Anda di halaman 1dari 6

LEMBAGA ASURANSI ISLAM

A. PENGERTIAN ASURANSI DAN ASURANSI


ISLAM
Dalam bahasa Belanda, kata asuransi disebut
assurantie yang terdiri dari asal kata “assaradeur”
yang berarti penanggung dan “geassureede” yang
berarti tertanggung. Kemudian dalam bahasa Prancis
disebut “assurance” yang berarti menanggung
sesuatu yang pasti terjadi. Adapun dalam bahasa
Latin disebut “assecurare” yang berarti meyakinkan
orang. Selanjutnya dalam bahasa Inggris kata
asuransi diesebut “insurance” yang berarti
menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak
mungkin terjadi dan assurance yang berarti
menanggung sesuatu yang pasti terjadi.

Adapun menurut UU No. 2 Tahun 1992 tentang


perasuransian:
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikat diri kepada tertanggung
dengan menerima premi asuransi untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninngalatau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.

Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)


pasal 246 mendefinisikan; Asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian yang dengan
perjanjian tersebut penanggung mengikatkan dri
kepada seorang tertanggung untuk memberikan
penggantian kepadanya, karena suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin dideritanya karena suatu
peristiwa yang tidak tertentu.

Secara umum, pengertian asuransi adalah perjanjian


antara penanggung (dalam hal ini perusahaan
asuransi atau reasuransi) dimana penanggung
menerima pembayaran premi dari tertanggung> Dan
penanggung berjanji membayarkan sejumlah uang
atau dana pertanggungan manakala tertanggung:
1) Mengalami kerugian, kerusakan, atau
hilangnya suatu barang atau kepentingan
yang dipertanggungkan karena suatu
peristiwa yang tidak pasti.
2) Berdasarkan hidup atau hilangnya nyawa
seseorang.

Pengertian asuransi menurut William Ir. Dan Henis yang


dikutip dalam bukunya Muhammad Syakir Sula, memiliki
dua pengertian dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang
pemegang polis dan sudut pandang perusahaan asuransi.

Sudut pandang pemegang polis merupakan potensi terhadap


kerugian pinansial dimana kerugian tersebut akan
ditanggung oleh perusahaan asuransi (insurer), jadi asuransi
merupakan transfer device. Adapun bagi perusahaan
asuransi adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan dana yang berasal dari individu-individu
atau dari perusahaan yang mengasuransikan dirinya dan dari
dana inilah klaim mereka akan dibayarkan. Jadi, asuransi
menurut perusahaan asuransi merupakan retention dan
combination device.

Selain itu, asuransi adalah perjanjian peralihan risiko, pihak


penanggung mengambil alih risiko tertanggung, dan sebagai
kontraprestasinya tertanggung berkewajiban membayar
premi. Adapun risiko yang tidak tentu disebut evanumber.

Menurut bahasa Arab, istilah asuransi adalah at-ta’min,


diambil dari kata amana memiliki arti memberi
perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa
takut. Asuransi itu dinamakan at-ta’min telah disebabkan
pemegang polis sedikit banyak telah merasa aman begitu
mengikatkan dirinya sebagai anggota atau nasabah asuransi.
Pengertian yang lain dari at-ta’min adalah seseorang
membayar atau menyerahkan uang cicilan agar pemegang
polis atau ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang
sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk mendapatkan
ganti rugi terhadap hartanya yang hilang.

Istilah lain yang sering digunakan untuk asuransi islam


adalah takaful yang berasal dari kata kafala yang berarti
menanggung, menjamin; yakfula, kuflan, seperti QS. Ali
Imran ayat 44 :

‫ٰذِلَك ِم ْن َاْۢن َبۤا ِء اْلَغْيِب ُنْو ِح ْيِه ِاَلْيَك ۗ َوَم ا ُكْنَت َلَد ْيِهْم ِاْذ ُيْلُقْو َن َاْقاَل َم ُهْم َاُّيُهْم َيْكُفُل َم ْر َيَۖم‬
‫َوَم ا ُكْنَت َلَد ْيِهْم ِاْذ َيْخ َتِصُم ْو َن‬
Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita gaib Yang
kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak
hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah
mereka (untuk mengundi) siapa diantara mereka yang akan
memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadirdisisi mereka ketika
mereka bersengketa

Selain itu, dalam QS, Taha ayat 40:

