Fitriani sarah Lento tiboyong Heri Arianto Antonius Refriandy Pramono Mattau Vanto Niger Pengembangan dan pelaksanaan HKm
Pengembangan dan pelaksanaan HKm adalah salah satu upaya
pemerintah dalan mengakomodir kepentingan masyarakat setempat yang tinggal di sekitar hutan. Pengembangan KHm bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat dalam mengelola hutan secara lestari guna menjamin ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat untuk memecahkan persoalan ekonomi dan sosial yang terjadi di masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pemanfaatan sumber daya hutan secara optimal, adil, dan berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian fungsi hutan dan lingkungan hidup. Pengembangan HKm melibatkan pemberian akses legal kepada masyarakat setempat untuk mengelola hutan, seperti Hutan Desa (HD), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Adat (HA), dan Kemitraan Kehutanan (KK). Pelaksanaan HKm melibatkan pengajuan persetujuan pengelolaan HKm kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang mengikuti proses penerbitan persetujuan pengelolaan HKm sesuai dengan tata waktu yang kelola kelembagaan dan usaha. masalah dalam pengembangan dan pelaksanaan Hutan Kemasyarakatan. Konflik antara masyarakat dan Petugas Kehutanan. Kurangnya Dana Untuk Pengembangan program HKm. Kurangnya keahlian teknis dalam pengelolaan hutan. Kerangka Hukum yang kurang memadai Masalah kepemilikan tanah. Kelembagaan pengelolaan kehutanan masyarakat
Aktivitas pengelolaan lahan
Aktivitas pengelolaan lahan yang dilakukan oleh kedua Gapoktan bermacam-macam, seperti pembersihan lahan, penyiangan, pemupukan dan penjarangan. Pada Gapoktan Mahardika penyiangan dan penjarangan tidak banyak dilakukan oleh masyarakat yang tergabung didalam Gapoktan tersebut, dikarenakan banyak pemilik lahan yang tidak tinggal disekitar hutan dan masyarakat juga tidak fokus merawat tanamannya karena bertani menjadi pekerjaan sampingan. Aspek struktural Struktur kelembagaan mempunyai fungsi internal ataupun eksternal untuk mencapai tujuan suatu lembaga. Struktur kelembagaan menjelaskan bagian-bagian pekerjaan dalam aktivitas kelembagaan. Fungsi internal menjadi pedoman bagi anggotanya dalam bertindak. Sedangkan fungsi eksternal menjelaskan tentang bagaimana dan siapa yang berhubungan dengan pihak luar. Keanggotaan Keanggotan pada Gapoktan Mahardika dan Sinar Harapan mempunyai beberapa kesamaan, misalnya pada pola perekrutan anggota yang dilakukan pada masyarakat sekitar hutan yang mempunyai lahan garapan, memiliki tanggung jawab, mengetahui peraturan yang ada, dan frekuensi pertemuan kelompok dilakukan dua kali dalam satu tahun Kepemimpinan pemilihan pemimpin atau anggota disetiap Gapoktan mempunyai cara yang berbeda, jika di Gapoktan Mahardika ditunjuk seseorang yang paling berpengalaman, karena masyarakat sekitar menganggap, orang yang paling berpengalaman itulah yang dapat membimbing anggotanya dengan benar. Lain halnya di Gapokran Sinar Harapan yang lebih memilih melakukan musyawah atau voting untuk mendapatkan seorang pemimpin Aspek kultural Sistem tata nilai, norma, dan kultur yang terdapat dikedua Gapoktan cukup baik karena mengandung kepercayaan yang ditinggalkan serta masih diterapkan di kehidupan yang sekarang SEKIAN DAN TRIMAKASIH