Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2 ARTIKEL

Menganalisis unsur kebahasaan artikel.

Unsur kebahasaan artikel:


1. Adverbia (keterangan)
Jenis-jenis adverbia:
a. Adverbia Kualitatif
Merupakan adverbia atau kata keterangan yang menerangkan makna kulaitas suatu benda
ataupun objek. Misalnya:
 Andi merupakan anak paling rajin di sekolah ini.
 Entah mengapa, maskaan Nisa kali ini kurang terasa enak dibanding masakan-
masakan sebelumnya.
 Acara pentas seni angkatan tahun ini lebih ramai dibandingkan dengan tahun kemarin.
b. Adverbia Kuantitatif
Merupakan adverbia yang menerangkan makna jumlah atau kuantitas suatu benda.
Misalnya:
 Acara seminar itu hanya diikuti sedikit peserta saja.
 Tukang obat itu dikerumuni banyak orang.
 Jarak yang ditempuh oleh musafir itu kira-kira ada sekitar 35 km.
c. Adverbia Limitatif
Merupakan adverbia yang menerangkan adanya makna baaas pada suatu kata, misalnya:
 Setiap harinya, kami hanya bekerja sampai jam lima sore.
 Pagi ini, aku hanya memesan air minuman saja di kafe itu.
 Acara seminar itu hanya diperuntukkan bagi 100 pendaftar pertama saja.
d. Adverbia Frekuentif
Merupakan adverbia yang menerangkan tingkat keseringan suatu perbuatan. Contohnya:
 Setiap ke taman kota, aku sering melihat anak kecil itu duduk sendiri di bangku
taman.
 Semenjak hari itu, aku sudah jarang melihat dia di bangku taman.
 Meskipun sudah lulu kuliah, kadang-kadang aku masih sempat mengunjungi kampus
tempatku berkuliah.
e. Adverbia Kewaktuan
Merupakan adverbia yang menerangkan keterangan waktu pada suatu peristiwa tertentu.
Contohnya:
 Pak Amir baru saja pulang dari Maluku.
 Besok pagi, kami harus segera bergegas menuju Pangkal Pinang.
f. Adverbia Kecaraan
Merupakan adverbia yang menerangkan adanya keterangan cara dalam melakukan suatu
hal. Contohnya:
 Dia kabur dari rumah secara diam-diam.
 Dia terburu-buru datang ke sekolah.
g. Adverbia Kontrastrif
Merupakan adverbia yang menerangkan adanya pertentangan makna antara satu hal
dengan hal yang lain. Misalnya:
 Jangankan kami, bahkan keluarganya sekalipun tidak ada yang tahu kalau Elvira
terkena penyakit kanker darah.
 Bermain dengan 10 pemain tidak membuat tim sepakbola itu gentar, justru mereka
malah semakin agresif menyerang lawan walau hanya dengan 10 pemain saja.
h. Adverbia Keniscayaan
Merupakan adverbia yang menerangkan adanya kepastian akan terjadinya suatu kejadian
atau peristiwa. Misalnya:
 Aku pasti akan datang ke acara pentas seni itu.
 Mengendarai sepeda motor tanpa helm tentu akan sangat membahayakan.

2. Konjungsi/kata hubung
Macam-macam kata hubung:
a. Konjungsi koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah kata hubung yang digunakan untuk menggabungkan dua
klausa yang berkedudukan setara. Konjungsi koordinatif menghasilkan kalimat
majemuk setara. Konjungsi yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: dan, serta,
padahal, melainkan, sedangkan, atau, tetapi.

b. Konjungsi subordinatif
Konjungsi subordinatif merupakan kata penghubung untuk menggabungkan dua klausa
atau lebih yang memiliki hubungan bertingkat. Konjungsi subordinatif menghasilkan
kalimat majemuk bertingkat. Konjungsi subordinatif terbagi menjadi beberapa
kelompok:.
1) Konjungsi subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu.
2) Konjungsi subordinatif syarat: jika, jikalau, bila, kalau.
3) Konjungsi subordinatif pengandaian: seandainya, seumpama.
4) Konjungsi subordinatif konsesif: biarpun, sekalipun.
5) Konjungsi subordinatif pembandingan: seakan-akan, seperti.
6) Konjungsi subordinatif sebab: sebab, karena, oleh sebab.
7) Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai.
8) Konjungsi subordinatif alat: dengan, tanpa.
9) Konjungsi subordinatif cara: dengan, tanpa.
10) Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa.
11) Konjungsi subordinatif atribut: yang.
12) Konjungsi subordinatif perbandingan: sama ... dengan, lebih ... dari.

