Sang Ayu Made Nadia Utami, Made Rai Rahayu, S.Pd, M.Si
XII MIPA 5
SMA Negeri 3 Denpasar
Tahun 2022 / 2023
Email : sangayunadia@gmail.com, rairahayu87@gmail.com
Abstrak
Pendidikan literasi khususnya kepada anak usia dini menjadi aspek yang perlu dikembangkan
untuk membentuk kemampuan awal dalam membaca dan menulis. Melihat masalah ini
peneliti mengembangkan sebuah inovasi media permainan untuk meningkatkan budaya
literasi di Indonesia yaitu “MONOLIT” Inovasi Monopoli Modifikasi Sebagai Media
Literasi Dalam Upaya Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini”. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa terhadap literasi dan ketertarikannya
terhadap media permainan, untuk mengetahui mutu hedonik media permainan dalam
meningkatkan budaya literasi, untuk mengetahui validitas media monopoli dalam
meningkatkan budaya litersi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara terkait mutu hedonik dan
validitas monolit serta kuesioner untuk pengumpulan persesi siswa terhadap literasi. Hasil
Penelitian mennjukkan persepsi responden terhadap media permainan sebagai media literasi
memiliki kesan yang positif dan menarik. Peneliti menginovasikan media Monolit dan telah
dibuktikan memberikan efektivitas dan pengaruh positif terhadap literasi pada siswa sekolah
dasar sesuai dengan ismulasi penggunaan Monolit yang telah dilakukan. Berdasarkan uji mutu
hedonik, Monolit dinyatakan memiliki daya tarik tersendiri oleh narasumber yang telah
melakukan simulasi penggunaan Monolit karena merupakan media permainan disertai dengan
berbagai soal-soal yang mampu menciptakan kesan menantang bagi anak-anak dan disertai
gambar dan warna yang menarik diikuti alur permainan yang menarik. Berdasarkan
wawancara terkait validitas, media Monolit mampu menjadi media yang tepat guna dan tepat
sasaran sebagai media kegiatan literasi untuk pembelajaran kelas bagi siswa sekolah dasar.
Kata Kunci : Monolit, Media Permainan, Literasi Dini, Pendidikan Anak Usia Dini
Abstract
Literacy education, especially for early childhood, is an aspect that needs to be developed to
form initial abilities in reading and writing. Seeing this problem, the researcher developed an
innovation media game to improve literacy culture in Indonesia, namely "MONOLIT"
Modified Monopoly Innovation as a Literacy Media in an Effort to Grow Literacy
Culture from an Early Age". The purpose of this study was to determine students'
perceptions of literacy and their interest in game media, to determine the hedonic quality of
game media in improving literacy culture, to determine the validity of monopoly media in
improving literacy culture. This research uses quantitative and qualitative methods. Data
collection methods in this study were interviews related to hedonic quality and monolith
validity as well as questionnaires to collect students' perceptions of literacy. The results of the
study show that respondents' perceptions of game media as literacy media have a positive and
interesting impression. Researchers innovated Monolith media and it has been proven to
provide effectiveness and positive influence on literacy in elementary school students
according to the simulation of Monolith use that has been done. Based on the hedonic quality
test, Monolith was declared to have its own charm by resource persons who had simulated the
use of Monolith because it was a game medium accompanied by various questions that were
able to create a challenging impression for children and were accompanied by attractive
pictures and colors followed by an interesting gameplay. Based on interviews related to
validity, Monolith media is able to be an effective and targeted media as a medium for literacy
activities for classroom learning for elementary school students.
Undang-Undang Republik
PENDAHULUAN
Indonesia di atas, maka diperlukan
Pendidikan merupakan tonggak keterlibatan seluruh masyarakat untuk dapat
utama kemajuan suatu bangsa. Pendidikan mencetak sumber daya manusia yang
menjadi salah satu aspek penting dalam berkualitas dan mencerdaskan kehidupan
kehidupan manusia bahkan dalam bangsa. Sebagaimana yang kita ketahui,
kehidupan bernegara. Dengan pedidikan tertuang di dalam UUD 1945 pasal 31 Ayat
dapat menjadi kunci bagi suatu bangsa 1 yang menyebutkan bahwa: “setiap warga
untuk meningkatkan kualitas sumber daya negara berhak mendapatkan pendidikan”.
