Anda di halaman 1dari 3

Nama : Weni Hariani

NPM : E1G019014

Matkul : Teknologi Hasil Perkebunan

Biji Kopi

Kopi merupakan salah satu minuman yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Selain itu, kopi dijadikan sebagai komoditas andalan dalam sektor perkebunan Indonesia. Kopi
berasal dari tanaman dari tanaman Coffea spp. dalam bentuk bugil dan belum disangrai. Warna
hitam lahir dikarenakan proses penyangraian (roasting) biji kopi yang dialaminya. Pohon kopi
sendiri tidak memproduksi buah yang berwarna hitam, tetapi hijau atau kekuningan sewaktu
buahnya belum matang dan menjelma merah ketika buahnya (ceri kopi) matang dan siap dipanen.
Sedangkan kondisi biji hitam sebagian adalah biji kopi yang kurang dari setengah bagian luarnya
berwarna hitam, atau satu bintik hitam kebiru-biruan tetapi tidak berlubang atau ditemukan
lubang dengan warna hitam yang lebih besar dari lubang tersebut. Penyebab biji kopi berwarna
hitam dan hitam sebagian karena proses fermentasi yang berlebihan, pemetikan buah ceri kopi
yang terlalu matang. Hal ini dapat mengakibatkan kopi menjadi berasa asam berlebihan seperti
cuka, beraroma apek/ jamuran. Biji hitam pecah adalah biji kopi yang berwarna hitam tidak utuh,
berukuran sama dengan atau kurang dari ¾ bagian biji utuh,atau biji hitam sebagian yang pecah.
al ini mungkin terjadi pada proses pascapanen.

Pada saat biji kopi dipisahkan dari kulit dan daging buahnya, terkadang terjadi kesalahan
sehingga menyebabkan biji kopi tersebut tidak lagi utuh alias mengalami benturan di sana-sini.
Ini bisa menurunkan cita rasa pada saat disangrai. Tidak utuhnya bentuk biji mengakibatkan tidak
ratanya proses penyangraian. Oleh karena itu, ada biji yang kecil dan besar di sana. Biji yang
pecah dan kecil akan mudah hangus pada saat disangrai sehingga kan pahit rasanya.

Kopi gelondong adalah buah kopi kering yang masih terbungkus dalam kulit
majemuknya, baik dalam keadaan utuh maupun besarnya sama atau lebih dari ¾ bagian kulit
majemuk yang utuh. Kopi gelondong dapat terjadi pada saat pengupasan buah (pulping) yang
tidak sempurna. Cacat kopi gelondong sangat tidak disukai konsumen, karena rasa pulp yang
dominan. Menurut Sivetz dan Foote (1973), komponen terbesar pada pulp kopi adalah air dan
serat kasar, masing-masing 42,5 % dan 27,5%. Selama pengeringan dan penyangraian air akan
menguap dan serat kasar akan terbakar, sehingga rasa yang dominan pada kopi seduhannya
adalah rasa serat terbakar. Selanjutnya biji coklat adalah biji kopi yang setengah atau lebih
bagian luarnya berwarna coklat, yang lebih tua dari populasinya, baik yang mengkilap maupun
keriput. Biji coklat yang pecah dinilai sebagai biji pecah.

kulit kopi (husk) ukuran besar kulit majemuk (pericarp) dari kopi gelondong dengan atau
tanpa kulit ari (silver skin) dan kulit tanduk (parchment) di dalamnya, yang berukuran lebih besar
dari ¾ bagian kulit majemuk yang utuh. Biji berkulit tanduk adalah biji kopi yang masih
terbungkus oleh kulit tanduk, yang membungkus biji tersebut dalam keadaan utuh maupun
besarnya sama dengan atau lebih besar dari ¾ bagian kulit tanduk utuh. Biji berkulit tanduk
terdiri dari 2 yaitu Biji kopi berkulit tanduk basah: sering disebut sebagai biji kopi HS [Hard Skin
kulit tanduk] basah hasil pengupasan lapisan kaskara buah kopi gelondong basah dan masih
mengandung air antara 45 - 50 % process], proses anggur [wine process], proses semi basah
[semi-wet], proses basah [full wash] dan memiliki kadar air antara 12- 13 %. Biji kopi HS kering:
sering disebut juga Biji Kopi Gabah hasil pengolahan biji kopi HS basah dengan beberapa
metoda pengolahan, antara lain: proses madu (honey).

Kondisi biji pecah adalah biji kopi yang tidak utuh yang besarnya sama atau kurang dari
¾ bagian biji yang utuh. Sedangkan kondisi biji muda adalah biji kopi yang kecil dan keriput
pada seluruh bagian luarnya. Dijelaskan juga tentang kondisi biji berlubang satu adalah biji kopi
yang berlubang satu akibat serangan serangga. Sedangkan kondisi biji berlubang lebih dari
satu adalah biji kopi yang berlubang lebih dari satu akibat serangan serangga. Mengenai
tampilan, kondisi biji bertutul-tutul adalah biji kopi yang bertutul-tutul atau berbintik-bintik pada
½ (setengah) atau lebih bagian luarnya. Ketentuan ini hanya berlaku untuk kopi yang diolah
dengan cara pengolahan basah.

Mengenai tercampurnya kopi dengan hal lain berupa kotoran benda-benda selain biji kopi
berupa kondisi ranting, tanah atau batu berukuran besar adalah ranting, tanah, atau batu
berukuran panjang atau diameter lebih dari 10 mm. Kondisi ranting, tanah atau batu berukuran
sedang adalah ranting, tanah, atau batu berukuran panjang atau diameter 5 mm -10 mm.
Sedangkan kondisi ranting, tanah atau batu berukuran kecil adalah ranting, tanah, atau batu
berukuran panjang atau diameter kurang dari 5 mm.

Kopi peaberry adalahbiji kopi yang berasal dari buah kopi (Arabika dan Robusta) yang
berisi 1(satu) keping biji di dalamnya (biji tunggal). Sementara normalnya, satu buah ceri berisi
dua biji kopi. Kondisi buah yang tidak normal ini adalah hasil proses yang alami, bukan rekayasa,
jenis, atau varietas tanaman tertentu. Alasan mengapa tanaman kopi menghasilkan ceri dengan
biji tunggal adalah adanya kelainan genetik, malnutrisi, dan penyerbukan yang tidak sempurna.

Dijelaskan pula mengenai bau khas biji kopi adalah bau dari populasi kopi yang khas dan tidak
menunjukkan biji berbau busuk, berbau kapang, atau bau asing lainnya. Kondisi biji kopi berbau
kapang adalah bau yang ditimbulkan oleh kapang, atau berbau apek, sebagai akibat dari
penyimpanan biji kopi berkadar air tinggi yang terlalu lama. Sedangkan kondisi biji kopi berbau
busuk adalah bau dari populasi kopi yang bukan khas bau kopi (fresh coffee), melainkan seperti
kulit buah kopi atau selaput lendir (mucillage) yang membusuk.
Dalam hal ukuran dijelaskan tentang kondisi kopi lolos ayakan adalah biji pecah atau biji kopi
yang lolos ayakan sesuai ukuran yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai