Anda di halaman 1dari 19

DETEKSI DAN PENCEGAHAN FRAUD

DI BPR/BPRS

31 AGUSTUS 2021

KANTOR REGIONAL 3 JAWA TENGAH DAN DIY


OTORITAS JASA KEUANGAN
Pengertian Fraud Secara Umum

“A knowing misrepresentation of the truth or concealment of a material fact to induce


another to act to his or her detriment”.
(Tindakan sengaja memberikan gambaran yang salah tentang hal yang benar atau menyembunyikan hal-hal yang benar untuk
mempengaruhi orang lain agar bertindak menguntungkan dirinya dan merugikan pihak lain)
(Black’s law dictionary 8th Edition)

“Perbuatan-perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk


tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru terhadap pihak lain)
yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam atau luar organisasi untuk
mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok secara langsung atau tidak
langsung merugikan pihak lain”.
(Association of Certified Fraud Examiners)

2
[
Menipu
Kecurangan/fraud adalah tindakan yang disengaja atau kelalaian yang dirancang
untuk menipu orang lain, sehingga korban menderita kerugian dan / atau pelaku
Introduction
Definisi Fraud
mendapatkan keuntungan.

L Keuntungan
Tindakan yang disengaja oleh satu atau lebih individu di antara manajemen,
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, karyawan, atau pihak ketiga, yang
melibatkan penggunaan penipuan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak
sah atau ilegal

s Penyembunyian Fakta
Semua hal yang terkait dengan kecerdikan manusia yang dirancang dan
digunakan, oleh satu individu untuk mendapatkan keuntungan dari individu yang
lain. Bisa dengan saran yang salah atau berusaha menghilangkan kebenaran. Ini
mencakup tipu muslihat, kelicikan atau penyembunyian fakta dan cara yang tidak
adil apa pun yang digunakan untuk menipu orang lain.

n Pemanfaatan Keahlian
Kecurangan terhadap laporan keuangan adalah pemanfaatan keahlian seseorang
untuk memperkaya diri melalui penyalahgunaan atau penyalahgunaan sumber
daya atau aset organisasi yang disengaja.
2017 Fraud Examiner Manual (International)

] Kesalahan Penyajian
Fraud adalah tindakan yang disengaja yang mengakibatkan kesalahan penyajian
material dalam Laporan Keuangan yang diaudit
SAS 99: Consideration of Fraud In A Financial Statement Audit

3
Unsur – Unsur Kecurangan (Fraud)

Secara umum, unsur-unsur dari kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan,


adalah :
• Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation).
• dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present)
• fakta bersifat material (material fact)
• dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or
recklessly) untuk tujuan tertentu misalnya menipu
• dilakukan oleh orang-orang dari dalam atau luar organisasi
• dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi
• secara langsung atau tidak langsung merugikan orang
• Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan
(misrepresentation) yang merugikannya (detriment). Kecurangan disini juga
termasuk (namun tidak terbatas pada) manipulasi, penyalahgunaan jabatan,
penggelapan pajak, pencurian aktiva, dan tindakan buruk lainnya yang
dilakukan oleh seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian bagi
organisasi/perusahaan.
• adanya perbuatan melawan hokum
• untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok

4
Aksioma
Aksioma Fraud
Tindakan fraud/kecurangan yang tersembunyi
Kecurangan pada hakikatnya tersembunyi. Tidak ada keyakinan
a absolut untuk memastikan bahwa kecurangan benar-benar terjadi
atau tidak terjadi.
Pembuktian terbalik
Audit terhadap tindak kecurangan menggunakan pendekatan dengan dua
perspektif : (1) Untuk membuktikan bahwa kecurangan terjadi dan buktinya

é harus mencakup upaya untuk membuktikan belum terjadi; (2) Dalam upaya
untuk membuktikan kecurangan yang belum terjadi, bukti juga harus dapat
membuktikan bahwa kecurangan tersebut telah terjadi.

Keberadaan tindak kecurangan


F Auditor tidak harus memberikan opini bersalah atau tidaknya seseorang atau suatu
pihak. Namun, auditor harus mendalilkan suatu teori (bersalah atau tidak) sebagai
upaya pembuktian teori tersebut.

