MAKALAH
DISUSUN OLEH :
NURKHATIMAH LATIFAH
PO.71.4.221.20.1.070
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang di
berikan oleh dosen saya yaitu Ibu Hj.Zaenab, SKM., M.Kes. dengan judul
“Alternatif Yang Salah”. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan
walaupun saya telah berusaha menyajikan dengan baik. Oleh karena itu saya
harap atas kritikan dan saran dari Ibu Hj. Zaenab, SKM., M.Kes. dan teman-teman
serta semua pihak yang bersifat membangun agar saya dapat menyelesaikan demi
Semoga makalah yang saya buat bisa menjadi penuntut bagi kita semua
dan tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampuh mata
kuliah saya yaitu Ibu Hj. Zaenab, SKM., M.Kes. yang telah memberi pengarahan
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pembakaran sampah?
2. Apa yang dimaksud dengan emisi dan pemcemaran udara?
3. Apa saja bahaya atau dampak pembakaran sampah?
4. Apa saja zat-zat berbaya yang dihasilkan dari pembakaran sampah?
5. Siapakah khalayak sasaran dan target?
6. Apa hukum terkait larangan pembakaran sampah?
7. Apa saja solusi untuk mengatasi permasalahan sampah?
C. TUJUAN
1) TUJUAN UMUM
Adapun tujuan umum dalam program ini untuk mengubah perilaku
buruk masyarakat serta agar masyarakat tahu tentang bahaya akibat
pembakaran sampah.
2) TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembakaran sampah
2. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan emisi dan pencemaran
udara
3. Untuk mengetahui apa saja bahaya atau dampak dari pembakaran sampah
4. Untuk mengetahui zat-zat apa saja yang dihasilkan oleh pembakaran
sampah
5. Untuk mengetahui siapa saja khalayak sasaran dan target dalam program
ini
6. Untuk mengetahui hukum yang terkait larangan pembakaran sampah
7. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan sampah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PEMBAKARAN SAMPAH
Membakar sampah adalah salah satu kebiasaan buruk masyarakat
Indonesia yang sulit untuk dihilangkan. Cara ini dianggap jalan pintas untuk
menyingkirkan tumpukan sampah bau yang bisa menjadi sarang penyakit.
Padahal, membakar sampah justru akan memunculkan berbagai masalah baru
untuk kesehatan orang-orang sekitar. Dilansir dari Scientific American,
sekitar 40 persen limbah atau setara dengan 1,1 miliar ton sampah di dunia
dibakar di tempat terbuka. Ketika Anda membakar sampah, berbagai bahan
kimia yang terkandung di dalamnya akan memuai ke udara dan memicu
polusi (Adelia Marista Safitri,2020).
Pembakaran merupakan proses penanganan sampah yang mudah
dilakukan. Hal ini yang menjadi salah satu alasan banyak yang memilih
menggunakan proses pembakaran untuk mengatasi masalah limbah padat
terutama limbah infeksius yang sangat berbahaya. Pembakaran adalah proses
bereaksinya bahan bakar (biomassa, minyak, dll) dengan oksigen atau dengan
istilah lain disebut oksidasi (Adia Nuraga G.P, 2011). Untuk melakukan
proses pembakaran dibutuhkan tungku ruang pembakaran yang dapat
mengurangi volume padatan sehingga tidak menimbulkan timbunan padatan
(limbah).
Namun demikian, menurut Maduratna (2004) dibeberapa tempat yang
telah melaksanakan pengolahan limbah padat dengan sistem pembakaran
dilaporkan oleh berbagai pihak telah banyak pula menghadapi masalah,
terutama masalah teknologi, ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Selain itu,
proses pembakaran sampah pada ruang terbuka (pekarangan rumah atau
kebun) dapat menyebabkan pembakaran tidak terkontrol dan gangguan
lingkungan sekitar (Adia Nuraga G.P, 2011). Maka, untuk mengatasi masalah
tersebut dibutuhkan teknologi pengolahan limbah padat terutama limbah
infeksius menggunakan sistem pembakaran yang ramah lingkungan dan
mempunyai keefektifan yang cukup tinggi.
