Anda di halaman 1dari 4

PMII SEBAGAI KATALISATOR PENDIDIKAN DI KABUPATEN CIAMIS

Oleh : Farhan Mujahidin

GAGASAN

Kabupaten Ciamis merupakan sebuah kabupaten yang terletak di jawa barat


dengan indeks Pendidikan 66,33 pertahun 2022 yang mana hal tersebut bisa dikatakan
cukup tinggi dan masuk kedalam persyaratan untuk meraih penghargaan kabupaten
layak anak. Dimana beberapa persyaratannya diantaranya adalah hak Pendidikan, hak
sipil dan kebebasan, lalu adanya hak perlindungan khusus.

Akan tetapi penilaian yang dilakukan tidaklah berbanding lurus dengan realitas
yang terjadi, bahwasannya masih ada eksploitasi yang dilakukan orangtua kepada
anaknya untuk menjadi badut jalanan dan mengesampingkan Pendidikan mereka, hal
tersebut terbukti melalui riset yang dilakukan oleh PMII Galuh pada tahun 2022 bahwa
banyaknya anak anak jalanan tersebut yang masih belum bisa membaca, menulis, dan
mengaji.

PMII hadir memberikan Gerakan transformatif kepada anak anak jalanan


tersebut dengan membuat sebuah Gerakan sekolah alternatif yang mana mengusung
moto “semua berhak semua bisa” karena berlandaskan pada kutipan yang dicetuskan
oleh paulo Freire bahwa “Pendidikan adalah praktik pembebasan”, Pendidikan
mengajarkan kita untuk terbebas dari belenggu kebodohan dan kebobrokan nilai nilai
akhlak serta pengeksploitasian.

Hal tersebut dapat kita lihat seksama bahwa hal yang digadang gadangkan oleh
pemerintah bahwa Kabupaten Ciamis meraih penghargaan kabupaten layak anak 6 kali
berturut-turut patut menjadi tanda tanya besar, apakah penilaian yang dilakukan benar
benar objektif atau tidak ?, mengingat berkebalikan apa yang dikatakan oleh media
dengan realita yang terjadi di lapangan.
PROYEKSI

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang merupakan insan ulul albab dan senantiasa
memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang mana dalam kasus ini adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa, haruslah melakukan Gerakan kolektif untuk berikhtiar
memberikan pengetahuan kepada anak-anak cosplay terkait literasi dan numerasi,
karena merekalah yang membutuhkan terhalang kegiatan untuk berpendidikan karena
faktor ekonomi merupakan faktor yang jelas orangtua mereka melakukan eksploitasi
kepada buah hati mereka sendiri, dimana anak seusia mereka haruslah menikmati
indahnya masa kecil dengan belajar dan bermain bukan malah untuk meminta minta,
tentunya hal ini juga sebagai Gerakan kita agar pemerintah melirik bahwa masih banyak
anak anak di kabupaten ciamis ini yang belum mendapatkan hak nya baik secara sosial
maupun dibidang Pendidikan serta pertimbangan bagi tim penilai penghargaan apakah
sudah pantas di sebutkan sebagai kabupaten ramah anak.

Gerakan yang akan dibangun adalah dengan menyambangi tempat strategis dimana
biasanya mereka meminta minta lalu mengajak mereka untuk membaca, menulis, serta
membaca iq’ra, lalu setelah mereka bisa menunjukan perkembangan maka anak anak
cosplay ini akan ditampilkan pada acara ceremony PMII dengan mengundang kepala
dinas Pendidikan supaya mereka melihat bahwa ini hasil daripada jerih payah kita untuk
memberikan dedikasi kepada Masyarakat dalam ranah Pendidikan yang diharapkan
mampu membuat pemerintah menata ulang sistem Pendidikan di kabupaten ciamis atau
bahkan membuatkan Yayasan Pendidikan khusus untuk para anak jalanan.

