Anda di halaman 1dari 11

1.

1 Definisi Benturan Kepentingan (BK)


Benturan kepentingan (conflict of interest) adalah situasi di mana individu atau pihak
memiliki dua atau lebih kepentingan yang saling berlawanan, dan salah satu kepentingan
tersebut dapat mempengaruhi atau dapat dipersepsikan dapat mempengaruhi kemampuan
mereka untuk bertindak secara obyektif, netral, atau adil dalam pengambilan keputusan atau
pelaksanaan tugas.
Dalam konteks profesional atau organisasi, benturan kepentingan dapat terjadi ketika
seseorang memiliki kepentingan pribadi, finansial, atau lainnya yang mungkin mempengaruhi
kemampuan mereka untuk mengutamakan kepentingan organisasi atau pihak lain yang mereka
layani. Benturan kepentingan dapat muncul dalam berbagai bidang, seperti bisnis,
pemerintahan, pendidikan, dan pelayanan publik.
Benturan kepentingan dapat bersifat nyata (aktual) atau potensial. Benturan kepentingan
nyata terjadi ketika ada konflik yang nyata antara dua atau lebih kepentingan yang dimiliki oleh
individu atau pihak. Sedangkan benturan kepentingan potensial adalah situasi di mana ada
potensi atau kesempatan untuk munculnya konflik kepentingan di masa mendatang.
Penting untuk mengenali dan mengatasi benturan kepentingan dengan transparansi dan
integritas dalam semua aspek pekerjaan atau aktivitas. Kebijakan, prosedur, dan etika yang kuat
diperlukan untuk mencegah dan mengatasi potensi dampak negatif benturan kepentingan
terhadap keputusan dan tindakan yang diambil dalam lingkup organisasi atau profesi.
1.2 Dampak Negatif dari BK
Benturan kepentingan dapat memiliki dampak negatif yang signifikan bagi fakultas atau institusi
pendidikan secara keseluruhan. Beberapa dampak negatif yang dapat terjadi akibat benturan
kepentingan di fakultas adalah sebagai berikut:
a. Kehilangan Integritas dan Kredibilitas:
Benturan kepentingan dapat menyebabkan kehilangan integritas dan kredibilitas fakultas di
mata masyarakat, mahasiswa, dan pihak luar. Keputusan atau tindakan yang dipengaruhi
oleh kepentingan pribadi atau kelompok tertentu akan mengurangi kepercayaan publik
terhadap lembaga pendidikan tersebut.
b. Ketidakadilan dan Diskriminasi:
Jika benturan kepentingan tidak ditangani dengan baik, keputusan akademik atau
administratif dapat menjadi tidak adil dan diskriminatif. Hal ini dapat merugikan mahasiswa,
dosen, atau staf yang seharusnya mendapatkan perlakuan yang setara dan adil.
c. Penurunan Kualitas Akademik:
Jika keputusan akademik didasarkan pada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu,
daripada kualitas akademik dan profesionalisme, maka hal ini dapat menyebabkan
penurunan kualitas program studi dan menghambat perkembangan akademik fakultas.
d. Kerugian Finansial:
Benturan kepentingan yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan pengelolaan
anggaran yang buruk atau alokasi dana yang tidak tepat, menyebabkan kerugian finansial
bagi fakultas.
e. Konflik Internal:
Benturan kepentingan dapat menyebabkan konflik internal di antara dosen, staf, atau
anggota fakultas lainnya. Konflik semacam ini dapat mengganggu kerjasama dan kohesi tim
dalam mencapai tujuan akademik.
f. Penurunan Reputasi Fakultas:
Jika fakultas terlibat dalam skandal atau kontroversi akibat benturan kepentingan, reputasi
fakultas sebagai lembaga pendidikan terkemuka dapat tercemar, dan hal ini dapat
berdampak pada penerimaan mahasiswa baru dan kerjasama dengan mitra eksternal.
g. Pengaruh Buruk pada Mahasiswa:
Mahasiswa dapat merasa tidak nyaman atau tidak percaya dengan proses pengambilan
keputusan atau pengelolaan fakultas jika mereka merasa ada benturan kepentingan yang
mempengaruhi keputusan akademik atau layanan yang diberikan.
h. Kehilangan Potensi dan Inovasi:
Benturan kepentingan dapat menghambat kemampuan fakultas untuk berinovasi dan
mencapai potensi penuhnya karena keputusan atau tindakan lebih didasarkan pada
kepentingan pribadi daripada kepentingan kolektif dan akademik.
