id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai kajian kepustakaan yang bersifat teoritik, empiris, dan
relevan terhadap perancangan tugas akhir serta membahas mengenai preseden objek rancang
bangun terkait perancangan tugas akhir yang menjadi pedoman dalam merancang sebuah
konsep desain Pusat Eksibisi dan Konvensi
1. Pengertian Pusat
Pusat adalah pokok pangkal dari berbagai hal, urusan, kegiatan dan
sebagainya. Pusat juga dapat diartikan sebagai tempat yang digunakan untuk
melakukan berbagai aktivitas yang keberadaannya dapat menarik perhatian di
daerah sekitarnya (Poerdarminto, W.J.S :2003). Pusat atau centre diartikan
sebagai sumbu atau titik tengah dari berbagai tempat atau bangunan sehingga
titik tengah tersebut membentuk poin inti dari sebuah jalan atau area kemudian
digunakan untuk beraktifitas dan dijadikan sebagai pusat konsentrasi atau titik
dari penyebaran (Oxford Learner’s Dictionary :1991).
2. Pengertian Konvensi
Bedasarkan studi literature yang telah dilakukan terdapat beberapa
pengertian konvensi dari berbagai sumber. Pertama, convention atau konvensi
didefinisikan sebagai tempat untuk menyewakan ruang pertemuan seperti
konferensi, konser, pameran, dan hiburan yang digunakan oleh sekelompok
orang atau individu untuk melakukan sebuah tujuan, berpendapat, bertukar
pikiran, dan bertukar informasi mengenai sesuatu hal yang sedang menjadi
perbincangan atau permasalahan bersama (Lawson, 1981:2). Kedua, pengertian
konvensi (convention) menurut Dirjen Pariwisata adalah kegiatan pertemuan
yang dihadiri oleh beberapa kelompok seperti (negarawan, cendikiawan,
usahawan, dan sebagainya) yang memiliki maksud dan tujuan untuk membahas
berbagai masalah yang menyangkut kepentingan bersama dan juga bertukar
informasi mengenai suatu hal tertentu (Keputusan Direktorat Jendral Pariwisata
Nomor : Kep-06/U/IV/1992; pasal 1 : pelaksanaan usaha jasa konvensi,
perjalanan insentif dan pameran).
28
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Pengertian Eksibisi
Eksibisi (exhibition) adalah pameran atau pertunjukan suatu karya atau
produk yang dilakukan secara umum dan dapat disaksikan oleh banyak orang
(Oxford Learner’s Dictionary, 1991). Sedangkan menurut Direktorat Jendral
Pariwisata No. Kep. KM. 108/HM.703/MPPT-91 pasal 1 yaitu exhibition
merupakan suatu kegiatan menyebar luaskan informasi atau promosi.
4. Kesimpulan
29
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perhatian pengunjung untuk memberikan nilai apresiasi pada suatu produk tersebut
dengan berbagai cara yang ditawarkan dan untuk menunjang kegiatan promosi bagi
pelaku perusahaan produksi. Kemudian tujuan dari bangunan eksibisi adalah sebagai
berikut:
1. Menyediakan tempat kegiatan promosi atau pameran di sebuah kota.
2. Meningkatkan hubungan antara produsen dan konsumen melalui interaksi yang
terjadi secara langsung dalam ajang pameran atau promosi.
3. Meningkatkan kualitas sektor pariwisata dengan cara meningkakan daya tarik
pengunjung dari luar kota atau negeri.
Berdasarkan point – poin penjelasan mengenai tujuan dan fungsi pusat konvensi
dan eksibisi dapat disimpulkan bahwa pusat konvensi dan eksibisi adalah tempat
untuk menyelenggarakan kegiatan konvensi dan eksibisi, dimana orang – orang
berkumpul untuk mempromosikan sesuatu atau membahas kepentingan bersama.
30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Private Exhibitions
Pameran yang diselenggarakan oleh masing-masing lembaga atau
perusahaan tertentu untuk memamerkan produk yang mereka
ciptakan untuk masyarakat luas.
32
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Product Launching
c. Objek Eksibisi
1) General Exhibition
2) Solo Exhibition
3) Specialized Exhibition
d. Skala Pelayanan
1) Pameran Internasional
2) Pameran Nasional
3) Pameran Regional
33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
e. Tempat/Setting
1) Pameran Terbuka (Open Air Exhibition)
a. Konvensi Hybrid
34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Kesimpulan
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pusat Konvensi dan
Eksibisi adalah suatu pusat tempat penyelenggaraan kegiatan pertemuan dan
pameran yang dapat mengakomodir pengunjung dengan kapasitas tertentu
dengan berbagai kegiatan khusus yang ditinjau berdasarkan kategori, jenis,
persyaratan, bentuk kegiatan, persyaratan protokol kesehatan, objek, skala
pelayanan dan tempat. Sehingga menghasilkan berbagai kegiatan konvensi dan
eksibisi yang sesuai dengan tujuan dan fungsi bangunan di dalamnya.
D. Pengertian MICE
MICE (Meeting, Incentive, Perjalanan Intensif dan Exhibition) dalam industri
pariwisata diartikan sebagai wisata konvensi dengan kegiatan memberi jasa pelayanan
bagi sekelempok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan dan lainnya) untuk
tujuan membahas permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Dan
pada umumnya kegiatan konvensi diadakan untuk saling mendukung kegiatan
pariwisata lainnya seperti perjalanan pra dan pasca konferensi, transportasi,
akomodasi, dan hiburan. (Noel, 2010). MICE adalah cara untuk meningkatkan
perekonomian dari bisnis wisata dari suatu kota melalui jumlah wisatawan yang
berkunjung dan lama tinggal wisatawan selama menetap di dalam suatu kota tujuan
terutama bagi wisatawan nusantara. Batasan kegiatan dalam MICE adalah sebagai
berikut:
1. Meeting
Meeting berarti rapat, pertemuan atau persidangan. Menurut Kesrul
(2004:8), Meeting merupakan suatu pertemuan atau persidangan yang
36
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Incentive
Menurut undang – undang nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan
Istilah incentif diartikan sebagai perjalanan intensif. Kegiatan perjalanan intensif
telah ditentukan kegiatan usahanya dalam surat keputusan mentri pariwisata, pos
dan telekomunikasi (Menparpostel) nomor KM.108/HM.703/MPT-91, bab 1
pasal 1 ayat b, perjalanan intensif merupakan suatu perjalanan secara berkala
yang di adakan suatu perusahaan untuk para mitra usaha dan karyawan sebagai
imbalan atas prestasi yang telah diraih selama berada di perusahaan tersebut dan
imbalan tersebut dapat berupa uang tunai maupun paket wisata.
3. Conference
Menurut Menparpostel keputusan nomor: KM108/HM.703/MPPT-91,
Conference atau konperensi, konvensi atau kongres merupakan kegiatan
pertemuan yang dilakukan oleh sekelompok orang (negarawan, cendekiawan,
usahawan dan sebagainya) dengan tujuan membahasan hal – hal yang berkaitan
dengan kepentingan bersama.
4. Exhibition
Menurut Menparpostel keputusan nomor: KM108/HM.703/MPPT-91
Exhibition berarti pameran yang merupakan kegiatan untuk menyebarluaskan
informasi dan promosi dalam industri pariwisata pameran termasuk dalam bisnis
wisata konvensi. Berikut adalah tabel fasilitas penunjang pada MICE.
Dirancang Pusat konferensi eksekutif, pusat kongres Pusat pengunjung, galeri seni,
khusus / konvensi / konferensi, auditoria multi museum, pusat sciece / kehidupan,
guna pusat pameran, pusat konvensi
Penggunaan Hotel Konvensi, ruang serbaguna, teater, Ruang olahraga, ruang bola hotel,
yang dapat ruang konser, ruang publik, universitas, tempat umum, foyer
disesuaikan perguruan tinggi, arena
37
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tidak terdapat standar yang berlaku dalam penentuan perlengkapan fasilitas dan
pelayanan kesekretariatan dari pertemuan atau konferensi, yang perlu diperhatikan
hanya dalam menentukan perlengkapan suatu pertemuan seperti Jenis dan lama
pertemuan, Jumlah peserta, Jumlah ruangan yang dibutuhkan, Jenis dan jumlah
equipment yang diperlukan, akomodasi peserta MICE serta bentuk pengaturan tempat
duduk, Kesrul (2004:90). Sehingga dari berbagai definisi diatas disimpulkan bahwa
pengertian MICE adalah wisata konvensi dengan kegiatan pelayanan jasa bagi
sekelempok orang atau pengunjung yang memiliki tujuan yang sama. Dalam industri
pariwisata MICE memiliki batasan kegiatan yaitu Meeting, Incentive, Perjalanan
Intensif dan Exhibition. Dan pada umumnya kegiatan ini diadakan untuk saling
mendukung kegiatan pariwisata lain dan untuk meningkatkan perekonomian pada kota
dari bisnis wisata yang ditawarkan.
3) Pelayanan yang digunakan dalam pre function hall seperti; cofee bar,
perjamuan, dan service.
a) 360º Encirclement
Pada jenis 360º Encirclement, letak panggung dikelilingi oleh
audiensi di semua sisi. Pintu masuk terletak di bawah atau sejajar
dengan panggung. Jenis 360º Encirclement ini di Indonesia biasanya
diaplikasikan pada panggung tradisional seperti pendopo yang
berada di tengah.
c) 180º Encirclement
39
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d) 90º Encirclement
Bentuk ini mirip dengan kipas, fleksibel dengan back ground
screen, pandangan seluruh audiensi fokus pada panggung.
e) Zero Encirclement
Bentuk ini biasa disebut “End Stages” yang memiliki stages
dikelilingi posisi audience. Bentuk ini muncul karena pilihan
struktur shell.
a) Sistem Conventional
Sistem conventional memiliki layout susunan tempat duduk
yang terbagi menjadi beberapa baris dan terdapat jalur sirkulasi
diantara pemisahan baris tempat duduk.
40
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Sistem Kontinental
Layout susunan tempat duduk pada Sistem Kontinental
memuat lebih banyak pengunjung karena dapat mengefisiensikan
ruang sehingga memuat lebih banyak pengunjung dari pada
penggunaan sistem conventional.
Menurut Fred Lawson (1981) dalam bukunya terdapat beberapa persyaratan yang
harus dilakukan dalam perencanaan Exhibition Hall, antara lain :
1) Persyaratan Ruang
Luas satu stand pameran membutuhkan 12 m²/stand dengan
sirkulasi 40%. Pada perencanaan Eksibisi tentunya membutuhkan ruang
yang sangat besar. Sebagai contoh pada area ruangan eksibisi di dalam
Convention Center seluas 20.000 m² mampu menampung sekitar 1500 –
2000 orang dalam satu bangunan gedung.
2) Lantai
Lantai pada gedung eksibisi harus menggunakan karpet sebagai
penutup rangkaian dan sebagai isolator, sehingga mengurangi bahaya
tersetrum. Muatan spesifik untuk lantai permanen berkisar antara 14
sampai 17 KN/m² ( 300-350 LBS/FT² .
3) Dinding
Beberapa tipe bahan dinding yang direkomendasikan untuk ruangan eksibisi
antara lain :
a) Beton bertekstur.
b) Beton datar dengan dinding plester yang di finishing cat atau
vynil. Dilapisi dengan lembaran-lembarang logam yang
41
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Lokasi
Letak Banquet Hall harus dekat dengan dapur serta dapat dilalui
kegiatan service untuk pelayanan loby. Tujuannya untuk mengurangi
kerumunan dalam Banquet Hall selain itu untuk mendukung pelayanan
kebutuhan makanan dan minuman. Bentuk koridor dari area service harus
memanjang hal ini untuk memudahkan akses.
42
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang berjudul Exhibition and Displaying (1960) ada 4 pola penerapan layout
untuk kegiatan pameran diantaranya :
1) Counter Selling
Ruang yang dapat menampung stand-stand dengan model stand
counter, antara stand dibatasi dengan sekat pembatas. Penataan layout
counter selling dapat diterapkan pada kegiatan event; Pameran Buku,
Pameran kerajinan dan industri, Pameran filateli, Pameran Komputer,
Pameran Perumahan, Pameran Furniture dan Pameran Tekstil dan garment.
Standar ruang pamer yang dibutuhkan dalam penerapan pola counter
selling yaitu :
2) Parially Enclosed
Ruang yang dapat menampung stand pameran dengan setting
layout parially enclosed sebagain stand dapat menggunakan
penyekat partisi, dengan perpaduan model stand counter dan stand
bebas tanpa counter. Biasanya digunakan dalam pameran karya
arsitektur, komputer dan produk otomotif. Standar ruang pamer yang
dibutuhkan dalam penerapan pola parially Enclosed yaitu :
43
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3) Open Plan
4) Display Squence
45
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Pejabat Pemerintah
Pejabat pemerintah yaitu delegasi pemerintah baik dalam negeri
maupun luar negeri yang mendatangi suatu konvensi dan pameran
untuk membahas seatu hal yang berkaitan dengan masalah negara. Untuk
tujuan di eksibisi biasanya untuk membuka atau meresmikan jalannya
suatu acara atau menilai dan melihat – lihat hasil karya seperti produk
47
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Usahawan
Berdasarkan penjelasan poin – poin diatas dapat disimpulkan bahwa pelaku kegiatan
pada pusat konvensi dan eksibisi terdiri dari pengelola, penyelenggara, pihak terkait
dan pengunjung yang merupakan seseorang atau sekelompok orang yang memiliki
tujuan atau kepentingan tertentu dalam bidang konvensi maupun eksibisi.
48
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(Priatmodjo 2004, 220). Kedua unsur tersebut diseimbangkan oleh unsur ketiga
yaitu pusat. Secara kosmologis Jawa pusat merupakan inti dari kosmos
(semesta). Dalam pemahaman ini, pusat merupakan simbol dari proses
penyelarasan dunia manusia dan penting bagi masyarakat Jawa.
Pada era saat ini biasanya dalam rumah tradisional jawa sudah mengalami
berbagai transformasi bagi dari segi material, fungsi ruang maupun bangunan –
bangunan tambahan. Bangunan tambahan tersebut biasa disebut
paviliun. Paviliun atau bangsal adalah sebuah bangunan atau struktur yang
terpisah tidak jauh dari bangunan utama. Biasanya paviliun dibangun untuk
keperluan tertentu, misalnya untuk mendapatkan kesenangan dengan
memfungsikannya sebagai tempat menyalurkan hobi atau fungsi kegiatan
lainnya.
Berdasarkan penjelasan pengertian dan ciri – ciri arsitektur neo vernakular yang
telah dibahas didapatkan kesimpulan berupa penerapan arsitektur neo vernakular pada
bangunan sesuai dengan pendapat (Zikri, 2012) yaitu pada bangunan dengan konsep
arsitektur neo vernakular biasanya selalu menggunakan atap bubungan. Atap
bubungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga lebih
banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari pada
tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan
permusuhan. Kemudian pemilihan material Batu bata sebagai elemen konstruksi lokal
pada bangunan dengan tujuan mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah
lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal. Kesatuan antara interior yang terbuka
melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan dan warna-warna
yang kuat dan kontras pada bangunan. Aspek arsitektur neo vernakular di surakarta
yang akan diambil dalam pendekatan ini adalah prinsip – prinsip pada rumah
tradisional jawa.
54
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Melalui Udara, Penyebaran virus corona COVID-19 pada benda mati seperti dudukan
toilet, pegangan pintu, dan tombol lift serta benda mati lainnya.
WHO juga menyarankan beberapa cara pencegahan penularan virus yaitu
dengan selalu mencuci tangan menggunakan sabun, menggunakan tisu atau kain lap
saat bersin atau batauk, membuang tisu pada tempatnya, membiasakan menjaga jarak
dengan orang lain minimal satu meter, menggunakan masker dan tidak memegang area
wajah saat bepergian diluar.
Yang pertama adalah faktor risiko yang dalam pelaksanaan MICE di era
new normal dibagi menjadi tiga bagian dan masing-masing dikategorikan
berdasarkan tingkat risiko yang dihasilkan oleh kegiatan yang diselenggarakan.
Tiga bagian tersebut adalah; Stage 1: Low Risk Activity, kegiatan yang masuk
dalam bagian tersebut adalah pertemuan, seminar, dan pelatihan. Kedua Stage 2:
Medium Risk Activity terdapat pameran, konvensi, insentif, dan bazar. Dan
terakhir Stage 3: High Risk Activity yaitu konser, festival, dan acara musik.
55
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Faktor yang kedua adalah faktor dimensi merupakan jumlah, waktu, dan
ukuran ruang yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan kegiatan MICE yang
sudah terbagi menjadi tiga bagian dalam faktor risiko. Seperti kapasitas
maksimum peserta dibatasi dan waktu berkunjung dijadwalkan di beberapa sesi
waktu sehingga tidak menyebabkan kerumunan dalam waktu yang bersamaan
sehingga pengunjung yang datang harus sudah terdaftar sebelumnya. Dalam hal
ini pada perencanaan dan perancangan Pusat Konvensi dan Eksibisi diperlukan
ruang penunjang faktor dimensi yaitu ruang pendaftaran dan ruang jaga.
