Anda di halaman 1dari 2

Welcoming Remarks

1. Okto Yugo
 Diskusi terkait bagaimana pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan
 Pertemuan ini menidaklanjuti kegiatan sebelumnya
 Beberapa kelompok mempunyai kebun yang berada dalam Kawasan
 Bupati sedang melakukan pendataan kepada kebun sawit yang masuk ke dalam
Kawasan hutan
 Beberapa sudah di APL tetapi tidak bisa disertifikatkan karena ada juga yang secara
peta masuk ke dalam HGU

2. Ketua Kelompok Tani Segati Bertuah (Khairul aga
 Kelompok anggotana sejumlah 67 orang, Sebagian termasuk didalam Kawasan
(Hutan)/(HGU) dan sedikit sekali yang diluar HGU.
 Sudah Lelah untuk membuat kelompok, tidak diterima oleh pemerintah akrena
alasannya berada di dalam Kawasan (Hutan)
 Surat sertifikat baru 2 tahun. PTSR.
 Sudah beberapa kali membentuk kelompok tidak berhasi.
3. Prof. Dr. Herry Purnomo
 Tujuannya adalah terus berupaya untuk mendorong agar sawit yang ada di desa
segati semakin ramah, legalitas semakin jelas.
 UUCK memberi pengakuan kepada sawit yang berada di dalam Kawasan hutan
 Sawit yang di dalam Kawasan dimiliki oleh orang kota
 Uni eropa menekankan sawit yang bisa diekspor, 1 tidak ada kaitan deforestasi, legal,
ketelusuran sehingga menjual TBS ke PKS dan ke Kilang, Kilang akan meng ekspor, uni
eropa akan bertanya 3 hal.
 Indonesia Bersiap EUDR akan berlaku desember 2024. Punya 1 tahun untuk
mempersiapkan, banyak perubahan yang akan dilakukan. Berharap sawit yang ada di
segati yang legal.
 Isu Perempuan harus diangkat karena banyaknya Perempuan yang berperan dalam
kegiatan ekonomi sawit ini.
4. Kepala Desa diwakili Sekretaris Desa
 Kepala esa undangan ke kerinci, balai Tesonilo
 Telah diberi pemahaman Prof. Herry kelompok petani segati bertuah ini binaan dari
jikalahari dan CIFOR. Banyak kelompok tani tapi belum dapat legalnya.
 Segati 90% Kawasan hutan. Terdiri HTI dadn HGU,
 Memohon bantuan dari pemerintah pusat maupun pemerintah desa
 Klaau mau mengajukan dari desa harus ad kelompok, kalau mau minta bibit sawit
harus ada kelompok.
 Syarat dana pemerintah adalah salah satunya adanya kelompok tani.
 Kendalanya yaitu harganya belum bisa mengikuti harga disbun, karena penumpang
baru. Jual ke agen, tidak bisa langsung jual ke PKS karena belum ada kelompok. Tidak
menumpang di kelompok orang.
5. Nining
 Ada diskusi yang bertujuan bagaimana peran bapak dan ibu dalam mengelola sawit
di kebun.
 Selain itu juga Ketika mendapatkan pendanaan, dari program pemerintah atau dari
Perusahaan apakah bisa membantu bapak/ibu dalam pengelolaan sawit.
 Juga ingin melihat apakah ada perbedaan peran dan kegiatan yang dilakukan antar
bapak-bapak dan ibu.
 Harapannya supaya yang menjadi masalah bisa diangkat, bisa memberikan
rekomendasi. Ketika ada program kegiatan atau bantuan tidak difokuskan kepada
bapak, tetapi juga didistribusikan kepada ibu-ibu juga.

Anda mungkin juga menyukai