Untuk mencegah dampak negatif benturan kepentingan, fakultas perlu mengadopsi
kebijakan dan prosedur yang kuat untuk penanganan benturan kepentingan. Selain itu, etika
profesional dan integritas harus dijunjung tinggi oleh seluruh anggota fakultas agar kepentingan
organisasi selalu diletakkan di atas kepentingan pribadi.
1.3 Penanganan BK
Benturan kepentingan adalah situasi di mana individu atau kelompok memiliki kepentingan yang
berlawanan atau saling bertentangan dengan kepentingan yang lain. Penanganan benturan
kepentingan adalah suatu upaya untuk menghindari, mengurangi, atau mengelola situasi
tersebut agar tidak mengganggu integritas dan profesionalisme organisasi atau individu yang
terlibat. Berikut adalah 10 cara untuk menangani benturan kepentingan:

1. Kebijakan Etika dan Transparansi: Sediakan kebijakan yang jelas tentang benturan
kepentingan dan berkomitmen untuk menjaga transparansi dalam segala aspek
organisasi.
2. Pelatihan dan Pendidikan: Berikan pelatihan secara rutin kepada seluruh anggota
organisasi tentang pentingnya mengenali dan menghindari benturan kepentingan.
3. Pelaporan dan Pengungkapan: Tetapkan prosedur yang memungkinkan individu
melaporkan secara anonim atau terbuka tentang situasi benturan kepentingan yang
mereka temui.
4. Pembatasan Keterlibatan: Identifikasi situasi potensial yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan dan batasi keterlibatan individu atau kelompok dalam situasi
tersebut.
5. Evaluasi Independen: Gunakan tim independen untuk mengevaluasi situasi benturan
kepentingan dan memberikan rekomendasi yang objektif.
6. Rotasi Tugas: Pertimbangkan rotasi tugas secara periodik untuk mengurangi potensi
terjadinya kolusi atau keterlibatan yang berlebihan dalam satu bidang.
7. Transparansi Keuangan: Pastikan laporan keuangan dan anggaran organisasi diakses oleh
pihak yang berkepentingan untuk menghindari manipulasi informasi.
8. Peraturan dan Kepatuhan: Pastikan organisasi mengikuti semua peraturan dan undang-
undang yang berlaku dalam mengatasi situasi benturan kepentingan.
9. Konflik Minimasi: Tetapkan aturan yang membatasi atau menghindari situasi di mana
kepentingan pribadi individu atau kelompok dapat merugikan organisasi.
10. Pengawasan Independen: Pertimbangkan mengadopsi pengawasan oleh pihak
independen untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi benturan kepentingan.
Setiap organisasi mungkin memiliki kebutuhan dan tantangan unik dalam menangani
benturan kepentingan. Oleh karena itu, pendekatan yang komprehensif dan berkesinambungan
dalam menghadapinya akan membantu membangun budaya organisasi yang terbuka, jujur, dan
berintegritas.
1.4 Strategi Penanganan BK
Penyusunan strategi penanganan benturan kepentingan adalah suatu upaya untuk mencegah,
mengidentifikasi, dan mengatasi potensi konflik kepentingan dalam sebuah organisasi. Strategi
ini harus mencakup langkah-langkah yang konkret dan sistematis untuk memastikan bahwa
setiap keputusan dan tindakan diambil berdasarkan integritas, transparansi, dan kepentingan
organisasi. Berikut adalah beberapa langkah dalam menyusun strategi penanganan benturan
kepentingan:

1. Pengenalan Benturan Kepentingan:


a. Memahami apa itu benturan kepentingan dan dampak negatifnya terhadap
organisasi.
b. Mengedukasi seluruh anggota organisasi tentang benturan kepentingan dan
pentingnya menghindari konflik kepentingan.
2. Penilaian Risiko:
a. Melakukan penilaian risiko secara menyeluruh untuk mengidentifikasi area atau
situasi yang rentan terhadap benturan kepentingan.
b. Menilai potensi dampak dan kemungkinan terjadinya benturan kepentingan
dalam berbagai aspek organisasi.
3. Pembentukan Kebijakan Benturan Kepentingan:
a. Menyusun kebijakan tertulis yang mengatur tentang penanganan benturan
kepentingan dalam organisasi.
b. Kebijakan ini harus mencakup definisi benturan kepentingan, prosedur
pengungkapan, pelaporan, dan langkah-langkah penanganannya.