c. Konjungsi korelatif
Konjungsi korelatif merupakan kata penghubung yang menghubungkan dua kata, frasa,
atau klausa, yang memiliki fungsi sintaksis yang sama (sama-sama subjek, misalnya).
Konjungsi yang masuk dalam kelompok ini antara lain:
 Tidak hanya... tetapi juga...,
 Tidak hanya..., bahkan...,
 Bukan ... melainkan...,
 Makin..., makin, ...,
 Jangankan... pun... .

d. Konjungsi antarkalimat
Kata hubung yang termasuk dalam kelompok konjungsi antarkalimat antara lain:
biarpun begitu, sekalipun demikian, lagi pula, akan tetapi, namun, kecuali itu, oleh
karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu.

e. Konjungsi antarparagraf

3. Kosa kata

Bacalah artikel berikut!

Identity, Youth, and Digital Culture


Konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains dari semua yang
bersifat manual menjadi online dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas. Identity,
Youth and Digital Culture. Mari kita mendalami makna dari masing - masing kata tersebut.
Kata Identity memiliki pengertian harfiah, ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang,
kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan orang lain. Identity juga merupakan
keseluruhan atau totalitas yang menunjukkan ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri
dari faktor Biologis, Psikologis, dan Sosiologis yang mendasari tingkah laku individu.
Kata Youth menurut UNESCO adalah fase atau periode transisi dari masa kanak - kanak menuju
ke fase dewasa yang mengarah pada kebebasan dan kesadaran akan posisi dan perannya dalam
lingkungan komunitas.
Sementara, Digital Culture adalah sebuah konsep yang menggambarkan gagasan bahwa
teknologi dan internet secara signifikan membentuk cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir
dan berkomunikasi sebagai manusia dalam lingkungan masyarakat.
Pentingnya meningkatkan Digital Culture tentu saja untuk mempermudah dan mempercepat
pekerjaan, memperluas jangkauan, menciptakan inovasi, kreativitas, fleksibilitas, memperluas
jaringan dan memperluas bisnis. Salah satu new media yang paling digemari adalah media sosial.
Media sosial sangat berkaitan dengan remaja sekarang. Terbukti tidak ada remaja yang belum
memiliki salah satu akun dari banyak nya media sosial tersebut. Media sosial sangat bermanfaat
untuk melakukan komunikasi, edukasi, rekreasi, promosi, diseminasi, berinteraksi, dan lain
sebagainya.
Media sosial sendiri merupakan platform berbasis internet yang mudah digunakan sehingga
memungkinkan pengguna membuat dan berbagi konten (informasi, opini dan minat) dalam
konteks yang beragam (informatif, edukatif, sindiran dan kritik) kepada khalayak yang lebih
banyak lagi.
Oleh karena itu, media sosial mempunyai efek berantai. Sehingga proses transmisi yang terjadi
tidak berhenti pada satu audience pokok saja. Terkadang pada saat ini banyak provokasi dari
pihak lain yang bergemuru. Sehingga dapat memunculkan stigma - stigma negatif yang dapat
mengancam kesehatan mental terutama batin jika remaja yang baru saja bertransmisi dari anak -
anak ke remaja.
Dengan demikian, interaksi dan ekspresi pengguna melalui media internet memunculkan
beberapa ke khawatiran seperti interaksi sosial yang berkurang di dunia nyata, karena telah
melakukan kehidupan sosial melalui media internet. Sehingga merasa bahwa sosialisasi tatap
muka tidak lagi terlalu penting karena kebutuhan informasi dan representasi diri telah di
dapatkan melalui internet.
Pada dasarnya, identitas diri pada remaja merupakan penjelasan tentang diri remaja itu sendiri