> Predikasi/Dugaan Awal


Predikasi/dugaan awal merupakan suatu kondisi yang mengarahkan seseorang secara wajar,
terlatih secara professional dan bijaksana dalam meyakini bahwa kecurangan telah terjadi,
sedang terjadi atau akan terjadi.

5
FRAUD TRIANGLE

Secara harfiah, arti dari Fraud Triangle adalah segitiga kecurangan.


Potensi kecurangan dalam dunia bisnis dapat terjadi kapan saja selama
ada kesempatan fraud yang tersembunyi.

Fraud Triangle adalah teori yang dikembangkan oleh Donald Ray


Cressey (1953) dalam mengamati penyebab terjadinya kecurangan.
Disebut dengan Fraud Triangle adalah karena dalam proses kecurangan
yang terjadi, ada tiga tahap penting yang memengaruhi seseorang
untuk melakukan kecurangan.
Internal control memegang peran yang sangat penting untuk mencegah adanya peluang fraud pada
perusahaan. Internal control pada perusahaan bisa bersifat preventif atau reaktif.
Salah satu cara preventif adalah melakukan audit pada periode tertentu pada setiap divisi.
kedua, dengan menerapkan regulasi yang ketat namun tetap berpusat pada kepentingan organisasi
dan karyawan. Hal ini dilakukan agar karyawan disiplin dan tetap nyaman bekerja.

Adapun langkah reaktif, menggunakan mekanisme whistleblowing. Langkah ini memang jarang
dilakukan karena sangat berisiko adanya gesekan pada tubuh organisasi perusahaan bahkan untuk
tindak kejahatan yang lebih serius.
Langkah reaktif lainnya adalah melakukan pembinaan dan juga surat peringatan kepada karyawan
bersangkutan.

66
Fraud Triangle Theory

Donald R. Cressey
(1953)
Opportunity
• Kesempatan merupakan suatu
Opportunity keadaan yang bisa datang kapan
Pressure saja. Selain itu, peluang sangat
• Kebutuhan dapat menjadi bergantung pada tingkat
faktor penyebab tindakan FRAUD kedudukan jabatan seseorang.
fraud saat kebutuhan TRIANGLE Semakin tinggi jabatan
seseorang sangat mendesak. seseorang, semakin besar
Pressure Rationalization peluangnya melakukan fraud.
Tuntutan akan pemenuhan
kebutuhan inilah yang • Kesempatan yang timbul karena
kemudian menjadikan terdapat kelemahan
seseorang untuk mengambil pengendalian internal atau
jalan pintas dengan pencegahan atau pendeteksian
melakukan fraud. kecurangan.
Rationalization
• Dapat timbul karena tuntutan
kerja dan dapat berujung Kondisi pelaku untuk mencari
kepada keserakahan sehingga pembenaran atas tindakannya
melakukan kejahatan

7
FRAUD TRIANGLE

1. Tekanan atau Pressure


Tekanan atau pressure ini berhubungan dengan niat seseorang dalam
melakukan kecurangan. Seseorang yang melakukan fraud pasti memiliki
motivasi atau dorongan tersendiri. Misalnya saja seorang karyawan telah
menggelapkan dana perusahaan dan digunakan untuk memenuhi gaya hidup
yang tinggi. Masalah finansial pribadi adalah salah satu tekanan yang paling
besar untuk mendorong seseorang melakukan fraud.
2. Peluang atau Opportunity
Peluang adalah kesempatan seorang pekerja untuk melakukan tindakan kecurangan. Kesempatan
untuk melakukan fraud biasanya disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
• Kontrol dari perusahaan yang masih lemah;
• SOP yang berjalan tidak kondusif;
• Adanya multijob (rangkap jabatan/tugas) pada seorang karyawan;
• Situasi kerja kurang kondusif.
3. Pembenaran (Rationalization)
Ketika tindakan fraud telah terdeteksi, biasanya pelaku akan memberikan alasan yang rasional
sebagai bentuk pembelaan diri. Rasionalisasi ini terjadi untuk menjadikan kesalahan yang terjadi
adalah tindakan yang wajar dilakukan. Contoh alasan yang sering digunakan pelaku fraud adalah, alibi
gaji yang diberikan tidak sesuai dengan keuntungan yang sudah diterima perusahaan.