4. Pelatihan dan Sosialisasi:
a. Melakukan pelatihan rutin kepada seluruh anggota organisasi tentang kebijakan
dan pentingnya menghindari benturan kepentingan.
b. Sosialisasi kebijakan baru kepada seluruh karyawan dan anggota baru organisasi.
5. Pengungkapan Benturan Kepentingan:
a. Membuat mekanisme pengungkapan benturan kepentingan bagi semua anggota
organisasi.
b. Memastikan bahwa anggota organisasi dapat dengan mudah melaporkan
potensi benturan kepentingan tanpa takut represalias.
6. Pelaporan dan Penanganan Benturan Kepentingan:
a. Membuat saluran pelaporan yang aman dan anonim untuk melaporkan situasi
benturan kepentingan.
b. Menangani laporan benturan kepentingan dengan cepat dan rahasia, serta
melakukan investigasi dan tindakan pencegahan yang tepat.
7. Transparansi dan Pengawasan:
a. Menerapkan transparansi dalam semua keputusan dan tindakan organisasi.
b. Melakukan pengawasan yang efektif terhadap situasi yang berpotensi
menimbulkan benturan kepentingan.
8. Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan:
a. Melakukan evaluasi secara periodik terhadap efektivitas kebijakan dan prosedur
penanganan benturan kepentingan.
b. Menerapkan perbaikan dan tindakan pencegahan berdasarkan hasil evaluasi.
9. Komitmen dari Manajemen:
a. Memastikan komitmen dari manajemen tinggi dan pemimpin organisasi dalam
menerapkan kebijakan dan strategi penanganan benturan kepentingan.
b. Mendemonstrasikan contoh dan mempraktikkan transparansi dan integritas
dalam setiap langkah pengambilan keputusan.
10. Penghargaan atas Kepatuhan:

a. Memberikan penghargaan dan pengakuan bagi anggota organisasi yang patuh


terhadap kebijakan penanganan benturan kepentingan.
b. Mendorong budaya organisasi yang berintegritas dan transparan dalam
menghadapi dan mengelola benturan kepentingan.
Strategi penanganan benturan kepentingan harus diintegrasikan ke dalam budaya
organisasi dan menjadi bagian dari praktek manajemen yang baik. Hal ini akan membantu
menciptakan lingkungan kerja yang jujur, transparan, dan berintegritas, serta mencegah
potensi kerugian akibat benturan kepentingan dalam jangka panjang.
1.5 Identifikasi / Pemetaan BK
1.5.1 Dekan
Sebagai dekan fakultas, peran dan tanggung jawabnya mencakup banyak aspek dalam
mengelola fakultas, termasuk pengelolaan anggaran, keputusan akademik, rekrutmen staf
akademik, dan hubungan dengan pihak luar. Dalam posisi ini, ada beberapa potensi benturan
kepentingan yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa contoh identifikasi/pemetaan
benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama sebagai dekan fakultas:
1) Rekrutmen dan Promosi Staf Akademik:
a. Benturan Kepentingan: Mempekerjakan atau mempromosikan anggota keluarga
atau teman dekat tanpa pertimbangan objektif.
b. Tindakan Pemecahan: Pastikan bahwa semua rekrutmen dan promosi dilakukan
berdasarkan kriteria yang jelas dan transparan. Selalu mengutamakan kualifikasi
dan kinerja.
2) Pengelolaan Anggaran dan Dana Fakultas:
a. Benturan Kepentingan: Menggunakan dana fakultas untuk kepentingan pribadi
atau proyek yang tidak relevan dengan tujuan akademik fakultas.
b. Tindakan Pemecahan: Selalu mengutamakan penggunaan dana fakultas sesuai
dengan prioritas akademik dan kepentingan fakultas. Melakukan laporan keuangan
yang transparan dan akurat.
3) Hubungan dengan Industri dan Sponsor Eksternal:
a. Benturan Kepentingan: Menerima sponsor atau dana dari perusahaan atau
organisasi yang berpotensi mempengaruhi keputusan akademik atau administratif.
b. Tindakan Pemecahan: Menjalin hubungan dengan pihak industri atau sponsor
eksternal dengan transparan dan menjaga independensi dalam pengambilan
keputusan fakultas.
