Manajemen Aktif Kala Iii
Manajemen Aktif Kala Iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah
waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan.
Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan
bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga
menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan
yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang
cukup melelahkan.
Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa,
sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses
persalinannya.
Proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu :
1. Kala I; Tahap Pembukaan
2. Kala II; Tahap Pengeluaran Bayi
3. Kala III; Tahap Pengeluaran Plasenta
4. Kala IV; Tahap Pengawasan
Pada makalah ini kami hanya membahas tentang kala III yakni tahap pengeruaran plasenta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Manajemen Aktif Kala III?
2. Bagaimana Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala III?
3. Apa Keuntungan-Keuntungan Manajemenaktif Kala III?
4. Bagaimana Manajemen Aktif Kala III?
5. Apa Saja Pemeriksaan Pada Kala III?
6. Apa Saja Pemamtauan Kala III?
7. Apa Saja Kebutuhan Ibu Pada Kala III?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Manajemen Aktif Kala III
2. Untuk Mengetahui Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala III
3. Untuk Mengetahui Keuntungan Manajemenaktif Kala III
4. Untuk Mengetahui Manajemen Aktif Kala III
5. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Pada Kala III
6. Untuk Mengetahui Pemamtauan Kala III
7. Untuk Mengetahui Kebutuhan Ibu Pada Kala III
BAB II
PEMBAHASAN
c) Pengawasan Perdarahan
Empat prasat yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
1) Prasat Kustner
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri
menekan daerah di atas simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina,
berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila tetap atau tidak masuk kembali
ke dalam vagina, berarti plasenta lepas dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya
dilakukan secara hati-hati. Apabila hanya sebagian plasenta terlepas, perdarahan
banyak akan dapat terjadi.
2) Prasat Strassman
Perasat ini dilakukan dengan mengetok-ngetok fundus uterus dengan tangan
kiri dan tangan kanan meregangkan tali pusat sambil merasakan apakah ada getaran
yang ditimbulkan dari gerakan tangan kiri, jika terasa ada getaran berarti plasenta
sudah lepas.
3) Prasat Klien
Untuk melakukan perasat ini, minta pasien untuk meneran, jika tali pusat
tampak turun atau bertambah panjang berarti plasenta telah lepas, begitu juga
sebaliknya.
4) Prasat Manuaba
Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim, sedangkan tangan
kanan memegang dan mengencangkan tali pusat. Kedua tangan ditarik berlawan.
D. Manajemen Aktif Kala III
Manajemen aktif III: Mengupayakan kontraksi yang adekuat dari uterus dan
mempersingkat waktu kala III, mengurangi jumlah kehilangan darah, menurunkan angka
kejadian retensio plasenta.
Tiga langkah utama manajemen aktif kala III:Pemberian oksitosin/uterotonika segera
mungkin, melakukan penegangan tali pusat terkendali(PTT), Rangsangan taktil pada dinding
uterus atau fundus uteri (Masase Fundus Uteri).
Penegangan tali pusat terkendali: Berdiri disamping ibu, pindahkan jepitan semula
tali pusat ketitik 5-20 cm dari vulva dan pegang klem penjepit tersebut, lrtakan telapak
tangan ( alas dengan kain ) yang lain, pada segmen bawah rahim atau diding uterus dan
suprasimpisis, pada saat terjadi kontraksi, tegangkan tali pusat sambil tekan tali uterus ke
dorsokranial, ulangi kembali perasat ini bila plasenta belum dapat dilahirkan ( jangan
dilakukan pemaksaan ).
I. PELAKSANAAN :
1. Memberitahu ibu bahwa plasenta akan segera lahir
2. Menyiapkan peralatan untuk melakukan manajemen aktif kala III
3. Melakukan manajemen aktif kala III
4. Mengetahui tanda adanya pelepasan plasenta
5. Memantau keadaan umum ibu
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Aktif Kala III adalah
pemberian oksitosin segera setelah pelahiran bahu anterior, mengklem tali pusat, segera
setelah pelahiran bayi, dan menggunakan traksi tali pusat terkendali untuk pelahiran
plasenta. Keuntungan-keuntungan Manajemen Aktif kala III:
1. Persalinan kala III yang lebih singkat
2. Mengurangi jumlah kehilangan darah
3. Mengurangi kejadian Retensio Plasenta
4. Manajemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah utama:
5. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir
6. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
7. Masase Fundus Uteri.
Dalam melaksanakan Manajemen Aktif kala III terdapat beberapa kekeliruan ataupun
kesalahan tindakan yang mungkin dilakukan oleh bidan. Pemeriksaan plasenta meliputi
selaput ketuban, bagian plasenta dan tali pusat.
B. Saran
Seluruh tenaga penolong persalinan (bidan, dokter) diharapkan dapat melakukan
Manajemen Aktif kala III pada setiap asuhan poersalinan normal sebagai upaya percepatran
penurunan angka kemnatian ibu di Indonesia. Dalam melaksanakan Manajemen Aktif kala
III bidan harus memperhatikan setiap tindakan agar tidak terjadi kekeliruan ataupun
kesalahan yang dapat membahayakan keselamatan ibu. Setiap tindakan juga harus
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku sehingga perdarahan postpartum dapat
dikurangi. Pemeriksaan plasenta juga perlu dilakukan diantaranya dengan memeriksa selaput
ketuban, bagian plasenta, dan tali pusat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2010. Buku Acuan Persalinan Normal. DepKes RI. Jakarta.