yang menyangkut konsep diri, pekerjaan, dan perannya di masyarakat yang menjadikan keunikan
seseorang, keinginan untuk menjadi orang yang berarti dan mendapatkan pengakuan dari
lingkungan masyarakat.
Media menghadirkan suatu budaya yang dimana orang dapat membangun identitas, rasa, budaya,
kebangsaan. Membangun batas antara "Kami" dan "Mereka". Membentuk pandangan umum
tentang dunia dan nilai - nilai yang terdalam. Mendefinisikan apa yang baik dan yang tidak. Juga
menyediakan bahan - bahan untuk membuat identitas individu memasukkan diri dalam societies
techno-kapitalis kontemporer sebagai bagian dari budaya global.
Youtube yang juga merupakan media jurnalisme warga (citizen journalism) sekaligus merupakan
alternative media, mengahadirkan fenomena dari aspek konsumen yang sekaligus menjadi
produsen pesan. Partisipasi kaum muda di media digital seperti Youtube juga dapat dilihat
sebagai bentuk partisipasi warga dan perayaan 'penampilan diri'. Partisipasi kaum muda yang
didominasi orang biasa ini cenderung menghadirkan referensi dan representasi profil diri dan
kehidupan sehari - hari. Akibatnya Youtube terasa personal, immidiate, tanpa batas, dan
customizable.
Kaum muda sebagai konsumen, terlebih lagi kaum muda atau remaja merupakan kelompok
orang yang belum memiliki jati diri, sehingga mudah terpengaruh oleh berbagai perubahan
lingkungan. Media dapat merubah fisik, psikologis dan sosial pada kaum muda atau remaja
sebagai konsumen. Berkaitan dengan pencarian identitas diri, terdapat periode para kaum muda
sangat senang mencoba hal baru atau yang sedang trend dan berkaitan dengan citra diri yang
ingin ditampilkan oleh kaum muda tersebut.
Kaum muda ingin kehadirannya di akui secara umum dan secara khusus. Demi pengakuan
tersebut, kaum muda seringkali bersedia melakukan berbagai upaya meskipun bukan sesuatu
yang diperlukan atau berguna bagi mereka. Tidak heran jika kaum muda akan selalu berupaya
menampilkan dirinya, termasuk dimuka umum atau publik guna mendapatkan perhatian dari
lingkungannya, terutama teman - temannya dan tidak heran juga jika kaum muda ingin selalu
diakui melalui penampilannya, karakternya, gayanya, kelebihann
Namun, anak muda jaman sekarang lebih pintar dan canggih tentang teknologi. Dimana hak
tersebut dapat menjadi pundi - pundi keuntungan dan ketenaran. Menghasilkan banyak pengikut
yang sepaham, dan memberikan informasi menarik tentang beberapa hal yang belum semua
remaja mengetahui.
DAFTAR PUSTAKA
dampak-media-massa-bagi-masyarakat.html. 17 Agustus 2010. 07:47:00 PM
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodoloogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Identity, Youth, and Digital Culture",
Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/dhitatrimurti8838/658d1657c57afb1c2c5302d2/identity-youth-
and-digital-culture?page=all#section1
Kreator: Dhita Tri Murti

4. Tuliskan kalimat yang mengandung adverbia dalam artikel di atas pada kolom berikut!

No Jenis Adverbia Kalimat


1 Adverbia kualitatif Media sosial sangat berkaitan dengan remaja sekarang.
2 Adverbia kuantitatif Terkadang pada saat ini banyak provokasi dari
pihak lain yang bergemuru.
3 Adverbia liminatif
4 Adverbia frekuentatif
5 Adverbia kewaktuan
6 Adverbia kecaraan
7 Adverbia kontrastif
8 Adverbia keniscayaan

5. Konjungsi

No Jenis konjungsi Kalimat


1
2
3
4

6. Kosa kata

No Jenis kosa kata Kalimat


1 Istilah umum
2 Aktual
3 Fenomenal
4 Keterangan aposisi

Anda mungkin juga menyukai