manusia yang sanggup bersaing dengan Jadi, sudah jelas bahwa pendidikan itu
bangsa lain. Jika sebuah bangsa ingin merupakan hak setiap individu untuk
ditempatkan pada pergaulan dunia dalam mendapatkannya. Tanpa adanya
tataran yang bermartabat dan modern, maka pendidikan, tidak akan ada yang namanya
yang pertama-tama harus dilakukan adalah kemajuan. Maka dari itu, pendidikan sangat
mengembangkan pendidikan yang memiliki penting dan wajib diberikan kepada setiap
relevansi dan daya saing bagi seluruh anak warga negara sejak dini. Namun sayangnya
bangsa (Suyanto, 2008: 7). kualitas dari pendidikan di Indonesia pada
Menurut Undang-undang RI No.20 akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Hal
tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar ini disebabkan oleh adanya beberapa
dan terencana untuk mewujudkan suasana masalah dalam sistem pendidikan Indonesia
belajar dan proses pembelajaran agar yang mengakibatkan rendahnya kualitas
peserta didik secara aktif mengembangkan pendidikan di Indonesia.
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan Salah satu permasalahan yang
spiritual keagamaan, pengendalian diri, menyebabkan pendidikan di Indonesia
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, masih rendah adalah literasi. Literasi adalah
serta keterampilan yang diperlukan dirinya kemampuan seseorang dalam mengolah
dan masyarakat. Untuk dapat dan memahami informasi saat melakukan
merealisasikan cita-cita pendidikan proses membaca dan menulis.
sebagaimana yang telah dirumuskan oleh Pendidikan literasi dini merupakan salah
satu aspek kebutuhan mendasar bagi anak. menjadi tujuan pembelajaran. Dengan
Literasi dini adalah kemampuan awal dalam penggunaan media kreatif, anak-anak
hal membaca dan menulis untuk persiapan mampu menaruh perhatiannya pada media
memasuki jenjang pendidikan dasar. tersebut dan secara tidak langsung
Namun sayangnya implementasi mempelajari suatu hal sesuai dengan tujuan
literasi di Indonesia masih sangat rendah. dari media tersebut di buat. Perlu diketahui
Menurut data UNESCO minat baca pula bahwa minat literasi anak rendah
masyarakat Indonesia hanya 0,001%, dikarenakan tidak adanya metode yang
artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 benar dan tepat untuk menumbuhkan
orang yang rajin membaca. Bahkan literasi anak usia dini. Maka dari itu
Indonesia menduduki peringkat 62 dari 70 media kreatif dengan tujuan untuk
negara dalam literasi. Berbagai upaya yang membudayakan kegiatan literasi bagi anak
telah dilakukan pemerintah untuk dapat usia dini perlu diinovasikan.
meningkatkan budaya literasi pada Badru (2016) menyatakan bahwa
masyarakat salah satunya pembudayaan suatu permainan dapat membuat anak-anak
kegemaran membaca dalam keluarga melakukan kegiatan yang merangsang dan
melalui fasilitas buku murah dari mendorong pengembangan aspek-aspek
pemerintah sudah bisa dirasakan sejak kemampuan dan potensi yang telah dimiliki
tahun 2008 silam. Melalui Kementerian anak. Ketika kegiatan bermain berlangsung,
Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah sebagian besar anak-anak tertarik untuk
secara bertahap telah membeli hak cipta menggunakan media atau alat main. Pada
(Copy Right) penulis buku teks pelajaran dasarnya, sifat alamiah anak-anak adalah
dari mulai tingkat SD sampai tingkat bermain. Untuk menarik perhatian anak-
SLTA. Namun, upaya tersebut masih anak dalam hal literasi, permainan yang
kurang memfasilitasi anak dalam literasi, memang pada dasarnya disukai oleh anak-
hal ini dikarenakan penggunaan website anak dapat dimodifikasikan sebagai media
dirasa masih sangat sulit diakses pada anak literasi. Salah satu permainan yang cukup
anak yang tinggal di daerah pedesaan, diminati oleh anak-anak adalah permainan
selain itu menggunggah buku di website board game seperti monopoli. Berdasarkan
masih sangat membosankan bagi anak anak pemaparan di atas, maka penulis tertarik
dikarenakan media yang digunakan kurang untuk menuangkan sebuah karya tulis
menarik perhatian untuk membaca dan dengan mengambil judul “MONOLIT”
tidak dapat mengembangkan anak dalam Inovasi monopoli modififkasi sebagai
berpikir kritis. media literasi dalam upaya menumbuhkan
Menurut Riyana (2008) dalam budaya literasi sejak dini.
