Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Riduan

NIM : 020546046

UPBJJ : Pangkalpinang

Mata Kuliah : Logika

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penalaran oposisi dan bentuk penalaran
oposisi sebagai penyimpulan langsung?
2. Lalu, berikan dua contoh setiap bentuk peralaran oposisi?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan silogisme beraturan dan bentuk silogisme
beraturan sebagai penyimpulan tidak langsung?
4. Lalu, berikan dua contoh setiap bentuk silogisme beraturan?

Jawab :

1. penalaran oposisi adalah sebuah kegiatan yang menyimpulkan secara langsung


dengan cara membandingkan .
penalaran opsisi sebagai penyimpulan secara langsung adalah suatu bentuk
penarikan kesimpulan secara langsung berupa hubungan dua pernyataan term
term yang sama tetapi dengan cara membandingkan antara proposisi yang satu
dengan proposisi yang lain

2. contoh Penalaran Oposisi


- Pertama
a. Benarkah pengertian identitas sebagai bangsa Indonesia pada generasi
muda berbeda dengan generasi tua? Benar
b.Identitas bangsa yang dirasakan oleh generasi muda dan generasi tua
mengalami perbedaan (distinction) dalam praktiknya. Globalisasi telah
memberikan ruang “antara”, sehingga konstruksi identitas “antara” tumbuh di
kalangan generasi muda, bukan penipisan rasa identitas sebagai bangsa.
- Kedua
c. Dalam studi budaya dan studi poskolonial, poskolonialisme merupakan upaya
rekonstruksi diri, yang menjelaskan bahwa “identitas bangsa Indonesia”
dikonstruksi di dalam konteks antar-budaya. (Benar)
d. Generasi muda atau generasi tua yang progresif-kritis lebih lekat dan sadar
atas identitas “antara” dalam memaknai identitas bangsa. Identitas bangsa
sebagai hasil interaksi antar-budaya. Dengan demikian, pluralitas adalah
keniscayaan realitas sosial-budaya Indonesia, bukan keseragaman.

3. Silogisme beraturan adalah silogisme lengkap yang terdiri dari dua proposisi
yang berupa premis mayor dan premis minor, dan sebuah konklusi.

4. Contoh:
a. Pertama
Relasi antara habitus, kapital budaya, dan ranah menghasilkan praktik
dengan strategi, sesuai dengan formula {(habitus) (capital)} + field = practice
(Bourdieu, 1984: 101).
Gus Dur bersama The Wahid Institute mereproduksi misi plural and peaceful
Islam.yang dipraktikkan melalui habitus dengan kapital budaya di dalam
ranah (field) pendidikan kritis-emansipatoris.
Konsepsi habitus Bourdieu itu menjelaskan Gus Dur sebagai cendikiawan,
budayawan, dan politikus memiliki skemata sebagai wujud dari habitus yang
mempunyai kapital budaya, ekonomi dan politik.
b. Kedua
Identitas bangsa yang dirasakan oleh generasi muda dan generasi tua
mengalami perbedaan (distinction) dalam praktiknya. Globalisasi telah
memberikan ruang “antara”, sehingga konstruksi identitas “antara” tumbuh di
kalangan generasi muda, bukan penipisan rasa identitas sebagai bangsa.
Generasi muda atau generasi tua yang progresif-kritis lebih lekat dan sadar
atas identitas “antara” dalam memaknai identitas bangsa. Identitas bangsa
sebagai hasil interaksi antar-budaya. Dengan demikian, pluralitas adalah
keniscayaan realitas sosial-budaya Indonesia, bukan keseragaman

Anda mungkin juga menyukai