88
TEKANAN atau PRESSURE
Tekanan keuangan mungkin bisa terjadi karena sifat sebagai berikut:
1. Tamak,
2. Besar pasak dari pada tiang,
3. Terlilit utang,
4. Kebutuhan biaya pengobatan,
5. Kebutuhan uang mendesak,
6. Kerugian keuangan/aktiva pribadi,
7. Penyakit mental, mungkin karena : berjudi, menggunakan obat-obatan
terlarang, dan perilaku seksual yang mahal.
8. Tekanan beban pekerjaan mungkin karena lembur jam kerja yang terlalu lama,
merasa kurang dihargai sesuai prestasi, jenjang karir (career path) yang tidak
jelas dan lain-lain.
Beberapa contoh fraud yang disebabkan karena adanya tekanan, adalah:
1. Seorang karyawan bank memanipulasi laporan keuangan bank dengan melakukan mark up laba bank
menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya karena tekanan pihak manajemen. Mark up laba tersebut
dipergunakan untuk menaikkan citra bank di mata publik dan pemegang saham. Dengan begitu secara tidak
langsung, kinerja karyawan tersebut juga dianggap baik,
2. Seorang pegawai bank melakukan tindak korupsi karena tekanan dari sang istri yang memiliki gaya hidup
mewah,
3. Pegawai bank melakukan rekayasa pendapatan bunga kredit fiktif karena tekanan dari perusahaan untuk
mendapatkan omzet yang tinggi,
4. Kebiasaan buruk seorang karyawan (judi, mabuk-mabukan, dan narkoba) telah menyeretnya untuk
melakukan fraud yaitu dengan menyelewengkan uang perusahaan yang dipercayakan kepadanya.

99
Indikator Fraud

Kondisi keuangan
• Modal tidak memadai
• Kewajiban tinggi Keadaan individu
• Laporan sering
Proses akuntansi terlambat • Perubahan perilaku
• Jarang mengambil cuti
• Pembayaran berulang
tanpa alasan jelas
untuk transaksi yang
sama • Hutang tinggi
• Pengeluaran biaya
meningkat tanpa
dasar yang jelas Kultur organisasi
• Internal audit tidak
berfungsi optimal
• Tidak ada pengaturan
kewenangan

10
Tipologi Fraud

FRAUD TREE – ACFE

Kepentingan • Pemberian didasari oleh • Penyalahgunaan Pelaporan kekayaan/pendapatan bersih di atas


pribadi/kelompok untuk motif tertentu nilai sebenarnya, dengan cara memanfaatkan
• Pencurian
mempengaruhi proses • Tidak secara langsung perbedaan waktu pencatatan, pendapatan fiktif,
pengambilan keputusan mempengaruhi keputusan kewajiban atau biaya yang ditutupi, penilaian aset
bisnis yang akan dilakukan • Pencurian Uang yang tidak wajar, pengungkapan yang tidak wajar
• Pengeluaran Fiktif
• Bersifat off book • Penggelapan Pelaporan kekayaan/pendapatan bersih di bawah nilai sebenarnya,
• Pemaksaan memberikan sejumlah dengan cara memanfaatkan perbedaan waktu pencatatan, pendapatan
• Adanya kesepakatan (non formal) uang atau barang atau bentuk lain
• Cara tidak prosedural, melawan yang dilaporkan lebih rendah dari nilai sebenarnya, kewajiban dan biaya
• Diikuti dengan ancaman fisik atau yang dilaporkan lebih dari nilai sebenarnya, penilaian aset yang tidak
hukum, melanggar norma kekerasan
kepatutan wajar, dan pengungkapan yang tidak wajar

11
Fraud, Tindak Pidana di Bidang Perbankan & Tipibank

FRAUD

Tindak Pidana di Bidang Perbankan


(Tidak hanya mencakup perbuatan yang melanggar UU
Perbankan dan UU Perbankan Syariah, melainkan mencakup
pula perbuatan yang melanggar peraturan lainnya a.l. KUHP,
UU Pemberantasan Tipikor, dan UU PPTPPU)

Tindak Pidana Perbankan


(Perbuatan yang melanggar peraturan
sebagaimana diatur dalam UU Perbankan
dan UU Perbankan Syariah)

