Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

INAYAH SAMIR. 1011419129, 2023. ANALISIS PENYELESAIAN


TINDAK PIDANA PENCURIAN (STUDI KASUS DESA BENDUNGAN
KECAMATAN BULANGO UTARA KABUPATEN BONE BOLANGO)
Dibimbing Oleh Masing-Masing Pembimbing I: Lisnawaty. W. Badu, SH.,
MH dan Pembimbing II: Suwitno Yutye Imran, SH., MH. Jurusan Ilmu
Hukum Universitas Negeri Gorontalo.

Penyelesaian kasus perkara pencurian haruslah dijalankan dengan baik


agar dimana kita dapat membuat pelaku berpikir untuk tidak dapat dan tidak akan
mau untuk mengulangi perbuatan tersebut secara berulang kali dan tidak
menimbulkan korban atas perbuatannya itu. Hukum di Indonesia diharuskan
untuk bertindak tegas untuk memberikan hukuman yang setimpal atas perbuatan
dari kasus-kasus pencurian yang sering dijumpai. Jenis penelitian yang digunakan
adalah Penelitian hukum normatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tindak pidana pencurian tidak tepat
untuk diselesaikan secara musyawarah karena tidak membuat pelaku merasakan
efek jera kepada dirinyapenelitian ini memberikan kesimpulan bahwa tindak
pidana pencurian tidak tepat untuk diselesaikan secara musyawarah dan desa tidak
memiliki kewenangan untuk menyelesaikan tindak pidana pencurian. Tidak
tepatan penyelesaian pencurian yang dilakukan oleh desa terlihat dari 3 perspektif
yang ada yaitu hukum, sosiologis dan kriminologis, ketiga perspektif tersebut
menunjukkan bahwa tindak pidana pencurian bukanlah hal yang tepat untuk
diselesaikan hanya dengan cara msuyawarah saja dan juga dilihat dari
kewenangan kepala desa dalam menyelesaikan perselisihan yang sebagaimana
sudah diatur dalam Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 lalu dalam Pasal
26 ayat 4 huruf K desa tidak mempunyai kewenangan dalam menyelesaikan
tindak pidana pencurian karena Pasal tersebut hanya bersifat perselisihan.

Kata Kunci: Tindak Pidana, Pencurian, Kewenangan Desa

Anda mungkin juga menyukai