4) Penentuan Kurikulum dan Kebijakan Akademik:
a. Benturan Kepentingan: Memutuskan kurikulum atau kebijakan akademik yang
menguntungkan program atau departemen tertentu tanpa alasan akademik yang
jelas.
b. Tindakan Pemecahan: Memastikan bahwa keputusan tentang kurikulum dan
kebijakan akademik didasarkan pada konsultasi yang luas dan pertimbangan yang
objektif untuk kepentingan seluruh fakultas.
5) Proses Penilaian Kinerja Fakultas:
a. Benturan Kepentingan: Mempengaruhi atau memanipulasi proses penilaian kinerja
fakultas untuk kepentingan tertentu.
b. Tindakan Pemecahan: Menjamin bahwa penilaian kinerja fakultas dilakukan secara
adil, transparan, dan berdasarkan kriteria yang objektif.
6) Partisipasi dalam Organisasi Eksternal:

a. Benturan Kepentingan: Terlibat aktif dalam organisasi luar yang memiliki


kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan fakultas.
b. Tindakan Pemecahan: Menghindari keterlibatan langsung dalam organisasi
eksternal yang dapat mengganggu integritas dan independensi keputusan fakultas.
7) Hubungan dengan Mahasiswa, Alumni, dan Pihak Luar Lainnya:
a. Benturan Kepentingan: Menyalahgunakan posisi dekan untuk keuntungan pribadi
atau kepentingan pihak ketiga.
b. Tindakan Pemecahan: Menjaga hubungan yang etis dan profesional dengan semua
pihak yang terkait, menghindari konflik kepentingan, dan selalu mengutamakan
kepentingan fakultas.
Penting bagi seorang dekan fakultas untuk selalu berpegang pada prinsip
transparansi, integritas, dan objektivitas dalam setiap aspek tugasnya. Melakukan langkah-
langkah pencegahan, seperti pengungkapan potensial benturan kepentingan dan
mengutamakan kepentingan fakultas di atas kepentingan pribadi, akan membantu menjaga
integritas kepemimpinan dan kredibilitas fakultas.
1.5.2 Wadek
Sebagai wakil dekan, peran dan tanggung jawab Anda akan sangat terkait dengan fungsi
utama dekan dalam mengelola fakultas atau institusi pendidikan. Posisi ini berada di tingkat
manajemen tinggi dan melibatkan pengambilan keputusan strategis, pengawasan akademik,
dan hubungan dengan berbagai pihak. Berikut adalah beberapa contoh
identifikasi/pemetaan benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama sebagai wakil dekan:
1) Keputusan Akademik:
a. Benturan Kepentingan: Mempengaruhi keputusan akademik untuk kepentingan
pribadi atau departemen tertentu tanpa mempertimbangkan kepentingan seluruh
fakultas atau mahasiswa.
b. Tindakan Pemecahan: Selalu berpegang pada objektivitas dan memastikan bahwa
keputusan akademik didasarkan pada analisis data dan konsultasi yang luas dengan
semua pihak terkait.
2) Pengelolaan Anggaran dan Sumber Daya:
a. Benturan Kepentingan: Mengalokasikan sumber daya atau anggaran fakultas untuk
kepentingan departemen atau proyek yang dekat dengan diri Anda secara pribadi.
b. Tindakan Pemecahan: Memastikan alokasi anggaran didasarkan pada prioritas
fakultas dan mematuhi kebijakan anggaran yang telah ditetapkan.
3) Hubungan dengan Staf dan Fakultas:
a. Benturan Kepentingan: Memihak pada staf atau fakultas tertentu dalam konflik atau
permasalahan internal tanpa mempertimbangkan perspektif yang adil.
b. Tindakan Pemecahan: Menjalin hubungan yang profesional dengan semua staf dan
fakultas, mendengarkan dan mempertimbangkan masukan dari semua pihak
sebelum membuat keputusan.
4) Interaksi dengan Mahasiswa dan Alumni:
a. Benturan Kepentingan: Memanfaatkan posisi untuk memperoleh manfaat pribadi
dari mahasiswa atau alumni.
b. Tindakan Pemecahan: Menjaga hubungan yang etis dan profesional dengan
mahasiswa dan alumni, menghindari pemanfaatan hubungan untuk kepentingan
pribadi.
