Anda di halaman 1dari 10

Implementasi

Perhutanan Sosial
dan Program TORA
Oleh :
Vianur Septiani (18/430180/KT/08869)
Perhutanan Sosial

Dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor


P.83/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial,
terdapat beberapa skema pengelolaan hutan yang dilaksanakan dalam
kawasan hutan negara atau hutan hak/adat berbasis kemasyarakatan yaitu
Hutan Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat
(HTR), Hutan Rakyat (HR), Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan.
Perhutanan Sosial

Menurut Maryudi et al., 2012, dalam Perhutanan Sosial terdapat tiga prinsip
utama yaitu :
• Hak (right)
• Mata pencaharian (livehood)
• Konservasi (conservation)
Ketiga prinsip ini harus diperhatikan untuk memastikan implementasi
Perhutanan Sosial dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus tetap
menjaga kelestarian hutan
Tanah Objek Reforma Agraria (TORA)

Diatur dalam Perpres Nomor 86 tahun 2018 tentang Reforma Agraria.


Pada penetapan nya seringkali kurang memperhatikan hak-hak
masyarakat adat, termasuk mengabaikan konflik agraria yang
berkepanjangan.
Beberapa kasus ditemukan TORA yang tergambarkan dalam peta
indikatif berada dalam wilayah adat dan Kawasan hutan yang masih
merupakan tanah adat yang dikuasai, dimiliki, dan dikelola
masyarakat adat.
Inovasi Perhutanan Sosial dan TORA sejahterakan
masyarakat Kalibiru, Kulon Progo, Yogyakarta
Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Mandiri di Kalibiru berhasil
menghijaukan kawasan hutan negara.
Meminta kesempatan 1 – 2 tahun untuk menghijaukan dan Bupati memberikan izin
selama 5 tahun (2003 – 2008).
Jenis tanaman yang digunakan beragam, seperti Jati, Mahoni, Akasia hingga Sonokeling.
Setelah dievaluasi dan dianggap, akhirnya HKm Mandiri diberi izin pengelolaan hingga
35 tahun, sejak 15 Februari 2008.
Dalam IUPHKm yang merupakan keputusan Bupati Kulon Progo No 452/2007.
Kelompok Tani HKm berhak mengelola Kawasan hutan negara seluas 29 ha.
Inovasi Perhutanan Sosial dan TORA sejahterakan
masyarakat Kalibiru, Kulon Progo, Yogyakarta
 Perizinan yang diberikan merupakan izin untuk hutan lindung,
bukan hutan produksi.
Pemanfaatan Kawasan hutan berupa jasa lingkungan yaitu
ekowisata yang dilakukan oleh kelompok Tani HKm Mandiri
Kalibiru.
Permasalahan dan Desain Solusi
Permasalahan
Permasalahan : Desain Solusi Permasalahan :
• Meski sudah berkembang, HKm  Penyediaan pendamping lokal
Mandiri masih memerlukan Penguatan kelembagaan
pendamping lokal.
Memberikan kebijakan atas
• Membutuhkan payung hukum
kegiatan wisata dengan
atas kegiatan wisata yang
dijalankan, terutama aturan memperhatikan aspek ekologi,
mengenai tiket. ekonomi dan sosialnya.
• Masyarakat berharap program Menyusun rencana pengelolaan
Perhutanan Sosial ini terus program Perhutanan Sosial secara
berlanjut. kontinyu.
Perhutanan Sosial dan Program TORA di
Indonesia
Perhutanan Sosial dalam Kawasan TORA yang diterapkan di Kalibiru
merupakan salah satu yang berhasil. Masih banyak Perhutanan Sosial
di daerah lain, terutama daerah luar jawa yang memiliki banyak
konflik terkait Perhutanan Sosial dan Program TORA yang
dilaksanakan. Khususnya Kawasan hutan adat dan masyarakat adatnya
yang perlu mendapatkan perhatian lebih oleh pemerintah. Diharapkan
dengan adanya Perhutanan Sosial dan TORA, dapat menunjang
perekonomian masyarakat serta memanfaatkan tanpa merusak baik
kelestarian hutan maupun kondisi sosial masyarakatnya.
Daftar Pustaka

 Maryudi, A., Devkota, R. R., Schusser, C., Yufannyi, Y., Salla, M.,
Aurenhammer, H., …, & Krott, M. (2012). Back to basics: considerations
in evaluating the outcomes of community forestry. Forest Policy and
Economics 14(1): 1–5.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai