Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SURAT EDARAN
NOMOR SE-18/BC/2023

TENTANG
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PIMPINAN UNIT ORGANISASI, PENGELOLA KINERJA,
PEJABAT STRUKTURAL, ATASAN LANGSUNG, DAN PEGAWAI DALAM IMPLEMENTASI
MANAJEMEN KINERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal;


2. Para Direktur di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
3. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
4. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus;
5. Para Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai;
6. Para Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai;
7. Para Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai; dan
8. Para Kepala Balai Laboratorium Bea dan Cukai.

A. Umum

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor


300/KMK.01/2022 tentang Manajemen Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan, perlu
ditetapkan Surat Edaran untuk memberikan pengaturan lebih lanjut atas tugas dan tanggung
jawab pimpinan unit organisasi, pengelola kinerja, pejabat struktural (pimpinan unit kerja),
atasan langsung, dan pegawai dalam implementasi manajemen kinerja di lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

B. Maksud dan Tujuan

Surat Edaran ini bertujuan untuk memberikan panduan atas pembagian tugas dan
tanggung jawab dalam implementasi manajemen kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai yang terdiri dari perencanaan kinerja, pelaksanaan kinerja, evaluasi kinerja,
hasil dan pemanfaatan kinerja, serta peningkatan efektivitas penerapan manajemen kinerja.
2
C. Ruang Lingkup

Surat Edaran ini ditujukan kepada Pimpinan Unit Organisasi, Pengelola Kinerja
Organisasi, Pengelola Kinerja Pegawai, para pejabat dan pegawai di Lingkungan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai yang memuat pedoman:
1. Lingkup kegiatan dalam implementasi manajemen kinerja; dan
2. Pembagian tugas dan tanggung jawab dalam implementasi manajemen kinerja.

D. Dasar

1. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri
Sipil;
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6
Tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Laboratorium Bea dan Cukai;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PMK.01/2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.01/2021 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300/KMK.01/2022 tentang Manajemen Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan;
8. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-17/MK.1/2022 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Manajemen Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan; dan
9. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-174/BC/2021 Tentang
Pedoman Evaluasi Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.

E. Ketentuan Umum

1. Pimpinan unit organisasi selanjutnya disebut Pimpinan Unit Pemilik Kinerja (UPK) adalah
pimpinan unit organisasi eselon I, eselon II, dan eselon III di lingkungan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang terdiri dari:
a. Direktur Jenderal (Pimpinan UPK-One).
b. Sekretaris Direktorat Jenderal, Direktur (Pimpinan UPK-Two pada Kantor Pusat
DJBC).
3
c. Kepala Kantor Wilayah DJBC, Kepala Kantor Wilayah DJBC Khusus, Kepala KPUBC
(Pimpinan UPK-Two pada unit organisasi vertikal DJBC).
d. Kepala KPPBC, Kepala BLBC, Kepala PSOBC (Pimpinan UPK-Three).

2. Pengelola kinerja terdiri dari Pengelola Kinerja Organisasi (PKO) dan Pengelola Kinerja
Pegawai (PKP) pada tiap-tiap unit organisasi (UPK).
3. Struktur pengelola kinerja pada tiap-tiap unit organisasi (UPK) di lingkungan DJBC
sebagaimana lampiran I dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
4. Atasan langsung adalah pejabat yang karena kedudukan atau jabatannya membawahi
secara langsung seorang atau beberapa pejabat/pegawai berdasarkan struktur
organisasi di lingkungan DJBC. Atasan langsung dimaksud terdiri dari:
a. Pimpinan Unit Organisasi (UPK)
Sebagai atasan langsung dari pejabat struktural maupun fungsional satu level di
bawah pimpinan unit organisasi (UPK).

b. Pejabat Struktural
Pejabat struktural selain pimpinan unit organisasi yang merupakan atasan langsung
dari pejabat struktural maupun pegawai satu level di bawahnya.

5. Dalam hal dipandang perlu, pimpinan unit organisasi (UPK) sebagai atasan langsung
dapat menunjuk pejabat pengampu untuk melaksanakan tugas dalam manajemen kinerja
pegawai.