5) Partisipasi dalam Proyek Eksternal atau Konsultasi:
a. Benturan Kepentingan: Terlibat dalam proyek eksternal atau konsultasi yang dapat
mempengaruhi keputusan atau kebijakan fakultas.
b. Tindakan Pemecahan: Melakukan pengungkapan terbuka mengenai partisipasi
dalam proyek eksternal atau konsultasi dan memastikan bahwa keterlibatan tersebut
tidak bertentangan dengan kepentingan fakultas.
6) Keterlibatan dalam Organisasi Eksternal:
a. Benturan Kepentingan: Terlibat dalam organisasi eksternal yang memiliki
kepentingan yang bertentangan dengan posisi dan tugas Anda sebagai wakil dekan.
b. Tindakan Pemecahan: Menghindari keterlibatan dalam organisasi eksternal yang
dapat menyebabkan konflik kepentingan dan mengganggu kinerja tugas Anda
sebagai wakil dekan.
7) Keterlibatan dalam Proses Pengadaan atau Lelang:
a. Benturan Kepentingan: Terlibat dalam proses pengadaan atau lelang yang
melibatkan perusahaan atau pihak yang memiliki hubungan pribadi atau kepentingan
dengan Anda.
b. Tindakan Pemecahan: Menjaga independensi dalam proses pengadaan atau lelang,
dan memastikan bahwa keputusan didasarkan pada kualitas dan kriteria yang
objektif.
Penting untuk selalu mengenali potensi benturan kepentingan dalam tugas sebagai
wakil dekan dan berusaha untuk menjaga integritas, transparansi, dan objektivitas dalam
setiap keputusan dan tindakan. Melakukan pengungkapan jika ada situasi yang berpotensi
menimbulkan konflik kepentingan dan mengutamakan kepentingan institusi adalah langkah-
langkah kunci dalam menghadapi potensi benturan kepentingan.
1.5.3 Senat
Sebagai ketua senat fakultas, Anda memiliki peran penting dalam mengawasi proses
pengambilan keputusan akademik dan administratif di tingkat fakultas. Posisi ini memberikan
kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai pihak di dalam dan luar fakultas, yang juga
berarti ada potensi benturan kepentingan yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa
contoh identifikasi/pemetaan benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama sebagai ketua
senat fakultas:
1) Keputusan Akademik:
a. Benturan Kepentingan: Mempengaruhi keputusan akademik untuk kepentingan
pribadi atau kelompok tertentu tanpa mempertimbangkan kepentingan keseluruhan
fakultas.
b. Tindakan Pemecahan: Selalu berpegang pada objektivitas dan transparansi dalam
pengambilan keputusan akademik, melibatkan seluruh anggota senat dalam proses
pengambilan keputusan.
2) Rekrutmen dan Promosi Dosen:
a. Benturan Kepentingan: Memihak pada rekrutmen atau promosi dosen yang memiliki
hubungan pribadi atau kepentingan dengan Anda.
b. Tindakan Pemecahan: Pastikan bahwa proses rekrutmen dan promosi dosen
dilakukan berdasarkan kualifikasi akademik dan prestasi mereka dalam bidang
masing-masing.
3) Pengelolaan Anggaran Fakultas:
a. Benturan Kepentingan: Menggunakan anggaran fakultas untuk kepentingan pribadi
atau kelompok tertentu tanpa mempertimbangkan prioritas akademik.
b. Tindakan Pemecahan: Memastikan alokasi anggaran didasarkan pada kebutuhan dan
tujuan akademik fakultas, dengan transparansi dalam proses pengelolaan anggaran.
4) Hubungan dengan Mahasiswa:
a. Benturan Kepentingan: Memanfaatkan posisi untuk keuntungan pribadi atau
kelompok tertentu dalam interaksi dengan mahasiswa.
b. Tindakan Pemecahan: Menjalin hubungan profesional dan etis dengan mahasiswa,
mengutamakan kepentingan akademik dan kesejahteraan mahasiswa.
5) Kerjasama dengan Fakultas Lain dan Institusi Eksternal:
a. Benturan Kepentingan: Terlibat dalam kerjasama dengan fakultas lain atau institusi
eksternal yang berpotensi mempengaruhi keputusan atau kebijakan fakultas.
b. Tindakan Pemecahan: Mengelola kerjasama dengan fakultas lain dan institusi
eksternal dengan transparansi dan memastikan kesepakatan yang dibuat sesuai
dengan kepentingan fakultas.