Salah satu penanggulangan limbah infeksius yaitu melakukan
pembakaran di incinerator. Insinerasi merupakan proses pengolahan limbah
infeksius dengan cara pembakaran pada temperatur lebih dari 8000C untuk
mereduksi sampah mudah terbakar yang sudah tidak dapat di daur ulang lagi,
membunuh bakteri, virus dan kimia toksik. Proses insinerasi berlangsung
melalui tiga tahap, yaitu : pertama, mengubah air dalam sampah menjadi uap
air, hasilnya limbah menjadi kering yang akan siap terbakar. Kedua, proses
pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana temperatur belum terlalu
tinggi. Ketiga proses pembakaran sempurna. Teknologi incinerator
diharapkan mampu mengatasi dan menanggulangi limbah padat terutama
limbah infeksius yang mengandung bakteri atau virus berbahaya yang harus
dimusnahakan dengan cara pembakaran. Salah satu kelebihan yang
dikembangkan terus dalam teknologi terbaru dari insenerator adalah sampah
dapat dimusnahkan dengan cepat, terkendali dan insitu, serta tidak
memerlukan lahan yang luas (A.Sutowo Latief, 2010).
b. Pencemaran Udara
Pencemaran udara merupakan masuknya atau dimasukkannya
zat,energy atau komponen lain kedalam udara sehingga dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak property.
Pencemaran udara bisa terjadi akibat dari ulah manusia sendiri hal ini
meliputi transportasi, adanya berbagai pabrik dan industri yang membuang
gas buang atau asapnya secara sembarangan dan tidak melalui mekanisme
yang seharusnya, karena pembangit listrik, dari pembakaran sampah yang
tidak sesuai syarat, dan dari alat pembakaran baik dalam skala besar atau
kecil seperti kompor, tungku, frunance dan lainnya dan gas buang yang
dimiliki oleh pabrik terutama yang menganudung CFC di dalamnya.
Sumber alami pencemaran udara yang terjadi ini dikarenakan oleh
sumber alami dari fenomena alam seperti adanya letusan gunung berapi,
rawa-rawa, terjadinya kebakaran hutan pada musim kemarau dan juga
denitrifikasi serta dalam kondisi tertentu pada tumbuhan mampu
menghasilkan volatile organic yang bisa menjadi polutan di dalam udara.
Sumber lain pencemaran udara juga bisa terjadi karena berbagai
sumber lainnya diantaranya adalah karena kebocoran tangki gas yang
disebabkan karena kelalaian manusia, adanya transportasi yang meningkat
jumlanya, karena uap pelarut organic dan juga dari gas metana yang berasal
dari tempat pembuangan sampah akhir.
a. Dampak Pencemaran Udara
1. Dampak pada kesehatan
3. Hujan asam
Dampak lainnya yang disebabkan oleh pencemaran udara
adalah proses terjadinya hujan asam atau acid rain. Ph air hujan yang
biasanya stabil dapat mengalami penurunan karena hasil reaksi dari air hujan
dan juga beberapa zat yang termasuk dalam penyebab pencemaran udara.
Adapun dampak dari adanya hujan asam ini adalah sebagai berikut:
a) Karbon Monoksida(CO)
b) Karbondioksida (CO2)
c) Hidrokarbon Benziponera
d) Benzene(C6H6)
e) Formaldehida(CH20)
f) Dioksin(TCCD)
g) Merkuri(Hg)
h) Arsen(As)
i) Timbal(Pb)
Adapun khalayak sasaran dari program ini adalah Ibu dan Bapak
Rumah Tangga. Karena kebanyakan (Masyarakat) khususnya ibu-ibu dan
bapak-bapak yang selalu membakar sampah kurang pengetahuannya terhadap
bahaya akan membakar sampah sehingga sasaran dalam program ini
mengarah ke mereka agar mereka segera sadar akan perilaku buruk yang
selama ini mereka lakukan. Kesadaran merupakan hal yang penting bagi
masyarakat, ketika mereka sadar tanpa adanya diperintah, perilaku yang
merusak lingkungan tersebut tidak akan dilakukan. Tetapi ketika kesadaran
mereka lemah, sangat sulit untuk melakukan perubahan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Membakar sampah adalah salah satu kebiasaan buruk masyarakat
Indonesia yang sulit untuk dihilangkan. Cara ini dianggap jalan pintas untuk
menyingkirkan tumpukan sampah bau yang bisa menjadi sarang penyakit.
Padahal, membakar sampah justru akan memunculkan berbagai masalah baru
untuk kesehatan orang-orang sekitar. Karena emisi yang dihasilkan bisa
mengakibatkan pencemaran udara. Emisi merupakan gas buang hasil dari
proses pembakaran dan pencemaran udara merupakan masuknya atau
dimasukkannya zat,energy atau komponen lain kedalam udara sehingga dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak property.
B. SARAN
Sebelum melakukan atau mengerjakan sesuatu sebaiknya mengetahui
terlebih dahulu apa dampak yang akan terjadi kedepannya. dan solusi terkait
penanganan sampah banyak bukan hanya dengan membakar sampah. Maka
dari itu untuk mengurangi pencemaran udara sebaiknya ibu-ibu dan bapak-
bapak melakukan solusi yang baik dalam menangani permasalahan sampah
tersebut contohnya dengan cara 3R.
KATA PENGANTAR