Anda di halaman 1dari 3

Nama : Julpan Lesmana, S.Tr.

Pas
NPM : 23160053
Kelas/Semester : 2023.1B.S2/1(Satu)
Mata Kuliah : Viktimologi
Dosen : Dr. Wishnu Dewanto, S.H., M.H.

Jawaban :
1. Viktimologi merupakan suatu studi yang mempelajari tentang korban, penyebab
timbulnya korban, dan akibat-akibat penimbulan korban yang merupakan masalah
manusia sebagai suatu kenyataan sosial.

Viktimologi menjadi ilmu yang berkembang karena korban yang menjadi tindak
pelaku kejahatan selalu berkembang seiirng dengan dinamka interaksi kehidupan
sosial masyarakat, serta tidak tidak konsistennya penengakkan hukum dan dapat
berpeluang. Ilmu Viktimologi menjadi ilmu yang berkembang seiring dengan
semakin beragam dengan kebaruan model kejahatan.

2. Ruang lingkup viktimologi meliputi bagaimana seseorang dapat menjadi korban


yang ditentukan oleh victim yang tidak selalu berhubungan dengan masalah
kejahatan, termasuk pula korban kecelakaan, dan bencana alam selain dari
korban kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan.

Manfaat Viktimologi dalam perlindugan korban kejahatan yaitu Viktimologi


membantu membuat pidana dan pemidanaan terhadap pelaku dapat lebih
proposional dan dipertanggungjawabkan. Adanya kedudukan dan peran korban
dalam suatu tindak pidana kejahatan, dapat dijadikan sebagai salah satu
pertimbangan bagi hakim untuk menetapkan jenis dan berat ringannya pidana
yang ditetapkan kepada pelaku sbg perlindungan korban.

3. Hubungan antara Viktimologi dan Krimonologi merupakan satu kesatuan dalam


kerangka mengkaji atas suatu kejahatan serta dapat berkorelasi di dalam
mengungkap kejahatan dengan sendirinya menjadi dasar pijakan dalam
mendukung proses penegakkan hukum dan keadilan serta kepastian hukum.
Contoh Kasus : Pembunuhan Gadis 20 Tahun di Kutai Barat Teracam
Hukuman Mati
Pelaku MM telah membunuh MS, yakni gadis berusia 20 tahun asal Kampung
Linggang Bigung, Kecamatan Linggang Bigungm Kabupaten Kutai Barat pada
Senin (1/11/2022). Pelaku dijerat Pasal 340 Subsider Pasal 338 subsider Pasal
351 KUHP. motif MM membunuh MS karena kecewa bahwa MS menolak diajak
berhubungan badan. malam itu korban menyampaikan niatnya untuk meminjam
uang Rp 2juta dari pelaku. Pelaku mengiyakan permintaan korban diduga karena
suka dan berharap bisa berhubungan badan dengannya. Namun korban menolak
dan uang yang diterima dari MM hanya dianggapnya sebagai pinjaman. Dari
situlah pelaku mulai kesal.

2 minggu kemudian pelaku mengiming-ngimingi uang Rp 600.000 dengan syarat


korban mau berhubungan badan. Korban lalu dijemput dan dibawa menuju rumah
pelaku. Tiba di rumah, korban meminta uang yang dijanjikan namun pelaku tidak
menyerahkan karena memang tidak punya uang. Pelaku berusaha meminta
berhubungan badan dan korban tetap menolak sehingga pelaku mengambil pisau
dan mengancam untuk membunuh korban.

Saat diancam korban sempat berhasil merebut pisau dan menusuk bagian kaki
pelaku agar menjauh. Namun pisau tersebut berhasil direbut kembali oleh pelaku
dan langsunh ditusuk ke leher korban. Akibat luka tusukan tersebut korban tidak
berdaya dan tewas di tempat.

Hubungan antara ilmu kriminologi dan viktimologi dari contoh kasus


tersebut
Dalam konteks kasus ini, kedua ilmu tersebut saling melengkapi. Kriminologi
memberikan wawasan tentang tindakan kriminal dan pelakunya, sedangkan
viktimologi memberikan pemahaman tentang pengalaman dan pemulihan korban.
Kriminologi mungkin akan mengeksplorasi apakah ada faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhi pelaku untuk melakukan pemerkosaan dan pembunuhan seperti
latar belakang sosail, motivasi, dan lingkungan tempat kejahatan terjadi.
Viktimologi akan membantu memahami bagaimana korban dan keluarga korban
terkena dampak traumatis dan tindakan kejahatan ini. Hal ini dapat membantu
sistem hukum untuk memberikan dukungan lebih baik kepada korban dan
memastikan bahwa mereka mendapatkan keadilan.

4. Seseorang dapat dikategorikan korban sekaligus pelaku kejahatan apabila dalam


suatu situasi dimana korban secara sadar atau tidak telah turut berkontribusi
terhadap viktimisasi ataupun kejahatan yang terjadi pada dirinya.

Contoh kasus : Seseorang melakukan pembunuhan terhadap seseorang yang


hendak melakukan pemerkosaan kepadanya. Karena untuk menghindari
perbuatan tersebut, korban membunuh pelaku yang akan melaksanakan tindakan
pemerkosaan tersebut.

5. Viktimologi bagi korban memiliki fungsi untuk mempelajari sejauh mana peran dari
seorang korban dalam terjadinya tindak pidana, serta bagaimana perlindungan
yang harus diberikan oleh pemerintah terhadap seseorang yang telah menjadi
korban kejahatan.
Peranan Viktimologi yaitu penegak hukum akan lebih mudah mengetahui latar
belakang yang mendorong terjadinya suatu kejahatan sehingga menjadi dasar
pijakan dalam mendukung proses penegakkan hukum dan keadilan serta
kepastian hukum.

6. Dasar hukum terbentuk LPSK yaitu UU No.13 Tahun 2006 tentang LPSK dengan
tujuan mewujudkan perlindungan saksi dan korban dalam sistem peradilan
pidana.

Perananan dari LPSK sendiri adalah memberikan perlindungan terhadap setiap


ancaman yang ditujukan kepada setiap saksi korban atau para pejabat penegak
hukum atau kelompok lainnya dalam rangka upaya pengungkapan suatu peristiwa
pidana.

7. Perlindungan korban di Indonesia berdasarkan pada konsep Retributive Justice


tidak hanya menghadirkan pelaku dalam sistem peradilan pidana melainkan juga
di dalamnya melibatkan peran korban dan LPSK yang dibentuk berdasarkan UU
No.13 Tahun 2006 sebagai Lembaga negara bertujuan untuk melindungi warga
negara Indonesia dari tekanan fisik dan psikis dari para pelaku kejahatan maupun
para penyalahgunaan kekuasaan negara.

8. Sistem Peradilan Pidana merupakan suatu proses bekerjanya beberapa Lembaga


penegak hukum melalui sebuah mekanisme yang meliputi kegiatan yang bertahap
yang dimulai dari penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di siding pengadilan dan
pelaksanaan putusan hakim yang dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan.

Anda mungkin juga menyukai