6) Proses Penilaian Kinerja Fakultas:
a. Benturan Kepentingan: Memanipulasi proses penilaian kinerja fakultas untuk
kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
b. Tindakan Pemecahan: Menangani penilaian kinerja fakultas dengan objektivitas,
berdasarkan kriteria yang jelas dan diputuskan bersama dalam senat.
7) Pengambilan Keputusan Internal Fakultas:
a. Benturan Kepentingan: Memihak pada keputusan yang lebih menguntungkan bagi
fakultas Anda tanpa mempertimbangkan kepentingan seluruh universitas.
b. Tindakan Pemecahan: Memastikan keputusan diambil berdasarkan diskusi dan
konsultasi yang melibatkan seluruh anggota senat, dan dengan mempertimbangkan
dampaknya pada institusi secara keseluruhan.
Penting untuk senantiasa mengutamakan integritas, transparansi, dan kepentingan
akademik dalam menjalankan tugas sebagai ketua senat fakultas. Hindari situasi yang dapat
menyebabkan konflik kepentingan dan selalu berpegang pada prinsip pengambilan
keputusan yang objektif dan kolaboratif.
1.5.4 Koord. Prodi
Sebagai koordinator program studi, Anda memiliki tanggung jawab utama dalam mengelola
dan mengawasi program akademik tertentu di sebuah perguruan tinggi atau institusi
pendidikan. Posisi ini memungkinkan adanya beberapa potensi benturan kepentingan yang
perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa contoh identifikasi/pemetaan benturan
kepentingan dalam tugas fungsi utama sebagai koordinator program studi:
1) Penilaian Mahasiswa:
a. Benturan Kepentingan: Memiliki hubungan dekat atau personal dengan mahasiswa
yang dinilai dalam program studi.
b. Tindakan Pemecahan: Pastikan bahwa penilaian mahasiswa dilakukan secara adil dan
objektif berdasarkan kriteria penilaian yang jelas. Jika terdapat konflik kepentingan,
sebaiknya delegasikan tugas penilaian kepada pihak yang tidak memiliki hubungan
dekat dengan mahasiswa tersebut.
2) Penerimaan Mahasiswa Baru:
a. Benturan Kepentingan: Memihak pada calon mahasiswa yang memiliki hubungan
pribadi dengan Anda atau calon mahasiswa yang berasal dari latar belakang pribadi
tertentu.
b. Tindakan Pemecahan: Pastikan bahwa proses penerimaan mahasiswa baru dilakukan
dengan transparansi dan berdasarkan kualifikasi akademik serta kemampuan calon
mahasiswa untuk menjalani program studi yang dipilih.
3) Pengembangan Kurikulum dan Program Belajar:
a. Benturan Kepentingan: Memprioritaskan pengembangan kurikulum atau program
belajar yang lebih menguntungkan bagi program studi yang Anda koordinasi
daripada program studi lainnya.
b. Tindakan Pemecahan: Pastikan bahwa pengembangan kurikulum dan program
belajar dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan seluruh
program studi yang ada dalam institusi.
4) Hubungan dengan Dosen dan Tenaga Pengajar:
a. Benturan Kepentingan: Memberikan preferensi atau keuntungan tertentu kepada
dosen atau tenaga pengajar tertentu yang memiliki hubungan personal dengan
Anda.
b. Tindakan Pemecahan: Menjalin hubungan profesional dengan seluruh dosen dan
tenaga pengajar, serta memastikan bahwa pemberian tugas dan tanggung jawab
dilakukan berdasarkan kualifikasi dan kompetensi.
5) Kerjasama dengan Pihak Eksternal:
a. Benturan Kepentingan: Terlibat dalam kerjasama dengan pihak eksternal yang
berpotensi mempengaruhi keputusan akademik atau program studi.
b. Tindakan Pemecahan: Mengelola kerjasama dengan pihak eksternal secara
transparan dan memastikan bahwa kesepakatan yang dibuat tidak merugikan
kepentingan akademik dan institusi.
6) Pengelolaan Anggaran Program Studi:
a. Benturan Kepentingan: Menggunakan anggaran program studi untuk kepentingan
pribadi atau mempengaruhi alokasi anggaran yang lebih menguntungkan program
studi yang Anda koordinasi.
b. Tindakan Pemecahan: Memastikan bahwa anggaran program studi dialokasikan
dengan transparansi dan sesuai dengan kebutuhan akademik dan program studi.
