Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KELOMPOK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fisika Umum
yang diampu oleh :
Drs. H. Harun Imansyah, M. Ed.

Oleh : Kelompok 5

Della Frisca. D (1700069)


Dini Asryani (1702005)
Jielda Aulia Kusuma (1703221)
Rizaldi Nurdin Firdaus (1700957)
Syifa Azzahra Salsabila (1701800)
Tika Triwahyuni (1703681)
Yenni Verawati (1702699)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2017
A. Sphygmomanometer

Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur


tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa maupun
mengurangi tekanan pada manset dengan sistem non invasive. Nama ini
berasal dari kata Yunani sphygmós (pulsa), dan kata manometer (pengukur
tekanan). Alat ukur ini dibuat pertama kali oleh Samuel Siegfried Karl
Ritter von Basch pada tahun 1881, dan dikembangkan lebih lanjut oleh
Scipione Riva-Rocci (1896), dan Harvey Cushing (1901). Alat ini
memiliki 2 versi, yaitu digital dan analog.Sfigmomanometer digital
menggunakan layar untuk menunjukkan tekanan darah seseorang,
sedangkan versi analognya menggunakan air raksa atau jarum untuk
menunjukkan tekanan darah.
 Sejarah Penemuan

1. Tensimeter Pertama di Dunia, Andalkan Air Raksa

Ditemukan oleh Samuel Siegfried Karl Rotter von


Basch pada tahun 1881, sphygmomanometer masih
memiliki bentuk yang sederhana. Alat ini terdiri dari bola
karet yang diisi air untuk membatasi aliran darah di arteri.
Selanjutnya, bola tersebut dihubungkan ke kolom yang
berisi air raksa yang berfungsi sebagai satuan pengukuran
atau disebut juga mmHg (milimeter air raksa).
Penemuan ini semakin disempurnakan oleh Scipione
Riva-Rocci, seorang dokter anak dan ahli penyakit dalam
asal Italia, pada tahun 1896. Rocci menambahkan
komponen manset atau cuff yang ditempatkan pada lingkar
lengan dan terhubung ke alat pemompa udara. Cuff akan
terisi udara secara perlahan dan menekan aliran darah di
lengan hingga denyut nadi tidak terdeteksi. Berbeda dengan
versi Samuel Siegfried, adanya cuff ini dapat memberikan
hasil yang lebih akurat.

Sphygmomanometer yang sering Anda temukan di


puskesmas, klinik, dan rumah sakit merupakan versi dari
Riva-Rocci. Air raksa (merkuri), bola pompa, dan manset
(cuff) merupakan tiga komponen utamanya. Namun, seiring
perkembangan, pemakaian air raksa mulai ditinggalkan
karena sangat berbahaya jika menyentuh kulit dan saluran
pernafasan.

2. Aneroid Sphygmomanometer, Tinggalkan Merkuri dan


Beralih ke Jarum

Seiring meningkatnya kesadaran akan bahaya air


raksa (merkuri), penggunaannya secara perlahan mulai
ditinggalkan. Bahkan, Uni Eropa secara resmi telah
melarang penjualan alat kesehatan yang mengandung
merkuri sejak 3 April 2009. Hal inilah yang kemudian
mempengaruhi munculnya aneroid sphygmomanometer.

Aneroid Sphygmomanometermenggunakan jarum


sebagai penunjuk status tekanan darah. Namun, satuan
pengukuran tetap berkiblat pada satuan mmHg (milimeter
air raksa). Aneroid sendiri memiliki arti tidak menggunakan
cairan, yang maksudnya sudah tidak mengandung air raksa
lagi untuk pengukuran tekanan darah.

Selain lebih aman, aneroid sphygmomanometer juga


semakin banyak digunakan karena dapat memberikan hasil
yang lebih akurat, handal, dan terpercaya, dibandingkan
versi merkuri. Namun, tetap membutuhkan cara manual
agar bisa mengetahui kondisi tekanan darah si pasien. Peran
dari stetoskop masih sangat diperlukan untuk mendeteksi
denyut nadi, sehingga mendapatkan hasil
tekanan sistolik dan diastolik.

3. Digital Sphygmomanometer, Periksa Kesehatan Secara


Mandiri dan Modern

Perlu diketahui, untuk menggunakan tensimeter air


raksa atau aneroid harus memerlukan tenaga ahli, yaitu
dokter atau tenaga medis profesional. Memiliki pengalaman
yang cukup agar mampu mendeteksi
tekanan sistolik dan diastolik dengan bantuan stetoskop,
secara tepat dan akurat. Sudah jelas, hal ini menjadi
kekurangan bagi Anda yang tidak ingin repot pergi ke
klinik untuk sekedar memeriksa kondisi tekanan darah,
setiap saat.

Dari masalah tersebut, FORA hadir dengan solusi


pemeriksaan tensimeter yang lebih mudah untuk berbagai
kalangan. Produsen alat-alat kesehatan dari Taiwan ini telah
berpengalaman serta dipecaya oleh berbagai rumah sakit
dan lembaga kesehatan dunia, mulai dari Eropa, Amerika,
bahkan Asia. Salah satu produk terbaiknya adalah FORA
Diamond Cuff BP, merupakan alat pengukur tekanan darah
yang berbasis aplikasi digital.
Blood Pressure Monitoring System ini memiliki
desain yang inovatif dan dirancang portable agar mudah
dibawa saat bepergian. Bahkan, dalam prosedur
pemeriksaan tidak lagi memerlukan stetoskop dan tenaga
medis profesional. Alhasil, Anda dan keluarga dapat
mengetahui kondisi tekanan darah secara mandiri dan
mudah.

Dilengkapi layar LCD yang informatif untuk


mengetahui informasi tekanan sistolik, tekanan diastolik,
bahkan jumlah denyut nadi per menit. Semuanya tersaji
secara digital dan praktis, sangat berbeda jauh
dari sphygmomanometer aneroid dan air raksa yang masih
tradisional dan serba manual.

FORA yang telah berdiri sejak tahun 1998 dan


memiliki cabang di USA, Swiss, Jepang, dan negara maju
lainnya, tidak hanya berfokus pada alat pengukuran tensi.
Perusahaan ternama ini juga menciptakan alat-alat
kesehatan inovatif lainnya, seperti Diamond Mini yang
berfungsi sebagai pengukur kadar gula darah dan Duo
Ultima D40, yang berfungsi mengukur tekanan darah dan
kadar gula darah dalam satu perangkat (2 in 1) .

 Bagian-Bagian Alat :
1. Manset
2. Bola tensi
3. Selang
4. Tabung skala
5. Air raksa
 Prinsip Kerja :

Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama


dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur
tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi
liquid statik untuk menentukan tekanan. Alat ini dalam
penggunaannya digabung dengan manset pneumatik letaknya
sedikit melingkar diatas lengan. Bagian manset dapat dipompa
dengan pompa tangan kecil dengan cara ditekan, di dalam sistem
ditunjukan oleh pengukur tekanan gauge atau dengan beberapa
model lainnya seperti manometer air raksa. Manset dipompa
dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan darah dalam
pembuluh darah yang berhubungan dengan tangan. Tekanan ini
melemahkan arteri dan menghentikan aliran darah ke lengan.
Tekanan di dalam manset perlahan-lahan diturunkan dengan
menggunakan katub buang aliran pada pompa tangan, suatu angka
akan diperoleh yakni saat tekanan manset dan tekanan tertinggi
(tekanan pembuluh darah systilic) adalah sama. Pada tekanan
sedikit lebih rendah di bawah ukuran ini tekanan pembuluh darah
tertinggi melebihi tekanan manset dan darah dapat menyembur
melalui bagian pembuluh darah tangan yang ditekan. Penyemburan
darah ini menghasilkan gerak putar dan arteri menimbulkan bunyi
yang dikenal sebagai suara “korotkoff” bunyi ini biasanya
dideteksi dengan stetoskop yang ditempatkan diatas pembuluh
darah tangan. Tekanan didalam manset selanjutnya menurun, suara
korotkoff masih berlanjut hingga tercapai suatu angka hal mana
tidak dihasilkan lagi gerak putar lanjutan yakni tidak adaa
penyempitan dalam pembuluh darah.

 Hal yang perlu diperhatikan


1. Jaga agar tidak terjadi kebocoran udara
2. Kebersihan tabung skala / pembacaan skala
3. Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal
Sumber :
https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2014/05/26/sphygmomanometer-
tensimeter/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sfigmomanometer
http://spigmomanometer.blogspot.co.id/
http://www.wellcommshop.com/evolusi-tensimeter-dari-tradisional-
menuju-serba-digital

B. Mengapa kapal dari baja dapat mengapung?

Hal pertama yang perlu diketahui bahwa gerak dari kapal (benda)
dipengaruhi oleh besarnya gaya apung yang mendorong kapal (benda) ke
atas dan gaya berat yang menarik ke bawah. Ada tiga kemungkinan yang
terjadi pada benda:

1. Massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis fluida

Jika objek memiliki massa jenis rata-rata lebih besar


daripada massa jenis fluida yang dicelupkan, maka gaya berat
benda akan lebih besar daripada berat fluida yang
dipindahkan oleh benda yang tenggelam seluruhnya, karena
volume yang terlibat tetap. Oleh karena gaya berat bekerja ke
bawah, lebih besar daripada gaya apung yang bekerja ke atas,
resultan gaya pada benda yang bekerja akan ke bawah dan
benda akan tenggelam (kecuali ditopang oleh gaya lain seperti
ada tali yang mengait pada benda).

2. Massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis fluida

Jika massa jenis objek lebih kecil daripada massa jenis


fluida, gaya apung akan lebih besar daripada berat benda ketika
benda seluruhnya berada di dalam air. Gaya resultan yang
bekerja pada benda akan berarah ke atas, dan objek akan
mengapung ke atas permukaan. Ketika sampai di atas
permukaan fluida, benda masih terendam di dalam air sehingga
gaya berat fluida yang dipindahkan oleh sebagian objek yang
berada di dalam fluida (gaya apung) akan sama dengan gaya
berat objek. Gaya resultan adalah nol, dan objek setimbang.
Tidak memiliki percepatan.

3. Massa jenis benda sama dengan massa jenis fluida

Gaya berat objek akan sama dengan berat fluida yang


dipindahkan ketika objek berada di dalam air seluruhnya.
Objek akan mengapung ketika berada di dalam air seluruhnya,
naik atau tenggelam di fluida dengan mengubah sedikit massa
jenisnya, seperti yang dilakukan ikan atau kapal selam. Massa
jenis rata-rata kapal selam dapat diubah besarnya sedikit
bertambah atau berkurang dengan mengambil atau
mengeluarkan air.

Sumber :

https://cosmis09.wordpress.com/2012/05/02/mengapa-kapal-dari-baja-
bisa-mengapung/

Anda mungkin juga menyukai