
dengan tangan.
Ilmu ukur tanah pada dasarnya terdiri dari tiga bagian besar metode pengukurannya, yaitu :
1. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV)
Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara pengukuranpengukuran tegak guna
mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur.
2. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (KDH)
Pengukuran kerangka horizontal merupakan pengukuran yang mendatar untuk mendapat
hubungan titik-titik yang diukur diatas permukaan bumi.
3. Pengukuran Titik-titik Detail
Pengukuran titik-titik detail merupakan kerangka dasar pemetaan untuk pekerjaan
rekayasa sipil pada kawasan yang tidak luas, sehingga bumi masih bisa dianggap sebagai
bidang datar, umumnya merupakan bagian pekerjaan pengukuran dan pemetaan dari
pekerjaan perencanaan dan atau perancangan bangunan teknik sipil.

Dalam ilmu ukur tanah, pastinya ada hal-hal yang harus diukur, diantaranya adalah:
1. Jarak
Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi melalui
suatu lintasan tertentu. Pengukuran menghasilkan jarak-jarak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Jarak langsung diperoleh dengan pengukuran tarikan meteran
antar titik dengan titik lainnya. Jarak tidak langsung diperoleh dengan penghitungan hasil-
hasil ukuran besaran di lapangan, misalnya pada survei tacimetri.

DAB = √[(XB-XA)2 + (YB-YA)2]


Keterangan:
DAB : Jarak antara titik A dan titik B
XB : Absis titik B
XA : Absis titik A
YB : Ordinat titik B
YA : Ordinat titik A
2. Azimuth
Azimuth adalah sudut mendatar yang dihitung dari arah utara searah jarum jam sampai ke
arah yang dimaksud. Adapun perhitungan azimuth ada dua cara yaitu :.
a. Menghitung azimuth dari dua titik tetap
Diketahui 2 titik : titik A (Xa, Ya) dan titik B (Xb,Yb)
αAB = arc Tg [(Xb-Xa) / (Yb-Ya)]
Kuadran Xb-Xa Yb-Ya Azimuth (α)
I + + αAB
II + - 180°+ |αAB|
III - - 180°+|αAB|
IV - + 360°+ |αAB|
b. Menghitung azimuth dari azimuth awal dan sudut-sudut yang diukur
Garis yang mendatar dinamakan absis atau sumbu X, sedangkan garis yang vertikal
dinamakan ordinat atau sumbu Y.

Di dalam ilmu ukur tanah digunakan perjanjian sebagai berikut :


a. Sumbu Y positif dihitung ke arah utara
b. Sumbu X positif dihitung ke arah timur
c. Kuadran 1 terletak antara Y+ dan X+
d. Kuadran 2 terletak antara Y- dan X+
e. Kuadran 3 terletak antara Y- dan X-
f. Kuadran 4 terletak antara Y+ dan X
3. Sudut
Sudut adalah suatu daerah yang dibatasi oleh dua sinar garis yang mempunyai titik
pangkal yang sama. Sudut-sudut yang diukur dalam pengukuran tanah dapat digolongkan
menjadi dua yaitu :
a. Sudut Horisontal merupakan pengukuran dasar untuk penentuan sudut arah dan
azimuth.
b. Sudut Vertikal merupakan sudut yang diukur dari zenit sampai ke garis bidik
theodolit, untuk menentukan nilai ketinggian (elevasi) suatu titik terhadap titik yang
lain.

Anda mungkin juga menyukai