bentuk komunikasi pembelajaran manapun, Melihat kurangnya budaya literasi
sangat dibutuhkan peran media untuk lebih pada anak-anak di Indonesia, maka sangat
meningkatkan tingkat keefektifan diperlukan adanya terapi alternatif yang
pencapaian kompetensi. Penggunaan media dapat menangani masalah tersebut. Literasi
secara kreatif akan memperbesar telah menjadi komponen yang tak
kemungkinan bagi anak untuk belajar lebih terpisahkan dari pendidikan di Indonesia.
banyak, mencerna apa yang dipelajarinya Agar media pembelajaran monopoli ini
lebih baik, dan meningkatkan penampilan dapat diapliksikan secara luas, maka
dalam melakukan keterampilan sesuai yang diperlukan adanya penelitian untuk menguji
efektifitasnya dalam mengatasi masalah menggunakan kemampuan membaca dan
literasi. Berdasarkan hal tersebut, rencana menulis sebagai kemampuan dasarnya. Ada
pemecahan masalah yang menjadi topik dua fokus dalam kegiatan pengembangan
dalam penelitian ini, yaitu : (1) Persepsi kemampuan literasi ini, yaitu kegiatan
siswa terhadap kegiatan literasi dan mengembangkan kemampuan membaca
ketertarikannya terhadap media permainan. dan menulis serta membaca dan menulis
(2) Mutu hedonik media monopoli dalam yang menyasar siswa sekolah dasar.
meningkatkan budaya literasi. Dan (3)
Validitas media monopoli dalam METODE
meningkatkan budaya literasi. Penelitian ini dimulai dari
Adapun tujuan dari penelitian ini pelaksanaan penelitian hingga penyusunan
adalah : (1) Untuk mengetahui persepsi laporan penelitian dalam bentuk artikel
siswa terhadap literasi dan ketertarikannya ilmiah yang dilakukan dari tanggal 20
terhadap media permainan. (2) Untuk Maret 2022 hingga 8 April 2022 yang
mengetahui mutu hedonik media monopoli berlokasi di beberapa tempat : (1) SMA
dalam meningkatkan budaya literasi. Dan Negeri 3 Denpasar sebagai lokasi uji
(3) Untuk mengetahui validitas media validitas Monolit (2) Rumah masing-
monopoli dalam meningkatkan budaya masing narasumber sebagai lokasi
literasi. pengisian kuesioner online dan uji mutu
Manfaat dari penelitian yang didapat hedonik Monolit, (3) Rumah peneliti
oleh beberapa pihak melalui penelitian ini sebagai lokasi penyusunan artikel ilmiah.
sebagai berikut : (1) Bagi penulis, yaitu Jenis pendekatan yang digunakan
untuk menambah wawasan dan dalam penelitian ini adalah mix method
pengetahuan penulis. (2) Bagi pelajar, yaitu yaitu pendekatan kualitatif-kuantitatif.
untuk memberikan informasi mengenai Penelitian kualitiatif merupakan suatu
manfaat media monopoli dalam prosedur riset dengn memanfaatkan data
meningkatkan budaya literasi. (3) Bagi deskriptif, berupa kata tertulis atau lisan
masyarakat umum, yaitu untuk memberikan dari pelaku yang dapat diamati (Risetdikti
kontribusi informasi kepada masyarakat 29019 dalam Anwar 2021). Penelitian ini
mengenai manfaat media monopoli dalam menggunakan pendekatan kualitatif dengan
meningkatkan budaya literasi, sehingga tujuan menggali lebih dalam fenomena
dapat mendorong masyarakat sekitar untuk yang terjadi di lapangan yaitu persepsi
dapat mengimplementasikan media siswa sekolah dasar terhadap permainan
monopoli. Dan (4) Bagi pemerintah, yaitu sebagai media belajar. Peneliti menjadi
untuk memberi bahan informasi sebagai kunci dari sebuah penelitian kualitatif
rujukan untuk menerapkan media karena peneliti yang nantinya akan
pembelejaran kolaboratif melalui monopoli menentukan makna dari bahasa dan tafsiran
untuk dapat meningkatkan budaya literasi. subjek selaku pemberi informasi dalam
Literasi yang dikembangkan dalam penelitian sehingga didapatkan hasil sesuai
penelitian ini mencakup pengemabngan keinginan. Dalam penelitian ini, pendekatan
pembelajaran budaya dan kewarganegaraan kualitatif digunakan untuk mengetahui hasil
serta numerik. Semua bidang atau literasi uji mutu hedonik dan uji validitas Monolit
dasar lainnya seperti numerasi, digital, melalui wawancara subjek.
finansial, budaya, dan kewarganegaan juga Penelitian kuantitatif merupakan
pendekatan untuk menguji teori objektif mereka terhadap media literasi tersebut.
dengan menguji hubungan antar variabel Dalam penelitian ini, terdapat 10 butir
(Creswell, 2014 dalam Wahidmurni, 2018). pertanyaan dengan jawaban tertutup
Dalam mengujikan variabel-variabel ini, sehingga para responden hanya dapat
diperlukan suatu instrumen atau alat ukur memilih jawaban sesuai dengan pilihan
untuk mengumpulkan informasi yang ingin yang telah disediakan. Kuesioner yang telah
didapatkan. Dalam penelitian ini, terdapat dibuat mengandung 3 jenis pertanyaan.
dua variabel yaitu media literasi sebagai Jenis pertanyaan pertama adalah kebiasaan
variabel bebas dan ketertarikan siswa literasi para responden yang terdapat pada
terhadap media literasi yang digunakan butir soal 1 hingga 5. Kemudian terdapat
sebagai variabel terikat. Indikator dari pertanyaan terkait media permainan yang
kedua variabel ini akan menjadi materi dari tercantum pada butir soal 6 hingga 9.
butir pertanyaan yang dibuat dalam bentuk Pertanyaan terakhir merupakan pertanyaan
kuesioner. yang menanyakan ketertarikan responden
Populasi merupakan keseluruhan terhadap literasi menggunakan media
subjek yang diteliti (Arikunto, 2010). permainan. Adapun rincian butir soal pada
Berdasarkan pernyataan tersebut, diketahui kuesioner dalam penelitian ini dapat dilihat
bahwa populasi merupakan keseluruhan pada Lampiran.
kelompok individu, benda, atau ukuran Wawancara pada penelitian ini
lainnya yang dijadikan sebagai subjek menggali informasi terkait uji mutu hedonik
dalam penelitian. Dalam penelitian ini, dan uji validitas media. Uji mutu hedonik
populasi yang digunakan adalah siswa kelas merupakan sebuah pengujian yang
VI Sekolah Dasar Sathya Sai Denpasar. berfungsi untuk mengetahui bagaimana
Pada sampel yang digunakan pada kesan, perasaan, serta penilaian seseorang
penelitian ini adalah populasi kurang dari terhadap seuatu hal. Dalam hal ini, yang
100 orang sehingga digunakan seluruh dinilai adalah sebuah model yaitu Monolit.
populasi yang berjumlah 32 orang. Wawancara dengan tujuan penggalian
Dalam penelitian ini, subjek informasi untuk uji mutu hedonik ini
penelitian digunakan untuk menggali dilakukan kepada dua orang sampel yang
informasi terkait mutu hedonik Monolit dan telah menggunakan Monolit. Selanjutnya
validitas Monolit. Subjek mutu hedonik wawancara dengan tujuan calidasi Monolit
dalam penelitian ini adalah dua orang siswa dilakukan dengan tujuan mengetahui
yang menjadi sampel (responden) pada ketepatan Monolit sebagai media permainan
analisis persepsi media literasi bagi siswa, edukatif. Narasumber yang telah ditetapkan
yang telah diikutsertakan dalam simulasi adalah seorang guru bahasa Indonesia serta
media literasi Monolit, dan subjek uji seorang guru yang menempuh pendidikan
validitas adalah seorang guru penggerak guru penggerak sebagai validator.
sebagai validator Monolit. Tahapan penelitian ini dimulai dari
Metode pengumpulan data dalam persiapan penelitian hingga penelitian
penelitian ini adalah metode kuesioner dan artikel ilmiah yang terdiri dari beberapa
wawancara. Kuesioner dalam penelitian ini tahapan. Adapun tahapan tersebut dapat
merupakan instrumen untuk menggali dilihat pada bagan alir berikut.
informasi terkait bagaimana persepsi siswa
terhadap media literasi serta ketertarikan
Gambar 1. Bagan Alir
Penelitian
DAFTAR PUSTAKA