PROPOSAL
DESA BANDAR PEDADA
DESA BELADING
KECAMATAN
SABAK AUH
BAB I
PENDAHULUAN
Pemukiman : 50.89 ha
Pertanian/Perkebunan : 328.22 ha
Kebun Kas Desa :2 ha
Perkantoran : 0,27 ha
Sekolah : 1.09 ha
Jalan : 11.72 ha
Lapangan Olah Raga : 0.05 ha
Pustu :0 M2
Koperasi Unit Desa : 50 M2
Lahan Persiapan Sarana Lainnya :- ha
1.3 Tujuan
Tujuan Porposal Kegiatan Peningkatan Infrastruktur Perdesaan memiliki
tujuan umum sebagai berikut :
1. Meningkatakan percepatan atau akselerasi pembangunan Desa.
2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan Desa dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara
partisipatif sesuai dengan potensi Desa.
3. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan Desa dalam
melaksanakan pelayanan Pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan berdasarkan kewenangannya.
4. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan
kesempatan berusaha bagi masyarakat Desa.
5. Mendorong peningkatan swadaya gotong-royong masyarakat.
6. Menanggulangi/mengurangi kemiskinan.
7. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan.
A. Kondisi Fisik
• Kondisi Fisik Desa Bandar Pedada
Kondisi umum Kawasan kegiatan PISEW di Kecamatan Sabak Auh
Kabupaten Siak Khususnya Desa Bandar Pedada Meliputi Beberapa
kondisi di antaranya
a. Kondisi Geografis
Wilayah Kampung Bandar Pedada secara geografis berada di
Kecamatan Sabak Auh, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. dilihat dari
topografi ketinggian wilayah Kampung Bandar Pedada berada pada 0 –
22 m dari permukaan air laut dengan suhu rata-rata per tahun adalah
30ºC.
Secara administratif Kampung Bandar Pedada dibatasi oleh wilayah
Kampung-Kampung tetangga serta Sungai. Di sebelah utara berbatasan
dengan Kampung Belading Kecamatan Sabak Auh, sebelah selatan
berbatasan dengan Kampung Bandar Sungai Kecamatan Sabak Auh. Di
sisi barat berbatasan dengan Desa Sungai Nibung Kecamatan Siak Kecil,
sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Sungai Siak.
Luas wilayah Kampung Bandar Pedada yaitu 4,25 Km2. Luas lahan
yang ada terbagi dalam beberapa peruntukan seperti untuk fasilitas umum,
pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi, hutan, pantai dan lain-lain.
Jarak dari Kampung ke ibu kota Kecamatan yaitu ± 1 Km, jarak ke ibu kota
Kabupaten yaitu ± 42 Km, sedangkan jarak ke ibu kota Provinsi yaitu ± 200
Km.
Akses jalan yang ada di wilayah Kampung Bandar Pedada sangat
bagus hanya ada sekitar ± 2 Km yang kurang bagus tetapi masih bisa
untuk dilalui, di sepanjang jalan terdapat Perkebunan Masyarakat dan
rumah-rumah masyarakat yang terbentang panjang mulai dari Dusun I dan
Dusun II.
Ciri geologis lebih banyak berupa lahan Gambut dan Tanah Mineral
sehingga cukup banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan tersebut
untuk dijadikan lahan perkebunan dan lahan pertanian.
b. Sosial Ekonomi
Administratif Kampung Bandar Pedada yang merupakan bagian dari
Kabupaten Siak dimana mayoritas penduduknya suku melayu, maka sangat
wajar kiranya suku di Kampung Bandar Pedada juga mayoritas, namun ada
beberapa penduduk yang memiliki suku Jawa, Minang, dan Batak.
Penduduk Kampung Belading berasal dari berbagai daerah yang berbeda-
beda, dimana mayoritas penduduknya yang paling dominan berasal dari Suku
Jawa Sehingga tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, gotong royong dan
kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya
Kampung Belading dan hal tersebut secara efektif dapat menghindarkan
adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat.
Kondisi ekonomi masyarakat Kampung Belading bermata pencaharian
tidak tetap, sebagian ada nelayan, pedagang, buruh harian, motong kebun
karet dan sawit dengan penghasilan rata-rata kurang dari Rp
2.000.000,perbulan
B. Bidang Ekonomi
1) Belum adanya pengembangan terhadap potensi ekonomi desa
2) Belum adanya pemasukan dana secara maksimal
. 3) Terbatasnya dana untuk modal
4) Belum adanya pendidikan ketrampilan bagi masyarakat
D. Bidang Pemerintahan
1. Terbatasnya Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan Pemerintahan
2. Pelaku-pelaku pemerintahan belum secara jelas mengetahui tugas pokok
dan fungsi
3. Pelayanan masyarakat yang masih bersifat sentralistik
4. Sistem pemerintahan ditingkat yang paling bawah (RT) belum dapat
berjalan optimal
5. Buku Administrasi yang belum dimanfaatkan secara optimal.
E. Bidang Kesehatan
1. Belum adanya tempat pelayanan kesehatan ( PKD ) yang memadai
2. Pemanfaatan Posyandu yang belum optimal
3. Kegiatan kader posyandu yang masih bersifat perjuangan dan
masih tergantung pada petugas kesehatan
4. Belum terbentuk lembaga pelayanan kesehatan masyarakat
F. Bidang Kelembagaan
1. Masih rendahnya pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi dari
kelembagaan desa
2. Tingkat pertemuan / Rapat Koordinasi yang masih kurang
3. Belum tersusunnya rencana kegiatan / program kerja
4. Buku pedoman tentang kelembagaan yang kurang
G. Bidang Kamtibmas
1. Kegiatan masyarakat dalam Siskamling belum optimal
2. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam mentaati aturan
3. Kurangnya kebersamaan dalam penanganan permasalahan
J. Bidang Pertanian
1. Saluran irigasi yang belum tertata dengan baik
2. Perkumpulan petani belum berjalan dengan baik
3. Kekurangan air pada musim kemarau
K. Bidang Hukum
1. Masih dijumpai pelanggaran terhadap peraturan yang ada
2. Penegakan hukum yang masih kurang
3. Alergi terhadap aparat penegak hukum
M. Bidang Pertanahan
1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuat hak milik /
sertifikat.
2. Pemasangan tanda batas tanah yang kurang jelas.