* Moch. Anwar

12
Tipibank

UU PERBANKAN (UUP) dan UU PERBANKAN SYARIAH (UUPS)

Ketaatan
Rahasia Pengawasan Kegiatan Pihak Pemegang
Perizinan terhadap
Bank Bank Usaha Bank Terafiliasi Saham
Ketentuan

Pasal Pasal
Pasal 46 Pasal 48 Pasal 49 Pasal 50
47-47A 50A
UUP UUP UUP UUP
UUP UUP

Pasal
Pasal 59 Pasal 62 Pasal 63 Pasal 64 Pasal 65 Pasal 66
60-61
UUPS UUPS UUPS UUPS UUPS UUPS
UUPS

13
Perkreditan/Pembiayaan

1. Pemberian kredit kepada pihak yang sebetulnya tidak menggunakan dana hasil pencairan kredit
(kredit topengan/kredit pinjam nama); termasuk pemecahan plafon kredit dengan menggunakan
nama & identitas pihak lain biasanya dalam rangka menghindari BMPK;
2. Transaksi pemberian fasilitas kredit fiktif (nama & identitas debitur yang telah lunas atau calon
debitur yang pernah mengajukan kredit);
3. Pemberian kredit dengan plafon yang lebih tinggi dari dana hasil pencairan kredit yang sebenarnya
diterima debitur (kredit domplengan);
4. Pelunasan/pembayaran/setoran angsuran kredit yang tidak dicatat untuk kepentingan pribadi atau
menutupi tipologi fraud lainnya a.l penciptaan transaksi kredit fiktif baru, setoran angsuran kredit
debitur lain yang tidak tercatat di dalam pembukuan bank, dsb;
5. Penerimaan uang/imbalan/komisi terkait pemberian kredit.

*Pembiayaan dalam perbankan syariah

14
Perkreditan/Pembiayaan

Proses pemberian fasilitas kredit* tersebut diatas biasanya terdapat fakta antara lain
sebagai berikut:

• Dokumen persyaratan kredit tidak benar;


• Kredit yang tidak sesuai prosedur tahapan pemberian kredit;
• Kredit tanpa dokumen permohonan, analisis, keputusan, dan/atau perjanjian kredit;
• Pelanggaran batas wewenang memutus kredit;
• Pencairan kredit sebelum persyaratan pencairan terpenuhi;
• Kredit dengan agunan yang tidak sesuai ketentuan (mark up nilai agunan, agunan
tidak cukup, agunan fiktif, dll);
• Pengikatan agunan kredit/pembiayaan tidak sesuai ketentuan.

*Pembiayaan dalam perbankan syariah

15
Pendanaan

1. Penarikan atau pencairan tabungan/deposito nasabah tanpa


sepengetahuan nasabah;
2. Sebagian atau seluruh dana setoran dana
deposito/tabungan/ giro tidak dicatat di dalam pembukuan
bank;
3. Setoran deposito/tabungan/giro yang dicatat namun tidak
disertai aliran dana (hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
selisih pada kas secara fisik)

16
Penyalahgunaan Aset

1. Penarikan uang kas yang tidak dicatat dalam pembukuan bank (dapat tercermin
dari selisih kas fisik);
2. Penarikan uang kas tanpa underlying dan dicatat pada pos pengeluaran / biaya
yang tidak semestinya;
3. Rekayasa setoran atau penarikan rekening Antar Bank Aktiva (ABA) yang tidak
dicatat di dalam pembukuan bank;
4. Pengadaan / penyewaan aktiva tetap atau inventaris yang lebih mahal dari harga
pasar (mark up);
5. Penempatan/ Investasi/ PenyertaanDanaBank tidaksesuaidenganketentuanyang berlaku;
6. Pengadaan / Penyewaan aktiva tetap atau inventaris yang lebih mahal dari harga pasar (mark
up);
7. Penjualan/ Penyewaaninventarisyang tidakdicatatataumelanggarketentuan.

17
Lain-Lain

1. Pencatatan biaya yang tidak benar (mark up, fiktif)


2. Pelanggaran Cease and Desist Order (CDO)
3. Penghilangan/pemusnahan dokumen bank tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku

18

Anda mungkin juga menyukai