7) Pengambilan Keputusan Internal Program Studi:
a. Benturan Kepentingan: Memihak pada keputusan yang lebih menguntungkan bagi
program studi yang Anda koordinasi tanpa mempertimbangkan kepentingan
keseluruhan institusi.
b. Tindakan Pemecahan: Mengambil keputusan berdasarkan analisis data dan
konsultasi dengan berbagai pihak terkait dalam institusi untuk mencapai hasil yang
terbaik bagi seluruh institusi.
Sebagai koordinator program studi, penting untuk senantiasa berpegang pada
prinsip transparansi, integritas, dan profesionalisme dalam mengelola program studi. Hindari
situasi yang dapat menyebabkan konflik kepentingan dan selalu mengutamakan kepentingan
akademik serta institusi tempat Anda bekerja. Melakukan pengungkapan jika ada potensi
benturan kepentingan juga akan membantu menjaga integritas dalam tugas koordinator
program studi.
1.5.5 Koord. Sub TU
Sebagai Koord Subag TU (Tata Usaha), peran Anda berkaitan dengan manajemen
administrasi, kepegawaian, dan koordinasi berbagai aspek administratif di sebuah institusi
atau organisasi. Pada posisi ini, terdapat beberapa potensi benturan kepentingan yang perlu
diwaspadai. Berikut adalah beberapa contoh identifikasi/pemetaan benturan kepentingan
dalam tugas fungsi utama sebagai Kasubag TU:
1) Rekrutmen dan Seleksi Pegawai:
a. Benturan Kepentingan: Mempengaruhi proses rekrutmen atau seleksi untuk
kepentingan pribadi atau hubungan dekat.
b. Tindakan Pemecahan: Memastikan bahwa proses rekrutmen dan seleksi dilakukan
berdasarkan kualifikasi dan kompetensi yang objektif. Hindari mempengaruhi
keputusan untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
2) Pengelolaan Data Kepegawaian:
a. Benturan Kepentingan: Memanfaatkan data kepegawaian untuk kepentingan pribadi
atau membagikan informasi pribadi pegawai tanpa otorisasi yang sesuai.
b. Tindakan Pemecahan: Menjaga kerahasiaan data kepegawaian dan hanya
menggunakan informasi tersebut sesuai dengan keperluan tugas administratif.
3) Penanganan Laporan dan Surat Masuk:
a. Benturan Kepentingan: Mengutip atau memprioritaskan penanganan laporan atau
surat masuk yang berkaitan dengan kepentingan pribadi.
b. Tindakan Pemecahan: Memproses laporan dan surat masuk secara adil dan sesuai
dengan prioritas dan kepentingan organisasi, tanpa memihak pada kepentingan
pribadi.
4) Pengelolaan Anggaran dan Pengadaan:
a. Benturan Kepentingan: Memanfaatkan posisi untuk mempengaruhi pengelolaan
anggaran atau proses pengadaan untuk kepentingan pribadi atau pihak tertentu.
b. Tindakan Pemecahan: Memastikan pengelolaan anggaran dilakukan sesuai dengan
kebijakan organisasi dan proses pengadaan berjalan secara transparan dan adil.
5) Hubungan dengan Pihak Eksternal:
a. Benturan Kepentingan: Memanfaatkan posisi untuk memperoleh manfaat pribadi
dari pihak eksternal.
b. Tindakan Pemecahan: Menjaga hubungan yang etis dan profesional dengan pihak
eksternal, menghindari situasi yang dapat menyebabkan konflik kepentingan.
6) Pengelolaan Ruang dan Sarana Fasilitas:
a. Benturan Kepentingan: Memberikan preferensi atau hak istimewa dalam
pengelolaan ruang atau fasilitas untuk kepentingan pribadi.
b. Tindakan Pemecahan: Menyusun kebijakan yang adil dan transparan dalam
pengelolaan ruang dan fasilitas, memastikan akses yang setara untuk semua pihak.
7) Penanganan Konflik Internal:
a. Benturan Kepentingan: Memihak pada salah satu pihak dalam penanganan konflik
atau sengketa yang melibatkan staf atau pegawai.
b. Tindakan Pemecahan: Menangani konflik secara netral dan obyektif,
mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum mengambil tindakan.