56
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Physical
distancing
Pola
ruang
baru
58
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Purwono, 2020).
4. Tinjauan berdasarkan Fisika Bangunan
Hal yang yang perlu di perhatikan dalam bangunan di era new normal
adalah pencahayaan, penghawaan atau pengkondisian udara dan pengolahan
limbah.
a. Pencahayaan
Dalam disain arsitektur penempatan jendela-jendela untuk mendapatkan
cahaya matahari yang cukup dan sebagai sirkulasi udara sangat dibutuhkan
untuk kesehatan manusia, buruknya sirkulasi udara dan kurangnya cahaya
alamiah akan mengakibatkan penyakit, apalagi dengan adanya virus covid-
19, sangat dimungkinkan jika kurangnya pencahayaan dan sirkulasi udara
yang baik akan menjadi lama dalam menempel pada material bangunan di
dalam bangunan, untuk itu disain aristektur perlu untuk menerapkan
pencahayaan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik
b. Penggunaan AC,
Dengan adanya covid-19 dimana dengan kondisi ruangan dengan AC akan
menghasilkan penghawaan yang dingin, hal ini mengakibatkan virus
covid-19 tahan lama dan akan mudah menyebar. Oleh sebab itu diperlukan
strategi khusus untuk ruang yang menggunakan AC yaitu dengan cara
mengharuskan menjaga sterilisasi dan kebersihannya sehingga tidak
menjadi sumber penularan dalam ruang. Penggunaan AC sentral mungkin
untuk ruang-ruang publik menjadi berbahaya, oleh sebab itu ada baiknya
penggunaan AC secara parsial, yang di kombinasikan atau di gabungkan
dengan pengudaraan dan pencahayaan alami, sehingga pengkondisian
udara dalam ruang akan dapat diatur sesuai kebutuhan saja, namun jika
diharuskan menggunakan AC sentral hal yang perlu dilakukan adalah rutin
59
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
K. Preseden
1. Indonesia Convention Exhibition (ICE BSD) Tanggerang
61
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 2. 22 Kegiatan Keagamaan Malam Puji - Pujian dan KKR Natal GRI
BSD
Sumber: ice-indonesia.com diakses pada 20 Februari 2021
63
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.000 meter persegi yang dapat dibagi menjadi 4 ruangan, 7.500 meter
persegi area pra fungsi, terdapat ruang ibadah, VIP, medis dan pusat bisnis.
Balai konvensi ini fleksibel dapat disesuaikan untuk digunakan secara
tunggal dengan fasilitas standar atau sebagai ruang terintegrasi penuh
dengan ruang pameran melalui pra fungsi dengan pintu – pintu yang saling
terhubung. Interiornya dirancang dengan standart yang tinggi seperti
karpet mewah. Berikut adalah denah ruang yang disediakan pada
Nusantara Convention Hall ICE serta portofolio kegiatan pada ruangan
tersebut.
1) Denah pada Nusantara Convention Hall ICE
64
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan air mancur. Pada Otdoor Space ini kegiatan yang diselanggarakan
adalah acara diluar ruangan seperti festival, konser, sport event,
automotive event, video dan pemotretan serta acara – acara lain. Berikut
adalah gambar kegiatan – kegiatan di Outdoor Space ICE.
68
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
segala macam hiburan dunia. Dalam 27 tahun terakhir JCC telah mengadakan
lebih dari 10.000 acara mencakup konferensi regional, konvensi dunia,
pertunjukan teater, festival jazz, konser, peluncuran produk, peragaan busana,
pertemuan bisnis, dan jamuan makan. Kami sangat senang bekerja dengan
presiden, CEO, dan musisi internasional, serta perusahaan dari hampir semua
industri. Terletak di bawah satu atap, fasilitas kami meliputi ruang pameran,
acara, dan pertemuan yang luas; dengan fasilitas suara, pencahayaan, dan
komunikasi yang canggih, dan akses Ethernet di seluruh area (Jakarta-
tourism.go.id, 2020).