RENCANA AKSI

Dalam Melihat Situasi Secara Fakta Bahwasanya di kabupaten Ciamis masih banyaknya
Anak-anak Yang Tidak Mendapatkan Hak Pendidikan nya Maka Dari Rencana Aksi
Yang ingin saya lakukan Adalah Gerakan Nyata Yakni Gerakan Membangun Pendidikan
Secara Merata Bagaimana Dari sisi Literasi Maupun Numerasi Bisa meningkat Dengan
Cara Membuat Sebuah komunitas Literasi Yang dimana komunitas Ini Bukan Hanya
Melibatkan Elemen dari anggota PMII maupun kader saja Akan Tetapi Melibatkan Para
Pemuda-Pemudi Ciamis seperti Duta Baca kabupaten Ciamis dan Yang lainya dan Tentu
saja Melibatkan elemen elemen Pemerintah seperti Dinas Pendidikan Kenapa?
Demikian Di karenakan Pemerintah Harus Bisa Mengawal dan mendampingi karena itu
sejatinya merupakan tugas dari elemen Peemerintah sebab apabila pemerintah tidak
turut mendampingi itu sangat di sayangkan dan lalu patut di pertanyakan tugas dan
fungsi Pemerintah Kabupaten Ciamis Itu apa Oleh sebab Keterwakilan Pemerintah di
sini sangat amatlah penting sebab tidak ada keterwakilan dalam memperjuangkan Hak
pendidikan yang ada ialah hanya ketersalingan dan kebersamaan dalam
Memperjuangkan Pendidikan di kabupaten Ciamis Ini , Lalu kemudian Saya Akan
mempelopori apa yang menjadi PR kita bersama dalam memperjuangkan Kaum
Mustadaafin Khususnya Anak Anak Yang tidak Bisa mendapatkan Haknya Dalam Bentuk
Pengajaran ilmu pengetahuan dengan Metode yang ingin saya ajarkan Ialah :

1.Literasi berbasis bermain

Bermain merupakan dunia bagi anak. Mereka akan mengenali, mempersepsi, dan
mempelajari berbagai hal melalui bermain. Sebagian orang tua menginginkan anaknya
belajar sedini mungkin dengan mengurangi aktivitas bermainnya
Padahal belajar yang sebenarnya pada anak usia dini adalah melalui kegiatan bermain
yang menyenangkan. Oleh karena itu, sudah semestinya Pendidikan Anak Usia Dini
menerapkan istilah Learning by Playing (belajar melalui bermain). Dengan begitu anak–
anak akan mengganggap kegiatan belajar mereka tak ubahnya seperti bermain, dan
bahkan berbentuk permainan. Di dalam kegiatan bermain, anak membangun
kemampuan literasinya berdasarkan pengalaman yang ia temui saat bermain, dan
bahkan mereka mampu menceritakan kembali bagaimana pengalamannya saat bermain.
Inilah esensi atau hal mendasar dari pra literasi itu sendiri.

2. Literasi dikembangkan sesuai kondisi lingkungan

Ketika berinteraksi dengan anak, seharusnya topik yang diangkat adalah sesuatu yang
dekat dengan lingkungan. Misalnya menceritakan tentang sosok nelayan apabila tinggal
di kawasan pantai, menceritakan sosok petani apabila ada di desa yang mayoritas
berkebun, begitu juga kawasan perkotaan yang menceritakan sesuatu yang ada di
perkotaan. Tujuannya adalah agar memudahkan anak memahami isi cerita tersebut,
karena apa yang diceritakan dapat ditangap dengan mudah oleh panca indera mereka
dari lingkungan sekitarnya.

3. Pengembangan literasi melalui budaya daerah

Semakin sering anak mendengar bahasa daerahnya dan budaya-budaya lainnya, semakin
menumbuhkan kesadaran fonologinya dan mengembangkan kognisinya. Kesadaran
fonologi dan kognitif ini menjadi dasar untuk mengembangkan pra literasi. Mengapa
demikian? Karena berdasarkan apa yang mereka dengar, mereka mampu membangun
pengetahuan baru dan memahami budaya di sekitar lingkungannya.

4. Membuat Karya Tulis

Untuk meningkatkan literasi, siswa bukan hanya disuruh membaca tetapi belajar
menulis membuat dan menghargai karya tulis. Ketika pembelajaran di kelas, guru bisa
memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya tulis lalu masing-masing siswa
mengapresiasi atau menghargai karya tulis temannya.

Dengan menghargai karya tulis, siswa akan mengerti pentingnya mendukung budaya
menulis. Menulis akan melahirkan ide-ide yang cemerlang yang bahkan dapat
mengatasi persoalan bangsa. Tentunya tulisan tersebut juga harus melalui riset agar
relevan untuk diterapkan.

EVALUASI
Apabila aksi Maupun Metode pembelajarn tidak mengubah atau meningkatkan Literasi
maupun Numerasi nya Kami PMII akan Mengubah Metode yang belum optimal
sehingga Tidak terulangi dalam pelaksanaan Pembelajaran yang sama sehingga Bisa
Tercapai Dan bisa Bermanfaat sehingga Yang menjadi Cita Cita Kita bersama Bisa
Terwujud sebagai Yaitu PMII Sebagai Katalisator Pendidikan Di Kabupaten
Ciamis.

Anda mungkin juga menyukai