‫ِاْذ َتْمِش ْٓي ُاْخ ُتَك َفَتُقْو ُل َهْل َاُد ُّلُك ْم َع ٰل ى َم ْن َّيْك ُفُلٗه ۗ َفَرَج ْع ٰن َك ِآٰلى ُاِّم َك َك ْي َتَقَّر َع ْيُنَها َو اَل‬
‫َتْح َز َن ۗە َو َقَتْلَت َنْفًسا َفَنَّج ْيٰن َك ِم َن اْلَغ ِّم َو َفَتّٰن َك ُفُتْو ًنا ۗە َفَلِبْثَت ِس ِنْيَن ِفْٓي َاْهِل َم ْد َيَن ۙە ُثَّم‬
‫ِج ْئَت َع ٰل ى َقَد ٍر ّٰي ُم ْو ٰس ى‬.
(Yaitu) Ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata
kepada (keluarga For’aun): “Bolehkah saya menunjukan kepadamu
orang yang akan memeliharanya?” Maka Kami mengembalikanmu
kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan
kamu pernah membunuh seorang manusia, Lalu kami selamatkan
kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa
cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun diantara penduduk
Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan,
Hai Musa.

Yang dibunuh Musa as, ini ialah seorang bangsa Qibthi yang
sedang berkelahi dengan seorang Bani Israil, sebagaimana
yang dikisahkan dalam surat al-Qashash ayat 15. Nabi Musa
as. Datang kenegara Madyan untuk melarikan diri, di sana
Dia dikawinkan oleh Nabi Syu’aib as. Dengan salah seorang
putrinya dan menetap beberapa tahun lamanya. Maksudnya:
Nabi Musa as. Datang ke Lembah Thuwa untuk menerima
wahyu dan kerasulan

Dan firman Allah dalam QS.al-Qashash ayat 12 :

‫َو َح َّر ْم َنا َع َلْيِه اْلَم َر اِض َع ِم ْن َقْبُل َفَقاَلْت َهْل َاُد ُّلُك ْم َع ٰٓلى َاْهِل َبْيٍت َّيْك ُفُلْو َنٗه َلُك ْم َو ُهْم َلٗه‬
‫ٰن ِص ُحْو َن‬
Dan Kami cegah Musa menyusu kepada perempuan-perempuan
yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia
(saudaranya Musa), “Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga
yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik
padanya?”

Adapun kata takaful saling menanggung-yatakaful,


takafulan, kafil penanggung, penjamin seperti terdapat dalam
QS.an-Nahl Ayat 21:

‫َاْم َو اٌت َغْيُر َاْح َيۤا ٍء ۗ َوَم ا َيْش ُعُرْو َۙن َاَّياَن ُيْبَع ُثْو َن‬
(Berhala-berhala itu) benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala
itu tidak mengetahui kapankah (penyembahnya) dibangkitkan.

Apabila kita masukan asuransi takaful kedalam lapangan


kehidupan muamalah, maka takaful dalam pengertian
muamalah mengandung arti yaitu saling menanggung risiko
di antara sesama manusia sehingga diantara satu dengan
yang lainya menjadi penanggung atau risiko masing-masing.

Selain at-ta’min dan takaful, asuransi dikenal juga dengan


nama at-tadhamun yang berarti “solidaritas” atau disebut
juga saling menanggung hak/kewajiban yang berbalasan.

Selain itu, asuransi juga sesungguhnya bisa disebut al-istihad,


artinya permohonan perjanjian, karena para nasabah asuransi
Islam pada dasarnya dan dalam praktiknya adalah
mengajukan permohonan untuk saling menjamin diantara
sesama dengan melalui perantaraan asuransi. Hanya saja kata
ini (al-istihad) hampir-hampir tidak pernah dikenal
(digunakan) di kalangan masyarakat asuransi Islam
sekalipun.

Dari semua bentuk kata dan pengertian tersebut bahwa


maksud dan tujuan dari kata itu adalah sama. Jadi, yang
dimaksud dengan asuransi islam adalah asuransi yang
sumber hukum, akad, jaminan (risiko), pengelolaan dana,
investasi, kepemilikan, dan lain sebagaianya berdasarkan atas
nilai dan prinsip syariah.
Dewan Islam Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
dalam fatwanya tentang Pedoman Umum Asuransi Islam
mengartikan tentang asuransi menurutnya, Asuransi Islam
(Ta’min, Takaful, Tahdamun) adalah usaha saling melindungi
dan saling menolong diantara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko
tertentu melalui akad (pertukaran yang sesuai dengan
syariah).

Anda mungkin juga menyukai