JCC sering digunakan sebagai tempat pameran, pertemuan dan tempat
penyelenggaraan event berskala internasional. Gedung ini memiliki 13 ruangan
dan 4 diantaranya tersedia untuk berbagai acara dalam beragam ukuran dan
kapasitas yaitu Plenary Hall yang berfungsi sebagai ruang pertunjukan,
berukuran bundar dan dapat mengakomodasi hingga 5.000 orang dan dapat
diakses langsung melalui lobi utama, kemudian disampingnya terdapat sebuah
aula yang dapat mengakomodasi 2.500 orang untuk jamuan makan malam
(dinner) kemudian ruang Assembly Hall seluas 3,921 meter dengan kapasitas
4.500 orang untuk acara prasmanan serta ruang pameran berukuran besar yang
memiliki luas total 11.000 m2. Cendrawasih Room memiliki area seluas 2,109
meter yang dapat di partisi untuk acara yang lebih kecil. 9 Meeting Room dapat
diakses langsung melalui Lower Lobby dan dapat menampung sekitar 20-100
pengunjung, dua diantaranya dapat diperluas sesuai kebutuhan acara (Jakarta-
tourism.go.id, 2020).
69
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebuah Banqueting Hall, sebuah Lobby yang luas, Lower Lobby, 10 Meeting
Room serta VIP Room and Loung. Pada dua buah Exhibition Hall yang
berfungsi sebagai ruang pameran serta dilengkapi dengan Lobby serta Access
Point pada masing-masing hall. Kedua Exhibition Hall tersebut memiliki langit-
langit setinggi 9 meter dan dilengkapi dengan audio visual, saluran komunikasi,
sambungan listrik, telephone, saluran air dan saluran pembuangan. JCC juga
menyediakan gudang sementara dengan akses truk langsung ke kedua aula untuk
memudahkan pemuatan dan menampung barang-barang impor dengan area
parkir yang dapat menampung hingga 6,000 mobil sekaligus.
Exhibition Hall A memiliki area seluas 3,060 meter dengan fasilitas pemuatan
sebesar 1,200 kg/m dan kerangka distribusi yang mampu menangani 450 pasang saluran
telepon. Terhubung dengan Ruang Pameran B melalui koridor seluas 450 meter persegi,
memberikan ruang pameran gabungan seluas 9.585 meter persegi. Sementara itu
Exhibition Hall B memiliki area seluas 6,075 meter dengan fasilitas pemuatan sebesar
1,500 kg/m dan kerangka distribusi mampu menampung hingga 500 pasang saluran
telepon.. Keduanya Hall dapat digabung menjadi satu Hall besar seluas 9,585 meter
dengan koridor sepanjang 450 meter dan setup ruangan terdiri dari banquet, classroom,
teathre dan reception (Jakarta-tourism.go.id, 2020).
70
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
JCC juga menyediakan jasa desain panggung serta team khusus yang dapat
melayani penataan tanaman dan bunga serta fasilitas lain berupa layanan katering. Di
sekitar area gedung juga terdapat berbagai hotel bertaraf internasional yang dapat
diakses dengan berjalan kaki maupun ditempuh dengan kendaraan dalam jarak yang
sangat dekat. Sehingga keberadaan JCC ini dapat dikatakan sangat strategis karena
terletak di jantung Senayang dan dekat dengan fasilitas hotel (Jakarta-tourism.go.id,
2020). Di dalam Convention Center, kami memiliki area dapur modern seluas 1,500
meter yang dapat melayani hingga 10,000 tamu sekaligus dengan Executive Chef dan
team yang mampu menyediakan beragam makanan Indonesia dan Internasional. Berikut
adalah denah siteplan dari JCC dan berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan di
JCC
71
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 2. 50 Grand Final Putri Indonesia Pageant 2018 pada Plenary Hall JCC
Sumber: indosport.com diakses pada 17 Februari 2020
3. Kesimpulan Preseden
Berdasarkan pemaparan preseden bangunan JCC dan ICE diatas di
dapatkan hasil studi berupa perbandingan antara dua preseden tersebut. Berikut
adalah tabel data perbandingan hasil studi preseden.
Lokasi Berada di pusat Kota Jakarta, Berada di kawasan Bumi Serpong Dama
Senayan. Berdekatan dengan yang berdekatan dengan banyak fasilitas
komplek Gelora Bung Karno, Hotel, pendukung seperti Hotel, Mall, Universitas,
Perkantoran dan Mall Perumahan Elite dan Perkantoran seperti
Unilever.
72
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengunjung
Kapasitas 6.000 mobil memanfaatkan area luar. 1.300 mobil di basement dan 3.700 mobil berada di
Parkir area
luar bangunan.
73