6. Pejabat pengampu adalah pejabat struktural dan/atau pejabat fungsional yang


mendapatkan mandat dari pimpinan unit organisasi untuk melaksanakan sebagian tugas
pimpinan unit organisasi sebagai pejabat penilai kinerja pegawai. Pejabat fungsional
yang ditunjuk sebagai pejabat pengampu adalah pejabat fungsional yang memimpin unit
kerja atau unit kerja mandiri atau memiliki fungsi supervisi atau selaku ketua
tim/kelompok kerja.
7. Pegawai adalah seluruh pegawai (termasuk pejabat fungsional) pada Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai selain pimpinan unit organisasi dan pejabat struktural.
8. Unit Organisasi yang juga disebut Unit Pemilik Kinerja (UPK) terdiri dari:
a. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
b. Sekretariat Direktorat Jenderal dan Direktorat di lingkungan Kantor Pusat DJBC.
c. Satuan kerja vertikal DJBC (Kantor Wilayah DJBC, Kantor Wilayah DJBC Khusus,
KPUBC, KPPBC, BLBC, dan PSOBC)
9. Unit kerja adalah unit eselon III dan/atau unit eselon IV yang terdapat pada masing-
masing unit organisasi.
4
F. Lingkup Kegiatan Dalam Implementasi Manajemen Kinerja

1. Dalam mengimplementasikan manajemen kinerja di lingkungan DJBC, lingkup kegiatan


yang dilaksanakan sebagai berikut:
a. Perencanaan Kinerja yang terdiri dari kegiatan:
1) Refinement Kinerja
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penyempurnaan ukuran
kinerja (termasuk identifikasi ukuran kinerja baru yang lebih berkualitas) untuk
periode berikutnya.
2) Penyusunan Dokumen Kinerja
Penyusunan dokumen kinerja organisasi dan dokumen kinerja pegawai.
3) Penetapan Dokumen Kinerja
Penetapan terhadap dokumen kinerja organisasi dan dokumen kinerja pegawai.

b. Pelaksanaan Kinerja
1) Pelaksanaan Kinerja
Pelaksanaan kinerja organisasi berdasarkan dokumen kinerja yang telah
ditetapkan.
2) Pemantauan dan Pelaporan Kinerja
Pemantauan dan pelaporan perkembangan kinerja organisasi dan
perkembangan kinerja pegawai.
3) Perubahan Dokumen Kinerja
Penyusunan dan penetapan terhadap perubahan dokumen kinerja pada tahun
berjalan (termasuk penetapan dokumen kinerja baru untuk unit organisasi (UPK)
yang baru dibentuk).

c. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja organisasi dalam hal ini adalah penilaian terhadap capaian kinerja
organisasi dan capaian kinerja pegawai.

d. Hasil dan Pemanfaatan


Hasil kinerja organisasi dan hasil kinerja pegawai dilakukan penetapan untuk
selanjutnya dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk memberikan
penghargaan atau sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Peningkatan Efektivitas Implementasi Manajemen Kinerja

1) Bimbingan Teknis Implementasi Manajemen Kinerja


Bimbingan teknis, edukasi, dan/atau sosialisasi dilaksanakan untuk peningkatan
pemahaman terkait manajemen kinerja organisasi dan manajemen kinerja
pegawai.
5
2) Penanganan Permasalahan Manajemen Kinerja
Penanganan permasalahan yang berkaitan dengan manajemen kinerja
dilaksanakan untuk membantu dalam menyajikan kinerja yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3) Penatausahaan Dokumen Kinerja


Penatausahaan, penyimpanan dan pemeliharaan dokumen kinerja, dokumen
hasil kinerja, serta seluruh data pendukung terkait.

4) Evaluasi Pengelolaan Kinerja Unit Organisasi


Pelaksanaan evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas penerapan manajemen
kinerja organisasi dan manajemen kinerja pegawai, baik evaluasi internal maupun
evaluasi eksternal.

5) Tindak Lanjut Evaluasi Pengelolaan Kinerja


Tindak lanjut hasil reviu, evaluasi dan/atau audit manajemen kinerja organisasi
dan manajemen kinerja pegawai.

2. Lingkup kegiatan dalam implementasi manajemen kinerja organisasi secara lebih rinci
sebagaimana lampiran II dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.

3. Lingkup kegiatan dalam implementasi manajemen kinerja pegawai secara lebih rinci
sebagaimana lampiran III dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran
ini.

G. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Dalam Implementasi Manajemen Kinerja

1. Pimpinan Unit Organisasi


Pimpinan unit organisasi (UPK) dalam mengimplementasikan manajemen kinerja dibantu
oleh pengelola kinerja, adapun lingkup kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab
adalah:
a. Perencanaan kinerja organisasi dan kinerja pegawai.
b. Pelaksanaan kinerja organisasi dan kinerja pegawai.
c. Penilaian kinerja pegawai.
d. Penetapan hasil kinerja organisasi dan kinerja pegawai.
e. Peningkatan efektivitas implementasi manajemen kinerja.

2. Pengelola Kinerja Organisasi


Lingkup kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab pengelola kinerja organisasi
adalah:
a. Perencanaan kinerja organisasi dan kinerja pegawai.
b. Pelaksanaan kinerja organisasi dan kinerja pegawai.
6
c. Penilaian kinerja organisasi dan kinerja pegawai.
d. Penetapan hasil kinerja organisasi.
e. Peningkatan efektivitas implementasi manajemen kinerja.

3. Pengelola Kinerja Pegawai


Lingkup kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab pengelola kinerja pegawai
adalah:
a. Perencanaan kinerja pegawai berupa monitoring penetapan dokumen kinerja
pegawai.
b. Pelaksanaan kinerja pegawai.
c. Penilaian kinerja pegawai.
d. Penetapan hasil kinerja pegawai.
e. Peningkatan efektivitas implementasi manajemen kinerja.

4. Pejabat Struktural sebagai pimpinan unit kerja


Lingkup kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab pejabat struktural sebagai
pimpinan unit kerja adalah:
a. Perencanaan kinerja organisasi dan kinerja pegawai.
b. Pelaksanaan kinerja organisasi dan kinerja pegawai.
c. Penilaian kinerja pegawai.
d. Penetapan hasil kinerja pegawai.
e. Peningkatan efektivitas implementasi manajemen kinerja.

5. Atasan Langsung
Atasan langsung memiliki tugas dan tanggung jawab dalam manajemen kinerja pegawai
terhadap pejabat dan/atau pegawai satu level di bawahnya yang merupakan bawahan
langsungnya dengan lingkup kegiatan sebagai berikut:
a. Perencanaan kinerja pegawai.
b. Pelaksanaan kinerja pegawai.
c. Penilaian kinerja pegawai.
d. Penetapan hasil kinerja pegawai.

6. Pegawai
Lingkup kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab pegawai adalah:
a. Perencanaan kinerja organisasi dan kinerja pegawai.
b. Pelaksanaan kinerja pegawai dan turut serta dalam pelaksanaan Dialog Kinerja
Organisasi (DKO).
c. Penilaian kinerja pegawai.
d. Penetapan hasil kinerja pegawai.
e. Peningkatan efektivitas manajemen kinerja.
7
H. Ketentuan Lainnya

1. Tugas dan tanggung jawab setiap pihak dalam implementasi manajemen kinerja
sebagaimana huruf G, secara lebih rinci dicantumkan dalam lampiran IV dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
2. Lingkup kegiatan dan pihak yang terlibat dalam manajemen kinerja organisasi
dituangkan dalam matriks sebagaimana lampiran V dan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Surat Edaran ini.
3. Lingkup kegiatan dan pihak yang terlibat dalam manajemen kinerja pegawai dituangkan
dalam matriks sebagaimana lampiran VI dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Surat Edaran ini.
4. Dokumen kinerja, penetapan dokumen kinerja, serta penetapan hasil kinerja
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 300/KMK.01/2022 tentang Manajemen Kinerja di Lingkungan Kementerian
Keuangan.
5. Terhadap format yang belum diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor
300/KMK.01/2022, maka dapat diatur lebih lanjut oleh Pengelola Kinerja Organisasi UPK-
One.
6. Terhadap lingkup kegiatan validasi HKT dilaksanakan oleh tim yang dibentuk pada
masing-masing unit organisasi (UPK) yang terdiri dari pengelola kinerja organisasi dan
pengelola kinerja pegawai.
7. Terhadap lingkup kegiatan penanganan kendala terkait manajemen kinerja dapat
dilaksanakan oleh tim yang dibentuk pada masing-masing unit organisasi (UPK) yang
terdiri dari pengelola kinerja organisasi dan pengelola kinerja pegawai.

I. Penutup

Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Demikian disampaikan, untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 November 2023

Direktur Jenderal Bea dan Cukai

Ditandatangani secara elektronik


Askolani

Anda mungkin juga menyukai