Dalam menjalankan tugas sebagai Kasubag TU, penting untuk senantiasa berpegang
pada prinsip transparansi, integritas, dan profesionalisme. Hindari situasi yang dapat
menyebabkan konflik kepentingan dan selalu mengutamakan kepentingan organisasi atau
institusi tempat Anda bekerja. Melakukan pengungkapan jika ada potensi benturan
kepentingan juga akan membantu menjaga integritas dalam tugas administratif.

1.6 Program Kerja Penanganan BK di Fakultas Ilmu Kesehatan


Program kerja penanganan benturan kepentingan di Fakultas Kesehatan sangat penting untuk
memastikan integritas, kredibilitas, dan kualitas akademik fakultas dalam menghadapi berbagai
situasi yang dapat menimbulkan konflik kepentingan. Berikut adalah program kerja penanganan
benturan kepentingan di Fakultas Kesehatan:
1) Pengembangan Kebijakan dan Prosedur:
a. Menyusun kebijakan tertulis tentang penanganan benturan kepentingan di Fakultas
Kesehatan.
b. Menetapkan prosedur pengungkapan benturan kepentingan bagi dosen, staf, dan
anggota fakultas lainnya.
2) Pelatihan dan Edukasi:
a. Mengadakan pelatihan secara berkala kepada seluruh anggota fakultas tentang konsep
benturan kepentingan, dampak negatifnya, dan bagaimana menghindarinya.
b. Mensosialisasikan kebijakan dan prosedur penanganan benturan kepentingan kepada
seluruh staf dan anggota fakultas.
3) Mekanisme Pengungkapan Benturan Kepentingan:
a. Membuat formulir atau saluran khusus untuk pengungkapan benturan kepentingan bagi
dosen, staf, dan anggota fakultas lainnya.
b. Menetapkan proses evaluasi dan tindakan lanjut untuk mengatasi benturan kepentingan
yang diungkapkan.
4) Transparansi dan Pengawasan:
a. Menerapkan transparansi dalam proses pengambilan keputusan akademik dan
administratif.
b. Melakukan pengawasan yang efektif untuk memastikan kebijakan dan prosedur
penanganan benturan kepentingan diterapkan dengan benar.
5) Pengelolaan Konflik Kepentingan:
a. Menetapkan tim atau komite khusus untuk menangani kasus-kasus benturan
kepentingan yang kompleks.
b. Memastikan proses pengambilan keputusan yang netral dan obyektif dalam mengatasi
kasus-kasus tersebut.
6) Pengawasan Pengelolaan Anggaran:
a. Memastikan anggaran fakultas dikelola dengan transparansi dan akuntabilitas.
b. Menyusun mekanisme untuk mencegah pengalokasian dana yang tidak tepat akibat
benturan kepentingan.
7) Etika Profesional dan Kode Etik:
a. Mendorong semua anggota fakultas untuk mengikuti kode etik profesional dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
b. Memastikan bahwa etika dan integritas menjadi bagian dari budaya organisasi fakultas.
8) Pelaporan dan Pengungkapan Eksternal:
a. Melakukan pelaporan secara berkala tentang upaya dan hasil program kerja penanganan
benturan kepentingan kepada pihak eksternal seperti lembaga akreditasi atau otoritas
terkait.
b. Mengedukasi pihak eksternal tentang langkah-langkah yang diambil untuk mencegah
dan mengatasi benturan kepentingan.
9) Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan:
a. Melakukan evaluasi rutin terhadap efektivitas program kerja penanganan benturan
kepentingan.
b. Mengimplementasikan perbaikan dan tindakan pencegahan berdasarkan hasil evaluasi
untuk meningkatkan efektivitas program.
10) Penghargaan atas Kepatuhan dan Integritas:
a. Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada anggota fakultas yang patuh terhadap
kebijakan penanganan benturan kepentingan.
b. Mendorong dan memotivasi anggota fakultas untuk selalu mengutamakan integritas dan
kepentingan fakultas di atas kepentingan pribadi.
Program kerja penanganan benturan kepentingan harus diimplementasikan secara
menyeluruh dan berkelanjutan untuk menciptakan budaya integritas dan transparansi di Fakultas
Kesehatan. Hal ini akan membantu memastikan bahwa keputusan akademik dan administratif
diambil berdasarkan kualitas dan kepentingan akademik, serta menjaga kredibilitas dan reputasi
fakultas sebagai lembaga pendidikan yang berintegritas.
1.7
1.8

Anda mungkin juga menyukai